BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITAN

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengolahan data tersebut. Hasil pengolahan data ini selanjutnya akan

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. A. Deskripsi Objek Penelitian. melibatkan beberapa variabel dependen yaitu Value Added Capital Employed

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepemimpinan otokratis, budaya organisasi, stress kerja dan kinerja karyawan.

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : RORO WILUJENG ASRINI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

Peran Knowledge Management Dalam Meningkatkan Kinerja Universitas. The Role Of Knowledge Management In Enhancing Performance University

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Lembar Kuesioner PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN, GAYA MANAJEMEN, PERSEPSI AKUNTAN MENGENAI PENDETEKSIAN FRAUD, DAN PENGALAMAN

Nama : Rr. Novianti Dharwanto NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : 1. Drs. Tjahjo Dwinurti,MM 2. Dr. Teddy Oswari

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di kantor pemerintah kota (pemkot)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH ASPEK PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA AKADEMIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SEM-PLS

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mengurus tentang konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak pada sungai, waduk, bendungan, irigasi, air baku, rawa, tambak dan pantai. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menyelenggarakan fungsi: 1) perumusan kebijakan di bidang konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sumber air permukaan, dan pendayagunaan air tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan sumber daya air; 59

60 4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengelolaan sumber daya air; 5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sumber daya air; 6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; dan 7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. B. Deskripsi Profil Responden 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: Table 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency Percent LAKI-LAKI 39 58.2 PEREMPUAN 28 41.8 Total 67 100.0 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, sebagian besar karyawan Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 39 orang.

61 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Deskripsi responden berdasarkan usia dapat di lihat pada Tabel 4.2 di bawah ini : Table 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Frequency Percent 20-29 tahun 15 22.4 30-39 tahun 29 43.3 40-49 tahun 13 19.4 50 tahun lebih 10 14.9 Total 67 100.0 Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden memiliki jumlah tertinggi adalah responden dengan usia 30-39 tahun yaitu sebanyak 29 orang dan terendah adalah responden dengan usia lebih dari 50 tahun yaitu hanya 10 orang.

62 3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat di lihat dari Tabel 4.3 di bawah ini: Table 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Frequency Percent SMA 18 26.9 D3 4 6.0 S1 20 29.9 S2 24 35.8 S3 1 1.5 Total 67 100.0 Berdasarkan pada Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, terdapat lulusan SMA sebanyak 18 orang, D3 sebanyak 4 orang, S1 sebanyak 20 orang, S2 sebanyak 24 orang, dan S3 sebanyak 1 orang.

63 4. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja dapat di lihat pada Tabel 4.4 di bawah ini: Table 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Frequency Percent 1-4 tahun 15 22.4 5-10 tahun 23 34.3 11-20 tahun 18 26.9 21-29 tahun 5 7.5 lebih dari 50 tahun 6 9.0 Total 67 100.0 Berdasarkan pada Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 67 responden, memiliki lama kerja antara 5-10 tahun sebanyak 23 orang.

64 C. Deskripsi Variabel 1. Deskripsi Variabel Persepsi Dukungan Organisasi Deskripsi responden berdasarkan variabel persepsi dukungan organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini : N o Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Persepsi Dukungan Organisasi Indikator Katageori Jawaban Ratarata 1 2 3 4 5 1 Cara yang menetukan keadilan SDM 0 0 10 53 4 3.91 2 Keadilan yang berkaitan dengan 0 1 5 56 5 3.97 peraturan peraturan bagi karyawan 3 Gaji 1 5 42 14 5 3.25 4 Tunjangan 0 4 39 22 2 3.33 5 Bonus 2 5 18 39 3 3.54 6 Memberi Perhatian kepada bawahan. 1 1 5 50 10 4.00 7 Mengarahkan dan memberi evaluasi 0 0 2 56 9 4.10 pada bawahan 8 Nyaman 0 0 5 57 5 4.00 9 Aman 0 2 7 50 8 3.96 Dilihat dari Tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa dari 9 indikator yang jawab terbanyak pada kategori 4 (setuju), selain itu menunjukkan bahwa kategori terbesar yaitu pada indikator mengarahkan dan memberi evaluasi pada bawahan. Sedangkan kategori terendah terdapat pada indikator gaji.

65 2. Deskripsi Variabel Beban Kerja Deskripsi responden berdasarkan variabel beban kerja dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini : Tabel 4.6 Variabel Beban Kerja No Indikator Kategori Jawaban Ratarata 1 2 3 4 5 1 Kecukupan waktu kerja 0 0 0 31 36 4.54 2 Latar belakang pendidikan 0 3 26 32 6 3.61 3 Jenis pekerjaan yang diberikan 0 0 0 27 40 4.60 4 Kecepatan waktu kerja 0 0 0 32 35 4.52 5 0 0 0 36 31 4.46 Banyaknya pekerjaan yang diberikan Di lihat dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 5 indikator yang menjawab 5 (sangat setuju) ada 3 indikator yaitu kecukupan waktu kerja, jenis pekerjaan yang diberikan, dan kecepatan waktu kerja. Sedangkan indikator latar belakang pendidikan, dan banyaknya pekerjaan yang diberikan menjawab 4 (setuju). Selain itu menunjukkan bahwa kategori terbesar yaitu pada indikator jenis pekerjaan yang diberikan. Sedangkan kategori terendah yaitu pada indikator latar belakang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan pada Direktorat Bina Penatuganaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mendapatkan jenis pekerjaan yang sesuai.

66 3. Deskripsi Variabel Stres Kerja Deskripsi responden berdasarkan variabel stres kerja dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini : Tabel 4.7 Variabel Stres Kerja No Indikator Kategori Jawaban Ratarata 1 2 3 4 5 1 Konflik kerja 4 7 11 43 2 3.48 2 Standar pekerjaan yang terlalu tinggi 5 8 15 35 4 3.37 3 Dituntut segera menyelesaikan tugas 3 8 8 46 2 3.54 sesuai dengan waktu yang ditentukan Di lihat dari Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari semua indikator responden memberikan jawab terbanyak pada kategori 4 (setuju). Selain itu menunjukkan bahwa kategori terbesar yaitu pada indikator Dituntut segera menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sedangkan kategori terendah menunjukkan pada indikator Standar pekerjaan yang terlalu tinggi.

67 4. Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan Deskripsi responden berdasarkan variabel kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini : Tabel 4.8 Variabel Kinerja No Indikator Kategori Jawaban Ratarata 1 2 3 4 5 1 Kuantitas Pekerjaan (Quantity Of Work) 0 0 7 41 19 4.18 2 Kualitas Pekerjaan (Quality Of Work) 0 0 15 44 8 3.90 3 Pengetahuan Mengenai Pekerjaan (Job 0 0 6 50 11 4.07 Knowledge) 4 Keaslian Gagasan (Creativity) 0 1 6 52 8 4.00 5 Saya memiliki gagasan yang baru 0 3 9 46 9 3.91 6 Bekerja sama (Cooperative) 0 0 3 53 11 4.12 7 Kesadaran dan Dapat dipercaya 0 0 2 55 10 4.12 (Dependability) 8 Kualitas Pribadi (Personal Qualities) 0 0 3 55 9 4.09 Di lihat dari Tabel 4.8 bahwa dari semua indikator responden memberikan jawab terbanyak pada kategori 4 (setuju). Selain itu menunjukkan bahwa kategori terbesar yaitu pada indikator Kuantitas Pekerjaan (Quantity Of Work). Sedangkan kategori terendah menunjukkan pada indikator Kualitas Pekerjaan (Quality Of Work).

68 D. Analisis Partial Least Square Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Covariance Base Structural Equation Modeling dimana dalam pengolahan datanya menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.0. PLS (Partial Least Square) merupakan alternative dari Structural Equation Modelling (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variabel yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil, mengingat SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100, (Hair et.al., 2010). 1. Outer Model a. Uji Validitas Suatu indikator dinyatakan valid jika mempunyai loading factor di atas 0,5 terhadap konstruk yang di tuju. Output SmartPLS untuk loading factor memberikan hasil sebagai berikut:

69 1) Convergent Validity Gambar 4.1 Diagram Jalur Model Struktural (Sebeleum Modifikasi)

70 Tabel 4.9 OUTER LOADING (SEBELUM MODIFIKASI) Beban Kerja BK 1 0.029 BK 2 0.345 BK 3 0.759 BK 4 0.455 BK 5 0.617 Kinerja KK 1 0.480 KK 2 0.498 KK 3 0.472 KK 4 0.348 KK 5 0.448 KK 6 0.697 KK 7 0.413 KK 8 0.787 Persepsi Dukungan Organisasi PDO 1-0.229 PDO 3 0.738 PDO 4 0.516 PDO 5 0.668 PDO 6 0.556 PDO 7 0.523 PDO 8 0.246 PDO 9 0.750 PDO2 0.826 Stres Kerja SK 1 0.866 SK 2 0.930 SK 3 0.699 Dari Tabel 4.5 ada beberapa yang tidak memenuhi kriteria hasil kelayakan model maka dilakukan modifikasi. Bahwa, terdapat indikator dengan nilai standardized loading factor di bawah 0,50 yaitu BK1 sebesar 0,029, BK2 sebesar

71 0,345, BK4 sebesar 0,455, KK1 sebesar 0,480, KK2 sebesar 0,498, KK3 sebesar 0,472, KK4 sebesar 0,448, KK5 sebesar 0,448, KK7 sebesar 0,413, PDO 1 sebesar -0,229, dan PDO8 sebesar 0,246. Oleh karena itu, indikator tersebut akan dihilangkan dari konstruk. Berikut diagram hasil dari penghilangan indikator dan perhitungan kembali. Gambar 4.2 Diagram Jalur Model Struktural (Modifikasi) Table 4.10

72 Beban Kerja BK 3 0.526 Hasil Outer Loading (Modifikasi) Kinerja Persepsi Dukungan Organisasi Stres Kerja BK 5 0.895 KK 6 0.897 KK 8 0.889 PDO 3 0.831 PDO 4 0.637 PDO 5 0.630 PDO 7 0.553 PDO 9 0.740 PDO2 0.783 SK 1 0.846 SK 2 0.939 SK 3 0.715 Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil modifikasi uji validitas dengan analisis faktor konfirmatory, dapat diketahui bahwa terdapat indikator dengan nilai Standardized loading factor > 0,50 hal tersebut menunjukkan bahwa semua indikator tersebut dapat dianggap layak atau valid. 2) Discriminant Validity

73 Beban Kerja Table 4.11 Hasil Cross Loading Kinerja Persepsi Dukungan Organisasi Stres Kerja BK 3 0.526 0.105 0.253 0.148 BK 5 0.895 0.216 0.169 0.271 KK 6 0.229 0.897 0.392-0.330 KK 8 0.184 0.889 0.525-0.139 PDO 3 0.175 0.397 0.831-0.158 PDO 4 0.095 0.259 0.637-0.317 PDO 5 0.107 0.109 0.630 0.142 PDO 7 0.344 0.327 0.553 0.143 PDO 9 0.149 0.357 0.740 0.067 PDO2 0.174 0.491 0.783 0.171 SK 1 0.266-0.201 0.017 0.846 SK 2 0.356-0.213-0.004 0.939 SK 3 0.046-0.292 0.077 0.715 Dari Tabel terlihat bahwa korelasi konstruk beban kerja dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi BK dengan konstruk lainnya (kinerja, persepsi dukungan organisasi dan stres kerja). Lalu korelasi konstruk kinerja dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi KK dengan konstruk lainnya (kinerja, persepsi dukungan organisasi dan stres kerja). Kemudian korelasi konstruk persepsi dukungan kerja dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi PDO dengan indikator lainnya (kinerja, persepsi dukungan organisasi dan stres kerja), dan korelasi konstruk stress kerja dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi SK dengan konstruk lainnya (kinerja, persepsi dukungan organisasi dan stres kerja).

74 Table 4.12 Average Variance Extracted Average Variance Extracted (AVE) Beban Kerja 0.539 Kinerja 0.798 Persepsi Dukungan Organisasi 0.493 Stres Kerja 0.703 Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa akar kuadrat dari average variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk yang satu dan konstruk lainnya dalam model. Nilai AVE dari, berdasarkan pernyataan di atas makan konstruk dalam model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. 2. Uji Reabilitas Realibiltas adalah ukuran mengenai konsustensi internal dan indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai mana masing-masing indikator ini mengindikasikan sebuah konstruk atau faktor laten yang umum. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composite reliability maupun Cronbach s Alpha dari blok indikator yang mengukur konstruk. Hasil composite reliability maupun Cronbach s Alpha akan menunjukkan nilai yang memuaskan jika di atas 0,7. Berikut adalah nilai Composite reliability maupun Cronbach s Alpha pada output:

75 Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas Composite Reliability Cronbach's Alpha Beban Kerja 0.686 0.167 Kinerja 0.888 0.747 Persepsi Dukungan Organisasi 0.851 0.797 Stres Kerja 0.875 0.789 Hasil dari output Composite Reability maupun Croncbach s Alpha pada Tabel dapat di ketahui bahwa batas nilai tingkat reabilitas di atas >0,70 dan nilai Croncbach s Alpha di atas 0,60. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk dari Croncbach s Alpha beban kerja memiliki reabilitas yang kurang baik, dan nilai Composite Reability Variable beban kerja kurang dari 0,70. E. Pengujian Model Struktural (Inner Model) 1. R-square Pengujian inner model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori dalam rangka menganalisis hubungan antara variabel independen dan dependen telah dijabarkan dalam kerangka konseptual. Tabel 4.14 R-Square R Square Kinerja 0.418 Stres Kerja 0.033

76 Gambar 4.3 R-Square Dari data Tabel 4.14 tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai R-Square kinerja sebesar 0,418 dan Stres Kerja sebesar 0,003 berarti model tersebut memiliki tingkat goodnest-fit model yang kurang baik. 2. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan dasar hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan program PLS (Partial Least Square). Hasil pengujian ini akan menunjukkan apakah semua jalur yang di analisis menunjukkan hasil yang signifikan terlihat dari hasil Original sample dan T-Statistic nya. Sementara untuk hasil T-Statistic dapat di lihat dari hasil nilai signifikansi T-Statistic harus lebih dari 1,96. Dalam penelitian ini, terdapat 2 hipotesis yang diajukan dan pembahasannya secara lengkap adalah sebagai berikut :

77 Persepsi Dukungan Organisasi -> Stres Kerja Beban Kerja -> Stres Kerja Persepsi Dukungan Organisasi -> Kinerja Beban Kerja -> Kinerja Stres Kerja -> Kinerja Original Sample (O) Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) T Statist ics ( O/ST DEV ) P Values -0.056-0.098 0.254 0.219 0.827 0.313 0.297 0.164 1.902 0.058 0.465 0.489 0.137 3.402 0.001 0.213 0.193 0.111 1.924 0.055-0.340-0.335 0.183 1.856 0.064 Keterangan Tidak signifikan Tidak signifikan Positif dan signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Berdasarkan Tabel 4.15 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa : 1) Pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap stres kerja menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena hal tersebut ditunjukkan dari nilai T-Statistik yaitu persepsi dukungan organisasi ke stres kerja sebesar 0,219 lebih kecil dari nilai T-Tabel pada alpha 5% (1,96). 2) Beban kerja terhadap stres kerja menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena hal tersebut ditunjukkan dari nilai T-Statistik yaitu beban kerja ke stres kerja sebesar 1,902 lebih kecil dari nilai T-Tabel pada alpha 5% (1,96). 3) Pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja menunjukkan hasil yang positif dan signifikan karena hal tersebut ditunjukkan dari nilai T-Statistik

78 yaitu persepsi dukungan organisasi ke kinerja sebesar 3,402 lebih besar dari nilai T-Tabel pada alpha 5% (1,96). 4) Beban kerja terhadap kinerja menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena hal tersebut ditunjukkan dari nilai T-Statistik yaitu beban kerja ke kinerja sebesar 1.924 lebih kecil dari nilai T-Tabel pada alpha 5% (1,96). 5) Stres kerja terhadap kinerja menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena hal tersebut ditunjukkan dari nilai T-Statistik yaitu stres kerja ke kinerja sebesar 1.856 lebih kecil dari nilai T-Tabel pada alpha 5% (1,96). F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Stres Kerja. Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi tidak berpengaruh terhadap stres kerja. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Eisenberge et al. dalam Wikendari (2011) dan Atriani, Prihatsanti (2015) yang menemukan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh negative terhadap stres kerja. Persepsi dukungan organisasi yaitu persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi memberikan dukungan pada karyawan dan sejauh mana kesiapan organisasi dalam memberikan bantuan pada saat dibutuhkan. Persepsi bisa berubah tergantung bagaimana organisasi memberikan perlakuan terhadap karyawan. Persepsi juga bisa disebut sebagai penilaian pertama yang dirasakan karyawan. Semakin karyawan

79 mendapatkan dukungan dari organisasi, semakin pula karyawan merasa nyaman sehingga menurunkan tingkat stres kerja pada karyawan. Kenyataan yang terjadi di lapangan dukungan organisasi yang diberikan intansi tidak mempengaruhi stres kerja yang dirasakan oleh karyawan. Apabila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi pada karyawan Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan hasil mengungkapkan bahwa dukungan organisasi di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan sudah mencukupi karena penelitian ini di intansi pemerintah yang sudah jelas dukungan organisasi yang berupa alat pendukung-pendukung kinerja seperti contoh komputer, scan, dan alat print terbaru sudah pasti disiapkan oleh instansi untuk para karyawannya. Sehingga yang mempengaruhi stres kerja adalah bukan dari persepsi dukungan organisasi, akan tetapi adalah variabel lain seperti konfilk peran, lingkungan kerja, gaya kepemimpinan yang otoriter, disiplin kerja, dan lain-lainnya 2. Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja. Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. Penelitian ini bersependapat dengan hasil penelitian dari Suryaningrum (2015) yang menyatakan bahwa Beban Kerja berpengaruh positif terhadap Stres Kerja. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Muharomi (2013) dan Ambarwati (2014) yang menyatakan bahwa beban kerja tidak berpengaruh terhadap stres kerja.

80 Beban kerja yaitu sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh satu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Sekumpulan tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan atasan juga bisa disebut sebagai beban kerja. Semakin banyak beban kerja yang ditanggung karyawan akan semakin besar pula karyawan akan merasakan stres akibat tugas pekerjaan terlalu berat. Akan tetapi yang terjadi di lapangan ternyata beban kerja yang dirasakan karyawan tidak mempengaruhi terhadap stres kerja pada karyawan, ini dikarenakan beban kerja di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan tidak terlalu berat. Apabila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi pada karyawan di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan hasil mengungkapkan bahwa beban kerja di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatantidak terlalu berat sehingga tidak mempengaruhi stres kerja karyawan. ini di buktikan dari jenis pekerjaan yang terlihat dari waktu ke waktu selalu sama tidak berubah-ubah. Seperti contoh responden di penelitian ini adalah di bagian administrasi, sehingga pekerjaan yang di bebankan pada karyawan tidak terlalu berat, yang mengakibatkan karyawan tidak merasa stres terhadap beban kerjanya. 3. Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Kinerja Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

81 Hal ini sependapat dengan hasil penelitian yang di lakukan oeh Agustina (2012) yang menyatakan bahwa Persepsi Dukungan Organisasi berpengaruh Positif terhadap Kinerja. tetapi berbeda pendapat dengan penelitian yang dilakukan Amirulloh et al. (In press) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi dukungan organisasi terhadap kinerja. Persepsi dukungan organisasi yaitu persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi memberikan dukungan pada karyawan dan sejauh mana kesiapan organisasi dalam memberikan bantuan pada saat dibutuhkan. Persepsi bisa berubah tergantung bagaimana organisasi memberikan perlakuan terhadap karyawan. Persepsi dukungan organisasi juga bisa disebut sebagai penilaian pertama yang dirasakan karyawan. Semakin karyawan mendapatkan dukungan dari organisasi semakin pula karyawan bersemangat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan dengan cepat dan mudah sesuai target intansi inginkan. Apabila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi pada karyawan di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan. Hasil mengungkapkan bahwa dukungan organisasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan, ini dibuktikan dari setiap fasilitas-fasilitas yang diberikan intansi yang membuat karyawan merasakan mudah dalam menjalankan tugas-tugas pekerjaannya bahkan karyawan dapat menyelesaikan tugas lebih dari intansi inginkan. Ini di buktikan dari dukungan

82 organisasi yang diberikan kepada karyawan yang menyediakan alat-alat berupa komputer, alat scan, dan printer yang sangat berguna bagi karyawan untuk penunjang kinerjanya. 4. Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Adityawarman (2015) yang menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja. Akan tetapi berbeda pendapat dengan penelitian yang dilakukan Setiawan (2016) yang menyatakan beban berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Beban kerja yaitu sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh satu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Sekumpulan tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan atasan juga bisa disebut sebagai beban kerja. Semakin banyaknya beban kerja yang karyawan rasakan otomatis tingkat kinerja yang dihasilkan akan menurun ini disebabkan oleh tingkat beban kerja yang melampaui batas kemampuan karyawan itu sendiri. Apabila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan hasil mengungkapkan bahwa karyawan tidak memiliki beban kerja terlalu berat yang mengakibatkan tidak mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri, ini dibuktikan dari contoh responden di bagian administrasi yang dalam

83 pekerjaan selalu sama dari waktu ke waktu, seperti tugasnya yang selalu melakukan memeriksa administrasi dari waktu ke waktu, sehingga beban kerja tidak berat dan tidak berpengaruh kepada kinerja. Ini memungkinkan variabel lain yang mempengaruhi kinerja seperti contoh konflik peran, lingkungan kerja, gaya kepemimpinan yang otoriter, disiplin kerja, dan lain-lainnya. 5. Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa Stres Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa Stres Kerja tidak signifikan terhadap Kinerja. Hal ini sependapat oleh penelitian yang di lakukan Sutrisno (2014) yang menyatakan bahwan Stres Kerja tidak signifikan terhadap Kinerja. Akan tetapi berbeda pendapat dengan penelitian yang dilakukan Bahari (2016) menyatakan stres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat rileks, atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif. Stres karyawan perlu sedini mungkin di atas oleh pimpinan agar hal-hal yang merugikan intansi dapat di atasi. Semakin karyawan merasakan stres dalam menyelesaikan pekerjaan yang terlalu berat akan semakin menurun kinerja karyawan, ini sangat tidak menguntungkan bagi intansi karena akan menurunkan profit bagi intansi itu sendiri. Intansi harus sangat

84 memperhatikan setiap karyawannya karena jika intansi tidak memperhatikan tingkat stres yang dialami karyawan ini akan sangat merugikan bagi intansi itu sendiri. Apabila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi pada karyawan di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan hasil mengungkapkan bahwa karyawan di Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat Jakarta Selatan tidak mengalami stres kerja dikarenakan di intansi tersebut tidak memiliki beban kerja yang berlebih yang akan mengakibatkan karyawan mengalami stres kerja. Ini di buktikan dari tugas pekerjaan yang selalu sama dari waktu ke waktu seperti halnya responden di bagian administrasi yang tidak mengalami stres akibat tidak memiliki beban kerja yang berarti pada pekerjaannya sehingga tidak mempengaruhi kinerja pada karyawan. ini memungkinkan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan seperti contoh variabel konflik peran, lingkungan kerja, gaya kepemimpinan yang otoriter, disiplin kerja, dan lain-lainnya.

59