BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Garis Besar Chasis Dan Suspensi Pada sebuah kendaraan terbagi ke dalam beberapa sistem yang merupakan point utama dari adanya sebuah kendaraan, salah satunya sistem chasis meliputi suspensi yang menopang axle, kemudi untuk mengatur arah kendaraan, roda, ban dan rem untuk menghentikan laju kendaraan. Sistemsistem berpengaruh langsung terhadap kenikmatan berkendara, stabilitas dan sebagainya. Sistem rem digunakan untuk mengurangi atau menghentikan kendaraan dan mempertahankan posisi kendaraan pada saat parkir. Gambar 2.1 Chasis Range Rover (

2 7 2.2 Suspensi Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan dan stabilitas berkendara serta memperbaiki kemampuan daya cengkram roda terhadap permukaan jalan. Suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, stabilizer, dan sebagainya. Pada umumnya suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi tipe rigid (rigid axle) dan tipe bebas (independent suspension). Suspensi menghubungkan bodi kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi sebagai berikut: a) Selama berjalan kendaraaan secara bersama-sama dengan roda, menyerap getaran, oskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk melindungi penumpang dan barang agar aman, serta menambah kenyamanan dan stabilitas b) Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan antara jalan dengan permukaan roda. c) Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi dan roda-roda.

3 8 Gambar 2.22 Perbandingan mobil yang menggunakan suspensi ( air suspension.com) 2.3 Komponen Utama Suspensi Sistem suspensi terdiri dari komponen-komponen berikut ini. Dan dari komponen-komponen ini, pegas-pegass dan shock absorber semua sistem suspensi, sedangkan komponen lainnya hanya digunakan digunakan pada pada sistem tertentu saja yang menggunakan sistem komponen utamaa dari sistem suspensi adalah : tambahan khusus. Adapun a) Pegas b) Shock Absorber c) Suspension Arm d) Ball Joint e) Bushing Karet f) Bumper g) Strut Bar h) Stabilizer Bar i) Lateral Rod j) Control Arm

4 9 Gambar 2.3 Komponen sistem suspensi pada saat terpasang (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi ) Pegas Pegas berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan dan getaran dari roda-roda agar tidak diteruskan ke kendaraaan. Ada beberapa jenis pegas yang digunakan pada sistem suspensi yaitu: 1) Pegas Daun Disusun dari beberapa lembar pegas daun yang terbuat dari baja. Suspensi ini memberikan efek peredaman kejut dengan memanfaatkan elastisitas baja. Semakin panjang pegas, semakin besar kelenturannya. Dengan menambah jumlah lembaran pegas, semakin berat beban yang dapat ditopang, meskipun elastisitasnya berkurang.

5 10 Gambar 2.4 Suspensi dengan pegas daun (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi ) 2) Pegas Koil Pegas koil (coil spring) terdiri dari batang baja bulat yang digulung membentuk spiral dan memanfaatkan elastisitas puntiran batang baja. Gambar 2.5 Sistem suspensi dengan pegas koil (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi )

6 11 3) Pegas Torsi Pegas batang torsi juga memanfaatkan elastisitas yang diperoleh dari puntiran batang baja, tetapi alat ini merupakan batang lurus. Gambar 2.6 Suspensi dengan pegas torsi (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi ) 4) Pegas Udara (Air Spring) Jenis ini memanfaatkan elastisitas udara, yang dikompresikan dalam tabung karet. Mampu memberikan aksi pemegasan yang lembut dan mampu menjaga tinggi kendaraan secara konstan walaupun beban bervariasi. Dengan kekuatan pegas yang dapat menyesuaikan dengan beban, tipe ini dapat memberikan kenyamanan baik pada saat kendaraan berbeban maupun kosong.

7 12 Gambar2.7 Sistem suspensi udara ( 5) Shock Absorber Shock absorber berfungsi untuk menyerap getaran yang muncul pada saat pegas menerima kejutan saat kendaraan berjalan. Sehingga getaran dapat segera diredam dan kenyamanan kendaraan lebih baik. Shock absorber dapat berbentuk tabung maupun silinder, tetapi keduanya memanfaatkan resistensi aliran oli. Saat ini jenis silinder lebih banyak dipakai. Menurut cara kerjanyashock absorber ada dua jenis yaitu single acting yang hanya memberikan tahanan shock diperpanjang dengan double acting (tipe ganda) yang berfungsi baik saat shock absorber diperpendek maupun diperpanjang.

8 13 Apa bila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan cendrung beroskilasi naik danturun pada waktu menerima kejutan dari jalan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk itu shock absorber dipasang untuk meredam oskilasi dengan cepat agar memperoleh kenyamanan berkendara dan kemampuan cengkram ban terhadap jalan. Gambar 2.8 evektivitas shock absorber (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi ) Cara kerja didalam shock absorber teleskopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber. Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh adanya lubang tahanan aliran minyak karena melalui orific (lubang lurus kecil) pada waktu piston bergerak.

9 14 Gambar 2.9 cara kerja shock absorberr (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi ) 5.1 Jenis-jenis shock absorber menurut cara kerjanya adalah sebagai berikut: Shock absorberr kerja tunggal (single action) Efek meredam hanya terjadi pada waktu shock absorber ber ekspansi. Sebaliknya pada saat kompresi tidak terjadi efek peredaman

10 15 Gambar 2.10 shock absorber tipe single action (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi ) Shock absorberr kerja ganda (multiple action) Baik pada saat ekspansi maupun kompresi absorber selalu bekerja meredam. Pada umumnya kendaraan sekarang menggunakan tipe ini Gambar 2.11 shock absorber tipe multiple action (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi)

11 Menurut konstruksinya shock absorber digolongkan menjadi beberapa tipe seperti yang ada dibawah ini: Shock absorberr tipe twin tube Didalam shock absorber tipe ini terdapat presure tube dan outer tube yang membatasi working chamber (silinder dalam ) dan reservoir chamber (silinder luar) Shock absorberr tipe monoo tube Di dalam shock absorber hanya terdapatt satu silinder (atau tanpa reservoir. Gambar 2.12 shock absorber tipe twin tube dan monotype (Wahyu Triyono, Bukuu sistem suspensi )

12 Penggolongan shock absorber menurut medium kerjanya hanya terbagi menjadi dua jenis yaitu : Shock Absorber dengan medium gas Untuk shock absorber tipe gas biasanya menggunakan gas nitrogen, yang dijaga pada temperatur rendah kg/cm 2 atau temperatur tinggi kg/cm Shock Absorber dengan medium minyak atau oli yang biasaa disebut shock absorber hidrolik Gambar 2.13 Shock absorber tipe gas (Wahyu Triyono, Buku sistem suspensi )

13 18 6) Ball Joint Ball joint menerima beban vertikal maupun beban lateral. Disamping itu ball joint juga berfungsi sebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok. Gambar 2.14 Ball joint (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Untuk untuk perawatan, padaa bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada setiap interval tertentu gemuk harus diganti dengan tipe mobidenum disulfade lithium base. Untuk menambah gemuk, lepaskan screw plug kemudian pasangkan fitting gemuk.

14 19 Gambar 2.15 Ball joint biasaa dengan ball joint dudukan dari resin (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) 7) Stabilizer Bar Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraaan akibat gaya sentifugal padaa saat kendaraan membelok. Disamping itu meningkatkan traksi roda. Untuk suspensi depan pada mobil kecil, stabilizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan lingkage. Pada bagian tengah di ikat ke frame atau bodi pada dua tempat melalui bushing. Cara kerja stabilizer bar adalah bila roda kanan dan kiri bergerak keatas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak yang sama, stabilizer bar harus bebas dari puntiran.

15 20 Gambar 2.16 Stabilizer bar terpasang pada posisinya (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner) mengembang. Akibatnya stabilizer bar akan terpuntir kaena salah satu ujungnya tertekan keatas dan ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer cendrung menahan terhadap puntiran tahanann terhadap puntiran ini berfungsi mengurangi bodyroll dan memelihara kemiringan yang aman. dan memelihara bodi dalam batas

16 21 Gambar 2.17 kerja stabilizer bar (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) 8) Strut Bar Seperti diperlihatkan pada gambar dibawah, salah satu ujung strut bar dipasang pada lower suspension arm dan ujung lainnya diikatkan ke bodi atau cross member melalui bantalan karet. Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau dorongan akibat terjadinya pengereman.

17 22 Gambar 2.18 Strut bar terpasang pada cross member (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) 9) Lateral Rod Control Lateral rod control dipasang diantara axle dan bodi kendaraan. Tujuannya untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping. Untuk suspensi udara lateral rod terhung antaraa axle dengan frame atau chasis. Gambar 2.19 lateral rod control (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis )

18 23 10) Bumper Pada saat kendaraann melalui jalan yang berlubang atau tonjolan besar, pegas mengerut dan mengembang secara berlebihan. Keadaaan ini dapat menyebabkan kerusakan komponen lainnya. Untuk itu bounding dan rebounding bumper dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain pada waktu pegas mengerut akan mengembang diluar batas maskimumnya Gambar 2.20 Bumper (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) 2.4 Tipe dan Karakteristik Suspensi Menurut konstruksinya suspensi dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :

19 Suspensi Rigid Pada suspensi tipe rigid, roda kiri dan kanan dihubungkan oleh axle tunggal, axle dihubungkan ke bodi dan rangka melalui pegas (pegas daun atau pegas koil). Suspensi rigid banyak digunakan pada roda depan dan belakang truk dan bus dan pada roda belakang mobil penumpang (mini bus). Hal ini karena konstruksinya kuat dan sederhana. Gambar 2.21 Suspensi jenis Rigid (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Suspensi Model Bebas (Independent) Pada suspensi model bebas (independent suspension), rodaroda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada axle tunggal. Kedua roda dapat bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Biasanya suspensi model bebas ini digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truk kecil (pick up). Sekarang

20 25 suspensi model bebas sekarang juga digunakan padaa roda belakang mobil penumpang (mini bus) Gambar 2.22 Suspensi jenis Independent (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) 2.5 Sistem Suspensi Depan Perbedaan besar antara suspensi depan dan belakang disebabkan roda depan dapat membelok. Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yang tidak rata, roda-rodanya menerima gaya dari permukaan jalan. Suspensi ini berfungsi menyerap gaya-gaya ini agar kendaan berjalan sesuai dengann arah yang diinginkan. Disamping itu untuk mencegah roda bergoyang, bergerak kearah depan, belakang, samping, secara berlebihanatau merubah kemiringan roda, hal ini akan mempengaruhi kestabilan kendaraan. Karena faktor inilah suspensi model bebas sering digunakan pada roda depan. Sebagai contoh adalah tipe macperson strut dan tipe double wishbone.

21 Tipe Macperson Strut Suspensi ini banyak digunakan banyak digunakan pad roda depan mobil ukuran kecil dan sedang. Konstruksinya terdiri dari lower arm, strut bar, stabilizer bar dan strut assembly. 1) Lower arm, ujungnya dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan dapat bergerak naik turun. Ujung lainnya dipasang ke steering knuckle arm melalui ball joint. 2) Strut bar berfungsi menahan gaya yang bekerja pada roda pada arah depan dan belakang. Salah satu ujung strut bar dipasang pada lower arm dan ujung yang lainnya diikat pada cross member melalui bracket bantalan. 3) Stabilizer bar berfungsi mengurangi kemiringan kendaraan ketika membelok dan menambah kemampuan cengkram roda terhadap jalan agar kendaraan stabil. Stabilizer bar dipasang pada lower arm melalui bushing karet dan ring, dan pada bodi melalui bushing karet. 4) Pegas koil dipasang pada rakitan strut, dan shock absorber ditempatkan didalam rakitan strut. 5) Sebagai bagian dari suspension linkage, shock absorber berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan menopang berat kendaraan. Bagian atasnya dipasang pada fender apron melalui bantalan karet

22 27 dan bearing. Bagian bawah strut diikat dengan baut pad steering knuckle. Gambar 2.23 Suspensi tipe macperson strut (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Tipe Wisbone Dengan Pegas Koil Suspensi model wishbone dengann pegas koil ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truck kecil. Konstruksinya terdiri dari roda yang dipasang pada bodi melalui dua lengan suspensi (upper dan lower arm). Shock absorber dan pegas koil dipasang diantara kedua arm tersebut diatas, steering knuckle dan frame. Salah satu ujung arm dipasang pada bodi frame melalui bushing, dan ujung lainnya pada steering knuckle melalui ball joint. Bagian shock absorber diikat pada bodi atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm.. Pegas koil terletak diantara lower arm dan bodi frame.

23 28 Gambar 2.24 Suspensi tipe Wisbone Dengan Pegas Koil (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Tipe Double Wishbone Dengan Batang Torsi Suspensi tipe in banyak digunakan pada truk kecil yang menggunakan suspensi dengan pegas koil. Batang torsi dipasang pada lower dan upper arm. Konstruksinya tampak seperti pada gambar dibawah ini, batang torsi dipasang pada upper arm. Lower dihubungkan pada suspension member melalui bushing karet. Upper arm dihubungkan ke poros upper arm dengan bushing karet. Torsi arm diikatkan pada upper arm belakang dengan dua baut dan batang torsi. Bagian depan dari setiap batang torsi dimasukan ke torque arm pada upper arm, dan pada bagian belakang dari batang torsi dipasang kedalam achor arm yang diikatkan ke cross member dengan baut penyetel anchor arm. Sehingga penyetelan tinggi kendaraan menjadi mudah dengan menggunakan baut ini. Splin depan dan belakang dari

24 29 masing-masing batang torsi dilengkapi dengan tutup debu untuk menjaga dari kotoran-kotoran. Gambar 2.25 Suspensi tipe Wisbone Dengan Pegas Torsi (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Tipe Pegas daun Paralel Suspensi tipe ini biasa digunakan pada roda depan truk dan bus yang biasanya menerima beban berat. Gambar dibawah ini menunjukan suspensi depan truk atau bus dengan penggerak roda belakang. Bagian tengah pegas daun diikatkan pada axle hub dengan menggunakan U Bolt. Gambar 2.26 Suspensi depan tipe pegas daun (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis )

25 Sistem Suspensi Belakang Pada umumnya suspensi belakang menerima berat yang berlebihan dari penumpang dan barang. Keadaan ini yang menimbulkan kesukaran dalam menentukan kekerasan pegasnya. Apabila pegas dibuat cukup keras untuk beban berat, akan menjadi terlalu keras bila kendaraan berjalan dalam keadaan kosong, pegas menjadi terlalu lamah sewaktu mendapat beban berat, demikian pula dengan keadaan shock absorber. Keadaaan ini dapat diatasi dengan menggunakan pegas daun tipe pegas lain yang mempunyai konstanta yang variabel, shock absorber yang diisi gas dan lain-lain. Suspensi belakang dirancang agar axle selalu pada posisi yang benar, dan bila melalui jalan yang tidak rata roda-roda melambung pada saar kosong tanpa mempengaruhi kestabilan arah roda depan Suspensi Belakang Tipe Pegas Daun Paralel Suspensi rigid axle ini banyak digunakan pada suspensi belakang kendaraan komersial. Tipe axle yang biasa menggunakan suspensi dengan pegas daun paralel disebut Live-axle, yaitu satu unit yang terdiri dari differential, axle shaft, dan wheel hub. Live axle dihubungkan ke propeler shaft dan frame dan dapat bergerak naik turun bersama pegas. Tipe ini tahan terhadap beban, gaya pengereman dan gaya penggerak. Untuk konstruksi, pada umumnya ujung depan dari setiap pegas daun diikatkan ke bracket pegas pada struktural member atau frame melalui bushing karet dengan hanger pin. Ujung belakang pegas

26 31 diikatkan ke bracket pegas pada structural member atau frame melalui bushing karet dengan shackel. Seperti pad gambar dibawah ini, pada saat pegas berdefleksi karena perubahan beban, pegas menjadi panjang, dan shackle dapat mengimbangi perubahan tersebut. Bushing karet mempunyai dua fungsi yaitu : menahan getaran dan mencegah agar getaran tersebut diteruskan ke bodi, disamping itu agar pin shackle dapat bergerak maju dan mundur padaa saat perubahan bentuk pegas. Bagian tengah pegas dihubungkan padaa axle dengan U bolt. Gambar 2.27 suspensi belakang dengan pegas daun paralel (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis ) Suspensi Belakang Tipe Pegas Koil 4 Link Diantara suspensi rigid, tipe inilah yang menghasilkan kenikmatan berkendaraa yang cukup baik. Karena penanganan posisii axle

27 32 dan beban suspensi dilakukan secara terpisah. Dan suspensi jenis ini menggunakan pegas koil. Padaa konstruksinya posisi axle adalah memikul dua lower control arm, dua upper control arm serta satu lateral rod. Sedangkan untuk menopang beban dan menyerap kejutan hanya digunakan pegas. Gaya dari arah depan belakang yang ditimbulkan oleh sistem rem dan sistem penggerak ditahan oleh lower dan upper control arm. Sedangkan gaya disamping ditahan oleh lateral control rod. Salah satu ujung dari setiap control arm atau lateral rod diikat pada bodi atau frame, dan ujung lainnya pada rear axle housing melalui bushing karet. Pegas daun dipasang diantar lower control arm atau rear housing dan bodi. Gambar 2.28 Suspensi Belakang Tipe Pegas Koil 4 Link (I Solihin Mulyadi Perbaikan Chasis )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

SISTEM SUSPENSI & BAN

SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI URAIAN Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Suspensi digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi

Lebih terperinci

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia BAB III PENGENALAN SUSPENSI PADA KENDARAAN MERCEDES-BENZ B- Class (W 245) 1.1 DASAR TEORI Komponen utama dari suspensi yang di gunakan pada kendaraan Mercedes-Benz B-class (w 245) terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

Tugas akhir ABSTRAK Teknik Mesin Universitas Pasundan

Tugas akhir ABSTRAK Teknik Mesin Universitas Pasundan ABSTRAK Shell Eco Marathon adalah ajang tahunan yang menantang siswa SMA dan Mahasiswa dari seluruh dunia untuk mendesain, membuat dan menguji kendaraan yang memiliki efisiensi tinggi. Selain dapat dibuat

Lebih terperinci

Sistem Suspensi pada Truck

Sistem Suspensi pada Truck Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah : OT 443. CHASSIS OTOMOTIF Topik Bahasan : Kumpulan bahan kajian dan perkuliahan yang menjamin kendaraan berjalan dengan aman dan nyaman Tujuan / Kompetensi

Lebih terperinci

CHASSIS. SISTEM KEMUDI 1. Uraian Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi

CHASSIS. SISTEM KEMUDI 1. Uraian Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi CHASSIS GARIS BESAR CHASSIS............. 222 SUSPENSI 1. Uraian............................ 223 2. Komponen Utama Suspensi........... 224 3. Tipe dan Karakteristik Suspensi........ 233 4. Sistem Suspensi

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

UJI KINERJA DINAMIS SISTEM SUSPENSI DAN ANALISIS STABILITAS MICRO CAR. Skripsi

UJI KINERJA DINAMIS SISTEM SUSPENSI DAN ANALISIS STABILITAS MICRO CAR. Skripsi UJI KINERJA DINAMIS SISTEM SUSPENSI DAN ANALISIS STABILITAS MICRO CAR Skripsi Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Mulyono NIM : 5201403034

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

SUSPENSI (suspension)

SUSPENSI (suspension) SUSPENSI (suspension) Suspensi adalah mekanisme yang dipasang di antara body dan roda yang berfungsi untuk menciptakan kestabilan kendaraan (nyaman dan aman) Unsur kestabilan kendaraan : 1. Stabil pengendaraannya

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR

REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI )

PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI ) digilib.uns.ac.id PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI ) PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh : GILANG RESTU AJI I

Lebih terperinci

BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF

BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF Kompetensi Kejuruan KODE MODUL 020.KK.14 BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN Memperbaiki Sistem Suspensi 1 Daftar

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE Suspensi double wishbone merupakan sebuah mekanisme suspensi bebas yang terdiri dari lengan-lengan (dapat berbentuk silinder berlubang, pipa, maupun batang) yang memiliki

Lebih terperinci

PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR

PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERBAIKAN SISTEM SUSPENSI Kode Kompetensi : 021-KK-012

MELAKUKAN PERBAIKAN SISTEM SUSPENSI Kode Kompetensi : 021-KK-012 MODUL MELAKUKAN PERBAIKAN SISTEM SUSPENSI Kode Kompetensi : 021-KK-012 Disusun Oleh: Citro Mulyo Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK NUSA MANDIRI 2013 KATA PENGANTAR Modul ini disusun sebagai bahan

Lebih terperinci

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR

SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR TEORI SECARA UMUM SISTIM SUSPENSI Sistim suspensi biasanya ditempatkan diantara frame dan poros roda. Pada umumnya dilengkapi dengan shock absorber. Sistim suspensi terletak

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUATAN SUSPENSI SUZUKI KATANA SPESIFIKASI SPEED OFFROAD. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Madya D3

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUATAN SUSPENSI SUZUKI KATANA SPESIFIKASI SPEED OFFROAD. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Madya D3 TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUATAN SUSPENSI SUZUKI KATANA SPESIFIKASI SPEED OFFROAD Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Madya D3 Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB III BALANS RODA/BAN

BAB III BALANS RODA/BAN BAB III BALANS RODA/BAN 3.1 TUJUAN Peserta didik dapat : 1. Dapat mengidentifikasi gangguan pada roda / ban 2. Dapat memahami dan menjelaskan balans static dan balans dinamik 3. Dapat membalans roda pada

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 AIR SUSPENSION (SUSPENSI UDARA) Air suspension, atau suspensi bus dengan bantalan udara digunakan sebagai penopang bantingan dan pengganti fungsi per. Awalnya, sistem ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K

TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print) E27 Rancang Bangun dan Analisis Karakteristik Dinamis Atmospheric Pressure Shock Absorber (APSA) dengan Diameter Silinder 60 mm dan Diameter Orifice 1 mm Pada Kendaraan Angkut Bima Adisetya Putra dan Harus

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBOCORAN SUSPENSI UDARA PADA MOBIL RANGE ROVER DI PT. JAVA MOTORS

TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBOCORAN SUSPENSI UDARA PADA MOBIL RANGE ROVER DI PT. JAVA MOTORS TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBOCORAN SUSPENSI UDARA PADA MOBIL RANGE ROVER DI PT. JAVA MOTORS Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Srata Satu (S1) Disusun Oleh :

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHASIS MOBILE ARTIFICIAL DRYER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHASIS MOBILE ARTIFICIAL DRYER PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHASIS MOBILE ARTIFICIAL DRYER TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Mesin Disusun oleh : Edy Susanto I.8605030

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kenyamanan kendaraan sangat erat hubungannya dengan sistem suspensi kendaraan. Sistem suspensi kendaraan harus mampu mengisolasi atau mengurangi getaran

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP A. Spesifikasi Kendaraan Daihatsu Gran Max SPESIFIKASI PICK UP 1.3 1.5 STD 3W STD 3W BOX 1.3 1.5 DIMENSI Panjang keseluruhan Lebar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ENGINEERING DESIGN Definisi merancang adalah merumuskan suatu konsep dan ide yang baru atau merubah konsep dan ide yang sudah ada tersebut dengan cara yang baru dalam usaha memenuhi

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY

INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY Farid Rizayana Design Center Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORK

PEMODELAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORK TUGAS AKHIR TM 141585 PEMODELAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORK NASYIATUL AISYIYAH NRP 2113 105 027 Dosen Pembimbing : Dr.Unggul wasiwitono,st.,m.eng.sc JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV (SISTEM REM)

PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV (SISTEM REM) PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV (SISTEM REM) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh: AGUS SUPRIYANTO I 8609003 PROGRAM DIPLOMA III

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

Steering & Suspension

Steering & Suspension Steering & Suspension Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih Bahasa oleh Training Support & Development. Buku ini tidak boleh perbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company. http://training.hmc.co.kr

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM SUSPENSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUCTIONAL MATERIALS PADA MATA DIKLAT CHASIS DAN SISTEM PEMINDAHAN DAYA SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM SUSPENSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUCTIONAL MATERIALS PADA MATA DIKLAT CHASIS DAN SISTEM PEMINDAHAN DAYA SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM SUSPENSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUCTIONAL MATERIALS PADA MATA DIKLAT CHASIS DAN SISTEM PEMINDAHAN DAYA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Menyusun Studi Strata 1 Untuk Mencapai

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. RODA 1. Pengertian Roda Roda pada umumnya yang digunakan pada mobil dapat dibagi menjadi pelek roda dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia diumpamakan sebagai kaki dan sepatu.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA Nomor : 024/SK/ILMEA/XI/2003 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA DAN ANEKA Nomor : 024/SK/ILMEA/XI/2003 TENTANG KEPUTUSAN Nomor : 024/SK/ILMEA/XI/2003 TENTANG KETENTUAN INDUSTRI PERAKITAN DAN TINGKAT KETERURAIAN KENDARAAN BERMOTOR DAN KOMPONEN UNTUK TUJUAN PERAKITAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV GEOMETRI RODA

BAB IV GEOMETRI RODA BAB IV GEOMETRI RODA 4.1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pentingnya meluruskan roda 2. Mengetahui tanda-tanda roda harus diluruskan 3. Mengetahui 4. Mengetahui dan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir Proposal Tugas Akhir Tugas Akhir Oleh : Bimo Arindra Hapsara 2106 100 047 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kecelakaan

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM SUSPENSI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM SUSPENSI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM SUSPENSI OTO.KR04.012.03 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci

MERAWAT UNIT / MACHINE 50 JAM

MERAWAT UNIT / MACHINE 50 JAM KODE MODUL ABMR.020.02-1A SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MERAWAT UNIT / MACHINE 50 JAM BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Hidrolik Dalam bahasa yunani hidro artinya air sedang aulos artinya pipa. Kata hidrolik berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris artinya air dalam pipa.

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

MODUL SISTEM PERALATAN KENDARAAN TAKTIS (RANTIS) 5 JP (225 menit) Pengantar. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar

MODUL SISTEM PERALATAN KENDARAAN TAKTIS (RANTIS) 5 JP (225 menit) Pengantar. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar MODUL 01 SISTEM PERALATAN KENDARAAN TAKTIS (RANTIS) 5 JP (225 menit) Pengantar Modul sistem peralatan kendaraan taktis (Rantis) dibahas dengan tujuan agar Peserta pelatihan memahami sistem peralatan kendaraan

Lebih terperinci

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (214) ISSN: 231-9271 1 Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 Fachri Nugrahasyah Putra dan Unggul Wasiwitono

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI SUSPENSI. menghasilkan kualitas tinggi. Sementara dalam dunia otomotif perkembangannya cukup

BAB II TEORI SUSPENSI. menghasilkan kualitas tinggi. Sementara dalam dunia otomotif perkembangannya cukup BAB II TEORI SUSPENSI 2.1 Pengenalan Suspensi Udara Dalam hal ini perkembangan teknologi melonjak tajam hingga pencapaian yang menghasilkan kualitas tinggi. Sementara dalam dunia otomotif perkembangannya

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (SUSPENSI)

REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (SUSPENSI) REKONDISI SEPEDA MOTOR SUZUKI A100 (SUSPENSI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : WAHYUDI NIM. I 8609036 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK MESIN OTOMOTIF

Lebih terperinci

Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor 1

Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor 1 HALAMAN JUDUL SMK / MAK Kelas XI Semester II SMK Kelas X Semester I i DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda Pegas Dan Stabilisator Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan Pemegasan pada kendaraan

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB

BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB 3.1. Pengertian Perawatan Perawatan adalah suatu proses perawatan semua perlengkapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai. Kajian pustaka Studi Literatur

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai. Kajian pustaka Studi Literatur 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir Berikut merupakan gambar diagram alur : Mulai Kajian pustaka Studi Literatur Analisa Penguatan Front Wheel Alignment Data Awal NO Perancangan FWA YES Penyedia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dalam mendukung performa kendaraan. Karena, sistem pemindah tenaga atau

BAB II DASAR TEORI. dalam mendukung performa kendaraan. Karena, sistem pemindah tenaga atau BAB II DASAR TEORI 2.1. Kontruksi Sistem Pemindah Tenaga Kinerja dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan sangatlah penting dalam mendukung performa kendaraan. Karena, sistem pemindah tenaga atau power

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor adalah alat tranportasi yang memiliki beberapa kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor adalah alat tranportasi yang memiliki beberapa kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor adalah alat tranportasi yang memiliki beberapa kelebihan diantara lain, ekonomis dalam penggunaan bahan bakar, tidak membutuhkan tempat parkir yang

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Novriza, S.Pd

Disusun Oleh : Novriza, S.Pd Modul Pembelajaran KODE MODUL 020 KK. 013 Disusun Oleh : Novriza, S.Pd BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN 1

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN KOMUNITAS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN KOMUNITAS BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN KOMUNITAS Sebuah rancangan selain mempunyai dampak terhadap tataran lingkungan juga ada keterhubungan dengan tataran komunitas, yaitu siapa yang akan menggunakan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Khoirur Rozi

PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Khoirur Rozi 2 PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE Oleh: Khoirur Rozi 101903101018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa lokal overheating pada mesin bus 6 silinder. Diagram alur penelitian ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN SASIS SEPEDA MOTOR

PEMELIHARAAN SASIS SEPEDA MOTOR i Penulis : WAWAN Editor Materi : RIBUT Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE MALANG Hak Cipta 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri mobil di Indonesia ini sangatlah maju, dalam penggunaannya mobil digunakan sebagai sarana yang dapat membantu kebanyakan orang untuk memindahkan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci