43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat PT. Parida Shoes Sejarah PT. Parida Shoes Jakarta berdiri pada tahun 1942, yang beralamat di Jl. Jatinegara Timur IV No. 26-29-31, Jakarta Timur 13350. PT. Parida Shoes merupakan sebuah perusahaan Keluarga atau swasta yang bergerak dalam bidang industri sepatu, khususnya sepatu kulit yang digunakan untuk badan pertahanan dengan jumlah karyawan 90 orang. PT. Parida Shoes berawal dari usaha home industry yang didirikan pada tahun 1942 oleh Bapak H. Abdul Rachim yang masih memegang jabatan sebagai pemilik sekaligus pemimpin perusahaan. Produk yang dihasilkan berupa sepatu dan sandal dengan menggunakan bahan kulit. Namun, Setelah kemerdekaan tahun 1945 usaha home industry ini dilanjutkan oleh anaknya yaitu Bapak H. Abdul Djawad. Pada tahun 1953 usaha home industry sepatu ini dibuat badan hukum berbentuk Firma PARIDA, anggotanya terdiri dari Bapak H. Abdul Rahim, Bapak H. Abdul Murad, Bapak H. Abdul Muis. Pada Firma PARIDA ini, produk sepatunya belum menggunakan bahan sol kulit pada bagian bawah sepatu, tapi masih menggunakan bahan kulit sapi dan pembuatannya dengan menggunakan sistem jahit secara manual dengan 43
44 tangan, belum menggunakan mesin baik itu mesin potong, mesin moulding dan mesin-mesin lainnya. Pada tahun 1953 Firma PARIDA mendapat orderan tetap berupa sepatu kulit dari Korps CIAD (Corp Intendent Angkatan Darat), namun disamping itu Firma PARIDA masih membuat produk-produk selain sepatu yaitu sandal kulit dan barang kerajinan kulit yang juga dijual untuk umum. Setelah tahun 1970, Firma PARIDA sudah tidak mengembangkan pemasaran produknya untuk produk selain sepatu kulit, tetapi lebih memfokusakan pada pemasaran sepatu kulit khusus pria untuk Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia. Pada tahun 1980 proses produksi sepatu kulit untuk Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia diharuskan menggunakan mesin cetak moulding dengan menggunakan bahan dasar sepatu yaitu sol dari karet. Maka dari itu, Firma PARIDA membeli mesin moulding yang berasal dari Inggris sebanyak 6 buah dibantu oleh pemberian kredit dari Bank Negara Indonesia 46. Tahun 1983 membeli 2 mesin moulding baru yang berasal dari Ceko, dimana mesin moulding ini memilki kecepatan proses produksi yang lebih cepat dibanding dengan mesin moulding sebelumnya. Pembelian 2 mesin moulding dari Ceko ini disebabkan oleh banyaknya orderan atau melonjaknya jumlah pesanan serta jumlah tenaga kerja kerja yang terbatas. Sehingga dengan menggunakan kedua mesin moulding baru ini permintaan dapat dipenuhi sesuai jadwal. Firma PARIDA berubah badan hukum menjadi Perusahaan Terbatas PARIDA SHOES (PT. PARIDA SHOES) pada tahun 1990, dengan Direktur Utama adalah Bapak H. Abdul Djawad dan dibantu oleh anak-anaknya, hingga 44
45 kini. Atas dasar itulah tujuan didirikannya PT. PARIDA SHOES adalah agar perusahaan sepatu kulit ini mempunyai prospek yang baik kedepannya dan telah mendapat wewenang untuk memasarkan hasil produksinya keseluruh jajaran Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia. PT. Parida Shoes yang berlokasi didaerah Jakarta Timur ini memiliki 2 lantai, luas lantai bawah adalah ±500m 2 dan luas lantai atas adalah ±300m 2 dimana lantai bawah digunakan sebagai lantai produksi untuk proses finishing sampai packing dan beberapa ruang kantor sedangkan lantai atas digunakan sebagai lantai produksi untuk proses cutting sampai moulding dan beberapa ruang kantor. a. Visi dan Misi Perusahaan i. Visi Perusahaan Mengembangkan produk dalam negeri dengan cara membantu Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia untuk menggunakan sepatu kulit yang sesuai dengan standar ketentuan untuk mengemban tugas-tugas Negara Indonesia. ii. Misi Perusahaan Melatih dan mempekerjakan tenaga kerja sesuai dengan bidangnya, guna mengatasi tingkat pengganguran, memenuhi tingkat kebutuhan sepatu terhadap Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia, serta menjaga dan meningkatakan kualitas serta mutu dari produk sepatu kulit agar dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. 45
46 2. Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan memiliki bagian-bagian untuk melakukan atau menyelesaikan tahapan pekerjaan. Bagian atau departemen yang ada dalam setiap perusahaan besar berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan operasi perusahaan tersebut. Antar departemen yang ada harus bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang ada dalam departemennya. Kerja sama yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan harus berdasar pada pembagian kerja yang tepat dan adanya suatu pelimpahan wewenang serta tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan pegawai yang bersangkutan sehingga kondisi yang baik dan harmonis dapat diciptakan. Suatu struktur organisasi yang baik harus dapat menimbulkan kepuasan perseorangan dan kepuasan keseluruhan. Struktur organisasi juga dapat menentukan batasan atau tugas masing-masing individu atau golongan pada perusahaan. Karyawan akan mengetahui kewajiban serta haknya dalam perusahaan, dengan demikian diharapkan masing-masing karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi pada PT. PARIDA SHOES dapat dilihat pada lampiran gambar 4.1. Berikut ini akan diuraikan secara garis besar tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan sesuai dengan struktur organisasi pada PT. PARIDA SHOES : 1. Dewan Komisaris Tugas dari Dewan Komisaris adalah : 46
47 a. Berperan sebagai pengurus yang tidak aktif. b. Mengangkat dan memberhentikan Direksi. c. Meminta pertanggungjawaban Direksi melalui rapat umum pemegeng saham. d. Membuat rencana kebijakan perusahaan jangka panjang 2. Direktur Utama Tugas dari Direktur Utama adalah : a. Mengkoordinasi wakil direktur. b. Membuat kebijakan serta usulan dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia. c. Sebagai pengambilan keputusan. d. Memberikan pertimbangan-pertimbangan untuk kemajuan perusahaan. e. Melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham. 3. Wakil Direktur Utama Tugas dari Wakil Direktur adalah : a. Membantu direktur dalam membuat perencanaan. b. Mengkoordinasi para karyawan. c. Sebagai penasehat di bidang marketing, hukum, pajak, dan ketenagakerjaan. d. Menggantikan tugas direktur apabila berhalangan. 4. Kepala Produksi Tugas dari Kepala Produksi adalah : 47
48 a. Membuat rencana produksi. b. Bertanggung jawab terhadap material bahan baku dan mutu hasil produksi. c. Mempertahankan hubungan baik dengan customer. d. Mengkoordinasi para mandor. 5. Bagian Keuangan Tugas dari Bagian keuangan adalah : a. Menghitung dan melaporkan PPN dan PPH. b. Membuat laporan akuntansi perpajakan. c. Bertanggung jawab dalam bidang perpajakan. d. Menghitung kas kecil dan laporan kas kecil. e. Membagikan uang makan dan uang transport karyawan. 6. Bagian Administrasi Tugas dari Bagian Administrasi : a. Melakukan recruitment tenaga kerja. b. Menempatkan para pegawai ke dalam divisi masing-masing. c. Mengurus kesejahteraan pegawai. d. Bertanggungjawab atas permasalahan yang menyangkut tenaga kerja. 7. Mandor Tugas dari Mandor adalah : a. Memberi perintah kepada para pekerja produksi. b. Mengawasi aktivitas produksi atas perintah kepala produksi. 48
49 c. Memimpin kelompok kerja yang terdiri dari atas beberapa pekerja produksi. d. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja produksi. B. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini, maka pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di PT. PARIDA SHOES. Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. PARIDA SHOES di Jalan Jatinegara Timur IV 26-29-31, Jakarta-Timur 13350. Sedangkan waktu penelitiannya direncanakan akan dilaksanakan kurang lebih 3 bulan yaitu dari bulan April hingga bulan Juli tahun 2009. C. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan suatu pemecahan masalah. Sehingga penelitian dapat dilakukan dengan lebih terarah dan sistematis serta dapat memberikan kemudahan dalam menganalisis permasalahan yang ada Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu strategi penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang sedang berlangsung serta menjawab pertanyaan yang menyangkut penelitian. Data dan informasi yang telah didapatkan, kemudian dikumpulkan, diklasifikasi dan 49
50 diinterprestasikan sehingga dapat informasi yang diperlukan untuk menganalisa masalah yang diteliti. Penulis berupaya menjelaskan dan memaparkan data-data yang diperoleh dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang cukup ilmiah. D. Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variable-variabel yang berhubungan dengan produksi. Berkaitan dengan penelitian ini, maka ada operasional variabel yang digunakan oleh penulis, yaitu : 1. Perencanaan Perencanaan adalah penentuan sasaran dan penyiapan berbagai anggaran untuk mencapai sasaran tersebut yang memungkinkan untuk dilaksanakan di masa depan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumbersumber ekonomi yang dimiliki dan kendala-kendala yang dihadapinya di masa yang akan datang. 2. Pengendalian Pengendalian merupakan suatu fungsi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan standard-standard yang telah ditetapakan oleh perusahaan dan adanya tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan. 50
51 3. Anggaran Anggaran didefinisikan sebagai suatu rencana yang disusun secara sistematis meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter yang berlaku dalam kurun waktu teretentu dimasa yang akan datang serta sebagai dasar sistem pengendalian keuangan perusahaan. E. Metode Pengumpulan Data Didalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data untuk mendapat keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pembahasan data dalam penelitian ini. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian lapangan (Field Research). Metode penelitian lapangan adalah metode yang digunakan penulis dengan jalan terjun langsung mendatangi obyek yang diinginkan. Dengan cara ini kita dapat secara langsung mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi pada obyek riset tersebut, pengumpulan data-data dengan metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Pengamatan (Observation) Penulis mengadakan peninjauan secara langsung pada perusahaan sebagai obyek penelitian yaitu PT. Parida Shoes untuk memperoleh keterangan dan kenyataan yang sebenarnya dengan teknik pengumpulan data dengan melakukan aktifitas-aktifitas dalam proses produksi sehingga dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilakukan perusahaan. 51
52 b. Wawancara (Interview) Penulis mengadakan komunikasi secara langsung pada pimpinan dan karyawan guna mendapatkan informasi yang sekiranya tidak dapat diperoleh melalui observasi yang dianggap perlu dan dapat menambah informasi dalam penulisan skripsi ini. F. Metode Analisis Data Dalam memperoleh jawaban terhadap perumusan masalah, penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptis merupakan suatu model analisis yang menggambarkan keadaan dari objek yang diteliti dalam hal ini PT. Parida Shoes. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perbandingan faktafakta dengan segi teoritisnya tentang evaluasi penyusunan perencanaan dan pengendalian anggaran tenaga kerja langsung pada PT. Parida Shoes. Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, maka data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Analisis Kualitatif Metode analisis kualitatif dapat dilakukan dengan cara membandingkan prosedur-prosedur mengenai penyusunan dan penerapan serta pengendalian tenaga kerja langsung secara aktual dengan prosedur-prosedur yang diuraikan di dalam teori-teori yang telah dibatasi dalam bab II dengan masalah yang sedang di teliti. 52
53 2. Analisis Kuantitatif Metode analisis kuantitatif ini untuk mengetahui hubungan antara variablevariabel dalam penelitian ini penulis menganalisis data perusahaan berupa anggaran tenaga kerja yang merupakan suatu alat analisis yang sangat penting untuk waktu yang akan datang, dimana untuk mengetahui posisi anggaran tenaga kerja perusahaan, apakah benar-benar sudah terkendali atau belum. 53