PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG LAUT PERAIRAN PULAU BINTAN MENGGUNAKAN GRAMMATICAL EVOLUTION

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI CURAH HUJAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GRAMMATICAL EVOLUTION

IMPLEMENTESI ALGORITMA GRAMMATICAL EVOLUTION MENGGUNAKAN STEADY STATE UNTUK PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG LAUT

PREDIKSI CURAH HUJAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GRAMMATICAL EVOLUTION

PERAMALAN HARGA DINAR DI INDONESIA MENGGUNAKAN GRAMATICAL EVOLUTION

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Implementasi Algoritma Weighted Moving Average Pada Fuzzy EAs Untuk Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

PREDIKSI TIME SERIES TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN EVOLUTION STRATEGIES

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

PENERAPAN TEKNIK KLASIFIKASI PADA SISTEM REKOMENDASI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

OPTIMASI HASIL PREDIKSI KETERSEDIAAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Metode Penelitian

Lingkup Metode Optimasi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT

PREDICTION OF AGRICULTURAL COMMODITIES PRICE USING HYBRID RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK WITH GENETIC ALGORITHM

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Metode Hybrid Algoritma Genetika Dan Algoritma Koloni Semut

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

Prediksi Data Time Series Tingkat Inflasi di Indonesia dengan Menggunakan Differential Evolution

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex...

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI CURAH HUJAN MENGGUNAKAN HYBRID PARTIALLY CONNECTED FEEDFORWARD NEURAL NETWORK (PCFNN) DAN NESTED GENETIC ALGORITHM (GA)

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG

DINAMISASI PARAMETER ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POPULATION RESIZING ON FITNESS IMPROVEMENT FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHM (PROFIFEA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prediksi Harga Saham Dengan Metode Fuzzy Time Series dan Metode Fuzzy

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PERBANDINGAN MODEL CHEN DAN MODEL CHENG PADA ALGORITMA FUZZY TIME SERIES UNTUK PREDIKSI HARGA BAHAN POKOK

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

SISTEM PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO)

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JADWAL MENGAJAR ASISTEN LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

PENJADWALAN KAPAL PENYEBERANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES

Penerapan algoritma evolution strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PRODUKSI JILBAB

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MINIMASI GALAT PADA METODE PERAMALAN ARIMA

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

Course Scheduling System Using Genetic Algorithm

Transkripsi:

PREDIKSI KETINGGIAN GELOMBANG LAUT PERAIRAN PULAU BINTAN MENGGUNAKAN GRAMMATICAL EVOLUTION Lydia Wati Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji Email : Lydia.umrah@gmail.com Nerfita Nikentari, S.T, M.Cs Dosen Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji Email : private.niken@gmail.com Nola Ritha, S.T., M.Cs Dosen Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji Email : nola_ritha@yahoo.com ABSTRAK Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan dilaut, salah satu faktor pemicunya ialah gelombang. Ketinggian Gelombang laut tiap harinya tidak menentu, berdasarkan data tunggal ketinggian gelombang sebelumnya yang diperoleh dari BMKG kota Tanjungpinang dari tanggal 3 Februari sampai dengan 7 Desember 2015, maka dilakukan pencarian fungsi prediksi optimal untuk meprediksi data ketinggian gelombang menggunakan algoritma grammatical evolution. Algoritma ini memiliki beberapa tahapan diantaranya ialah representasi individu yang dilakukan dengan mendefinisikan grammar Backus Naur Form (BNF). Dari pendefinisian grammar tersebut akan dilakukan proses translansi yang berfungsi mengubah genotype menjadi phenotype sehingga akan diperoleh fungsi untuk prediksi. Penentuan fungsi prediksi akan dilakukan beberapa kali pengujian dengan kombinasi ukuran generasi 50, ukuran populasi 50 dan 80, probabilitas crossover(pc) 0,7, 0,8 dan 0,9 serta probabilitas mutasi(pm) 0.1, 0.2 dan 0.3. Performansi yang diperoleh 99,72% dari fungsi optimal berdasarkan kombinasi dengan ukuran populasi 80, probabilitas crossover(pc) 0,9 dan probabilitas mutasi(pm) 0,2. Kata Kunci : Prediksi, Gelombang, Grammatical evolution 1

