BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

BAB II STUDI PUSTAKA

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Kepemimpinan & Komitmen

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL PROGRAM STUDI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

INTEGRASI ISO 9001:2015 DAN STANDAR AKREDITASI BAN-PT UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Kuesioner Pengguna layanan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Tahun 2015

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai

MANUAL PROSEDUR TINDAKAN KOREKTIF DAN PREVENTIF

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

Manual Prosedur Audit Internal

PROSEDUR MUTU TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN. 4. REFERENSI : ISO 9001 : 2008 Klausul & Manual Mutu PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009 TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

Manual Mutu UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

KLAUSUL-KLAUSUL ISO 9001

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

PERATURAAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2009

DAFTAR IS Latar Belakang ldentifikasi Masalah Perumusan Masalah...;...

Manual Prosedur Tindakan Pencegahan dan Korektif

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi

MANUAL PROSEDUR TINDAKAN KOREKTIF DAN PENCEGAHAN

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Dasar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

PANDUAN MUTU PELAYANAN PUBLIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SML

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Manual Prosedur Audit Internal

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

PROSEDUR MUTU DESAIN DAN PENGEMBANGAN

Sistem manajemen halal

PEDOMAN MUTU PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PENINGKATAN

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Manual Prosedur Audit Internal

Pelaksanaan Audit sesuai SNI ISO 19011:2012. Nurlathifah

KETIDAKSESUAIAN,TINDAKAN KOREKSI, DAN PENCEGAHAN SML

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Pencegahan

BAB I PENDAHULUAN I-1

Manual Prosedur Audit Internal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS MALIKUSSALEH FAKULTAS TEKNIK Cot Tgk Nie Reuleut Telp Fax

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Manual Prosedur Tindakan Korektif dan Preventif

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

Manual Prosedur Audit Internal

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kemajuan

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

Transkripsi:

53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil analisa SWOT didapatkan bahwa semua perusahaan konstruksi yang diperiksa dan menerapkan standar ISO 9001:2000 masuk ke dalam kwadran progressive, yaitu posisi dimana perusahaan layak untuk mempertahankan dan mengembangkan proses kerjanya. Lihat bagan 5.1. Ubah strategi Progresif weakness 55 40 38 9 E 57 C B F A D 102 177176 199 191 strength Strategi bertahan Diversifikasi strategi treath Gambar 5.1 Pemetaan Matriks SWOT 6 Perusahaan Ber-ISO 9001:2000 Memang tidak semua sampel yang diteliti dan dianalisa dengan SWOT menunjukkan pola penerapan ISO 9001:2000 yang ideal. Hal itu dikarenakan; baru menerapkan ISO 9001:2000 (rata-rata 3 tahun) dan faktor ekternal seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang tidak kondusif. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Six Sigma diperoleh kesimpulan, yaitu:

54 a. Perusahaan mengalami kenaikan kinerja setelah menerapkan ISO 9001:2000. Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel tersebut menunjukan ada penurunan nilai DPMO (Defect Per Million Opportunity) antara sebelum menerapkan ISO 9001: 2000 dengan setelahnya. Artinya perusahaan mengalami peningkatan kinerja. Tabel 5.1 Penurunan DPMO rata-rata Nilai DPMO rata-rata Konversi ke Nilai Sigma Sebelum 40628,34 3,25 Sesudah 25872,67 3,45 Penurunan DPMO 14754,67 Secara statistik, pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan uji-t (t-tes) menunjukan ada peningkatan kinerja manajemen perusahaan antara sebelum menerapkan ISO 9001: 2000 dengan setelahnya. (interval kepercayaan 99%, α = 1% dan 95%, α = 5%) b. Dengan membandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan ISO 9001:2000, terbukti perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000 jauh lebih tinggi kinerjanya. rata-rata nilai DPMO 30000 29000 28000 non ISO 27000 ISO 26000 25000 24000 Non ISO ISO perusahaan Gambar 5.2 Perbandingan Nilai DPMO Rata-rata Adapun peningkatan kinerja perusahaan kemungkinan disebabkan beberapa faktor sebagai berikut: 1. Pengendalian dokumentasi

55 Perusahaan yang menerapkan SMM ISO 9001: 2000 memang diharuskan mempunyai pengendalian dokumen yang rapi, teratur dan lengkap. Dokumen ini diperlukan untuk pembuatan analisis guna perbaikan berkelanjutan di masa mendatang. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh perusahaan yang tidak menerapkan ISO 9001: 2000 2. Komitmen manajemen Manajemen perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000 memang mempunyai komitmen yang dikomunikasikan ke bawahnya tentang konsistensi perbaikan berkelanjutan. Menurut peneliti inilah yang menjadi modal bagi perusahaan. 3. Fokus pada pelanggan Fokus pada kepuasan pelanggan menjadi target yang diukur oleh ISO 9001: 2000. Artinya perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000 selain berorientasi pada perbaikan berkesinambungan juga harus berorientasi pada pelanggan. Perusahaan yang berfokus pada pelanggan akan senantiasa termotivasi mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan pelanggannya. Sehingga perusahaan bisa memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada pelanggan. 4. Kebijakan mutu Perusahaan konvesional adalah perusahaan yang tidak memperdulikan mutu. Sehingga dalam menjalankan perusahaannya hanya berpikir untuk mendapatkan keuntungan saja. Ini berbeda dengan perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000, dimana perusahaan tersebut mempunyai target mutu yang ingin dicapai. Sehingga perusahaan dipastikan akan membuat kebijakan mutu. 5. Perencanaan Sasaran mutu termasuk kebutuhan untuk memenuhi persyaratan produk dipastikan oleh manajemen puncak dan ditetapkan pada setiap fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi. Kemudian sasaran mutu harus dapat diukur dan sesuai dengan kebijakan mutu.

56 Perencanaan sistem manajemen mutu dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan manajemen mutu dan sasaran mutu. Bila terjadi perubahan sistem manajemen mutu yang direncanakan dan diterapkan, integritas sistem manajemen mutu tetap terpelihara. 6. Sumber daya manusia Personel yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk sudah kompeten karena mendapatkan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang memadai. Hal itu terkait dengan peranan organisasi yang telah menetapkan kompetensi personil yang melakukan pekerjaan, menyediakan pelatihan atau kegiatan lain untuk memenuhi kompetensi tersebut, mengevaluasi efektifitasnya, memastikan kesadaran tiap personil akan pentinnya kegiatan mereka serta kontribusi atas sasaran mutu, dan memelihara rekaman pendidikan, pelatihan, ketrmpilan, dan pengalaman. 7. Infrastruktur Organisasi telah menetapkan, menyediakan, dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk; seperti gedung, ruang kerja, sarana pendukung, peralatan proses, dan jasa-jasa pendukung. 8. Lingkungan kerja Organisasi telah menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. 9. Pemantauan proses Organisasi menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan bila memungkinkan pengukuran atas proses-proses sistem manajemen mutu. Kemudian metode yang diterapkan dapat menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang telah direncanakan. Bila ditemukan ketidaksesuaian proses, maka perbaikan dan tindakan perbaikan harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian produk.

57 5.2 Saran 1. Dengan diketahuinya adanya peningkatan kinerja manajemen perusahaan jasa konstruksi yang telah menerapkan SMM ISO 9001: 2000, maka pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha pengembangkan dunia jasa konstruksi diharapkan untuk bisa secara cermat melakukan perbaikanperbaikan di perusahaan jasa konstruksi dalam negeri agar mampu memberikan daya saing yang tinggi. 2. Diperlukan metode pengukuran kinerja yang baku khusus untuk perusahaan jasa konstruksi. Ini dikarenakan belum ada konsep dan metode pengukuran yang disepakati. 3. Masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, khususnya keterlibatan faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan jasa konstruksi. Untuk itu pada penelitian yang lebih lanjut diharapkan menghitung faktor-faktor tersebut dengan metode yang berbeda.