BAB I PENDAHULUAN. kawasan-kawasan strategis, perkembangan ini ditunjang dengan adanya tuntutan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Taman Sekartaji merupakan salah satu taman kota bantaran sungai di

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik untuk aktifitas formal maupun nonformal seperti pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Jadi suatu kota bukanlah hanya

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan Hakim (19 91) dimana ruang terbuka merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. elemen fisik yang menunjukan rupa kota itu sendiri. Aspek fisik dan sosial ini

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

III. METODOLOGI. Gambar 10. Lokasi Penelitian. Zona Inti

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Besar Kunjungan Wisatawan di Kota Yogyakarta JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dengan manusia dalam melakukan aktivitas bersama.

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KEGIATAN PEMBENTUKAN RUANG LUAR RUKO PADA KORIDOR JALAN DI KAWASAN PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG. Elong Pribadi**) dan Suning*)

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

PENATAAN KORIDOR JALAN LETJEN S. PARMAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN DI PURWOKERTO

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini merupakan suatu paparan mengenai hal hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN POLA RUANG AKTIVITAS DEMONSTRASI DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

TAMAN RIA DI SEMARANG

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belanja dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA

RENTAL OFFICE DI DEPOK

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Taman Pintar telah

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sebuah kota terjadi dengan sangat pesat terutama sekali di kawasan-kawasan strategis, perkembangan ini ditunjang dengan adanya tuntutan dari kebutuhan masyarakat di kota yang semakin beranekaragam macamnya terutama dalam hal kenyamanan dan pelayanan serta fasilitas infrastruktur yang ada di kota. Perubahan ini mempengaruhi semua komponen tatanan yang ada di dalamnya seperti ruang publik, pengaruh keberadaan ruang publik dan bangunan di sekitarnya. Keberadaan ruang publik ini cukup penting bagi tata ruang sebuah kota sehingga menarik untuk dikaji lebih mendalam, dalam hal ini dikhususkan pada kualitas ruang publik terhadap perilaku pengguna dalam menunjang aktivitasnya. Sense of Place didefinisikan sebagai hubungan emosional antara manusia dan tempat. Beberapa Studi sebelumnya menunjukkan bahwa atribut fisik, aktivitas dan makna yang terkait dengan tempat berkontribusi untuk membuat sense of place. Elemen fisik bisa mengacu pada atribut dan karakteristik seting, komponen ini tidak hanya menentukan jenis tempat, tetapi juga dapat memberikan kontribusi untuk penciptaan makna. Menurut Najavi (2011), Setiap tempat dibangun untuk mendukung kegiatan tertentu, sehingga kegiatan bisa mengacu pada tindakan yang diberikan oleh tempat. Namun, makna bisa merujuk pada aspek persepsi dan psikologis dari suatu pengalaman lingkungan yang dirasakan 1

oleh manusia. Masa lalu, pengalaman, latar belakang, kenangan, kepribadian, pengetahuan, budaya, sikap, motivasi, keyakinan, usia dan jenis kelamin berpengaruh terhadap rasa yang dirasakan pada tempat tersebut. Oleh karena itu, sense of place adalah hasil dari interaksi manusia dan ruang hidupnya. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain ; Cross(2001) menyatakan makna sense of place merupakan hubungan antara manusia dengan tempat, bagaimana manusia berinteraksi dengan desain pengaturan fisik suatu tempat. Dan Gunila (2003) mengatakan bahwa dalam pemaknaan suatu rasa akan tempat, pandangan atau persepsi orang yang terlibat langsung juga harus menjadi pertimbangan utama dalam konsepsi teoritis mengenai sense of place. Kemudian Shuhana (2009) menyatakan bahwa Place attachment memiliki kontribusi yang signifikan dalam penjabaran makna secara fungsional, emosional dan sosial serta dipengaruhi oleh keterlibatan, keakraban dan tingkat ketergantungan terhadap sense of place. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Najavi (2011) bahwa Place attachment sebagai dimensi obyektif dalam mengukur sense of place. Menurut John Punter (1991) dan John Montgomery (1998) dalam Carmona (2003), kesan tempat atau sense of place akan diperoleh dari jalinan penataan seting fisik (form), aktifitas yang terjadi serta citra yang ditimbulkan. Tempat yang memiliki Sense of Place yang tinggi maka akan mendorong orang diam di sana dan tinggal lebih lama (Najavi, 2011) pernyataan tersebut didukung oleh Robertson (1999) yang menyatakan bahwa Sense of Place memiliki peran dalam mengajak masyarakat untuk tinggal lebih lama dari yang diperlukan untuk 2

menjalankan bisnis mereka. Orang-orang akan tertarik untuk berlama-lama apabila tempat tersebut aman, nyaman dan menarik. Semakin lama mereka tinggal maka semakin menunjukkan bahwa citra tempat tersebut akan semakin meningkat. Sehingga pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengembangkan penelitian di mana jalan sebagai ruang publik terdapat sebaran aktivitas pengunjung yang mempengaruhi sense of place dengan lokasi yang berada di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. Malioboro merupakan salah satu daerah penunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Yogyakarta yang ditandai dengan kepadatan mobilitas dan aktivitas yang cukup tinggi. Dapat dilihat dari beragam aktivitas yang terjadi di dalamnya antara lain perdagangan, perkantoran, wisata dan jasa. Penyebaran PKL yang cenderung tidak teratur mengakibatkan semakin mengurangi ketersediaan open space yang pada jalan malioboro, sehingga diperlukan peningkataan penataan area publik yang sudah ada guna lebih optimal pemanfaatannya bagi masyarakat. Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi. Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum. Pengunjung sebagai pelaku kegiatan dan pengguna suatu ruang publik memiliki peranan penting yang harus diwadahi kebutuhannya akan ruang dalam beraktivitas dan berinteraksi antara manusia dan ruang yang ditempatinya, 3

sehingga segala kebutuhan aktivitas dapat terakomodir pada ruang tersebut. Kecenderungan terhadap pemilihan tempat atau intensitas keinginan pengunjung untuk beraktivitas dalam suatu ruang yang sama muncul dari pengalaman dalam merasakan tempat dan akan menunjukkan persepsi dari setiap individu yang berbeda-beda ( Najavi 2011). Komponen aktivitas ini memiliki keterkaitan sebagai salah satu pembentuk sense of place. Sedangkan untuk melihat sebaran pengunjung tersebut perlu dilakukan pemetaan berdasarkan jumlah, jenis aktivitas, posisi, dan waktu pengunjung melakukan aktivitas di tempat ini. Fasilitas dan pencapaian menjadi penunjang kelancaran kegiatan dalam melaksanakan aktivitas di suatu tempat, terutama pada area komersil atau perdagangan bahkan ruang publik terbuka. Pasar Beringharjo, Museum Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Umum 1 Maret, Gedung Agung, dan Gedung Senisono terletak di bagian selatan jalan Malioboro. Berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan di ujung selatan koridor jalan Malioboro ini karena merupakan area publik sebagai ruang terbuka yang sering dilalui dan digunakan oleh masyarakat dengan berbagai tujuan dan kegiatan. Kegiatan yang sering dilaksanakan di Jalan Malioboro antara lain Festival kebudayaan, pertujukan musik, melukis, hapening art, pantomim, baik sebagai tempat para seniman mengekpresikan kemampuan mereka ataupun kegiatan yang telah menjadi budaya dan tradisi masyarakat setempat. 1.2. Rumusan Masalah Hubungan antara manusia dengan lingkungan pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan strategi pengembangan lingkungan untuk 4

mewadahi kegiatan penghuninya. Seperti yang terjadi pada koridor jalan di ujung selatan Malioboro, pada kedua sisinya terdapat ruang aktivitas selain jalur pedestrian, namun konsentrasi aktivitas pengunjung yang cukup tinggi pada salah satu sisi yaitu pada bagian timur Jalan Malioboro, kecenderungan pengguna dalam hal ini pengunjung untuk beraktivitas pada sisi timur lebih tinggi dibandingkan dengan sisi barat jalan sehingga menimbulkan pertanyaan adakah pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. Selain itu berbagai kegiatan yang sering diselenggarakan di Titik Nol Malioboro juga terkonsentrasi di sisi timur oleh pengunjung. Perilaku-perilaku pengunjung terhadap kecenderungan pemilihan tempat menjadi fokus peneliti dalam merekam jejak serta aktivitas pengunjung tersebut. Gambar 1.1. Aktivitas dan Kegiatan Pengunjung di selatan jalan Malioboro Sumber : Hasil Pengamatan, 2013 1.3. Pertanyaan Penelitian Bagaimana pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place di koridor ujung selatan jalan Malioboro? 5

1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place dalam penggunaan ruang publik di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. 1.5. Batasan Penelitian 1. Karakteristik dan sebaran ruang di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. 2. Identifikasi jenis aktivitas pengunjung. 3. Pemetaan sebaran terkait dengan waktu, aktivitas, jumlah, dan posisi pengunjung. 4. Persepsi pengunjung terhadap sense of place di koridor ujung selatan jalan Malioboro. 5. Keterkaitan antara sebaran pengunjung terhadap sense of place di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. 1.6. Lokasi Penelitian Lokasi terletak di pusat kota Yogyakarta berupa koridor memanjang dengan berbagai macam bangunan di sisinya yang memiliki berbagai fungsi. Batas-batas Kawasan Malioboro Utara : Jl. Kyai Mojo, Jl. Pangeran Diponegoro, Jl. Jend. Sudirman Selatan : Jl. KH. Achmad Dahlan Timur : Sungai Code Barat : Sungai Winongo 6

Gambar 1.2. Peta Malioboro dan Ruang Publik di koridor ujung selatan Jalan Malioboro, Yogyakarta Sumber : Google Earth, 2013 Batasan Area Penelitian: Utara : Jl. Malioboro, Mirota Batik dan Pasar Bringharjo Selatan : Perempatan Jl. KH. Achmad Dahlan, Jl. Senopati dan Jl. Trikora Timur : Pagar Pembatas Monumen Serangan Umum 1 Maret dan Benteng Vredeburg. Barat : Pagar Pembatas Gedung Agung U Gambar 1.3. Peta Batas Area Penelitian Sumber : Google Earth, 2013 7

Sitting Area dengan vegetasi (pohon), jalur pedestrian Tanpa Street furniture, jalur pedestrian Monumen Batik, Jalur pedestrian Sitting Area dengan vegetasi (pohon), jalur pedestrian Tanpa Street furniture, jalur pedestrian Sitting Area, Jalur Pedestrian Gambar 1.4. Lokasi Pengamatan di Koridor Ujung Selatan Jalan Malioboro Sumber : Hasil Pengamatan, 2013 Keterangan : 8

1.7. Keaslian Penelitian Dalam kaitannya dengan fokus dan lokus penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. Berikut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan tahun penelitian, untuk mendapatkan keaslian penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Tabel 1.1. Keaslian Penelitian 2001 2003 2008 2009 2011 MAKNA MAKNA DAN KARAKTERISTIK PERANAN Attachment DIMENSI DARI MAKNA KONSEP Judul : What Is Sense of Place Peneliti : Jennifer B. Cross Prepared for the 12 th Headwaters Conference, Western State Collage, November 2-4, 2001 Temuan/Hasil : 1. Hubungan antara manusia dan tempat 2. Orang-orang memiliki dampak melalui bagaimana mereka merawat, membuat kekuatan sosial baru, Judul : Sense of Place, Authenticity and Character : A Commentary Peneliti : Gunila Tven, Peter J. Larkham Journal of Urban Design, Vol. 8, No. 1 67-81, 2003 Temuan/Hasil : Mengusulkan bahwa desainer perlu mengembangkan konsepsi yang lebih teoritis mengenai rasa tempat, keaslian dan karakter, yang lebih jauh lagi harus diberitahu dalam tingkat yang jauh lebih besar dengan pandangan orangorang yang terlibat langsung. Judul : Making Places : The Role of Attachment in Creating the Sense of Place Tradisional Streets in Malaysia Peneliti : Shuhana Shamsuddin, Norsidah Ujang Habitat Internasional 32 (2008) 399-409 Temuan/Hasil : 1. Place attachment memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Sense of Place. 2. Berbagai Makna dijabarkan dalam lampiran fungsional, emosional, dan sosial ke TEMPAT Judul : The Dimensions of Place Meanings Peneliti : Maarja Saar, Hannes Palang Living Review In Landscape Research 3, 2009 Temuan/Hasil : Tempat sebagai unit atau bagian dari proses yang berbeda, dimulai dari penciptaan makna yang mendalam dari personal dan diakhiri dengan perubahan kejadian dalam skala global Judul : The Concept of Place and Sense of Place in Architectural Studies. Peneliti : Mina Najavi, Mustafa Kamal Bin Mohd Shariff International Journal of Human and Social Science 6 : 3, 2011 Selangor, Malaysia Temuan/Hasil : 1. Menemukan konsep sense of place dan karakteristinya 2. Faktor-faktor yang membentuk sense of place. 3. Place attachment sebagai dimensi obyektif dalam mengukur 9

dan desain fitur phisycal baru untuk pengaturan. tempat dan mereka sangat dipengaruhi oleh keterlibatan, keakraban dan tingkat ketergantungan ekonomi sense of place KONSEP Judul : Faktor-faktor Pembentuk Identitas suatu Tempat Peneliti : Jenny Emawat Local Wisdom Vol. III No. 2. Hal 01-09, April 2011 Temuan/Hasil : 1. Faktor Hubungan Personal 2. Faktor Lingkungan Fisik 3. Faktor Komitmen Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai sense of place berdasarkan makna, karakteristik, peranan, dimensi serta konsep memiliki perbedaan terhadap penelitian yang akan dilakukan pada saat ini yaitu mengenai pengaruh dari sebaran pengunjung terhadap sense of place di mana lokasi yang dijadikan amatan adalah di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. 10

1.8. Manfaat Penelitian Bagi Ilmu Pengetahuan sebagai bahan referensi mengenai kajian dalam pemahaman tentang pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place pada ruang publik khususnya yang terletak pada koridor jalan serta memberikan kontribusi secara teoritis tentang sense of place di koridor jalan sebagai ruang publik. Bagi Pemerintah Kota dan Pengambil Kebijakan, diharapkan hasil penelitian ini dapat memeberikan masukan terhadap penyelesaian masalah jalan sebagai ruang publik beserta elemen pelengkapnya dan pertimbangan dalam penataan koridor jalan sebagai ruang publik agar lebih optimal dalam pewadahan aktivitas pengunjung. Bagi Praktisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan yang diperlukan dalam pengembangan dan optimalisasi ruang publik yang terletak di koridor jalan, khususnya koridor ujung selatan Jalan Malioboro. 11

1.9. Alur Pikir Judul Pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place di koridor ujung selatan Jalan Malioboro, Yogyakarta Latar Belakang Suatu tempat yang memiliki Sense of Place yang tinggi, maka akan mendorong orang untuk beraktivitas dan tinggal lebih lama. Sebaran dan Jumlah pengunjung terkonsentrasi pada ruang tertentu di Koridor ujung selatan jalan Malioboro. Maksud dan Tujuan untuk menjelaskan pengaruh sebaran pengunjung terhadap sense of place dalam penggunaan ruang publik di koridor ujung selatan Jalan Malioboro. Permasalahan Penelitian Bagaimana pengaruh sebaran terhadap sense of place di koridor ujung selatan Jalan Malioboro? Tinjauan Pustaka Alat Penelitian Peta dasar untuk Place centered mapping dan kuesioner untuk menggali persepsi pengunjung Fokus Penelitian Sebaran Pengunjung terhadap Sense of Place Variabel Penelitian Bebas : Sebaran pengunjung, Terikat : komponen sense of place Landasan Teori Kegiatan, Ruang dan tempat, Sense of Place, Skala Likert Metode Penelitian Pendekatan Penelitian secara kualitatif dan Deduktif Rasionalistik, dengan, analisis kuantitatif dengan tabulasi data dari persepsi pengunjung yang terdapat di Koridor Ujung Selatan Jalan Malioboro. Data Lapangan Data sebaran pengunjung, data persepsi pengunjung (dalam bentuk kuesioner) Analisis 1. Analisis Sebaran pengunjung. 2. Analisis Sense of Place terhadap aktivitas, Atribut fisik dan makna. 3. Analisis sebaran pengunjung terhadap Sense of place. Temuan dan Pembahasan Kesimpulan dan Rekomendasi Gambar 1.5. Alur Pikir Sumber: Penulis, 2013 12