BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Riau Crumb Rubber Factory (PT.RIC KY) terletak dijalan kampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PT. RIAU CRUMB RUBBER FACTORY PEKANBARU. PT. Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) merupakan Perusahaan Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Tabel 1. Rating Factor Operator Operator Faktor Kelas Lambang Nilai Total Rating Factor Keterampilan Average D 0,00

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

IV. KEADAAN PERUSAHAAN DAN DAERAH PENELITIAN. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Pematang Kiwah

BAB. V FAKTOR FAKTOR DOMEVAN YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS. Usia tenaga kerja pada umumnya mempunyai pengaruh terhadap kuantitas dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut :

BAB. V FAKTOR FAKTOR DOMEVAN YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS. Usia tenaga kerja pada umumnya mempunyai pengaruh terhadap kuantitas dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DIREKTUR DIREKTUR PRODUKSI WAKIL MANAJEMEN DRYER

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periode ini. Beberapa bukti maupun catatan telah memperkuat bahwa karet alam

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fisika dan daya tahan karet dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

LAMPIRAN I. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Pert 4. Team Teaching

Mulai. Penentuan Stakeholder. Analisis Kebutuhan. Penyusunan Diagram. Lengkap. Evaluasi Aspek

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai melalui pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kualitas

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KAilAM KESERAGAMAN KUALITAS CRUMB RUBBER Dl PABWlK PEWGOLAHWN KARET ALAM PTP XI! PERKEBUN AN CIIQUMPAY, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT.

KAilAM KESERAGAMAN KUALITAS CRUMB RUBBER Dl PABWlK PEWGOLAHWN KARET ALAM PTP XI! PERKEBUN AN CIIQUMPAY, KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT.

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Industri Karet Nusantara adalah anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara

PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pengolahan Kayu Glondongan menjadi bahan kayu setengah jadi. Perusahan ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR MARET 2017

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Struktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB VIII SISTEM MANAJEMEN DAN OPERASI PERUSAHAAN. memperoleh keuntungan. Bila dilihat dari tanggung jawab pemiliknya, maka

D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PRA RANCANGAN PABRIK CRUMB RUBBER (KARET REMAH) KAPASITAS 1000 KG/JAM

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 BURSA EFEK. Pasal 1. Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha yang Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indo

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Y\A. Sejarah Berdirinya Perusahaan P.T. Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru pada mulanya berdiri berbentuk Firma (Fa) yang bemama Fa. Cakrawala, yang pada awalnya bergerak dibidang jasa untuk pembelian bahan baku karet. Kemuadian berdasarkan intruksi menteri perdagangan, bahwa setiap karet yang akan di ekspor ke luar negeri haruslah sudah melalui proses mekanisasi di pabrik crumb rubber, dari bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi, maka Fa. Cakrawala mengajukan pennohonan kepada Pemerintah daerah untuk merubah bentuk perusahaan menjadi Perusahaan Terbatas yang mengelola bahan baku karet menjadi barang setengah jadi. Dengan surat akte Notaris No. 93 tanggal 28 Januari 1969, resmilah Fa. Cakrawala berubah bentuknya menjadi Perseroan Terbatas Riau Crumb Rubber Pekanbaru (PT. RICRY), dengan modal dasar sebesar Rp. 140.000.000,- yang terdiri dari 280 lembar saham dengan niiai nominal Rp. 500.000,- dan secara komersil mulai beroperasi bulan Juni 1971 dengan percobaan produksi lebih kurang 6.000 ton/ tahun. IV.2. Aktivitas Perusahaan Aktivitas perusahaan dimulai dengan pembelian bahan mentah seperti getah ojol dan creb yang dibeli atau diperoleh dari pedagang pengumpul karet.

DIAGRAM ALIR KEGIATAN PRODUKSI PERSIAPAN BAHAN BAKU Pemotongan - Sortasi MESIN BREAKER Pemecahan Bokar BAK PENCUCIA>) 1 HAMMERMILL -1 Penhancuran Bokar BAK PENCUCIAN T HAMMERMILL - II Pembutiran Bokar BAK PENCUCIAN MANGELS Penggilingan (Butiran - Lembaran ) Blanket Basali Pengeringan Alamiah Blanket Kering PERENDAMAN MFSmniTTFR Peremahan (Lori) DRYER Pengeringan Mekanis PENIMBANGAN & PENGEMASAN SIAP EKSPOR Studi Produktivitas 16

Untuk selengkapnya kegiatan produksi perusahaan adalah sebagai berikut: => Mula-mula karet berupa ojol di belah untuk melihat type atau mutu karet yang dibeli dan diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium. Kemudian ojol atau bahan olahan karet (bokar) di sortir dan dipotongpotong untuk memperkecil dari bentuk bungkalan, kemudian potonganpotongan tadi dimasukkan kedalam bak pembersihan. => Karet yang sudah dibersihkan selanjutnya dimasukkan ke mesin pemukul (Hammer mill I). Alat ini berfungsi untuk merobek-robek menjadi bentuk serpihan dan kemudian dimasukkan kedalam bak pencucian kedua. => Proses selanjutnya bokar dimasukkan ke dalam Hammer Mill II Yang fungsinya sama dengan Hammer Mill I dan seterusnya diproses kedalam Mangels untuk digiling dan dibersihkan dengan semprotan air. Proses penggilingan ini berlangsung berulang-ulang sampai berbentuk lembaran-lembaran dengan ketebalan akhir 5 mm => Kemudian dianginkan lebih kurang selama 20 hari. => Setelah Creb kering, proses selanjutnya direndam dalam air lebih kurang 2 s/d 5 menit, sebelum dimasukkan kedalam mesin pemotong (Cutter). => Dari mesin pemotong kemudian crumb dimasukkan kedalam lorri yang mempunyai ruang yang terdiri dari beberapa bilik tempat crumb rubber, dan kemudian dimasukkan kedalam Steam Drier dengan panas mencapai 200 F.

=> Pada tahap akhir Crumb Rubber dibungkus dengan plastik dan dikemas kedalam peti-peti dengan berat masing-masing peti lebih kurang 1020 Kg dan diikat dengan pita besi. Crumb Rubber yang sudah di petikemaskan siap untuk di ekspor ke negara tujuan ekspor. rv.3. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. Riau Crumb Rubber Factor}' dapat dilihat pada bagan berikut: Direktur Utama Direksi Keuangan Kepala Pabrik Pembukuan Urusan Karyawan Bagian Ekspor Lab Pengolahat Sortasi Bh.Baku Mekanik & Bengkel Gudang Peralatan Operator Listrik Kamar Mesin ~ studi Produktivitas ~ 18

Pimpinan tertinggi di perusahaan ini adalah dijabat oleh seorang Direktur Utama, yang dibantu oleh Direksi sebagai penanggung jawab atas maju mundumya perusahaan. Direktur utama merupakan pejabat tertinggi pada paerusahaan yang menentukan dan mengariskan kebijaksanaan perusahaan, serta menyelenggarakan keputusan yang ada dan membina perusahaan ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Direksi perusahaan bertanggungjawab menjalankan aktivitas perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dan merumuskan pelaksanaan kerja bagian dan mewakili perusahaan dalam hubungan kerja dengan pihak luar. Bagian keuangan mengelola keuangan perusahaan, baik menyangkut uang keluar dan uang masuk dari transaksi perusahaan. Selanjutnya semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan berupa pembelian bahan baku, pembelanjaan barang, pengupahan, dan penjualan hasil produksi ke luar (ekspor), dibukukan oleh bagian pembukuan. Kepala pabrik mengepalai bagian-bagian antaralain ; Urusan karv'awan, Ekspor, Laboratorium, Pengolahan, Sortasi, Mekanik dan Bengkel serta Gudang Peralatan. Dan pada bagian Mekanik dan bengkel mempunyai sub bagian, yaitu : Operator, Listrik dan Kamar Mesin. IV.4. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting di dalam suatu proses produksi. Faktor produksi ini di negara berkembang pada

umumnya banyak tersedia, namun yang terpenting adalah kualitas serta kemampuan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan. Dalam suatu perusahaan tenaga kerja akan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya masmg-masing. Hal ini akan mendukung terhadap peningkatan kualitas serta kuantitas kerja dari tenaga kerja tersebut. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu tingkat produksi yang diharapkan bagi pihak perusahaan. Tenaga kerja yang ada di PT. Riau Crumb Rubber Factory terdiri dari Kar\'awan Bulanan, Karyawan Harian dan Kan'awan Borongan yang semuanya pada tahun 2000 berjumlah 480 orang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel IV - 1 JUMLAH KARYAWAN PT. RICRY MENURUT STATUS PEKERJA No Status Pekerja Jumlah Menurut Jenis Kelamin Jumlah L % P %! Bulanan 30 54,55 25 45,45 55 Harian 146 82,95 30 17,05 176 3 Borongan 249 100 - - 249 Jumlah 425 55 480 Sumber ; PT. RICRY Pekanbaru Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah karyawan dengan status pekerja bulanan ada 55 orang yang terdiri dari 54,55 persen laki-laki dan 45,45

persen perempuan, kar}-awan dengan status pekerja harian berjumlah 176 orang yang terdiri dari laki-laki 82,95 persen dan perempuan 17,05 persen, sedangkan karyawan dengan status pekerja borongan berjumlah 249 orang yang semuanya adalah laki-laki. Secara keseluruhan sebagian besar kar>'awan yang bekerja pada perusahaan ini adalah tenaga kerja laki-laki 88,54 persen dan perempuan hanya 11,46 persen. Hal ini wajar karena jenis pekerjaan yang tersedia memang lebih banyak porsinya untuk pekerja laki-laki, karena pekerjaannya membutuhkan stamina/tenaga yang relatif lebih kuat. Untuk merinci jumlah karyawan dilihat dari masing-masing bagian kelompok kerjanya dapat dilihat pada tabel IV - 2 berikut. Dari tabel tersebut terlihat jumlah karyawan tetap dengan gaji bulanan berjumlah 55 orang, terdiri dari Staff/Kantor sebanyak 25 orang, Bagian produksi ada 103 orang yang terdiri dari 15 orang karyawan bulanan dan 88 orang karyawan harian, Bagian Laboratorium 12 orang, yang terdiri dari 5 orang kar\'awan bulanan dan 7 orang karyawan harian, Bagian Bengkel ada 39 orang, yang terdiri dari 7 orang karyawan berstatus gaji bulanan dan 32 orang lainnya sebagai pekerja harian. Bagian Gudang basah dan gudang ekspor masmg-masmg berjumlah 36 dan 11 orang dengan status adalah pekerja harian.

Tabel IV-2 JUMLAH KARYAWAN MENURUT BAGIAN DI PT. RICRY PEKANBARU No. Bagian Karyawan Menurut status Bulanan Harian Borongan Jumlah 1 Staf/kantor 25 - - 25 2 Produksi 15 88-103 3 Laboratorium 5 7 12 4 Bengkel 7 32-39 5 Gudang basah - 36-36 6 Gudang Ekspor - 11 - n 7 Bongkar - - 15 15 8 Sortir - - 30 30 9 Gilingan - - 110 110 10 Ampaian - - 22 22 11 Press - - 65 65 12 Peti/pallet - - 7 7 13 Pengemudi 3 2-5 Jumlah 55 176 249 480 Sumber : PT. RICRY Pekanbaru Untuk bagian bongkar karet, sortir dan bagian penggilingan adalah merupakan karyawan dengan status pekerja borongan, dengan jumlah masing-

Untuk bagian bongkar karet, sortir dan bagian penggilingan adalah merupakan karyawan dengan status pekerja borongan, dengan jumlah masingmasing bagian adalah 15 orang, 30 orang dan 110 orang, selanjutnya pada bagian ampaian ada 22 orang, pada bagian press ada 65 orang, bagian peti/pallet ada 7 orang dan pengemudi ada 5 orang yang terdiri dari 3 orang adalah pekerja bulanan dan 2 orang harian. Dilihat dari jenis kelamin, dari 480 orang kar>'awan tersebut, 425 orang diantaranya (88,54 persen) adalah pria dan 55 orang (11,46 persen) adalah wanita. IV.5. Perkembangan Produksi dan Biaya Perusahaan Perkembangan jumlah hasil produksi perusahaan dari tahun 1997 sampai dengan tahun 1999 terlihat meningkat. Hal ini terlihat dari nilai hasil produksi dalam tahun tersebut (lihat tabel IV - 3). Tabel IV - 3 PERKEMBANGAN NILAI HASIL PRODUKSI / HASIL PENJUALAN No Tahun Pendapatan dari TAHUN 1997, 1998 DAN 1999 Kenaikan Persentase Penjualan (Rp.juta) (%) (Rp.juta) 1 1997 87.966 - - 2 1998 99.347 11.381 12,94 3 1999 116.855 17.508 7,56 Sumber. Data olahan

Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi kenaikan hasil penjualan perusahaan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 nilai hasil penjualan Rp. 87.966 juta, meningkat pada tahun 1998 menjadi Rp 99.347 juta yang berarti terjadi kenaikan sebesar 12,94 persen, sedangkan pada tahun 1999 nilai hasil penjualan meningkat menjadi Rp. 116.855 juta, tetapi secara persentase kenaikan yang terjadi adalah 7,56 persen, lebih kecil dari kenaikan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Didalam proses produksi terdapat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, diantaranya adalah biaya untuk masukan yang dibeli dan biaya tenaga kerja. Untuk melihat perkembangan biaya masukan yang dibeli yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat diperhatikan pada tabel berikut Tabel IV-4 PERKEMBANGAN BIAYA MASUKAN YANG DIBELI OLEH PERUSAHAAN TAHUN 1997, 1998 DAN 1999 (Dalam Rp. Juta) No. Jenis Biaya 1997 1998 1999 1 Bahan baku untuk produksi terpakai 2 Biaya Bahan Bakar, Listrik dan Air 80.262 85.924 99.442 957 1.040 1.105 3 Biaya bahan lain 1.169 1.220 1.425 4 Biaya Jasa 480 512 575 5 Jumlah 82.868 88.696 102.547 Sumber : PT. Ricry Pekanbaru

Dari tabel di atas terlihat terdapat adanya perkembangan biaya masukan yang dibeli dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 Jumlah biaya untuk bahan masukan yang dibeli adalah Rp. 82.868 juta, yang terdiri atas 96,86 persen untuk pembelian bahan baku, 1,15 persen untuk biaya bahan bakar, listrik dan air, 1,41 persen untuk biaya bahan lain, dan 0,58 persen untuk biaya jasa pembayaran Jasa Akuntan, Pengacara dan Iain-lain. Tahun 1998 jumlah biaya masukan yang dibeli Rp 88.696 juta, terdiri atas 96,87 persen untuk pembelian bahan baku, 1,17 persen untuk biaya bahan bakar, listrik dan air, 1.38 persen untuk biaya bahan lain, dan 0,58 persen untuk biaya jasa pembayaran Jasa Akuntan, Pengacara dan Iain-lain. Tahun 1999 jumlah biaya masukan yang dibeli Rp 102.547 juta, terdiri atas 96,97 persen untuk pembelian bahan baku, 1,08 persen untuk biaya bahan bakar, listrik dan air, 1.39 persen untuk biaya bahan lain, dan 0,56 persen untuk biaya jasa (pembayaran Jasa Akuntan, Pengacara dan Iain-lain). Perkembangan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dari tahun 1997 sampai dengan tahun 1999 dapat diperhatikan pada tabel IV - 5 padahalaman berikut. Dari tabel tersebut terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran tenaga kerja berupa upah dan gaji setiap tahunnya meningkat. Tahun 1997 jumlah biaya tenaga kerja Rp. 1.497 juta, tahun 1998 menjadi Rp 1.697 juta yang berarti meningkat 13,36 persen dari tahun sebelumnya,

Tabel IV - 5 PERKEMBANGAN BIAYA TENAGA KERJA MENURUT BAGIAN TAHUN 1997, 1998 DAN 1999 No Bagian 1997 1998 1999 1 Kantor 422 497 557 2 Pabrik 1.075 1.200 1.320 3 Jumlah 1.497 1.697 1.877 Sumber : PT. RICRY Pekanbaru Pada Tahun 1999 jumlah pengeluaran biaya untuk tenaga kerja meningkat menjadi Rp 1.877 juta, berarti meningkat sebesar 10,61 persen dari tahun 1998. Biaya pengeluaran untuk pembayaran gaji dan upah tersebut terbagi secara proporsional terlihat lebih besar untuk bagian pabrik daripada bagian kantor. Untuk tahun 1997 terlihat biaya gaji/upah untuk kantor Rp 422 juta (28,19 persen), sedangkan untuk pabrik Rp 1.075 juta (71,81 persen). Pada tahun 1998 pengeluaran untuk gaji dan upah bagian kantor Rp. 497 juta (29,29 persen), sedangkan untuk pabrik Rp. 1.200 juta (70,71 persen). Tahun 1999 biaya pengeluaran untuk pembayaran gaji dan upah bagian kantor Rp. 557 juta (29,68 persen), sedangkan untuk pabrik Rp. 1.320 juta (70,32 persen). Dari data tersebut terlihat bahwa perbandingan rata-rata pengeluaran untuk pembayaran gaji bagian kantor setiap tahun adalah 29,05 persen dari seluruh

biaya pengeluaran gaji dan upah, sedangkan rata-rata pengeluaran per tahun untuk bagian pabrik adalah 70,95 persen dari seluruh biaya pengeluaran untuk gaji dan upah setiap tahun. Berarti proporsi pengeluaran gaji dan upah untuk bagian pabrik adalah lebih besar dibandingkan dengan biaya gaji dan upah yang dibayarkan untuk bagian kantor. 6. Perkembangan Nilai Inventory Perkembangan nilai bahan mentah dan bahan setengah jadi dalam rentang waktu 1997 sampai dengan 1999 dapat diperhatikan pada tabel berikut. Tabel IV - 6 PERKEMBANGAN NILAI INVENTORY AWAL DAN AKHIR TAHUN 1997, 1998 DAN 1999 (dalam Rp.juta) Keterangan 1997 1998 1999 Awal akhir awal akhir awal akhir Bahan Mentah 2.418 2.910 2.910 1.750 1.750 2.950 Barang 1/2 Jadi 2.933 4.033 4.033 5.789 5.789 5.039 Jumlah 5.351 6.943 6.943 7.539 7.539 7.989 Sumber : PT. RICRY Pekanbaru

Perkembangan nilai inventory dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan sejalan dengan terdapatnya kenaikan nilai hasil produksi setiap tahurmya. Nilai inventor}' awal pada tahun 1997 adalah Rp. 5.351 juta dan pada akhir tahun 1997 adalah Rp. 6.943 juta. Nilai inventory akhir tahun 1997 menjadi nilai inventory awal pada tahun berikutnya tahun 1998, sedangkan nilai inventory akhir tahun 1998 adalah Rp7.539 juta dan nilai inventory' akhir tahun 1999 adalah Rp. 7.989 juta.