BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN"

Transkripsi

1 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Overall Length mm 4555 Overall Width mm 1770 Dimension Overall Height mm 1745 & Wheelbase Height mm 2750 Weight Tread Front mm 1510 Tread Rear mm 1510 Curb Weight kg 1530 Gross Weight kg 2100 Chassis & Drive Train Engine & Performance Transmission Type Gear Ratio 1st Gear Ratio 2nd Gear Ratio 3rd Gear Ratio 4th Gear Ratio 5th Gear Ratio Reverse Suspension Front Type Suspension Rear Type Brake System Front Brake System Rear Sistem Rem Tambahan Tyre Size Engine Engine Type Manual 5 Kecepatan Bore & Stroke mm 86 x 86 Displacement cc 1998 Maximum Horse Power ps/rpm 136/5600 Maximum Torque kgm/rpm 18.6/4000 Fuel System EFI Fuel Type Gasoline Capacity L 55 Double Wishbone dg Pegas Koil & Stabilizer 4 Link dg Pegas Koil & Lateral Rod Cakram Tromol ABS & LSVP Alloy Wheel, 205/65 R 15 1TR-FE (MT) 4 IL, 16 Katup, DOHC, VVT-i (Sumber: 35

2 36 2) Hasil Pengukuran Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Suspensi Depan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Jenis Suspensi Depan Pegas Coil: Panjang Diameter Atas (mm) Diameter Bawah (mm) Shock Absorber: Panjang Maksimum (mm) Panjang Minimum (mm) Diameter Batang (mm) Diameter Tabung (mm) Diameter Orifice (mm) Double Wishbone dengan Pegas koil dan Stabilizer 295 mm 155 mm 115 mm 505 mm 380 mm 12 mm 45 mm 6 mm No Polisi Jenis Kendaraan No Rangka No Engine Tahun 2004 Kapasitas Silinder Masalah Tipe Suspensi: a) Depan b) Belakang Tabel 3.3. Data Kendaraan Yang Bermasalah D 1408 OT Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T MHFXW43G TR cc Terjadi kebocoran fluida pada shock absorber bagian depan Double Wishbone dengan pegas koil & stabilizer 4 Link dengan pegas koil & lateral rod 36

3 37 3) Spesifikasi Dimensi Kendaraan Gambar 3.1. Dimensi Depan Innova Gambar 3.2. Dimensi Samping Innova Tabel 3.4. Dimensi Toyota Innova (1) Tinggi Keseluruhan 1745 mm (2) Lebar Keseluruhan 1770 mm (3) Tread (jarak pijak) Depan Belakang 1510 mm 1510 mm (4) Panjang Keseluruhan 4555 mm (5) Overhang Depan 845 mm (6) Wheelbase (Jarak Sumbu Roda) 2750 mm (7) Overhang Belakang 960 mm 37

4 Prosedur Pemeriksaan Komponen Sistem Suspensi Double Wishbone dengan Pegas Koil dan Stabilizer Bagian Depan Mobil Toyota Innova Prosedur Pembongkaran 1) Melepas roda depan 2) Melepas hubungan link stabilizer depan assembly LH Lepas mur dan lepas hubungan stabilizer link dari lower arm Gambar 3.3. Pembongkaran Sambungan Stabilizer (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-9) 3) Melepas hubungan link stabilizer depan assembly RH 4) Melepas bracket stabilizer Lepas 4 baut dan 2 bracket Gambar 3.4. Pembongkaran Bracket Stabilizer (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-26) 5) Melepas batang stabilizer depan Lepas batang stabilizer depan dari bodi kendaraan 6) Melepas shock absorber depan dengan pegas koil 38

5 39 Lepas 2 mur dan baut bagian bawah shock absorber Gambar 3.5. Pembongkaran Baut Bagian Bawah Shock Absorber (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-9) Lepas 3 mur bagian atas dan shock absorber depan dengan pegas koil Gambar 3.6. Pelepasan Baut Bagian Atas Shock Absorber (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-9) 7) Melepas support depan untuk mur shock absorber depan Menggunakan SST, pendekkan pegas koil Gambar 3.7. Pendekkan Pegas Koil (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-10) 39

6 40 Tahan rod shock absorber dan lepas mur Gambar 3.8. Pembongkaran Shock Absorber dengan Pegas Koil (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-10) 8) Melepas penahan bantalan pada shock absorber 9) Melepas bantalan shock absorber depan 10) Melepas penopang suspensi depan 11) Melepas pegas koil 12) Periksa Shock Absorber Gambar 3.9. Pemeriksaan Shock Absorber (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-10) Tekan dan tarik batang shock absorber 4 kali atau lebih. Periksa bahwa tidak ada tahanan atau suara abnormal. Jika ada sesuatu yang tidak normal, ganti shock absorber dengan yang baru. 40

7 Prosedur Pemasangan 1) Memasang pegas koil depan LH Menggunakan SST, tekan pegas koil Gambar Pemasangan Pegas Koil (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-10) Pasang pegas koil ke shock absorber. Tepatkan posisi ujung bawah pegas koil ke dalam race dari dudukan terendah pegas 2) Pasang Support ke Mur Shock Absorber Gambar Pemasangan Pegas Koil (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-11) Sejajarkan support suspensi dan absorber bush Kencangkan mur pengunci baru 3) Memasang sementara shock absorber dengan pegas koil Pasang shock absorber ke bodi kendaraan sedemikian rupa sehingga: 1) ujung bawah coil spring LH menghadap menjauh dari dari kendaraan, dan 2) ujung bawah coil spring RH menghadap ke arah kendaraan 41

8 42 Gambar Pemasangan Sementara Shock Absorber (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-11) Pasang 3 mur ke sisi atas shock absorber dengan coil spring Gambar Pemasangan Baut Bagian Atas Shock Absorber (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-11) Pasang sementara baut dan mur seperti ditunjukkan dalam gambar Gambar Pemasangan Baut Bagian Bawah Shock Absorber (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-11) 42

9 43 4) Pasang stabilizer link depan Gambar Pemasangan Stabilizer Link (Sumber: Toyota Repair Manual : 26-12) Hubungkan stabilizer ke link dengan mur pengunci yang baru. Hubungkan stabilizer link ke lengan bawah dengan mur. 5) Kencangkan shock absorber dengan pegas koil 6) Pasang roda kendaraan 7) Stabilkan suspensi Turunkan kendaraan Tekan kendaraan ke bawah beberapa kali untuk menstabilkan suspensi 43

10 Pemeriksaan Komponen Suspensi Depan Kendaraan Innova 1. Pemeriksaan Suspensi Depan Kondisi sistem suspensi depan toyota innova masih layak pakai, tapi kondisinya kotor. Perlu untuk menjaga kebersihan sistem suspensi. Gambar Suspensi Bagian Depan Kiri dan Kanan (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 2. Pemeriksaan Stabilizer Link Komponen stabilizer link ini masih dalam keadaan layak pakai. Gambar Stabilizer Link (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 44

11 45 3. Bushing Upper Support Kondisi Bushing Upper Support masih dalam keadaan layak pakai. 4. Spring Coil Gambar Bushing Upper Support (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Spring Coil ini kondisinya masih layak pakai. 5. Shock Absorber Gambar Coil Spring (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Shock Absorber ini masih dalam keadaan layak pakai. Gambar Shock Absorber (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 45

12 Troubleshooting adalah: Troubleshooting pada komponen suspensi depan kendaraan Toyota Innova - Batang stabilizer - Shock absorber - Ban Tabel 3.5. Tabel Troubleshooting Gejela Daerah Perkiraan Analisis Penyelesaian Bottoming (menyentuh dasar) - Kendaraan - Pegas - Shock Absorber - Beban berlebih - Lemah - Aus - Kurangi kapasitas beban - Ganti pegas - Ganti shock absorber - Ban - Tekanan pemompaan - Tambah tekanan angin kurang Bergoyang (naik turun) - Bengkok/Patah - Aus - Ganti Batang stabilizer - Ganti shock absorber Roda Depan Shimmy Keausan Ban Tidak Normal - Roda - Shock absorber - Kelurusan roda - Ball joint - Hub bearing - Steering linkage - Ban aus atau - Kelurusan roda - Shock absorber - Part suspensi - Tekanan pemompaan kurang - Tidak seimbang - Aus - Tidak tepat - Aus - Aus - Longgar - Aus - Tekanan pemompaan kurang - Tidak tepat - Aus - Aus - Tambah tekanan angin - Balance roda - Ganti shock absorber - Luruskan roda - Ganti ball joint - Ganti hub bearing - kencangkan steering linkage - Ganti ban - Tambah tekanan angin - Luruskan roda - Ganti shock absorber - Ganti part suspensi (Sumber: Repair Manual Toyota Innova 2004:CD Room) 46

13 Perhitungan Suspensi Depan 1) Perhitungan Shock Absorber Untuk perhitungan daya pelumas, diketahui data-data sebagai berikut: Berat Kendaraan = 2100 kg = N Diameter Tabung = 45 mm = 0,045 m Diameter Orifice = 6 mm = 0,006 m Perhitungan yang digunakan yaitu untuk mencari daya atau kerja pelumas yang terdapat di dalam tabung shock absorber dalam menahan beban tekanan yang terjadi. Daya yang dihasilkan pelumas berdasarkan tekanan yang terjadi adalah P = P : tekanan/beban (N) W: berat kendaraan (kg) w (Q2 Q1), dimana: Q: debit aliran pelumas (m 3 /s 2 ) Kecepatan Aliran Pelumas: V = 2 g h, dimana: g: gravitasi (m/s 2 ) h: p p a) Besar kecepatan aliran pelumas V = 2 g h = 2. 9,81. 1 = 4,42 m/s 2 47

14 48 b) Debit Aliran Pada Tabung Luas Penampang : A 1 = π 4 (d)2 = 3,14 4 (0,045)2 = 0,785. 0, = 0,0159 m 2 Debit Aliran Pelumas Q 1 = A 1 x V = 0, ,42 = 0,07027 m 3 /s 2 Jadi, debit aliran pelumas pada tabung adalah sebesar 0,07027 m 3 /s 2. c) Debit Aliran Pada Orifice Luas Penampang A 2 = π 4 (d)2 = 3,14 4 (0,006)2 = 0,785. 0, = 0,00287 m 2 Lubang Orifice terdapat 12, maka: A 2 tot = 0, = 0,0344 m 2 Jadi, Debit Aliran Pelumas: Q 2 = A 2 tot x V = 0, ,42 = 0,15222 m 3 /s 2 48

15 49 Jadi, debit aliran pelumas pada orifice adalah sebesar 0,15222 m 3 /s 2. d) Daya Pelumasan Untuk Menahan Kejutan P = = w (Q2 Q1) 2100 (0, ,07027 ) = 25625,38 N Jadi daya pelumas yang dihasilkan untuk menahan beban sebesar 2100 kg pada shock abshorber adalah 25625,38 N. 2) Perhitungan Beban yang Diterima oleh Suspensi Depan a) Dimensi Kendaraan Dari hasil pengukuran dan pemeriksaan di peroleh data sebagai berikut: - Berat kendaraan (W) = 2100 kg - Berat bagian depan (Wd) = 1470 kg - Berat bagian belakang (Wb) = 630 kg - Jarak sumbu roda kendaraan (L) = 2750 mm b) Titik Berat (cg) terhadap Jarak Sumbu Kendaraan Momen di WD = 0 Wb. L W. Ld = 0 49

16 50 Wb. L = W. Ld Ld = = Wb. L W = 825 mm Lb = L Ld = = 1925 mm Jadi, titik berat kendaraan (cg) berada diantara titik wheelbase depan sebesar 825 mm, dan titik wheelbase belakang 1925 mm. c) Tinggi Titik Berat Kendaraan Tinggi titik berat dapat diketahui dengan menggunakan rumus persamaan berikut: H = = Wfθ B x L (W x L 2) Wtan ( ) 2100 tan 20 = = 99,89 mm 764,34 d) Tinggi Titik Berat Kendaraan dari Permukaan Jalan Tinggi titik berat kendaraan dari permukaan jalan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Diameter Velg = 15 x 24,3 = 364,5 mm Tinggi Ban = 65 % x

17 51 = 133,85 mm Maka r = 0,5 diameter velg + tinggi ban = (0,5 x 364,5) + 133,25 = 315, 5 mm Sedangkan untuk mencari titik berat terhadap permukaan jalan dapat digunakan persamaan: h = H + r = 99, ,5 = 415,39 mm e) Beban Statis Kendaraan Pada Roda Depan Untuk mencari beban statis pada kendaraan bagian depan, dapat dicari dengan rumus kesetimbangan: Md = 0 W. Ld Fb (Ld+Lb) = 0 Fb. L = W. Ld Fb = W. Ld L Jarak antara poros roda belakang sebesar 2750 mm, jarak dari titik berat hingga poros depan sebesar 825 mm dan jarak dari titik berat hingga 51

18 52 poros belakang adalah sebesar 1925 mm dan berat kendaraan adalah 2100 kg. Dari data-data tersebut dapat dicari beban statis kendaraan pada roda depan yaitu: L = 2750 mm L d = 825 mm h = 415,39 mm L b = 1925 mm W = 2100 kg Maka beban statis yang terjadi pada poros roda depan adalah: F b. L = W. Ld F b = = W. Ld L = 630 kg f) Beban Dinamis Kendaraan Pada Roda Depan Beban dinamis adalah beban ketika kendaraan bergerak, dan melakukan pengereman secara mendadak, sehingga berat kendaraan yang terjadi ada penambahan dari berat sebelumnya karena adanya gaya inersia yang terjadi, maka penambahan gaya yang timbul pada roda depan adalah: W d = W. e. h L = ,8. 415, Keterangan: = 253,76 kg WD : Pertambahan beban yang terjadi (kg) W : Berat kendaraan (kg) e : Perlambatan karena pengereman (0,5 0,8) Jadi, berat dinamis untuk roda depan adalah: W dd = W Depan + W. e. h L 52

19 53 = ,8. 415, = 1723,76 kg 53

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber.  kerja motor diesel.com LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL Sumber. www.prinsip kerja motor diesel.com TABEL. DAYA MESIN BERKURANG PENYEBAB KERUSAKAN 1. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POHUWATO SPESIFIKASI TEKNIS

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POHUWATO SPESIFIKASI TEKNIS PEMERINTAH KABUPATEN POHUWATO BADAN PENGELOLA KEUANGAN & ASET DAERAH Jln. Komp. Blok Plan Marisa Selatan SPESIFIKASI TEKNIS SPESIFIKASI KENDARAAN (1 Unit) MODEL INNOVA E M/T30 BENSIN Mesin 1TR-FE Kapasitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERBAIKAN SISTEM SUSUPENSI BELAKANG. menganalisa sistem suspensi belakang untuk kerja coil spring dimana data dan

BAB III ANALISIS PERBAIKAN SISTEM SUSUPENSI BELAKANG. menganalisa sistem suspensi belakang untuk kerja coil spring dimana data dan 28 BAB III ANALISIS PERBAIKAN SISTEM SUSUPENSI BELAKANG A. Analisis Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Toyota Innova dalam menganalisa sistem suspensi belakang untuk kerja coil spring dimana

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Garis Besar Chasis Dan Suspensi Pada sebuah kendaraan terbagi ke dalam beberapa sistem yang merupakan point utama dari adanya sebuah kendaraan, salah satunya sistem chasis meliputi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Suspensi digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

Suzuki menghadirkan kendaraan semi bonnet ini menjadi beberapa varian sesuai dengan fungsi dan kebutuhan, antara lain; APV (tipe GA & GE).

Suzuki menghadirkan kendaraan semi bonnet ini menjadi beberapa varian sesuai dengan fungsi dan kebutuhan, antara lain; APV (tipe GA & GE). APV GA / GE APV, kendaraan berjenis MPV (Multi Purpose Vehicle), merupakan proyek mother plan dari principal Suzuki Motor Corporation, Jepang, dimana produksinya hanya dilakukan di Indonesia. Suzuki menghadirkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah : OT 443. CHASSIS OTOMOTIF Topik Bahasan : Kumpulan bahan kajian dan perkuliahan yang menjamin kendaraan berjalan dengan aman dan nyaman Tujuan / Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

SISTEM SUSPENSI & BAN

SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI URAIAN Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen

Lebih terperinci

BAB III BALANS RODA/BAN

BAB III BALANS RODA/BAN BAB III BALANS RODA/BAN 3.1 TUJUAN Peserta didik dapat : 1. Dapat mengidentifikasi gangguan pada roda / ban 2. Dapat memahami dan menjelaskan balans static dan balans dinamik 3. Dapat membalans roda pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kenyamanan kendaraan sangat erat hubungannya dengan sistem suspensi kendaraan. Sistem suspensi kendaraan harus mampu mengisolasi atau mengurangi getaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

SUSPENSI (suspension)

SUSPENSI (suspension) SUSPENSI (suspension) Suspensi adalah mekanisme yang dipasang di antara body dan roda yang berfungsi untuk menciptakan kestabilan kendaraan (nyaman dan aman) Unsur kestabilan kendaraan : 1. Stabil pengendaraannya

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa Ketepatan Tekanan Tutup Radiator pada Bus Hino R260. Diagram alur penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP A. Spesifikasi Kendaraan Daihatsu Gran Max SPESIFIKASI PICK UP 1.3 1.5 STD 3W STD 3W BOX 1.3 1.5 DIMENSI Panjang keseluruhan Lebar

Lebih terperinci

INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY

INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY Farid Rizayana Design Center Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal 34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa lokal overheating pada mesin bus 6 silinder. Diagram alur penelitian ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE Suspensi double wishbone merupakan sebuah mekanisme suspensi bebas yang terdiri dari lengan-lengan (dapat berbentuk silinder berlubang, pipa, maupun batang) yang memiliki

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia BAB III PENGENALAN SUSPENSI PADA KENDARAAN MERCEDES-BENZ B- Class (W 245) 1.1 DASAR TEORI Komponen utama dari suspensi yang di gunakan pada kendaraan Mercedes-Benz B-class (w 245) terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

PENGUMUMAN LELANG TERBATAS PASCAKUALIFIKASI ULANG Nomor : 03/PLKD2/1014

PENGUMUMAN LELANG TERBATAS PASCAKUALIFIKASI ULANG Nomor : 03/PLKD2/1014 PENGUMUMAN LELANG TERBATAS PASCAKUALIFIKASI ULANG Nomor : 03/PLKD2/1014 Diumumkan bahwa BPJS Kesehatan Kantor Pusat akan melaksanakan Lelang Terbatas Pascakualifikasi Ulang untuk Pengadaan Kendaraan Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa power loss pada engine bus Hino R260 yang diakibatkan kesalahan pemindahan gigi

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

Sistem Suspensi pada Truck

Sistem Suspensi pada Truck Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan

Lebih terperinci

Apabila berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini

Apabila berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini Meningkatkan kemampuan mesin, handling dan kemampuan pengereman, juga aerodinamik body. Memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Pada kecepatan tinggi. wheel assembly

Lebih terperinci

PERANCANGAN SUSPENSI DEPAN PROTOTIPE CAMPAGNA T-REX CAR

PERANCANGAN SUSPENSI DEPAN PROTOTIPE CAMPAGNA T-REX CAR PERANCANGAN SUSPENSI DEPAN PROTOTIPE CAMPAGNA T-REX CAR Febrian [1], Nazaruddin [2], Syafri [3] Laboratorium, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau [1] oktafeb@gmail.com, [2] nazaruddin@eng.unri.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SERVIS RODA DAN BAN PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005

TUGAS AKHIR SERVIS RODA DAN BAN PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 TUGAS AKHIR SERVIS RODA DAN BAN PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : LATIF ARIFQI 5211312035

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir Proposal Tugas Akhir Tugas Akhir Oleh : Bimo Arindra Hapsara 2106 100 047 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kecelakaan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

SPESIFIKASI MITSUBISHI

SPESIFIKASI MITSUBISHI Lampiran 1. Spesifikasi Mitsubishi FUSO FN 527 M3L HD ( 6X4 ) SPESIFIKASI MITSUBISHI Fuso FN 527 M3L HD (6X4) DIMENSION & WEIGHT Overall Length (mm) 8.515 Overall Width (mm) 2.425 Overall Height(mm) 2.750

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.2 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh Indra Sulistyo 5211312032 PROGRAM

Lebih terperinci

CHASSIS. SISTEM KEMUDI 1. Uraian Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi

CHASSIS. SISTEM KEMUDI 1. Uraian Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi CHASSIS GARIS BESAR CHASSIS............. 222 SUSPENSI 1. Uraian............................ 223 2. Komponen Utama Suspensi........... 224 3. Tipe dan Karakteristik Suspensi........ 233 4. Sistem Suspensi

Lebih terperinci

BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI

BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI 3.1. Tinjauan Pemodelan truk secara lengkap dikembangkan dan bertujuan untuk mempelajari efektivitas dari sistem Antilock Braking System termasuk pemodelan dinamika

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

29 2. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk uji coba vapoor lock seperti, alat pengukur tekanan atau pressure gauge, dongkrak dan peralatan pendu

29 2. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk uji coba vapoor lock seperti, alat pengukur tekanan atau pressure gauge, dongkrak dan peralatan pendu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian efek vapoor lock yang terjadi dalam sistem pengereman tipe hidrolik pneumatik pada bus besar

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dump Truck Dump Truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menengah sampai jauh, muatannya diisikan oleh Backhoe atau sebagainya (Rochmanhadi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD

PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Oleh: Bagus Kusuma Ruswandiri 2108100120 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

Interval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles)

Interval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles) JADUAL PERAWATAN UNTUK KONDISI KHUSUS TB-SERIES (PANTHER & PICKUP) A: Menempuh jarak pendek berulang kali B: Menempuh jalan yang buruk C: Menempuh jalan berdebu D: Menempuh medan yang dingin/ atau medan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 16 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR

REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208

BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208 BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208 Keseimbanagn putaran pada mesin sangat berpengaruh besar terhadap kerusakan mesin tersebut, semakin tinggi nilai keseimbangan

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi BAB III PENGUJIAN MESIN Pengujian ini dilakukan sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi berelektroda masa empat pada mesin

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Khoirur Rozi

PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE. Oleh: Khoirur Rozi 2 PROYEK AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGEREMAN (BAGIAN FRONT DISC BRAKE HUB) TMUNEJ-1 HYBRID VEHICLE Oleh: Khoirur Rozi 101903101018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

Tugas akhir ABSTRAK Teknik Mesin Universitas Pasundan

Tugas akhir ABSTRAK Teknik Mesin Universitas Pasundan ABSTRAK Shell Eco Marathon adalah ajang tahunan yang menantang siswa SMA dan Mahasiswa dari seluruh dunia untuk mendesain, membuat dan menguji kendaraan yang memiliki efisiensi tinggi. Selain dapat dibuat

Lebih terperinci

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SISTEM PENGGERAK, SISTEM REM DAN SISTEM KEMUDI MOBIL LISTRIK Disusun guna memenuhi sebagian syarat Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 20 Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian perbandingan antara menggunakan alat Semi-automatic

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

New Mitsubishi Colt Diesel FE 71 L Ekstra Panjang, Ekstra Untung - Sahabat Bisnis Sejati Terbaru untuk Indonesia!

New Mitsubishi Colt Diesel FE 71 L Ekstra Panjang, Ekstra Untung - Sahabat Bisnis Sejati Terbaru untuk Indonesia! New Mitsubishi Colt Diesel FE 71 L Ekstra Panjang, Ekstra Untung - Sahabat Bisnis Sejati Terbaru untuk Indonesia! PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Authorized Distributor kendaraan Mitsubishi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K

TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR

PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE A. Overhaul Sistem Pelumasan Overhaul yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan sampai dengan penganalisaan perlu tidaknya suatu komponen engine dilakukan penggantian.

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PASAL 1 TUGAS DAN PEKERJAAN

SURAT PERJANJIAN PASAL 1 TUGAS DAN PEKERJAAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KANTOR REGIONAL X DENPASAR SURAT PERJANJIAN Nomor: 05/SP-PPK/PPBJ/PLS/KR.X/IV/2013 PEKERJAAN PENGADAAN KENDARAAN RODA 4 (EMPAT) PEMERINTAH Antara PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KANTOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat

Lebih terperinci

PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI )

PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI ) digilib.uns.ac.id PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI ) PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh : GILANG RESTU AJI I

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci