Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN SERTA PREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. FAJAR SURYA WISESA, TBK PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Maylina Dinda A / Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Euphrasia Susy Suhendra, MS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS INDEKS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI, TBK. PERIODE TAHUN SKRIPSI

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

: Firah Dite Oktavianty NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

: Asti Iga Purnomo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sigit Sukmono, SE., MM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

ANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB IV HASIL PENERAPAN. Kelima variabel yang digunakan untuk menghitung nilai z-score suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstraksi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (objek) penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk dari penelitian kuantitatif, definisi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI SALAH SATU METODE DALAM MENGANALISIS ESTIMASI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

LATAR BELAKANG Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi yang pesat dapat mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan ekonomi global akan mengakibatkan berkurangnya pada kegiatan usaha perusahaan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kebangkrutan. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu peusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan. Dengan cara menganalisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Untuk melengkapinya keterbatasan dari analisis rasio dapat dipergunakan alat analisis yang menghubungkan beberapa rasio sekaligus untuk memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis ini dikenal dengan nama analisis Z-score. Potensi kebangkrutan diprediksikan dengan melakukan perhitungan Z-Score yaitu skor yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan, tetapi kebangkrutan tersebut belum pasti terjadi, karena perusahaan masih berdiri dan beroperasi sehingga pimpinan perusahaan masih dapat melakukan kebijakan untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan.

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perubahan dari kelima rasio Z-Score pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk pada periode tahun 2007-2011 yaitu: a. Modal Kerja Terhadap (Working Capital to Total Assets Ratio)? b. Laba Ditahan Terhadap (Retained Earning to Total Assets Ratio)? c. Laba Sebelum Bunga dan Pajak Terhadap (Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio)? d. Nilai Pasar Modal Sendiri Terhadap Nilai Buku Hutang (Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Ratio)? e. Penjualan Terhadap (Sales to Total Assets Ratio)? 2. Bagaimana potensi kebangkrutan perusahaan pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk periode 2007-2011?

BATASAN MASALAH Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis membatasi masalah pada prediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan perhitungan Altman Z-Score yang datanya berasal dari neraca dan laporan laba rugi pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan menggunakan perhitungan Altman Z- Score periode 2007-2011.

TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dari kelima rasio Z-Score pada PT Adhi Karya (Persero),Tbk pada tahun 2007-2011 yaitu: a. Modal Kerja Terhadap (Working Capital to Total Assets Ratio) b. Laba Ditahan Terhadap (Retained Earning to Total Assets Ratio) c. Laba Sebelum Bunga dan Pajak Terhadap (Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio) d. Nilai Pasar Modal Sendiri Terhadap Nilai Buku Hutang (Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Ratio) e. Penjualan Terhadap (Sales to Total Assets Ratio) 2. Untuk mengetahui bagaimana potensi kebangkrutan perusahaan pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk periode 2007-2011.

Rasio Laba Ditahan terhadap (Retained Earning to Total Assets Ratio) X2 = Laba yang Ditahan / Total Aktiva Tahun Ditentukan Tabel 4.6 Laba ditahan Periode 2007-2011 Tidak Ditentukan SALDO LABA/LYD 2007 222.804.847.171 108.249.762.248 331.054.609.419 Perubahan Laba Ditahan 2008 306.189.221.583 78.130.854.253 384.320.075.836 16.09 2009 366.689.974.126 162.178.092.497 528.868.066.623 37.61 2010 481.318.807.376 187.036.417.557 668.355.224.933 26.37 2011 611.115.099.824 179.668.757.277 790.783.857.101 18.32 Tabel 4.7 Rasio Laba Ditahan terhadap Periode 2007 2011 Tahu n Laba Ditahan Perubaha n Total Aktiva Rasio Laba Ditahan Terhadap Laba ditahan = Saldo laba yang ditentukan penggunannya + Saldo laba yang belum (X 2 ) ditentukan 331.054.609.41 penggunaanya 4.333.167.349.2 2007 2008 2009 2010 2011 9 384.320.075.83 6 528.868.066.62 3 668.355.224.93 3 790.783.857.10 1 78 0.076 5.125.368.541.5 Perubahan Rasio Laba Ditahan Terhadap 20 18.28 0.075-1.32 5.629.454.335.3 93 9.84 0.094 25.33 4.927.696.202.2 75-12.47 0.136 44.68 6.112.953.591.1 26 24.05 0.129-5.15

Rasio Laba Ditahan terhadap (Retained Earning to Total Assets Ratio) X2 = Laba yang Ditahan / Total Aktiva Tahun Ditentukan Tabel 4.6 Laba ditahan Periode 2007-2011 Tidak Ditentukan SALDO LABA/LYD 2007 222.804.847.171 108.249.762.248 331.054.609.419 Perubahan Laba Ditahan 2008 306.189.221.583 78.130.854.253 384.320.075.836 16.09 2009 366.689.974.126 162.178.092.497 528.868.066.623 37.61 2010 481.318.807.376 187.036.417.557 668.355.224.933 26.37 2011 611.115.099.824 179.668.757.277 790.783.857.101 18.32 Tabel 4.7 Rasio Laba Ditahan terhadap Periode 2007 2011 Tahu n Laba Ditahan Perubaha n Total Aktiva Rasio Laba Ditahan Terhadap Laba ditahan = Saldo laba yang ditentukan penggunannya + Saldo laba yang belum (X 2 ) ditentukan 331.054.609.41 penggunaanya 4.333.167.349.2 2007 2008 2009 2010 2011 9 384.320.075.83 6 528.868.066.62 3 668.355.224.93 3 790.783.857.10 1 78 0.076 5.125.368.541.5 Perubahan Rasio Laba Ditahan Terhadap 20 18.28 0.075-1.32 5.629.454.335.3 93 9.84 0.094 25.33 4.927.696.202.2 75-12.47 0.136 44.68 6.112.953.591.1 26 24.05 0.129-5.15

Rasio EBIT terhadap (Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio) X3 = EBIT / Total AKtiva Tahun Tabel 4.8 Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak ( EBIT ) Periode 2007 2011 Laba Sebelum Beban Pajak Beban Bunga Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak 2007 153.837.814.383 135.061.139.619 288.898.954.002 Perubahan Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak 2008 122.539.138.264 106.289.369.109 228.828.507.373-20.79 2009 331.773.348.809 107.845.979.596 439.619.328.405 92.12 2010 320.820.350.738 107.312.461.479 428.132.812.217-2.61 2011 326.379.673.475 87.164.405.503 413.544.078.978-3.41 EBIT = Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan + Biaya bunga Tabel 4.9 Rasio Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak terhadap Periode 2007 2011 Tahu n 2007 2008 2009 2010 2011 Laba Sebelum Beban Bunga dan Pajak 288.898.954.0 02 228.828.507.3 73 439.619.328.4 05 428.132.812.2 17 413.544.078.9 78 4.333.167.349.27 Perubaha n Total Aktiva Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak Terhadap (X 3 ) 8 0.067 5.125.368.541.52 Perubahan Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak Terhadap 0 18.28 0.045-32.84 5.629.454.335.39 3 9.83 0.078 73.33 4.927.696.202.27 5-12.47 0.087 11.54 6.112.953.591.12 6 24.05 0.068-21.84

Rasio Nilai Pasar Modal Sendiri terhadap Nilai Buku Hutang (Market Value of Equity to Book Value Of Liabilities Ratio) X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri / Total Utang Nilai Pasar Modal Sendiri = Jumlah saham yang beredar * Harga pasar perlembar saham. Tabel 4.11 Rasio Nilai Pasar Modal Sendiri terhadap Nilai Buku Utang Periode 2007 2011 Tabel 4.10 Nilai Pasar Modal Sendiri Periode 2007 2011 Tahu n Nilai Pasar Modal Sendiri Total Kewajiban Perubaha n Total kewajiba Rasio Nilai Pasar Modal Perubahan Rasio Nilai Pasar Modal n Sendiri Sendiri Tahu n Harga saham per lembar Jumlah saham yang berdar Nilai Pasar Modal Sendiri Perubahan Nilai Pasar Modal Sendiri Terhadap Nilai Buku Hutang terhadap Nilai Buku Hutang 2007 1360 1.801.320.000 2.449.795.200.000 2008 270 1.801.320.000 486.356.400.000-80.15 2009 410 1.801.320.000 738.541.200.000 51.85 2010 910 1.801.320.000 1.639.201.200.000 124.69 2011 580 1.801.320.000 1.044.765.600.000-36.26 2007 2008 2.449.795.200.0 00 486.356.400.00 0 (X 4 ) 3.787.811.819.6 28 0.647 4.525.468.985.3 37 19.47 0.107-83.46 738.541.200.00 4.888.581.325.1 2009 0 42 8.02 0.151 41.12 1.639.201.200.0 4.059.941.228.7 2010 00 81-16.95 0.404 167.55 1.044.765.600.0 5.122.585.800.5 2011 00 38 26.17 0.204-49.50

Penjualan terhadap (Sales to Total \ Assets Ratio) X5 = Penjualan / Tabel 4.12 Total Penjualan Periode 2007 2011 Tabel 4.13 Rasio Penjualan Terhadap Periode 2006 2010 Tahun Penjualan Perubahan Total Penjualan 2007 4.973.866.812.831 4.333.167.349.278 2008 6.639.941.610.900 5.125.368.541.520 33.50 Penjualan Perubaha Rasio Tahun n Total Aktiva Penjualan terhadap (X 5 ) 2007 4.973.866.812.831 4.333.167.349.278 1.148 Perubahan Rasio Penjualan Terhadap Total Aktiva 2009 7.714.613.580.798 5.629.454.335.393 16.18 2010 5.674.980.407.618 4.927.696.202.275-26.44 2011 6.695.112.327.923 6.112.953.591.126 17.98 2008 6.639.941.610.900 5.125.368.541.520 18.28 1.296 12.89 2009 7.714.613.580.798 5.629.454.335.393 9.84 1.37 5.71 2010 5.674.980.407.618 4.927.696.202.275-12.47 1.152-15.91 2011 6.695.112.327.923 6.112.953.591.126 24.05 1.095-4.95

Analisis Z-Score untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Setelah mengetahui rasio lima variable, selanjutnya menghitung nilai Z-Score untuk perusahaan manufaktur yang telah go public dengan rumus : Z = 1,2X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0 X 5

Tabel 4.16 Overall Indeks Z-Score Tahun 2007 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Tabel 4.17 Overall Indeks Z-Score Tahun 2008 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Index Z-Score Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Index Z-Score X 1 0.158 1.2 0.19 X 1 0.135 1.2 0.162 X 2 0.076 1.4 0.106 X 2 0.075 1.4 0.105 X 3 0.067 3.3 0.221 X 3 0.045 3.3 0.149 X 4 0.647 0.6 0.388 X 4 0.107 0.6 0.064 X 5 1.148 1.0 1.148 X 5 1.296 1.0 1.296 Jumlah 2.053 Jumlah 1.776

Tabel 4.18 Overall Indeks Z-Score Tahun 2009 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Tabel 4.19 Overall Indeks Z-Score Tahun 2010 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Index Z-Score Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Index Z-Score X 1 0.151 1.2 0.181 X 2 0.094 1.4 0.132 X 1 0.100 1.2 0.120 X 2 0.136 1.4 0.190 X 3 0.078 3.3 0.257 X 3 0.087 3.3 0.287 X 4 0.151 0.6 0.091 X 4 0.404 0.6 0.242 X 5 1.37 1.0 1.370 X 5 1.152 1.0 1.152 Jumlah 2.031 Jumlah 1.991

Tabel 4.20 Overall Indeks Z-Score Tahun 2011 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Tabel 4.21 PT Adi Karya (Persero), Tbk Rasio Lima Variabel Periode 2007-2011 Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Index Z-Score 2007 2008 2009 2010 2011 X 1 0.082 1.2 0.098 Rasio X 1 0.158 0.135 0.151 0.1 0.082 X 2 0.129 1.4 0.181 Rasio X 2 0.076 0.075 0.094 0.136 0.129 X 3 0.068 3.3 0.224 X 4 0.204 0.6 0.122 Rasio X 3 0.067 0.045 0.149 0.087 0.068 X 5 1.095 1.0 1.095 Rasio X 4 0.647 0.107 0.151 0.404 0.204 Jumlah 1.720 Rasio X 5 1.148 1.296 1.37 1.152 1.095

Tabel 4.22 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Potensi Kebangkrutan Periode 2007-2011 Tabel 4.23 Rating PT Adhi Karya (Persero), Tbk Periode 2007-2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 Z-Score 2.053 1.776 2.031 1.991 1.720 Rating CCC- CCC- CCC- CCC- D

PENUTUP KESIMPULAN 1. Dari analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa : Perubahan dari kelima rasio Z-Score pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk periode 2007-2011 adalah : a. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (Working Capital to Total Assets Ratio), pada tahun 2007 menunjukkan rasio 0,158, pada tahun 2008 menunjukkan rasio 0,135, pada tahun 2009 menunjukkan rasio 0,151, pada tahun 2010 menunjukkan rasio 0,100, dan pada tahun 2007 menunjukkan rasio 0,082. Rasio terbesar diperoleh pada tahun 2010 dan yang terkecil pada tahun 2011. b. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (Retained Earning to Total Assets Ratio), pada tahun 2007 menunjukkan rasio 0,076, pada tahun 2008 menunjukkan rasio 0,075, pada tahun 2009 menunjukkan rasio 0,094, pada tahun 2010 menunjukkan rasio 0,136, dan pada tahun 2011 menunjukkan rasio 0,129. Rasio terbesar diperoleh pada tahun 2010 dan yang terkecil pada tahun 2008. c. Rasio Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak Terhadap (Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio), pada tahun 2007 menunjukkan rasio 0,067, pada tahun 2008 menunjukkan rasio 0,045, pada tahun 2009 menunjukkan rasio 0,078, pada tahun 2010 menunjukkan rasio 0,087, dan pada tahun 2011 menunjukkan rasio 0,068. Rasio terbesar diperoleh pada tahun 2010dan yang terkecil pada tahun 2008. d. Rasio Nilai Pasar Modal Saham Sendiri Terhadap Nilai Buku Total Utang (Market Value of Equity to Book value of Total Liabilities Ratio), pada tahun 2007 menunjukkan rasio 0,647, pada tahun 2008 menunjukkan rasio 0,107, pada tahun 2009 menunjukkan rasio 0,151, pada tahun 2010 menunjukkan rasio 0,404, dan pada tahun 2011 menunjukkan rasio 0,204. Rasio terbesar diperoleh pada tahun 2007 dan yang terkecil pada tahun 2008. e. Rasio Penjualan Terhadap (Sales to Total Assets Ratio), pada tahun 2007 menunjukkan rasio 1,148, pada tahun 2008 menunjukkan rasio 1,296, pada tahun 2009 menunjukkan rasio 1,370, pada tahun 2010 menunjukkan rasio 1,152, dan pada tahun 2011 menunjukkan rasio 1,095. Rasio terbesar diperoleh pada tahun 2009 dan yang terkecil pada tahun 2011. 2. Potensi kebangkrutan perusahaan pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk periode 2007-2011 menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 5.1 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Potensi Kebangkrutan Periode 2007-2011 2007 2008 2009 2010 2011 Z-Score 2,053 1,776 2,031 1,991 1,720 Berdasarkan nilai overall indeks yang dihasilkan selama periode 2007-2011 pada PT Adi Karya (Persero), Tbk menunjukkan hasil yang kurang baik dimana terjadi fluktuasi penurunan dan kenaikan nilai overall indeks Z-Score. Tahun 2007 indeks Z-Score sebesar 2,053 kemudian pada tahun 2008 indeks Z-Score mengalami penurunan mencapai 1,776, pada tahun 2009 indeks Z-Score mengalami kenaikan mencapai 2,029, pada tahun 2010 indeks Z-Score mengalami penurunan sebesar 1,991 dan pada tahun 2011 indeks Z-Score kembali mengalami penurunan hingga mencapai 1,723. Secara keseluruhan nilai overall indeks mengalami sedikit kenaikan hanya pada tahun 2009 sedangkan terjadi penurunan pada tahun 2008, 2010 dan 2011. Berdasarkan indeks Z-Score tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 perusahaan berada pada posisi grey area dimana titik Cutoff Altman 1,81 <Z< 2,99 menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi rawan dan patut diwaspadai, namun pada tahun 2011 perusahaan berada pada area dimana tititk Cut-off Altman Z < 1,81 posisi menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius, hal ini perlu ditindaklanjuti oleh manajemen perusahaan agar tidak terjadi kebangkrutan. Walaupun pada tahun 2007 sampai tahun 2010 perusahaan tidak mengalami penurunan maupun kenaikan rating yaitu tetap CCC-, tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan rating yang sangat tajam yaitu D. Namun jika dihubungkan antar nilai Z-scorenya dari tahun 2007 sampai tahun 2011 akan terlihat bahwa perusahaan termasuk dalam golongan Grey Area yang artinya menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi rawan. Dalam kondisi ini manajemen harus hati-hati dalam mengelola aset-aset perusahaan seperti mengurangi beban hutang, memperkecil kewajiban jangka pendek dari pada aktiva lancarnya, dan mengurangi kesalahan dalam kebijakan deviden agar tidak terjadi kebangkrutan

SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, penulis memberikan saran yang dapat dimanfaatkan oleh PT Adhi Karya (Persero), Tbk yaitu dengan meningkatkan nilai overall indeks Z-Score, untuk meningkatkan nilai overall indeks Z- Score dapat dilakukan dengan cara : Meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik lagi, mengadakan promosi melalui media cetak, elektronik maupun online, meningkatkan kualitas produk, memperluas daerah pemasaran dan masih banyak lainnya maka semakin besar penjualan yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan EBIT, karena nilai EBIT merupakan bagian yang paling besar dalam meningkatkan indeks Z-Score dengan koefisien pada rasio EBIT terhadap total aktiva sebesar 3,3. Perusahaan juga diharapkan dapat meningkatkan harga pasar per lembar sahamnya sehingga rasio nilai pasar modal sendiri menjadi naik, untuk meningkatkan harga pasar per lembar sahamnya perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan terutama untuk meningkatkan laba perusahaan dan mengurangi kewajibannya baik kewajiban lancar maupun kewajiban jangka panjangnya dan sebaliknya investor lebih bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan untuk mengambil saham-saham pada perusahaan yang masuk dalam kategori berpotensi bangkrut.