BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II

TUGAS FARMAKOKINETIKA

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu

By: Dr. Fatma Sri Wahyuni, Apt.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA PERCOBAAN 1 SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIK PEMBERIAN INTRAVASKULAR (INTRAVENA) Disusun oleh : Kelompok 2

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

Interpolasi Polinom pada Farmakokinetik dengan Model Kompartemen Ganda

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

Pharmacokinetika for Oral Absorption. Nani Kartinah, S.Farm, M.Sc, Apt

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPRIMENTAL II

Penentuan Parameter Farmakokinetika Salisilat dengan Data Urin

FARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

FARMAKOKINETIK KLINIK ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA G I N A A R I F A H : : A S T I Y U N I A : : YUDA :: R I F N A

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

KINETIKA & LAJU REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

KINETIKA & LAJU REAKSI

SISTEMATIKA STUDI FARMAKOKINETIK Y E N I F A R I D A S. F A R M., M. S C., A P T

Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

Farmakokinetika Klinis. Azizah Nasution

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

PROFIL FARMAKOKINETIK TEOFILIN YANG DIBERIKAN SECARA BERSAMAAN DENGAN JUS JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.) PADA KELINCI JANTAN SKRIPSI

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

Minggu 7 MA2151 SIMULASI & KOMPUTASI MATEMATIKA

BAB II. STUDI PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Tujuan Instruksional:

PENGARUH PEMBERIAN JUS PISANG AMBON (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIK TEOFILIN PADA KELINCI JANTAN SKRIPSI

BAHAN DAN CARA KERJA Serbuk teofilina anhidrida,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

Tujuan Instruksional:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

B. Landasan Teori.. 25 C. Hipotesis. 25 BAB III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat Bahan.. 26 B. Cara Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

Bab 10 Kinetika Kimia

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

PENGANTAR FARMAKOLOGI

Lampiran 1.Gambar alat pencetak kapsul dan pengering kapsul. Gambar alat pencetak kapsul

insulin dan memiliki rumus empiris C267H404N72O78S6 dan berat molekul Insulin glargine memiliki struktur sebagai berikut :

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Pengantar Farmakologi

BAB 9. KINETIKA KIMIA

COKORDA ISTRI SRI ARISANTI

FARMAKOKINETIKA. Farmakologi. Oleh: Isnaini

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I DATA PENELITIAN. Tabel 12. Data Harian Digester No.

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

FARMAKOKINETIKA FA

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Pengaruh Suhu Q10. Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

BAB I PENDAHULUAN. terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal (Shargel et.al, 2005).

Pengaruh umum Pengaruh faktor genetik Reaksi idiosinkrasi Interaksi obat. Faktor yang mempengaruhi khasiat obat - 2

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

5. Berapa gram gas SO3 yang bereaksi dengan 1,8 gram uap ai r menghasilkan 9,8 gram

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI DAN EKSKRESI OBAT

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

SKRIPSI. oleh : MARLIA NURITA K

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

Nasib Obat dalam Tubuh (Farmakokinetika)

PENDAHULUAN YENI FARIDA M.SC., APT

Sulistyani M.Si

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Penggunaan Obat pada Anak FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS. Penggunaan Obat pada Anak. Alfi Yasmina. Dosis: berdasarkan usia, BB, LPT

Transkripsi:

Nama : Putri Windasari NIM : 12330083 BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS PERTANYAAN PEMBELAJARAN 1. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi antibiotika dosis intravena dan konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 2 jam dan 5 jam setelah pemberian. Konsentrasinya berturut turut 1.2 dan 0.3 µg/ ml. Berapa t½ biologic obat ini, bila dianggap kinetika eliminasinya mengikuti orde kesatu? Diket: BB = 70 Kg t1 = 2 jam, t2 = 5 jam C1 = 1.2 µg/ ml, C2 = 0.3 µg/ Ml Dit : t½ pada orde satu Jawab : 0.693(t 2 t 1) t ½= ln C 1 C 2 t ½= 0.693(5 2) ln 1.2 ln 0.3 = 2.079 =1.499 jam 0.1823 ( 1.204) 2. Seorang wanita dengan berat badan 50 kg diberi obat antibakteria dengan dosis tunggal intravena 6 mg/ kg. sampel darah diambil pada berbagai jarak waktu. Konsentrasi obat (Cp) ditentukan dalam fraksi plasma dari masing-masing cuplikan darah dan diperoleh data sebagai berikut : t (jam) Cp (µg/ ml) 0.25 8.21 0.5 7.87 1 7.23 3 5.15 6 3.09

12 1.11 18 0.40 Diket : a. Berapa harga, k dan t½ untuk obat ini? b. Obat antibakteri ini tidak efektif pada konsentrasi plasma kurang dari 2 µg/ ml. berapa lama kerja obat ini? c. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeliminasi obat sampai 99.9%? d. Jika dosis antibakteri diduakalikan, apakah akan terjadi kenaikan lama kerja aktivitasnya? BB = 50 kg Dosis tunggal = 6 mg/ kg Dit : a., k, t½ b. t pada Cp 2 µg/ ml c. t obat tereliminasi sampai 99.9% d. dosis di 2x kan, apakah t nya meningkat jawab: Data cuplikan darah : t (jam) Cp (µg/ ml) Log Cp 0.25 8.21 0.914343157 0.5 7.87 0.895974732 1 7.23 0.859138297 3 5.15 0.711807229 6 3.09 0.489958479 12 1.11 0.045322979 18 0.4-0.397940009 Grafik :

Chart Title konsentrasi 10 8 6 4 2 0 f(x) = - 0.07x + 0.93 0 2 4 6 8-2 R² = 1 10 12 14 16 18 20 t Cp (µg/ ml) Linear (Log Cp) Log Cp a., k, t½ = DB Cp 0 = Dosis tunggal x BB = 6 mg/ kg x 50 kg = 300 mg Cp 0 = 10 0.9332 =8.5743 µg/ ml 300 mg 300 mg = 8.5743 µg = 8.5743 mg =34.99 L ml L slop= k - k = slop x k = - 0.074 x k = 0.1702 jam -1 t ½= 0.693 k t ½= 0.693 =4.07 jam 0.1702

b. Cp = 2 µg/ ml, t =.. log Cp= k t +logcp log 2= 0.1702 x t 0.3010= 0.1702 x t +log 8.5743 +0.933 2 0.1702 =0.9332 0.3010 t= 0.6322 x =8,55 jam 0.1702 c. t untuk mengeliminasi 99.95 jadi obat yang tertinggal = 0.1% 0.1 dari Cp 0 = 0.1 x8.5743=0.0085743 µg/ml 100 log Cp= k t +logcp log 0.0085743= 0.1702 x t 0.1702 xt 2.0668= +0.9332 0.1702 xt =0.9332+2.066 8 t= 3 x =40.59 jam 0.1702 +log 8.574 3 d. dosis 2x = 2 x Cp 0 log Cp= k t +logcp = 2 x 8.5743 = 17.1486 µg/ ml log 2= 0.1702 x t 0.3010= 0.1702 x t +log 17.1486 +1.234 2

0.1702 xt =1.2342 0.301 0 t= 0.9332 x =12.627 jam 0.1702 dengan menaikan dosis 2x terjadi kenaikan waktu kerja aktifitas ( dari 4.06 jam 12.61 jam ) tapi tidak naik 2x nya. 3. Suatu obat baru diberikan dalam dosis tunggal intravena 200 mg kepada pasien pria dengan berat badan 80 kg. setelah 6 jam, konsentrasi obat dalam darah diperoleh 1.5 mg/ 100 ml plasma. Dengan menganggap adalah 10% berat badan, hitung jumlah total obat dalam cairan tubuh setelah 6 jam. Berapa t½ obat ini? Diket : 0 = 200 mg BB = 80 kg t = 6 jam Cp = 1.5 mg/ 100 ml = 10% BB Dit : a. total obat pada t = 6 jam b. t½ obat ini Jawab: = 10gr 100 x 80kg 10 gr x 80000 gr=8000 ml=8l 100 = 6 jam Cp 6 jam 8000 ml= 1.5 mg/100 ml =8000 ml X 1.5mg =120 mg 100mL = k t +

log 120= k(6) +log 200 2.0791= k(6) +2.3010 k(6) =2.3010 2.079 1 k= 0.2219 x =0.0851 jam 1 6 t ½= 0.693 k t ½= 0.693 =8.14 jam 0.0851 4. Suatu antibiotika baru diberikan dalam injeksi bolus tunggal 4 mg/ kg kepada 5 orang pria dewasa, sehat, umur antara 23 33 tahun (berat badan rata rata 75 kg). kurva farmakokinetika kadar obat dalam plasma waktu untuk obat ini sesuai dengan model kompartemen satu. Persamaan dari kurva yang paling sesuai dengan data adalah Cp=78e 0.46 t Diket : Tentukan hal hal berikut dengan menganggap satuan µg/ ml untuk Cp dan jam untuk t. a. Berapa t½? b. Berapa? c. Berapakah kadar dalam plasma dari obat setelah 4 jam? d. Berapa banyak obat yang tertinggal dalam tubuh setelah 4 jam? e. Prediksikan berapakah kompartemen cairan tubuh obat ini dan jelaskan mengapa saudara membuat prediksi tersebut? f. Dengan menganggap obat tidak efektif lagi apabila kadar menurun menjadi 2 µg/ ml, kapan saudara akan memberikan dosis berikutnya? BB = 75 kg Dosis Tunggal = 4 mg/ kg

Pers Cp = 78e 0.46 t Dit : Cp 0 = 78 µg/ ml k = 0.46 jam -1 a. t½ b. c. Cp 4 jam d. 4 Jam e. Prediksi berapa kompartemen dan mengapa f. t berikutnya jika kadar obat tidak efektif lagi Jawab: a. t½ t ½= 0.693 k t ½= 0.693 =1.5 jam 0.46 b. = DB Cp = Dosis x BB = 4 mg/ kg x 75kg = 300 mg = 300mg 300 mg = 78µg/mL 78mg/L =3.8462 L c. Cp setelah 4 jam log Cp= k t +logcp log Cp= 0.46 x 4 +log7 8 log Cp= 0.7989+1.8928 log Cp=1.0939 Cp=12.413 µg/ml d. setelah 4 jam

= k t +log D 0 B = 0.46 x 4 +log 300 = 0.7989+2.477 1 =1.6782 =47.665 mg e. Perkiraan kompartemen obat pada tubuh adalah mengikuti model komartemen satu, karena obat yang diberikan dengan cara injeksi sehingga obat langsung masuk ke dalam sirkulasi darah dengan menganggap absorpsi obat berjalan seketika. Obat selanjutnya akan langsung di distribusi kan ke dalam tubuh. f. t berikutnya jika dosis obat tidak efektif lagi log Cp= k t +logcp log 2= 0.46 t +log 78 0.3010= 0.46 t +1.8920 0.46 t =1.8920 0.3010 t= 1.591 x =7.96 jam 0.46 5. Berikan Penjelasan istilah volume disttribusi.kriteria apakah yang diperlukan untuk pengukuran volume distribusi agar menjadi berguna dalm perhitungan farmakokinetik? Jawaban : Volume Distribusi menyatakan suatu volume yang harus diperhitungkan dalam memperkirakan jumlah obat dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen sampel. Volume distribusi juga dapat dianggap sebagai volume (Vd) dimana obat terlarut. Vd berguna untuk megaitkan konsentrasi obat dalam plasma (Cp) dan jumlah obat dalam tubuh (Db), seperti dalam persamaan berikut: Db = Cp.Vd

6. Suatu obat mempunyai t ½ eliminasi 6 jam dan mengikuti kinetika orde kesatu. Jika dosis tunggal 200 mg diberikan kepada seorang pasien pria dewasa (68 tahun ) dengan ijeksi IV bolus, berapakah persen dosis yang hilang dalam 24 jan? Dik : t ½ = 6 jam Do = 200 mg BB = 68 kg Ditanya : Berapa % dosis yang hilang dalam 24 jam? Jawaban : t ½= 0.693 k k= 0.693 =0,1155 jam 1 6 = k t +log D 0 B = 0.1155 x 6 +log 200 = 1,20365+2,30102 =1,09737 =12,5132mg Persentaseobat yanghilang dari tubuh= 200 12.5132 200 x 100 =93.7434 7. Seorang pria dalam keadaan agak mabuk ( 75 kg, umur 21 tahun ) dikirim ke suatu tempat rehabilitasi. Dalam darahnya didapat kandungan alcohol 210 mg %.dengan menganggap laju eliminasi rata rata alkohol 10 ml/ jam, berapakah lama waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi alcohol dalam darahnya sampai lebih kecil dari konsentrasi alcohol darah yang diijinkan 100 mg%? (petunjuk : alcohol dieliminasi dengan kinetika orde nol). Berat jenis alcohol = 0,8, volume distrinusi alcohol = 60 % berat badan. Dik :

BB = 75 kg Cp = 210 mg % Cp = 100 mg% Ke = 10 ml / jam Bj alcohol = 0,8 mg/ml Vd = 60 % BB Mengikuti orde nol Dit : t sampai Cp menurun? Jawab: Tetapan laju orde nol untuk alcohol adalah 10 ml/jam, karena gravitasi spesifik alcohol adalah 0,8 Mg/mL 0,8m g/ml= x 10mL x=8mg = 60 100 x75=45ml O bat dalam tubuh pada t=0 D 0 B =Cp 0 x 210 mg x 45 ml=94.5 mg 100 ml O bat dalam tubuh pada waktut =Cp x = 100mg 100mL x 45ml=45mg U ntuk reaksi orde nol 0 = kt+ 45mg= 8(t)+94,5 mg 8(t )=94.5 45 t=6.19 jam

8. Suatu injeksi IV bolus tunggal yang mengandung 500 mg sefamandol nafat ( Mandol, Lilly ) diberikan kepada pasien wanita dewasa (63 tahun, 55 kg ) untuk suatu infeksi septisemia. Volume distribusi = 0,1 L/ kg dan t ½ eliminasi = 0,75 jam. Dengan menganggap obat dieliminasi dengan kinetika orde kesatu dan dapat digambarkan digambar dengan mode kompartemen satu, hitung hal- hal berikut. a. Cp b. Jumlah obat yang masuk dalam tubuh pada jam setelah pemberian obat. c. Waktu yang diperlukanuntuk menurunkan kadar obat sampai 0.5 µm/ml., konsentrasi hambat minimum streptococcus. Dik : 0 = 500 mg BB = 55 kg Vd = 0,1 L / kg t½ = 0,75 jam Dit :t a. Cp? b. pada t = 4 jam c. t untuk sampai pada Cp < 0,5 µg/ ml Jawab : a. = Cp =0,11 L/kg x 55kg=5.5L Cp 0 = 500 5.5 =90.90mg/ L b. pada t = 4 jam k= 0.693 t ½ k= 0.693 =0.924 jam 1 0.75

= k t +log D 0 B = 0.924 x 4 +log500 = 1.6049+2.6989 =1.094 =12.416 mg c. t untuk mencapai Cp 5 µg/ ml log Cp= k t +logcp log 0.5= 0.924 t +log90.90 0.30102= 0.924 t +1.9586 0.924 t =1.9586+0..30102 t= 2.25962 x =5.632 jam 0.924 9. Jika jumlah obat dalam tubuh menurun dari 100 % dosis (injeksi IV bolus) menjadi 25 % dosis dalam waktu 8 jam, berapa t 1/2 eliminasi obat ini (dianggap mengikuti kinetika order kesatu). Diket : Do = 100% = 25% T = 8 jam Ditanya: t 1/2? Jawab: L og = kt 2,303 + L og25= k(8) +log 100 2,303

1,3979= k(8) 2,303 +2 k(8) 2,303 =2 1,397 9 k= 0,60205 x 2,303 =0.1733 jam 1 8 t 1 /2 = 0,693 k t 1/2 = 0,693 0,1733 t 1 /2 =3,9984 jam Jadi, waktu paruh eliminasi obat tersebut adalah 3,9984 jam. 10. Suatu obat mempunyai t 1/2 eliminasi 8 jam dan mengikuti kinetika eliminasi order kesatu. Jika suatu dosis tunggal 600 mg diberikan kepada pasien wanita dewasa (62 kg) dengan injeksi IV cepat, berapa persen dosis yang dieliminasi (yang hilang) selama 24 jam dengan menganggap = 400 ml/kg. Berapakah konsentrasi obat dalam plasma (Cp) pada 24 jam setelah pemberian obat? Diket : t 1/2 = 8 jam 0 = 600 mg Berat badan = 62 kg = 400 ml/kg Dit : % dosis dieliminasi selama 24 jam? Cp pada t = 24 jam? Jawab:

t 1 /2 = 0,693 k k= 0,693 8 k=0,08663 = kt 2,303 + 0,08663 x24 = +log600 2,303 = 2,07912 +2,7782 2,303 = 0,9028+2,778 2 =1,875 4 =75,059 mg % dosis yang hilang selama 24 jam: = 600 75,059 x 100 =87,49016 600 = C p 75,059 mg C p = 24,8 L C p =3,0266 mg L Konsentrasi pada waktu 24 jam adalah 3,0266 mg L 11. Untuk obat-obat yang mengikuti model kompartemen satu terbuka haruskah konsentrasi obat dalam jaringan dan plasma sama? Mengapa? Jawab: Konsentrasi obat total dalam plasma biasanya tidak sama dengan konsentrasi total obat dalam jaringan. Sebuah model kompartemen satu menyiratkan bahwa obat berkesetimbangan dengan cepat

dalam tubuh (dalam plasma dan jaringan). Pada kesetimbangan, konsentrasi obat dapat berbeda dari konsentrasi obat dalam tubuh karena ikatan obat protein, partisi obat ke dalam lemak, perbedaan ph pada daerah tubuh yang berbeda menyebabkan suatu tingkat ionisasi yang berbeda untuk suatu obat berdisosiasi lemah, suatu proses ambilan jaringan aktif, dan lain-lain. 12. Pasien pria dewasa (umur 35 tahun, berat 72 kg) yang menderita infeksi saluran kemih diberi antibiotika IV bolus tunggal dengan dosis 300 mg. Pasien diberitahu agar mengosongkan kandung kemihnya sebelum diobati dan menyimpan contoh urinenya untuk dianalisis. Contoh tersebut dianalisis kandungan obatnya dan sterilitas (hilangnya bakteri). Penetapan kadar obat memberi hasil sebagai berikut: t (jam) Jumlah obat di dalam urine (mg) 0 0 4 100 8 26 a. Dengan menganggap eliminasinya order kesatu, hitunglah t 1/2 eliminasi antibiotika pada pasien tersebut. b. Apa sajakah masalah-masalah praktis dalam mendapatkan data ekskresi obat lewat urine yang sahih untuk penentuan waktu paruh pada eliminasi obat? Diketahui: Berat badan : 72 kg Dosis : 300 mg Waktu D u (mg) D u / t Mg / jam t* (jam) 0 0 4 100 100/4 25 2 8 26 26/4 6,5 6 Ditanya: a. t 1/2? b. masalah dalam mendapatkan data eksresi lewat urine?

Jawab: log dd u = kt dt 2,303 +log k D e B slop= kt 2,303 = logy logy 2 1 log 6,5 log25 = X 2 X 1 6 2 k=0,336 jam 1 t 1 /2 = 0,693 k t 1 /2 = 0,693 0,336 t 1 /2 =2,06 jam Faktor-faktor tertentu dapat mempersulit untuk mendapatkan data ekskresi urine yang sahih. Beberapa faktor tersebut adalah: 1. suatu fraksi yang bermakna dari obat tidak berubah harus diekskresi dalam urine. 2. Teknik penetapan kadar harus spesifik untuk obat yang tidak berubah, dan harus tidak dipengaruhi oleh metabolit-metabolit obat yang mempunyai struktur kimia yang serupa. 3. Diperlukan pengambilan cuplikan yang sering untuk mendapatkan gambaran kurva yang baik. 4. Sampel urine hendaknya dikumpulkan secara berkala sampai hampir semua obat diekskresi. Suatu grafik dari kumulatif obat yang diekskresi versus waktu akan menghasilkan kurva yang mendekati asimtot pada waktu tak terhingga). Dalam praktik diperlukan kurang lebih 7 x t 1/2 eliminasi untuk mengeliminasi 99% obat. 5. Perbedaan ph urine dan volume dapat menyebabkan perbedaan laju ekspresi urine yang bermakna. 6. Subjek hendaknya diberitahu pentingnya untuk memberikan cuplikan urine yang lengkap (yakni dengan pengosongan kandung kemih yang sempurna).