ABSTRACT Many factors lead to accidents at sea, one of the trigger factor is the waves. The wave height of the sea each day uncertain, based on a single data wave heights previously obtained from BMKG Tanjungpinang city from February 3 until December 7, 2015, then conducted a search function to find the optimal predicted wave heights data using grammatical evolution algorithm. This algorithm has several phases of which is the representation of individuals by defining grammar Backus Naur Form (BNF). From the definition of grammar will do translansi process that serves to change the genotype into a phenotype that will be obtained for the prediction function. Determination of prediction will be performed several times testing with the combination of the size of the generation of 50, population size of 50 and 80, crossover probability (Pc) 0.7, 0.8 and 0.9 as well as the probability of mutation (Pm) 0.1, 0.2 and 0.3. Performance obtained 99.72% of the optimal functions based on the combination with a population size of 80, the probability of crossover (Pc) 0.9 and the probability of mutation (Pm) 0.2. Keywords : prediction, wave, grammatical evolution. I. PENDAHULUAN Pulau Bintan terletak antara 00 Lintang Utara 1 20 Lintang Selatan dan 104 00 Bujur Timur 108 30 Bujur Barat. Pulau Bintan merupakan pulau terbesar di Kepulauan Riau, dimana pulau ini memiliki luas daratan yang lebih kecil dibandingkan luas perairan nya yang mencapai 98,51% dari luas daratan. Perairan di pulau ini memiliki peran yang cukup penting dalam berbagai aspek kehidupan misalnya sebagai sarana transportasi menuju pulau-pulau sebrang yang berbatasan dengan laut. Cuaca dan iklim yang tidak beraturan akan mempengaruhi sarana transportasi laut, yang mengakibatkan tertundanya keberangkatan kapal serta terjadinya kecelakan ditengah laut. Dalam hal ini pembahasan faktor cuaca khusunya ketinggian gelombang lebih diprioritaskan, dikarenakan mempengaruhi keamanan dan keselamatan diatas laut. Untuk mengetahui ketinggian gelombang di perairan pulau Bintan dapat dilakukan dengan cara prediksi berdasarkan data-data yang telah lalu dengan tujuan untuk mendapatkan pola data yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian masa depan. Metode prediksi ini dinamakan dengan prediksi time series. Agar menemukan pola data yang dibutuhkan diperlukan metode yang tepat berdasarkan data yang telah lalu atau data historis (Annisa, 2015). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annisa (2015), mengenai prediksi curah hujan dengan menggunakan Grammatical Evolution. Penelitian tersebut menghasilkan performansi prediksi untuk parameter curah hujan dengan seleksi survivor generational replacement 70,67% sedangkan pada seleksi survivor steady state yaitu 74,35%. Penelitian lainnya juga menggunakan Grammatical Evolution untuk memprediksi harga dinar di Indonesia, yang dilakukan oleh Wibowo pada tahun 2010. Performansi dalam penelitiannya menghasilkan prediksi yang terbaik dengan error sebesar 1.07%. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan melakukan penelitian mengenai prediksi ketinggian gelombang menggunakan algoritma Grammatical Evolution. Data yang digunakan mengacu pada data masa lampau ketinggian gelombang per hari, untuk menetukan hari berikut nya atau H+1. 2

II. KAJIAN LITERATUR A. Kajian Terdahulu Annisa (2015) melakukan penelitian mengenai prediksi curah hujan satu bulan kedepan (M+1) menggunakan algoritma grammatical evolution. Menggunakan data curah hujan bulanan wilayah Soreang yang diambil dari BMKG Bandung selama sepuluh tahun (2003-2012). Hasil yang didapat pada penelitian ini berkisar 60% hingga 75% dalam memprediksi curah hujan M+1, walaupun nilai hasil prediksi belum mendekati nilai sebenarnya, namun pola yang dihasilkan dapat mengikuti pola data aktual. Wibowo (2010) mengimplementasikan algoritma grammatical evolution dalam peramalan harga dinar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan perbandingan grammar dengan karateristik sinusoid dan terhadap data prediksi harga dinar pada kondisi stabil dan fluktuatif. Setiap skenario akan diuji coba menggunakan parameter generasi sebanyak 400, jumlah populasi 50, probabilitas crossover 0,8 dan probabilitas mutasi 1/jumlah gen. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ialah untuk data stabil grammar 1 lebih baik dibandingkan dengan grammar 2 sedangkan untuk data fluktuatif kebalikannya, grammar 2 lebih baik dibanding grammar 1. Dengan begitu untuk pembagian data memiliki pengaruh pada pembentukan fungsi yang dihasilkan. Nhita (2015) melakukan penelitian yang berjudul Comparative study of grammatical evolution and adaptive neurofuzzy inference system on rainfall forecasting in Bandung. Penelitian ini menggunakan data curah hujan di Bandung yang didapat melalui BMKG kota Bandung selama 10 tahun (2003-2012). Hasil prediksi yang ditunjukan menggunakan grammatical evolution (GE) ialah 70,76% dengan menggunakan peforma generational replacement, 74,35% untuk GE yang menggunakan steady state dan 80% untuk ANFIS. B. Landasan Teori a. Prediksi Prediksi merupakan proses yang melibatkan perilaku atau fenomena tertentu pada masa depan. Proses prediksi umumnya dikelompokan kedalam tiga kelas diantaranya jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Prediksi jangka panjang berfokus pada memprediksi nilai-nilai yang tidak diketahui dengan periode beberapa menit, jam atau hari. Sedangkan prediksi menengah berfokus pada periode bulanan dan prediksi jangka panjang dapat mencakup satu atau beberapa tahun (Amsa dkk., 2012). b. Teknik data time series Menurun Render dkk, dalam Hansun (2012) analisis data time series proses mendapatkan hasil prediksi berdasarkan nilai pada masa lampau dan / kesalahan dalam prediksi. Analisi data time series bertujuan mengidentifikasikan komponen faktor yang dapat mempengaruhi nilai dalam deret data, sehingga dapat digunakan untuk meprediksi jangka panjang maupun jangka pendek. Gambar 1. Perbandingan Biology dan GE 3

c. Mean absolute percentage error (MAPE) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) merupakan rata-rata kesalahan persentase absolut dari suatu peramalan (Priscasera, 2015). MAPE = n X t F t t=1 100% X t n Dengan : Xt = Nilai data periode ke-t Ft = Nilai ramalan periode ke-t n = banyaknya data d. Grammatical Evolution Menurut penelitian (Ryan dkk., 1998) Grammatical evolution merupakan algoritma berbasis evolusi yang bersifat arbitrary language artinya dapat dilakukan pendefinisian suatu tata bahasa (grammar) yang telah disepakati sesuai dengan kebutuhan atau yang diinginkan (Chennupati, 2015), grammar yang biasa digunakan dalam GE yaitu Backus Naur Form (BNF). GE merupakan salah satu algoritma EAs (Evolutionary Algorithms), dimana algoritma ini berbasis evolusi didunia nyata yang mana individu yang kuat yang akan bertahan. Berikut ini merupakan perbandingan representasi individu pada GE dengan sistem biologi yang terdapat di alam (Suyanto, 2008). Berikut ini kompenen yang terdapat dalam algoritma GE (Yao J dkk, 2015). 1. Grammar BNF dalam GE berfungsi untuk merepresentasikan individu, sebagai suatu aturan produksi dalam memecahkan masalah. 2. Proses grammatical untuk melakukan pendefinisian individu dengan cara mentranslansi kromosom berdasarkan grammar BNF yang telah didefinisikan, serta menggunakan operator duplicate dan prune jika dibutuhkan. 3. Setelah didapati fungsi dari BNF, maka dilakukan pencarian fungsi fitness. 4. Individu yang telah memiliki nilai fitness akan diproses menggunakan operator genetik. Operator genetik (evolusi) ini diantaranya : a. Seleksi orang tua b. Crossover (Rekombinasi) c. Mutasi d. Seleksi survivor e. Backus naur form (BNF) Algoritma GE menggunakan mapping proses sederhana untuk mengkonversi genotypes menjadi phenotypes, genotypes memiliki panjang string 8 bit yang disebut codon dan diubah menjadi bilangan integer dalam range 1 255 (Chennupati, 2015). Ketika memilih algoritma GE untuk pemecahan suatu masalah, langkah awal yang harus dilakukan terlebih dahulu ialah mendefinisikan grammar BNF. Berikut ini contoh pendefinisian grammar BNF (Chennupati, 2015). Gambar 2. Komponen GE Adapun penjelasan dari komponen tersebut ialah (Kita E dkk, 2012) : Gambar 3.Contoh definisi grammar BNF 4

Setiap akan memilih aturan produksi dalam BNF berdasarkan nilai integer yang didapatkan maka harus dilakukan dengan rumus dibawah ini (Chennupati, 2015). oleh Lenore Blum, Manuel Blum, dan Michael Shub pada tahun 1986 (Lietara, 2009). Berikut ini langkah-langkah dalam algoritma blum blum shub yang digambarkan kedalam flowchart : f. Representasi individu Pada grammatical evolution, suatu individu dapat langsung direpresentasikan ke dalam kromosom yang berupa bilangan integer. Untaian angka integer ini kemudian ditranslasi menggunakan production rules sehingga dapat menghasilkan program atau fungsi. Berikut merupakan penjelasan mengenai bagaimana proses menerjemahkan individu menjadi suatu fungsi (Wibowo, 2010). 255 158 108 46 147 212 129 180 242 151 Gambar 4.Contoh Individu GE Tabel berikut mengilustrasikan secara lengkap translasi kromosom berdasarkan production rules pada gambar 3 diatas. Tabel 1. Proses translansi kromosom g. Blum blum shub Blumb blumb shub generator merupakan algoritma pembangkit bilangan acak yang cukup sederhana, diperkenalkan Gambar 5. Flowchart blum blum shub (Waruwu, 2016) Algoritma ini digunakan untuk menginisialisasi populasi pada proses algoritma grammatical evolution untuk menentukan nilai tiap-tiap gen. F. Proses grammatical evolution Tahapan dalam evolusi algoritma GE sama halnya seperti algoritma genetika atau genetic programming. Ide dasar algoritma evolusi ialah inisialisasi populasi dan evaluasi fitness, jika solusi telah ditemukan proses evolusi menghentikan operator genetic dan menghasilkan generasi berikutnya. Proses ini akan berulang sampai solusi telah didapatkan atau sampai kondisi yang ditentukan telah selesai (Chennupati, 2015). Berikut ini adalah siklus tahapan proses pengerjaan algoritma Grammatical Evolution : 1. Inisialisasi populasi Pada proses Inisialisasi Populasi, akan dibangkitkan kromosom-kromosom 5

sejumlah ukuran populasi. Di mana setiap kromosom berisi sejumlah gen hasil pembangkitan bilangan acak integer positif. Panjang setiap kromosom tidak tetap, melainkan berbeda-beda antara satu dan yang lainnya, namun dibatasi dengan parameter maksimal jumlah gen. Sehingga, dalam satu populasi, panjang kromosom yang dapat terbentuk adalah dalam range [1, maksimal jumlah gen] (Wibowo, 2010). 2. Dekode Kromosom Tahapan ini mengubah individu/kromosom atau solusi atau fungsi menggunakan production rule yang didefinisikan dalam grammar BNF. Jika kromosom dinyatakan tidak valid, maka dilakukan duplicate. Jika fungsi kromosom sudah dapat dihasilkan sebelum semua gen digunakan, maka dilakukan prune pada gen yang tidak digunakan (Suyanto, 2008). 3. Evaluasi Individu Evaluasi individu digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi dan nilai fitness berdasarkan solusi yang telah di hasilkan dari proses dekode kromosom (Annisa, 2015). Karena prediksi curah hujan ini masuk ke dalam permasalahan minimasi, maka rumus nilai fitness yang digunakan adalah: N K = 1 N z z i=1 Dengan : N = jumlah keseluruhan data prediksi z = data hasil prediksi z*= data yang sebenarnya Dengan rumus K sebagai berikut : 1 f = (K + b) 4. Terminasi Proses terminasi akan terjadi jika evolusi telah mencapai nilai generasi terakhir. Jika belum mencapai generasi terakhir, maka akan dilakukan tahapan selanjutnya (Agusta, 2016). 5. Elitisme Elitisme berfungsi untuk menggandakan dua individu yang memiliki nilai fitness tertinggi dari semua jumlah populasi, hal ini dilakukan agar solusi terbaik yang pernah dicapai tidak hilang (Annisa, 2015). Kromosom yang terpilih dalam metode elitisme ini tidak melewati urutan proses seperti seleksi, crossover, dan mutasi, tetapi kromosom yang terpilih akan menggantikan secara langsung kromsom pada generasi selanjutnya, yang memiliki nilai fitness paling kecil. 6. Seleksi orangtua Proses ini merupakan proses pemilihan pasangan individu untuk dijadikan orangtua berdasarkan nilai fitness-nya. Proses ini berdasarkan seleksi alam dengan memberikan kesempatan pada individu yang memiliki fitness tinggi untuk berkembang biak. Dalam pemorgraman, individu-individu yang terpilih untuk berkembang biak atau sebagai individu orang tua akan diletakan di mating pool (Yu Xinjie dkk., 2010). Salah satu contoh metode seleksi orang tua ialah : a. Roulette wheel selection Algoritma ini menirukan permainan roulette wheel dimana masing-masing kromosom menempati porongan lingkaran pada roda roulette secara proporsional berdasarkan nilai fitness nya (Suyanto, 2008). Langkah-langkah dalam menggunakan metode ini ialah (Oradele, dkk., 2013): 1) Hitung total nilai fitness pada semua anggota populasi (individu) F total = F 1 + F 2 + F 3 + + F n 2) Hitung probabilitas masing-masing individu. Fprob i = F i / F total 3) Hitung probabilitas kumulatif 6

4) Acak bilangan dalam range [0, 1], sebanyak individu, individu yang dipilih sesuai dengan probabalitas yang dihasilkan. 7. Crossover Operator crossover dalam algoritma GE sama dengan algoritma GA (genetika). Perkawinan silang atau rekombinasi (crossover) dilakukan pada dua kromosom untuk menghasilkan kromosom anak (offspring). Kromosom anak yang terbentuk akan mewarisi sebagian sifat kromosom induknya. Prinsip dari perkawinan silang ini adalah melakukan operasi pada gen gen yang bersesuaian dari dua induk untuk menghasilkan individu baru. Proses perkawinan silang ini dipengaruhi oleh probabilitas perkawinan silang (Pc). Crossover memiliki beberapa metode yaitu crossover satu titik, crossover n titik dan crossover seragam (Suyanto, 2008). 8. Mutasi Sama halnya dengan crossover, operator mutasi pada GE juga memiliki teknik yang sama pada GA. Proses mutasi mengubah salah satu atau lebih beberapa gen dari suatu kromosom, mutasi memiliki beberapa metode diantara mutasi random, yang dilakukan dengan cara menentukan gen yang akan dimutasi nilai gen tersebut akan ditukar berdasarkan nilai random positif integer (Suhartono,2015). Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan proses mutasi (Suhartono, 2015).: a) Menentukan probabilitas mutasi (Pm), Pm mengendalikan operator mutasi pada setiap generasi dengan peluang mutasi yang digunakan lebih kecil dibandingkan probabilitas crossover. b) Bangkitkan nilai acak dengan range []. Jika bilangan acak < Pm maka akan dilakukan proses mutasi. c) Hitung total gen yang terdapat pada tiaptiap anggota populasi. d) Hitung berapa banyak jumlah mutasi yang akan dilakukan e) Bangkitkan nilai acak sebanyak total gen. 9. Seleksi survivor Seleksi survivor merupakan proses penggantian kromosom menggunakan salah satu dari kedua metode seleksi survivor, yaitu Generational Replacement atau Steady State. Pada Generational Replacement, seluruh kromosom baru hasil tahap CrossOver dan mutasi menggantikan seluruh kromosom lama tanpa memperhatikan usia dan nilai fitness-nya. Sedangkan pada metode Steady State, tidak semua kromosom diganti, hanya dilakukan pada sejumlah kromosom yang memiliki nilai fitness terburuk. Proses ini dimulai dengan memilih sejumlah M kromosom untuk diletakkan ke dalam Mating Pool. Kemudian, M kromosom orangtua dalam Mating Pool dipasangkan secara acak sehingga dihasilkan M/2 pasangan orangtua. Selanjutnya, setiap pasangan di CrossOver berdasarkan probabilitas Pc yang telah ditentukan. Proses ini menghasilkan M kromosom baru yang akan menggantikan M kromosom lama (Suyanto, 2008). III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dengan baik oleh pihak pengumpul data primer Data ini 7

umumnya berbentuk catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Pada penelitian ini data yang diperoleh dari BMKG kota Tanjungpinang berupa data ketinggian gelombang per hari dari tanggal 3 Februari sampai dengan 7 Desember 2015. B. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi pustaka. Digunakan sumber pustaka yang relevan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu mengumpulkan sumber pustaka berupa buku, jurnal dan skripsi. Dari sumber pustaka tersebut akan dijadikan landasan untuk menganalisis permasalahan. C. Metode Pengembangan Sistem Pada tahap pengembangan sistem terdiri dari proses - proses yang terstruktur yaitu : analisa kebutuhan, desain sistem, penulisan kode program, pengujian program, penerapan program dan pemeliharaan. Metode pengembangan ini dikenal dengan model Waterfall menurut Sommerville (Diana, 2015). IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI A. Perancangan Sistem Prediksi Ketinggian Gelombang Dalam proses analisis perancangan ini akan dipaparkan dalam bentuk flowchart dimana menjelaskan alur sistem prediksi ketinggian gelombang secara umum dan sebagai gambaran awal proses perancangan aplikasi dengan menggunakan grammatical evolution. Gambar 5. Flowchart deskripsi sistem Proses prediksi ketinggian gelombang ini menggunakan 308 data, dimana data yang digunakan dari tanggal 3 Februari s/d 7 Desember 2015. Data training sebanyak 179 data yang dimulai pada tanggal 3 Februari 2015 sampai 31 Juli 2015. Dan untuk data testing sebanyak 129 data yang dimulai dari 1 Agustus 2015 sampai 7 Desember 2015. Data diperoleh dari Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Tanjungpinang. Parameter inputan dalam sistem ini berupa jumlah generasi, ukuran populasi, mating pool, probabilitas crossover dan probabilitas mutasi. Selanjutnya data akan diproses menggunakan grammatical evolution, dimana pada proses ini dilakukan sejumlah tahapan. Adapun tahapan tersebut digambarkan dalam flowchart dibawah ini: Gambar 6. Flowchart proses GE 8

B. PERANCANGAN ALUR SISTEM Perancangan sistem dengan data flow diagram (DFD) digunakan untuk mengetahui alur aplikasi prediksi ketinggian gelombang yang akan dibangun. a. Data Flow Diagram level 0 C. IMPLEMENTASI a. Form login Gambar 6. Alur sistem DFD level 0 Gambar 9. Implementasi form login b. Form utama b. Data Flow Diagram level 1 Gambar 10. Implementasi form utama c. Form data admin Gambar 7. Alur sistem menggunakan DFD level 1 c. Data Flow Diagram level 2 Proses 2 Gambar 11. Implementasi form add user d. Form prediksi Gambar 8. Alur sistem menggunakan DFD level 2 proses 2 Gambar 12. Implementasi form prediksi tab grammatical 9

menggunakan parameter evolusi yaitu probabilitas crossover (Pc) dan probabilitas mutasi (Pm) dengan ukuran populasi kisaran 80 dan 80 seperti pada tabel berikut Tabel 2. Kombinasi parameter pengujian yang digunakan Gambar 13. Implementasi form prediksi tab hasil prediksi training Gambar 14. Implementasi form prediksi tab hasil prediksi testing Gambar 15. Implementasi form prediksi tab prediksi H+1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Skenario Pengujian Data Pada skenario pengujian ini menggunakan seleksi survivor generational replacement, dengan No Uk. gen Uk. Pop Pc Pm 1 2 0.7 0,2 3 0.3 4 5 50 50 0,8 0,2 6 0,3 7 8 0,9 0,2 9 0,3 10 12 0.7 0,2 13 0.3 14 15 50 80 0,8 0,2 16 0,3 17 18 0,9 0,2 19 0,3 20 21 0.7 0,2 22 0.3 23 24 50 100 0,8 0,2 25 0,3 26 27 0,9 0,2 28 0,3 Berdasarkan tabel 32 akan dilakukan lima kali observasi pada tiap-tiap parameter yang dikombinasikan. Terminasi akan terjadi jika proses algoritma GE telah mencapai jumlah maksimum individu yang dievaluasi. 10

B. Hasil Pengujian Tabel 4. Hasil pengujian testing Pengujian dilakukan dengan menghitunh error dengan menggunakan MAPE (Mean Absolute Percentage Error). Berikut ini hasil observasi untuk masingmasing parameter yang telah ditentukan : Tabel 3. Hasil pengujian training Berdasarkan observasi yang telah dilakukan untuk pencarian fungsi prediksi terbaik, dapat dilihat pada tabel 31 dan 32. Hasil performansi terbaik berdasarkan hasil percobaan data training terdapat pada kombinasi ke 18 dimana ukuran populasi 80, Pc 0,9 dan Pm 0,2. Sedangkan untuk percobaan dengan data testing terdapat pada kombinasi ke 18 dengan ukuran populasi 80, Pc 0.9 dan Pm 0,2. Rata-rata galat yang dihasilkan cukup kecil yaitu 0,280% sehingga performansi yang dihasilkan 99,72%. Penentuan ukuran populasi, Pm dan Pc mempengaruhi performansi yang 11

dihasilkan. Semakin besar ukuran generasi mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil sangat lama. Sedangkan untuk ukuran populasi jika semakin besar maka beberapa individu memiliki variasi nilai fitness yang lebih tinggi dibandingkan individu yang lain dan peluang terjadinya konvergensi prematur sangat kecil. Berikut ini digambarkan dalam grafik hasil pengujian dengan performansi terbaik : Gambar 16. Perbandingan data aktual dan data prediksi Perbandingan data aktual (testing) dan hasil prediksi tidak begitu jauh, mendekati nilai sebenarnya. Hasil prediksi bergantung dengan fungsi yang diperoleh, dikarenakan algoritma ini bersifat acak maka untuk memperoleh hasil yang optimum dibutuhkan observasi dengan jumlah yang cukup banyak. Data aktual ketinggian gelombang ini bersifat linier, sehingga untuk memperoleh nilai prediksi yang mendekati nilai aktual tidak terlalu sulit, kesalahan prediksi yang dihasilkan pun berkisaran 0 dan tidak melebihi 1. Dari keseluruhan skenario observasi yang dilakukan, berikut ini fungsi optimum yang terbaik yang telah di dapatkan. ( 1 * x1 ) * ( 1 + ( 0.5 - x3 ) * Fungsi ( 0.9 * ( 0.3 * x3 ) * ( 0.8 * optimum y6 ) ) ) Gambar 17. Fungsi optimum Dari hasil fungsi optimum yang diperoleh, maka dapat digunakan untuk memprediksi ketinggian gelombang H+1 selama tujuh hari kedepan, yang dimulai dari tanggal 8 Desember sampai dengan 14 Desember 2015. Tabel 5. Prediksi ketinggian gelombang H+7 Tanggal Ketinggian gelombang (m) 8 Desember 2015 1.249830 9 Desember 2015 1.245019 10 Desember 2015 1.244863 11 Desember 2015 1.244564 12 Desember 2015 1.244502 13 Desember 2015 1.244180 14 Desember 2015 1.219276 VI. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah : 1. Implementasi algoritma grammatical evolution dapat digunakan untuk memprediksi tinggi gelombang. 2. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan performa dalam memprediksi ketinggian gelombang dengan tingkat akurasi 99,72%. 3. Dengan menggunakan fungsi optimum yang didapat melalui hasil observasi, data ketinggian gelombang untuk tujuh hari kedepan dapat di prediksi berdasarkan data sebelumnya. 12

B. Saran Adapun saran yang terkait dalam penelitian ini ialah : 1. Diharapkan menyertakan variabelvariabel yang terkait dalam menentukan tinggi gelombang untuk penelitian selanjutnya. 2. Menggunakan lebih dari satu grammar BNF untuk melihat grammar BNF mana yang paling sesuai dalam menghasilkan fungsi yang optimal. 3. Menggunakan metode seleksi orang tua selain roulette wheel, penggunaan metode selain dua titik potong untuk proses crossover, penggunaan mutasi selain metode pertukaran nilai gen berdasarkan nilai acak serta seleksi survivor selain generational replacement. DAFTAR PUSTAKA Amsa, Mohammad.G., bin ameer., A.M., dan Aibinu, M.J.E., Salami, dam Wasiu, B., 2012, A review of forecasting review, Proceedings on the International Conference on Artificial Intelligence (ICAI), http://search.proquest.com/, 6 Januari 2017 Agusta, Z.P., 2016, Implementasi Algoritma Weighted Moving Average pada Fuzzy Evolutionary Algorithm (Fuzzy EAs) untuk Peramalan Kalender Masa Tanam Berbasis Curah Hujan, Skripsi, Universitas Telkom, Bandung. Annisa, S., 2015, Prediksi Curah Hujan Menggunakan Algoritma Grammatical Evolution, Skripsi, Universitas Telkom, Bandung. Chennupati, G., 2015, Grammatical evolution + Multi-cores = Automatic parallel programming, Thesis, Universitas of Limerick Institusional Repository https://ulir.ul.ie/, 8 Januari 2017. Dempsey, I., O Neill, M., dan Brabazon, A., 2009, Foundations in Grammatical Evolution for Dynamic Environments, Springer. Hansun, S., 2012, Peramalan data IHSG menggunakan fuzzy time series, Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems, hlm 79, https://journal.ugm.ac.id, 8 Januari 2017. Kita, E., dan Sugiura, H., 2012, Application of advanced grammatical evolution to function identification problem, Internasional journal of Evolution Equation,http://search.proquest.co m/, 9 Januari 2017. Nhita, F., Adiwijaya, Sheila, S., dan Sekar, K., 2015, Comparative Study of Grammatical Evolution and Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System on Rainfall Forecasting in Bandung, International Conference on Information and Communication Technology (ICoICT 2015), Hlm 6-10, http://toc.proceedings.com/, 8 Maret 2016. Rianawati. A., dan Mahmudy W.F., 2015, Implementasi Algoritma Genetika Untuk optimasi Komposisi Makanan Bagi Penderita Diabetes Mellitus, DORO: Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 5, no. 14, http://wayanfm.lecture.ub.ac.id/, 10 Oktober 2016 Suhartono, E., 2015, Optimasi penjadwalan mata kuliah dengan algoritma genetika (Studi kasus di AMIK JTX Semarang), INFOKAM, Nomor II, http://jurnal.amikjtc.com, 11 Januari 2017. Suyanto, 2008, Evolutionary Computation Komputasi Berbasis Evolusi dan Genetika, Informatika, Bandung. 13

14