BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

ANALISA METODE DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA DI PT. SAGATEKNINDO SEJATI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

Lampiran i. Jadwal Penelitian Nov Des Jan Feb Mar Apr. Tahapan Penelitian Pengajuan Proposal Skripsi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui. kesimpulan yang berlaku secara umum.

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

Hasil Output SPSS 16.0 For Windows

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perbankan Syariah di Indonesia. Muamalat Indonesia, yang berdiri pada ttahun Berdirinya bank ini

TAHUN TOTAL RATAAN

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. : Amelia Agnehs NPM :

PENGARUH ROA, ROE DAN NPM TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bunga dan inflasi selama kurun waktu Februari sampai dengan Desember 2009.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Perhitungan Dana Pihak Ketiga Unit Usaha Syariah Di Indonesia Periode Oktober 2014 April 2016 (a) Giro (Rp) (b) Tabungan (Rp)

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB VI PENUTUP. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa upah mempunyai pengaruh yang signifikan

LAMPIRAN. Jenis Kelamin

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERUBAHAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan ROA perusahaan Telekomunikasi di BEI No Kode

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Luas Panen Padi (Ha) Harga Beras (Rp/kg)

LAMPIRAN. 1. Data Bank Umum Syariah. Sukuk Ritel (dalam jutaan) Ukuran Perusahaan DPK. Bagi Hasil (dalam jutaan) Suku Bunga.

Lampiran 1 Kode Nama Emiten Tanggal IPO No. Saham

OUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF. Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 25 71,4 71,4 71, ,6 28,6 100, ,0 100,0

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Regresi Linear Sederhana (Tunggal)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN DATA PERUSAHAAN. EVA (Rp) EVA (Rp) EVA (Rp)

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

Sena Aradea Manajemen Ekonomi 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV ANALISIS DATA. Sebelum melakukan analisa data, maka data yang diperoleh dari mengenai keluhan dan. Tabel 4.1 Data Keluhan dan Tingkat Hunian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

bebas yang diberi simbol X. Data selisih kurs diperoleh dari Laporan

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB IV IMPLEMENTASI RISET PEMASARAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) Tabel 4.1 Hasil Survey HARGA HARGA BULAN RENCANA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

LAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo

DAFTAR PUSTAKA. Assauri, Sofjan Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi, Fakultas. Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Analisis Penerapan International Financial Report Standards. Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk. : Irma Nuarti NPM :

Lampiran 1. Data Produksi Karet (kg/bulan) Kebun Sei Baleh Estate pada Tanaman Berumur 7, 10 dan 13 Tahun Selama 3 Tahun ( )

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya, dengan demikian diperlukah juga

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PT. ANTAM, TBK. PERIODE TAHUN

Nama : Bayu Aprian NPM : Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

KUESIONER PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, SALURAN DISTRIBUSI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA OPPO SMARTPHONE

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj.

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH

Lampiran 1. Keadaan Harga Kubis di Kabupaten karo pada Januari 2014 Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Metode Penelitian, Bandung: Alfabeta. Calmeadow Jurnal Ekonomi. Universitas Gunadarma

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode )

Transkripsi:

44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Penetapan Harga 4.1.1 Faktor-faktor penetapan harga Dalam Pelaksanaan strategi penetapan harga pada PT. Sagateknindo Sejati banyak sekali faktor yang dipertimbangkan, baik faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. 1. Faktor Internal Perusahaan a. Tujuan pemasaran perusahaan Perusahaan dalam menetapkan harga mempunyai beberapa tujuan yaitu maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas dan mengatasi persaingan. Tabel di bawah ini memperlihatkan beberapa jenis produk yang memberikan profit yang tinggi. Tabel 4.1 Daftar Harga Produk Dengan Profit Tinggi Customer Customer Saga Qty Cost Price Total Profit No. Name Code Code (Unit) (Rp.) (Rp.) Profit (Rp.) 1 PT. M W 393-02 EYELET 3X4.5 BR 240,000 25.0 36.3 31.1% 2,712,000 2 PT. M W 431-02 PW 6X9X0.5 BRNI 48,000 62.0 110.0 43.6% 2,304,000 3 PT. M W 1524 SCR 4X13 BRNI 69,000 140.0 195.0 28.2% 3,795,000 4 PT. M W 10626 SRK 3.1X2.8 BRNI 75,000 335.0 424.6 21.1% 6,720,000 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Oktober 2003

45 Selain ada beberapa produk yang menderita kerugian, juga ada beberapa produk yang memberikan profit yang tinggi, yaitu produk spesial yang tidak terdapat pada perusahaan pesaing sehingga perusahaan dapat menutupi kerugian yang ada. Tujuan mengambil profit yang tinggi juga untuk maksimalisasi keuntungan. Perusahaan setiap kali memberikan penawaran harga selalu dicantumkan rate / kurs Dollar yang dipergunakan dalam perhitungan. Hal tersebut dikarenakan bahan baku yang dipergunakan untuk produksi dihitung dalam USD dan juga untuk jenis produk impor. Jadi perusahaan harus segera memberikan penawaran harga yang baru atau merevisinya apabila terjadi perubahan kurs USD yang signifikan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya melakukan pendekatan kepada semua pihak yang terlibat dalam pemesanan order pada perusahaan pelanggan. Pendekatan secara pribadi mempunyai efek yang sangat besar untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Selain itu perusahaan juga memberikan pelayanan yang lebih maksimal, pengiriman yang tepat waktu, dan kualitas produk yang terjamin. Sebuah produk tidak mungkin memenangkan persaingan di semua bagian pasar. Oleh karena itu sebuah produk perlu memilih pasar tertentu sebagai sasarannya. Sebelum melaksanakan strategi penetapan harga, perusahaan terlebih dahulu mensegmentasikan pasar, menentukan pasar sasaran, menentukan posisi pemasaran. Pasar sasaran yang dituju PT. Sagateknindo Sejati adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang otomotif, elektronik, dan furnitur. Dan perusahaan memposisikan produknya sebagai memberikan harga yang kompetitif / murah.

46 b. Biaya Perusahaan dalam menetapkan harga juga sangat memperhatikan aspek biaya, namun kadangkala perusahaan dalam menetapkan harga bisa lebih rendah daripada biaya (rugi). Kejadian itu bukan dikarenakan departemen pemasaran perusahaan lalai dalam menetapkan harga, melainkan sebaliknya. Perusahaan mempunyai pertimbangan dalam menetapkan harga tersebut demi kelangsungan hidup hidup perusahaan dan mengatasi persaingan. Berikut ini penulis sajikan data beberapa jenis produk yang mengalami kerugian. Tabel 4.2 Daftar Harga Produk Yang Dijual Rugi Customer Customer Saga Cost Price Total Loss No. Name Code Code Qty (Unit) (Rp.) ( Rp.) Loss (Rp.) 1 PT. M SK 303-01 BMK 3X6.5 NI - 150,000 37.5 36.3 3.3% 180,000 2 PT. M SK 406-03 BMK 4X8 NI - 480,000 58.0 56.1 3.4% 912,000 3 PT. M SK 310-02 BMN 3X4.3 NI 60,000 39.0 38.5 1.3% 30,000 4 PT. M SK 410-02 BMN 4X8 NI (D8) 240,000 64.5 63.8 1.1% 168,000 5 PT. M SK 304-03 BMP 3X4.3 NI * 60,000 31.5 30.8 2.3% 42,000 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Oktober 2003 2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Persaingan Perusahaan dalam memasarkan produknya sering menjumpai beberapa jenis produk yang juga diproduksi oleh perusahaan pesaing, maka dalam menetapkan harga jual perusahaan wajib memperhatikan harga produk pesaing dengan melakukan peninjauan lapangan. Informasi mengenai harga jual pesaing dan syarat pembayaran dapat diperoleh dari pelanggan maupun orang dalam perusahaan pesaing yang sering kali disebut spionase. Dalam hal ini penawaran

47 harga yang akan diberikan tidak berdasarkan Mark-up 10%, tetapi berdasarkan harga yang berlaku atau menurut keadaan, dimana perusahaan dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah sedikit daripada pesaing. Dibawah ini disajikan contoh penetapan harga beberapa jenis produk dan perbandingannya dengan harga produk pesaing. Tabel 4.3 Daftar Perbandingan Harga Jual PT. Sagateknindo Sejati Dengan Perusahaan Pesaing (Rupiah) Customer Customer Saga Price (Rp.) No. Name Code Code PT. Saga PT. N.A.I 1 PT. M SK 402 01 SMP 4X5 MC 14.3 15.0 2 PT. M SK 402 02 SMP 4X8 MC 14.3 15.5 3 PT. M SK 409-01 SMH 4X12 MC 23.1 23.5 4 PT. M SK 411 01 SMB 4X6 MC 15.4 16.0 5 PT. M SMN 4X6 SMN 4X6 MC 18.7 19.0 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Oktober 2003 Sasaran strategi harga yang ditetapkan pada PT. Sagateknindo Sejati berorientasi pada hasil penjualan. Perusahaan mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk yang dihasilkan. Keuntungan memiliki pangsa pasar yang besar antara lain : efiensi biaya produksi dengan meningkatnya skala ekonomi, menikmati posisi terbesar dari pertumbuhan pasar, dijadikan sebagai standar oleh konsumen untuk produk-produk sejenis, dan terakhir dijadikan acuan oleh para pesaing. Dari sekian jenis produk yang dijual ada beberapa yang menderita kerugian tetapi secara keseluruhan masih mendapatkan keuntungan. Agar dapat menjadi

48 pemasok tetap perusahaan mempertahankan keadaan tersebut. Beberapa jenis produk yang mengalami kerugian tersebut umumnya dikarenakan pelanggan mendapatkan penawaran harga dari perusahaan pesaing untuk produk tersebut lebih rendah atau pemasok baru yang ingin menjadi salah satu pemasok tetap pada perusahaan pelanggan. Untuk itu perusahaan bersedia menderita kerugian dengan menurunkan harga jual atau menyesuaikan harga dengan harga yang diberikan perusahaan pesaing agar pesaing tidak memasuki wilayah yang telah diduduki perusahaan. Pada umumnya perusahaan pelanggan PT. Sagateknindo Sejati telah mendapatkan sertifikat ISO dan mereka menggunakan sistem kontrak kerja dengan perusahaan pemasok. Oleh sebab itu perusahaan berusaha mempertahankan hubungan tersebut sebagai pemasok tetap. Tujuan lain dari penetapan harga yang kompetitif ini adalah untuk mendapatkan market share yang lebih besar dari pesaing bahkan bila memungkinkan mendapatkan market share 100% dari perusahaan pelanggan dan untuk mendapatkan pelanggan yang baru sehingga volume penjualan dapat ditingkatkan. b. Unsur-unsur eksternal lainnya Perusahaan juga mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi. Pada tahun 1997 kondisi ekonomi sedang terpuruk, sehingga menurunnya daya beli dan naiknya harga bahan baku menyebabkan perusahaan mengambil kebijakan harga denagn menaikkan harga yang sesuai dengan kondisi yang berlaku pada saat itu demi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan ini penulis sajikan juga data volume penjualan pada PT. Sagateknindo Sejati antara tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 bertujuan untuk mengetahui perkembangan tingkat penjualan yang terjadi berdasarkan strategi penetapan harga yang telah dilakukan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

49 Tabel 4.4 Perkembangan tingkat penjualan Jan 1999 s/d Des 2003 (Unit) BULAN 1999 2000 2001 2002 2003 JAN 1,137,392 3,072,815 21,369,438 10,275,349 16,688,002 FEB 1,425,485 3,773,248 16,947,412 14,529,172 16,863,521 MAR 2,995,969 8,838,895 17,394,990 18,212,734 17,844,616 APR 3,121,807 9,787,459 16,961,388 18,476,459 21,557,840 MEI 3,241,474 6,688,956 16,447,172 23,862,319 22,830,595 JUN 3,828,860 6,581,136 21,802,432 19,201,795 23,398,012 JUL 3,780,217 12,142,411 17,393,514 21,942,302 22,586,991 AGT 4,144,647 12,299,666 16,181,261 17,998,192 26,446,706 SEP 4,900,692 11,725,248 18,740,198 16,774,369 22,242,903 OKT 7,462,506 12,440,419 12,431,170 17,996,513 24,531,649 NOV 4,561,726 14,427,772 6,258,238 19,877,432 DES 2,803,092 12,206,062 5,451,275 13,347,911 TOTAL 43,403,866 113,984,087 187,378,488 212,494,547 214,990,835 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003

50 Tabel 4.5 Perkembangan tingkat penjualan Jan 1999 s/d Des 2003 (Rupiah) BULAN 1999 2000 2001 2002 2003 JAN 80,490,989 512,786,950 114,647,398 624,757,297 1,190,030,032 FEB 87,940,950 487,496,126 239,461,084 981,404,903 1,296,246,137 MAR 188,779,688 468,173,451 491,711,305 1,170,945,819 1,302,977,385 APR 214,794,190 527,381,429 445,588,791 1,240,680,715 1,667,346,945 MEI 284,207,892 447,895,120 442,180,726 1,465,022,808 1,624,138,761 JUN 301,953,646 637,587,910 429,360,009 1,215,105,739 2,189,553,995 JUL 332,931,085 580,273,452 704,929,004 1,377,696,264 1,999,713,633 AGT 300,438,674 530,502,356 773,777,226 1,272,963,113 2,196,710,728 SEP 384,992,495 599,149,234 793,544,286 1,246,939,173 1,954,302,926 OKT 408,217,014 490,858,267 851,344,509 1,410,651,016 1,990,786,363 NOV 298,901,794 217,397,950 918,278,954 1,576,214,588 DES 226,521,665 209,081,558 788,929,656 1,041,373,466 TOTAL 3,110,170,082 5,708,583,803 6,993,752,948 14,623,754,901 17,411,806,905 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003 Dari tabel di atas dapat kita lihat pada awal tahun 1999 hingga pertengahan tahun 1999 pejualan masih rendah dikarenakan masih terkena dampak krisis moneter dan kerusuhan yang melanda Indonesia pada tahun 1997 sehingga banyak pelanggan PT. Sagateknindo Sejati yang sudah tidak beroperasi lagi. Pada pertengahan tahun 1999 perusahaan mulai dapat berjalan normal seperti semula, penjualan dalam unit telah menunjukkan angka yang hampir sama seperti sebelum terjadi krisis, tetapi penjulan dalam rupiah menunjukkan peningkatan yang sangat tajam dibandingkan sebelum krisis dikarenakan terdepresiasinya rupiah terhadap USD. Setelah mengalami masa sulit selama krisis, perlahan-lahan perusahaan akhirnya berhasil menaikkan volume penjualan, mulai pertengan tahun 1999 hingga akhir

51 tahun 2001. Hal ini dapat membuktikan bahwa strategi penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Sagateknindo Sejati selama ini dapat meningkatkan volume penjualan. Dan berikut ini tabel volume pembelian PT. M dalam unit dan rupiah dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Tabel 4.6 Volume Penjualan PT. M Tahun 2000 s/d Tahun 2003 Tahun Unit Rupiah 2000 3.885.120 96.398.547 2001 5.180.160 183.616.281 2002 6.475.400 276.530.544 2003 8.145.582 405.251.449 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003 Dari tabel di atas penulis dapat melakukan analisa, sebagai berikut : 1. Pada tabel 4.1 dapat dilihat perusahaan menetapkan harga dengan tujuan maksimisasi laba. 2. Pada tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan harga PT. Sagateknindo Sejati dengan perusahaan pesaing yang menunjukkan bahwa harga yang diberikan kepada PT. M sangat kompetitif. 3. Pada tabel 4.4 dan 4.5 dapat dilihat meningkatnya penjualan dari tahun 1999 s/d 2003 dikarenakan perubahan metode dan strategi penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Sagateknindo Sejati dan diiringi juga dengan pulihnya kondisi perekonomian secara perlahan-lahan. 4. Pada tabel 4.6 dapat dilihat kenaikan volume pembelian PT. M dari tahun 2000 ke tahun 2001 sebesar 47.5% dan dari tahun 2001 ke tahun 2002 sebesar 33.6% dan dari tahun 2002 ke tahun 2003 sebesar 31.7%.

52 Perusahaan memberikan penawaran harga kepada pelanggan berdasarkan sample maupun drawing yang diberikan, yaitu dengan menambahkan biaya mark-up 10% dan biasanya pelanggan akan menawar harga tersebut dan membandingkannya dengan harga produk pesaing sehingga terjadilah negosiasi harga. Dengan demikian maka harga jual yang disetujui nantinya mempunyai biaya mark-up yang bervariasi. Harga jual yang ditetapkan sudah termasuk ongkos kirim untuk wilayah jabotabek, hal ini untuk memperoleh bisnis yang diinginkan. Pada saat ini perusahaan pelanggan PT. Sagateknindo Sejati ada sebanyak 235 pelanggan dan jenis produk yang dijual ada sebanyak 1538 jenis. Karena jenis produknya sangat banyak maka penulis hanya dapat memberikan data beberapa jenis produk untuk dibahas. 4.1.2 Analisis SWOT Kenaikan volume penjualan tidak hanya dipengaruhi oleh harga jual suatu produk, banyak faktor yang mempenaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Dengan ini maka penulis menggunakan analisa dari segi kualitatif (SWOT) untuk menganalisa situasi perusahaan secara keseluruhan, sebagai berikut : 1. Strenght (Kekuatan) a. Harga yang kompetitif. Harga jual yang diberikan oleh perusahaan dapat bersaing di pasar bilamana ada perusahaan pesaing yang memberikan harga lebih murah kepada pelanggan, maka perusahaan akan menurunkan harganya sehingga pelanggan akan tetap setia, bahkan kadang ada yang dijual rugi untuk memenuhi permintaan pelanggan, contohnya jenis produk yang terdapat pada tabel 4.2

53 b. Produk spesial yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya produk spesial ini maka perusahaan dapat mengambil profit yang tinggi untuk memaksimalkan keuntungan, contohnya jenis produk yang terdapat pada tabel 4.1 Produk spesial ini tidak terdapat pada perusahaan pesaing. 2. Weakness (Kelemahan) Perusahaan belum memiliki sertifikat ISO sedangkan perusahaan pesaing telah memiliki Sertifikat ISO 9001 & 9002 yang menjamin kualitas produk dan manajemen perusahaan mereka. 3. Opportunity (Kesempatan) a. Pasar masih terbuka luas di dalam negeri. Segmen pasar yang dimasuki oleh perusahaan hanya perusahaan yang bergerak dibidang otomotif, elektronik, dan furnitur, masih banyak segment pasar yang dapat dimasuki oleh perusahaan. Wilayah pemasaran perusahaan terutama sekitar Jabotabek, pelanggan yang berada di luar daerah masih sangat sedikit, oleh sebab itu perusahaan masih dapat memperluas wilayah pemasarannya. b. Memasuki pasar luar negeri. Selama ini perusahaan hanya menjual produknya di dalam negeri dan belum memasuki pasar luar negeri. 4. Threat (Ancaman) a. Perusahaan baru yang sejenis. Perusahaan baru yang sejenis, biasanya mereka memberikan harga yang lebih murah guna mendapatkan pelanggan. Dengan demikian perusahaan harus lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan dan dalam memberikan pelayanan. b. Keadaan negara yang tidak aman. Kebanyakan pelanggan merupakan PMA murni, bila negara tidak aman seringkali pelanggan menarik investasinya dari Indonesia, sehingga perusahaan akan kehilangan pelanggan.

54 c. Produk impor membanjiri pasar. Bila produk impor membanjiri pasar dalam negeri degan harga murah maka perusahaan akan sulit mengatasi perang harga tersebut bahkan dapat kehilangan pelanggan. 4.2 Metode dan Strategi Penetapan Harga 4.2.1 Metode Penetapan Harga Dalam menetapkan harga, PT. SAGATEKNINDO SEJATI pada dasarnya menggunakan metode markup pricing, dimana perusahaan telah menentukan dasar dalam bentuk persentase untuk menentukan harga awal. Tabel 4.7 Daftar Harga Awal PT. LG Refrigerator COST PRICE No. LGR P/N. SAGA CODE REMARK 01-Jul-03 10-Jul-03 PROFIT 1 DA-5J04010A BTB 4X12 MC LOKAL 29.5 37.0 20% 2 4J00382C PW 10X16X1 SUS IMPORT 70.5 88.0 20% 3 DA-5J04001B SMN 4X10 MC D9T0.8 LOKAL 31.2 39.0 20% 4 4J04238A SRK 4.8X50 MC LOKAL 142.6 179.0 20% 5 J351-00016B STB 4X10 MC LOKAL 32 40.0 20% 6 DA-5J04007A STT 4X12 MC LOKAL 35.4 44.0 20% 7 J351-00004K STW 5X16 UC LOKAL 78.9 99.0 20% 8 J351-00004L STW 6X16 MC LOKAL 118 147.0 20% Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003

