Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
|
|
- Hartanti Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kepariwisataan Pulau Bali. Salah satu pola perjalanan wisatawan adalah menggunakan kapal pesiar (cruise line). Pulau Bali yang telah dikenal di penjuru dunia, memiliki potensi untuk menjadi tempat persinggahan dan tujuan dari pelayaran pariwisata internasional. Pemerintah melalui Departemen Budaya dan Pariwisata telah menangkap potensi tersebut dan berniat untuk menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan pariwisata yang menjadi tempat persinggahan kapal pesiar (cruise line) internasional di Pulau Bali 1. Seiring dengan rencana tersebut, PT. Pelabuhan Indonesia III selaku pengelola Pelabuhan Benoa, memiliki visi untuk menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan pariwisata berkelas internasional yang mampu mengantisipasi perkembangan arus wisata daerah Bali dan sekitarnya. Untuk menunjang visi tersebut maka PT. Pelabuhan Indonesia III, dalam usulan rencana induk (master plan) Pelabuhan Benoa tahun 2005, membagi pelabuhan menjadi empat zona, yaitu: (1) Zona Pelabuhan Umum dan Pariwisata, (2) Zona Marina, (3) Zona Perikanan dan (4) Zona Penunjang Kepelabuhan. Zona pelabuhan umum dan pariwisata akan ditingkatkan pelayanannya dari port of call menjadi turnaround port, yang diharapkan dapat meningkatkan intensitas kedatangan wisatawan ke Bali. Zona marina akan meyediakan akomodasi bagi wisatawan yang datang, serta menjadi area bisnis dan rekreasi bagi masyarakat dan wisatawan. Zona perikanan akan menjadi atraksi wisata dengan berbagai 1 Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia, Sapta Nirwandar, menjelaskan kepada Bisnis Indonesia (2005), saat ini terdapat tiga perusahaan international yang menyatakan berminat untuk menjadikan Bali sebagai turnaround port, yang artinya Bali tidak lagi hanya sekedar cruise stop, tapi menjadi titik awal dan akhir dari pelayaran. Sumber: 1
2 kegiatan nelayan dan fish market-nya. Zona penunjang kepelabuhan akan menyediakan perkantoran sewa bagi cruise line dan berbagai pihak yang berhubungan dengan pelabuhan. Turnaround cruise port merupakan pelabuhan pariwisata yang melayani naik turunnya wisatawan yang ingin berwisata dengan kapal pesiar (cruise line) internasional. Akan tetapi pelabuhan pariwisata tidak hanya sekedar fasilitas transit yang melayani pergantian moda transportasi dari darat ke laut atau sebaliknya. Penumpang kapal pesiar yang merupakan wisatawan menginginkan pengalaman yang menyenangkan selama transit baik yang baru tiba atau pun yang akan berangkat. Selama transit ini berbagai kebutuhan wisatawan harus terpenuhi, mulai dari akomodasi hotel sampai berbelanja cindera mata. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada pelabuhan harus dikembangkan fungsi campuran, yang meliputi fungsi hunian, komersial, dan rekreasi. Gambar 1.1. Lingkup makro kajian yaitu Kawasan Teluk Benoa yang strategis (sumber 2
3 Pelabuhan Benoa agar dapat berfungsi sebagai pelabuhan pariwisata internasional, pada perancangannya harus memperhatikan hal-hal berikut. Pertama adalah integrasi berbagai fungsi baru dengan fungsi eksisting yang harus menunjang satu sama lain. Pengunjung atau wisatwan harus terjaga kenyamanan, keselamatan dan keamanannya tanpa mengganggu aktifitas pelabuhan, bahkan aktifitas pelabuhan itu sendiri dapat menjadi atraksi wisata yang menarik bagi pengunjung. Kedua adalah sense of place kawasan harus kuat. Pelabuhan merupakan gerbang internasional bagi pengunjung yang menggunakan moda transportasi laut 2, sehingga saat pengunjung tiba, mereka harus mendapatkan gambaran suasana Pulau Bali secara keseluruhan dan akan tertarik untuk menjelajah lebih jauh. Begitu pula saat berangkat, mereka harus mendapatkan suasana yang berkesan