MEMERIKSA SISTEM SUSPENSI OTO.KR

dokumen-dokumen yang mirip
MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

BAB II DASAR TEORI Suspensi

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

BAB II LANDASAN TEORI

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB III ANALISIS KASUS

DAFTAR UNIT KOMPETENSI GENERAL

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

SISTEM SUSPENSI & BAN

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT REDAMAN SHOCK UPSIDE DOWN PADA KENDARAAN BERMOTOR YAMAHA BYSON 150 CC

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO


PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

BAB III BALANS RODA/BAN


BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGIKUTI PROSEDUR K3 DITEMPAT KERJA H

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

ANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER. Paridawati 1)

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:

Bab 7 MENGGUNAKAN JACKING, BLOCKING AND LIFTING PADA BENGKEL OTOMOTIF

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga

Gambar1. Dongkrak Hidrolik


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II LANDASAN TEORI

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

SISTEM POROS PROPELLER

New Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENGUJIAN

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Sistem Suspensi pada Truck

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENGIKAT POTONGAN POTONGAN PAKAIAN 1 GAR BUKU INFORMASI


BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

SISTEM POROS PROPELLER

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MEMELIHARA / MENSERVIS UNIT FINAL DRIVE OTO.KR

MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN OTO.KR

Transkripsi:

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM SUSPENSI OTO.KR04.012.03 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

Daftar isi Hal Buku Informasi BAB I. PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) 3 1.2 Penjelasan Modul 3 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 4 1.4 Pengertian-pengertian/Istilah 5 BAB II. STANDAR KOMPETENSI KERJA 2.1. Peta Paket Pelatihan 6 2.2. Pengertian Standar Kompetensi 6 2.3. Unit Kompetensi Kerja yang dipelajari 6 2.4. Kemampuan Awal 7 2.5. Elemen Kompetensi dan Kriteria untuk Kerja 8 2.6. Batasan Variabel 8 2.7 Panduan Penilaian 9 BAB III. STRATEGI PELATIHAN DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan 11 3.2. Metode Pelatihan 11 BAB IV Materi Unit Kompetensi 4.1. Sistem Suspensi Dan Komponennya 13 Sistem Suspensi Kendaraan 13 Pegas Daun 15 Rebound Clip 15 Tingkat Defleksi Pegas 15 Lokasi Poros Blok 15 Aksi Pengemudian Pengereman 16 Suspensi Hidro Statis 17 Unit Hidrolastis 18 Suspensi Udara 19 Peunomatis 20 4.2. Tipe-Tipe Sock Absorber 21 Light Duty 21 Heavy Duty 22 Gas Filled 22 Load Adjustable 22 Mcpharson Strut 23 Sock Absorber Yang Dapat Diatur 23 Halaman: 1 dari 34

Sock Absorber ( Peredam Pegas ) 25 Langkah Pemampatan 27 Langkah Pemantulan 28 Peredam Kejut Gas 29 Sock Absorber Udara 30 Kolom Kemudi Yang Dapat Patah 32 BAB V. SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia 33 Sumber-sumber Perpustakaan 33 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 34 Halaman: 2 dari 34

BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2. Penjelasan Modul Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Isi Modul Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 3 dari 34

Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. Halaman: 4 dari 34

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi Halaman: 5 dari 34

2.1. Peta Paket Pelatihan BAB II STANDAR KOMPETENSI KERJA Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul modul lain yang berkaitan diantaranya : 2.1.1. Memelihara/menservis sistim kemudi (OTO.KR04.009.03) 2.1.2 Memeriksa sistim suspensi (OTO.KR04.012.03) 2.1.3 Balans roda/ban (OT.KR04.016.03) 2.2. Pengertian Standar Kompetensi Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3. Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Halaman: 6 dari 34

memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.4. Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental Memeriksa Sistem Suspensi ELEMEN KOMPETENSI 01 Memeriksa sistem / komponen suspensi dan menentukan kondisinya. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Pemeriksaan sistem suspensi dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen/sistem lainnya. 1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 1.3 Pemeriksaan sistem suspensi di pakai berdasarkan metode dan perlengkapan yang sesuai terhadap spesifikasi pabrik. 1.4 Kondisi sistem/komponen ditentukan dengan membandingkan kondisi komponen yang sebenarnya (standar) pada spesifikasi pabrik untuk batasan/toleransi seseuai dengan perundangperundangan kelaikan kendaraan. 1.5 Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil pemeriksaan sistem suspensi. 1.6 Seluruh kegiatan pemeriksaan sistem suspensi dan pengidentifikasian kondisi dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang- undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. Halaman: 7 dari 34

2.5. Elemen Kompetensi Dan Kriteria Unjuk Kerja KODE UNIT : OTO.KR04.012.01 JUDUL UNIT : Memeriksa Sistem Suspensi DESKRIPSI UNIT : Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengujian sistem/komponen suspensi dan menentukan kondisinya (depan dan belakang). Hasil kerja normal dilaksanakan sebelum menentukan penyetelan kelurusan roda/wheel alignment. 2.6. Batasan Variabel 1. Batasan konteks: Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis & perbaikan di bidang perbengkelan. 2. Sumber Informasi/dokumen dapat termasuk: 2.1 spesifikasi pabrik. 2.2 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan. 2.3 persyaratan ditempat kerja/industri. 2.4 pesifikasi pabrik komponen/produk. 2.5 kebutuhan pelanggan. 2.6 perundang-undangan pemerintah untuk kelaikan kendaraan. 3. Pelaksanaan K 3 harus memenuhi: 3.1 undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 3.2 ketentuan di bidang industri. 4. Sumber sumber dapat termasuk: 4.1 peralatan tangan/hand tools dan peralatan bertenaga/power tools. 4.2 perlengkapan pengangkatan. 4.3 perlengkapan penyangga/jack stand. 4.4 perlengkapan pengukuran dan peralatan khusus/special tools. 4.5 perlengkapan penguji. Halaman: 8 dari 34

5 Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk: 5.1 tes fungsi dan jalan, pengujian tekanan, pengukuran. 5.2 penilaian, visual, pendengaran/aural dan fungsi (meliputi: kerusakan, korosi, kebocoran, keausan). 6 Variabel lainnya dapat termasuk: 6.1 bateral dan longitudinal arm. 6.2 ball joints. 6.3 peralatan suspensi otomatis, kondisi jalan/ride control, pengontrol ketinggian/height control. 2.7 Panduan Penilaian 1. Konteks: 1.1 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan. 1.2 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi. 1.3 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung. 1.4 Kompetensi harus dinilai sesuai konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan. 2. Aspek-aspek penting: Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut: 2.1 pemahaman dan komunikasi informasi kerja. 2.2 prosedur pemeriksaan sistem suspensi dan penentuan kondisi. 2.3 pelaksanaan keselamatan kerja. 3. Pengetahuan dasar: 3.1 persyaratan keselamatan diri. 3.2 persyaratan keamanan komponen. 3.3 prinsip memeriksa sistem suspensi. 3.4 konstruksi dan kerja sistem suspensi yang sesuai. 3.5 prosedur pemeriksaan sistem suspensi dan pengujian (sesuai pada kegunaan). Halaman: 9 dari 34

3.6 prosedur menentukan kondisi sistem/komponen suspensi. 3.7 informasi teknik yang sesuai. 3.8 kebijakan perusahaan. 4. Penilaian praktek: 4.1 mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik. 4.2 menggunakan prosedur pemeriksaan sistem suspensi dan pengujian. 4.3 menggunakan prosedur penilaian kondisi sistem/komponen suspensi. 4.4 menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai. 5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan: 5.1 Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. 5.2 melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas. 5.3 melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya. Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1 3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok - 5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika - 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 Halaman: 10 dari 34

3.1. Strategi Pelatihan BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses Pelatihan a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Halaman: 11 dari 34

Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu Halaman: 12 dari 34

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 4.1. Sistem Suspensi dan Komponennya 4.1.1. Sistem Suspensi Kendaraan Fungsi Agar ban selalu menyentuh permukaan jalan. (Untuk menjamin adanya kontrol arah kendaraan, untuk memungkinkan dilakukannya pengereman). Agar kendaraan tetap berjalan mulus bagaimanapun kondisi permukaan jalan sehingga nyaman bagi penumpang atau beban. Untuk memindahkan daya pengemudian dan pengereman dari roda ke chasis atau bodi. Tipe-tipe Sistem Suspensi Ada berbagai macam sistem suspensi yang digunakan, tetapi masing-masing termasuk salah satu dari tipe dasar berikut ini: Suspensi independen Suspensi poros kaku atau solid Suspensi Independen Sebatang poros depan yang dipasang pada bodi dengan menggunakan pegas daun digantikan dengan suspensi independen untuk tiap roda depan pada mobil. Hal tersebut menghasilkan pengemudian yang lebih baik serta meningkatkan kualitas pengendaraan. Pada sistem suspensi independen, tiap roda dihubungkan pada bodi oleh penghubung dan pegasnya sendiri, sehingga gerakan tiap roda tidak berpengaruh terhadap gerakan roda lain. Suspensi independen membantu menjaga level pengendaraan mobil pada jalanan yang bergelombang. Walaupun terdapat bermacam-macam sistem suspensi, secara garis besar dapat dibagi menjadi suspensi depan dan belakang dan suspensi independen dan non independen. (Bagian paling umum dari semua sistem suspensi kendaraan tanpa memandang jenisnya adalah ban pneumatis). Halaman: 13 dari 34

Catatan : Pada beberapa kendaraan suspensi ini adalah satu-satunya yang digunakan. Tipe-tipe Pegas Fungsi Pegas merupakan alat yang fleksibel yang menopang bodi kendaraan dan beban yang memungkinkan roda dan sistem suspensi mengikuti kontur/perbedaan ketinggian jalan tanpa terjadi gerakan pada bodi kendaraan. Pegas daun Pegas koil Batang torsi Karet Udara Hidrolastik Pneumatis Catatan: Beberapa jenis di antaranya dapat digabungkan untuk membentuk sistem suspensi. Pegas Koil Pegas koil adalah sebatang pegas dari baja dililit membentuk koil. Jika pegas baja yang digunakan mempunyai diameter sama pada sepanjang bagian penampangnya dan jarak antar lilitan sama besar, maka pegas akan mempunyai tingkat defleksi yang konstan. Jika diameternya mengecil pada bagian tepi atau jika terdapat beberapa koil yang dililit lebih rapat maka koil akan mempunyai tingkat redaman variabel. Pada saat bekerja pegas koil akan terpuntir sepanjang bentangan saat beban diperbesar. Batang Torsi Batang torsi dapat berupa batang tunggal pegas baja atau sejumlah lembaran pegas baja yang disatukan. Pada saat bekerja batang torsi terpuntir sepanjang bentangan saat dibebani. Pegas ini biasanya merupakan pegas dengan defleksi konstan tetapi jika diameternya meruncing maka defleksinya variabel. Pegas Karet Karet merupakan bagian kebanyakan dari sistem suspensi pada bentuk bos karet yang digunakan pada penyangga (shackle), pivot dan sambungan (mounting). Pada tempattempat tersebut karet mengurangi transmisi getaran dan menimbulkan kelenturan dari gerakan tanpa diperlukan adanya ruang celah atau pelumasan. Halaman: 14 dari 34

4.1.2. Pegas Daun Pegas ini dijelaskan dalam buku May and Crouse edisi ke lima, kecuali poin-poin berikut 4.1.3. Rebound Clip Rebound clip menahan ujung daun pada daun yang lebih panjang di atasnya. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gesekan yang akan mengurangi pantulan. Bisa dipergunakan ganjal (spacer) dari plastik atau logam untuk membatasi besarnya gesekan yang terjadi. 4.1.4. Tingkat Defleksi Pegas Tingkat defleksi pegas adalah ukuran besarnya defleksi pegas yang terjadi akibat suatu beban. Satuannya dalam Newton per milimeter (N/mm). Pada beberapa pegas terdapat tingkat defleksi konstan yang artinya jika beban makin besar maka defleksi akan makin besar dengan perbandingan lurus. Misalnya jika beban dilipatkan dua kali (gaya ke bawah dalam satuan Newton) maka defleksi pada pegas juga akan meningkat sebesar dua kali. Tingkat defleksi variabel berarti jika beban diperbesar defleksi yang terjadi tidak meningkat secara sebanding. Karet dan sistem gas merupakan jenis variabel, sedangkan pegas daun, pegas koil dan batang torsi tergantung pada konstruksi yang digunakan. 4.1.5 Lokasi Poros Balok Poros balok (beam axle) ditahan pada posisinya oleh pegas. Walaupun pegas mudah bergerak agar poros dapat bergerak melewati benjolan jalan, pegas tetap memuntir untuk menahan poros di posisinya pada garis pusat kendaraan. Halaman: 15 dari 34

4.1.6 Aksi Pengemudian dan Pengereman Karena poros balok digunakan dengan kemudi roda belakang, chasis terdorong ke depan sehingga poros depan tertarik oleh penyangga (fixed shackle) dan bagian depan pegas daun. Jika dilakukan pengereman maka roda depan berkurang kecepatannya dan gaya pengereman diberikan pada poros, bagian depan pegas, fixed shackle dan juga chasis. Halaman: 16 dari 34

4.1.7. Suspensi Hidro-Elastis (Cairan dan karet) Karet juga dapat dipergnakan sebagai pegas secara independen atau digabungkan dengan cairan untuk memindahkan pergerakan yang terjadi. Catatan: Cairan tidak dapat digunakan sebagai pegas secara independen karena tidak dapat ditekan pada suhu yang dapat diterapkan. Suspensi hidro-elastis menggunakan cairan untuk memindahkan pergerakan roda pada pegas karet di tiap unit displacer pada kendaraan. Karena tiap unit displacer pada tiap sisi mempunyai hubungan antara bagian depan dan belakang, sebuah benjolan pada salah satu roda akan mengakibatkan satu sisi kendaraan akan terangkat bukan hanya satu ujung saja. Hal ini akan mengurangi pitch yaitu gerakan ke depan dan ke belakang. Halaman: 17 dari 34

4.1.7. Unit Hidrolastis Halaman: 18 dari 34

4.1.8. Suspensi Udara Karena udara mempunyai sifat dapat ditekan maka udara dapat digunakan sebagai pegas. Udara digunakan sebagai bagian suspensi dari semua kendaraan otomotif pada ban dan bisa juga digunakan untuk menjalankan fungsi pegas. Udara yang ditekan digunakan untuk suspensi pada beberapa bus, ketinggian kendaraan dan pengendaraan dapat dikontrol secara otomatis terhadap berbagai perubahan beban penumpang. Artinya kendaraan akan tetap memiliki ketinggian yang sama dan pengendaraan terjadi dengan mulus baik dalam kondisi penumpang yang penuh atau kosong. Halaman: 19 dari 34

4.1.10. Pneumatis Pada kendaraan yang menggunakan sistem suspensi gas, gas yang digunakan adalah nitrogen yang diberi tekanan tertentu. Untuk memindahkan pergerakan suspensi pada gas digunakan minyak, sedang pada penerapan ini minyak dipompa menuju atau keluar dari unit suspensi untuk mengontrol ketinggian kendaraan. Contoh Suspensi Hidro-Pneumatis Mengapa Diperlukan Shock Absorber? Pegas yang digunakan sendirian kurang memuaskan bagi sistem suspensi kendaraan. Untuk menyerap kejutan jalan pegas harus fleksibel. Jika pegas terlalu fleksibel maka pegas akan terus mampat dan memantul sehingga kendaraan memantul ke atas dan ke bawah secara berlebihan. Gerak memantul mengurangi kualitas pengendaraan dan juga menyulitkan pengendalian. Jika pegas diperkeras maka akan mengakibatkan pengendaraan yang keras Halaman: 20 dari 34

Dengan menggunakan pegas yang relatif fleksibel dengan peredam kejut akan dihasilkan pengendaraan yang mulus. Oleh karena itu peredam kejut harus memiliki kemampuan meredam osilasi atau pantulan pegas. Peredam kejut mempunyai peranan yang penting dalam menghasilkan kenyamanan, pengendalian yang lebih mudah serta pengereman yang aman. 4.2. Tipe-tipe Shock Absorber Shock absorber kendaraan biasanya termasuk dalam salah satu tipe-tipe berikut ini : Light Duty, Heavy Duty, Gas Filled, Load Adjustable, Ride Adjustable, Load Levelling (air shockers), McPherson Strut. 4.2.1. Light Duty Shock absorber light duty biasanya dipasang sebagai standar pada kebanyakan kendaraan. Shock absorber ini juga dapat dipasang sebagai pengganti pada kendaraankendaraan populer setelah pemasaran. Kendaraan-kendaraan tersebut dikendarai oleh pengendara biasa dan jarang dikendarai dengan kondisi beban penuh. Halaman: 21 dari 34

4.2.2. Heavy Duty Shock absorber heavy duty dipasang sebagai ekstra dan bersifat opsional pada kendaraan yang sedang diproduksi atau sebagai ekstra setelah dilakukan pemasaran bagi kendaraan-kendaraan model standar. Shock absorber ini juga dipasang oleh beberapa pabrik sebagai item standar bagi produksi kendaraan model mewah atau produksi khusus. Kendaraan-kendaraan tersebut ditujukan bukan untuk penggunaan normal kendaraan model standar. Shock absorber heavy duty mempunyai diameter yang lebih besar daripada model light duty dan mampu menghasilkan aksi peredaman yang lebih kuat dalam kondisi pengendaraan ekstrem karena memiliki piston dan kapasitas cairan yang lebih besar. 4.2.3. Gas Filled Shock absorber yang menggunakan udara merupakan item standar pada kendaraan dengan performa tinggi. Shock absorber yang berisi udara serupa dengan shock absorber heavy duty selain peredam jenis ini memiliki ruang reservoir bertekanan yang berisi gas nitrogen. Minyak pada Shock absorber jenis ini memiliki tekanan sehingga membantu menjaga agar tidak terbentuk gelembung udara pada minyak. Gelembung udara dapat terjadi pada minyak Shock absorber yang tidak bertekanan/non pressurised. Gelembung terjadi jika shock absorber tersebut mengalami aksi peredaman terus menerus, seperti pada pengendaraan dengan kecepatan tinggi sepanjang jalan yang tidak rata. 4.2.4. Load Adjustable Shock absorber yang dapat menyesuaikan beban bisanya digunakan pada bagian belakang sepeda motor. Biasanya Shock absorber ini memiliki kumparan pegas yang mengelilingi bagian luar shock absorber. Penyetelan dilakukan melalui sekrup sleeve bagian bawah atau posisi gigi/notch yang lebih rendah. Kemampuan memikul beban dinaikkan atau diturunkan dari pengaturan tersebut. Halaman: 22 dari 34

4.2.5. McPherson Strut Suspensi McPherson Strut menggunakan shock absorber sebagai penyangga suspensi depan dan belakang. Bagian atas tiang penyangga (strut) berfungsi sebagai pivot dan tempat pemasangan bagian atas suspensi depan sedang bagian atas penyangga merupakan tempat pemasangan suspensi belakang. Bagian bawah tiang penyangga pada suspensi depan memiliki ball joint pivot serta dihubungkan pada lengan pengontrol bawah. Selain itu strut juga menjadi titik pemasangan bagi poros ujung (stub axle) pada suspensi depan dan belakang. Shock absorber bisa berbentuk strut komplit atau bisa juga diberupa sekrup yang disisipkan pada bagian atas rakitan strut. 4.2.6. Shock Absorber yang Dapat Diatur Shock absorber jenis ini mempunyai tingkat peredaman yang diatur dengan merubah setting katup pengontrol. Biasanya shock absorber tipe ini digunakan pada suspensi jenis McPherson strut. Peredam ini digunakan pada kendaraan-kendaraan yang memiliki performa tinggi dan bisa diatur secara otomatis melalui program komputer dan sensor atau melalui saklar manual. Saklar manual tersebut biasanya diberi tanda HARD RIDE atau SOFT RIDE. Halaman: 23 dari 34

Load Levelling (air shockers) Shock absorber tipe ini digunakan untuk mengkompensasi beban berat. Bagian belakang dapat dijaga ketinggian normalnya dengan memperbesar atau mengurangi tekanan udara pada shock absorber. Hal tersebut akan menghasilkan stabilitas pada kendaraan serta pengarahan lampu yang dapat terjaga dalam kondisi beban berat. Shock absorber udara yang dapat didesain sebagai alat pengkompensasi beban dan bukan digunakan untuk meningkatkan pengendalian pada kondisi normal. Kantung udara shock absorber harus selalu memiliki tekanan minimum sebesar 140 kpa agar tidak terjadi kerusakan pada kantung udara. Halaman: 24 dari 34

4.2.7. Shock Absorber (Peredam Pegas) Pegas yang digunakan secara sendirian dalam sistem suspensi tidakmemberikan hasil yang memuaskan. Pegas harus bersifat fleksibel agar dapat meredam atau menyerap kejutan jalan, tetapi jika terlalu fleksibel maka akan terus memampat dan memantul. Hal tersebut disebut osilasi pegas. Pegas yang terlalu keras akan menghasilkan pengendaraan yang keras (hard ride) karena memindahkan goncangan jalan pada kendaraan. Pengendaraan yang mulus tanpa terjadi osilasi pegas yang besar dapat diperoleh melalui penggunaan pegas yang relatif fleksibel digabungkan dengan shock absorber. Shock absorber (peredam pegas) menghentikan pegas dalam berosilasi. Sebuah pegas tanpa peredam akan mampat dan memantul beberapa kali sebelum akhirnya berhenti. Pegas Tanpa Redaman Waktu yang diperlukan oleh pegas untuk kembali sesudah defleksi. Halaman: 25 dari 34

Besarnya defleksi Pegas dengan Redaman Jika dipasang sebuah peredam kejut maka osilasi berkurang. Cara Kerja Dua gerakan shock absorber adalah : 1. Pemampatan/kompresi (saat roda melalui benjolan) 2. Pantulan (saat roda jatuh pada lubang) Halaman: 26 dari 34

4.2.8. Langkah Pemampatan (roda bergerak ke atas) Saat roda kendaraan menabrak benjolan yang mengakibatkan bergerak ke atas ke arah bodi kendaraan, pegas mampat. Pada saat yang sama shock absorber memendek dan mengakibatkan silinder bawah bergerak ke atas mendorong piston ke arah dasar silinder. Gerakan ke atas oleh silinder menimbulkan tekanan pada cairan di bawah piston. Pada saat yang sama gerakan tersebut menciptakan daerah bertekanan rendah pada silinder di atas piston. Halaman: 27 dari 34

Cairan yang berada di bawah piston terdesak melalui lubang kecil pada piston dan mengalir menuju bagian atas silinder. Tidak seluruh cairan dari ruang bawah bisa masuk ke ruang atas karena sebagian ruang ditempati oleh batang piston. Jika ruang atas menjadi penuh setiap gerakan ke atas oleh silinder akan mengakibatkan tekanan cairan yang tinggi di bawah piston yang dapat membuat katup kompresi bawah (atau katup kaki/katup hisap) menjadi terbuka. Cairan akan mengalir menuju bagian luar tabung. Cairan yang mengalir melalui katup menghasilkan redaman pada pegas dan gerakan roda. 4.2.9. Langkah Pemantulan (roda bergerak ke bawah) Saat roda bergerak ke bawah shock absorber memanjang. Silinder bergerak ke bawah menjauhi piston dan katup pantulan. Cairan di atas piston tertekan, sedangkan daerah di bawah piston tekanannya menjadi rendah. Cairan di atas piston terdesak melalui restriksi/penahan pada katup pantulan menuju ruang bawah. Halaman: 28 dari 34

Pada saat yang sama katup kompresi atau katup kaki membuka dan mengalirkan cairan dari tabung luar menuju ruang bawah. Gerakan cairan melalui penahan shock absorber dan gerakan roda. Catatan: Ukuran penahan pada katup bervariasi antara satu kendaraan dengan lainnya, tergantung jenis suspensi yang digunakan oleh pabrik. 4.2.10. Peredam Kejut Gas Shock absorber bekerja secara hidrolis namun tidak diisi minyak sampai penuh. Pada reservoir terdapat sebuah ruangan yang diperuntukkan bagi udara, ruangan tersebut berada di atas reservoir minyak. Beberapa shock absorber tidak menggunakan udara melainkan gas. Shock absorber demikian dikenal sebagai peredam kejut gas. Gas dimasukkan dalam shock absorber menggunakan tekanan pada proses pembuatannya. Hal ini memiliki keuntungan mengurangi aerasi. Aerasi terjadi jika udara bercampur dengan minyak. Hal tersebut dapat mempengaruhi kerja peredam kejut. Halaman: 29 dari 34

4.2.11. Shock Absorber Udara Pada shock absorber udara terdapat silinder udara dan sepatu neoprene mengelilingi peredam tersebut. Konpartemen ini diisi dengan udara bertekanan untuk meningkatkan kapasitas kendaraan dalam memikul beban tanpa menimbulkan penurunan ujung belakang. Pada saat beban berat diberikan pada sepatu atau kursi belakang pegas akan mampat dan membuat ujung belakang turun. Hal ini mengakibatkan perubahan karakteristik pengendalian mobil serta juga menyebabkan lampu depan mendongak ke atas. Peredam udara dapat mencegah terjadinya hal tersebut dengan cara menaikkan bagian belakang mobil jika mendapat beban dan menurunkan bagian belakang menjadi rata jika beban dilepas Halaman: 30 dari 34

Catatan: Udara bisa diberikan dengan dua cara : 1. Secara manual Dilakukan pada bengkel dengan menggunakan pipa udara. 2. Secara otomatis Pada kendaraan yang dilengkapi level pengendaraan otomatis udara ditambahkan atau dibuang menggunakan kompresor on board. (Pada kendaraan tertentu alat ini merupakan perlengkapan standar). Halaman: 31 dari 34

4.2.12. Kolom Kemudi yang Dapat Runtuh/Patah Kemudi ini merupakan faktor keamanan pada sistem kemudi kendaraan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pengendara yang tertusuk kolom kemudi jika terjadi kecelakaan. Dalam bekerja menangani bagian kemudi ini perlu berhati-hati agar tidak memberi beban kejutan atau memukul kolom kemudi atau tabung. Seringkali jika suatu bagian telah runtuh, baik diakibatkan oleh terjadinya kecelakaan atau kekeliruan penanganan, maka harus diganti. Pergunakan alat untuk menarik untuk membongkar steering wheel dan jangan menggunakan palu atau memukul wheel. Catatan : Batang kemudi hingga kolom luar yang dapat runtuh memiliki bentalan pada bagian atas dan ke arah dasar batang sebagai penopang dan untuk memudahkan memutar. Halaman: 32 dari 34

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book) 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja Halaman: 33 dari 34

5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. 6. Buku informasi OTO.KR. 04.012.03 Memeriksa system suspensi 7. Automotive Engines Eighth Edition- Volume 1994, William H. Crouse and Donald L. Anglin 8. STEP 2 TOYOTA, Engine Group, PT.TOYOTA ASTRA MOTOR 9. Pedoman Reparasi, Mesin Seri K, PT.TOYOTA ASTRA MOTOR 10. Electronic for motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory 11. Kesehatan dan keselamatan kerja 12. Peraturan lembaga 13. Buku Informasi OTO.KR04.012.01 Modul 1 14. Automotive Mechanics, edisi ke 6, jilid 1, May and Crouse, McGraw Hill Book 15. Manual bengkel 16. Manual servis 17. Kendaraan yang ditentukan 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 5.3.1.Bahan yamg digunakan Mobil Unit 5.3.2. Alat yang digunakan Obeng ( + ) Obeng ( - ) Tang Lancip Kompresor Kun Pas 1 Set Kunci Ring 1 Set Dongkrak 2 Ton Halaman: 34 dari 34