BAB III BUSINESS MODEL CREATION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB II LANDASAN TEORI

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB II ANALISA DAN PENGEMBANGAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

KESIMPULAN DAN SARAN. maka diperoleh hasil sebagai berikut : dalam kegiatan digital marketing. internet, serta social active.

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II IDEATION PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bentuknya yang elegan dan juga menyediakan berbagai fitur yang

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang UD. Kurnia merupakan salah satu badan usaha wirausaha yang menjual berbagai alat

TUGAS CASE CANADA GOOSE

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I BUSINESS ENVIRONMENT ANALYSIS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB IV ANALISA. 4.2 Analisa Data a. Profil Produk

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Marketing Plan untuk UKM The Strategy. Oleh hermas puspito

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

Analisis Competitive Forces and Competitive Strategy pada Sistem Informasi Zalora.co.id

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. commerce seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi web yang tumbuh

Digital Marketing Strategy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi terutama dengan adanya teknologi internet. Internet saat ini

INSTRUMEN PENELITIAN MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION DI DEPARTMENT STORE.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki perkembangan sangat cepat dan melesat adalah bidang teknologi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 3 FINAL DESIGN BUSINESS MODEL

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut mempengaruhi dunia bisnis.

BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 LATAR BELAKANG

BUSINESS MODEL CANVAS

PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS EUNIQE PICNICROLL

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Merek menjadi salah satu hal yang penting dalam era globalisasi pada

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN. 3.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perusahaan Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan juga akan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

Transkripsi:

43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis. Dan yang diambil sebagai kompetitor adalah brand-brand lokal di Indonesia. Kompetitor ini pada umumnya memilih untuk melayani pasar yang lebih luas dengan berbagai jenis produk fashion dan berbagai jenis bahan, serta range harga yang lebih variatif. Berikut ini adalah informasi dari beberapa kompetitor : 1. Gaudi Gaudi merupakan fashion brand asli asal Indonesia yang memikat para wanita melalui koleksi produk fashion mereka yang stylish, ekspresif, free-spirit dan fun dengan desain yang lebih berani seperti model-model asimetris. Brand ini pertama kali diluncurkan pada akhir tahun 2004. Dengan koleksi yang terus diperbaharui dan range harga yang terjangkau membuat nama Gaudi langsung dikenal cepat oleh para penyuka fashion di beberapa kota di Indonesia. Brand Gaudi telah berkembang menjadi salah satu fashion brand yang diakui di Indonesia, dan saat ini telah memiliki puluhan gerai yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Target pasar dari Gaudi adalah para remaja wanita hingga pekerja muda. Harga produk-produk fashion dari Gaudi berkisar antara Rp 100.000,00 hingga Rp 300.000,00. 43

44 2. Magnolia Magnolia adalah fashion brand Indonesia yang memiliki desain yang lebih feminin, casual maupun formal, dengan variasi warna-warna solid, menyasar wanita remaja hingga pekerja muda, dan memiliki kisaran harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 50.000,00 hingga Rp 250.000,00. 3. Retail Therapy Retail Therapy adalah salah satu brand fashion lokal di Indonesia yang setelah mengalami dan melakukan pengembangan, saat ini telah berhasil membuka beberapa gerai atau outlet di Jakarta. Meskipun telah memiliki gerai, penjualan onlinenya tetap berjalan sehingga memudahkan pelanggan yang berada jauh dari letak gerai ini berada. Memiliki desain yang unik mengarah ke mode cutting edge, up-to-date baik formal maupun casual, menyasar kalangan wanita remaja hingga pekerja muda. Harga produk yang ditawarkan berkisar antara Rp 150.000,00 Rp 500.000,00. Berikut adalah 9 Building Blocks kompetitor:

45 Tabel 3.1. Perbandingan 9 Building Blocks Kompetitor dan AM For PM Sumber: Penulis 9 Building Blocks Gaudi Magnolia Retail Therapy AM FOR PM Customer Segments Value Proposition Retro woman (mereka yang menyukai mode pakaian era tahun 70an yang diperbaharui kembali dengan paduan gaya modern) Stylish Expressive woman Free-spirit and fun Expressive Stylish Hipster Simple and price concern woman Girly Simple Retro woman (mereka yang menyukai mode pakaian era tahun 70an yang diperbaharui kembali dengan paduan gaya modern) Expressive woman Stylish Cutting edge clothing Thematic Niche market: Wanita muda, usia 22-27 tahun, dengan aktivitas kerja padat Lego Chameleon Saving Money Channels Outlet Online Shop Outlet Outlet Online shop Mobile selling

46 Customer Relationship Member card Media sosial (Facebook: Gaudi, Twitter: GaudiClothing, Website: www.gaudiclothing.com) Promo harga Mandiri Partnership Program Promo harga self service Blackberry Messenger (BBM) Media sosial (Facebook: Retailtherapy Jakarta, Twitter: Retailthrapy Instagram: Retailthrapy, Blog: www.retailtherapyhousejakarta.blogspot.com) Personal Assistance Social Media E-Newsletter www.amforpm.com Personal Assistance Revenue Stream Penjualan produk Penjualan produk Penjualan produk Penjualan produk Key Resources Key Activities Desain produk Tenaga kerja Infrastruktur Pemasaran & Penjualan produk Pengaturan Stok Maintenance web system Desain produk Tenaga kerja Infrastruktur Pemasaran & Penjualan produk Pengaturan Stok Desain produk Tenaga kerja Infrastruktur Pemasaran & Penjualan produk Pengaturan Stok Maintenance web system Desain Produk Merchandising Modal & kendaraan Tenaga kerja Feedback & loyalitas pelanggan Pemasaran & Penjualan Kontrol kualitas Pengaturan stok Pengembangan produk

47 Key Partnership Cost Structure Konveksi Pemasok bahan baku Bank Mandiri Logistik Software Supplier (purchasing software) IT partner Biaya operasional Biaya penjualan dan pemasaran Biaya produksi Konveksi Pemasok bahan baku Logistik Software Supplier (purchasing software) Biaya operasional Biaya penjualan dan pemasaran Biaya produksi Konveksi Pemasok bahan baku Logistik Software Supplier (purchasing software) IT partner Biaya operasional Biaya penjualan dan pemasaran Biaya produksi Konveksi Pemasok bahan baku Logistik IT partner Pihak perijinan penjualan Biaya operasional Biaya penjualan dan pemasaran Biaya produksi Biaya perijinan Keterangan : ( ) STRENGTHS, ( ) WEAKNESSES

48 3.1.1. Four Actions Framework Melalui business model canvas dari para pesaing, beberapa perubahan dan perbaikan di beberapa bagian business model canvas kompetitor dilakukan untuk membangun brand image yang membedakan AM for PM dengan para kompetitor. Four Actions Framework menurut Osterwalder dan Pigneur (2011) digunakan sebagai alat analisa seperti dibawah ini: Gambar 3.1. Four Actions Framework Sumber: Osterwalder & Pigneur, 2011 ELIMINATE Kompetitor-kompetitor melakukan penjualan secara langsung yaitu berupa outlet atau gerai dan juga melakukan penjualan secara online. Cara penjualan yang akan dilakukan adalah mobile selling yaitu konsep penjualan berjalan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan menggunakan mobil, sehingga dapat menarik lansung konsumen di lapangan.

49 RAISE Value proposition: Kompetitor lebih berfokus pada permainan variasi mode. AM for PM menambahkan nilai lain yang belum pernah diangkat oleh kompetitor yaitu Lego Chameleon. Key Activities: Disaat kompetitor lebih berfokus pada kegiatan produksi, pemasaran dan penjualan produk, AM for PM, karena jenis produknya adalah produk yang dapat dilepas pasang atau dibolak balik, menitik beratkan juga pada kontrol kualitas, untuk memastikan semua produk berfungsi dengan sempurna untuk meminimalisir produk yang cacat. REDUCE Karena tidak membuka outlet dan lebih memilih melakukan mobile selling biaya sewa tempat tidak diperlukan dan akan mengurangi fixed cost yang harus dikeluarkan. CREATE Customer Segments: AM for PM memilih untuk melayani segmen pasar yang dikhususkan bagi para wanita muda usia 22-27 tahun yang memiliki aktifitas yang padat namun tetap ingin tampil trendi. Target wanita tersebut antara lain dari sekretaris, industri retail, industri kreatif, marketing, PR. 3.2. FINAL BUSINESS MODEL CANVAS Dalam merancang bisnis model AM for PM ini, beberapa tahapan digunakan dimulai dari pencarian ide bisnis hingga membuat prototype menggunakan The Nine

50 Building Block dari Business Model Generation oleh Osterwalder dan Pigneur (2011). Lego Chameleon, Saving Money Niche Market: Wanita muda, usia 22-27 tahun, dengan aktivitas kerja padat Biaya operasional, Biaya penjualan dan pemasaran, Biaya produksi, Biaya perijinan, Biaya tambahan Gambar 3.2. Business Model Canvas AM for PM Sumber: Penulis 3.2.1. Customer Segments a. Segmentasi Geografi: Urban area atau perkotaan Secara Geografi, AM for PM akan berada di kota Jakarta tepatnya di titik yang gampang ditemukan dengan akses yang mudah. Dimana di kota Jakarta yang adalah ibukota ini, potensi pasarnya cukup besar karena ini adalah kota maju,

51 dengan masyarakat yang memiliki aktifitas padat namun tentunya juga tetap memperhatikan trend fashion. b. Segmentasi Demografi: Umur, pendapatan, status, gender Umur: 22-27 Tahun Pendapatan: Min Rp. 2.200.000,- per bulan Status: Menikah dan belum menikah Gender: Wanita c. Segmentasi Psikografi Lifestyle/gaya hidup: Ditujukan untuk para wanita usia muda (22 27 tahun) memiliki aktifitas kerja dan mobilitas yang padat, namun tetap memperhatikan penampilannya. Kepribadian: Wanita yang fleksibel, dan fashionable. Secara keseluruhan target adalah niche market yang berfokus pada lifestyle atau gaya hidup, yaitu para wanita yang memiliki aktifitas dan mobilitas padat setiap harinya namun tetap memperhatikan kesempurnaan penampilannya dan sadar fashion. Misalnya para wanita yang bekerja sebagai PR, karyawan, marketing, maupun yang berkerja dalam industri kreatif. 3.2.2. Value Proposition Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, AM for PM menyajikan produk-produk fashion wanita dengan value proposition Lego Chameleon. AM for PM memberikan fleksibilitas dengan nilai ekonomis melalui penyediaan produk pakaian, sepatu, dan aksesoris yang dapat dilepas pasang atau dibolak-balik sesuai

52 kegiatan yang akan dihadapai. Setiap produk dapat digunakan untuk kegiatan formal juga untuk santai. Konsep ini membuat setiap produk fashion AM for PM memiliki nilai ekonomis, dimana dengan membeli satu produk, pelanggan sudah memperoleh beberapa jenis model sekaligus, dan tentunya akan lebih hemat dari pada membeli produk satuan. 3.2.3. Channels Untuk mendekatkan AM for PM dengan pelanggan, konsep yang dipilih adalah mobile selling dimana akan menggunakan mobil van yang telah di customize tampilannya seperti butik kecil, sehingga dapat mendatangi langsung konsumen di tempat-tempat yang strategis. Dan sasaran lokasi adalah daerah Thamrin, Sudirman dan SCBD di mana daerah ini banyak tersebar pusat perkantoran dan perbelanjaan. Untuk memudahkan pelanggan mengetahui keberadaan AM for PM saat itu, akan meng-update lokasi penjualan pada hari itu melalui social media. 3.2.4. Customer Relationship Untuk menjaga hubungan dengan pelanggan, AM for PM akan memberikan informasi-informasi terbaru melalui web, dan beberapa social media serta mengirimkan e-newsletter kepada email pelanggan. Informasi yang akan dimuat seperti, apa saja produk terbaru, lokasi keberadaan, promosi yang sedang berlangsung. Di web juga disediakan kolom testimoni bagi pelanggan, dimana para pelanggan dapat menuliskan kritik serta ide-ide atau masukan bagi AM for PM, ini bertujuan agar AM for PM dapat terus memantau performa di mata pelanggan untuk melakukan perbaikan bagi perkembangan bisnis.

53 3.2.5. Revenue Stream Pemasukan AM for PM sebagian besar berasal dari penjualan pakaian, sepatu dan aksesoris. Selisih yang diperoleh antara harga modal produksi dan harga jual produk adalah jumlah keuntungan yang peroleh. 3.2.6. Key Resources AM for PM memerlukan sumber daya yang memadai agar pembentukan perusahaan ini dapat berjalan dengan lancar. Key resources dari bisnis adalah desain dari setiap produk fashion, merchandising, tenaga kerja, kendaraan yang akan digunakan untuk kegiatan penjualan, sumber dana yang cukup untuk membiayai kegiatan bisnis dimana dana ini berasal dari modal yaitu dari para pendiri perusahaan dan beberapa investor. Dan yang terpenting adalah feedback serta masukan dari pelanggan yang dapat digunakan sebagai ide untuk pengembangan produk yang lebih baik dan mempertahankan loyalitas pelanggan. 3.2.7. Key Activities Berikut ini adalah beberapa kegiatan marketing yang akan dilakukan dalam rangka mempromosikan AM for PM. a. Word of mouth Biasanya produk yang targetnya adalah wanita akan lebih cepat menyebar informasinya karena para wanita senang berbagi informasi tentang sesuatu yang menarik bagi mereka kepada teman-teman mereka. Dan selain tidak perlu mengeluarkan biaya, strategi ini juga akan sangat efektif dalam proses promosinya.

54 b. Melalui promo harga AM for PM menawarkan promosi penjualan untuk season-season tertentu, seperti: Produk dengan model lama akan dijual dengan harga yang lebih murah. Untuk pembelian sejumlah Rp 500.000,- pelanggan dapat membuat kartu diskon 10% untuk pembelian selanjutnya. c. Flyer Flyer disebarkan di tempat-tempat yang terdapat banyak target market. d. Web dan Media Sosial Website www.amforpm.com dan media sosial lainnya seperti twitter dibangun untuk mempermudah pelanggan mengakses informasi mengenai produk. Pelanggan yang menjadi member dapat melakukan registrasi di web untuk mendapatkan newsletter setiap bulannya. Garis besar fitur yang terdapat dalam website antara lain: Menampilkan produk-produk yang dijual Memuat info atau company profile dari AM for PM. Kontak perusahaan. Berita dan update terbaru dari AM for PM. Terdapat bagian survey atau testimoni untuk kepuasan konsumen. Dan beberapa fitur layanan bagi konsumen. Selain kegiatan marketing untuk kepentingan penjualan, aktifitas dalam bisnis ini juga mencakup pengaturan jumlah ketersediaan produk, pengawasan terhadap

55 kualitas produk yang akan dijual, serta pengembangan-pengembangan produk yang disesuaikan dengan perubahan trend, konsumen dan persaingan pasar. 3.2.8. Key Partnership AM for PM akan bekerjasama dengan vendor-vendor terpercaya dalam hal ini pihak konveksi yang akan berperan sebagai pihak yang memproduksi produk-produk yang akan dijual di AM for PM tentunya sesuai dengan desain yang dirancang oleh pihak AM for PM. Dan juga bekerja sama dengan pemasok bahan baku untuk produksi produk. Bekerjasama dengan pihak logistik yang bertugas untuk mengantarkan produk hasil produksi konveksi ke gudang untuk kemudian dipasarkan lewat mobile selling. Dan pihak IT yang akan mengatur sistem seperti sistem pembayaran dan sistem pengaturan produk di unit mobile selling begitu juga yang akan merancang website, dan yang terakhir adalah pihak perijinan penjualan. 3.2.9. Cost Structure Dalam menjalankan seluruh kegiatan operasional dari bisnis AM for PM, tentu ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan. AM for PM harus memperhitungkan biaya tetap seperti gaji karyawan, operasional dan biaya promosi. Biaya lainnya yang akan dikeluarkan adalah biaya untuk memproduksi produk-produk yang akan dijual yaitu pakaian, sepatu dan aksesoris wanita. Biaya ini termasuk ke dalam biaya tetap karena antara AM for PM dan pihak konveksi sudah ada kontrak dimana pihak AM for PM akan melakukan pemesanan produk dalam setiap periode yang sudah ditentukan kepada konveksi tersebut dan pihak konveksi mengenakan harga yang tetap atas biaya produksinya. Harga jual produk akan disesuaikan dengan harga produksi setiap produk tentunya dengan skala yang masuk akal namun tetap memberikan keuntungan

56 bagi perusahaan. Selain itu biaya yang harus dikeluarkan adalah biaya untuk perijinan.