55 Namun ketika produk tersebut sudah berjalan, setelah beberapa waktu kemudian perusahaan akan menggunakan metode penetapan harga berbasis persaingan, dimana perusahaan akan menurunkan harga produk yang disebabkan adanya permintaan dari konsumen atau dapat juga disebabkan pesaing menurunkan harga. Tabel 4.8 Daftar Harga PT. LG Refrigerator 1 Nov 03 COST PRICE No. LGR P/N. SAGA CODE REMARK 01-Jul-03 01-Nov-03 PROFIT 1 DA-5J04010A BTB 4X12 MC LOKAL 29.5 35.00 16% 2 4J00382C PW 10X16X1 SUS IMPORT 70.5 80.000 12% 3 DA-5J04001B SMN 4X10 MC D9T0.8 LOKAL 31.2 36.0 13% 4 4J04238A SRK 4.8X50 MC LOKAL 142.6 165.0 14% 5 J351-00016B STB 4X10 MC LOKAL 32 38.0 16% 6 DA-5J04007A STT 4X12 MC LOKAL 35.4 40.0 12% 7 J351-00004K STW 5X16 UC LOKAL 78.9 90.0 12% 8 J351-00004L STW 6X16 MC LOKAL 118 135.0 13% Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003 4.2.2 Strategi Penetapan Harga Strategi yang dilakukan oleh PT. SAGATEKNINDO SEJATI adalah strategi penetapan harga fleksibel yaitu memberikan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang sama, dengan pertimbangan untuk memaksimalkan laba jangka panjang.

56 Tabel 4.9 Daftar Perbedaan Harga Terhadap Produk Sama di Beberapa Perusahaan No. Nama Barang PT. NATIONAL GOBEL PT. POLYTRON PT. LG PT. SHARP PT. MASPION 1 BTP 3X10 ZK 23 22 19 24 20 2 PTT 3X12 ZK 26 24 23 26 22 3 PW 3X8X0.8 ZK 20 20 22 25 24 4 PW 4X10X1 MC 25 21 23 26 20 5 STW 5X16 UC 85 87 90 95 100 6 TSAT 4X10 MC 30 32 34 35 33 7 TSAT 4X12 MC 33 33 36 37 35 8 TSAT 4X14 MC 38 35 38 39 37 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Desember 2003 Perusahaan juga menggunakan strategi harga tunggal bagi perusahaan yang menjadi subcont dari perusahaan utama dan perusahaan utama guna menghindari terjadinya konflik harga yang akan menyebabkan pelanggan beralih ke pesaing. Tabel 4.10 Daftar Harga Tunggal Antara Perusahaan Utama dengan Perusahaan Subcont No. Nama Barang PT. LG PT. DAESOUNG PT. SHOWPLA PT. OKI 1 PTT 3X12 ZK 23 23 23 23 2 PW 3X8X0.8 ZK 22 22 22 22 3 PW 4X10X1 MC 23 23 23 23 4 TSAT 4X10 MC 34 34 34 34 5 TSAT 4X14 MC 38 38 38 38 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Desember 2003

57 4.3 Analisa Terhadap Volume Penjualan PT. Sagateknindo Sejati berusaha memberikan harga yang kompetitif kepada pelanggan yang kadang kala produk tersebut harus dijual rugi, maka untuk menutupi kerugian tersebut perusahaan mengambil profit yang tinggi untuk jenis produk spesial yang tidak dimiliki pesaing. Menetapkan profit yang tinggi pada beberapa jenis produk juga untuk maksimalisasi keuntungan dan untuk mencapai profit on sales yang diharapkan yaitu sebesar 10% tahun ini dan harga yang kompetitif diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Dalam pembahasan analisa penetapan harga terhadap volume penjualan. Penulis mengambil data beberapa pelanggan PT. Sagateknindo sejati untuk dianalisa. Tujuan analisa ini adalah untuk membuktikan bahwa harga jual PT. Sagateknindo Sejati mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan. Berikut ini adalah data purchase order untuk produk TSAT 4X10 MC dari beberapa pelanggan di bulan Oktober 2003.

58 Tabel 4.11 Purchase Order Produk TSAT 4X10 MC NO. CUSTOMER NAME PRICE (Rp.) QUANTITY (UNIT) AMOUNT (Rp.) 1 PT. AEI (DAST / Refrigerator) 37 20,000 740,000 2 PT. DAIKIN 37 15,000 555,000 3 PT. HIT (POLYTRON) 32 150,000 4,800,000 4 PT. JVC 36 30,000 1,080,000 5 PT. KIRIN 33 80,000 2,640,000 6 PT. LG 34 240,000 8,160,000 7 PT. MASPION 33 200,000 6,600,000 8 PT. MATSUSHITA 31 130,000 4,030,000 9 PT. MECOINDO 32 100,000 3,200,000 10 PT. METBELOSA 30 135,000 4,050,000 11 PT. NATIONAL 30 300,000 9,000,000 12 PT. PEC 34 200,000 6,800,000 13 PT. PGE 36 50,000 1,800,000 14 PT. PJI (ANTENNA) 33 65,000 2,145,000 15 PT. PLE (DAST A/C) 34 18,000 612,000 16 PT. SAMSUNG 35 40,000 1,400,000 17 PT. SANYO 31 270,000 8,370,000 18 PT. SHARP 35 320,000 11,200,000 19 PT. TOA 36 140,000 5,040,000 20 PT. TOSHIBA 34 170,000 5,780,000 Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Desember 2003 4.3.1 Deskriptive Statistics Tabel 4.12 Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Volume Penjualan 133650.0000 96886.4093 20 Harga 33.6500 2.1831 20 Sumber : Output SPSS Rata-rata volume penjualan (dalam jumlah data 20 pelanggan) adalah 133650.0000 dengan standard deviasi adalah 96886.4093. Standard deviasi adalah batas penyimpangan yang terdiri dari batas atas 133650.0000 + 96886.4093 = 230536.4093, dan batas bawah 133650.0000 96886.4093 = 36763.5907.

59 Rata-rata harga (dalam jumlah data 20 pelanggan) adalah 33.6500 dengan standard deviasi adalah 2.1831. Standard deviasi dengan batas atas 33.6500 + 2.1831 = 35.8331 dan batas bawah 33.6500 2.1831 = 31.4669. 4.3.2 Correlations Pearson Correlation Tabel 4.13 Correlations Quantity Harga Volume Penjualan 1.000 -.484 Harga -.484 1.000 Sig. (1-tailed) Volume Penjualan..015 Harga.015. N Volume Penjualan 20 20 Harga 20 20 Sumber : Output SPSS 4.3.2.1 Analisa Korelasi Harga Terhadap Penjualan Besar hubungan antara variabel harga dengan variabel jumlah penjualan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0.484 dengan α sebesar 1.5%, hal ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara harga dengan volume penjualan. Arah hubungan yang negatif (tidak positif pada angka 0.484) dan ternyata hubungan tersebut signifikan karena α dibawah 5%. 4.3.3 Model Summary Tabel 4.14 Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1.484.234.192 87113.5514 a Predictors: (Constant), Harga Sumber : Output SPSS

60 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : Angka R Square (koefisien determinasi ganda) adalah 0.234 yang dalam hal ini berarti 23.4%, Volume penjualan dapat dijelaskan oleh variabel harga, sedangkan sisanya 76.6% dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya. 4.3.4 Coefficients Tabel 4.15 Coefficients Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 856242.408 308669.043 2.774.013 Harga -21473.771 9154.645 -.484-2.346.031 a Dependent Variable: Volume Penjualan Sumber : Output SPSS Dari tabel diatas dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut : Y = 856242.408 21473.771x Dari persamaan regresi diatas diketahui bahwa intercept adalah positif sebesar 856242.408, artinya bahwa jika tidak ada faktor harga maka volume penjualan adalah sebesar 856242.408. Pengaruh ini signifikan karena tingkat α sebesar 0.031 atau 3,1% yang berarti lebih kecil dari 5%, sehingga dari persamaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika harga turun, maka Y (volume penjualan) akan bertambah, begitu juga sebaliknya apabila harga naik maka Y (volume penjualan) akan berkurang secara signifikan. Atau dapat diartikan apabila harga turun 1 rupiah, maka volume penjualan akan naik sebesar 21473.771, begitu juga sebaliknya apabila harga naik 1 rupiah, maka volume penjualan akan turun sebesar 21473.771.