BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mobile Application 2.2 Rumah Sakit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BUSINESS CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Orientasi Manajemen Pemasaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pilihan produk kepada pelanggan sehingga pelanggan dapat saja pindah sewaktu-waktu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggan merupakan inti dari bisnis dan keberhasilan perusahaan tergantung

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan upaya penulis dalam menggambarkan kanvas

BAB 2 LANDASAN TEORI

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Webster s New World Dictionary (1991) dalam Udaya dkk (2013),

BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)

2 BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan meningkatnya harga produk di pasar yang menyebabkan turunnya. bertahan, perusahaan-perusahaan yang ada berusaha mempertahankan

PEMBUATAN DESAIN SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MEMPERLUAS HUBUNGAN DENGAN PELANGGAN PADA SEKURITAS ABC

Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

BAB II LANDASAN TEORI

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR TABEL...xxi. DAFTAR SIMBOL... xxii

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. nyata dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satu contoh. untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan mereka dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Sampah dalam ilmu kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

Unified Modelling Language (UML)

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sufajar Butsianto, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya persaingan bisnis pada zaman globalisasi seperti saat

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif dengan menggunakan model lima kekuatan porter adalah pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dibanyak perusahaan (David, 2011, p. 74). Persaingan itu, menurut Porter adalah sebagai berikut : 1. Persaingan antar perusahaan pesaing 2. Potensi masuknya pesaing baru 3. Potensi pengembangan produk pengganti 4. Daya tawar pemasok 5. Daya tawar konsumen Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Porter Sumber : (David, 2011, p. 74) 2.1.1 Persaingan antar Perusahaan Pesaing Menurut (David, 2011, p. 75) merupakan kekuatan terbesar dari lima kekuatan kompetitif lainnya. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika perusahaan memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan pesaing, seperti : penurunan harga, peningkatan kualitas, penambahan fitur, penyedia layanan, perpanjangan garansi dan lain-lain. 9

10 2.1.2 Potensi Masuknya Pesaing Baru Semakin mudahnya perusahaan baru masuk ke suatu industri tertentu, maka intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat (David, 2011, p. 76). Hambatan bagi masuknya perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk menguasi teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang tinggi, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan regulatif pemerintah, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu, dan potensi penyaring pasar. 2.1.3 Potensi Pengembangan Produk Pengganti Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen produkproduk pengganti. Dimana akan sangat berpengaruh apabila produk pengganti tersebut memiliki harga yang lebih murah dan biaya peralihan konsumen yang juga turun (David, 2011, p. 77). 2.1.4 Daya Tawar Pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi (David, 2011, p. 77). 2.1.5 Daya Tawar Konsumen Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli dalam volum besar, daya tawar mereka dapat mempresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri (David, 2011, p. 77).

11 2.2 Analisa Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem atau system requirement merupakan salah satu tujuan dalam fase analisis, dimana dengan mengetahui kebutuhan sistem maka dapat memahami dengan sebenarnya kebutuhan dari sistem (Fatta, 2007). Kebutuhan sistem dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kebutuhan fungsional berisi informasi dan proses apa saja yang harus dilakukan oleh sistem, dan kebutuhan non fungsional menyangkut perilaku atau properti yang dimiliki oleh sistem. 2.2 Business Model Canvas Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai (Osterwalder & Pigneur, 2012, p. 14). Model bisnis ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui struktur organisasi, proses, dan sistem. Business model canvas merupakan bahasa yang dapat mendeskripsikan dan memanipulasi model bisnis, serta menciptakan strategi baru (Osterwalder & Pigneur, 2012). Model bisnis dapat dijelaskan melalui Sembilan blok bangunan dasar yang memperlihatkan cara berpikir bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang (lihat Gambar 2.1). Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelangsungan finansial. Gambar 2. 2 Business Model Canvas Sumber : (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 18-19)

12 2.3.1. Customer Segments Blok bangunan customer segments menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, prilaku, dan atribut lain. Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar ataupun kecil. Suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang dilayani dan mana yang diabaikan. Setelah memutuskan, bisnis model dapat dirancang dengan hati-hati serta dengan pemahaman yang tepat mengenai kebutuhan spesifik pelanggan (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 20-21). Customer segments dibagi menjadi beberapa tipe yaitu : 1. Mass Market Model bisnis yang berfokus pada masyarakat luas, tidak membedakan berdasarkan segmen pelanggan. Proposisi nilai, channel distribusi, dan hubungan dengan pelanggans emua berfokus pada konsumen secara luas dengan permasalahan dan kebutuhan yang sejenis. 2. Niche Market Model bisnis yang menargetkan pasar yang spesifik dengan spesialisasi segmen pelanggan. Proposisi nilai, channel distribusi, dan hubungan dengan pelanggan semua disesuaikan dengan kebutuhan spesifik yang diinginkan oleh pasar. 3. Segmented Model bisnis yang membedakan antara segmen pasar dengan kebutuhan yang sedikit berbeda serta masalah. 4. Diversified Model bisnis sebuah organisasi yang melayani dua segmen pelanggan dengan kebutuhan dan permasalahan yang sangat berbeda.

13 5. Multi-sided platforms Model bisnis yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang independent. 2.3.2. Value Propositions Blok bangunan value propositions menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Proposisi nilai dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan, setiap proposisi nilai berisi gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik. Dalam hal ini, proposisi nilai merupakan kesatuan, atau gabungan, manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Beberapa proposisi nilai menjadi inovatif dan mewakili sebuah penawaran baru atau mengubah penawaran yang ada. Proposisi nilai lain mungkin sama saja dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan atribut tambahan. (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 22-23) Proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan melalui panduan elemen-elemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga dan kecepatan layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan). Beberapa elemen yang dapat berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan, yaitu : 1. Sifat baru Beberapa value propositions memuaskan sesuatu hal yang baru yang sebelumnya tidak dianggap sebagai sesuatu penawaran. Hal ini sering terjadi namun tidak selalu terjadi, biasanya pada teknologi. Seperti contoh handphone, handphone menciptakan industri baru pada industri telekomunikasi. 2. Kinerja Meningkatkan kinerja dari produk atau jasa yang sudah ada. Seperti contohnya pada sektor industri PC, mereka membuat PC yang lebih cepat, kapasitas yang besar, dan graphic yang lebih tajam.

14 3. Penyesuaian atau Kustomisasi Value propositions yang menciptakan produk atau jasa yang spesifik sesuai dengan pelanggan atau segmen pelanggan butuhkan. Pendekatan ini memperbolehkan pelanggan untuk kostomisasi produk atau jasa yang diinginkan. 4. Menyelesaikan pekerjaan Menciptakan nilai yang dapat membantu para pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Seperti contohnya Roll-Royle yang membantu perusahaan penerbangan dalam hal pembuautan mesin pesawat terbang, sehingga perusahaan penerbangan hanya berfokus pada sistem penerbangan dengan Roll-Royle mendapat bayaran dari setiap jam penerbangan yang menggunakan mesin mereka. 5. Desain Desain merupakan elemen yang penting namun sulit diukur. Terkadang produk dapat bertahan karena design yang superior. Dalam industri fashion desain dapat menjadi bagian terpenting dalam value propositions. 6. Merek atau status Pelanggan menemukan nilai dengan cara yang mudah seperti menggunakan produk dengan merek tertentu. Seperti contohnya menggunakan produk bermerek Rolex dapat memberikan kesan kekayaan bagi penggunanya. 7. Harga Penawaran nilai produk atau jasa yang sama namun dengan harga yang murah merupakan cara yang umum untuk memuasakan kebutuhan pada segmen pelanggan yang price sensitive. 8. Pengurangan biaya Membantu pelanggan untuk mengurangi biaya merupakan cara yang penting dalam pembuatan nilai. Contohnya seperti Salesforce.com menyediakan aplikasi customer relationship management (CRM). Hal ini membantu pelanggan untuk mengurangi biaya.

15 9. Pengurangan risiko Nilai pelanggan yang mengurangi risiko yang akan didapat ketika mereka membeli produk atau jasa. Seperti contoh pembelian mobil, garansi satu tahun dapat mengurangi risiko untuk kerusakan setelah pembelian atau perbaikan. 10. Kemampuan dalam mengakses Membuat produk dan jasa tersedia bagi pelanggan yang sulit untuk mengakses produk tersebut. Hal ini dapat membuat inovasi pada model bisnis, teknologi baru, atau menggabungkan keduanya. 11. Kenyamanan atau kegunaan Membuat hal yang lebih mudah atau gampang digunakan dapat menciptakan nilai yang kuat. Seperti contohnya ipod dan itunes, apple menawarkan fitur yang mempermudah pelanggan dalam mencari, membeli, mengunduh, dan mendengarkan lagu digital. 2.3.3. Channels Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan pelanggan. Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadiaan yang mereka alami. Saluran menjalankan beberapa fungsi, termasuk : 1. Awareness, meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan. 2. Evaluation, membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai perusahaan. 3. Purchase, memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik. 4. Delivery, memberikan proposisi nilai kepada pelanggan. 5. After sales, memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan.

16 Saluran memiliki lima fase yang berbeda. Masing-masing saluran dapat mencakup sebagian atau bahkan kelima fase tersebut. Saluran dapat membedakan antara saluran langsung dan tidak langsung, dan antara saluran yang kita miliki dan yang dimiliki mitra. Gambar 2. 3 Jenis Saluran dan Fase Saluran Sumber : (Osterwalder & Pigneur, 2012, p. 27) 2.3.4. Customer Relationships Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 28-29). Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangunnya bersama segmen pelanggan. Hubungan dapat bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi sampai otomatis. Hubungan pelanggan dapat didorong oleh motivasi berikut : 1. Akuisisi pelanggan (Customer Acquisition) 2. Retensi (mempertahankan) pelanggan (Customer Retention) 3. Peningkatan penjualan (upselling) (Boosting Sales) Hubungan pelanggan yang diterapkan dalam model bisnis suatu perusahaan sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Hubungan pelanggan dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yang mungkin sudah ada dalam hubungan perusahaan dengan segmen pelanggan, diantaranya :

17 1. Bantuan personal Jenis hubungan yang didasarkan pada interaksi manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan mendapatkan bantuan pada saat proses penjualan atau pada saat pembelian selesai. Proses ini dapat berlangsung pada saat berada pada point on sales, melalui call center, menggunakan email maupun cara lain. 2. Bantuan personal yang khusus Jenis hubungan ini direpresentasikan untuk individu pelanggan yang spesifik. Jenis hubungan ini menggambarkan hubungan yang lebih mendalam dengan pelanggan dan biasanya digunakan untuk menjalin hubungan yang lama dengan pelanggan, seperti contohnya private bank service. 3. Swalayan Pada tipe self-service, perusahaan tidak melaukan hubungan secara langsung dengan pelanggan. Perusahaan menyediakan hal yang bisa dirasa perlu, sehingga pelanggan dapat membantu diri mereka sendiri atau dengan kata lain melayani diri sendiri. 4. Layanan otomatis Jenis hubungan ini mencampurkan bentuk layanan yang lebih canggih dengan proses otomatis. 5. Komunitas Perusahaan memanfaatkan komunitas pengguna untuk menjadi lebih terlibat dengan pelanggan dan memfasilitasi hubungan antara komunitas dengan member. 6. Kokreasi Beberapa perusahaan sudah beralih dari hubungan tradisional pelanggan dengan vendor menjadi nilai kokreasi dengan pelanggan. Amazon mengundang pelanggan untuk melakukan review terhadap buku sehingga dapat menjadi nilai bagi pelanggan lainnya. Memanfaatkan pelanggan untuk menciptakan konten.

18 2.3.5. Revenue Streams Blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segment pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan) (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 30-31). Jika pelanggan adalah inti dari model bisnis, arus pendapatan adalah urat nadinya. Perusahaan harus bertanya kepada dirinya sendiri, untuk nilai apakah masing-masing segmen pelanggan benar-benar bersedia membayar? Terjawab dengan tepat perusahaan dapat menciptakan satu atau lebih arus pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan. Masing-masing arus pendapatan mungkin memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda, seperti daftar harga yang tetap, penawaran, pelelangan, kebergantungan pasar, kebergantungan volume, atau manjemen hasil. Model bisnis melibatkan dua jenis arus pendapatan, yaitu : 1. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran pelanggan. 2. Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik untuk memberikan proposisi nilai kepada pelanggan maupun menyediakan dukungan pelanggan pasca-pembelian. Beberapa cara membangun arus pendapatan, yaitu : 1. Penjualan asset Mendapatkan keuntungan dengan cara menjual milik sendiri menjadi produk yang dijual. Contohnya amazon jual buku. 2. Biaya penggunaan Mendapatkan keuntungan dari penggunaan jasa tertentu 3. Biaya berlangganan Mendapatkan keuntungan menjual jasa secara berkelanjutan (continuous services)

19 4. Pinjaman atau penyewaan atau Leasing Mendapatkan keuntungan dengan cara memperbolehkan pelanggan menggunakan properti atau asset dalam jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penggunaan asset atau properti tersebut. 5. Lisensi Mendapatkan keuntungan dengan cara memberikan pelanggan hak untuk menggunakan properti intelektual yang dilindungi, dengan cara membayar biaya lisensi 6. Biaya komisi Medapatkan keuntungan dengan menyediakan jasa intermediasi yang digunakan oleh kedua belah pihak atau lebih. Sehingga mendapatkan keuntungan dari persentasi pendapatan. Contoh penyedia credit card. 7. Periklanan Mendapatkan keuntungan dengan cara mengiklankan produk, jasa serta merek tertentu. Masing-masing arus pendapatan memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda. Jenis mekanisme penetapan harga yang dipilih dapat membedakan pendapatan yang dihasilkan. Terdapat dua jenis mekanisme penetapan harga, yaitu penetapan harga tetap dan penetapan harga dinamis.

20 Gambar 2. 4 Mekanisme Penetapan Harga Sumber : (Osterwalder & Pigneur, 2012, p. 33) 2.3.6. Key Resources Blok bangunan sumber daya utama menggambarkan asset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 34-35). Setiap model bisnis memerlukan sumber daya utama. Sumber daya memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, manjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pelanggan. Kebutuhan sumber daya utama berbeda-beda sesuai jenis model bisnis. Sumber daya utama dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau diperoleh dari mitra utama. Sumber daya utama dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Fisik Kategori ini termasuk asset fisik, seperti fasilitas pabrik, gedung, kendaraan, mesin, sistem, sistem point on sales, dan jalur distribusi. 2. Intelektual Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan, patent, copyright, partnership, dan database pelanggan merupakan komponen sangat penting dalam model bisnis.

21 3. Manusia Setiap perusahaan membutuhkan sumber daya manusia, tetapi sumber daya yang dibutuhkan adalah sumber daya yang sangat menonjol dalam model bisnis tertentu. 4. Finansial Beberapa perusahaan menganggap keuangan merupakan kunci utama dalam sumber daya untuk mempekerjakan pekerja serta membeli asset dan intelektual. 2.3.7. Key Activities Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 36-37). Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas kunci. Aktivitas kunci diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Aktivitas kunci bergantung pada jenis model bisnisnya. Kategori aktivitas kunci, antara lain : 1. Produksi Aktivitas yang berhubungan dengan merancang, membuat, dan menciptakan produk dalam jumlah dan kualitas tertentu. 2. Pemecahan masalah Tipe aktivitas yang memberikan solusi baru kepada pelanggan untuk menyelesaikan masalah pelanggan atau individu. 3. Platform atau jaringan Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai sumber daya kunci yang didominasi oleh jaringan yang berhubungan denga aktivitas kunci.

22 2.3.8. Key Partnerships Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 38-39). Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis. Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi risiko, atau memperoleh sumber daya mereka. Terdapat empat jenis kemitraan, yaitu : 1. Aliansi strategis antara non-pesaing. 2. Coopetition : kemitraan strategis antarpesaing. 3. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru 4. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan. 2.3.9. Cost Structure Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2012, pp. 40-41). Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai, mempertahankan hubungan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya relatif lebih mudah setelah sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci, dan kemitraan utama ditentukan. Struktur biaya dibedakan dalam dua kelas, yaitu : 1. Terpacu biaya (cost-driven) Merupakan model bisnis yang berfokus pada meminimalkan biaya. 2. Terpacu nilai (value-driven) Merukan jenis struktur biaya yang berfokus pada penciptaan nilai. Karakteristik struktur biaya : 1. Biaya tetap Merupakan biaya yang tetap sama, meskipun adanya perubahan volum dalam memproduksi barang atau jasa. Contoh : gaji, biaya sewa pabrik, dll.

23 2. Biaya variabel Merupakan biaya yang sangat proposional dengan jumlah barang atau jasa yang diproduksi. 3. Skala ekonomi Biaya keuntungan yang dapat dinikmati akibat pengembangan output. Contoh : mendapatkan potongan harga ketika membeli secara grosir 4. Lingkup ekonomi Biaya keuntungan yang dinikmati oleh bisnis akibat dari cakupan bisnis yang besar. 2.3 Sistem Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2010) sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling terikat yang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengontrolan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi dapat merupakan kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O'Brien J. A., 2011). Orang bergantung paa sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data). 2.4 Analisis dan Perancangan Sistem Berbasis Objek Object-Oriented Analysis (OOA) adalah mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukkan interaksi pengguna apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 60)

24. Object-Oriented Design (OOD) adalah mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 60). Unified Modeling Language merupakan model yang standar yang dikembangkan secara spesifk untuk pengembangan Object-Oriented. 2.4.1. Activity Diagram Menurut Satzinger, et al (2009, p. 141)sebuah activity diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai aktivitas pengguna kegiatan, orang yang melakukan stiap kegiatan, dan aktivitas-aktivitas tersebut.. Gambar 2. 5 Simbol Activity diagram Sumber : (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 142)

25 2.4.2. Usecase Diagram Menurut Satzinger, et al (2009, p. 244) sebuah use case menunjukkan berbagai peran user dan bagaimana cara user berinteraksi dengan sistem. Terdapat beberapa notasi untuk membuat usecase diagram, yaitu : 1 Aktor 2 Usecase 3 Automation boundary 4 Connecting line Gambar 2. 6 Notasi Pada Use case Diagram Sumber : (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 243) Hubungan pada Use Case Diagram terbagi menjadi: 1. <<include>> relationship atau disebut juga <<uses>> relationship adalah hubungan antar use case yang memungkinkan satu use case menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh use case lain (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009). 2. <<extends>> relationship merupakan hubungan antar use case yang memungkinkan satu use case secara optional menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh use case lain (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009).

26 2.4.3. Usecase Description Menurut Satzinger et al (2005:220), Use case Description adalah penjelasan yang memuat proses detil untuk sebuah use case. Jenis-jenis use case description : 1. Brief Description Menurut Satzinger et al (2009) brief description dapat digunakan untuk use case yang sangat sederhana, terutama sistem yang akan dibangun berskala kecil, dan aplikasinya mudah dimengerti. Use case yang sederhana secara umum memiliki skenario tunggal dan jika terdapat exception akan sedikit jumlahnya. 2. Intermediate Description Menurut Satzinger et al (2009), intermediate description merupakan use case description level menengah mengembangkan brief description untuk menyertakan aliran internal dari aktivitas untuk sebuah use case. Exception dapat didokumentasi jika diperlukan 3. Fully Developed Description Menurut Satzinger et al (2009), fully developed description adalah metode paling formal untuk mendokumentasikan use case. 2.4.4. Domain Model Class Diagram Domain Model Class Diagram adalah tipe atau klasifikasi untuk salah satu dari semua yang dimiliki object yang serupa (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009). Domain model class diagram adalah sebuah UML class diagram yang menunjukkan sesuatu yang penting dalam pekerjaan user (problem domain classes, asosiasi classes dan atributnya) (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009). Berikut ini adalah contoh dari domain model class diagram.

27 Gambar 2. 7 Contoh Domain Model Class Diagram Sumber : (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009) 2.4.5. System Sequence Diagram Menurut Satzinger, et al (2009, p. 252), System Sequence diagram (SSD) adalah sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem selama berjalannya use case atau skenario. Gambar 2. 8 Notasi Sequence diagram Sumber : (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 253) Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian / event untuk menghasilkan output tertentu. Sequence diagram diawali dari apa yang memicu sebuah aktivitas, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

28 2.4.6. User Interface Menurut Satzinger, et al (2009), user interface merupakan bagian bagian dari sistem informasi membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat input dan output. 2.5 Kerangka berpikir Kerangka pikir penulisan ini dimulai dari analisis industri dengan menggunakan lima kekuatan porter dan analisa kebutuhan sistem. Analisis industri dilakukan untuk menganalisa kelayakan ide, serta memberikan gambaran umum tentang industri yang akan dimasuki, pelanggan yang akan dilayani, serta memilih strategi yang tepat untuk melaksanakan ide tersebut. Kemudian untuk melihat potensi bisnis dilakukan analisis bisnis menggunakan business model canvas yang dapat dibagi menjadi 9 blok utama yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activity, key partnership dan cost structure. Dari hasil analisa industri dan business model canvas maka akan dilakukan penurunan hasil analisa ke dalam fitur perancangan, yang menjelaskan fitur-fitur apa saja yang harus diturunkan kedalam sistem. Setelah melakukan penurunan fitur-fitur, perancangan sistem akan dibuat perancangan menggunakan pendekatan OOAD dengan menggunakan activity diagram, usecase diagram, class diagram, sequance diagram dan user interface diagram.