REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

2017/04/10 07:20 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan SELAMAT HARI NELAYAN NASIONAL KE-57

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 1 PENGUATAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN TANGKAP (PUMP-PT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam PDB (Produk Domestik Bruto) nasional Indonesia. Kontribusi sektor

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia dimana dua pertiga wilayahnya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 9/PUU-X/2012 Tentang Peserta Jaminan Sosial, Jaminan Kecelakaan dan Jaminan Hari Tua

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. baik (good governance). Menurut Thoha dalam Jurnal Pendayagunaan Aparatur

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedua didunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Indonesia. Lembaga penyelenggara jaminan sosial nasional bertujuan memberikan

9 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH): ANTARA PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PENGENTASAN KEMISKINAN

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Provinsi Jambi memiliki sumberdaya perikanan yang beragam dengan jumlah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

YANG SENDIRIAN TEROMBANG-AMBING

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT

Penjelasan Teknis Penyusunan Naskah Konsep Bandar Lampung 2012

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan

QUO VADIS JAMKESDA KULON PROGO? Drg. Hunik Rimawati, M.Kes

PENDIDIKAN ALTERNATIF: UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PESISIR Oleh: Nanang Martono

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Penataan Kota dan Permukiman

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sudah menjadi kodrat manusia untuk hidup dengan bersosialisasi dalam

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASURANSI PENDIDIKAN: ALTERNATIF PENDANAAN PENDIDIKAN. Caroline Paskarina 1

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah Illegal unreported and unregulated (IUU) fishing merupakan masalah global yang

6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Rancangbangun hukum pulau-pulau perbatasan merupakan bagian penting dari ketahanan negara.

Transkripsi:

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) BALAI BESAR BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014

MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN RINGKASAN Nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan. Kondisi usaha yang tidak pasti dan ditambah dengan menurunnya kondisi sumberdaya membuat nelayan seringkali tidak mendapatkan hasil yang mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Permasalah lain yang dihadapi oleh nelayan adalah tingginya resiko kecelakaan kerja. Frekuensi badai dan gelombang besar dirasa semakin sering dirasakan oleh nelayan. Hal ini juga telah membawa kerugian pada aset usaha khususnya kapal yang rusak terhantam gelombang. Oleh karena itu diperlukan kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nelayan baik yang bersifat protektif maupun promotif. Kebijakan protektif bertujuan untuk melindungi keluarga nelayan pada saat kehilangan pendapatan pada saat cuaca buruk, kecelakaan kerja yang menyebabkan hilangnya waktu kerja baik temporal atau permanen (cacat atau meninggal) maupun pada saat memasuki masa pensiun. Kebijakan yang bersifat promotif bertujuan untuk memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi nelayan dan generasi penerusnya. Kebijakan ini dititikberatkan pada peningkatan skill dan pengetahuan sehingga memperbesar kemungkinan mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Beasiswa anak nelayan dan berbagai pelatihan merupakan contoh langkah yang dapat ditempuh PENDAHULUAN Nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang tergolong dalam kategori kelompok miskin. Hal ini disebabkan salah satunya oleh kondisi usaha yang relatif tidak menentu. Pada saat paceklik nelayan seringkali harus menjual barangbarang pribadinya demi menyambung hidup dan mereka juga harus meminjam uang kepada para juragan yang menyebabkan mereka terikat secara struktural dalam suatu sistem usaha patron-klien. Pada beberapa tahun terakhir kondisi usaha perikanan tangkap semakin sulit dan tidak pasti akibat menurunnya sumberdaya ikan dan perubahan iklim. Hal ini menimbulkan permasalahan tentang masa depan keberlanjutan pendapatan nelayan. Tidak hanya itu, usaha untuk mensejahterakan nelayan yang menjadi amanat pemerintah juga semakin jauh dari kenyataan. Untuk itu diperlukan sebuah langkah kebijakan untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut karena bila dibiarkan akan menyebabkan kemiskinan nelayan semakin parah sehingga peran negara dalam menyejahterakan warganya tidak tercapai. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi adalah dengan menerapkan prinsip human rights approach dalam manajemen perikanan tangkap. Secara umum pendekatan ini digunakan untuk menjawab kerentanan masyarakat perikanan dalam rangka memberikan jaminan terhadap kesejahteraan [1]. 1 MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN BALAI BESAR

PERLUNYA SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN Ancaman Ketidakpastian Usaha Terhadap Pendapatan Nelayan Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha perikanan tangkap laut sangat berfluktuasi cukup tajam. Hal ini berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh nelayan dimana pada waktu-waktu tertentu berada dibawah kebutuhan pengeluaran bulanan rumah. Pada masa yang akan datang juga terjadi kecenderungan untuk semakin menurun yang diduga disebabkan oleh kondisi wilayah penangkapan yang sudah memasuki fase over fishing. Kondisi usaha penangkapan diperparah dengan semakin meningkatnya intensitas angin dan gelombang besar yang membuat nelayan tidak dapat melaut. Perbandingan penerimaan antara tahun 2010 dan 2012 menunjukkan rata-rata penurunan penerimaan sebesar 17%. Sementara biaya usaha yang dikeluarkan mengalami kenaikan sebesar 13%. Fluktuasi pendapatan perbulan juga menunjukkan kondisi usaha yang semakin sulit diprediksi. Rata-rata rentang perubahan nilai tertinggi dan terendah NTN mencapai 97,2 poin. Hasil temuan diatas mengindikasikan adanya ancaman yang kuat bagi keberlangsungan usaha perikanan tangkap dimasa yang akan datang. Nelayan semakin sulit menangkap ikan sehingga dapat mengancam keberlangsungan sumber penghidupan mereka. Pada sisi lain nelayan sulit keluar dari ketergantungan terhadap sumberdaya perikanan. Anak nelayan memiliki kecenderungan untuk mengikuti jejak orang tua mereka sebagai nelayan. Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan keterampilan anak nelayan sehingga kesempatan bersaing dalam pekerjaan diluar perikanan rendah. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah yang bertekad mengurangi dan memutus mata rantai kemiskinan nelayan. Sistem jaminan sosial sebagai implementasi amanat UUD 1945 dan perlindungan hak asasi manusia Deklarasi human right 1948 menegaskan pentingnya sekuritas sosial yang harus diupayakan oleh setiap orang dimuka bumi. Ekonomi merupakan salah satu aspek yang menjadi perhatian utama karena menyangkut dengan pemenuhan kebutuhan hidup dasar manusia. Undang-undang dasar negara RI pasal 27 ayat 2 juga menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi 2 MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN BALAI BESAR

kemanusiaan. Bahkan dalam UU 1945 amandemen ditegaskan dalam pasal 28H ayat 1 bahwa setiap orang berhak mendapatkan jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Atas dasar tersebut maka selayaknya pemerintah memiliki kebijakan untuk melindungi masyarakat melalui suatu program khusus. Srilanka dan Negara Bagian Kerala, India merupakan contoh bagaimana pemerintah memberikan perlindungan terhadap nelayan melalui program sekuritas sosial untuk sektor kelautan dan perikanan. Sistem jaminan sosial selama ini masih menggantungkan pada sistem tradisional yang melekat pada hubungan patron-klien. Pada saat sulit nelayan dapat meminjam uang kepada patron untuk memenuhi kebutuhan usaha dan hidupnya sebagai suatu strategi adaptasi sosial ekonomi [2] [3]. Sistem jaminan nasional yang dimiliki oleh pemerintah belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. program yang resmi diluncurkan pada Januari 2014 ini baru melingkupi 123 juta jiwa atau 47,8% (data sampai dengan Juni 2014). Sistem ini sendiri masih sangat terbatas pada layanan kesehatan dasar sehingga masih banyak yang belum tertangani dan belum memperhatikan kebutuhan khusus seperti pada sektor perikanan tangkap. MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN Sistem jaminan sosial untuk nelayan perlu diperkuat untuk menjaga keberlangsungan penghidupan masyarakat nelayan ditengah ketidakpastian kondisi usaha perikanan. hal ini dilakukan melalui dua cara yaitu memperkuat sistem perlindungan kesejahteraan keluarga nelayan dan sistem peningkatan kualitas hidup keluarga nelayan. Sistem Perlindungan Kesejahteraan Keluarga Nelayan Kebijakan proteksi bertujuan untuk memberikan perlindungan pada saat nelayan kehilangan sumber pendapatan akibat cuaca buruk, kecelakaan kerja yang menyebabkan cacat dan kematian dan tidak sanggup berusaha karena usia lanjut. Kebijakan ini dapat diturunkan menjadi dua program utama yaitu : 1. Asuransi usaha dan kecelakaan kerja Jenis asuransi ini diberikan untuk jenis-jenis kerugian sebagai berikut : 3 MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN BALAI BESAR

a. Penggantian kerugian terhadap kerusakan kapal akibat badai dan gelombang besar b. Jaring pengaman pendapatan yang diberikan pada saat nelayan tidak dapat melaut pada satu kurun waktu tertentu secara berturut-turut akibat cuaca buruk. (minimal 2 minggu untuk nelayan dengan lama trip kurang dari 3 hari dan minimal 2 bulan untuk nelayan dengan lama trip kurang dari 14 hari) c. Jaring pengaman pendapatan bagi keluarga nelayan yang kehilangan pendapatan akibat kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian atau cacat keseluruhan atau cacat sebagian yang menyebabkan kehilangan fungsi dalam melakukan penangkapan ikan. d. Asuransi kecelakaan kerja yang diberikan pada nelayan yang mengalami kecelakaan pada saat melakukan penangkapan ikan. Asuransi ini merupakan pengembangan dari program yang sudah ada yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) 2. Asuransi jaminan hari tua Usaha nelayan merupakan pekerjaan yang memerlukan kerja secara fisik yang secara otomatis berkurang pada saat nelayan memasuki usia lanjut. Oleh karena itu banyak nelayan yang mulai berhenti melaut ketika memasuki usia 60 tahun. Pada sektor swasta, jaminan hari tua diatur melalui asuransi ketenaga kerjaan. Namun hal ini belum diatur pada sektor perikanan yang merupakan sektor informal. Padahal nelayan umumnya tidak memiliki tabungan yang bisa digunakan untuk menyambung hidup dihari tua. Ketentuan asuransi jaminan hari tua dapat mengacu pada Departemen Perikanan Kerala India yang menentukan syarat sebagai berikut [4] : a. Asuransi mulai dapat diklaim saat nelayan telah berusia 60 tahun atau lebih. b. Telah bekerja sebagai nelayan minimal selama 10 tahun c. Merupakan nelayan yang telah bermukim pada tempat yang sama minimal 1 tahun d. Rata-rata pendapatan tahunan tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. Prasyarat pelaksanaan kebijakan ini adalah tersedianya data base nelayan yang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan mekanisme 4 MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN BALAI BESAR

pendaftaran mandiri kepada petugas yang dipersiapkan pada tingkat kabupaten/kota. Skema pendanaan juga dapat dikembangkan melalui partisipasi dana publik dan subsidi pemerintah. Partisipasi dana publik dipungut tahunan bersamaan dengan pengurusan administrasi keikutsertaan dalam program yang bersifat sukarela. Sistem Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Nelayan Lingkaran kemiskinan nelayan merupakan masalah yang belum terpecahkan. Namun rantai ini bisa diputus dengan cara memotong salah satu rantai yaitu pendidikan dan keterampilan. Pendidikan pada masyarakat nelayan saat ini sangat rendah dimana hanya berpendidikan SD ke bawah mencapai 75% dan hanya 12% saja yang sampai ke jenjang SLTA. Selain pendidikan kemiskinan juga ditandai dengan kondisi tempat tinggal yang jauh dari standard hidup layak. Oleh karena itu kebijakan ini dapat terdiri dari program-program sebagai berikut : a. Beasiswa Anak Nelayan Anak nelayan harus mendapatkan jaminan untuk mengikuti pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Program ini terintegrasi dengan program wajib belajar yang sudah ada seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). Pemberian beasiswa anak nelayan memberi keuntungan lebih bagi anak nelayan seperti mendapatkan uang saku bulanan sebagai insentif khusus. Lebih lanjut beasiswa dapat ditujukan bagi anak nelayan berprestasi sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi agar memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Strategi ini akan efektif untuk mengurangi jumlah nelayan pada daerah-daerah yang telah kelebihan jumlah nelayan dan telah mengalami over fishing. b. Sanitasi dan Perumahan Nelayan Salah satu indikator kemiskinan masyarakat berdasarkan MDGs adalah sanitasi yang layak. Sanitasi merupakan hal penting karena dapat menjadi penyebab tersebarnya berbagai jenis penyakit. Pada masyarakat perikanan masalah buruknya sanitasi menyebabkan rawannya masyarakat terkena penyakit diare dan penyakit perut lainnya. Oleh karena itu program pengadaan air bersih dan penataan kawasan pemukiman nelayan penting untuk dilakukan. 5 MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN BALAI BESAR

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Kesimpulan : - Pendapatan nelayan semakin tidak menentu akibat perubahan kondisi sumberdaya dan perubahan iklim - Nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat miskin yang berhak mendapatkan perlindungan dari negara agar dapat hidup secara layak Rekomendasi : - Perlindungan Kesejahteraan Keluarga Nelayan Melalui Asuransi Usaha dan Kecelakaan Kerja Serta Asuransi Jaminan Hari Tua - Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Nelayan Melalui Pemberian Beasiswa Nelayan dan Perbaikan Sanitasi dan Perumahan Nelayan DAFTAR PUSTAKA [1] Allison E.H, B. D. Ratner, B. Asgard, R. Willmann, R Pomeroy, J. Kurien. 2012. Rights-based fisheries governance: from fishing rights to human rights. Fish and Fisheries. Vol. 13 (2012), P. 14 29. Blackwell Publishing Ltd. DOI: 10.1111/j.1467-2979.2011.00405.x [2] Benda-Beckman, FV. 2001. Jaminan Sosial dan Manajemen Sumberdaya Alam: Refleksi Kompleksitas Normatif di Indonesia dalam Benda-Beckman, FV, KV Benda- Beckman dan J Koning. 2001. Sumberdaya Alam dan Jaminan Sosial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta [3] Fatriyandi N. P. 2005. Sumberdaya Dan Jaminan Sosial di Masyarakat Nelayan Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis. Prosiding Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. [4] Kurien J. and A. Paul. 2001. Social Security Nets for Marine and Fisheries. Working Paper No. 318. Centre for Development Studies Thiruvananthapuram. PENULIS REKOMENDASI Andrian Ramadhan, MT dan tim Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Email : iansosek30@yahoo.com 6 MEMPERKUAT SISTEM JAMINAN SOSIAL NELAYAN BALAI BESAR