Lampiran 1. Prosedur Analisis Pengujian Proses Demulsifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

Ditimbang EMB 3,6 gr. Ditambahkan Aquades 100 ml. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Disiapkan NaCl fisiologis 0,9 % sebanyak 10 ml

Lampiran 1. Skema pengolahan limbah sayuran. Sayuran dikumpulkan, dipilah dan dicuci dengan air. Ditiriskan menggunakan jaring

Cara Perhitungan : % N = Abs Blangko X 14 X N. HCl X 100% Berat Sampel

Lampiran 1 Good Manufacturing Practice penanganan bahan baku PT Z

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

Lampiran 1 Hasil determinasi tanaman alpukat. lxiv

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosesdur analisis gas kromatigrafi olein dan biodiesel olein

BAB 2. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP 1 FAKTOR

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

Analisis Regresi: Regresi Linear Berganda

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB 5. APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA FAKTOR

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

Prosedur pembuatan suspensi alginat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB 8. APLIKASI RANCANGAN PETAK PETAK TERPISAH

LAMPIRAN. Hasil Translasi sequens dengan ExPASy Translate Tool

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

PROSES DEMULSIFIKASI DENGAN GARAM, ASAM, SURFAKTAN DAN DEMULSIFIER KOMERSIAL UNTUK MEMPERCEPAT PENGOLAHAN AIR LIMBAH SKRIPSI

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Alat penyulingan minyak nilam

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

Lampiran 1 Formulir organoleptik

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Cabai rawit. Lampiran 1. Cara Kerja Penelitian. 1. Pengawetan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH 3, N-NO 3, Ortofosfat, TSS, Kerapatan Sel, COD.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.4

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilaksanakan di pasar tradisional dan pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik Cihateup. a. Menyiapkan itik Cihateup yang akan diambil darahnya.

Kadar protein = % N x 6.25

Lampiran 1. Gambar Sampel. a. Air Sungai Bagian Hulu Hamparan Perak. b. Air sungai setelah di ambil

Larutan Penyangga XI MIA

Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi. Class Levels Values

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

LAMPIRAN. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Inisiasi Kalus HASIL

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pengujian Proses Demulsifikasi 1. Pengamatan (Waktu, Warna, Busa, Rasio Volume Pemisahan Air, Minyak dan Emulsi) Sebanyak 100 ml total campuran larutan sampel dan demulsifier dikocok selama 1 menit sampai tercampur rata dan didiamkan beberapa menit sambil diamati perubahan yang terjadi pada menit ke-5 secara kualitatif, meliputi warna, busa yang terbentuk, serta rasio volume pemisahan air, minyak dan emulsi. Dari data hasil pengamatan dapat diketahui demulsifier yang paling baik dan efektif dalam proses demulsifikasi, diantaranya garam (NaCl, KCl, dan CaCl 2 ), asam (CH 3 COOH, CH 2 O 2, dan C 3 H 7 COOH), surfaktan MES (8011,8012, dan 8013), dan demulsifier komersial (5011, 5012, dan 5013). 2. Pengukuran ph Air Setelah Proses Demulsifikasi (ph-indicator Strips, Universal Indicator, MERCK) Air dari sampel yang diujikan yang berada pada lapisan bawah larutan minyak dipipet sebanyak 5 ml untuk diukur ph-nya dengan kertas lakmus, didiamkan beberapa saat. Lalu, dicocokkan hasil perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dengan indikator warna ph yang tertera pada kotak kemasan dan dicatat. 3. Pengukuran Kekeruhan (Turbidity: DR/2000, Spektrofotometri, 2005) Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan bantuan alat spektrofotometer DR/2000 dengan cara kerja, yaitu ditekan tombol power dan tombol method pada alat. Pilih turbidity dengan ditekan angka 750 sambil diputar sampai didapat panjang gelombang 450 nm, lalu ditekan tombol enter. Masukkan blanko (aquades) ke dalam kuvet dan dibaca, dilanjutkan dengan sampel air yang telah disiapkan sebelumnya sebanyak 10 ml, lalu ditekan tombol enter, begitu pun seterusnya. Apabila sampel yang dimasukkan ternyata tidak terbaca oleh alat, maka harus diencerkan sampai sampel yang diujikan dapat terbaca (pengenceran 10x, 20x, dan seterusnya). Misalnya, sampel air oli yang dimasukkan perlu dilakukan pengenceran 10x. Caranya pipet sampel air yang ingin dibaca 1 ml dan tambahkan aquades sebanyak 9 ml ke dalam kuvet, lalu ditekan tombol enter dan dilayar akan muncul angka pembacaan 64. Angka 64 ini harus dikalikan 10 (sebanyak pengenceran yang dilakukan) menjadi 640 yang merupakan nilai sebenarnya dari sampel yang diujikan dengan satuannya adalah FTU.

Lampiran 2. Prosedur Pengujian Pemilihan Konsentrasi Terbaik dari Demulsifier Terpilih 1. Pengamatan (Waktu, Warna, Busa, Rasio Volume Pemisahan Air, Minyak, dan Emulsi) Prosedur pengujian yang dilakukan sama dengan pengujian awal proses demulsifikasi yang berbeda hanyalah jenis dan konsentrasi demulsifier yang digunakan, yaitu NaCl (Oli Bekas) dan CaCl 2 (Minyak Jelantah) dengan konsentrasi berturut-turut yang 0,02 M; 0,03 M; dan 0,05 M agar didapatkan konsentrasi yang terbaik dalam proses demulsifikasi dilihat dari perubahan yang terjadi pada menit ke-5 secara kualitatif meliputi warna, busa yang terbentuk, serta rasio volume pemisahan air, minyak dan emulsi. 2. Pengukuran ph Air Setelah Proses Demulsifikasi (ph-indicator Strips, Universal Indicator, MERCK) Air dari sampel yang diujikan yang berada pada lapisan bawah larutan minyak dipipet sebanyak 5 ml untuk diukur ph-nya dengan kertas lakmus, didiamkan beberapa saat. Lalu, dicocokkan hasil perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dengan indikator warna ph yang tertera pada kotak kemasan dan dicatat. 3. Pengukuran Kekeruhan (Turbidity: DR/2000, Spektrofotometri, 2005) Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan bantuan alat spektrofotometer DR/2000 dengan cara kerja, yaitu tombol power dan tombol method pada alat dinyalakan dengan cara ditekan. Pilih turbidity dengan ditekan angka 750 sambil diputar sampai didapat panjang gelombang 450 nm, lalu ditekan tombol enter. Selanjutnya, blanko (aquades) dimasukkan ke dalam kuvet dan dibaca, dilanjutkan dengan sampel air yang telah disiapkan sebelumnya sebanyak 10 ml, lalu ditekan tombol enter dan begitu pun seterusnya dengan satuannya adalah FTU. 4. Pengukuran Salinitas: (Electrical Conductivity Method) APHA ed. 21, 2520 B, 2005) Salinitas (kadar garam) yang terkandung dalam sampel diujikan dengan alat conductivitymeter dengan cara kerja, yaitu terlebih dulu sel pengukuran dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. Tombol power dan tombol On pada alat dinyalakan dengan cara ditekan, lalu ditekan tombol mode dan dipilih salt. Selanjutnya, sel pengukuran dicelupkan ke dalam air sampel larutan yang ingin diujikan. Tekan tombol meas dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat dan nilainya stabil. Catat nilai salinitas yang diperoleh dalam satuan ppm.

Lampiran 3. Hasil Pengujian Proses Demulsifikasi (Konsentrasi 0,05 M) Tabel 1. Data Hasil Pengujian Oli Bekas Yamaha Motor Jenis Garam Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU ) NaCl (0.3 gram) ph 6 (ulangan) 5 Keruh +++ 25:74 1 125 5 Keruh +++ 25:74 1 126 KCl (0.4 gram) ph 6 5 Keruh +++ 25:74 1 160 (ulangan) 5 Keruh +++ 25:74 1 163 CaCl 2 (0.55 gram) ph 6 5 Keruh +++ 25:74 1 224 (ulangan) 5 Keruh +++ 25:74 1 225

Jenis Asam CH 3 COOH (0.3 ml) ph 4 Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) 5 (ulangan) 5 Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Keruh (terdpt bintik htm)** Keruh (terdpt bintik htm)** +++ 24:75 Lap.Emulsi Yang Terbentuk ++++ 25:74 1 1 Turbiditas (FTU ) 264 270 CH 2 O 2 (0.4 ml) ph 4 5 (ulangan) 5 Keruh (terdpt bintik htm)*** Keruh (terdpt bintik htm)*** +++ 22:77 1 376 +++ 22:77 1 378 C 3 H 7 COOH (0.5 ml) ph 4 5 (ulangan) 5 Keruh (tdk terdpt bintik htm) Keruh (tdk terdpt bintik htm) +++ 24:75 1 158 +++ 24:75 1 159 Keterangan: ++++: Sangat Banyak *** :Bintik hitam sangat banyak +++ : Banyak ** :Banyak bintik hitam ++ : Cukup * :Sedikit + : Sedikit Bintik-bintik hitam ini hanya terdapat pada oli saja, ketika ditambahkan asam asetat, maupun asam format. Bintik-bintik hitam muncul di area antara lap. emulsi minyak dengan air.

Jenis Surfaktan 8011 (0.3 gram) ph 6 Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) 5 Pengamatan Warna Busa Minyak:Air ( 20:68) Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)** (ulangan) 5 Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)** Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU ) ++++ 21:78 1 640 +++ 23:76 1 641 8012 (0.4 gram) ph 6 5 Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)* (ulangan) 5 Keruh (terdpt bintik coklat kemerahan)* ++++ 22:77 1 1180 +++ 22:77 1 1182 8013 (0.5 gram) ph 6 5 Keruh (tdk terdpt bintik ++++ 22:77 htm) (ulangan) 5 Keruh (tdk terdpt bintik htm) 1 2230 ++++ 22:77 1 2232 NB: Bintik-bintik coklat kemerah-merahan ini hanya terdapat pada oli saja, ketika ditambahkan Surfaktan sebanyak 0.3 gram dan 0.4 gram. Bintik-bintik ini muncul di area antara lap.emulsi minyak dengan air ** : Bintik hitam banyak * : Sedikit

Kode Demulsifier Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU ) 5 Keruh +++ 24:75 1 2040 5011 (0.4 ml) ph 6 (ulangan) 5 Keruh +++ 23:76 1 2040 5012 (0.4 ml) ph 6 5 Keruh +++ 24:75 1 4190 (ulangan) 5 Keruh +++ 23:76 1 4190 5013 (0.4 ml) ph 6 5 Keruh ++++ 23:76 1 1210 (ulangan) 5 Keruh ++++ 23:76 1 1210 Keterangan: ++++: Sangat Banyak +++ : Banyak ++ : Cukup + : Sedikit

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Minyak Jelantah (Pecel Lele) Jenis Garam Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisah an (menit) Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU) NaCl (0.3 gram) ph 5 5 Keruh +++ 22:77 1 90 (ulangan) 5 Keruh ++ 22:77 1 102 KCl (0.4 gram) ph 5 5 Keruh +++ 22:77 1 126 (ulangan) 5 Keruh +++ 22:77 1 126 CaCl 2 (0.55 gram) ph 5 5 Keruh +++ 20:79 1 84 (ulangan) 5 Keruh +++ 21:78 1 90

Jenis Asam Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU ) CH 3 COOH (0.3 ml) ph 3 5 Keruh ++ 27:72 1 830 (ulangan) 5 Keruh ++ 28:70 1 830 5 Keruh ++ 27:72 1 1280 CH 2 O 2 (0.4 ml) ph 3 (ulangan) 5 Keruh ++ 27:72 1 1280 C 3 H 7 COOH (0.5 ml) ph 3 5 Keruh ++ 27:72 1 820 (ulangan) 5 Keruh ++ 27:72 1 820

Jenis Surfaktan Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU ) 8011 (0.3 gram) ph 5 5 Keruh ++ 29:70 1 1200 (ulangan) 5 Keruh ++ 29:70 1 1200 8012 (0.4 gram) ph 5 5 Keruh ++ 29:70 1 1400 (ulangan) 5 Keruh ++ 30:68 1 1410 8013 (0.5 gram) ph 5 5 Keruh ++ 29:70 1 2050 (ulangan) 5 Keruh ++ 30:68 1 2055

Kode Demulsifier Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Pengamatan Warna Busa Minyak:Air Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU ) 5 Keruh + 26:73 1 700 5011 (0.4 ml) ph 3.5 (ulangan) 5 Keruh + 25:74 1 710 5 Keruh ++ 23:76 1 1370 5012 (0.4 ml) ph 3.5 (ulangan) 5 Keruh ++ 23:76 1 1370 5 Keruh +++ 23:76 1 1920 5013 (0.4 ml) ph 3.5 (ulangan) 5 Keruh +++ 23:76 1 1920 Keterangan: ++++: Sangat Banyak +++ : Banyak ++ : Cukup + : Sedikit

Lampiran 4. Analisis Keragaman Hasil Proses Demulsifikasi 1. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi (Oli Bekas) Dependent Variable: respon Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 11 34.45833333 3.13257576 10.74 0.0001 Error 12 3.50000000 0.29166667 Corrected Total 23 37.95833333 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5%, maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE salinitas Mean 0.907794 2.302217 0.540062 23.45833 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier A 25.0000 2 KCL A A 25.0000 2 CaCl2 A A 25.0000 2 NaCL A B A 24.5000 2 CH3COOH

Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier B A B A C 24.0000 2 C3H7CO B C B C 23.5000 2 5012 B C B C 23.5000 2 5011 C D C 23.0000 2 5013 D D 22.0000 2 CH2O2 D D 22.0000 2 8013 D D 22.0000 2 8012 D D 22.0000 2 8011

2. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi (Minyak Jelantah) Dependent Variable: respon Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 11 229.4583333 20.8598485 100.13 <.0001 Error 12 2.5000000 0.2083333 Corrected Total 23 231.9583333 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5%, maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE salinitas Mean 0.989222 1.792873 0.456435 25.45833 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier A 29.5000 2 8012 A A 29.5000 2 8013 A A 29.0000 2 8011 B 27.5000 2 CH3COOH B

Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier B 27.0000 2 C3H7CO B B 27.0000 2 CH2O2 C 25.5000 2 5011 D 23.0000 2 5012 D D 23.0000 2 5013 D D 22.0000 2 NaCL D D 22.0000 2 KCL E 20.5000 2 CaCl2

Lampiran 5. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Kekeruhan (Turbiditas) 1. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Oli Bekas Setelah Ditambahkan Demulsifier Dependent Variable: Tb Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 11 33255463.46 3023223.95 1189465 <.0001 Error 12 30.50 2.54 Corrected Total 23 33255493.96 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE turbiditas Mean 0.999999 0.149386 1.594261 1067.208 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier A 4190.000 2 5012 B 2231.000 2 8013

Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier C 2040.000 2 5011 D 1210.000 2 5013 E 1181.000 2 8012 F 640.500 2 8011 G 377.000 2 CH2O2 H 267.000 2 CH3COOH I 224.500 2 CaCl2 J 161.500 2 KCL J J 158.500 2 C3H7CO K 125.500 2 NaCL

2. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Minyak Jelantah Setelah Ditambahkan Demulsifier Dependent Variable: Tb Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 11 9870972.458 897361.133 53177.0 <.0001 Error 12 202.500 16.875 Corrected Total 23 9871174.958 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan demulsifier memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE turbiditas Mean 0.999979 0.414540 4.107919 990.9583 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier A 2052.500 2 8013 B 1920.000 2 5013 C 1405.000 2 8012

Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N demulsifier D 1370.000 2 5012 E 1280.000 2 CH2O2 F 1200.000 2 8011 G 830.000 2 CH3COOH H 820.000 2 C3H7CO I 705.000 2 5011 J 126.000 2 KCL K 96.000 2 NaCL L 87.000 2 CaCl2

Lampiran 6. Hasil Pengujian Pemilihan Konsentrasi Terbaik Dari Demulsifier Terpilih (0,02 M; 0,03 M; dan 0,05 M) Tabel 1. Data Hasil Pengujian Oli Bekas Yamaha Motor Jenis Garam Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Warna Busa Minyak:Air Pengamatan Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU) ph air setelah ditambahkan NaCl Salinitas Fase Air (ppm) NaCl (0.02 M) 5 Keruh +++ 24:75 1 (ulangan) 5 Keruh +++ 23:76 1 80 83 6 1600 1800 NaCl (0.03 M) 5 Keruh +++ 25:74 1 106 (ulangan) 5 Keruh +++ 22:77 1 109 6 3100 3100 NaCl (0.05 M) 5 Keruh +++ 24:75 1 126 (ulangan) 5 Keruh +++ 23:76 1 127 6 4600 4700

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Minyak Jelantah (Pecel Lele) Jenis Garam Konsentrasi Emulsifier (2 ml) Waktu Pemisahan (menit) Warna Busa Minyak:Air Pengamatan Lap.Emulsi Yang Terbentuk Turbiditas Fase Air (FTU) ph air setelah ditambahkan CaCl 2 Salinitas Fase Air (ppm) CaCl 2 (0.02 M) 5 Keruh + 23:75 2 (ulangan) 5 Keruh + 24:74 2 77 79 5 2700 2900 CaCl 2 (0.03 M) 5 Keruh + 20:78 2 81 (ulangan) 5 Keruh + 27:71 2 83 5 3800 3900 CaCl 2 (0.05 M) 5 Keruh ++ 22:76 2 88 (ulangan) 5 Keruh ++ 23:75 2 90 5 5900 6200 Keterangan: ++++: Sangat Banyak +++ : Banyak ++ : Cukup + : Sedikit

Lampiran 7. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Pemilihan Konsentrasi Terbaik Dari Demulsifier Terpilih (0,02; 0,03; dan 0,05 M) 1. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi Oli Bekas (demulsifier NaCl) Dependent Variable: respon Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 2 0.00000000 0.00000000 0.00 1.0000 Error 3 5.50000000 1.83333333 Corrected Total 5 5.50000000 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value lebih dari 5%, maka terima H0, artinya perlakuan jenis konsentrasi NaCl tidak memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE minyak Mean 0.000000 5.761729 1.354006 23.50000 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N konsentrasi A 23.500 2 0.02 A A 23.500 2 0.03 A A 23.500 2 0.05

2. Analisis Keragaman Terhadap Rasio Volume Pemisahan Minyak dan Emulsi Minyak Jelantah (demulsifier CaCl 2 ) Dependent Variable: respon Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 2 1.33333333 0.66666667 0.08 0.9264 Error 3 25.50000000 8.50000000 Corrected Total 5 26.83333333 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value lebih dari 5% maka terima H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi CaCl 2 tidak memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE minyak Mean 0.049689 12.58479 2.915476 23.16667 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N konsentrasi A 23.500 2 0.02 A A 23.500 2 0.03 A A 22.500 2 0.05

Lampiran 8. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Kekeruhan (Turbiditas) 1. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Oli Bekas Setelah Ditambahkan NaCl Dependent Variable: salinitas Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 2 2041.333333 1020.666667 322.32 0.0003 Error 3 9.500000 3.166667 Corrected Total 5 2050.833333 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi NaCl memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE turbiditas Mean 0.995368 1.692088 1.779513 105.1667 Maka, konsentrasi pada NaCl yang diujikan menghasilkan respon yang berbeda untuk turbiditas Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N konsentrasi A 126.500 2 0.05 B 107.500 2 0.03 C 81.500 2 0.02

2. Analisis Keragaman Terhadap Kekeruhan Fase Air Limbah Cair Emulsi Minyak Jelantah Setelah Ditambahkan CaCl 2 Dependent Variable: salinitas Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 2 124.0000000 62.0000000 31.00 0.0099 Error 3 6.0000000 2.0000000 Corrected Total 5 130.0000000 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi CaCl 2 memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE turbiditas Mean 0.953846 1.703872 1.414214 83.00000 Maka, konsentrasi memiliki pengaruh yang berbeda untuk turbiditi pada CaCl 2 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N konsentrasi A 89.000 2 0.05 B 82.000 2 0.03 B B 78.000 2 0.02

Lampiran 9. Analisis Keragaman Hasil Pengujian Salinitas (Kadar Garam) 1. Analisis Keragaman Terhadap Salinitas Fase Air Limbah Cair Emulsi Oli Bekas Setelah Ditambahkan NaCl Dependent Variable: salinitas Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 2 8710000.000 4355000.000 522.60 0.0002 Error 3 25000.000 8333.333 Corrected Total 5 8735000.000 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi NaCl memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE salinitas Mean 0.997138 2.898003 91.28709 3150.000 Maka, konsentrsai memberikan hasil yang berbeda untuk salinitas pada NaCl Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N konsentrasi A 4650.00 2 0.05 B 3100.00 2 0.03 C 1700.00 2 0.02

2. Analisis Keragaman Terhadap Salinitas Limbah Cair Emulsi Minyak Jelantah Setelah Ditambahkan CaCl 2 Dependent Variable: salinitas Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 2 11003333.33 5501666.67 235.79 0.0005 Error 3 70000.00 23333.33 Corrected Total 5 11073333.33 H0 : perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda H1 : perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda Jika p value kurang dari alpha 5% maka tolak H0 Karena p value kurang dari 5% maka tolak H0 artinya perlakuan jenis konsentrasi CaCl 2 memberikan hasil yang berbeda. R Square Coeff Var Root MSE salinitas Mean 0.993679 3.608327 152.7525 4233.333 Maka, konsentrsai memberikan hasil yang berbeda untuk salinitas pada CaCl 2 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N konsentrasi A 6050.0 2 0.05 B 3850.0 2 0.03 C 2800.0 2 0.02