Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 74

2 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar silinder pencacah (N 2 ) : 874 rpm Kecepatan putar poros mesin (N 1 ) : 1618 rpm a) Kecepatan Putar ( ) N 1 x 1618 x = 169,44 rad/s b) Kecepatan Putar ( = N 2 x = 874 x = 91,53 rad/s c) Kecepatan Putar Total = = 130,49 rad/s d) Fluktuasi Kecepatan ( = = = 0,60 rad/s e) Momen Inersia (I) I = = = 0, m 4 f) Modulus Elastisitas (E) E = I x x = 0, x 0,60 x (130,49) 2 = 22,46 g) Jari-jari Girasi (K) K = = = = 0,086 h) Gaya Tangensial (F) F = = = 2,92 lb = 12,98 N

3 76 Lampiran 1. Lanjutan i) Shear Stress ( ) = = = j) Momen Torsi (Mt) M t = F x r = 12,98 x ( 0,375+0,25)= 8,1125 Nm k) Daya Penggerak (Pp) P p = = = 1374,55 Watt = 1,842 HP l) Daya Pada saat Pencacahan (P) P = (Pb Pt) = ( 4989 Watt 3734,15 Watt) = 1254,85 Watt = 1,68 HP m) Kebutuhan Daya Total (P tot ) P tot = P p + P =1374,55 Watt ,85 Watt = 2629,4 Watt = 3,52 HP Jadi kebutuhan daya total adalah 2629,4 Watt

4 77 Lampiran 2. Analisis Unit Transmisi (Puli-Sabuk) Diketahui: Diameter puli motor (D 1 ) : 13,5cm = 0,135 m Diameter puli silinder pencacah (D 2 ) : 25cm = 0,25 m Putaran puli motor(n 1 ) : 1618 rpm Sabuk V Tipe B Luas penampang sabuk B : 1,34 x 10-4 m 2 Jarak antar puli (C) : 51cm = 0,51 : 1,7 mpa : 1250 kg/m 3 f. gesek : 0,3 a) Putaran puli silinder pencacah (N 2 ) N 2 = = = 874 rpm b) Panjang Sabuk Transmisi (L) L = 2C + (D 1 +D 2 ) + (D 1 -D 2 ) 2 = 2. 0,51 + (0,135+0,25) + (0,135-0,25) 2 = 1,63 m = 64,22 inchi c) Massa sabuk V tipe B m = = 1250 x 1,34x10-4 x 1,63 = 0,27 kg

5 78 Lampiran 2. Lanjutan d) Kecepatan Linier (v) v = = = 11,44 m/s e) Sudut kontak sabuk = arc sin = 192,95 o = 3,37 Rad = arc sin = 167,05 o = 2,92 Rad Sudut kontak yang digunakan adalah yang paling kecil yaitu 2,92 rad f) Tegangan sisi kencang (T 1 ) T 1 = = 1,7 x ,34 x 10-4 = 227,80 N g) Tegangan sisi kendor (T 2 ) = 0,27. (11,44) 2 = 35,35 kg.m 2 /s 2 T 2 = 50,22 N h) Daya sabuk (P) P = (T 1 -T 2 ).v = (227,8 50,22).11,44 = 2031,51 watt/sabuk i) Jumlah sabuk (n) n = = = 1,29 sabuk 2 sabuk V tipe B j) Tegangan Tarik sabuk (F s ) F s = (T 1 +T 2 ).n = (227, ,22).2 = 556,04 N

6 79 Lampiran 3. Analisis Poros Diketahui: Faktor koreksi daya untuk daya maksimum :0,8-1,2, digunakan 1,0 Daya merupakan daya output dari motor bakar 14HP: Watt Putaran puli pada motor penggerak (N 1 ) : 1618 Rpm Putaran puli pada silinder pencacah (N 2 ) : 874 Rpm a) Daya Rencana (P d ) P d = f c. P = 1, = Watt = 10,444 kw b) Momen rencana (T) T = 9,74 x 10 5 = 9,74 x 10 5 = 11638,96 kg mm c) Defleksi puntiran ( ) = 584 = 584 = 0,12 o Beban yang terjadi pada poros Poros mengalami pembebanan seperti pada gambar berikut:

7 80 Lampiran 3. Lanjutan d) Diagram gaya pada beban vertikal Fsilinder Fp R A R B Fs 0,20 m 0,17 m 0,08 m F 1 = m.g = 15,40. 9,81 = 151,07 N F 2 = m 2.g = 1,8. 9,81 = 17,66 N Beban pada puli dan beban dari tegangan sabuk berada pada titik dan arah yang sama sehingga bisa dijumlahkan: F 2 +F s =F ps =17, ,50 = 578,16 N 151,07 N 578,16 N R A R B 0,23 m 0,21 m 0,04 m Mencari Nilai R b

8 81 Lampiran 3. Lanjutan Mencari Nilai R A e) Momen Lentur pada poros arah Vertikal 151,07 N 578,16 N 19,53 N 709,70 N 0,23 m 0,44 m 0,48 m

9 82 Lampiran 3. Lanjutan Diagram Momen 4,50 Nm 0-23,13 Nm f) Diameter Poros (d) Sehingga: m = 25,25 mm g) Putaran Kritis Diketahui: Diameter poros Panjang poros Beban puli + sabuk Beban silinder : 42 mm :450 mm :578,16 N : 151,074 N

10 83 Lampiran 3. Lanjutan Beban yang terjadi pada poros Fs = 151,07 N Fps = 578,16 N R A = 19,53 N R B = 709,70 N 0,23 m 0,04 m 0,21 m Mencari nilai C 1 dan C 2 (dy/dx) = 0 dan x = 0,48

11 84 Lampiran 3. Lanjutan (d 2 y/dx 2 ) = 0 dan x = 0,48 Sehingga persamaan defleksi yang diperoleh: Momen inersia pada sumbu x Defleksi poros terjadi pada titik beban silinder pencacah dan puli yaitu pada x = 0,23 dan x = 0,48 Pada x = 0,23 (silinder pencacah)

12 85 Lampiran 3. Lanjutan Pada x = 0,48 (puli) Nilai putaran kritis dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 14 yaitu: h) Batasan Putaran Kritis 80%. = 0, ,14 = 5321,71 rpm

13 86 Lampiran 4. Analisis Spi Bagian-bagian pada mesin yang menggunakan spi adalah poros silinder pencacah Diketahui: Daya motor penggerak : 14 HP Kecepatan putar motor penggerak (N 1 ) : 1618 rpm Kecepatan putar silinder pencacah (N 2 ) : 874 rpm Diameter poros silinder : 42 mm : 58 kg/ mm 2 a) Lebar dan tinggi spi pada poros silinder pencacah Lebar spi biasanya sama dengan tingginya dan besarnya ukuran lebar spi sebaiknya 25-35% dari diameter porosnya (Sularso dan Suga, 1997). Sehingga lebarnya adalah: b=t= = = 10,5 mm b) Panjang spi pada poros silinder Panjang spi sebaiknya berukuran 0,75-1,5 diameter porosnya. Spi tidak boleh terlalu panjang karena tidak akan bisa menahan tegangan geser yang merata pada permukaan (Sularso dan Suga, 1997). Sehingga panjangnya dapat diketahui sebagai berikut: Panjang minimal = 0, = 33,75 mm Panjang maksimal = 1,5. 45 = 67,5 mm Jadi ukuran minimal spi adalah 33,75 mm x 10,5 mm x 10,5 mm. c) Tegangan geser pada spi poros silinder T = F = = = 114,11Nm = 5071,55 N = = = 13,35 N/ mm 2 d) Tegangan geser yang diizinkan ka = kg/ mm 2 = 47,38 N/ mm 2 Tegangan geser yang terjadi jauh lebih kecil dari pada tegangan geser yang diizinkan sehingga spi tersebut aman dan layak untuk digunakan

14 87 Lampiran 5. Analisis Bantalan Diketahui: Jenis Bantalan :P209 puli motor penggerak : 1618 rpm puli silinder pencacah : 874 rpm Kapasitas nominal dinamik spesifik (C) : 790 Faktor beban (F w ) : 1,2 Beban radial puli : 1,6 kg Beban radial silinder pencacah : 15,40 kg Beban karena tegangan tali : T 1 +T 2 = 278,02 N = 28,34 kg a) Beban radial (F r ) F r = W 1 + W 2 + W 3 = 1,6 + 15, ,34 = 45,34 Kg P r = F w. F r = 1,2. 45,34 = 54,408 kg b) Umur Bantalan F n = 1/3 = = 0,336 F h = F n. = 0,336 = 4,88 Lh = 500.4,88 3 = ,03 jam

15 88 Lampiran 6. Analisis Kekuatan Rangka Diketahui: Berat yang ditopang : 51,4 Kg = 504,23 N Modulus elastisitas baja (E) : Pa Batas patah (S y ) : Pa Rangka menggunakan besi U : (77x40x3) mm 504,23N 500 mm 510 mm Bentuk besi U 69 mm Gambar1. Sketsa pembebanan pada rangka mesin bagian atas 40 mm 77 mm a) Momen Inersia (I) I = = = 1,51 x 10-6 m

16 89 Lampiran 6. Lanjutan b) Lendutan rangka ( = 0, m = 0,005 mm c) Lendutan yang diizinkan ( 1 ) 1 =. L =. 0,51 = 0,00170 m = 1,70 mm Berdasarkan hasil tersebut maka nilai lendutan yang dihasilkan oleh perhitungan secara teoritis lebih kecil dibandingkan dengan nilai lendutan yang diizinkan sehingga rangka dalam keadaan aman untuk digunakan. Lendutan pada rangka motor bakar Diketahui: Berat yang di topang rangka : 19,8 kg = 194,24 N d) Lendutan rangka ( = 5,75 x 10-7 m = 0, mm e) Lendutan yang diizinkan ( 1 ) 1 =. L =. 0,35 = 0,00117 m = 1,17 mm Berdasarkan hasil tersebut maka nilai lendutan yang dihasilkan oleh perhitungan secara teoritis lebih kecil dibandingkan dengan nilai lendutan yang diizinkan sehingga rangka dalam keadaan aman untuk digunakan.

17 90 Lampiran 7. Analisis Kekuatan Las Rangka yang digunakan Tebal bidang las Panjang bidang las Tegangan izin logam dasar Beban yang ditopang pada rangka mesin Beban yang ditopang pada rangka motor :besi U (77 x 40 x 3) mm : 5 mm : 75 mm : 145 MPa : 51,4 kg = 504,234 N : 19,8 kg = 194,24 N a) Kekuatan las pada rangka mesin 504, x 0,005 x 0, ,234N N Karena gaya yang bekerja pada rangka jauh lebih kecil dari total beban yang dapat ditahan oleh sambungan las sehingga sambungan las tersebut aman dan layak digunakan. b) Kekuatan las pada rangka motor penggerak 194, x 0,004 x 0, ,24 N N Karena gaya yang bekerja pada rangka jauh lebih kecil dari total beban yang dapat ditahan oleh sambungan las sehingga sambungan las tersebut aman dan layak digunakan.

18 91 Lampiran 8. Kapasitas Pencacahan Teoritis Kapasitas pencacahan teoritis dapat dicari dengan menggunakan persamaan (Srivastava, 1993) dengan komponen yang harus diketahui terlebih dahulu adalah bulkdensity gelas plastik, kemudian luas area pencacahan, panjang hasil potongan yang diharapkan, jumlah pisau dan kecepatan putar silinder pencacah. Luas area pencacahan ( sebesar 2,4 cm 2 dengan luas area pencacahannya berbentuk persegi panjang dengan panjang 24 cm dan lebarnya 0,1 cm. Panjang hasil cacahan ( yang diharapkan 5 mm dengan jumlah pisau ( 5 buah dan kecepatan putar ( 874 rpm. Berikut ini adalah perhitungannya: f = = = 0, kg/s = 23,79 kg/jam

19 92 Lampiran 9. Kerapatan Kamba (Bulk Density) Sampah Gelas Plastik Pengukuran kerapatan kamba (Bulk Density) sampah gelas plastik pada penelitian ini dilakukan dengan cara memasukan sampah gelas plastik hingga penuh kemudian diambil lagi sampah gelas plastik yang di dalam tabung tersebut kemudian diukur massanya. Berikut ini data hasil pengukurannya: Kerapatan kamba dapat dihitung dengan Persamaan 38: dimana: ρ = Kerapatan kamba (kg/m 3 ) W d = Massa sampah plastik(kg) V = Volume wadah (m 3 ) Tabel 1. Pengukuran Kerapatan Kamba Cacahan Plastik Ulangan Berat plastik (Kg) Volume (m3) Kerapatan Kamba (kg/m3) 1 0, , ,61 2 0,0451 0, ,70 3 0,0441 0, ,00 4 0,0449 0, ,36 5 0,0438 0, ,49 Rata-rata 75,63 SD 0,92 CV 1,21% Untuk perhitungan kapasitas teoritis digunakan kerapatan kamba 75,63 kg/m 3

20 93 Lampiran 10. Kapasitas Pencacahan Aktual Kapasitas aktual pencacahan dapat diketahui dengan cara mengukur massa bahan yang telah di proses oleh mesin dibagi dengan waktu pencacahan. Perhitungan Kapasitas Aktual Mesin dihitung dengan Persamaan 40: Dimana: K ap B bh t = Kapasitas aktual pencacahan (kg/jam) = Massa total bahan cacahan yang keluar selama waktu tertentu (kg) = waktu yang ditentukan untuk menampung keluaran bahan cacahan (detik) Tabel 2. Hasil Perhitungan Kapasitas Aktual Sampah Gelas Air Mineral No Ulangan ke t (detik) Bbh (g) Kap (Kg/jam) ,148 52,56 18, ,59 65,64 22, ,572 64,16 21,85 Rata-rata 10,44 60,79 20,94 SD 0,25 7,16 2,00 CV 2,40% 11,78% 9,54% Rata-rata kapasitas aktual pencacahan dari mesin pencacah sampah plastik adalah 20,94 kg/jam

21 94 Lampiran 11. Efisiensi Pencacahan Efisiensi pencacahan dari mesin pencacah sampah plastik dapat diketahu dari perbandingan kapasitas aktual dengan kapasitas teoritisnya dengan cara menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut: dimana: η = efisiensi mesin (%) K ap = kapasitas aktual mesin K t = kapasitas teoritis mesin Sehingga efisiensi mesin pencacahsampah plastik ini adalah:

22 95 Lampiran 12. Energi Spesifik Pencacahan Diketahui: Kapasitas aktual mesin = 20,94 kg/jam Konsumsi daya aktual = 3,52 HP = 2,626 kw Besarnya energi pencacahan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 46 yaitu: Sehingga: Energi spesifik mesin dalam melakukan perajangan adalah sebesar 451,46 kj/kg

23 96 Lampiran 13. Pengukuran Daya Menggunakan Pronybrake Tabel 3. Pengujian Daya Mesin Pencacah Sampah Plastik dengan Menggunakan Pronybrake saat Tidak Ada Beban Ulangan RPM Panjang Prony (m) Analog Massa (Kg) Ft Mt Daya (Watt) Daya (Hp) 15 9,59 94,08 20, ,09 4, ,42 82,60 18, ,60 4, ,97 117,43 25, ,58 6, ,16 129,10 28, ,82 6, , ,59 94,08 20, ,09 4, ,34 140,68 30, ,19 7, ,78 105,75 23, ,33 5, ,97 117,43 25, ,58 6, ,78 105,75 23, ,33 5, ,54 152,45 33, ,31 8, ,78 105,75 23, ,81 5, ,97 117,43 25, ,71 6, ,78 105,75 23, ,81 5, ,42 82,60 18, ,60 4, , ,42 82,60 18, ,60 4, ,59 94,08 20, ,90 4, ,42 82,60 18, ,60 4, ,42 82,60 18, ,60 4, ,97 117,43 25, ,71 6, ,78 105,75 23, ,81 5,50

24 97 Tabel 23. Lanjutan Ulangan RPM Panjang Prony (m) Analog Massa (Kg) Ft Mt Daya (Watt) Daya (Hp) 14 8,42 82,60 18, ,65 4, ,42 82,60 18, ,65 4, ,59 94,08 20, ,20 4, ,59 94,08 20, ,20 4, , ,42 82,60 18, ,65 4, ,42 82,60 18, ,65 4, ,42 82,60 18, ,65 4, ,78 105,75 23, ,12 5, ,97 117,43 25, ,04 5, ,78 105,75 23, ,12 5,33 rata-rata 15,63 10,35 101,53 22, ,13 5,27 SD 1,61 1,91 18,69 4,11 767,23 1,03 CV 10,28% 18,41% 18,41% 18,41% 19,53% 19,53%

25 98 Tabel 4. Pengujian Daya Mesin Pencacah Sampah Plastik dengan Menggunakan Pronybrake saat Ada Beban Ulangan RPM Panjang Prony (m) Analog Massa (Kg) Ft Mt Daya (Watt) Daya (Hp) 22 17,92 175,80 38, ,20 8, ,54 152,45 33, ,95 7, ,97 117,43 25, ,59 5, ,59 94,08 20, ,34 4, , ,78 105,75 23, ,46 5, ,78 105,75 23, ,46 5, ,34 140,68 30, ,21 6, ,16 129,10 28, ,71 6, ,34 140,68 30, ,21 6, ,97 117,43 25, ,59 5, ,11 187,47 41, ,37 9, ,97 117,43 25, ,14 6, ,34 140,68 30, ,11 7, ,16 129,10 28, ,01 6, , ,78 105,75 23, ,26 5, ,42 82,60 18, ,06 4, ,42 82,60 18, ,06 4, ,54 152,45 33, ,75 7, ,73 164,12 36, ,63 8, ,16 129,10 28, ,01 6,65

26 99 Tabel 24. Lanjutan Ulangan RPM Panjang Prony (m) Analog Massa (Kg) Ft Mt Daya (Watt) Daya (Hp) 23 19,11 187,47 41, ,94 9, ,54 152,45 33, ,71 7, ,73 164,12 36, ,45 8, ,97 117,43 25, ,48 5, , ,34 140,68 30, ,39 6, ,78 105,75 23, ,74 5, ,59 94,08 20, ,99 4, ,97 117,43 25, ,48 5, ,59 94,08 20, ,99 4, ,42 82,60 18, ,40 4,04 rata-rata 17,87 13,00 127,55 28, ,62 6,38 SD 2,60 3,09 30,27 6, ,70 1,53 CV 0,15% 0,24% 0,24% 0,24% 0,24% 0,24% Contoh Perhitungan Daya: Misalkan pada perhitungan daya saat ada beban dengan RPM (N) 1671 didapat nilai massa (m) dengan pengukuran pronybrake sebesar 17,92 Kg dengan panjang pronybrake (l) yaitu 0,22 m. maka nilai daya yang didapat adalah sebagai berikut: Torsi (M t ) = F. l = m. g. l = 17,92 Kg. 9,81 m/s 2. 0,22 m = 38,67 Nm Daya (P) = = = 6491,37Watt = 8,70 HP

27 100 Lampiran 14. Pengukuran Daya Aktual Tabel 5. Hasil Pengukuran Daya Mesin Pencacah Sampah Plastik Keterangan Ulangan Tanpa Beban Dengan Beban Daya Pembacaan (HP) Ratarata RPM Rata-rata Daya Torsi(Mt) ,98 4,37 6,22 6,84 4,98 7,45 5,60 6,22 5,60 8,07 6,03 19, ,50 6,11 5,50 4,30 4,30 4,89 4,30 4,30 6,11 5,50 5,08 33, ,16 4,16 4,74 4,74 4,16 4,16 4,16 5,33 5,92 5,33 4,69 28,40 Rata-rata 5,27 27,38 SD 0,69 6,98 CV 13,2% 25,5% ,28 5,81 6,96 6,39 5,24 4,09 4,09 7,55 8,12 6,39 6,59 28, ,06 7,86 6,05 4,85 5,45 5,45 7,25 6,65 7,25 6,05 6,39 28, ,16 7,45 8,02 5,74 6,88 5,17 4,60 5,74 4,60 4,04 6,14 32,77 Rata-rata 6,38 29,77 SD 0,23 2,60 CV 3,56% 8,72%

28 101 Lampiran 15. Konsumsi Bahan Bakar Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan metode refil. Sedangkan perhitungan konsumsi bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 42 yaitu: Dimana: FC FV t 2 = Konsumsi bahan bakar (liter/jam) = Volume bahan bakar yang terpakai (liter) = Waktu beroperasi motor bakar (jam) Tabel 6. Pengukuran Konsumsi Bahan Bakar Keterangan Ulangan FV (ml) t2 (menit) FC (liter/jam) , ,9 Tanpa Beban ,9 Rata-rata 0,95 SD 0,05 CV 5,26% ,23 1, ,54 1,21 Dengan Beban ,48 1,21 Rata-rata 1,21 SD 0,001 CV 0,08% Rata rata konsumsi bahan bakar ketika mesin beroperasi tanpa beban adalah 0,95 liter/jam, sedangkan rata rata konsumsi bahan bakar ketika mesin beroperasi dengan beban adalah 1,21 liter/jam.

29 102 Lampiran 16. Rendemen Pencacahan Rendemen pencacahan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 47: R = Rendemen bahan (%) m t = Massa cacahan plastik yang keluar dari outlet (kg) m in = Massa sampah plastik yang masuk (kg) Tabel 7. Perhitungan Rendemen Pencacahan Sampah Gelas Air Mineral Ulangan min (Kg) mt(kg) Rendemen (%) , , ,3 83 Rata-Rata 80 SD 4,97 CV 6,21%

30 103 Lampiran 17. Persentase panjang cacahan Persentase panjang cacahan plastik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 48: Dimana: P pk = persentase panjang keluaran cacahan plastik (%) B b1 = massa cacahan plastik yang panjangnya kurang dari 0,5cm (gram) B b2 = massa cacahan plastik yang panjangnya lebih dari 0,5cm (gram) Tabel 8. Perhitungan Persentase Panjang Cacahan Ulangan m(gram) Bb2 (gram) Bb1 (gram) Ppk (%) 1 62,88 9,68 53,2 84, ,02 9,42 52,6 84, ,3 8,56 56,74 86,89 Rata-rata 63,40 9,22 54,18 85,44 SD 1,70 0,59 2,24 1,26 CV 3% 6% 4% 1%

31 104 Lampiran 18. Tingkat Kebisingan Mesin Pengukuran tingkat kebisingan mesin pencacah sampah plastik diukur dengan menggunakan soundlevel meter. Berikut ini data hasil pengukurannya: Tabel 9. Pengukuran Kebisingan Mesin Pencacah Sampah Plastik Dengan Bahan Sampah AMDK Keterangan Ulangan RPM Pembacaan Ratarata ,3 98,2 98,6 98,4 97,8 99,2 99,3 99,3 99, , ,1 97,9 96,2 97, ,6 98,1 97,8 98,9 98,3 97,87 Tanpa ,4 96,7 97, ,6 97,6 97, ,8 96,5 96,99 beban Rata-rata 97,90 SD 0,93 CV 1,0% ,7 104, ,9 104,4 104,3 105,1 104,5 104,9 104, ,1 102,7 102,8 104,3 101,9 104, , ,8 103,77 Dengan beban ,3 102,4 102,9 103,3 103,8 104, ,2 103,3 103,1 103,15 Rata-rata 103,84 SD 0,72 CV 0,70%

32 105 Karena tingkat kebisingan mesin terlalu besar dari standar yang ditetapkan sehingga perlu diatur lamanya jam kerja operator pada saat mengoperasikan mesin ini. Lamanya jam kerja dihitung sebagai berikut: a) Lama jam kerja pada saat tidak ada beban T = = = 5,06 jam b) Lama jam kerja pada saat ada beban T = = = 2,89 jam c) Batas lama jam kerja operator per hari berdasarkan standar OSHA T = = = = T = 0,75 jam

33 106 Lampiran 19. Tingkat Getaran Mesin Tabel 10. Pengukuran Tingkat Getaran Mesin Pencacah Sampah Plastik Dengan Beban Sampah AMDK Keterangan Ulangan RPM Pembacaan Ratarata ,1 17,3 16,4 16, ,3 18,1 18,2 16,4 17,2 17,19 Tanpa beban ,2 14,6 14,1 13,6 13,2 13,5 13,1 13,8 15,2 14,8 14, ,5 12,8 12, ,7 11,8 11, ,22 Rata-rata 14,47 SD 2,52 CV 17,4% ,1 18,4 19,4 17,7 17,5 19,6 18,1 18,2 17,5 16,3 18,18 Dengan beban ,1 15, ,8 15,7 15,9 18,4 14,5 14,2 15, ,6 13,3 12, ,1 13,9 13, ,1 13,3 13,31 Rata-rata 15,64 SD 2,44 CV 15,6%

34 107 Lampiran 20. Pengukuran Daya Teoritis Tabel 11. Pengukuran Daya Teoritis Tanpa beban Ulangan Massa (kg) r (m) g(m/s 2 ) F (N) Mt(Nm) Pt (watt) 1 10,81 106,05 19, , ,59 0,1875 9,81 133, , ,21 109,97 20, ,19 Rata-rata 11,51 112,93 21, ,15 SD 1,50 14,74 2,77 487,51 CV 13,06% 13,06% 13,07% 13,06% Tabel 12. Pengukuran Daya Teoritis Saat Ada Beban Ulangan Massa (kg) r (m) g(m/s 2 ) F (N) Mt(Nm) Pb (watt) 1 15,75 154,51 28, , ,04 0,1875 9,81 167,16 31, , ,16 148,72 27, ,81 Rata-rata 15,77 154,74 29, SD 0,96 9,43 1,77 304,10 CV 6,10% 6,09% 6,10% 6,10% Contoh Perhitungan: Untuk mendapatkan nilai daya secara teoritis, diperlukan nilai massa pisau untuk mencacah sampah plastik. Misalkan nilai massa yang didapat saat pencacahan dengan menggunakan beban sampah plastik sebesar 15,75kg dengan jari-jari silinder pencacah sebesar 0,1875 m. Maka nilai daya secara teoritis adalah sebagai berikut: F = m. g = 15,75 kg. 9,81 m/s 2 = 154,51N Mt = F. r = 154,52 N. 0,1875 m = 28,97 Nm Pb = = = 4981,41Watt

35 108 Lampiran 21. Pengukuran RPM pada Motor Penggerak dan Silinder Pencacah Tabel 13. Hasil Pengukuran RPM pada Motor Penggerak dan Silinder Pencacah dengan Bahan Sampah AMDK Ulangan Motor Penggerak (rpm) Silinder Pencacah (rpm) Tanpa Beban Dengan Beban Tanpa Beban Dengan beban ,98 854, ,36 865, ,28 901,26 Rata-rata SD 30,92 45,00 16,70 24,30 CV 1,85% 2,78% 1,85% 2,78%

36 Lampiran 22. Gambar Teknik Mesin Pencacah Sampah Plastik 109

37 110

38 111

39 112

40 113

41 114

42 115

43 116

44 Lampiran 23. Alat yang Digunakan Saat Penelitian 117 Tachometer Soundlevel Meter Vibration Meter Timbangan 50 Kg Prony Brake Meteran 7,5 M

45 Lampiran 23. Lanjutan 118 Penggaris 30cm Meteran 150cm

46 Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian 119 Pengukuran rangka mesin Proses penyaringan hasil pencacahan Pemasangan pronybrake pada mesin Hasil pencacahan botol oli Hasil pencacahan gelas air mineral Hasil pencacahan gelas minuman berasa

47 Lampiran 22. Lanjutan 120 Bagian saringan hasil pencacahan Puli dan bantalan mesin pencacah Flywheels mesin pencacah Ruang pencacahan mesin Proses penjemuran hasil cacahan Mesin pencacah tampak depan

48 Lampiran 22. Lanjutan 121 Mesin pencacah Pisau pencacah Motor penggerak mesin pencacah plastik Outlet mesin pencacah plastik Puli pada motor penggerak Bak penampungan hasil pencacahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 s.d. Maret 2017 di Bank Sampah Tasikmalaya, Desa Cikunir Kecamatan Singaparna, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( ) SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME Angga Fajar S (240110060041) Latar Belakang Kacang Kedelai Edamame Proses Pengupasan Kulit Manual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN PENIRIS MINYAK (SPINNER) Technical Analysis and Test Performance of Oil Spinner Machine

ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN PENIRIS MINYAK (SPINNER) Technical Analysis and Test Performance of Oil Spinner Machine JRPB, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, Hal. 17-26 DOI: https://doi.org/10.29303/jrpb.v6i1.65 ISSN 2301-8119, e-issn 2443-1354 Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/ ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press LAMPIRAN Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai Ditimbang kelapa parut sebanyak Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press Dimasukkan kelapa perut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang di buang karena sudah tidak berguna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada diagram alur pada gambar 3.1 : Mulai Pengamatan dan pengumpulan

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universtas Nusantara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: ERICK SEPTA WAHYUDI NIM. I8612018 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS Azhar Ashari 1), M. Miftach Farid 2), Ir Mahirul Mursid, M.Sc 3) Program Studi D3 Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Email:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai 47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN ANALISA DAYA PADA MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK

RANCANG BANGUN DAN ANALISA DAYA PADA MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK RANCANG BANGUN DAN ANALISA DAYA PADA MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK IRFAN ANWAR NIM: 41312110098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR 31Skema dan Prinsip kerja Prinsip kerja mesin penggiling serbuk jamu ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke diskmill menggunakan dan pulley dan

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8) III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TALAS SEMIR

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TALAS SEMIR RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TALAS SEMIR Wahyu K. Sugandi, Asep Yusuf, Ahmad Thoriq Jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem, FTIP, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 40600

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM PLANNING AND CALCULATION COM SHELLER MACHINE WITH A CAPACITY OF 300 KG/HOUR Oleh: MUHAMMAD AZIIS LYAN SETYAJI 11.1.03.01.0057

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM : PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

n p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ) 3. METODOLOGI

n p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ) 3. METODOLOGI n p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ). METODOLOGI Pada bab ini akan dibahas secara detail mengenai perencanaan dan pembuatan alat,secara keseluruan proses pembuatan dan penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK)

RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : LAKSANA RAHADIAN SETIADI NIM. I8612030

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah... i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... i iv v viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Sistematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI Diajukan kepada untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Teknik Mesin Oleh : HAFIZH ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA SUATU PABRIK KARET Oleh : BOBY AZWARDINATA NIM

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Hasil Perancangan Desain dan Alat. Hasil desain dan perancangan alat pemadat sampah plastik dapat dilihat pada

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Hasil Perancangan Desain dan Alat. Hasil desain dan perancangan alat pemadat sampah plastik dapat dilihat pada 59 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Desain dan Alat Hasil desain dan perancangan alat pemadat sampah plastik dapat dilihat pada gambar dibawah ini : - Desain dan hasil perancangan alat :

Lebih terperinci

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat. 42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

BAB IV DESIGN DAN ANALISA BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Artikel Skripsi PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci