PHOTOSTORY, SEBUAH ALTERNATIVE ASSESSMENT PEMBELAJARAN SPEAKING BERBASIS IT Lestari Ambar Sukesti SMA N 1 Bergas ambar_yes@yahoo.com Abstrak Pembelajaran Bahasa Inggris bermuara pada mengembangkan kemampuan empat ketrampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Penemuan baru di bidang informasi dan teknologi tak dapat dipungkiri tentu mempengaruhi attitude siswa dalam kegiatan pembelajaran apalagi dengan maraknya media social di internet yang menawarkan fitur-fitur untuk bisa mengunggah foto-foto yang mereka miliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan photostory mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada pembelajaran teks Recount. Photostory ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk merangkai foto menjadi semacam micro film bersuara. Rangkaian foto ini kemudian diisi dengan suara rekaman berbahasa Inggris dari para siswa dengan menggunakan teks Recount. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Bergas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Penilaian didasarkan pada rubric yang meliputi rubric kemampuan berbicara dan produk. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah bahwa photostory dapat digunakan sebagai salah satu alternative assessment pembelajaran speaking berbasis IT dengan hasil baik dan dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris. Kata kunci: photostory, alternative assessment, pembelajaran speaking, IT PENDAHULUAN Dua kurikulum sesuai dengan Permendiknas no 14 tahun 14 yang diberlakukan di Indonesia pada saat ini yang meliputi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 13 sebenarnya memiliki ruh yang tidak berbeda. Kurikulum 13 secara tegas dan eksplisit menyatakan bahwa pembelajaran di dalam kelas dilakukan dengan berbasis discovery, inquiry, maupun project atau problem, namun hal ini tidak mutlak berlaku dengan KTSP. Sebagian sekolah yang baru melaksanakan K13 selama satu semester, seperti yang terjadi di sekolah kami diminta untuk kembali melaksanakan kurikulum KTSP pada semester berikutnya, namun sebagai guru tentu akan berusaha maksimal agar tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang mengintegrasikan empat ketrampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis bias tercapai. Di era digital yang dibarengi dengan menjamurnya penemuan dan perkembangan teknologi informasi yang meliputi software dan hardware yang dengan mudah bias kita dapatkan melalui media internet membuat para siswa bersinggungan langsung dengan hal-hal yang berbau digital tersebut. Laptop, tab, smartphone dan segala macam gadget sudah melekat dalam kehidupan siswa sehari-hari. Karenanya agar pembelajaran dapat menyentuh dunia siswa adalah dengan cara kita masuk ke dunianya. Penggunaan teknologi informasi tentulah perlu untuk diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Munculnya media social yang beragam di situs internet menawarkan kemudahan untuk mengunggah foto-foto (narsis) yang dimiliki membuat siswa berlomba-lomba untuk memamerkan aksi foto mereka yang paling menarik untuk bias dinikmati oleh sesame pengguna media social. Segala macam gaya dan model aksi foto mereka peragakan dengan harapan foto mereka diberi tanda like atau mendapat komentar. Semakin banyak like dan komentar mereka pun semakin senang. Mengapa kita tidak memanfaatkan aksi narsis mereka dalam kegiatan pembelajaran yang lebih 133
bermakna? Karenanya penulis mencoba mengintegrasikan aksi unggah foto (narsis) dalam kegiatan pembelajaran speaking berbasis IT di dalam kelas. Pada penelitian ini yang ingin dicapai adalah sejauh mana penggunaan phtostory dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa sebagai alternative assessment berbasis IT. LANDASANTEORI DAN METODE Penelitian-penelitian yang sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan teknologi di dalam kelas dapat meningkatkan kemampuan, motivasi dan pemahaman materi pembelajaran (Jordan: 12). Seperti kita ketahui bahwa motivasi merupakan salah satu pendorong keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi menimbulkan rasa senang dan minat untuk belajar dan mencapai keberhasilan. Crow and Crow (1989 : 32) menyebutkan bahwa minat adalah daya gerak yang mendorong kita untuk menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, atau kegiatan ataupun sebagai pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dalam hal ini kegiatan yang dimakasud adalah kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dalyono (7: 49) mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan. Ketrampilan yang dimaksud di dalamnya adalah ketrampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Inggris. Lebih lanjut Chliaras (14) menyebut bahwa penggunaan teknologi informasi dapat membantu siswa belajar dengan lebih baik, selain juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kerja tim dan kemampuan akademik individu. Bahkan strategi pembelajaran dapat dikembangkan melalui penggunaan teknologi informasi ini (Friedman:5). Teknologi digital memungkinkan siswa belajar dimana saja yang dikehendaki sebagai penguatan pembelajaran yang didapat di dalam kelas. Photostory adalah salah satu software yang bias dengan mudah kita dapati di internet dan dengan mudah kita unduh secara gratis karena merupakan software bawaan dari Microsoft. Photostory ini menggabungkan foto atau gambar dengan tulisan atau suara yang bias diedit sehingga menghasilkan microfilm yang bias digunakan untuk pembelajaran speaking di dalam kelas. Seperti kita ketahui bahwa pembelajaran bahasa Inggris adalah pembelajaran yang mengintegrasikan empat ketrampilan berbahasa yang meliputi ketrampilan menyimak, berbicara (speaking), membaca, dan menulis. Ketrampilan berbicara dalam pembelajaran speaking yang dimaksud adalah ketrampilan berbicara monolog untuk menceritakan pengalaman pribadinya pada waktu lampau dengan menggunakan teks recount. Recount adalah sebuah teks yang memiliki tujuan untuk menceritakan kejadian pada waktu lampau dengan didahului adanya pengenalan tokoh yang terlibat, kapan, dan tempat kejadian tersebut berlangsung yang disusun secara kronologis dan diakhiri dengan komentar dari si pelaku atau tokoh dalam kejadian tersebut atas kejadian atau peristiwa yang dialaminya. Dengan teks recount siswa dapat mendokumentasikan kejadian atau kegiatan atau pun pengalamannya pada masa lampau dalam bentuk gambar atau foto-foto yang bias menggambarkan secara detil dan kronologis kejadian yang dialaminya. Alternative assessment adalah sebuah alternative pengukuran atau evaluasi hasil belajar siswa yang lain daripada tes atau ujian tradisional yang sudah baku, misal menggunakan tes essay atau pilihan ganda yang menggunakan kertas dan bolpoin. Herman (dalam Wulan, 7:2) menjelaskan asesmen alternatif adalah penilaian non tradisional yang menilai perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian ini dilakukan setelah satu pokok bahasan selesai diajarkan dengan menggunakan rubric. Rubric ini didasarkan atas pengucapan, intonasi, grammar, diksi, dan tampilan, jadi penilaian ini didasarkan pada uji performans sekaligus produk yang dihasilkan. 134
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas meliputi dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek penelitian adalah siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Bergas tahun pelajaran 14-15. Terdapat 31 siswa di kelas ini dengan populasi siswa perempuan sebanyak 22 orang dan siswa laki-laki sebanyak 9 orang. Penelitian ini adalah penelitian pembelajaran dengan berbasis projek sebagai salah satu alternative assessment pembelajaran speaking. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karena kurikulum yang diberlakukan di sekolah penulis adalah kembali ke KTSP setelah satu semester sebelumnya sempat menggunakan Kurikulum 13, maka sesuai dengan Permendiknas No 22 tahun 6 maka Standar Kompetensi yang ingin dicapai pada ketrampilan mendengarkan adalah memahami makna teks fungsional pendek dan monolog berbentuk recount, narrative, dan news itemdalam konteks kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk ketrampilan berbicara adalah mengungkapkan makna dalam teks fungsional pendek dan monolog yang berbentuk recount, narrative, dan news itemdalam konteks kehidupan sehari-hari. Sementara itu kompentensi dasar yang harus dicapai siswa pada ketrampilan berbicara adalah merespon makna dalam teks monolog yang menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berben tuk: recount, narrative, dan news itemdalam konteks kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk ketrampilan berbicara adalah mengungkapkan makna dalam teks monolog dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan news itemdalam konteks kehidupan sehari-hari Maka pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Siklus I: a. Siswa mengamati penayangan video tentang teks recount b. Siswa berdiskusi tentang isi video c. Siswa berlatih menggunakan kalimat-kalimat simple past tense untuk menyatakan kejadian pada waktu lampau d. Siswa mengamati proses penggunaan aplikasi photostory yang dikenalkan oleh guru. e. Siswa berlatih menggunakan aplikasi photostory. f. Guru memberi penugasan pembuatan projek photostory dengan tema going to traditional market pada siklus I. Siklus II: a. Guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil siklus I. b. Guru memberi bimbingan lagi tentang cara-cara pembuatan projek dengan aplikasi photostory. c. Guru memberi penugasan kepada siswa di siklus II untuk membuat projek photostory dengan tema going to tourist resort di seputar tempat tinggal mereka. Penilaian pada pembelajaran ini dilaksanakan dengan penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dengan melakukan pengamatan dan pemberian kuesioner untuk mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil adalah penilaian terhadap produk yang dihasilkan dan ketrampilan berbicara dengan menggunakan rubrik yang didasarkan pada pengucapan, intonasi, grammar, diksi, dan tampilan. A. SIKLUS I Semua siswa berhasil menyelesaikan project photostory tepat waktu meskipun ada beberapa siswa mengalami kendala, yaitu 6 hasil project siswa tidak terdengar suaranya karena tertutup oleh back sound, namun dengan KKM 75, tercapai rata-rata sebesar 72 di siklus I sedangkan ketuntasan kelas tercapai 35 % artinya baru 11 siswa yang berhasil mendapat nilai minimal 75 dari 31 siswa di 135
kelas. Semua siswa hadir dalam pembelajaran dan tidak ada yang terlambat menunjukkan mereka antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dan memiliki sikap positif. Kondisi pada siklus I secara jelas dapat dilihat pada grafik. 1 berikut ini. Grafik 1. Kondisi Siklus I 9 7 5 3 1 93 72 33 35 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Ketuntasan Klasikal B. SIKLUS II Semua siswa mengumpulkan tugas tepat waktu kecuali 1 siswa, namun masih ada 2 siswa yang mengalami kendala dalam tampilan yaitu tidak terdengarnya suara siswa karena tertimpa backsound. Rata-rata kelas sebesar,2 sedangkan prosentase siswa yang telah mencapai KKM 75 % adalah sebesar 87 % atau sebanyak 27 siswa dari 31 siswa. Kondisi pada siklus II dapat dilihat pada grafik.2 berikut ini. 1 Grafik 2. Kondisi Siklus II 97,3,2 87 46,7 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Ketuntasan Klasikal C. Pembahasan antar siklus Dari siklus I ke siklus II siswa semakin antusias untuk mengikuti pembelajaran terbukti dengan kehadiran siswa selalu %, dari hasil siklus I rasa ingin tahu siswa semakin meningkat agar dapat mencapai nilai KKM yang disyaratkan hal ini terbukti dengan antusiasnya siswa bertanya di luar jam pelajaran. Sehingga terjadi kenaikan nilai rata-rata dari 72 menjadi,2 atau sebesar 7.8 sedangkan 136
prosentase siswa yang telah mencapai KKM yang disyaratkan adalah mencapai kenaikan sebesar 52% dari 35 % (11 siswa) di siklus I menjadi 87% (27 siswa) di siklus II. Gambaran antar siklus dapat dilihat pada grafik. 3 berikut ini. 1 Grafik 3. Kondisi Antar Siklus Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Ketuntasan Klasikal Siklus I 33 93 72 35 Siklus II 46,7 97,3,2 87 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penjelasan dan fakta-fakta yang disebutkan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa photostory dapat digunakan sebagai salah satu alternative assessment pada pembelajaran speaking berbasis IT terutama pada materi teks Recount dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. B. Saran Bagi guru yang berminat dengan IT bias mengaplikasikan Photostory ini dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas mungkin untuk materi selain teks Recount dengan dipadu padankan dengan metode dan teknik yang lain. DAFTAR PUSTAKA Chliaras, P. 15. Implementing New Technologies as Instructional Models into ESP Classes. Professional and Academic English. ESP Sig Journal Issue 44, pp. 8-11 Canterbury, UK. Crow, L.D and A. Crow. 1989. Educational Psychology. New Delhi: Eurasia Publishing House (Pvt) Limited. Dalyono, M. 7. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta. Friedmen, T.L. 5. The World is Flat: A brief History of a twenty-first century. New York: Farrar, Straus and Giroux. Jordan, R.R. 2. English for Academic Purposes: a guide and resource book for teachers. Cambridge, UK: Cambridge University Press. Wulan, A.R. 7. Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional Biologi. UPI Bandung. 137