sehingga memutuskan untuk datang lagi dikemudian hari. Ketiga adalah penataan sistem sirkulasi kendaraan. Aktivitas pelabuhan ikan dan pelabuhan petikemas melibatkan penggunaan alat transportasi berupa truk-truk besar, sehingga sirkulasi kendaraan ini harus dipisahkan dengan sirkulasi kendaraan yang mengangkut wisatawan. Penataan ini dimaksudkan agar kenyamanan dan kelancaran berbagai macam aktivitas pelabuhan dapat terpelihara dengan baik. Uraian diatas menggambarkan bahwa seluruh kawasan Pelabuhan Benoa merupakan tujuan wisata, yang selanjutnya dapat dianalogikan sebagai sebuah resor. Di sisi yang lain Pelabuhan Benoa merupakan bagian dari jaringan fasilitas infrastruktur publik yang dikelola oleh badan usaha milik negara, yang dalam perkembangan kedepan akan menampung fungsi mulai dari bongkar muat barang, rekreasi sampai hunian. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa kawasan Pelabuhan Benoa merupakan kawasan urban. Dengan demikian perancangan pelabuhan pariwisata internasional pada Pelabuhan Benoa merupakan perancangan sebuah resor urban. Resor urban adalah sebuah kawasan perkotaan yang digunakan untuk berwisata, yang memiliki atraksi dan berbagai sarana pendukung pariwisata yang lengkap. 2 Kajian Dampak Ekonomi Pembangunan Turnaround Cruise Port di Indonsesia. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III
4 Sebuah kawasan urban yang baik, menurut English Partnership dalam Urban Design Compendium (2000), harus memenuhi kriteria berupa: integrasi dengan kawasan sekitar, efesiensi fungsi, lingkungan yang harmonis, sense of place dan kelayakan secara komersial. Perancangan pelabuhan pariwisata pada kawasan Teluk Benoa juga berhubungan dengan kriteria perancangan yang disebutkan diatas, yaitu: 1. Integrasi berbagai fungsi eksisting dengan fungsi baru yang ditunjukkan pada pengaturan tata guna lahan serta keterhubungan antar berbagai fungsi dan fasilitas pendukung pada kawasan. 2. Efisiensi fungsi dengan menyediakan fungsi-fungsi penunjang yang dibutuhkan oleh pelabuhan pariwisata internasional. 3. Lingkungan yang harmonis dan sensitif terhadap kondisi ekologi kawasan Teluk Benoa. 4. Karakter kawasan yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas lingkungan dari kawasan pergudangan menjadi kawasan tujuan wisata yang memiliki sense of place lokal Bali. Isu yang paling menonjol dari perancangan pelabuhan pariwisata internasional di Pelabuhan Benoa ini adalah mengenai sense of place. Sense of place tidak hanya mengenai material bangunan atau langgam arsitektur tapi juga menyangkut kehidupan sosial-budaya masyarakat setempat. Pada perancangannya sense of place ini meliputi semua komponen, mulai dari tata guna lahan, tata bangunan, sampai aktivitas pendukung yang melibatkan masyarakat setempat. Pada tesis ini sense of place tersebut akan dicapai dengan memadukan (simbiosis) antara kaidah-kaidah tata ruang tradisional Bali dengan teori rancang kota. Simbiosis antara tradisional dan modern tersebut akan saling melengkapi sehingga menghasilkan kawasan resor urban yang terintegrasi dan efisien sekaligus memiliki sense of place Bali yang kuat. Tesis ini akan membuktikan bahwa tata ruang tradisional Bali dapat diaplikasikan ke dalam kawasan pelabuhan yang merupakan kawasan urban yang berfungsi sebagai pelabuhan pariwisata internasional. 4
5 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan tesis ini adalah: 1. Menyusun gagasan dan konsep pengembangan turnaround cruise port di Pelabuhan Benoa Bali, sebagai model acuan pengembangan turnaround cruise port di Indonesia 2. Mensimulasikan perancangan turnaround cruise port pada Pelabuhan Benoa dengan segala fasilitasnya dan menjawab permasalahan yang berkaitan dengan penurunan kualitas ruang, integrasi berbagai fungsi yang berbeda, peralihan darat-laut, sistem sirkulasi dan sense of place pada kawasan dalam upaya untuk menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan pariwisata yang bertaraf internasional Permasalahan Perancangan Permasalahan yang dihadapi dalam perancangan pelabuhan pariwisata internasional pada kawasan Teluk Benoa adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengintegrasikan kaidah tata ruang ruang tradisional Bali pada kawasan pelabuhan yang merupakan kawasan urban yang memiliki fungsi utama sebagai pelabuhan pariwisata internasional? 2. Bagaimana merancang pencapaian pengunjung yang menerus ke arah badan air tanpa mengganggu aktivitas pelabuhan? 3. Fungsi dan fasilitas apa saja yang harus disediakan sehingga pelabuhan menjadi tujuan wisata bertaraf internasional? 4. Bagimana merancang ruang-ruang publik pelabuhan yang memiliki sense of place yang berciri Bali? 1.4. Lingkup Kajian dan Perancangan Lingkup Kajian Lingkup kajian yang dibahas pada tesis ini adalah: 1. Lingkup makro, yang meliputi kawasan Teluk Benoa dengan berbagai rencana pengembangan yang sudah dan akan direncanakan yang mempengaruhi perancangan pelabuhan wisata internasional. 5
6 2. Lingkup meso, yang meliputi kawasan Pelabuhan Benoa secara keseluruhan untuk menciptakan integrasi yang baik dengan berbagai fungsi baru yang akan dikembangkan. 3. Lingkup mikro, yang meliputi zona pelabuhan yang dikembangkan menjadi fungsi pendukung pelabuhan wisata internasional Lingkup Perancangan Perancangan pelabuhan pariwisata internasional ini melingkupi enam dari delapan komponen perancangan kota yang dikemukakan oleh Shirvani (1985). Komponen-komponen perancangan kota tersebut yaitu: 1. Tata guna lahan Penataan lahan yang menampung berbagai fungsi baru agar dapat terintegrasi dengan fungsi eksisting. 2. Tata massa dan bentuk bangunan Penataan berbagai bangunan untuk menghasilkan karakter lingkungan yang khas. 3. Sistem sirkulasi dan parkir Pengaturan sistem sirkulasi kendaraan yang efisien dan efektif dengan jumlah parkir yang cukup. 4. Jalur pejalan kaki Pengaturan sistem sirkulasi pejalan kaki untuk menghindari konflik dengan sikulasi kendaraan dan merangsang orang untuk berjalan kaki. 5. Ruang terbuka Penataan ruang terbuka sebagai ruang peralihan antar fungsi dan tempat bersosialisasi yang nyaman bagi publik. 6. Kegiatan penunjang Mengakomodasi berbagai kegiatan penunjang yang dapat meningkatkan vitalitas kawasan. Keluaran dari tesis ini adalah simulasi perancangan pelabuhan pariwisata internasional yang meliputi gambar rencana tapak, gambar tampak potongan dan detail perancangan, perspektif suasana dan sikuen kawasan perancangan. 6
7 Batasan Objek Perancangan Perancangan difokuskan pada lingkup mikro yang meliputi zona marina, perkantoran dan terminal penumpang. Sedangkan penataan atau revitalisai diusulkan mencakup seluruh area pelabuhan (lingkup mezo) agar tercipta suatu kawasan yang terintegrasi baik secara fungsi maupun visual. Luas lahan yang dijadikan objek perancangan adalah m2 daratan dan m2 perairan. Lahan merupakan milik PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Benoa. Batas fisik kawasan perencanaan yaitu: 1. Utara: perairan dangkal dan hutan bakau 2. Timur: laut dan Pulau Serangan 3. Selatan: lapangan penumpukan petikemas pada zona pelabuhan umum 4. Barat: boulevard pelabuhan dan zona perikanan Gambar 1.3. Batas-batas area perancangan (Sumber PT. (Persero) Pelindo III ) 7
8 1.5. Metodologi Perancangan Metoda Pembahasan Metoda pembahasan yang digunakan adalah modifikasi dari metoda synoptic (Shirvani, 1985). Metoda synoptic merupakan metoda yang menggunakan langkah-langkah rasional dan komprehensif untuk menghasilkan solusi perancangan yang objektif. Langkah-langkahnya terlihat pada bagan berikut: 1. Pengumpulan data dan survei lapangan 2. Analisa data dan identifikasi persoalan 3. Perumusan tujuan serta sasaran. 4. Penyusunan konsep perancangan 5. Evaluasi konsep perancangan 6. Simulasi desain. Gambar 1.2. Langkah-langkah metoda synoptic (sumber: Shirvani, 1985) Pendekatan Perancangan 1. Pendekatan normatif fungsional. Pendekatan ini menggunakan berbagai macam teori perancangan kota yang berhubungan dengan pengembangan pelabuhan menjadi tujuan wisata. Teori-teori tersebut antara lain: Transit, Mixed-use Development, Linkage, Place, dan pengembangan kawasan waterfront 2. Pendekatan normatif adat Penggunaan pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan sense of place pada kawasan pelabuhan wisata yang memiliki berbagai fungsi yang belum dikenal dalam konsep tata ruang tradisonal Bali. Konsep-konsep tersebut yaitu, sanga mandala, pempatan agung, nyegara gunung dan sebagainya. 8
9 3. Pendekatan analogi Pendekatan ini bertujuan mencari solusi dari berbagai persoalan pada pelabuhan yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata, yaitu dengan menganalogikan kawasan pelabuhan sebagai sebuah resor urban 4. Pendekatan program ruang Pendekatan ini bertujuan untuk merumuskan berbagai fungsi baru yang akan dikembangkan, sehingga dapat terintegrasi dengan berbagai fungsi eksisting pelabuhan. 5. Pendekatan tapak Kondisi tapak sangat mempengaruhi hasil akhir perancangan. Pendekatan ini bertujuan untuk mencari solusi yang terbaik dari berbagai potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh tapak, sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimum dan eksternalitas negatif yang minimum Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: Visi Pelabuhan Pariwisata Internasional Kebijakan PT. Pelindo III dan Pemerintah Tinjauan Kawasan Teluk Benoa Kajian Literatur dan Preseden Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Kawasan Pelabuhan Benoa Tata Ruang Tradisonal Teori Rancang Kota Kriteria Perancangan Kajian Preseden Prinsip Perancangan Kawasan Pelabuhan Benoa Konsep Perancangan Pelabuhan Pariwisata Internasional Simulasi Perancangan Gambar 1.4. Bagan kerangka pemikiran 9
10 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi mengenai latar belakang dan tujuan penulisan tesis, identifikasi permasalahan yang terdapat pada area perancangan dan metodologi pembahasan yang digunakan pada tesis ini. Bab II Kajian Literatur Kajian literatur yang dianggap relevan dengan isu perancangan kawasan, yaitu pengembangan area pelabuhan pariwisata dengan fungsi campuran dan berorientasi pada transit yang memiliki sense of place. Juga dilakukan studi banding pada kasus sejenis yang memiliki pendekatan yang sama. Bab III Tinjauan Umum dan Analisis Gambaran umum kondisi awal, batas fisik kawasan perancangan, permasalahan, potensi kawasan serta analisis secara makro dan mikro sebagai dasar bagi simulasi perancangan. Bab IV Simulasi Perancangan Merupakan perumusan konsep perancangan terinci selanjutnya dituangkan pada simulasi perancangan untuk memunculkan bentukan ruang secara tiga dimensi guna memperlihatkan kualitas ruang secara visual. Bab V Kesimpulan dan Saran Merumuskan secara umum keberhasilan konsep perancangan yang diterapkan pada area perancangan serta memberikan beberapa saran dan rekomendasi mengenai studi lanjutan pengembangan Pelabuhan Pariwisata Internasional 10
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciBab IV Simulasi Perancangan Pelabuhan Pariwisata
Bab IV Simulasi Perancangan Pelabuhan Pariwisata Pada bab ini akan dilakukan simulasi perancangan pelabuhan pariwisata internasional pada Pelabuhan Benoa. Simulasi perancangan berikut ini menggunakan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciHOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR - 36 Periode Januari Juni 2011 HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.
Lebih terperinciREDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I 4 PENDAHULUAN REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI 1.1 Latar Belakang Stasiun adalah salah satu tempat perpindahan moda, dimana dalam jumlah besar manusia dan kendaraan berkumpul
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau dipisahkan oleh lautan, oleh karena itu kapal laut merupakan salah satu pilihan alat transportasi antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dalam rangka pengembangan Kecamatan Insana Utara (Wini) sebagai Kota Satelit (program khusus)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Lolita Maharani ( ) Redesain Terminal Terboyo 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.Re-desain : Merencanakan Kembali, ulang, balik. 1 2.Terminal : Prasarana untuk angkutan jalan raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan pangkalannya kendaraan
Lebih terperinciREDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RAMADHANI GURUH PRASETYO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan laut merupakan salah satu sub sistem transportasi laut dimana titik atau node pergerakan barang dan atau penumpang dengan menggunakan moda laut akan dimulai,
Lebih terperinciRELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disususn
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
Lebih terperincilib.archiplan.ugm.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Transportasi Udara sebagai Pilihan Moda Transportasi yang Paling Efektif di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang area daratannya dipisahkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi
Lebih terperinciHILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I - 1
Bab I Pendahuluan I.1 LATAR BELAKANG Upaya revitalisasi pusat kota seringkali menjadi permasalahan apabila kawasan revitalisasi tersebut memiliki bangunan cagar budaya, khususnya pada negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar udara merupakan tempat moda pemrosesan penumpang dan bagasi, untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Sebagai instansi yang memberikan fasilitas
Lebih terperincidilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai
m-m BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1.Terminal Penumpang Kapal Laut Kegiatan peiayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau dan peiayaran niaga. Maka, pelabuhan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini membahas tentang gambaran umum dari keseluruhan isi laporan berupa alasan pemilihan judul dalam latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta cara/metode penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Tanjung Emas adalah suatu kawasan pelabuhan yang berada di daerah pesisir utara jawa, dan berada disebelah utara kawasan kota Semarang. Pelabuhan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan
1.1 Latar Belakang Perencanaan BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini dilihat dari banyaknya pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya yaitu 17.504
Lebih terperinciBab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. Kurangnya Jumlah Hotel di Kabupaten Kulon Progo Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang belum memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Ibukota Kabupaten Grobogan yaitu Kota Purwodadi terletak di tengah-tengah wilayah kabupaten dan berada pada jalur transportasi regional yaitu jalur
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dilihat dari korelasi kegiatannya, terutama kegiatan transportasi, komunikasi dan perdagangan, kota Purwokerto merupakan kota transit menuju daerah Jawa Barat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.
Lebih terperinciKONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)
KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN) Pembahasan Poin-poin yang akan dibahas pada kuliah ini: 1 KONSEP 2 PRESENTASI GAMBAR 3 CONTOH PROYEK 1. Berisi KONSEP pengertian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Redesain Terminal Kartasura. Untuk dapat mengetahui pengertian judul
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciPERENCANAAN BLOK PLAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MASTER PLAN SARANA DAN PERASARANA BAGIAN A PERENCANAAN BLOK PLAN 2015-2020 A-1 BAB I TINJAUAN UMUM KONTEKSTUALITAS PERENCANAAN 1.1. Tinjauan Konteks Tipologi Kawasan Unsrat di
Lebih terperinciStudi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Buku Laporan ini disusun oleh Konsultan PT. Kreasi Pola Utama untuk pekerjaan Studi Penyusunan Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Pasar bunga di Surabaya Kebutuhan bunga dalam masyarakat kini semakin meningkat seiring berubahnya gaya hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa bunga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di segala bidang pembangunan, salah
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN UMUM Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayaran memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran
Lebih terperinci3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari
BAB 5 KESIMPULAN 5.1. Kriteria desain arsitektur yang sesuai untuk masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan Setelah mengkaji desa labang secara keseluruhan dan melihat teori -teori pengembangan tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Medan, ibukota Sumatera Utara adalah kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Medan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata disetiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten
BB I PENDHULUN JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe di Kabupaten Klaten 1.1 Pengertian Judul Terminal : Prasarana untuk angkutan jalan raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan pangkalannya kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infrastruktur transportasi udara, pada beberapa tahun belakang gencar dilakukan pemerintah. Program pemerintah untuk melakukan pemerataan infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara
Lebih terperinciKAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada dua permasalahan utama pada Pelabuhan Amahai saat ini. Permasalahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertnasalahan Ada dua permasalahan utama pada Pelabuhan Amahai saat ini. Permasalahan tersebut adalah; kurangnya fasilitas pendukung pelabuhan serta hubungannya dengan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah moda transportasi manusia pada suatu daerah yang sudah tidak tertampung lagi dalam suatu tempat tertentu (terminal) dan dalam mengimbangi pertambahan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual B. DEFINISI JUDUL DAN PEMAHAMAN DALAM LINGKUP ARSITEKTUR 1. Definisi 1. Revitalisasi Revitalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API SOLO- BALAPAN DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL DAN HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR
Lebih terperinciTERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial, pengertian Judul : Re-Desain Redesain berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang mendasar saat ini. Tanpa adanya transportasi manusia dapat terisolasi dan tidak dapat melakukan suatu mobilisasi
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000
I.1. BAB I PENDAHULUAN Lalar Belakang Indonesia adalah Negara Kepulauan yang besar wilayahnya merupakan lautan yang diperkirakan mengandung sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat potensial. Sampai
Lebih terperinciTERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT DI PELABUHAN TANJUNG EMAS
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT DI PELABUHAN TANJUNG EMAS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik
Lebih terperinciPROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO
PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Terminal Kapal Pesiar Tanah Ampo Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah
Lebih terperinciBAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi merupakan salah satu bagian penting bagi suatu pembangunan negara. Transportasi menjadi salah satu sektor pendukung kemajuan sistem logistik
Lebih terperinci1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia dengan 70% wilayahnya terdiri atas laut. Sehingga banyak pulau-pulau yang ada di Indonesia
Lebih terperinciCITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Letak Kota Pekalongan yang strategis berada pada Jalur Pantura dan menghubungkan kotakota besar seperti Jakarta Semarang Surabaya serta potensi-potensi Kota Pekalongan
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciEkowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi sumber daya alam hutan serta perairannya berupa flora, fauna dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN Pengertian Judul
BAB PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Judul Laporan Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Redesain Terminal Bus Cibinong dengan Fasilitas Shoping Centre. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan manusia akan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain sudah ada sejak dahulu kala, dapat dikatakan bahwa transportasi berumur setua manusia. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan yang terletak di pusat kota berfungsi sebagai pendukung dan penghubung fasilitasfasilitas di sekitarnya, seperti perkantoran,
Lebih terperinciHotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Batam merupakan pulau di provinsi Kepulauan Riau yang terletak di perlintasan pelayaran internasional. Pulau Batam merupakan pulau di Indonesia yang paling berdeketan
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.633, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pelabuhan. Tanjung Priok. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri penting dan terbesar di dunia, banyak negara mulai menyadari pentingnya sektor pariwisata ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau kecil yang biasanya menunjukkan karakteristik keterbatasan sumber daya dan tidak merata yang membatasi kapasitas mereka untuk merangkul pembangunan. Hal ini terutama
Lebih terperinciTERMINAL BIS INDUK KOTA SEMARANG PENATAAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BIS INDUK KOTA SEMARANG PENATAAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN WISATA BUDAYA DI PANTAI NGEBOOM TUBAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN WISATA BUDAYA DI PANTAI NGEBOOM TUBAN Penekanan Desain Arsitektur Neo - Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang dibuat untuk membantu pergerakan manusia maupun barang dalam berpindah tempat baik dalam jarak dekat maupun jauh. Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi/liberalisasi khususnya sektor perdagangan serta pelaksanaan otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan potensi yang dimiliki daerah.
Lebih terperinci