PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia
|
|
- Indra Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PENGENALAN SUSPENSI PADA KENDARAAN MERCEDES-BENZ B- Class (W 245) 1.1 DASAR TEORI Komponen utama dari suspensi yang di gunakan pada kendaraan Mercedes-Benz B-class (w 245) terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah pegas, strut bar, shock absorber, stabilizer bar, suspension arm, lateral control rod, ball joint, control arm, bushing karet, bumper PEGAS Pegas bekerja sebagai komponen suspensi kendaraan yang membuat guncangan naik turun pada kendaraan akan dibatasi atau diredam oleh pegas tersebut. Hal ini membuat ban mobil dapat secara stabil berada di permukaan jalan. Gaya kejut yang seharusnya diterima oleh ban telah diredam terlebih dulu oleh suspensi. Dengan demikian gerakan ayun yang terjadi pada kendaraan ketika ada guncangan menjadi berkurang. Dengan sifat pegas yang elastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran atau goncangan roda akibat dari kondisi jalan yang dilalui dengan tujuan agar getaran atau goncangan dari roda tidak menyalur ke bodi atau rangka kendaraan. Adapun beberapa jenis pegas. 1. Pegas daun, jenis suspensi ini banyak sekali ditemukan di kendarankendaraan niaga, konstruksi nya yang sederhana dan kokoh sangat cocok digunakan untuk kendaraan yang mempunyai daya angkut misal truk dan kendaraan-kendaraan umum, walaupun suspensi diaplikasikan Tama setyawan
2 dalam kendaran kendaraan niaga,namun karena konstruksinya yang kokoh membuat suspensi jenis kurang nyaman. 2. Pegas koil, mempunyai daya serap yang sangat bagus dan konstruksi yagn sederhana juga, digunakan untuk kendaraan-kendaraan penumpang atau kendaraan keluarga yang ukuran relative kecil seperti sedan, SUV, suspensi jenis ini lebih nyaman digunakan dari pada pegas daun. 3. Pegas torsi, suspensi ini menggunakan sebuah batang torsi untuk menahan ayunan kendaraan dengan memanfaatkan moment punter, pegas torsi ini masih digunakan dalam beberapa kendaraan niaga dan suspensi ini digunakan untuk suspensi depan. 4. Pegas udara, merupakan pegas yang terbentuk oleh silinder karet atau kantong udara yang berisi udara. Piston plastik pada lengan pengendali bagian bawah bergerak ke atas lalu ke bawah bersama-sama dengan lengan pengendali bagian bawah. Sehingga kantong udara yang berisi udara yang ditekan itu dapat berfungsi sebagai pegas. Bila beban kendaraan berubah, klep bagian atas dari kantong udara akan membuka untuk menambah atau mengurangi udara. Agar pegas udara selalu berisi udara, terdapat sebuah kompresor udara yang dihubungkan pada klep. 5. Pegas hidropneumatis adalah terutama tekanan Gas Spring dikombinasikan dengan silinder yang bekerja. ini mempunyai dampak dalam suspensi dan shock absorber dalam satu. di dalam tekanan akumulator adalah jumlah yang berubah dari gas melalui pompa minyak dalam keluar yang menekan lebih atau kurang Tama setyawan
3 1.1.2 STRUT BAR Strut bar (batang penahan) berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau mundur saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata. Gambar 3.1 strut bar Strutbar (batang penahan) dipasang pada lower suspension arm dan ujung lainnya diikat ke bracket strutbar yang diikat ke bodi (batang penahan) berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau mundur saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata SHOCK ABSORBER Peredam kejut, shock absorber, shock breaker, atau damper adalah sebuah alat mekanik yang didesain untuk meredam hentakan yang disebabkan oleh energi kinetik. Peredam kejut adalah bagian penting dalam suspensi kendaraan bermotor, roda pendaratan pesawat terbang, dan mendukung banyak mesin industri. Tama setyawan
4 Peredam kejut berukuran besar juga digunakan dalam arsitektur dan teknik sipil untuk mengurangi kelemahan struktur akibat gempa bumi dan resonansi Dalam kendaraan, alat ini berfungsi untuk mengurangi efek dari kasarnya permukaan jalan. Tanpa peredam kejut, kendaraan dapat terlempar, seperti energi yang disimpan dalam per dan lalu dilepaskan pada kendaraan, barangkali melebihi gerakan suspensi. Kontrol gerakan berlebih pada suspensi tanpa peredam kejut diredam secara paksa oleh per yang kaku, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam berkendara. Peredam kejut diperkenankan menggunakan per yang lembut yang mengontrol gerakan suspensi dalam merespon gundukan atau lubang. Dan juga, berhubungan dengan pelambatan efek fisik dalam ban itu sendiri, mengurangi gerakan naik turun per. Karena ban tidak selembut per, untuk meredam hentakan ban mungkin dibutuhkan shock yang kaku yang lebih ideal untuk kendaraan Peredam kejut pneumatik dan hidraulik umumnya mengambil bentuk sebuah silinder dengan piston yang bergerak di dalamnya. Silinder harus diisi dengan cairan kental, seperti minyak hidraulik atau udara. Cairan ini diisikan ke dalam dashpot. Peredam kejut berbasis per umumnya menggunakan per keong atau per daun. Per ideal itu sendiri, bukanlah peredam kejut seperti per yang hanya menyimpan dan tidak menghilangkan atau menyerap energi. Kendaraan biasanya menggunakan dua per atau palang torsi yang berfungsi sebagaimana peredam kejut hidraulik. Dalam kombinasi ini, peredam kejut secara khusus menyediakan piston hidraulik yang menyerap dan menghilangkan getaran. Per tidak dianggap sebagai peredam kejut. Peredam kejut harus menyerap atau menghilangkan energi. Desainnya harus dipertimbangkan, oleh karena itu harus dibuat ketika mendesain atau memilih sebuah peredam kejut adalah ke mana energi akan pergi. Umumnya, dalam kebanyakan dashpot, energi diubah ke dalam panas di dalam cairan kental. Dalam silinder hidraulik, minyak hidraulik akan memanas. Dalam silinder udara, udara panas selalu dilepaskan ke atsmofer. Dalam tipe dashpot Tama setyawan
5 yang lain, seperti elektromagnetik, energi yang hilang dapat disimpan dan bisa digunakan kemudian jika diperlukan STABILIZER BAR Stabilizer bar (batang penyetabil) berfungsi mengurangi kemiringan mobil akibat gaya sentrifugal pada saat mobil membelok. Disamping itu, untuk menambah daya jejak ban. Pada suspensi depan,stabllizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalankaret dan linkage, Pada bagian tengah diikat ke rangka atau bodipada dua tempat melalui bushing. Gambar 3.2 stabilizer bar SUSPENSION ARM Lengan suspensi atau suspension arm hanya terdapat pada sistem suspensi dependen, terpasang pada bodi atau rangka kendaraan, berfungsi untuk memegang rangka roda kendaraan. Pergerakan yang komplek pada roda agar dapat sinkron dengan pergerakan pergerakan lengan suspensi maka terdapat ball joint pada pengikatan lengan suspensi dengan rangka roda. Tama setyawan
6 1.1.6 LATERAL CONTROL ROD komponen ini dipasang di antara poros penyangga (axel) dan bodi mobil. Fungsinya untuk menahan axel selalu pada posisinya bila menerima beban samping. Gambar 3.3 lateral control rod BALL JOINT Ball joint selain berfungsi sebagai sumbu putaran roda juga menerima beban vertikal maupun lateral. di dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada setiap periode tertentu gemuk harus diganti. Tama setyawan
7 1.1.8 BUSHING KARET Bushing Sebuah bagian kecil namun penting dalam sistem suspensi. Bushing sebagian besar terbuat dari karet sintetis untuk memisahkan dua bagian logam. Ini karet sintetis membantu kedua bagian logam untuk mengkoordinasikan lancar. Hal ini juga membantu bagian-bagian suspensi untuk bergerak bebas ketika menavigasi benjolan besar CONTROL ARM Lengan Kontrol bukanlah komponen yang dimaksudkan untuk menghambat gerakan roda. Alih-alih mencegah gerak, komponen ini sebenarnya memungkinkan perubahan arah roda. Bagian vital dari sistem suspensi, lengan kontrol mengatur pergerakan roda depan setiap kali menghidupkan atau sudut. Dengan begitu, roda bisa bergerak tanpa risiko oversteering BUMPER Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang, pegas mengerut dan mengembang secara berlebihan. Keadaan ini dapat merusak komponen suspensi, karena itu dipasanglah Bumper untuk melindungi komponen suspensi saat pegas mengerut atau mengembang di luar batas maksimumnya. Tama setyawan
8 1.2 SISTEM SUSPENSI pengaruh kekuatan pada dinamika, yang bertindak atas kendaraan saat berkendara, dan hasil pergerakan kendaraan. gerakan dapat dilakukan dalam arah mengemudi dan melalui sumbu longitudinal (x), laterial sumbu (y) dan vertikal sumbu (z). x = membujur sumbu (miring, bergulir y = sumbu lateral (melempar z = vertikal sumbu (penyaradan, yawing ) 1= gaya vertikal 2= lateralforce 3= gaya pengereman 4 = kekuatan pendorong satu berbeda; kekuatan dalam arah sumbu longitudinal, driving force, gaya pengereman, gaya gesekan kekuatan dalam arah sumbu lateral yang, gaya sentrifugal, kekuatan angin, gaya lateral kekuatan dalam arah X adalah vertikal, beban roda, pasukan yang dibuat-melalui permukaan jalan yang tidak rata. pengaruh luar pada kendaraan miliki; 1. posisi titik sentrifugal, pusat bergulir, sumbu bergulir, mengemudi sumbu 2. jenis aktuasi dan posisi agregat mekanisme mengemudi 3. roda suspensi dan posisi roda 4. suspensi dan peredam kejut 5. roda sistem kontrol seperti ABS ASR ESP Sudut selip jika kendaraan yang bergerak dipukul oleh gangguan samping seperti kekuatan angin atau gaya sentrifugal, maka gaya lateral (2) dibuat ke jalur kontak ban dari semua empat ban. jika koreksi kemudi tidak diambil, maka roda akan mengubah arah mereka dan akan berjalan pada arah mengemudi yang berbeda seperti sebelumnya. Tama setyawan
9 Efek kemudi untuk dapat memperkirakan perilaku mengemudi, mengemudi yang berbeda manceuvers normed dilakukan seperti putaran stasioner tentang mengemudi di mana perilaku kemudi kendaraan tersebut diperoleh. sampai batas kecepatan yang besar melengkung, ban memiliki daya tarik yang cukup diperlukan untuk permukaan jalan untuk membangun kekuatan samping yang cukup. jika kurva digerakkan dengan kecepatan yang lebih tinggi, maka lateral yang tergelincir disebabkan dengan ban depan pada ban belakang atau semua dari mereka. jika slip tersebut terlalu besar, maka kendaraan akan meninggalkan jalan. Lain halnya pada tekanan bawah sudut tergelincir dari roda depan lebih besar daripada roda belakang. kendaraan ingin berkendara radius kurva besar sebagai roda depan berubah yang menyebabkan kendaraan untuk mendorong dirinya sendiri keluar atas as roda depan. Tekanan atas sudut tergelincir dari roda belakang yang lebih besar dari roda depan. kendaraan ingin berkendara radius melengkung kecil sebagai roda depan berbalik dan hasil yang belakang dan pecah OKSILASI DAN KENIKMATAN KENDARAAN Sprung weight adalah berat bodi dan lain-lainnya yang ditopangoleh pegas. Unsprung weight adalah berat roda dan komponen-komponen mobil yang tidak ditopang olehpegas. Pada umumnya makin besar sprung weight dari suatu kendaraan akan menjadikan kendaraan lebih nyaman karena kemungkinan bodi untuk terguncang kecil OSKILASI SPRUNG WEIGHT Oskilasi sprung weight terdiri dari bouncing, yawing, rolling, pitching. Tama setyawan
10 Gambar 3.4 oksilasi sprung weight 1. PITHCING Pitching adalah oskilasi turun naik bagian depan dan belakang kendaraan terhadap titik tengah (titik berat) kendaraan dilihat dari samping kendaraan. Disebabkan oleh pegas-pegas lemah. Gambar 3.5 pithcing Tama setyawan
11 2. ROLLING Rolling terjadi saat kendaraan membelok atau melalui jalan bergelombang, salah satu pegas mengembang dan pegas lain mengkerut. Gambar 3.6 rolling 3. BOUNCING Bouncing adalah gerakan naikturun kendaraan secara keseluruhan, saat melalui jalan bergelombang dengan kecepatan tinggi. Disebabkan oleh pegas-pegas lemah. Gambar 3.7 bouncing Tama setyawan
12 4. YAWING Yawing adalah gerakan bodi kendaraan ke arah kanan dan kiri terhadap titik tengah kendaraan dilihat dari atas kendaraan. Gambar 3.8 yawing OSKILASI UNSPRUNG WEIGHT Gambar 3.9 oksilasi unsprung weight Tama setyawan
13 1. HOPPING Hopping adalah gerakan ke atas ke bawah roda-roda yang biasanya terjadi pada jalan bergelombang pada kecepatan sedang dan tinggi. 2. TRAMPING Tramping adalah gerakan oskilasi turun-naik pada arah yang berlawanan pada roda kiri dan kanan.tramping mudah terjadi pada suspensi tipe rigid. Gambar 3.10 tramping 3. WIND UP Wind up adalah gejala dimana pegas daun melintir disekeliling poros yang disebabkan moment penggerak kendaraan Tama setyawan
14 Gambar 3.11 wind up 3.3 KONSTRUKSI SUSPENSI PADA B-CLASS (245) SISTEM SUSPENSI DEPAN Pada kendaraan B-Class ini mercedes-benz menggunakan tipe mcpherson untuk penggunaan suspensi bagian depannya. Sistem suspensi mcpherson adalah jenis suspensi independent. Jenis independent ini adalah roda kanan dan kiri bergerak bebas (independen) karena tidak dihubungkan dengan satu axle, membutuhkan sedikit tempat dalam penggunaannya dan titik berat kendaraan dapat rendah sehingga nyaman dan aman. Tipe mcpherson ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, 1. kelebihan : srtukturnya dapat dibuat sederhana, sehingga ruang mesin bisa lebih luas, dan pada saat dipasang penyimpangan tingkat kelurusan ban sedikit (masih dalam batas toleransi) 2. kekurangan : adanya batasan desain suspensi, kekuatan cember kurang dan sulit untuk mengurangi ketinggian hood. Tama setyawan
15 Gambar 3.12 MC pherson strut KOMPONEN SUSPENSI DEPAN Gambar 3.13 steering knuckle and control arm Tama setyawan
16 Tama setyawan
17 Tabel 3.1 daftar komponen steering knuckle dan control arm Tama setyawan
18 Gambar 3.14 regulation of dynamic headlamp range control Tama setyawan
19 Tabel 3.2 daftar komponen regulation of dynamic headlamp range control Tama setyawan
20 Gambar 3.15 spring strut and spring strut mounting front Tama setyawan
21 Tama setyawan
22 Tama setyawan
23 Tabel 3.3 daftar komponen spring strut and spring strut mounting front Tama setyawan
24 Gambar 3.16 torsion bar depan Tama setyawan
25 Tabel 3.4 daftar komponen torsion bar depan Tama setyawan
26 3.3.3 SISTEM SUSPENSI BELAKANG Pada bagian belakang kendaraan B-Class (245) ini menggunakan spherical parabolic axle, Ini adalah hasil dari beberapa tahun melelahkan kegiatan pengembangan dan pengujian oleh para insinyur di mercesesbenz, dan membuat kontribusi besar terhadap dinamika penanganan teladan dan kenyamanan tingkat tinggi baru di B-Class. Inti dari desain cerdas adalah axle housing berbentuk parabola yang menggantikan lengan kontrol konvensional dan yang melekat di roda. Hal ini terhubung ke bodi kendaraan dengan pegas dan peredam kejut terletak secara terpisah,dan bantalan elastomer berlokasi ditengah stabilizer torsion bar. Lokasi roda dan dukungan lateral disediakan oleh penghubung khusus yang dinamai penemu cerdik British James Watt. Kedua lengan linkage Watt ini melekat pada bagian belakang axle housing, sedangkan tengah terhubung ke bodi kendaraan dengan kopling berputar. terutama terlihat dalam konsep kendaraan inovatif seperti baru B- Class, yang spesifik pusat gravitasi biasanya akan memerlukan konfigurasi suspensi agak kaku. Berkat teknologi ini poros khusus, pegas dan peredam kejut dapat dikonfigurasi jauh lebih lembut tanpa mengorbankan dinamika penanganan yang luar biasa dari mobil Mercedes. Posisi roda tetap konstan dalam setiap situasi mengemudi, yang berarti bahwa terutama ketika melakukan akselerasi di tikungan, gaya lateral yang lebih tinggi antara ban dan permukaan jalan dapat ditularkan dibandingkan dengan poros konvensional. Efek ini juga meningkatkan karakteristik understeering pada B-Class yang baru sehingga berpengaruh terhadap tingginya tingkat penanganan keselamatan. Tama setyawan
27 Gambar 3.17 spherical parabolic axle Tama setyawan
28 3.3.4 KOMPONEN SUSPENSI BELAKANG Gambar 3.18 rear axle suspension Tama setyawan
29 Tabel 3.5 daftar komponen rear axle suspension Tama setyawan
30 Gambar 3.19 regulation of dynamic headlamp range control, rear Tama setyawan
31 Tabel 3.6 daftar komponen regulation of dynamic headlamp range control, rear Tama setyawan
32 Gambar 3.20 springs and suspension rear Tama setyawan
33 Tama setyawan
34 Tama setyawan
35 Tabel 3.7 daftar komponen springs and suspension rear Tama setyawan
36 Gambar 3.21 torsion bar rear Tama setyawan
37 Tabel 3.8 daftar komponen torsion bar rear Tama setyawan
Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.
SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara
Lebih terperinciSISTEM SUSPENSI & BAN
SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI URAIAN Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Suspensi
digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Garis Besar Chasis Dan Suspensi Pada sebuah kendaraan terbagi ke dalam beberapa sistem yang merupakan point utama dari adanya sebuah kendaraan, salah satunya sistem chasis meliputi
Lebih terperinciSUSPENSI (suspension)
SUSPENSI (suspension) Suspensi adalah mekanisme yang dipasang di antara body dan roda yang berfungsi untuk menciptakan kestabilan kendaraan (nyaman dan aman) Unsur kestabilan kendaraan : 1. Stabil pengendaraannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi
Lebih terperinciSistem Suspensi pada Truck
Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan
Lebih terperinciSTEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering
STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah : OT 443. CHASSIS OTOMOTIF Topik Bahasan : Kumpulan bahan kajian dan perkuliahan yang menjamin kendaraan berjalan dengan aman dan nyaman Tujuan / Kompetensi
Lebih terperinciPELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar
Lebih terperinciCASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan
Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran
Lebih terperinciOleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir
Proposal Tugas Akhir Tugas Akhir Oleh : Bimo Arindra Hapsara 2106 100 047 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kecelakaan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN
35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0
Lebih terperinciSUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR
SUSPENSI DAN KEMUDI SEPEDA MOTOR TEORI SECARA UMUM SISTIM SUSPENSI Sistim suspensi biasanya ditempatkan diantara frame dan poros roda. Pada umumnya dilengkapi dengan shock absorber. Sistim suspensi terletak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGUATAN SUSPENSI SUZUKI KATANA SPESIFIKASI SPEED OFFROAD. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Madya D3
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUATAN SUSPENSI SUZUKI KATANA SPESIFIKASI SPEED OFFROAD Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Madya D3 Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III BALANS RODA/BAN
BAB III BALANS RODA/BAN 3.1 TUJUAN Peserta didik dapat : 1. Dapat mengidentifikasi gangguan pada roda / ban 2. Dapat memahami dan menjelaskan balans static dan balans dinamik 3. Dapat membalans roda pada
Lebih terperinciUJI KINERJA DINAMIS SISTEM SUSPENSI DAN ANALISIS STABILITAS MICRO CAR. Skripsi
UJI KINERJA DINAMIS SISTEM SUSPENSI DAN ANALISIS STABILITAS MICRO CAR Skripsi Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Mulyono NIM : 5201403034
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 AIR SUSPENSION (SUSPENSI UDARA) Air suspension, atau suspensi bus dengan bantalan udara digunakan sebagai penopang bantingan dan pengganti fungsi per. Awalnya, sistem ini
Lebih terperinciSISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT
SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan
Lebih terperinciPOROS PENGGERAK RODA
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama
Lebih terperinciTugas akhir ABSTRAK Teknik Mesin Universitas Pasundan
ABSTRAK Shell Eco Marathon adalah ajang tahunan yang menantang siswa SMA dan Mahasiswa dari seluruh dunia untuk mendesain, membuat dan menguji kendaraan yang memiliki efisiensi tinggi. Selain dapat dibuat
Lebih terperinciBAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE
BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE Suspensi double wishbone merupakan sebuah mekanisme suspensi bebas yang terdiri dari lengan-lengan (dapat berbentuk silinder berlubang, pipa, maupun batang) yang memiliki
Lebih terperinciBIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
Kompetensi Kejuruan KODE MODUL 020.KK.14 BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN Memperbaiki Sistem Suspensi 1 Daftar
Lebih terperinciCHASSIS. SISTEM KEMUDI 1. Uraian Bagian-bagian Utama Sistem Kemudi
CHASSIS GARIS BESAR CHASSIS............. 222 SUSPENSI 1. Uraian............................ 223 2. Komponen Utama Suspensi........... 224 3. Tipe dan Karakteristik Suspensi........ 233 4. Sistem Suspensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkendara, ketika kendaraan telah mencapai sebuah tikungan dan akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ENGINEERING DESIGN Definisi merancang adalah merumuskan suatu konsep dan ide yang baru atau merubah konsep dan ide yang sudah ada tersebut dengan cara yang baru dalam usaha memenuhi
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
Lebih terperinciMODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011
1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KASUS
A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )
MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciMELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP
MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI
BAB III DATA KENDARAAN UNTUK SIMULASI 3.1. Tinjauan Pemodelan truk secara lengkap dikembangkan dan bertujuan untuk mempelajari efektivitas dari sistem Antilock Braking System termasuk pemodelan dinamika
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORK
TUGAS AKHIR TM 141585 PEMODELAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORK NASYIATUL AISYIYAH NRP 2113 105 027 Dosen Pembimbing : Dr.Unggul wasiwitono,st.,m.eng.sc JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciPR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN
Nama : Fatimah NIM : 20214039 Mata Kuliah :Metodelogi Penelitian PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN Secara prinsip mobil terdiri dari tiga bagian utama. Yang pertama adalah mesin sebagai
Lebih terperinciREKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR
REKONDISI SISTEM KEMUDI DAN SISTEM SUSPENSI MOBIL TOYOTA HIACE PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli
Lebih terperinciPERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI )
digilib.uns.ac.id PERBAIKAN CHASSIS DAN BODY CHEVROLET LUV ( SISTEM SUSPENSI ) PROYEK AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh : GILANG RESTU AJI I
Lebih terperinciPEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR
PEMBUATAN RANGKA DAN SISTEM SUSPENSI PADA GOKART DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VARIO 110 CC TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Lebih terperinciBAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,
Lebih terperinciPOROS PENGGERAK RODA
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print)
E27 Rancang Bangun dan Analisis Karakteristik Dinamis Atmospheric Pressure Shock Absorber (APSA) dengan Diameter Silinder 60 mm dan Diameter Orifice 1 mm Pada Kendaraan Angkut Bima Adisetya Putra dan Harus
Lebih terperinciPENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme
Lebih terperinciANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER
ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER R. Bagus Suryasa Majanasastra 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam 45, Bekasi Email : bagus.suryasa@gmail.com
Lebih terperinciANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER. Paridawati 1)
ANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER Paridawati 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam 45, Bekasi ABSTRAK Shock absorber merupakan komponen penting
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.
BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan
Lebih terperinciANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL
ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciINFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY
Desain & Pembuatan Prototipe Light Buggy INFOMATEK Volume 6 Nomor 1 Maret 2004 DESAIN & PEMBUATAN PROTOTIPE LIGHT BUGGY Farid Rizayana Design Center Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pasundan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN KOMUNITAS
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN KOMUNITAS Sebuah rancangan selain mempunyai dampak terhadap tataran lingkungan juga ada keterhubungan dengan tataran komunitas, yaitu siapa yang akan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV GEOMETRI RODA
BAB IV GEOMETRI RODA 4.1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pentingnya meluruskan roda 2. Mengetahui tanda-tanda roda harus diluruskan 3. Mengetahui 4. Mengetahui dan menggunakan peralatan
Lebih terperinciBagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika
PESAWAT TERBANG Dengan mempelajari bagaimana pesawat bisa terbang Anda akan mendapatkan kontrol yang lebih baik atas UAV Anda. Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika Empat gaya aerodinamik yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K
TUGAS AKHIR STUDI KASUS SISTEM FRONT SUSPENSION INDEPENDENT DAN PERHITUNGAN ANALISA TEGANGAN SPRING PADA KIJANG SERI 5K Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. RODA 1. Pengertian Roda Roda pada umumnya yang digunakan pada mobil dapat dibagi menjadi pelek roda dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia diumpamakan sebagai kaki dan sepatu.
Lebih terperinciNew Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH
New Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH (KTB), Authorized Distributor Kendaraan Mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC) dan Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) mulai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad
Lebih terperinciANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH ANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5 Disusun oleh : SUHANDOKO NIM : D200080001 JURUSAN
Lebih terperinciPERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD
PERENCANAAN LAYOUT DAN ANALISIS STABILITAS PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA HYVI SAPUJAGAD Oleh: Bagus Kusuma Ruswandiri 2108100120 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, M.Sc., Ph.D. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDADULUAN. Suspensi pada mobil adalah kumpullan komponen seperti pegas, peredam
BAB I PENDADULUAN A. Latar Belakang Suspensi pada mobil adalah kumpullan komponen seperti pegas, peredam kejut dan lengan suspensi yang digabung menjadi satu. Setiap mobil menggunakan sistem suspensi ini
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK
Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurangi getaran yang terjadi pada body kendaraan akibat ketidakrataan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kenyamanan kendaraan sangat erat hubungannya dengan sistem suspensi kendaraan. Sistem suspensi kendaraan harus mampu mengisolasi atau mengurangi getaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kendali Umpan Maju Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada fenomena berkendara ketika berbelok, dimana dilakukan pemodelan matematika yang
Lebih terperinciAnalisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan
B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur
Lebih terperinciMELAKUKAN PERBAIKAN SISTEM SUSPENSI Kode Kompetensi : 021-KK-012
MODUL MELAKUKAN PERBAIKAN SISTEM SUSPENSI Kode Kompetensi : 021-KK-012 Disusun Oleh: Citro Mulyo Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK NUSA MANDIRI 2013 KATA PENGANTAR Modul ini disusun sebagai bahan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciGERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com
GERAK ROTASI Hoga saragih Benda tegar yang dimaksud adalah benda dengan bentuk tertentu yang tidak berubah, sehinga partikelpartikel pembentuknya berada pada posisi tetap relatif satu sama lain. Tentu
Lebih terperinciOVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder
OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing
Lebih terperinciKarateristik Perolehan Gaya Dorong Power Steering Pada Sistem Kemudi Kendaraan
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, Mei 2002: 16 21 Karateristik Perolehan Gaya Dorong Power Steering Pada Sistem Kemudi Kendaraan Joni Dewanto Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciStandar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua
Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua Daftar Isi Daftar Isi.. i Prakata. ii 1. Ruang Lingkup 1 2. Acuan Normatif 1 3. Istilah Dan Definisi.. 1 4. Komponen Keselamatan 2 4.1. Peralatan.. 2 4.2. Sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa Ketepatan Tekanan Tutup Radiator pada Bus Hino R260. Diagram alur penelitian ini
Lebih terperinciSISTEM POROS PROPELLER
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi
Lebih terperinciSteering & Suspension
Steering & Suspension Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih Bahasa oleh Training Support & Development. Buku ini tidak boleh perbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company. http://training.hmc.co.kr
Lebih terperinciStandar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga
Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga Daftar Isi Daftar Isi.. i Prakata. ii 1. Ruang Lingkup 1 2. Acuan Normatif 1 3. Istilah Dan Definisi.. 1 4. Komponen Keselamatan 2 4.1. Peralatan.. 2 4.2. Sistem
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam
SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.
Lebih terperinciANALISA DYNAMIC OF HANDLING KENDARAAN REVERSE TRIKE DITINJAU DARI PERGESERAN CENTRE OF GRAVITY (CG) SKRIPSI
ANALISA DYNAMIC OF HANDLING KENDARAAN REVERSE TRIKE DITINJAU DARI PERGESERAN CENTRE OF GRAVITY (CG) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaTeknik Oleh: BHANU PUTRA BUMI
Lebih terperinciAnalisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (214) ISSN: 231-9271 1 Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 Fachri Nugrahasyah Putra dan Unggul Wasiwitono
Lebih terperinciPEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft
PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam. Tidak bisa kita pungkiri dengan kenyataan seperti itu rakyat Indonesia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak
Lebih terperinciAku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger
Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim
ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED 2013 Oleh : Muhammad Fadlil Adhim 2110100703 Latar Belakang Partisipasi ITS Team Sapuangin di ajang Student Formula Japan 2013 BAGIAN YANG ENGINE MENENTUKAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP
BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP A. Spesifikasi Kendaraan Daihatsu Gran Max SPESIFIKASI PICK UP 1.3 1.5 STD 3W STD 3W BOX 1.3 1.5 DIMENSI Panjang keseluruhan Lebar
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBOCORAN SUSPENSI UDARA PADA MOBIL RANGE ROVER DI PT. JAVA MOTORS
TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBOCORAN SUSPENSI UDARA PADA MOBIL RANGE ROVER DI PT. JAVA MOTORS Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Srata Satu (S1) Disusun Oleh :
Lebih terperinciWHEEL ALIGNMENT & ECS
WHEEL ALIGNMENT & ECS 1 DAFTAR ISI WHEEL ALIGNMENT Pentingnya Wheel Alignment ------------------------------------------------------------------------------- Yang terjadi dalam proses Alignment --------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TRAKSI MAKSIMUM RODA KENDARAAN MENGGUNAKAN KAJIAN EKSPERIMEN PADA RODA SEPEDA MOTOR
KARAKTERISTIK TRAKSI MAKSIMUM RODA KENDARAAN MENGGUNAKAN KAJIAN EKSPERIMEN PADA RODA SEPEDA MOTOR Joni Dewanto dan Robi Rivanto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 142,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2017
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2017 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciSISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL 27 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL) URAIAN. FUNGSI DIFFERENTIAL. 1. Menyesuaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Bidang Kontruksi DESAIN SUSPENSI INDEPENDENT TYPE WISBHONE PADA MOBIL LISTRIK SATU PENUMPANG
TUGAS AKHIR Bidang Kontruksi DESAIN SUSPENSI INDEPENDENT TYPE WISBHONE PADA MOBIL LISTRIK SATU PENUMPANG Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. start. Persiapan alat. Dongkrak roda depan. Setting laser. Setting lavel. Sentering as. Sentering titk roda. setting.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Flow chart start Persiapan alat Dongkrak roda depan Setting laser Setting lavel Sentering as Sentering titk roda setting selesai Gambar 3.1 Flow chart proses front wheel aligment(doc
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri mobil di Indonesia ini sangatlah maju, dalam penggunaannya mobil digunakan sebagai sarana yang dapat membantu kebanyakan orang untuk memindahkan
Lebih terperinci