Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar Merangkai alat Pengelasan Digerinda permukaan yang kasar Pengecatan b a 42
43 Lampiran 1. (Lanjutan) b a Pengujian alat Laya a k? Pengukuran parameter Dat Analisis data Selesa
Lampiran 10. Gambar alat Tampak depan Tampak samping 47
Lampiran 11. Gambar biji kedelai Biji kedelai terkupas 48
Lampiran 11. (Lanjutan) Biji kedelai tidak terkupas 49
Lampiran 11. (Lanjutan) Kulit ari biji kedelai 50
Lampiran 11. (Lanjutan) Biji kedelai rusak 51
Lampiran 12. Data pengamatan pengupasan kulit ari biji kedelai Ulangan Berat Kedelai dikupas (kg) Waktu Pengupasan (jam) Berat Kedelai Terkupas (kg) Berat Kedelai Rusak (kg) Berat Kedelai Tidak Terkupas (kg) Berat Kulit Kedelai (kg) I 1 0,023 0,75 0,046 0,128 0,073 II 1 0,019 0,73 0,052 0,121 0,068 III 1 0,018 0,82 0,029 0,085 0,063 IV 1 0,017 0,80 0,037 0,088 0,068 V 1 0,015 0,78 0,030 0,110 0,068 VI 1 0,015 0,77 0,033 0,113 0,066 VII 1 0,017 0,76 0,035 0,100 0,068 VIII 1 0,018 0,74 0,038 0,124 0,069 IX 1 0,019 0,72 0,038 0,122 0,068 Total 9 0,161 6,87 0,034 0,991 0,611 Rataan 1 0,018 0,76 0,003 0,110 0,068 1. Kapasitas Pengupasan = = 55,5 kg/jam 2. Persentase kerusakan hasil kupasan (%) = 4,91% 3. Persentase biji kedelai tidak terkupas (%) 11,01% 52
Lampiran 12. (Lanjutan) 4. Persentase biji kedelai hilang (%) x 100% = 2,1% x 100% 53
Lampiran 13. Spesifikasi alat Perhitungan panjang sabuk V L = 2C + 1,57(D + d) + dimana: L = Panjang efektif sabuk (mm) C = Jarak antara kedua sumbu roda transisi (mm) D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm) d = Diameter luar efektif roda transmisi yang kecil (mm) Panjang sabuk V dari motor listrik ke poros silinder pengupas L = 2(620) + 1,57(130 +80) + L =1569,72 mm L = 62 inch Perhitungan revolusi per menit (rpm) Dik : D 1 = 6,3 inci D 2 = 6,5 inci N 2 = 1400 rpm Dit : N 1 =...? Formulasi : N 1 /D 1 = N 2 /D 2 N 1 /6,3 inci = 1400 rpm/6,5 inci 6,5 inci x N 1 = 6,3 inci x 1400 rpm N 1 = 6,3 inci x 1400 rpm/6,5 inci N 1 = 1356,92 rpm 54
Lampiran 13. (Lanjutan) N 1 = 1356 rpm Maka rpm pada rotator ialah 1356 revolusi per menit sedangkan rpm pada stator sebesar 1400 revolusi per menit. dimana: D 1 D 2 N 1 N 2 = diameter rotator = diameter stator = rpm pada rotator = rpm pada stator Perhitungan daya (P) Diameter silinder = 16 cm Tebal silinder Diameter puli Volume silinder = 8 cm = 13 cm = L x tebal silinder π 2 x tebal silinder = 3,14 (8) 2 x 8 = 1607,68 cm 3 = 0,160768 Liter Massa ρ = 7,8 kg/liter x 0,160768 Liter = 1,254 kg F - = 1,5433 kg 55
Lampiran 13. (Lanjutan) T = F x r silinder = 1,5433 kg x 8 cm = 12,3464 P = 0,238 HP Pm = 0,29 HP Karena dipasaran tidak tersedia alat dengan daya 0,29 HP maka digunakan motor dengan daya yang mendekati nilai tersebut yaitu 1 HP. dimana: V = Volume silinder F = Gaya pada silinder m = massa T = Torsi P = Daya n = putaran r = jari-jari ρ = massa jenis 56
Lampiran 14. Analisis ekonomi 1. Unsur Produksi 1. Biaya Pembuatan Alat (P) = Rp. 4.000.000 2. Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp. 400.000 4. Jam kerja = 8 jam/hari 5. Produksi/hari = 444 kg/hari 6. Biaya operator = Rp. 40.000/ hari (1 jam=rp. 5000) 7. Biaya listrik = Rp. 250,5/ jam 8. Biaya perbaikan = Rp. 18/ jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp. 432.000/ tahun 10. Biaya sewa gedung = Rp. 40.000/ tahun 11. Pajak = Rp. 80.000/tahun 12. Jam kerja alat per tahun = 2400 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2012) 2. Perhitungan Biaya Produksi 1. Biaya tetap (BT) 1. Biaya penyusutan (D) D = dimana: D = Biaya penyusutan (Rp/tahun) P = Nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp) 57
Lampiran 14. (Lanjutan) n = Umur ekonomi (tahun) D = = Rp 720.000/tahun 2. Bunga modal dan asuransi (I) Bunga modal pada bulan Agustus 16% dan Asuransi 2% I = = = Rp. 432.000/tahun 3. Biaya sewa gedung Sewa gedung = 1% x P = 1% x Rp. 4.000.000 = Rp. 40.000/tahun 4. Pajak Pajak = 2% x P = 2% x Rp. 4.000.000 = Rp. 80.000/tahun Total biaya tetap = Rp. 1.272.000/tahun 2. Biaya tidak tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = = = Rp. 18/jam 58
Lampiran 14. (Lanjutan) 2. Biaya listrik Motor listrik 1 HP = 0.75 KW Biaya listrik = 0.75 KW x Rp. 334/KWH = Rp.250,5/H = Rp.250,5/jam 3. Biaya operator Biaya operator = Rp. 5000/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 5.268,5/jam 3. Biaya Produksi Biji Kedelai Terkupas Biaya pokok = + BTT]C = + Rp. 5.268,5/jam]x 0,018 jam/kg = Rp. 104,373/kg 59
Lampiran 15. Break even point Biaya tetap (BT) = Rp. 1.272.000/tahun = Rp. 530/jam (1 tahun = 2.400 jam) = Rp. 9,54954/kg (1 jam = 55,5 kg) Biaya tidak tetap (BTT) = Rp. 5.268,5/jam (1 jam = 55,5 kg) = Rp. 94,928/ Kg Penerimaan setiap kg produksi (R) = harga kedelai setelah dikupas - harga kedelai sebelum dikupas Penerimaan setiap kg produksi (R) kedelai = Rp.16.000 Rp. 11.000 = Rp. 5.000 Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan biji kedelai terkupas sebanyak : N = = = 259,32 kg/tahun 60
Lampiran 16. Net present value Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n). Kriteria NPV yaitu: - NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan - NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan persamaan (10), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: CIF-COF 0 Investasi = Rp. 4.000.000 Nilai akhir = Rp. 400.000 Suku bunga bank = Rp 16% Suku bunga coba-coba = Rp 20% Umur alat Pendapatan = 5 tahun = penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun = Rp. 5.000/kg x 55,5 kg/jam x 2400 jam = Rp. 666.000.000 Pembiayaan = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja 1 tahun = Rp. 104,373/kg x 55,5 kg/jam x 2400 jam = Rp. 13.902.483,6 61
Lampiran 16. (Lanjutan) Cash in Flow 16% 1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 16%,5) = Rp. 666.000.000 x 3,2743 = Rp. 2.180.683.800 2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 16%,5) = Rp 400.000 x 0,4761 = Rp. 190.440 Jumlah CIF = Rp. 2.180.874.240 Cash out Flow 16% 1. Investasi = Rp. 4.000.000 2. Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 16%,5) = Rp. 13.902.483,6 x 0,4761 = Rp. 6.618.972,44 Jumlah COF = Rp. 10.618.972,44 NPV 16% = CIF COF = Rp. 2.180.874.240 Rp. 10.618.972,44 = Rp. 2.170.255.267,56 Cash in Flow 20% 1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 20%,5) = Rp. 666.000.000 x 2,9906 = Rp. 1.991.739.600 2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 20%,5) = Rp. 400.000 x 0,4019 = Rp. 160.760 62
Lampiran 16. (Lanjutan) Jumlah CIF = Rp. 1.991.900.360 Cash out Flow 20% 1. Investasi : Rp. 4.000.000 2. Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 20%,5) = Rp. 13.902.483,6 x 0,4019 = Rp. 5.587.408,15 Jumlah COF = Rp. 9.587.408,15 NPV 20% = CIF COF = Rp. 1.991.900.360 Rp. 9.587.408,15 = Rp. 1.982.312.951,85 Jadi besarnya NPV 16% adalah Rp. 2.170.255.267,56 dan NPV 20% adalah Rp. 1.982.312.951,85 J 67aha ini layak untuk dijalankan. 63
Lampiran 17. Internal rate of return Suku bunga bank paling atraktif (p) = 16% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 20 % IRR = q% + x (q% - p%) = 20% + x (20%-16%) = 66,54% 64