BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka tersebut digambarkan dalam suatu pola yang dibandingkan terhadap pola yang lainnya dan dinyatakan dalam persentase (Jonathan Golin, 2001) Toto Prihadi (2008) mengatakan bahwa Rasio lebih tepat digunakan sebagai indikator atau awal analisis dimana dengan Rasio kita mencoba menganalisis lebih jauh atau mencari penyebab terjadinya hal tersebut. Melakukan analisis terhadap rasio keuangan menurut Weygandt & Kieso (2008) berarti menggambarkan hubungan matematika antara penjumlahan yang satu dengan yang lain yang digambarkan dalam bentuk prosentase, rates atau proporsi yang sederhana. Lain halnya dengan Mamduh M. Hanafi (2009 :5) mengatakan analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko ata u tingkat kesehatan suatu perusahaan dimana hal ini dapat dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. 7

2 Dimana ketiga penulis berpendapat yang sama yaitu bahwa melakukan analisis keuangan bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari: (1) Neraca, (2) Laporan Rugi Laba dan (3) Laporan Aliran Kas Kegunaan dan Tujuan Rasio Keuangan Untuk dapat melakukan analisis laporan keuangan dengan tepat, maka analis terlebih dahulu harus mengetahui apa saja kegunaan serta tujuan dari melakukan analisis terhadap laporan keuangan melalui rasio-rasio keuangan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2009: 6) ada 9 (Sembilan) tujuan melakukan analisis keuangan yaitu : (1) Analisis keuangan dilakukan apabila seseorang/perusahaan ingin melakukan investasi pada saham, (2) Analisis keuangan dilakukan apabila ingin memberikan kredit kepada sebuah perusahaan, (3) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan kesehatan pemasok (supplier), (4) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan kesehatan pelanggan (customer), (5) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan kesehatan perusahaan ditinjau dari sisi karyawan, (6) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan besarnya pajak yang akan dibayarkan kepada pemerintah atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri, (7) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan untuk basis melakukan evaluasi terhadap kinerja manajemen, (8) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing 8

3 dan (9) Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan besarnya kerusakan yang dihadapi oleh perusahaan. Dimana analis menganalisa laporan keuangan tersebut melalui rasio-rasio keuangan. Menurut Arthur J. Keown (2004) rasio keuangan bisa digunakan untuk menjawab 4 (empat) pertanyaan, yaitu: (1) seberapa likuid suatu perusahaan? (2) Apakah manajemen perusahaan cukup efektif menghasilkan laba usaha atas aktiva perusahaan? (3) Bagaimana perusahaan didanai? dan (4) Apakah tingkat pengembalian yang didapatkan oleh pemegang saham biasa sesuai dengan investasi yang mereka tanamkan? Lain halnya dengan Toto Prihadi (2008) yang mengatakan bahwa pada dasarnya rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi dan penyaluran dana dengan cara membandingkan antara rasio perusahan dengan industri. Keputusan penyaluran kredit modal kerja dan keputusan penyaluran kredit investasi akan memerlukan data dan rasio pendukung yang berbeda dan jenis rasio yang digunakan akan tergantung dari jenis keputusan yang akan digunakan Jenis-Jenis Rasio Keuangan Untuk dapat melakukan analisis laporan keuangan terlebih dahulu analis harus mengetahui apa saja rasio-rasio keuangan yang ada yang dapat membantunya melakukan analisis laporan keuangan. 9

4 Menurut Toto Prihadi (2008) rasio keuangan dapat di klasifikasikan menjadi 7 (tujuh) kategori yaitu : (1) Rasio Likuiditas, (2) Rasio Aktivitas, (3) Rasio Profitabilitas, (4) Rasio Return on Investment, (5) Rasio Solvency, (6) Rasio Arus Kas dan (7) Rasio Market Measure, dimana tiap -tiap rasio akan membantu memahami laporan keuangan lebih baik walaupun dengan keterbatasannya, sehingga yang terpenting adalah bagaimana analis tahu cara menghitung, manfaat dari rasio tersebut dan juga keterbatasannya. Lain halnya dengan Mamduh M. Hanafi (2009: 76) yang mengklasifikasikan rasio menjadi 5 ( Lima) kategori yaitu: (1) Rasio Likuiditas, (2) Rasio Aktivitas, (3) Rasio Solvabilitas, (4) Rasio Profitabilitas dan (5) Rasio Pasar. Dimana pada penulisan kali ini, penulis hanya memilih 4 (empat) buah rasio keuangan dari 5 ( Lima) buah rasio keuangan seperti yang diklasifikasikan oleh Mamduh M. Hanafi yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Yaitu rasio yang mengukur kemampuan Likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Ada 2 (Tiga) macam rasio Likuiditas yaitu: 1) Rasio Quick Dari ketiga komponen aktiva lancar (Kas, Piutang dan persediaan), persedian biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid. 10

5 Dengan alasan ini maka persediaan dikeluarkan untuk perhitungan Rasio Quick Rasio Quick = Aktiva Lancar - Persediaan Hutang Lancar 2) Rasio Lancar Rasio Lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya Rasio Lancar = Aktiva Lancar Hutang Lancar b. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham yang tertentu. Ada 2 (dua ) jenis rasio profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Profit Margin Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio profit margin dapat dihitung sebagai berikut: Profit Margin = Laba Bersih Penjualan 11

6 2) Return on Aset (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA biasa juga disebut sebagai Return on Investment (ROI). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: Return on Asset = Laba Bersih Total Aset c. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Ada 4 (empat) jenis rasio aktivitas akan tetapi pada penulisan kali ini penulis hanya memilih 2 (dua) diantaranya yaitu: 1) Rata-Rata umur Piutang Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Perputaran Piutang = Penjualan Piutang Usaha Rata-rata umur piutang = 365/ Perputaran Piutang 2) Perputaran Total Aktiva Rasio ini adalah untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini: 12

7 Perputaran total Aktiva = Penjualan Rata-Rata Total Aktiva Dimana nilai rata-rata total aktiva diperoleh dari penjumlahan total aktiva tahun sebelumnya ditambah total aktiva tahun berjalan dibagi dua. d. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa jenis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan diantaranya adalah: 1) Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Rasio Total Hutang terhadap Total Aset digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh para kreditur. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio total hutang terhadap Total aset = Total Hutang Total Aset 2) Times Interest Earned Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan laba sebelum bunga pajak. 13

8 Dimana rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TIE = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) Bunga Dimana Bunga yang dimaksudkan didalam perhitungan ini adalah biaya bunga dan tanpa menambahkan pendapatan bunga. 2.2 Analisis Cross Section & Analisis Time Series Selain melakukan analisis dengan rasio keuangan, penulis ingin mengetahui kinerja perusahaan PT Mobile 8 Telecom Tbk dengan pendekatan Cross Section dan juga Time Series. Pendekatan Cross Section adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya sedangkan pendekatan analisis Time Series dilakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya dengan tujuan untuk memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Sedangkan menurut Mamduh M. Hanafi (2009: 113) pendekatan Cross Section bermanfaat untuk melihat prestasi perusahaan relative terhadap industri dan kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. 14

9 Dimana pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan pendekatan analisis Cross Section dengan membandingkan ratio finansial PT Mobile 8 Telecom Tbk dengan ratio rata-rata industri dan pendekatan analisis Time Series periode tahun Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menghitung rata-rata industri diantaranya: 1. Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan 2. Menghitung nilai tunggal dengan dispersinya (standard deviasi) 3. Menghitung nilai untuk percentile tertentu Dimana untuk perhitungan diatas ada beberapa pilihan yang bisa dipakai yaitu: 1. Menghitung rata-rata aritmatika 2. Menghitung rata-rata tertimbang 3. Menggunakan Median 4. Menggunakan Modus Untuk perhitungan kinerja keuangan rata-rata industri ini, penulis akan menggunakan pilihan nomor 1 (satu) yaitu menghitung nil ai tunggal sebagai perbandingan.dimana perhitungan yang akan digunakan adalah perhitungan nomor 3 (tiga) yaitu perhitungan dengan menggunakan Median. 2.3 Analisis Du Pont Selain melakukan analisis dengan rasio keuangan dan analisis Cross Section dengan perbandingan rata-rata industri, penulis juga akan menambahkan analisis lainnya yaitu Analisis Du Pont. 15

10 Analisis Du Pont adalah analisis dengan menggunakan hubungan antara beberapa rasio yang berbeda. Dalam hal ini penulis akan menghubungkan 4 (empat) macam rasio sekaligus yaitu: 1. Rasio Return on Asset (ROA) 2. Rasio Profit Margin 3. Rasio Perputaran Aktiva 4. Rasio Total Hutang terhadap total asset Dan apabila digambarkan maka berikut adalah skema analisis Du Pont: ROE ROA Rasio Modal Saham Ke Total Aset Profit Margin Perputaran Total Aktiva Gambar 2.1 Analisis Du Pont 1 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Atau apabila di rumuskan maka, analisis Du Pont tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ROE = Return on Total Asset (1 Total Hutang/ Total Aset) 16

11 2.4 Kebangkrutan Perusahaan Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan ( bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba (Supardi, 2003:79). Sedangkan menurut Toto Prihadi (2008; Appendix 2) Kebangkrutan merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya dimana kondisi tersebut tidak muncul begitu saja di perusahaan akan tetapi ada indikasi awal yang dapat dikenali lebih dini. Menurut Toto Prihadi (2008; Appendix 2) seorang analis dapat mengetahui seberapa sehat sebuah perusahaan dengan beberapa indikasi yaitu: 1) Laba yang tinggi, apapun ukuran labanya 2) Likuiditas yang memadai 3) Utang yang tidak membebani 4) Arus kas yang sehat Sedangkan menurut Martin dalam Supardi (2003:79), Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu: 1) Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed) Kegagalan dalam ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan 17

12 kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut. 2) Kegagalan Keuangan (Financial Distressed) Pengertian financial distressed menurut Supardi (2003:79) mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian aset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed. Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian semakin sakit dan bangkrut. Perusahaan yang belum sakitpun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk kegiatan operasional perusahaan akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Namun demikian, proses kebangkrutan sebuah perusahaan tentu saja tidak semata-mata disebabkan oleh faktor ekonomi saja tetapi bisa disebabkan oleh faktor lain yang sifatnya nonekonomi. Kegagalan keuangan bisa juga diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk, yaitu: 1) Insolvensi teknis Perusahaan bisa dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau 18

13 terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali pokok pada tanggal tertentu. 2) Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan Dalam pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan Menurut Jauch dan Glueck dalam Adnan (2000:139) faktor -faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan adalah: a. Faktor Umum 1) Sektor ekonomi Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri. 2) Sektor sosial Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan 19

14 karyawan. Faktor sosial yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat. 3) Teknologi Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana oleh pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna kurang profesional. 4) Sektor pemerintah Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan dan industri, pengenaan tariff ekspor dan impor barang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain. b. Faktor Eksternal Perusahaan 1) Faktor pelanggan atau nasabah Perusahaan harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen, karena berguna untuk menghindari kehilangan konsumen, juga untuk menciptakan peluang untuk menemukan konsumen baru dan menghindari menurunnya hasil penjualan dan mencegah konsumen berpaling ke pesaing. 2) Faktor pemasok/kreditur Kekuatannya terletak pada pemberian pinjaman dan mendapatkan 20

15 Jangka waktu pengembalian hutang. 3) Faktor pesaing Faktor ini merupakan hal yang harus diperhatikan karena menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada pelanggan, perusahaan juga jangan melupakan pesaingnya karena jika produk pesaingnya lebih diterima oleh masyarakat perusahaan tersebut akan kehilangan pelanggan dan mengurangi pendapatan yang diterima. c.faktor Internal Perusahaan Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan secara internal menurut Harnanto dalam Adnan (2000:140) sebagai berikut : 1) Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada pelanggan sehingga akan menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayaran sampai akhirnya tidak dapat membayar. 2) Manajemen tidak efisien yang disebabkan karena kurang adanya kemampuan, pengalaman, ketrampilan, sikap inisiatif dari manajemen. 3) Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan dimana sering dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun sangat merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. 21

16 2.5 Model Altman Z-Score Perkembangan Model Altman Z-Score Menurut Toto Prihadi (2008), Z-Score merupakan suatu persamaan multi variable yang digunakan oleh Altman dalam rangka memprediksi tingkat kebangkrutan. Z-Score pertama kali dirumuskan oleh Altman dengan kondisi latar belakang antara lain: 1) Sampel diambil dari perusahaan manufaktur public 2) Perusahaan yang berlokasi di Amerika 3) Dirumuskan tahun ) Jumlah sampel 66 perusahaan, terdiri dari 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan tidak bangkrut Dimana jumlah rasio yang dipilih untuk dilakukan test adalah 22 buah dan dari 22 buah dipilih 5 buah rasio yang paling kuat secara bersama berkorelasi dengan kebangkrutan yang digambarkan sebagai berikut: Z-Score = 1.2 X X X X X5 Keterangan: X1 = Working capital/ total sales X2 = retained earnings/ total assets X3 = EBIT/ Total Assets X4 = Market value of equity/ book value of debt X5 = Sales/ total sales 22

17 Percobaan Altman atas model Z-Score menyimpulkan bahwa overall indeks-nya dapat digolongkan menjadi tiga bagian yang menunjukkan peramalan kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut: Z > 2,99 perusahaan tergolong sehat 1.8 < Z < 2.99, Perusahaan tergolong pada tingkat kritis atau mid point yang didalamnya berbagai faktor-faktor non keuangan ikut mempengaruhi untuk memprediksi bangkrut tidaknya suatu perusahaan Z < 1.81, Mengindikasikan adanya kemungkinan besar perusahaan berada di ambang kebangkrutan. Dimana pada metode Altman yang pertama ini ada beberapa hal yang perlu diketahui sebagai berikut: 1) Rumus tersebut hanya dapat digunakan untuk perusahaan publik, Karena memerlukan market value dari ekuitas 2) Perusahaan non manufaktur tidak dapat diprediksi dengan rumus tersebut 3) Pengertian working capital dalam rumus tersebut adalah selisih antara Asset/ Aktiva Lancar dengan Hutang lancar 4) Pengertian Retained earnings dalam rumus tersebut adalah penjumlahan dari laba tahun lalu dengan laba tahun berjalan Sehingga karena keterbatasan tersebut Altman merumuskan kembali rasio yang digunakan dengan cara menghilangkan market value of equity dan menggantinya dengan book value of equity sehingga dapat memprediksi kebangkrutan 23

18 perusahaan lain diluar perusahaan public, dimana termasuk didalamnya adalah perusahaan manufaktur. Perumusan yang berubah dan sampel yang berbeda membuat hasil akhir Z -Score menjadi berbeda dengan Z-Score orisinal yaitu digambarkan sebagai berikut: Z -Score = 0,717X1 + 0,847X X X X5 Keterangan: X1 = Working capital/ total sales X2 = retained earnings/ total assets X3 = EBIT/ Total Assets X4 = Book value of equity/ book value of debt X5 = Sales/ total sales Hasil percobaan Altman atas model Z -Score tersebut menyimpulkan bahwa overall indeks-nya dapat digolongkan menjadi tiga bagian yang menunjukkan peramalan kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut: Z > 2,90 perusahaan tergolong sehat 1.23 < Z < 2.90, Perusahaan tergolong pada tingkat kritis atau mid point yang didalamnya berbagai faktor-faktor non keuangan ikut mempengaruhi untuk memprediksi bangkrut tidaknya suatu perusahaan Z < 1.23, Mengindikasikan adanya kemungkinan besar perusahaan berada di ambang kebangkrutan. 24

19 Pada tahun 1984 Altman melakukan penelitian kembali di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Brasil, Australia, Inggris, Kanada, Belanda dan Perancis dimana perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang berada pada industri perbankan. Hasilnya berupa formula Z - Score versi 4 (empat) variabel yang dapat digambarkan sebagai berikut: Z -Score = 6.56X X X X4 Keterangan: X1 = Working capital/ total sales X2 = retained earnings/ total assets X3 = EBIT/ Total Assets X4 = Book value of equity/ book value of debt Sehingga dengan percobaan Altman atas model Z -Score yang baru tersebut, daerah ambang batas berubah menjadi 2.60 dan 1.10 dan apabila digambarkan akan menjadi sebagai berikut: Z > 2.60 perusahaan tergolong sehat 2.60 < Z < 1.10, Perusahaan tergolong pada tingkat kritis atau mid point yang didalamnya berbagai faktor-faktor non keuangan ikut mempengaruhi untuk memprediksi bangkrut tidaknya suatu perusahaan Z < 1.10, Mengindikasikan adanya kemungkinan besar perusahaan berada di ambang kebangkrutan. Dikarenakan perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan juga merupakan perusahaan Go Public dan termasuk kedalam 25

20 perusahaan non manufaktur untuk itu pada penulisan kali ini penulis akan mempergunakan: Z -Score = 0,717X1 + 0,847X X X X Peneliti-Peneliti menggunakan Model Altman Z-Score Beberapa peneliti pernah melakukan penelitian rasio keuangan dengan menggunakan model Altman Z-Score guna memprediksi kebangkrutan perusahaan: 1. Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2000) melakukan penelitian yang berhubungan dengan prediksi kebangkrutan. Jurnal Akutansi dan Auditing Indonesia bulan Desember 2000 memuat penelitian itu yang berjudul: Analisa Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk memprediksi potensi kebangkrutan dengan pendekatan Altman. Peneliti mengelompokkan sampel ke dalam dua kelompok yaitu kelompok perusahaan perbankan dan non perbankan. Penelitian ini mencoba membuktikan secara empiris model Altman Z-Score (1968). Teori Altman mengatakan bahwa suatu perusahaan bisa memprediksi potensi kebangkrutan dan tingkat kesehatan keuangannya sebelum perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut.salah satu alat ukur yang handal untuk memprediksi kebangkrutan pada sebuah perusahaan adalah penggunaan model Altman Z-Score. Penelitian ini semakin memperkuat teori Altman. Selain itu, penelitian ini berguna untuk mengantisipasi kebangkrutan 26

21 tersebut dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan (Adnan & Eha, 2000) ; dan 2. Santoso (2006) melakukan penelitian melakukan penelitian yang berhubungan dengan prediksi kebangkrutan yang berjudul Analisis kinerja Manajemen Keuangan dan Perhitungan Model Altman Z-Score di PT. X pada periode antara tahun Dimana penulis menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan pengaruh variablevariabel penelitian yang digunakan sesuai dengan teori yang mendasarinya dan metode kuantitatif untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pos-pos dalam laporan keuangan untuk menentukan nilai variable-variabel yang digunakan dalam model Altman Z-Score. Penulis akan membandingkan Perusahaan PT. X dengan rata-rata industri pada tahun yang sama yang berasal dari 6 (enam) perusahaan BUMN di bidang kontraktor untuk mengetahui besarnya nilai korelasi yang menunjukkan hubungan masingmasing pos dengan Z-Score yaitu pos working capital, total asets, retained earnings, EBIT, equity, debt, dan sales. Penelitian ini semakin memperkuat teori Altman. Selain itu, penelitian ini berguna untuk mengantisipasi kebangkrutan tersebut dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. 27

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perbankan a. Pengertian Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko perusahaan. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (1996 : 49) laporan keuangan perusahaan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Altman Z-Score 1. Menilai Kebangkrutan dengan Metode Altman Analisis Z-Score Altman, penerapan analisis rasio keuangan masih terbatas karena dilakukan secara terpisah,

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan prosedur-prosedur untuk mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan dalam bentuk laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan prosedur-prosedur untuk mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan dalam bentuk laporan keuangan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Pengelolaan keuangan yang baik dan transparan memerlukan pengetahuan dan ketrampilan akuntansi secara baik. Akuntansi merupakan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, meliputi Neraca, Perhitungan Laba-Rugi dan laba ditahan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN 2012-2014 ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta Email : suprihati18@gmail.com ABSTRAK Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2). BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana informasi keuangan utama kepada pihak pihak di dalam maupun luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya atau dapat diartikan

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA BAB-II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Saham Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, saham merupakan surat berharga sebagai bukti pemilikan individu/institusi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Disusun Sebagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode 60 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan di sejak September 2015 sampai dengan selesai dengan menggunakan data yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang telah mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak buruk bagi sektor-sektor industri maupun

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : Analisis Laporan Keuangan Dosen :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan: Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Laporan Arus Kas Analisis laporan keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviuw Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan analisis efisiensi modal kerja usaha adalah penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2013) tetang Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai berikut : Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN 20210331 LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 1. Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan 2. Rasio Likuiditas 3. Rasio Manajemen Aktiva 4. Rasio Manajemen Utang 5. Rasio Profitabilitas 6. Rasio Nilai Pasar 7. Persamaan Du Pont

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN 2.1 Tinjauan teoretis 2.1.1 Go Public 1. Pengertian Go Public Pada hakekatnya Go public secara terjemahan adalah proses perusahaan yang Go public atau pergi ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci