BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE. Hubungan kesepian dan..., Nuzuly tara Sharaswati, FPsi Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

3.1. Partisipan Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. (2010), variabel adalah konstrak yang diukur

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 Metode Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 3 METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Pada penelitian ini, motivasi penggunaan Twitter yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PE ELITIA Partisipan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciriciri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai variabel penelitian, definisi


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

3. METODOLOGI Variabel-Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan Psikologis (psychological well-being) 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional 1. Dalam penelitian ini, definisi operasional loneliness adalah tinggi rendahnya skor yang diperoleh dari UCLA Loneliness Scale. Semakin tinggi skor loneliness, maka semakin tinggi loneliness yang dialami individu. 2. Variable kedua dalam penelitian ini adalah psychological well-being. Definisi operasional dari psychological well-being adalah tinggi rendahnya skor total dari alat The Ryff Scale of Psychological well-being. Seluruh skor dalam skala ini akan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total yang menunjukkan tingkat psychological well-being seseorang. Semakin tinggi skor total, semakin tinggi tingkat psychological well-being. 3.1.2 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permalahan penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari tau atau apa yang ingin dipelajari. (Nazir, 2003)

Ho : Tidak terdapat korelasi antara loneliness dan psychological well-being pada dewasa muda lajang yang berkarier. Ha : Terdapat korelasi antara loneliness dan psychological wellbeing pada dewasa muda lajang yang berkarir. 3.2 Subjek Penelitian & Tehnik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik responden dari penelitian ini adalah: a. Subjek berusia 26-35 tahun. Menurut Gibson (2005), usia tersebut termasuk dalam tahap jenjang karir stabilitas, dimana pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan yang berjalan dengan menyenangkan. b. Tidak memiliki pasangan. Tidak memiliki pasangan, yaitu berpacaran atau tidak memiliki hubungan romantis, karena diasumsikan dapat berperan mempengaruhi kesepian yang dirasakan seseorang. c. Laki-laki maupun perempuan Jenis kelamin tidak dibatasi karena dapat memperkaya hasil penelitian. d. Berkantor di daerah Jakarta Jakarta adalah kota besar dimana banyak ditemukan fenomena dewasa muda melajang yang berkarir, sehingga akan mudah mendapatkan data.

Adanya pembatasan karakteristik subjek penelitian ini merupakan salah satu bentuk kontrol terhadap variable sekunder yang dapat mempengaruhi variable X dan Y. 3.2.2 Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan tipe non-random / non-probability sampling dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi unit sampel. Subjek yang menjadi unit sampel hanyalah yang berusia 26-35 tahun dari keseluruhan populasi pria dan wanita lajang yang berkarier. Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah accidential sampling, yaitu mengambil sampel dari anggota populasi yang tersedia saat itu, dengan karakteristik yang telah disebutkan diatas. Teknik accidential sampling ini termasuk kedalam jenis nonprobability sampling (Kerlinger & Lee, 2000), dimana tidak setiap elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel penelitian. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian adalah yang paling mudah untuk diakses oleh peneliti. 3.3 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam pelaksanaan dan perencanaan penelitian atau dalam pengertian yang sempit desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, jelas, rinci, spesifik, pengamatan dan pengukuran (Sugiyono, 2012). Desain penelitian dengan metode kuantitatif adalah sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Desain ini sangat spesifik karena dirancang untuk mengetahui

objek tertentu, dibuat berdasarkan data dari hasil pengukuran, berdasarkan variabel penelitian yang ada. 3.4 Alat Ukur Penelitian Metode pengumpulan data dala penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner, alat ukur yang berisi pertanyaan dan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini berupa Skala Likert, artinya pertanyaan yang memiliki jawaban berbentuk skala deskriptif. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012). 3.4.1 Alat Ukur Loneliness Untuk meneliti perasaan kesepian (loneliness) pada responden, peneliti menggunakan UCLA Loneliness Scale Version 3 yang dikembangkan oleh Russel dan Cutrona (1988). UCLA Loneliness Scale adalah pengukuran unidimensi berjenis likert yang memiliki empat alternatif jawaban, yaitu tidak pernah, jarang-jarang, kadang-kadang, dan sering. Terdapat 20 item di dalam UCLA Loneliness Scale Version 3, sembilan diantaranya merupakan item positif dan sebelas lainnya merupakan item negatif. Peneliti membiarkan susunan item sesuai dengan urutan aslinya dimana penyebaran item positif pada penelitian ini adalah :

Table 3.1 Sebaran Item Loneliness Scale Sebaran Item Loneliness Scale F UF 1, 4, 5, 6, 9, 10, 15, 16, 19, 20 2, 3, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 17, 18 Salah satu kelebihan dari skala ini adalah tidak ada satu item pun yang menggunakan kata kesepian atau sepi. Alat ukur ini tidak memiliki dimensi sehingga tidak terdapat pengkategorisasian item. Aturan pemberian skor untuk item dengan pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada table 3.2.: Tabel 3.2 Skor UF & F Loneliness Scale Alternatif Jawaban Item Positif Item Negatif Tidak pernah Skor 4 Skor 1 Jarang Skor 3 Skor 2 Kadang-kadang Skor 2 Skor 3 Sering Skor 1 Skor 4 Skor total loneliness responden didapatkan dengan menjumlahkan skor ke 20 item. Dengan begitu, hasil maksimal yang didapatkan adalah 80 sedangkan hasilnya minimal 20. Dalam pengadaptasiannya, peneliti menerjemahkan UCLA sendiri dengan dibantu oleh kenalan peneliti yang bekerja sebagai penerjemah. Beberapa kata kemudian diganti berdasarkan hasil perbadingan tersebut. Berdasarkan masukan dari pembimbing skripsi, peneliti kemudian melakukan double check dengan meminta kenalan peneliti lainnya untuk menerjemahkan kembali alat ukur tersebut kedalam bahasa aslinya (back translation). Revisi kemudian dilakukan berdasarkan masukan tersebut. Kata-kata yang tidak sesuai dirundingkan kembali

dan diganti dengan kata-kata yang lebih sesuai. Nilai koefisien reliabilitas dari alat ukur loneliness scale milik Russel (1978) ini adalah sebesar 0,96. Nilai koefisien ini berada diatas nilai 0,8 yang merupakan nilai koefisien reliabilitas yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur ini konsisten dalam mengukur loneliness. 3.4.2 Alat ukur Psychological Well-being The Ryff Scales of Psychological Well-Being merupakan skala yang dikembangkan Ryff untuk mengukur Psychological well-being seseorang yang disusun oleh Carol D. Ryff (1989). Skala ini terdiri dari 42 item. Masing-masing item mempunyai rentang skala likert antara 1 hingga 4. Rentang skor dari skala ini antara 0-100. Semaikin tinggi skor, maka semakin tinggi tingkat psychological well-being. Item-item pada skala ini merepresentasikan kualitas-kualitas personal yang berkontribusi pada psychological well-being seseorang, yaitu: penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain,otonomi, memiliki tujuan hidup, pertumbuhan pribadi, dan penguasaan terhadap lingkungan. Koefisien alfa (internal consistency) SPWB terendah terdapat pada dimensi otonomi sebesar 0,86 dan tertinggi 0,93 yang terdapat pada dimensi penerimaan diri. Perhitungan interkorelasi di antara keenam dimensi PWB menunjukkan hasil antara 0,32 (dimensi otonomi dengan dimensi lingkungan positif terhadap orang lain) sampai sebesar 0,76 (dimensi penguasaan lingkungan dengan penerimaan diri). Sementara, pengujian reliabilitas test-retest menunjukkan koefisien yang berkisar antara 0,81 untuk pertumbuhan pribadi dan penguasaan lingkungan, serta koefisien sebesar 0,85 untuk penerimaan diri (Ryff dalam Springer & Hauser, 2004).

Tabel 3.3 Skala Psychological Well-being Jumlah Item No.Item Sebaran Item F UF Penerimaan Diri 7 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 1, 2, 3, 4 5, 6, 7 Hubungan Positif dengan Orang Lain 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 8, 9, 10, 11 12, 13, 14 Otonomi 7 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 15, 16, 17, 18 19, 20, 21 Tujuan Hidup 7 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 22, 23 24, 25, 26, 27, 28 Pertumbuhan Pribadi 7 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 29, 30 31, 32, 33, 34, 35 Penguasaan Terhadap lingkungan 7 36, 37, 38, 39, 41, 42 36, 37, 38, 39 40, 41, 42 3.4.3 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur 3.4.3.1 Validitas Alat ukur Validitas adalah sejauh mana ketepatan apa yang diukur oleh tes tersebut dan seberapa baik pengukuran yang dilakukannya (Anastasi & Urbina, 2007). Suatu tes atau instrument dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran. Oleh karena itu sangat penting

dilakukannya uji validitas yakni mengetahui sejauh mana instrument penelitian dapat mencerminkan isi atau konstruk dari alat ukur. Untuk validitas penelitian ini dilakukan dengan metode internal consistency. Peneliti memutuskan untuk menggunakan validitas konstruk karena peneliti ingin melihat seberapa tepat alat ukur yang disusun dapat mengukur sample tingkah laku berdasarkan konstruk yang akan diukur. Salah satu cara untuk mengetahui validitas konstruk adalah dengan mengukur konsistensi internalnya (Anastasi & Urbina, 2007). Untuk mengukur konsistensi internal tersebut, peneliti mengkorelasikan item dengan total skor di dalam suatu dimensi. Korelasi item dilihat dengan menggunakan corrected item-total correlation, dan apabila diketahui bahwa korelasi antara item dengan total skor dimensi di bawah 0,2 maka item tersebut akan dibuang setelah mempertimbangkan item secara kualitatif (Anastasi & Urbina, 2007). Berikut ini adalah tabel rangkuman validitas item yang mengacu pada hasil output SPSS 17.0 : a. UCLA Loneliness Scale No. Item Tabel 3.4 : Hasil Uji Coba Validitas UCLA Loneliness Scale r Item dengan total skor α Apabila Item dieleminasi Keputusan Akhir 1 0,416 0,770 Dipertahankan 2 0,238 0,786 Dipertahankan 3 0,347 0,776 Dipertahankan 4-0,221 0,832 Dibuang 5 0,393 0,780 Dipertahankan 6-0,029 0,828 Dibuang 7 0,514 0,779 Dipertahankan 8-0,038 0,812 Dibuang 9 0,479 0,787 Dipertahankan 10 0,465 0,783 Dipertahankan 11 0,472 0,796 Dipertahankan 12 0,303 0,772 Dipertahankan

13 0,673 0,770 Dipertahankan 14 0,586 0,786 Dipertahankan 15 0,532 0,785 Dipertahankan 16 0,518 0,774 Dipertahankan 17 0,496 0,787 Dipertahankan 18 0,151 0,774 Dibuang 19 0,607 0,786 Dipertahankan 20 0,565 0,784 Dipertahankan Sumber: Data hasil olahan peneliti Dapat dilihat dari table 3.4 bahwa dari korelasi setiap item dengan total skor loneliness, masih terdapat 4 item yang berada dibawah nilai 0,2, yaitu item nomor 4, 6, 8 dan 18. b. The Ryff Scales of Psychological Well-Being Tabel 3.5 : Hasil Uji Coba Validitas PWB Penerimaan Diri Hubungan Positif dengan Orang Lain Otonomi Tujuan No. Item r Item dengan total skor α Apabila Item dielemina si Keputusan Akhir α tiap dimensi 1 0,216 0,831 Dipertahankan 2 0,131 0,833 Dibuang 3-0,277 0,844 Dibuang 0,449 4 0,535 0,824 Dipertahankan 5 0,480 0,823 Dipertahankan 6 0,390 0,826 Dipertahankan 7 0,347 0,828 Dipertahankan 8 0,454 0,825 Dipertahankan 9 0,331 0,828 Dipertahankan 10 0,380 0,827 Dipertahankan 11-0,089 0,836 Dibuang 0,475 12 0,406 0,826 Dipertahankan 13 0,652 0,817 Dipertahankan 14 0,319 0,829 Dipertahankan 15 0,266 0,830 Dipertahankan 16 0,055 0,835 Dibuang 17-0,040 0,838 Dibuang 18 0,255 0,830 Dipertahankan 0,612 19 0,519 0,822 Dipertahankan 20 0,159 0,833 Dibuang 21 0,479 0,825 Dipertahankan 22 0,039 0,834 Dibuang 23 0,107 0,833 Dibuang

Hidup 24 0,338 0,828 Dipertahankan 25 0,587 0,822 Dipertahankan 0,560 26 0,479 0,825 Dipertahankan 27 0,496 0,823 Dipertahankan 28 0,058 0,837 Dibuang Pertumbuha n Pribadi Penguasaan Terhadap Lingkungan Sumber: Data hasil olahan peneliti 29 0,217 0,831 Dipertahankan 30 0,146 0,832 Dibuang 31 0,048 0,836 Dibuang 32 0,566 0,821 Dipertahankan 0,591 33 0,606 0,821 Dipertahankan 34 0,527 0,823 Dipertahankan 35 0,422 0,826 Dipertahankan 36 0,156 0,832 Dibuang 37-0,086 0,837 Dibuang 38 0,239 0,831 Dipertahankan 39-0,087 0,838 Dibuang 0,286 40 0,646 0,820 Dipertahankan 41 0,371 0,827 Dipertahankan 42 0,444 0,825 Dipertahankan Dapat dilihat dari tabel 3.5 bahwa dari korelasi setiap item dengan total skor PWB, masih terdapat 14 item yang berada dibawah nilai 0,2 yang dapat dilihat dari tabel diatas. 3.4.3.2 Reliabilitas Alat ukur Reliabilitas adalah menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang diukur. Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes adalah dengan menggunakan koefisien alfa (Anastasi & Urbina, 2007). Uji reliabilitas alat ukur ini peneliti menggunakan single-test administration. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan waktu dan biaya untuk melakukan pengujian alat ukur sebanyak dua kali (test-retest) dan menggunakan pendekatan konsistensi internal yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek penelitian.

Teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala. Patokan besarnya nilai dari koefisien alfa didalam penelitian ini agar alat ukur yang ada dapat dikatakan reliable, mengikuti pernyataan dari Nunnally. Nunnally (dalam Kerlinger & Lee, 2000), mengatakan bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0,5 sampai 0,6 dapat diterima. Berikut reliabilitas alat ukur UCLA Loneliness Scale dan The Ryff Scales of Psychological Well-Being berdasarkan masing-masing output SPSS 17.0. Table 3.6 Nilai Reliabilitas Alat Ukur Reliability Statistics Alat Ukur Cronbach's N of Items Alpha Loneliness Scale 0.801 20 PWB Scale 0.832 42 Sumber: Data hasil olahan peneliti Pada alat ukur loneliness dan Psychological well-being scale, setelah peneliti melakukan uji coba diperolah nilai reliabilitas sebesar 0.801 dengan jumlah 20 buah item dan Pschological well-being 42 buah item. Setelah peneliti melakukan penghapusan terhadap item-item yang tidak valid, maka tersisa 16 item dari alat ukur loneliness scale. Sedangkan alat ukur Psychological well-being yang tersisa akibat penghapusan item yang tidak valid yang tersisa adalah 28 item. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Tahap awal dalam memulai suatu penelitian peneliti harus menentukan topik mana yang akan dijadikan penelitian, setelah melakukan pengkajian terhadap

beberapa topik. Peneliti melakukan persiapan dengan mengumpulkan beberapa fenomena yang akan dikaitkan dengan variabel yang akan diteliti. Setelah menemukan fenomena yang tepat, peneliti mencari literatur dari berbagai penelitian agar tinjauan teori lebih berisi dan kaya akan variabel yang akan diteliti. Pertamatama, Peneliti mengadaptasi skala Psychological well-being dan skala UCLA Loneliness, setelah itu menentukan metode apa yang akan dilakukan peneliti agar penelitian menjadi valid dan reliabel. Yaitu dengan face validity untuk mengetahui evaluasi kualitatif dari alat ukur yang disusun peneliti secara keterlihatan (bentuk kuesioner, kata-kata, dan lain sebagainya). Peneliti juga menggunakan content validity yaitu meminta pendapat dari Expert Judgement. 3.5.1.1 Uji keterbacaan Pada hari Senin, 10 Desember 2012, peneliti melakukan Uji Keterbacaan (face validity) kepada 2 (dua) orang kerabat peneliti yang sesuai dengan karakteristik penelitian. Setelah itu peneliti melakukan content validity yaitu meminta pendapat dari Expert Judgement yaitu kepada dosen Psikologi Klinis. Evaluasi yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Kata-kata sudah cukup jelas, namun terdapat beberapa item yang terlihat mempunyai makna sama. 2. Perlu untuk mencari padanan kata yang lebih tepat sehingga tidak membingungkan subjek. 3. Keteraturan dalam huruf, jarak, dan kolom dalam kuesioner harus lebih diperhatikan. Setelah melakukan uji keterbacaan dan mengubah beberapa evaluasi tersebut, peneliti melakukan Uji coba atau Pilot Study.

3.5.1.2 Pilot Study Pada hari Kamis, 3 Januari 2013, peneliti melakukan Uji Coba terhadap Alat Ukur yang akan dijadikan Alat Ukur Penelitian. Uji coba ini bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas Alat Ukur tersebut. Dari 32 kuesioner, hanya 24 kuesioner diantaranya yang dapat diolah (yang memenuhi kriteria subjek penelitian). Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 dan Microsoft Office Excel 2007. Untuk menguji validitas kedua alat ukur, peneliti menggunakan metode validitas konstruk (construct validity). Metode validitas konstruk yang digunakan adalah internal consistency yaitu dengan mengkorelasikan skor peritem dengan skor total (Anastasi & Urbina, 2007). Rumus korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Untuk menguji reliabilitas kedua alat ukur, peneliti menggunakan metode Alpha Cronbach, karena peneliti ingin mengetahui konsistensi respon subjek pada item-item dalam alat ukur tersebut. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap pelaksanaan akan dilakukan pada hari Senin, 14 Januari 2013 sampai Jumat, 18 Januari 2013. Peneliti melakukan penyebaran secara accidental sampling dengan karakteristik yang telah disebutkan dan berdomisili di Jakarta. Penyebaran kuesioner berbentuk hardcopy dilakukan melalui dua cara yaitu menyebarkan langsung dan dititipkan kepada beberapa orang yang untuk kemudian disebarkan. Peneliti juga melakukan pengambilan data di 3 (tiga) tempat kerja dimana terdapat kerabat, saudara atau teman peneliti yang bekerja di tempat tersebut. Hal itu

dilakukan agar peneliti dapat meminta bantuan mereka untuk menyebarkan kuesioner kepada para subjek penelitian yang tentunya sesuai dengan karakteristik subjek, di tempat mereka. Untuk mengontrol data yang diberikan partisipan, penitipan kuesioner tersebut disertai briefing singkat mengenai karakteristik partisipan yang hendak diteliti. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Setelah data kuesioner dari partisipan terkumpul, peneliti melakukan pengujian statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pengujian statistik ini menggunakan SPSS 17.0, teknik uji yang digunakan antara lain: 1. Statistik deskriptif. Metode ini digunakan untuk mengetahui mean, frekuensi, dan nilai maksimum minimum dari skor yang diperoleh subjek dalam kuesioner penelitian dan untuk menggambarkan perbedaan identitas diri yang dimiliki subjek penelitian. 2. Pearson Product Moment Correlation. Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai korelasi atau hubungan antara item, skor total, variable, dan lain sebagainya. 3. Uji T-test untuk mengetahui perbedaan antara data kontrol dengan varabel terikat..