BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. siswa dalam penyelesaian operasi hitung bentuk aljabar. Strategi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELETIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

BAB III METODE PENELTIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Sekolah Dasar Negeri 1 Basirih Hulu terletak di Jalan Gafar Taya RT 04

Sumber: Kamus Visual, 2004

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Educational Design Research : a Theoretical Framework for Action. Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan Siswanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB PECAHAN. Tujuan Pembelajaran

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN. Operasi hitung bilangan bulat biasanya telah dikenal oleh anak semenjak

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PMRI. Makalah dipresentasikan pada. Pelatihan PMRI untuk Guru-Guru SD di Kecamatan Depok dalam rangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG

BAB II KAJIAN TEORITIS

AYO MENABUNG!! Oleh: Sylvana Novilia S. A. Pendahuluan

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang

MENGHITUNG KELIPATAN SAMBIL MENABUNG. (Laporan Observasi Pertama)

BAB III METODE PENELITIAN

Mengenal Bilangan Bulat

Pengembangan Desain Didaktis Materi Pecahan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT BERDASARKAN MISKONSEPSI SISWA

P 45 DESAIN DIDAKTIS PENGENALAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS AKTIVITAS PEMECAHAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET

Penelitian Desain (Design Research) halaman 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya (Tim PPG matematika:2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( R P P )

P 30 PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL MELALUI PERMAINAN RODA DESIMAL

LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KONTEKS DAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN OPERASI PENGURANGAN BILANGAN CACAH SAMPAI DENGAN 500

PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP INTEGRAL SEBAGAI ANTI TURUNAN, SUATU DESAIN RISET PADA KALKULUS INTEGRAL

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

Operasi hitung bilangan bulat

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL KELERENG DALAM OPERASI PENGURANGAN DI KELAS I SD

MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BIMBINGAN BELAJAR GEMILANG

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

A. Standar Kompetensi 4. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

DAFTAR TERJEMAH. No. Bab Kutipan Hal. Terjemah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ejen Jenal Mustaqin, 2013

Mengenal Bilangan Bulat

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

BELAJAR KONSEP PEMBAGIAN MELALUI PERMAINAN MEMBAGI PERMEN DENGAN DADU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DESAIN KE-4 PEMBELAJARAN PMRI: Belajar Mengurangkan Tiga Bilangan Berturut-turut melalui Aktivitas Bermain Tepuk Bergambar/Ambulan

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

7 LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1. SEKOLAH : SD Negeri Wonosobo Mengurangkan bilangan bulat

Trajektori dalam Pembelajaran Matematika. Nurdin (Dosen Pendidikan Matematika UVRI Makasar)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lembar observasi kelas eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

Peta konsep BILANGAN. Kata Kunci. Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka. meminjam menaksir meyimpan pola

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Pada penelitian ini peneliti

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Penelitian Desain. Hongki Julie Yogyakarta, 18 April 2017

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Nama : No. Absen : Kelas : Nama Sekolah: A. Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BELAJAR SUDUT LEWAT GERAKAN TANGAN. (Laporan Observasi Ke-2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

PERMAINAN ANAK UNTUK MATEMATIKA

Berdasarkan kurikulum yang berlaku MATEMATIKA. Untuk SMP / MTS. Semester gasal. Nama :... Kelas :... Sekolah:...

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus mendukung para siswa dalam belajar dengan mengembangkan aktivitas belajar dan pembelajaran dalam kerangka teori pendidikan matematika realistik. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa kita perlu mendesain atau merancang suatu pembelajaran dengan lingkungan pembelajaran yang mendukung para siswa untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Karena desain atau rancangan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan Design Research (desain riset) rancangan penelitian dalam penelitian ini sebagai metodologi penelitian. A. Desain Riset Desain riset (rancangan penelitian) disebut juga rancangan percobaan atau perkembangan penelitian, yang merupakan sebuah jenis metode dalam penelitian. (Al Jupri, 2008) Desain riset adalah kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data. (Jhon Hendri, 2009 (Internet)). Menurut Gravemeijer dan Bakker (2004) rancangan penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu: mengembangkan sebuah rancangan persiapan, melaksanakan suatu percobaan mengajar dan menjalankan sebuah analisis 25

26 retrospektif (dalam Al Jupri, 2008). Sebelum menjelaskan ketiga bentuk ini, kami perlu mendefinisikan sebuah jalan pembelajaran hipotesis (HLT). Menurut Bakker (2004), HLT merupakan suatu rancangan dan alat penelitian yang dibuktikan bermanfaat selama semua tahapan dari desain penelitian. Simon (1995) mendefinisikan HLT sebagai sebuah perkiraan bagaimana para siswa berfikir dan memahami akan suatu materi yang disusun dalam konteks aktivitas pembelajaran. Selama tahap-tahap penelitian, HLT mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. Dalam rancangan persiapan, HLT dijalankan sebagai garis pedoman dalam perancangan materi-materi pengajaran yang akan digunakan. Dalam percobaan mengajar, HLT dijalankan sebagai garis pedoman untuk guru dan peneliti yang ingin memfokuskan pada pengajaran, pewawancaraan, dan pengobservasian. Di dalam analisa retroepektif, HLT dijalankan sebagai sebuah garis pedoman dalam penentuan apakah si peneliti harus memfokuskan pada analisa retrospektif. Pada analisa retrospektif HLT dapat diformulasikan ulang untuk membuat HLT baru bagi sebuah rancangan selanjutnya. (Bakker, 2004). 1). Rancangan Persiapan Dalam tahap ini, peneliti akan memformulasikan sebuah HLT (Hypothetical Learning Trajectory). Menurut Simon (1995) sebagaimana dikutip Aljupri (2008:9) mandefinisikan HLT sebagai berikut: The Hypothetical Learning Trajectory is made up of three components: the learning gool that defines the direction, the learning activities, and the

27 Hypothetical Learning process-a prediction of how the students thinking and understanding will evolve in the cotext of the learning activities. Definisi tersebut menunjukkan bahwa HLT itu terdiri dari tiga komponen, yaitu: tujuan pembelajaran, aktivitas pembelejaran (instructional instrument) yaitu sebuah alat pembelajaran yang akan digunakan dalam bentuk soal-soal bilangan bulat, dan hipotesis yang mengantisipasi bagaimana proses belajarnya para siswa dalam memecahkan masalah tersebut. Periode penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan para siswa sebelumnya dalam masalah bilangan bulat dan untuk mendapatkan sebuah pemahaman awal dari proses berfikir para siswa dalam memecahkan soal-soal bilangan bulat. Hal ini juga akan digunakan untuk memperbaiki HLT 1. Jadi dalam periode penelitian ini para siswa hanya diminta untuk memecahkan soal-soal bilangan bulat tanpa adanya campur tangan siapapun dari pihak luar baik dari guru ataupun peneliti dan tidak ada pula diskusi diantara siswa. Adapun prosedur penelitian pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Peneliti mempersiapkan beberapa permasalahan yang akan disajikan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berkaitan dengan bilangan bulat dan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan masalah yang akan digunakan para siswa. b. Masing-masing LKS yang telah dibuat akan dicobakan kepada siswa kelas VII.

28 c. Setelah LKS tersebut dicobakan, peneliti mengambil sedikitnya empat lembar kerja siswa dan menginterview para siswa tentang proses berpikir mereka dalam memecahkan permasalahan yang telah diberikan. d. Data yang diperoleh dari lembar kerja siswa dan hasil interview akan dianalisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Beradsarkan analisis dari hasil periode penelitian pertama ini, peneliti akan meninjau kembali HLT 1. Tinjauan ini disebut HLT 2 yang kemudian digunakan untuk periode penelitian kedua. 2). Eksperimen Pengajaran Pada tahap ini, akan dicobakan lagi pada siswa yang sama dengan soal yang berbeda dan dengan kesulitan yang meningkat. Dalam aktivitas menyelesaikan soal, peneliti dapat menyelidiki apakah strategi yang digunakan siswa bersesuaian dengan apa yang telah diantisipasi dalam HLT. Pengalaman dan hasil yang diperoleh dari eksperimen ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk desain (rancangan) dan modifikasi (perubahan) HLT untuk aktivitas belajar selanjutnya dan untuk hipotesis baru tentang apa strategi yang diharapkan dari para siswa. Selama percobaan mengajar, peneliti (sekaligus guru) dibantu oleh seorang peninjau yang akan merekam proses pembelajaran dengan menggunakan sebuah kamera video dan mengambil foto-foto serta mencatat momen-momen penting selama proses belajar-mengajar berlangsung. Pada tahap ini; pertama, guru (peneliti) memperkenalkan suatu topik atau permasalahan bilangan bulat dengan mengaitkan dalam kehidupan nyata.

29 Hal ini tidak hanya membuat para siswa memahami konteks soal, tetapi juga untuk merefleksikan sebuah keterkaitan antara topik matematika dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Selama siswa bekerja peneliti memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan dan juga peneliti merekam hal-hal penting yang terjadi selama proses eksperimen berlangsung. Selanjutnya, siswa akan kerja kelompok dan setiap siswa akan mengerjakannya secara individual. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh strategi-strategi yang dimiliki para siswa dalam memecahkan permasalahan bilangan bulat. Untuk selanjutnya di dalam kelompok, para siswa berdiskusi dan berbagi strategi dengan yang lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan pemasalahan yang sama dalam dan untuk merefleksikan sebuah pelajaran interaktif sebagaimana anjuran dari ajaran Realiastic Mahtemathic Education (RME). Kemudian peneliti memilih beberapa orang siswa untuk diwawancarai berdasarkan jawaban siswa pada lembar kerja mereka. Situasi belajarmengajar seperti ini tidak hanya dirancang untuk mencerminkan prinsipprinsip dari pembelajaran matematika realistik (RME) tetapi juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Melalui hasil pelaksanaan HLT, peneliti akan mengumpulkan datadata dalam bentuk; Lembar Kerja Siswa (LKS), catatan-catatan, hasil wawancara, data dan gambar-gambar selama percobaan pembelajaran ini.

30 Data-data ini selanjutnya akan dianalisa dalam bentuk analisa restrospektif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. 3). Tinjauan Analisis Retrospektif Pada tahap ini, semua data yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis secara retrospektif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Dalam analisis ini, HLT akan dibandingkan dengan proses belajar siswa. Berdasarkan beberapa analisis maka hasil analisis periode pertama, digunakan sebagai data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian, yang juga akan digunakan sebagai sebuah pertimbangan untuk perbaikan atau revisi HLT 1. Kemudian hasil analisis selanjutnya yaitu periode kedua, digunakan sebagai tambahan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam penelitian. B. Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di MTs Swasta Al-Mukhlis Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Jawa Barat. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII, dengan sampel 10 orang siswa, yang diambil secara acak. C. Bahan Ajar Bahan ajar yang akan dikembangkan dalam desain riset ini adalah pokok bahasan bilangan bulat yaitu tentang operasi penjumlahan dan pengurangan. Dimana siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan menggunakan strategi berupa alat bantu seperti garis bilangan, kelereng dan

31 gelas, petak aljabar dan perhitungan tanpa alat bantu, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Materi ini akan disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS) yang terkait dalam kehidupan sehari-hari. Dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 Soal 1: Seseorang berdiri di atas lantai berpetak. Ia memilih satu garis lurus yang menghubungkan petak-petak lantai tersebut. Ia berdiri di satu titik dan ia namakan titik 0 0 1 2 3 4 Garis pada petak di depannya ia beri angka 1, 2, 3, 4,... Jika ia maju 4 langkah ke depan, ia berdiri di angka +4. Selanjutnya, jika ia mundur 2 langkah ke belakang, ia berdiri di angka +2. Lalu ia mundur lagi 3 langkah ke belakang. Perhatikan bahwa posisi 4 langkah ke depan dari titik nol (0) dinyatakan dengan +4. Demikian pula posisi 2 langkah ke depan dinyatakan dengan +2. Oleh karena itu, posisi 4 langkah ke belakang dari titik nol (0) dinyatakan dengan 4. Adapun posisi 2 langkah ke belakang dari titik nol (0) dinyatakan dengan 2. Pasanganpasangan bilangan seperti di atas jika dikumpulkan akan membentuk bilangan bulat. Apakah bilangan bulat itu? Solusi alternatif 1:

32 Bilangan bulat adalah semua angka yang terdapat pada keping di bawah ini Solusi alternatif 2: -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 Dengan menggunakan garis bilangan, yaitu: -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 Bilangan Negatif Bilangan Nol Bilangan Positif Solusi alternatif 3: Bilangan bulat adalah kumpulan dari bilangan positif, bilangan negatif dan bilangan nol yang dinotasikan dengan: B = {..., 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, 4,...}. Solusi alternatif 4: Bilangan bulat terdiri atas himpunan bilangan bulat negatif {..., 4, 3, 2, 1}, nol {0}, dan himpunan bilangan bulat positif {1, 2, 3, 4,...}. Soal 2: Perhatikan daftar berikut: 60, 10, 15, 24, +85, 6, 0, 3. a. Tulislah bilangan bulat positifnya. b. Tulislah bilangan bulat negatifnya. c. Manakah yang bukan bilangan bulat positif maupun negatif.

33 Solusi alternatif 1: a. Bilangan bulat positif : 3, 10, 15, 24, +85 b. Bilangan bulat negatifnya: -60, -6 c. Yang bukan bilangan bulat positif maupun negatif adalah: 0 Solusi alternatif 2: a. Bilangan bulat positif, yaitu dengan garis bilangan: 3 10 15 24 85 b. Bilangan bulat negatif, yaitu dengan garis bilangan: -60-6 c. Yang bukan bilangan bulat positif maupun negatif adalah: Soal 3: 0 Banana berdiri di atas sebuah titik yang dinamakan dengan titik nol (0), seperti pada gambar di bawah ini: I m Banana -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

34 Ruasgaris-ruasgaris berarah pada garis bilangan yang tampak pada gambar di atas, menunjukkan operasi apakah? Dan bagaimanakah bentuk penulisannya! Solusi alternatif 1: Operasi penjumlahan bilangan bulat. Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan dengan keping aljabar : Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili +1 atau 1. (Ingat: Sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) - -8 13 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan diambil satu-satu hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 8 keping aljabar yang berwarna biru dan 8 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 5 keping aljabar yang berwarna kuning maka hasilnya adalah positif 5.

35 Jadi bentuk penulisannya adalah: -8 - (-13) = 5 Solusi alternatif 2: Operasi penjumlahan bilangan bulat dengan sifat asosiatif. -8 + 13 = (-8) + (8 + 5) = [(-8) + 8] + 5 = 0 + 5 = 5 Soal 4: Bona berdiri di atas sebuah titik yang dinamakan dengan titik nol (0), seperti pada gambar di bawah ini: I m Bona -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ruasgaris-ruasgaris berarah pada garis bilangan yang tampak pada gambar di atas, menunjukkan operasi apakah? Dan bagaimanakah bentuk penulisannya! Solusi alternatif 1: Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan keping aljabar : Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili +1 atau 1.

36 (Ingat: Sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) Operasi penjumlahan bilangan bulat. -5 - - 5 9 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan diambil satu-satu hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 8 keping aljabar yang berwarna biru dan 8 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 4 keping aljabar yang berwarna kuning maka hasilnya adalah positif 4. Jadi bentuk penulisannya adalah: -5 + 9 = 4 Solusi alternatif 2: Operasi penjumlahan bilangan bulat dengan sifat asosiatif. -5 + 9 = (-5) + (5 + 4) = [(-5) + 5] + 4

37 = 0 + 4 = 4 Pertemuan 2 Soal 1: Setiap hari minggu Randi dan Iwan bermain kelereng, sebelum bermain Randi mempunyai 4 buah kelereng. My name is Randi My name is Iwan Kemudian setelah selesai bermain, jumlah kelereng Randi menjadi 12 buah. Berapa buahkah kelereng yang didapat Randi ketika bermain dengan Iwan? Solusi alternatif 1 Suatu model yang disebut kelereng dapat digunakan untuk memperagakan situasi atau permasalahan di atas. Misalkan satu buah kelereng yang berwarna biru mewakili 1 dan satu buah kelereng yang berwarna kuning mewakili -1.

38 (Ingat: Sepasang kelereng mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) Situasi di atas dapat diperagakan sebagai berikut. 4 + = 12 12 4 = Karena lawan dari tanda - adalah + maka dapat ditulis, sebagai berikut: 12 + (-4) = Jadi situasi di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan kelereng, yaitu seperti gambar di bawah ini: + 12-4 Kemudian tiap-tiap buah kelereng yang terdapat dalam gelas pada gambar tersebut akan dikumpulkan menjadi 1 gelas hingga warna dari tiap-tiap buah kelereng tersebut memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa kelereng-kelereng tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 4 buah kelereng yang berwarna biru dan 4 buah kelereng yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang kelereng mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut, yaitu:

39 maka hasilnya adalah 8. karena yang tersisa adalah 8 buah kelereng yang berwarna biru Jadi kelereng yang didapatkan Randi ketika bermain dengan Iwan adalah sebanyak 8 buah kelereng. Solusi alternatif 2: Dengan garis bilangan: 4 + = 12 12 4 = atau 12 + (-4) = -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jadi kelereng yang didapatkan Randi ketika bermain dengan Iwan adalah 8 buah kelereng. Solusi alternatif 3: 4 + = 12 12-4 = 12 + (-4) = (8 + 4) + (-4) = 8 + [4 + (-4)] = 8 + 0 = 8

40 Jadi kelereng yang didapatkan Randi ketika bermain dengan Iwan adalah 8 buah kelereng. Solusi alternatif 4: Dapat dihitung dengan perkiraan-perkiraan. 4 + = 12 4 + 8 = 12 Jadi kelereng yang didapatkan Randi ketika bermain dengan Iwan adalah 8 buah kelereng. Soal 2: Suhu di suatu daerah adalah 10 0 C. Pada suatu hari, tiba-tiba suhu di daerah tersebut turun 17 0 C. Berapa derajatkah suhu di daerah tersebut pada hari itu? Solusi alternatif 1: Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan keping aljabar :

41 Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili 1 atau +1. (Ingat: Sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) 10 + (-17) = + 10-17 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan dikumpulkan hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 10 keping aljabar yang berwarna biru dan 10 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 7 keping aljabar yang berwarna biru maka hasilnya adalah negatif 7. Jadi karena keping yang tersisa berwarna biru maka suhu di daerah tersebut pada hari itu adalah -7 0 C.

42 Solusi alternatif 2: 10 + (-17) = -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jadi karena keping yang tersisa berwarna biru maka suhu di daerah tersebut pada hari itu adalah -7 0 C. Solusi alternatif 3: 10 + (-17) = 10 + (-17) = 10 + [(-10) + (-7)] = [10 + (-10)] + (-7) = 0 + (-7) = -7 Jadi karena keping yang tersisa berwarna biru maka suhu di daerah tersebut pada hari itu adalah -7 0 C. Soal 3: Ari mempunyai 9 buah bola kecil, dan bola tersebut ia berikan kepada Andi sebanyak 3 buah bola. Sedangkan Andi harus memberikan bola kepada adiknya sebanyak 5 buah bola.

43 I m Ari I m Andi I m adik Andi Wah dapat berapa ya..??? Berapa buah bolakah yang didapatkan adiknya Andi? Solusi alternatif 1: 9 3 = 6 (Bola Ari) 9 6 = 3 (Bola Andi) Bola adik Andi =? 3 5 = Artinya atau dapat ditulis: 3 + (-5) = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan bola kecil: Misalkan satu bola kecil yang berwarna biru mewakili -1 dan satu bola kecil berwarna kuning mewakili +1 atau 1. (Ingat: Sepasang bola kecil mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) + 3-5

44 Kemudian tiap-tiap bola kecil pada gambar tersebut akan dikumpulkan hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa bola-bola kecil tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 3 bola kecil yang berwarna biru dan 3 bola kecil yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 2 bola kecil yang berwarna biru maka hasilnya adalah negatif 2. Karena Andi mempunyai 3 buah bola dari pemberian Ari, maka adiknya hanya mendapatkan 3 buah bola saja, sehingga bola untuk adiknya masih kurang sebanyak 2 buah bola lagi. Solusi alternatif 2: 9 3 = 6 (Bola Ari) 9 6 = 3 (Bola Andi) Bola adik Andi =? 3 5 = Situasi di atas dapat diperagakan sebagai berikut: Dengan menggunakan garis bilangan: -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

45 Karena Andi mempunyai 3 buah bola dari pemberian Ari, maka adiknya hanya mendapatkan 3 buah bola saja, sehingga bola untuk adiknya masih kurang sebanyak 2 buah bola lagi. Solusi alternatif 3: 9 3 = 6 (Bola Ari) 9 6 = 3 (Bola Andi) Bola adik Andi =? 3 5 = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan hitungan eksak: 3 5 = 3 + ( 5) = 3 + [(-3) + (-2)] = [3 + (-3)] + (-2) = 0 + (-2) = -2 Karena Andi mempunyai 3 buah bola dari pemberian Ari, maka adiknya hanya mendapatkan 3 buah bola saja, sehingga bola untuk adiknya masih kurang sebanyak 2 buah bola lagi. Soal 4: Pak Nyoman memiliki 7 ekor kambing, karena beliau berjanji akan memberikan kambing kepada pak Nanda sebanyak 10 ekor kambing. Apakah 7 ekor kambing pak Nyoman mencukupi untuk memenuhi janjinya kepada pak Nanda? Solusi alternatif 1: Situasi di atas dapat diperagakan sebagai berikut:

46 Dengan menggunakan keping aljabar : Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili +1 atau 1. (Ingat: Sepasang keping mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) 7 10 = Artinya atau dapat ditulis dalam bentuk: 7 + (-10) = + 7-10 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan dikumpulkan hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 7 keping aljabar yang berwarna biru dan 7 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 3 keping aljabar yang berwarna biru maka hasilnya adalah negatif 3.

47 Karena keping yang tersisa berwarna biru maka kambing pak Nyoman tidak mencukupi untuk memenuhi janjinya kepada pak Nanda, karena masih kurang 3 ekor kambing lagi. Solusi alternatif 2: 7 10 = Artinya atau dapat ditulis dalam bentuk: 7 + (-10) = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan: -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Karena mulai dari titik 0, untuk menggambarkan 7, bergerak ke kanan 7 satuan. Selanjutnya dari 7 bergerak ke kiri 10 satuan sehingga mencapai titik -3. Jadi kambing pak Nyoman tidak mencukupi untuk memenuhi janjinya kepada pak Nanda, karena masih kurang 3 ekor kambing lagi. Solusi alternatif 3: 7 10 = dapat ditulis dengan: 7 + (-10) = Situasi di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan hitungan eksak: 7 10 = dapat ditulis dengan: 7 + (-10) = 7 + [(-7) + 3] = [7 + (-7)] + 3 = 0 + 3 = 3

48 Jadi kambing pak Nyoman tidak mencukupi untuk memenuhi janjinya kepada pak Nanda, karena masih kurang 3 ekor kambing lagi. Pertemuan 3 Soal 1: I m Nina I m Santi Kami sedang duduk di tangga ke 2 Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nina dan Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7 tangga ke atas. Karena ada buku yang terjatuh, Nina dan Santi turun 5 tangga ke bawah. Di anak tangga berapakah mereka sekarang. Solusi alternatif 1: 2 + 7 5 = (2 + 7) - 5 = 9 5 = dapat ditulis: 9 + (-5) = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan dengan keping aljabar:

49 Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili +1 atau 1. (Ingat: Sepasang keping mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) + 9-5 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan dikumpulkan hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 5 keping aljabar yang berwarna biru dan 5 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 4 keping aljabar yang berwarna kuning maka hasilnya adalah positif 4. Karena keping yang tersisa adalah 4 keping aljabar yang berwarna kuning maka Nina dan Santi sekarang berada di anak tangga ke 4. Solusi alternatif 2: 2 + 7 5 = (2 + 7) - 5 =

50 9 5 = dapat ditulis: 9 + (-5) = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan: -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Karena mulai dari titik 0, untuk menggambarkan 9, bergerak ke kanan 9 satuan. Selanjutnya dari 9 bergerak ke kiri 5 satuan sehingga mencapai titik 4. Maka Nina dan Santi sekarang berada di anak tangga ke 4. Solusi alternatif 3: Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan hitungan eksak: 2 + 7-5 = (2 + 7) 5 = 9 5 = 9 + (-5) = (4 + 5) + (-5) = 4 + [5 + (-5)] = 4 + 0 = 4 Jadi Nina dan Santi sekarang berada di anak tangga ke 4. Soal 2: Ahmad berdiri di atas sebuah lantai berpetak. Ia memilih satu garis lurus yang menghubungkan petak lantai tersebut dengan beberapa buah titik. Ia berdiri di atas lantai berpetak dan ia namakan dengan titik 0.

51 0 1 2 3 4 Garis pada titik di depannya ia beri angka 1, 2, 3, 4,... Jika ia maju 4 langkah ke depan, ia berdiri di angka +4. Selanjutnya, jika ia mundur 2 langkah ke belakang, ia berdiri di angka +2. Lalu ia mundur lagi 3 langkah ke belakang. Berdiri di angka berapakah ia sekarang? Di angka berapa pulakah ia berdiri, jika ia mundur lagi 1 langkah ke belakang? Solusi alternatif 1: 4 2 3 = 4 + (-2 + -3) = 4 + (-5) = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan dengan keping aljabar: Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili +1 atau 1. (Ingat: Sepasang keping mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) + + 4 + -2 + -3

52 Tiap-tiap keping aljabar di atas akan dikumpulkan menjadi 2 kelompok yaitu sesuai dengan warna dari masing-masing keping aljabar, sebagaimana gambar di bawah ini: + 4 + -5 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan dikumpulkan hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 5 keping aljabar yang berwarna biru dan 5 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut: karena yang tersisa adalah 4 keping aljabar yang berwarna kuning maka hasilnya adalah positif 4. Karena hasilnya adalah 1 keping yang berwarna biru maka Ahmad berdiri di angka -1. Karena ia mundur lagi 1 langkah ke belakang maka: -1 1 = -1 + (-1) =

53 + = -1-1 -2 karena yang tersisa adalah 2 keping aljabar yang berwarna biru maka hasilnya adalah negatif 4. Jadi sekarang Ahmad berdiri di titik atau di angka -2. Solusi alternatif 2: 4 2 3 = 4 + (-2 + -3) = 4 + (-5) = Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan: -13-12 -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Karena mulai dari titik 0, untuk menggambarkan 4, bergerak ke kanan 4 satuan. Selanjutnya dari 4 bergerak ke kiri 5 satuan sehingga mencapai titik -1. Maka Ahmad berdiri di angka -1. Karena ia mundur lagi 1 langkah ke belakang maka: -13-12 -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Sekarang Ahmad berdiri di angka -2.

54 Solusi alternatif 3: Situasi di atas dapat diperagakan dengan menggunakan perhitungan eksak: 4 2 3 = 4 + (-2 + -3) = 4 + (-5) = 4 + [(-4) + (-1)] = [4 + (-4)] + (-1) = 0 + (-1) = -1 Karena ia mundur lagi 1 langkah ke belakang maka: -1 1 = -1 + (-1) = -2 Sekarang Ahmad berdiri di angka -2. Solusi alternatif 4: 4 2 3 = 2-3 = -1 Karena ia mundur lagi 1 langkah ke belakang maka: -1 1 = -1 + (-1) = -2 Sekarang Ahmad berdiri di angka -2. Soal 3: Daging sapi dimasukkan ke dalam ruang pendingin bersuhu 15 o C. Kemudian, daging sapi dikeluarkan untuk dijual dan suhunya naik 3 o C setiap 1 jam. Berapakah suhu daging sapi setelah 6 jam dikeluarkan dari ruang pendingin?

55 Solusi alternatif 1: Diketahui : Untuk 1 jam suhunya naik 3 0 C. Jadi untuk 6 jam suhunya menjadi 18 0 C dengan perhitungan: 3 x 6 = 18. Maka untuk suhu daging sapi setelah 6 jam dikeluarkan dari ruang pendingin, dapat diperagakan dengan menggunakan keping aljabar: -15 + (3 x 6) = -15 + 18 = Misalkan satu keping yang berwarna biru mewakili -1 dan satu keping berwarna kuning mewakili +1 atau 1. (Ingat: Sepasang keping mewakili 1 dan -1 menghasilkan nol.) + -15 + 18 Kemudian tiap-tiap keping aljabar pada gambar tersebut akan dikumpulkan hingga memiliki pasangan satu-satu, sebagaimana gambar di bawah ini: Dari gambar tersebut terlihat bahwa keping aljabar tersebut telah terpasangkan satu-satu yaitu 5 keping aljabar yang berwarna biru dan 5 keping aljabar yang berwarna kuning. Jadi karena sepasang keping aljabar mewakili 1 dan -1 akan menghasilkan nol maka nilainya adalah nol (0) dan yang tersisa adalah sebagai berikut:

56 karena yang tersisa adalah 3 buah keping aljabar yang berwarna kuning maka hasilnya adalah positif 3. Jadi suhu daging sapi setelah 6 jam dikeluarkan dari ruang pendingin adalah 3 0 C. Solusi alternatif 2: Diketahui : Untuk 1 jam suhunya naik 3 0 C. Untuk 6 jam dapat dihitung 3 x 6 = 18. Maka untuk suhu daging sapi setelah 6 jam yaitu 18 0 C yang dikeluarkan dari ruang pendingin, dapat diperagakan dengan menggunakan garis bilangan: -15 + (3 x 6) = -15 + 18 = -16-15 -14-13 -12-11 -10-9 -8-7 -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 Jadi suhu daging sapi setelah 6 jam dikeluarkan dari ruang pendingin adalah 3. Solusi alternatif 3: Diketahui : Untuk 1 jam suhunya naik 3 0 C. Jadi untuk 6 jam suhunya menjadi 18 0 C dengan perhitungan: 3 x 6 = 18. Maka untuk suhu daging sapi setelah 6 jam dikeluarkan dari ruang pendingin, dapat diselesaikan dengan perhitungan eksak: -15 + (3 x 6) = -15 + 18 = (-15) + (15 + 3) = [(-15) + 15] + 3 = 0 + 3 = 3 Jadi suhu daging sapi setelah 6 jam dikeluarkan dari ruang pendingin adalah 3.

57