VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

V. ANALISIS TAPAK. No. Acuan Perencanaan 1. Kebijakan Pemda setempat (RTRW)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KONSEP PENGEMBANGAN

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

International Fash on Institute di Jakarta

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB VI HASIL RANCANGAN

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

PERENCANAAN LANSKAP. Tata Ruang Wisata Budaya

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

V. ANALISIS DAN SINTESIS

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

6.1 Peruntukkan Kawasan

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

Gambar 27. Ilustrasi Pengembangan Konsep Ruang Pada Tapak

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL RANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

Transkripsi:

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah kota Banjarmasin tentang pengembangan kawasan sebagai ruang terbuka hijau. 6.2. Pengembangan konsep Konsep dasar perencanaan hutan kota rekreasi dikembangkan menjadi empat rencana pengembangan yang meliputi (1) rencana tata ruang hutan kota, (2) rencana aksesibilitas dan sirkulasi hutan kota, (3) rencana vegetasi hutan kota, dan (4) rencana aktivitas dan fasilitas pengguna 6.2.1.Rencana Tata Ruang Hutan Kota Pengembangan ruang-ruang di dalam tapak bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat Kota Banjarmasin terhadap ruang rekreasi. Semua ruang yang ada diarahkan sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat dan diperuntukkan bagi semua latar belakang. Ruang Penerimaan Pengembangan ruang penerimaan merupakan ruang yang berorientasi pada kepentingan manusia (antroposentris). Pada ruang ini tingkat aktivitas sangat tinggi dengan konsentrasi pengunjung juga tinggi. Ruang ini didominasi oleh vegetasi campuran baik lokal maupun introduksi agar tidak monoton. Konsep ruang aktif juga akan dibagi menjadi tiga sub ruang yaitu ruang penerimaan (welcome area), ruang pelayanan, dan ruang rekreasi. Pada sub ruang penerimaan adalah ruang utama yang akan dikunjungi oleh pengunjung hutan kota kamboja ini. Ruang ini memiliki fungsi sebagai tempat masuk menuju kawasan hutan kota dan merupakan akses sirkulasi utama dari luar menuju tapak. Letak sub ruang penerimaan terdapat pada dua titik. Jika dilihat dari bentukan tapak maka pembuatan ruang penerimaan menjadi dua akses masuk

51 karena terdapat dua sirkulasi utama pada luar tapak yang sangat potensial sebagai pintu masuk. Ruang penerimaan yang utama terdapat pada sebelah timur tapak atau tepatnya pada Jalan Anang Adenansi. Pada ruang penerimaan utama akan terdapat gerbang masuk sebagai penanda (signage) dan plaza yang kesemua bentukan arsitekturnya mengikuti ciri khas kebudayaan Banjar sesuai yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Banjarmasin, bahwa setiap tata hijau taman kota dan kawasan terdapat bangunan tugu dengan sentuhan arsitektur etnis Suku Banjar. Tabel 22. Sub ruang penerimaan dan fasilitas pada ruang rekreasi aktif Sub Ruang Sub Sub Ruang Fasilitas Gerbang utama Sub Ruang Penerimaan 1 (Utama) Pos jaga Plaza Sub Ruang Penerimaan Sub Ruang Penerimaan 2 (Penunjang) Gerbang masuk plaza Sub ruang yang kedua merupakan sub ruang pelayanan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan untuk pengunjung hutan kota. Sub ruang pelayanan berada setelah ruang penerimaan. Fasilitas pendukung yang berada pada sub ruang pelayanan diantaranya adalah bangku taman, tempat sampah, dan lampu. Tabel 23. Sub ruang pelayanan dan fasilitas pada ruang rekreasi aktif Sub ruang Sub sub ruang Fasilitas Sub ruang pelayanan Sub sub ruang pelayanan 1 Sub sub ruang pelayanan 2 bangku taman lampu. bangku taman lampu. Sub ruang yang terakhir yaitu sub ruang rekreasi berfungsi mengakomodasi aktivitas rekreasi yang aktif misalnya bersepeda, jogging, berlari, dan olahraga lapangan. Beberapa fasilitas yang berada pada ruang ini adalah papan petunjuk, papan informasi, bangku taman, lampu, tempat sampah,dan jogging track. Ruang Penunjang Hutan Kota Ruang penunjang hutan kota merupakan ruang yang berfungsi sebagai penyangga dan penghubung untuk aktivitas hutan dan rekreasi. Ruang ini terdiri

52 dari ruang pelayanan dan ruang rekreasi, ruang pelayanan dikembangkan menjadi ruang indformasi, ruang ibadah, dan ruang istirahat. Sedangkan pada ruang rekreasi dapat dilakukan rekreasi pasif. Pada ruang ini dapat dilakukan aktivitasmakan, minum, melihat-lihat, fotografi, jalan-jalan, dan belajar. Fasilitas yang berada pada ruang ini berupa bangku taman, lampu, tempat belajar, tempat sampah, dan papan informasi. Ruang Bersama Ruang yang diperuntukkan untuk penggunaan berbagai aktivitas dan usia. Ruang berkumpul dengan sarana olahraga, jogging track, arena bermain dan tempat duduk. Pada ruang bersama dibagi menjadi dua sub ruang yakni sub ruang rekreasi aktif dan sub ruang rekreasi pasif. Aktivitas pada sub ruang rekreasi aktif ditujukan untuk anak-anak dan remaja sedangkan pada sub ruang rekreasi pasif digunakan orang tua. Ruang Rekreasi Keluarga Ruang rekreasi keluarga dikembangkan untuk kawasan pemukiman di sekitarnya yang dapat menunjang kegiatan bersama keluarga. Terdapat playground dengan keseluruhan lanskap berupa rumput. Ruang Relaksasi Ruang yang dikembangkan dengan peruntukkannya sebagai ruang penyembuhan dan melepas kepenatan dengan fungsi mengakomodasi aktivitas para pekerja yang telah lelah seharian bekerja. Ruang ini menyajikan aktivitas duduk-duduk, terapi, dan area bersantai. Ruang Konservasi Ruang konservasi berfungsi sebagai penjaga keseimbangan ekologis kawasan perencanaan hutan kota. Pada ruang tersebut terdapat sumber air yang dapat menjaga tata air kawasan perencanaan. Aktivitas yang dilakukan pengunjung adalah berjalan dan melihat-lihat.

53 6.2.2. Konsep vegetasi Hutan Kota Vegetasi yang akan dikembangkan adalah tanaman khas Banjarmasin seperti kayu galam (Melaleuca cajuputi). Konsep vegetasi pohon adalah penggunaan pohon dengan tipe tajuk yang menyebar. payung, parabola, dan kolumnar. Tujuan dari penggunaan vegetasi ini untuk menjauhkan suasana kawasan agar tidak angker karena pada kawasan perencanaan hutan kota ini sejarahnya merupakan pemakaman. Tabel 24. Alternatif vegetasi berdasarkan fungsinya Jenis Vegetasi Fungsi Alternatif Jenis Tanaman Vegetasi Asli Vegetasi peredam Polusi Vegetasi Peredam Kebisingan Vegetasi Konservasi Vegetasi Habitat Satwa Vegetasi Terapi Simbol kota Banjarmasin Mengembalikan fungsi hutan kota Pembatas Peneduh Menjerap partikel timbal dari kendaraan Menyaring bising Pembatas Penyangga dan konservasi Peneduh Melaleuca cajuputi Samanea saman Marina indicus Averrhoa carambola Morinda citrifolia Erythrina crista-galli Bouganvillea spectabilis Pterocarpus Indicus Michelia campaca Bambussa sp. Tektona grandis Casuarina equisetifolia Polyalthia longifolia Bambussa sp. Agathis dammara Paraserianthes falcatifaria Menunjang fungsi Switenia mahogany ekologis Canarium hirsutum Menyediakan ruang hidup Pterocarpus indicus satwa Nephelim lapaceum Atraksi bagi pengunjung Membereikan rasa santai Membuat ketenangan Michelia campaca Nerium oleander Murraya paniculata Jasminum grandiflora 6.2.3. Konsep Aksesibilitas dan Sirkulasi Hutan Kota Sirkulasi juga dibagi ke dalam tiga konsep pada ruang rekreasi aktif sirkulasi alami hanya berupa jalan setapak dengan penutupan batu-batu alam ataupun rumput, sedangkan pada ruang penyangga sirkulasi semi alami dengan penggunaan perkerasan paving block ataupun block grass. Terakhir pada ruang penyangga tipe sirkulasinya non alami dengan perkerasan.

54 Akses hutan menuju hutan kota pada Jalan Anang Adenansi hingga ke gerbang masuk hutan kota, direncanakan mengikuti lebar jalan yang sudah ada (6-7 m) dengan melakukan perbaikan jalan. Jalan dilengkapi dengan jalur pedestrian dan jalur hijau di sisi kanan dan kiri jalan kemudian ditambah dengan papan penunjuk. Akses pada Jalan Cempaka juga dilakukan hal yang sama. 6.2.4. Konsep Aktivitas dan Fasilitas Hutan Kota Terkait dengan ruang-ruang yang cukup rekreatif, maka aktivitas yang dikembangkan berbeda-beda. Pada peruntukkan rekreasi pasif aktivitas yang dapat dilakukan sangat terbatas dengan tetap beracuan pada tingkat konservasi yang tinggi. Aktivitas yang dapat dilakukan pada area ini seperti relaksasi, belajar (penyebaran informasi mengenai hutan kota, flora dan fauna endemik Banjarmasin), bermain, dan berkumpul.duduk-duduk, interpretasi alam (mengamati satwa), dan melihat-lihat. Aktivitas yang dikembangkan pada ruang rekreasi aktif adalah bersepeda, jogging, berlari, dan olahraga lapangan. Pada ruang bersama aktivitas yang dilakukan memiliki intensitas yang sedang. Karena pada ruang ini toleransi antara alam dan manusia seimbang. Aktivitas yang akan dikembangkan pada ruang ini seperti melihat-lihat, fotografi, jalan-jalan, dan belajar Aktivitas yang dikembangkan pada ruang rekreasi aktif adalah bersepeda, jogging, berlari, dan olahraga lapangan. Karena hutan kota kamboja ini diperuntukkan bagi masyarakat sekitar, maka fasilitas yang dikembangkan diharapkan mampu mendukung kegiatan masyarakat. Pada ruang rekreasi aktif fasilitas yang ada lapangan untuk bermain, playground, bangku taman, lampu taman, dan tempat sampah. Sedangkan pada ruang konservasi fasilitas yang akan dikembangkan adalah bangku taman, lampu, tempat belajar, tempat sampah, dan papan informasi. 6.3. Daya Dukung Rekreasi Kawasan Hutan Kota Penghitungan daya dukung rekreasi bertujuan untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan suatu lanskap, dalam hal ini hutan kota. Daya dukung juga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas rekreasi alam.

55 Daya dukung rekreasi pada ruang penerimaan adalah 10 orang/kunjungan/hari dengan standar rekreasi alam 20 m 2 /orang dengan luas sub zona rekreasi 200 m 2. Pada ruang penunjang hutan kota didapat daya dukung 52 orang/kunjungan/hari, daya dukung ruang rekreasi keluarga adalah 150 orang/ kunjungan /hari. Sehingga total daya dukung rekreasi kawasan hutan kota adalah sebesar 400 orang/kunjungan/hari. 6.4. Rencana Lanskap Hutan Kota Secara keseluruhan, rencana lanskap hutan kota dapat dilihat pada gambar 24, disertai gambar potongan (Gambar 25), dan gambar perspektif yang memberikan gambaran kawasan hutan kota.

58 Gambar 22. Potongan A-A Gambar 23. Potongan B-B

Gambar 24. Potongan C-C 59 Gambar 25. Potongan D-D

60

61