The Separation Study of Poboya Ore Gold (Central Sulawesi) with Flotation and Sink Tehniques with TBE (Tetrabromoethane) as a Media

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Hariadi Aziz E.K

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Penentuan Kadar Besi selama Fase Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

KURVA KALIBRASI. LARUTAN STANDAR Cu 10 ppm. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU Cu DENGAN ICP-OES LOGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

3 Metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

Metodologi Penelitian

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PEMISAHAN DAN KARAKTERISASI EMAS DARI BATUAN ALAM DENGAN METODE NATRIUM BISULFIT

Bab III Metodologi Penelitian

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Transkripsi:

84 Studi Pemisahan Emas dari Batuan Bijih Emas Asal Daerah Poboya (Sulawesi Tengah) dengan Menggunakan Teknik Flotation and Sink dengan Media Tetrabromoetana (TBE) The Separation Study of Poboya Ore Gold (Central Sulawesi) with Flotation and Sink Tehniques with TBE (Tetrabromoethane) as a Media Ila Israwaty Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar Ila.israwaty@gmail.com ABSTRAK Teknik flotation and sink merupakan salah satu teknik pemisahan emas ramah lingkungan. Pada penelitian ini dibuat beberapa variasi ukuran partikel batuan yaitu pada ukuran (177-231 µm), ( 88-177 µm), (53-88 µm), dan <53 µm. Sampel digunakan masing-masing sebanyak 2 gram dan TBE sebanyak 15 ml. Terbentuk dua fasa yaitu fasa tenggelam dan fasa terapung. Analisis kandungan emas dilakukan dengan menggunakan AAS GBC Avanta. Kondisi pemisahan terbaik pada variasi ukuran 88-177µm. Pemekatan konsentrasi emas sebesar 34 kali (fasa tenggelam : 6592,69 ppm, sampel : 24,14 ppm). Persen rendemen sebesar 2,84 % dan persen loss sebesar 27,58 %. Persen recovery TBE sebesar 76,67 % (ukuran 177-231 µm). Hasil XRD menunjukkan bahwa batuan sebagian besar terdiri dari SiO 2 dan CaCO 3. Hasil XRF diketahui kandungan emas sebesar,36 %. Hasil analisis pada fasa terapung tidak ditemukannya lagi keberadaan emas. Kata Kunci: Emas, pemisahan emas, Flotation and Sink, tetrabromoetana (TBE). ABSTRACK Flotation and sink techniques is one of the gold separation environmentally friendly techniques. In this study made several variations of the particle size of rock that is the size (177-231 μm), (88-177 μm), (53-88 μm), and <53 μm. Each sample is used as much as 2 grams and as many as 15 ml TBE. Formed two phases, sinking phase and floating phase. Gold content analysis performed using GBC Avanta AAS. The best separation conditions on the variations of size 88-177μm. Concentration of gold concentration by 34 times (phase sinks: 6592.69 ppm, sample: 24.14 ppm). Percent yield of 2.84% and the percent loss of 27.58%. Percent recovery of 76.67% TBE (size 177-231 μm). XRD results indicate that the rock consists mainly of SiO2 and CaCO3. Results XRF known to gold content amounting to.36%. The analysis on the floating phase is no longer finding the existence of gold. Key Words : Gold, gold separation, flotation and sink, tetrabromoethane (TBE).

85 PENDAHULUAN Proses pemisahan emas pada umumnya menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Sianida dan merkuri merupakan bahan kimia yang umum digunakan pada proses pemisahan emas yaitu amalgamasi dan sianidasi. Limbah kedua teknik ini sangat berbahaya bagi manusia dan ekosistem. Upaya untuk mencari teknik alternatif selain penggunaan merkuri dan sianida telah dilakukan sejak lama. Teknik flotation and sink adalah salah satu teknik alternatif tersebut. Teknik ini lebih sederhana, lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan. Larutan TBE juga dapat diperoleh kembali setelah proses pemisahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimal pemisahan bijih emas asal Daerah Poboya (Sulawesi Tengah) dengan menggunakan media TBE. METODE A. Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan selama penelitian ini adalah peralatan yang umum digunakan di laboratorium kimia analitik. Ayakan 231 µm, 177µm, 88µm, 53µm, magnetic stirrer, dan pipet mikro Eppendorf. Untuk analisis kandungan emas menggunakan Spektrometri Serapan Atom (SSA/AAS) GBC Avanta. Analisis lanjutan menggunakan PW 171 Based Diffractometer (XRD) (Laboratorium pertambangan ITB) dan Sequential X-Ray Fluorescence (XRF) Spectrometer ADVANT XP Thermo ARL (PPPGL Bandung). Bahan-bahan kimia yang digunakan memiliki kualitas pro analisyaitu larutanhcl pekat, HNO 3 pekat, dan Aseton. Larutan tetrabromoetana (TBE), surfaktan, larutan standar emas AuCl 4-1452 ppm, air demineral (aqua DM) dan sampel bijih emas yang berasal dari Poboya (Sulawesi Tengah). B. Prosedur Kerja 1. Preparasi Sampel Batuan ditumbuk halus dengan menggunakan alat mortar grinder. Setelah halus, batuan diayak hingga lolos ayakan 231 µm, kemudian diambil 3/4 bagian kemudian dihaluskan lagi hingga lolos ayakan 177µm, kemudian batuan yang telah lolos ayakan tadi diambil 1/2 bagian kemudian dihaluskan lagi hingga lolos ayakan 88µm, setelah itu diambil 1/4 bagian kemudian ditumbuk hingga semuanya lolos ayakan 53µm. Sampel batuan yang telah lolos ayakan tadi masing-masing dihomogenkan dan kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 15 o C selama 1 jam. 2. Pemisahan Bijih Emas dan Silika Batuan dengan berbagai ukuran tadi ditimbang masing-masing sebanyak 2 gram. Kemudian sebanyak 15 ml TBE(tetrabromoethane) dimasukkan ke dalam corong pisah. Sampel batuan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam corong pisah sambil diaduk menggunakan batang pengaduk. Di dalam corong pisah, serbuk batuan tersebut akan terpisah menjadi dua fasa yaitu fasa tenggelam dan fasa terapung 3. Pengukuran Kadar Emas dengan AAS Sebelum melakukan pengukuran kadar emas dengan menggunakan AAS, masing-masing sampel didestruksi terlebih dahulu. Sampel batuan murni, dan fase tenggelam ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian ditambahkan aqua regia (campuran HCl pekat dan HNO 3 pekat dengan perbandingan 3:1) sebanyak 2 ml. Campuran kemudian dipanaskan sampai mendidih selama 3 menit. Saat campuran hampir kering, tambahkan lagi 5 ml HCl 6M. campuran kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam labu

Nilai Absorbansi Studi Pemisahan Emas dari Batuan Bijih Emas Asal Daerah Poboya (Sulawesi Tengah) dengan Menggunakan 86 takar 1 ml dan ditandabataskan dengan aqua demineral. Larutan seri standar emas dibuat beberapa seri konsentrasi yaitu 1, 2, 4, 6 dan 8 ppm. 4. Penggunaan Kembali Larutan TBE TBE yang telah digunakan dapat digunakan kembali. TBE yang masih terdapat pada serbuk batuan dapat dihilangkan dengan menambahkan aseton kemudian dipanaskan. TBE yang didapatkan kemudian dapat digunakan kembali untuk proses pemisahan. 5. Analisis Lanjut Menggunakan XRD dan XRF Sampel batuan dianalisis dengan X-Ray PW 171 Based Diffractometer (XRD)(Laboratorium Pertambangan ITB). Sampel batuan murni tanpa perlakuan dan contoh sampel fasa terapung dianalisis lanjut dengan Sequential X-Ray Flourescence (XRF) Spectrometer ADVANT XP Thermo ARL (PPPGL Bandung). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kurva Kalibrasi Standar Emas Penelitian ini dimulai dengan mengukur larutan seri standar 1,2,4,6 dan - 8 ppm AuCl 4 dengan larutan induk AuCl - 4 1452 ppm. Gambar 1. dari kedua kurva kalibrasi standar diperlihatkan bahwa kobolehulangan slope dari kurva kalibrasi selalu berubah-ubah pada setiap pengukuran sehingga pada setiap pengukuran harus dibuat standar baru. B. Destrusksi Sampel Sampel batuan, fasa tenggelam dan fasa terapung didestruksi dengan menggunakan aqua regia (campuran HCl pekat dan HNO 3 pekat dengan perbandingan 3:1). Reaksi kimia pada saat destruksi dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut. Au (s) + 4HCl (aq) + HNO 3(aq) HAuCl 4 (aq) + NO (g) + 2H 2 O(l),16,14,12,1,8,6,4,2 y =,18x +,18 R² =,9974 y =,145x +,23 R² =,997 5 1 Konsentrasi Larutan standar Au (ppm) Kurva kalibrasi Standar 1 Kurva Kalibrasi standar 2 Gambar 1. Kurva Kalibrasi Standar Emas Pemisahan Cara 1 dan Cara 2 C. Penentuan Kadar Emas Dengan AAS AAS GBC Avanta digunanakan untuk penentuan kadar emas pada sampel batuan, fasa tenggelam dan fasa terapung. Hallow Cathode Lamp yang digunakan khusus untuk penetuan emas dengan panjang gelombang 242,8 nm. Pengujian dilakukan secara duplo. Tabel 1 diperlihatkan hasil pengukuran konsentrasi emas dalam sampel berikut ini. D. Pemisahan Emas dengan Teknik Flotation and Sink Teknik flotation and sink adalah suatu teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan berat jenis dari masing-masing kandungan batuan. Pada penelitian ini menggunakan media TBE dengan berat jenis 2,97 gram/ml. Material-material dalam hal ini merupakan logam yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari TBE akan tenggelam, sedangkan material-material yang memiliki berat jenis lebih rendah daripada TBE akan mengapung. Emas merupakan salah satu logam yang memiliki berat jenis yang cukup tinggi, sehingga dalam pemisahan

87 ini emas diperkirakan akan mudah mengendap. Adapun data beberapa material yang dapat dipisahkan oleh tetrabromotana (TBE) berdasarkan berat jenisnya dapat dilihat pada tabel 2. Pemisahan emas dan silika dengan teknik flotation and sink pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara. Perbedaan antara cara pertama dan cara kedua terletak pada proses pengadukan. E. Pemisahan Emas dan Silika cara 1 dan 2 Hasil pemisahan emas cara 1 dan 2 diperlihatkan pada Tabel 3. Tabel 2. Data Berat Jenis beberapa Logam dan Mineral Sulfida Logam Berat Jenis Mineral (gram/ml) Sulfida Al 2,7 Al 2 S 3 2,32 Zn 7,13 ZnS 4, Fe 7,87 FeS 4,84 Cu 8,96 CuS 4,6 Ag 1.49 Ag 2 S 7,23 Hg 13,55 HgS 8,1 Au 19,32 Au 2 S 3 8,75 Pb 11,36 PbS 7,5 Sumber : Chemistry of Precious Metals Berat Jenis (gram/ml) Tabel 1. Hasil pengukuran dengan AAS No Sampel Ukuran Cara Pertama Cara Kedua A1 A2 Ax A1 A2 Ax 1. Sampel batuan 231 µm,115,116,116,26,25,255 177 µm,297,342,319,31,31,31 88 µm,279,311,295,28,26,27 53 µm,238,242,24,18,19,185 2. Fasa Tenggelam 231 µm,15,16,16,12,13,125 177 µm,245,29,227,17,18,175 88 µm,177,179,178,13,12,125 53 µm,157,187,172,1,9,1 3. Fasa Terapung 231 µm,86,86,86,18,17,175 177 µm,221,236,229,18,18,18 88 µm,19,198,194,16,16,16 53 µm,159,152,156,16,14,15 Tabel 3. Hasil Proses Pemisahan Cara 1dan Cara 2 Cara 1 Ukuran Massa Sampel Kadar Emas Massa Fasa partikel Kadar Emas (ppm) (gram) (ppm) Tenggelam (gram) <53 µm 2,45 149,65,1187 72,81 53-88 µm 2,2 153,89,491 181,39 88-177 µm 2,51 24,14,167 6952,69 177-231 µm 2,25 54,44,559 874,6 Cara 2 <53 µm 2,4 25,76,411 218,13 53-88 µm 2,8 31,31,654 28,63 88-177 µm 2,12 27,27,63 193,12 177-231 µm 2,5 18,69,579 233,58 1. Faktor Pemekatan Faktor pemekatan yang didapatkan dari pemisahan cara 1 dan 2 diperlihatkan pada Gambar 2. Faktor pemekatan tertinggi pada pemisahan cara 1 dengan variasi ukuran 88-177 µm yaitu sebesar 34 kali (fasa tenggelam : 6952,69 ppm, sampel : 24,14 ppm).

Persen Loss (%) Faktor Pemekatan (kali) Nilai Rendemen (%) Studi Pemisahan Emas dari Batuan Bijih Emas Asal Daerah Poboya (Sulawesi Tengah) dengan Menggunakan 88 4 35 3 25 2 15 1 5 1 2 3 Ukuran Partikel (µm) Pemisahan Cara I Pemisahan Cara II Gambar 2. Faktor Pemekatan 2. Persen Rendemen Persen rendemen merupakan persen perbandingan antara massa emas yang diperoleh pada fasa tenggelam dengan sampel (teoritis). Rendahnya persen rendemen yang didapatkan disebabkan oleh proses pemisahan yang tidak sempurna. Emas yang tidak terpisah dengan baik masih berada di fasa terapung. Hal tersebut dapat disebabkan oleh emas yang terabsorpsi oleh silika sehingga pada proses pemisahan, massa jenis silika lebih berpengaruh. Gambar 3. dapat diperlihatkan nilai persen rendemen dari kedua cara dengan variasi ukuran sebagai berikut. 3. Persen Loss Persen loss merupakan persen massa emas yang hilang selama proses pemisahan. Gambar 4. dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada beberapa variasi ukuran batuan. Tingginya persen loss disebabkan pemisahan tidak berlangsung dengan baik. Emas terabsorpsi oleh mineral silika sehingga berat jenis yang berperan pada proses flotasi menggunakan TBE (2,97 gram/ml) adalah berat jenis dari silika, sehingga emas sebagian berada pada fasa terapung. Gambar 3. Nilai Persen Rendemen 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 1 2 3 Ukuran Partikel (µm) Pemisahan Cara I Pemisahan Cara II 1 2 3 Ukuran Partikel (µm) Pemisahan Cara I Pemisahan Cara II Gambar 4. Nilai Persen Loss F. Tingginya Persen Loss Menurut penelitian sebelumnya oleh Ounpuu (1992), besarnya persen loss dalam proses flotasi dapat disebabkan oleh beberapa sebab, diantara lain : 1. Heavy liquid yang digunakan tidak tahan terhadap suhu panas. 2. Batuan bijih yang diproses tidak dibebaskan terlebih dahulu. 3. Ukuran partikel yang digunakan terlalu kasar atau besar (< 15 µm). 4. Partikel lain tertanam ke dalam emas ataupun sebaliknya.

89 5. Kondisi flotasi yang tidak benar. Tingginya persen Loss juga didapatkan pada penelitian ini. Ukuran partikel batuan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan dari proses pemisahan. Partikel lain yang tertanam ataupun sebaliknya juga didapatkan pada penelitian ini. Pengujian kembali terhadap kondisi flotasi yang tidak benar ternyata sangat efektif untuk mengurangi persen Loss. Persen Loss dapat diturunkan sebesar 6,45 %. G. Penggunaan Kembali TBE Aseton digunakan untuk pemisahan TBE dari fasa terapung. Berdasarkan hasil percobaan yag telah dilakukan, didapatkan suatu kesimpulan bahwa semakin besar ukuran batuan maka akan semakin besar tingkat perolehan kembali TBE. Pada ukuran partikel batuan 177-231 µm, % recovery TBE sebesar 76,67% sedangkan pada ukuran partikel 177 µm sebesar 52,67%, 88 µm sebesar 42,67 % dan <53 µm sebesar 33,33 %. Semakin kecil ukuran partikel (semakin bubuk) maka campuran antara TBE dan batuan akan semakin kental atau semakin gel. Hal ini menyebabkan TBE semakin sukar dilarutkan dengan menggunakan aseton. Sehingga perolehan kembali TBE pada proses pemisahan semakin sedikit. Selain itu, semakin kecil ukuran partikel batuan maka semakin besar luas permukaan. Perbandingan massa antara partikel batuan dan massa TBE yaitu semakin kecil ukuran partikel batuan maka semakin banyak massa partikel TBE yang diperlukan untuk proses pemisahannya. H. Analisis Lanjutan Sampel dan Hasil Pemisahan Analisis lanjutan sampel batuan dilakukan di Laboratorium Pertambangan ITB. Sampel batuan diuji dengan menggunakan X-Ray PW 171 Based Diffractometer (XRD). dari hasil pengujian didapatkan bahwa kandungan terbesar dari sampel batuan yaitu berupa SiO 2 dan CaCO 3. Hasil pengukuran diperlihatkan pada Gambar 5. Gambar 5. Difraktogram Sampel Batuan Analisis lanjutan untuk sampel batuan dan hasil proses pemisahan dilakukan di Laboratorium Survey Geologi (PPPGL Bandung). Sampel diuji menggunakan Sequential X-Ray Flourescence (XRF) Spectrometer ADVANT XP Thermo ARL. Hasil Analisis diperlihatkan pada Gambar 6. Mineral Oksida yang mengalami penurunan pada fasa terapung terindikasikan bahwa terjadi pengendapan pada proses pemisahan. Mineral Oksida yang mengalami kenaikan konsentrasi akibat proses pemisahan terindikasikan bahwa mineral oksida tersebut terkonsentrasi pada fasa terapung. Tingginya persen LOI (Loss of Ignition) menunjukkan bahwa TBE belum terpisah secara baik dari fasa terapung. Pemisahan emas berhasil dilakukan dengan tidak terbacanya keberadaan emas pada instrumen

Persen Kadar (%) % Kadar % Kadar Studi Pemisahan Emas dari Batuan Bijih Emas Asal Daerah Poboya (Sulawesi Tengah) dengan Menggunakan 9 1 5 1 5 Sampel Fasa Terapung (a) Sampel (b),4,2 Sampel Fasa Terapung Gambar 6. Hasil Analisis dengan XRF (a) bagian 1, (b) bagian 2, (c) bagian 3. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemisahan emas dengan menggunakan teknik flotation and sink dengan media tetrabromoetana (TBE) berhasil dilakukan. Hasil dari teknik flotation and sink ini menghasilkan kondisi optimum pemisahan bantuan dengan media TBE pada fraksi ukuran batuan 88-177 µm dengan kemampuan pemekatan sebesar 34 kali. Kandungan emas yang berhasil dipisahkan mencapai kandungan,69 %. Ukuran partikel batuan berpengaruh terhadap persen recovery TBE. Pada fraksi ukuran 177-231 µm memilki % recovery terbesar yaitu sebesar 76,67 %. DAFTAR PUSTAKA Cotton, S. A., (1997). Chemistry of Precious metals. London : Blackie Academic and Professional. 273-279. (c) Marsden, John O. and C. lain House., (26). The Chemistry of Gold Extraction Second Edition. New York : SME Stephen, L., Chryssoulis., Daniela Venter.,Stamen Dimov., (23). On The Floatability of Gold Grains. Proceedings 35 th Annual Meeting of the Canadian Mineral Processors: Canada. Ounpuu, M., (1992). Gravity Concentration of Gold from Base Metal Flotation Mills. 24 th Annual Meeting of The Cannadian Mineral Processor. Ottawa, Ontario, Canada : Noranda Technology Centre. Rivett, T. G Wood. And B Lumsden., (27). Improving Fine Copper and Gold Flotation recovery A Plant Evaluation. Ninth Mill Operators Conference.