BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV. EVALUASI PERENCANAAN PPh pasal 23 dan PPh BADAN PT PATRA JASA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ABS INDUSTRI INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

Oleh Iwan Sidharta, MM.

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK SEBAGAI METODE UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN. (Studi Kasus pada Perum Pegadaian Pusat)

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

Transkripsi:

29 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah Tax Planning merupakan langkah awal dalam pengelolaan pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan pajak yang akan dilakukan. Pentingnya tax planning terhadap penghematan beban pajak yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja perusahaan terutama terhadap efisiensi beban operasioanal perusahaan, oleh karena itu RS Pondok Indah berusaha memasukkan unsur-unsur tax planning dalam setiap transaksi bisnisnya yang tercermin dalam laporan keuangannya yang mengakomodasi strategi penghematan bebna pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Berikut adalah laporan keuangan RS Pondok Indah Tahun 2010 : 29

30 Tabel 4.1 RUMAH SAKIT PONDOK INDAH LAPORAN LABA/RUGI (Dalam Rupiah) Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010 NO 1 Pendapatan a b URAIAN Pendapatan Operasional LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL SETELAH TAX PLANNING KOREKSI FISKAL LAPORAN KEUANGAN FISKAL SETELAH TAX PLANNING Rawat Jalan 10,490,164,236 10,490,164,236 Rawat Inap 21,662,652,000 21,662,652,000 Penunjang 6,094,200,500 6,094,200,500 Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan lain-lain 2,541,381,865 2,541,381,865 Pendapatan Operasional Bruto 40,788,398,601 40,788,398,601 2 Beban a Beban Pelayanan Fee Dokter 9,739,329,597 9,739,329,597 Beban Makan Pasien 1,208,476,313 1,208,476,313 Beban Alat Medis 2,902,315,946 2,902,315,946 Beban Barang Farmasi 2,820,929,810 2,820,929,810 Beban Insentive 304,869,230 304,869,230 Beban Pelayanan Lainnya 293,567,399 293,567,399 Total Beban Pelayanan 17,269,488,295 17,269,488,295 b Beban Umum dan Admisnistrasi Gaji Pegawai 6,541,393,500-6,541,393,500 Kesejahteraan Karyawan 1,575,559,508 275,455,200 1,300,104,308 Pengobatan Karyawan 2,206,519,986 77,019,222 2,129,500,764 Makan dan Minum Karyawan 738,992,100 738,992,100 Pelatihan Kepegawaian 220,689,000 220,689,000 Pemeliharaan dan perbaikan 506,806,524 42,993,800 463,812,724 Penyusutan Aktiva Tetap 1,617,016,387 1,617,016,387 Listrik, Telepon, PAM 868,082,054 868,082,054 Keperluan Rumah Tangga 179,505,626 179,505,626 Biaya Pulsa 90,105,000 90,105,000 Pembelian ATK 705,728,415 705,728,415 Promosi dan Marketing 1,720,578,000 1,720,578,000 Perjalanan Dinas 767,990,000 767,990,000 Iuran dan Sumbangan 575,547,000 321,547,000 254,000,000 Biaya Representatif & Entertainment 198,950,257 30,570,500 168,379,757 Penyisihan Piutang Tak Tertagih 1,357,879,000 1,357,879,000 Biaya Lain-lain 99,467,000 10,267,000 89,200,000 Total Beban Umum dan Administrasi 19,970,809,357 19,212,956,635 Total Beban Operasional 37,240,297,652 36,482,444,930 Laba Operasional 3,548,100,949 4,305,953,671

31 3 Pendapatan dan Beban Lain-lain Pendapatan Jasa Giro 350,250,570 350,250,570 - Standarisasi Obat 3,500,750,700 3,500,750,700 Pendapatan Lainnya 75,500,750 75,500,750 Beban Bunga Bank (1,140,756,000) (1,140,756,000) Beban Konsultan Rumah Sakit (253,000,000) (253,000,000) Beban Lainnya (275,987,000) (275,987,000) Total Pendapatan & Beban lain-lain 2,256,759,020 1,906,508,450 Laba Bersih Sebelum Pajak 5,804,859,969 6,212,462,121 PENGHASILAN KENA PAJAK Dengan Kompensasi 731,085,779 Tanpa Kompensasi 5,481,376,342 6,212,462,121 PPh TERUTANG Dengan Kompensasi 91,385,722 Tanpa Kompensasi 1,370,344,085 1,461,729,808 KREDIT PAJAK PPh Pasal 23 753,967,537 PPh KURANG / LEBIH BAYAR 707,762,271 Sumber : Laporan Keuangan RS. Pondok Indah 2010 Keterangan-keterangan yang terkait dengan akun-akun di atas berdasarkan tax planning pada Rumah Sakit Pondok Indah adalah sebagai berikut : a. Pendapatan 1) Rawat jalan Merupakan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit untuk pasien yang tidak diharuskan untuk menginap. Rumah sakit Pondok Indah menyediakan fasilitas pelayanan medis serta didukung oleh sumber daya manusia yang professional, berpengalaman dan handal. Rumah sakit memperoleh pendapatan Rp. 10.490.164.236,00 2) Rawat Inap

32 Rumah sakit Pondok Indah memiliki kapasitas 95 tempat tidur meliputi kelas III, kelas II, kelas I, VIP, dan Suit Room yang terdiri dari berbagai jenis kamar dan fasilitas. Rumah Sakit memperoleh pendapatan dari pelayanan rawat inap sebesar Rp. 21.662.652.000,00 3) Penunjang Penghasilan yang diperoleh dari pelayanan penunjang terdiri atas : b. Fisiothetarpy Rp 1.150.500.000,00 c. Radiologi Rp 1.740.750.500,00 d. Laboratory Rp 1.200.350.000,00 e. Konsultasi Tumbuh Kembang Anak Rp 752.200.000,00 f. J-clinic Rp 1.250.400.000,00 Jumlah Rp 6.094.200.500,00 4) Pendapatan Lain-lain Pendapatan lain-lain ini diperoleh dari berbagai sumber, seperti : a. Medical Check-up Rp 1.550.270.000,00 b. Fasilitas Poliklinik Rp 165.620.350,00 c. Pembuatan Akta Kelahiran Rp. 120.000.000,00 d. Senam Hamil Rp 34.560.000,00 Jumlah Rp 1.870.450.350,00 b. Beban-beban

33 1) Fee dokter Rumah sakit Pondok Indah melakukan perjanjian awal dengan dokter untuk pembangian penghasilan yaitu dengan presentase 85% untuk fee dokter dan 15% untuk Rumah Sakit.Rumah Sakit memperoleh penghasilan dengan menggunakan jasa dokter sebesar Rp 9.458.034.820,00. Maka pembagiannya adalah sebagai berikut : Fee dokter (85% x Rp 11.458.034.820,00) Rp 9.739.329.597,00 Rumah Sakit (15% x Rp 11.458.034.820,00) Rp 1.718.705.223,00 Jumlah Rp 11.458.034.820,00 Dari penghasilan tersebut 85% merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebagai biaya fee dokter, yaitu sebesar Rp 9.739.329.597,00. RS Pondok Indah memberikan tunjangan Pph 21 (gross up) terhadap fee dokter, tujuannya untuk menghemat pajaknya. Dimana tarif pasal 21 lebih rendah daripada badan, terdiri dari : Fee dokter Rp 9.739.329.597,00 PPh Pasal 23 (7,5 % x Rp 9.739.329.597,00) Rp 730.449.720,00 Jumlah Rp10.046.977.932,00

34 2) Makan dan Minum Pasien Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan makan dan minum untuk pasien yang dirawat. Dalam tahun 2010 besarnya biaya yang dikeluarkan untuk makan / minum pasien adalah sebesar Rp 1.208.476.313,00 3) Biaya Alat Medis Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat kesehatan antara lain : Peralatan Dental Rp 723.445.280,00 Peralatan ICU Rp 945.763.500,00 Peralatan Operating Teathre Rp 500.670.460,00 Peralatan Maternity Rp 732.436.706,00 Jumlah Rp 2.902.315.946,00 Untuk mendukung fasilitas dan pelayanan Rumah Sakit. Biaya yang dikeluarkan selama tahun 2010 adalah sebesar Rp 2.902.315.946,00 4) Beban Barang Pharmacy Selain memberikan pelayanan pengobatan, Rumah Sakit juga menjual obat. Dalam membuat atau meracik obat, seorang apoteker membutuhkan peralatan dan perlengkapan. Biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk pembelian barang farmasi adalah sebesar Rp 2.820.929.810,00.

35 5) Beban Insentive Biaya insentif merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk biaya sopir ambulance dan pemulasaran jenasah. Biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit untuk biaya ini adalah sebesar Rp 304.869.230,00 terdiri atas : Sopir Ambulance Rp 107.250.000,00 Pemulasaran Jenazah Rp 197.619.230,00 Jumlah Rp 304.869.230,00 6) Beban Pelayanan Lainnya Biaya pelayanan lainnya merupakan biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit untuk pelayanan yang tidak dapat dikategorikan antara lain: Pasang catheter Rp 147.500.286,00 Injeksi Rp 27.205.350,00 Dressing Rp 63.141,113,00 Home Care Rp 55.750.650,00 Jumlah Rp 293.567.399,00 Biaya pelayanan lainnya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit adalah sebesar Rp 293.567.399,00

36 7) Gaji Pegawai Dalam gaji pegawai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri atas : Gaji pokok Rp 4.356.600.750,00 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp 760.445.230,00 Tunjangan fungsional Rp 172.350.700,00 JAMSOSTEK Rp 225.450.870,00 Jumlah Rp 5.015.473.500,00 Tax Plannning Perusahaan Rp 1.525.920.000,00 Total Akhir Rp 6.541.393.500,00 Perusahaan melakukan tax planning dengan memberikan tunjangan transportasi untuk setiap pegawai tingkat menengah sedangkan pegawai tingkat bawah seperti cleaning service, tukang kebun, sopir ambulance dan messenger tidak mendapatkan tunjangan tersebut, yaitu sebesar Rp 20.000,00 per pegawai. Jadi, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 1.525.920.000,00 (289 pegawai x Rp 20.000,00 per hari x 264 hari kerja).

37 Keterangan Laporan Keuangan Fiskal Tax Planning Laporan Keuangan setelah Tax Planning Gaji Pegawai Rp 5.015.473.500 1.525.920.000 Rp 6.541.393.500 8) Kesejahteraan Karyawan Beban kesejahteraan karyawan merupakan pemberian dari perusahaan antara lain : Bonus Rp 1.223.603.900,00 Uang lembur Rp 76.500.408,00 Rekreasi (Rp 275.455.200,00) Jumlah Rp 1.300.104.308,00 9) Pengobatan Karyawan Perusahaan memberikan fasilitas berobat gratis untuk karyawannya yaitu : Karyawan Perempuan Rp 1.045.732.200,00 Karyawan laki-laki Rp 775.500.230,00 Keluarga Karyawan (Disc 50%) Rp 308.268.334,00 Jumlah Rp 2.129.500.764,00

38 10) Makan dan Minum Karyawan Rumah Sakit menyediakan makan dan minum satu kali dalam satu shift untuk seluruh karyawan. Biaya ini dikeluarkan untuk biaya tersebut adalah sebesar Rp 738.992.100,00. Ini merupakan pemberian kenikmatan terhadap karyawan. 11) Pelatihan Karyawan Salah satu kegiatan yang dilakukan secara berkala oleh perusahaan adalah Training Komunikasi Rp 37.776.850,00 Trainning Resisutasi Rp 57.980.700,00 Trainning Keselamatan Pasien Rp 22.700.450,00 Trainning Lainnya Rp 76.880.900,00 Sosialisasi JCI Rp 25.350.100,00 Jumlah Rp 220.689.000,00 Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keahlian karyawan. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan diklat karyawan adalah sebesar Rp 220.689.000,00

39 12) Pemeliharaan dan Perbaikan Biaya ini merupakan biaya untuk memelihara dan memperbaiki aktiva perusahaan. Biaya yang dikeluarkan ini antara lain : Pemeliharaan dan Perbaikan Alat dan Mobil Ambulance Rp 420.818.924,00 Perbaikan Mobil Pimpinan Rp 85.987.600,00 Jumlah Rp 506.806.524,00 13) Penyusutan Aktiva Tetap Setiap aktiva tetap memiliki masa manfaat dan akan mengalami penyusutan. Rumah Sakit melakukan perhitungan penyusutan dengan metode penyusutan garis lurus dan besarnya penyusutan adalah Rp 1.617.016.387,00 14) Listrik, telepon dan PAM Untuk melakukan kegiatan operasinya, Rumah sakit membutuhkan pelayanan listrik, telepon, dan air. Rincian biaya tersebut adalah : Listrik Rp 407.577.213,00 Telepon Rp 267.300.340,00 Air Rp 103.204.501,00 Jumlah Rp 868.082.054,00 Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian listrik, telepon dan air yaitu sebesar Rp 868.082.054,00.

40 15) Keperluan Rumah Tangga Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai keperluan rumah tangga perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan rumah tangga antara lain : Hand Washing Rp 31.464.430,00 Pembersih Lantai Rp 71.340.225,00 Tissue Rp 66.210.300,00 Lainnya Rp 10.487.671,00 Jumlah Rp 179.505.626,00 16) Biaya Pulsa Rumah sakit telah memberikan fasilitas pulsa setiap bulan untuk jabatan pimpinan sampai kepala bagian. Biaya pulsa yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 90.105.000,00. Perusahaan menganggap pengeluaran ini sebagai pengurang dari penghasilan brto sehingga tidak dikoreksi. 17) Pembelian ATK Untuk kegiatan kantor perusahaan memerlukan peralatan dan perlengkapan. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk membeli ATK sebesar Rp 705.728.415,00.

41 18) Promosi dan Marketing Untuk memperkenalkan pelayanan baru kepada masyarakat, Rumah Sakit telah melakukan kegiatan promosi dan pemasaran. Seperti pelayanan baru yaitu pelayanan jasa operasi liver transplan melalui : Media elektronik Rp 1.004.230.450,00 Media Cetak Rp 716.347.550,00 Jumlah Rp 1.720.578.000,00 Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi dan marketing ini sebesar Rp 1.720.578.000,00. 19) Perjalanan Dinas Rumah Sakit terkadang melakukan penugasan kepada dokter ataupun perawat untuk dinas rumah sakit lain atau seminar-seminar di dalam dan diluar kota. Biaya tersebut antara lain : Seminar dokter Rp 476.223.200,00 Seminar perawat Rp 91.766.800,00 Jumlah Rp 567.990.000,00 Jadi selama tahun 2010 perusahaan telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 567.990.000,00 untuk perjalanan dinas.

42 20) Iuran dan Sumbangan Biaya ini merupakan biaya yang digunakan oleh perusahaan antara lain untuk : Iuran Sampah Rp 30.000.000,00 Keamanan Rp 24.000.000,00 Sumbangan Gunung Meletus Rp 200.000.000,00 Sumbangan (Rp 321.547.000,00) Jumlah Rp 254.000.000,00 21) Biaya Representatif dan Entertainment Biaya yang digunakan untuk menjamu tamu dan keperluan entertainment perusahaan. Entertainment Rp 198.950.257,00 Tanpa Daftar Nominatif (Rp 30.570.500,00) Jumlah Rp 168.379.757,00 22) Penyisihan Piutang Tak Tertagih Dalam kegiatan Rumah Sakit, perusahaan harus melakukan penyisihan terhadap piutang pasien yang tidak dapat ditagih. Biaya yang

43 dibebankan untuk penyisihan piutang tak tertagih adalah sebesar Rp 1.357.879.000,00. 23) Biaya lain-lain Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya yang kecil dan tidak dapat dikategorikan. Dalam biaya lain-lain yaitu : Biaya Pelatihan RJP Rp 44.057.500,00 Biaya Pelatihan Pemadam Kebakaran Rp 37.970.000,00 Biaya lainnya Rp 7.172.500,00 Sumbangan Banjir (Rp 10.267.000,00) Jumlah Rp 89.200.000,00 b. Pendapatan Dan Beban Lain-lain 1) Pendapatan Jasa Giro Perusahaan juga memiliki giro di beberapa Bank. Pada laporan keuangan komersial terdapat pendapatan jasa giro sebesar Rp 350.250.570,00. 2) Standarisasi Obat Rumah Sakit juga menyediakan obat-obatan untuk dijual kepada pasien, ini merupakan pendapatan sampingan perusahaan. Penghasilan

44 yang diperoleh dari penjualan obat adalah sebesar Rp 3.500.750.700,00. 3) Pendapatan Lainnya Penghasilan lainnya merupakan pendapatan yang akan menambah penghasilan perusahaan antara lain: Pemakaian CTG Rp 17.320.750,00 Pemakian O2 Rp 33.430.776,00 Pemakaian lainnya Rp 24.749.224,00 Jumlah Rp 75.500.750,00 Jadi Rumah Sakit memperoleh pendapatan dari penghasilan lainnya sebesar RP 75.500.750,00. 4) Beban Jasa Bank Beban jasa Bank merupakan biaya yang di keluarkan untuk membayar jasa yang diberikan oleh bank dalam bentuk pinjaman (kredit). Biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk jasa bank adalah sebesar Rp 1.140.756.000,00.

45 5) Beban Konsultan Rumah sakit Rumah Sakit menggunakan jasa Konsultan Rumah Sakit untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien yaitu sebesar Rp 233.200.000,00. 6) Beban Lainnya Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan di luar operasi Rumah Sakit antara lain : Beban sewa gudang Rp 250.500.000,00 Beban sewa mobil bak Rp 21.000.000,00 Beban kuli angkut barang Rp 4.487.000,00 Jumlah Rp 275.987.000,00

46 B. Analisis Tax Planning pada RS. Pondok Indah Dengan tax planning yang baik, pengeluaran yang sebelumnya merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductable expense) dari penghasilan bruto menjadi biaya yang dapat dikurangkan (deductable expense) dari penghasilan bruto. Penghematan pajak menyebabkan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi maksimal. Akibatnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) menjadi berkurang dan beban pajak terutang menjadi lebih efisien. Jika ditelusuri lebih dalam lagi, ternyata masih banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengefisienkan Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam meminimalkan beban pajak terutangnya. Berikutnya ini penulis akan melakukan beberapa penerapan tax planning untuk meminimalisasi beban pajak terutang perusahaan.

47 Table 4.2 RUMAH SAKIT PONDOK INDAH LAPORAN LABA/RUGI (Dalam Rupiah) Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010 NO KETERANGAN LAPORAN KEUANGAN SETELAH TAX PLANNING 1 Pendapatan Pendapatan Operasional MENURUT PERUSAHAAN MENURUT PENULIS KOREKSI LAPORAN KEUANGAN FISKAL SELISIH POSITIF NEGATIF MENURUT PERUSAHAAN MENURUT PENULIS Rawat Jalan 10,490,164,236 10,490,164,236 10,490,164,236 10,490,164,236 Rawat Inap 21,662,652,000 21,662,652,000 21,662,652,000 21,662,652,000 Penunjang 6,094,200,500 6,094,200,500 6,094,200,500 6,094,200,500 Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan lain-lain 2,541,381,865 2,541,381,865 2,541,381,865 2,541,381,865 Pendapatan Operasional Bruto 40,788,398,601 40,788,398,601 40,788,398,601 40,788,398,601 2 Beban Beban Pelayanan a Fee Dokter 9,739,329,597 10,052,900,497 9,739,329,597 10,052,900,497 313,570,900 Beban Makan Pasien 1,208,476,313 1,208,476,313 1,208,476,313 1,208,476,313 Beban Alat Medis 2,902,315,946 2,902,315,946 2,902,315,946 2,902,315,946 Beban Barang Farmasi 2,820,929,810 2,820,929,810 2,820,929,810 2,820,929,810 Beban Insentive 304,869,230 304,869,230 304,869,230 304,869,230 Beban Pelayanan Lainnya 293,567,399 293,567,399 293,567,399 293,567,399 Total Beban Pelayanan 17,269,488,295 17,583,059,195 17,269,488,295 17,583,059,195 Beban Umum dan Admisnistrasi b Gaji Pegawai 6,541,393,500 7,042,993,500 6,541,393,500 7,042,993,500 501,600,000 Kesejahteraan Karyawan 1,575,559,508 1,575,559,508 275,455,200 1,300,104,308 1,300,104,308 c Pengobatan Karyawan 2,206,519,986 2,206,519,986 77,019,222 2,129,500,764 2,129,500,764 Makan dan Minum Karyawan 738,992,100 738,992,100 738,992,100 738,992,100 Pelatihan Kepegawaian 220,689,000 220,689,000 220,689,000 220,689,000 Pemeliharaan dan perbaikan 506,806,524 506,806,524 42,993,800 463,812,724 463,812,724 Penyusutan Aktiva Tetap 1,617,016,387 1,617,016,387 1,617,016,387 1,617,016,387 Listrik, Telepon, PAM 868,082,054 868,082,054 868,082,054 868,082,054

48 Keperluan Rumah Tangga 179,505,626 179,505,626 179,505,626 179,505,626 Biaya Pulsa 90,105,000 90,105,000-90,105,000 90,105,000 Pembelian ATK 705,728,415 705,728,415 705,728,415 705,728,415 Promosi dan Marketing 1,720,578,000 1,720,578,000 1,720,578,000 1,720,578,000 Perjalanan Dinas 767,990,000 767,990,000 767,990,000 767,990,000 Iuran dan Sumbangan 575,547,000 575,547,000 321,547,000 254,000,000 254,000,000 d Biaya Representatif & Entertainment 198,950,257 198,950,257 30,570,500 168,379,757 168,379,757 Penyisihan Piutang Tak Tertagih 1,357,879,000 1,357,879,000 1,357,879,000 1,357,879,000 Biaya Lain-lain 99,467,000 99,467,000 10,267,000 89,200,000 89,200,000 Total Beban Umum dan 19,970,809,357 20,472,409,357 19,212,956,635 19,714,556,635 Administrasi Total Beban Operasional 37,240,297,652 38,055,468,552 36,482,444,930 37,297,615,830 Laba Operasional 3,548,100,949 2,732,930,049 757,852,722 4,305,953,671 3,490,782,771 3 Pendapatan dan Beban Lain-lain Pendapatan Jasa Giro 350,250,570 350,250,570 350,250,570 - - Standarisasi Obat 3,500,750,700 3,500,750,700 3,500,750,700 3,500,750,700 Pendapatan Lainnya 75,500,750 75,500,750 75,500,750 75,500,750 Beban Bunga Bank (1,140,756,000) (1,140,756,000) (1,140,756,000) (1,140,756,000) e Beban Konsultan Rumah Sakit (253,000,000) (223,142,856) (253,000,000) (223,142,856) Beban Lainnya (275,987,000) (275,987,000) (275,987,000) (275,987,000) Total Pendapatan & Beban lain-lain 2,285,759,020 2,286,616,164 1,935,508,450 1,936,365,594 Laba Bersih Sebelum Pajak 5,804,859,969 5,019,546,213 757,852,722 350,250,570 6,212,462,121 5,427,148,365 785,313,756 Sumber : Olahan Penulis

49 Setelah penulis melakukan tax planning terdapat beberapa biaya yang seharusnya dapat dihemat namun tidak diefisienkan oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan adanya salah satu hambatan yang telah terungkap sebelumnya, yaitu kurangnya pengetahuan bagi perusahaan dalam menghemat beban pajak. Oleh karena itu, berikut ini adalah penjelasan yang terkait dengan tax planning yang dilakukan oleh penulis. a. Fee Dokter Perusahaan membayar fee dokter sebesar Rp 9.739.329.597,00 Perusahaan melakukan tax planning terhadap fee dokter, maka perusahaan akan membayar fee dokter sebesar Rp 9.739.329.597,00 ditambah PPh 23 sebagai kredit pajak yang akan dibayar pada akhir tahun pajak. Sesuai dengan KEP 545/PJ/2000, PER-15/PJ/2006 menjelaskan bahwa penghasilan semua jenis dokter yang berasal dari pasien dikenakan pemotongan PPh 21 yaitu 15% x 50% x jasa dokter atau sama dengan 7,5% dari jasa dokter Fee dokter Rp 9.739.329.597,00 PPh Pasal 23 (7,5 % x Rp 9.739.329.597,00) Rp 730.449.720,00 Jumlah Rp10.046.977.932,00 Menurut hemat penulis sebaiknya perusahaan dapat melakukan tax planning dengan cara gross up fee dokter, yaitu sebagai berikut : Fee dokter (100/92.5 x Rp 9.739.329.597,00) Rp 10.052.900.497,00

50 PPh Pasal 23 (7,5% x Rp 10.052.900.497,00) Rp 753.967.537,00 Jumlah Rp 10.080.686.803,00 Table 4.3 Gross Up Biaya Fee Dokter Keterangan Sebelum Gross Up Sesudah Gross Up Selisih Dasar Pengenaan Pajak Rp 9.739.329.597 Rp 10.052.900.497 Rp 313.570.893 PPh Pasal 23(7,5%xDPP) Rp 730.449.720 Rp 753.967.537 (Rp 23.517.817) PPh Badan terutang Rp 1.217.416.200 Rp 1.256.612.561 (Rp 39.196.361) Penghematan Pajak (PPh Rp 15.678.544 Badan-PPh 23) Sumber : Olahan penulis Dari table di atas dapat diketahui bahwa penghematan pajak yang didapat dari cara gross up adalah selisih antara penghematan PPh Badan yang diperoleh dari efek kenaikan biaya fee Dokter dan PPh 23 yang terutang adalah Rp 15.678.544,00. b. Gaji Pegawai Dalam gaji pegawai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri atas : Gaji pokok Rp 4.356.600.750,00 Tunjangan Hari Raya (THR) Rp 760.445.230,00 Tunjangan fungsional Rp 172.350.700,00 JAMSOSTEK Rp 225.450.870,00

51 Jumlah Rp 5.015.473.500,00 Tax Plannning Perusahaan Rp 1.525.920.000,00 Total Akhir Rp 6.541.393.500,00 Pemberian tunjangan untuk karyawan diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-545/PJ/2000. oleh karena itu untuk menambah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, maka perusahaan membuat tax planning dengan menambahkan tunjangan trasportasi untuk setiap pegawai kecuali pegawai tingkat bawah seperti cleaning service, tukang kebun, sopir ambulance dan massenger yaitu sebesar Rp 20.000,00 per pegawai. Jadi, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 1.525.920.000,00 (289 pegawai x Rp 20.000,00 per hari x 264 hari kerja). Keterangan Laporan Keuangan Komersial Tax Planning Laporan Keuangan setelah Tax Planning Gaji Pegawai Rp 5.015.473.500 1.525.920.000 Rp 6.541.393.500 Jadi, setelah perusahaan menerapkan tax planning maka biaya gaji pegawai menjadi sebesar Rp 6.541.393.500,00. Menurut hemat penulis tax planning yang dilakukan oleh perusahaan belum efisien, karena perusahaan hanya memberikan tunjangan pada pegawai tingkat menengah ke atas saja. Sebaiknya perusahaan memberikan tunjangan transportasi kepada seluruh pegawai (jika perusahaan mengalami laba terus menerus), sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai pengurang penghasilan bruto

52 menjadi lebih besar. Penambahan tunjangan transportasi kepada seluruh karyawan dapat dilihat sebagai berikut : Pegawai menengah ke atas 289 Pegawai x Rp. 20.000,00 per hari x 264 hari kerja = Rp 1.525.920.000,00 Pegawai menengah ke bawah 65 Pegawai x Rp. 20.000,00 perhari x 264 hari kerja = Rp 501.600.000,00 Jumlah Tax Planning Rp 2.027.520.000,00 Keterangan Laporan Keuangan Komersial Tax Planning Laporan Keuangan Setelah Tax Planning Gaji Pegawai Rp 5.015.473.500 Rp 2.027.520.000 Rp 7.042.993.500 Jadi, setelah penulis melakukan tax planning terhadap gaji pegawai, maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya gaji pegawai menjadi sebesar Rp 7.042.993.500,00. c. Pengobatan Karyawan Perusahaan memberikan fasilitas berobat gratis untuk karyawannya, dimana setiap karyawan laki-laki dan perempuan diberikan pengobatan gratis, untuk keluarga yaitu suami, istri, dan anak (usia maksimal 21 th hingga anak ke tiga) diberikan diskon 50%. Perusahaan telah mengeluarkan biaya untuk pengobatan antara lain: Karyawan dan Keluarga inti Rp 2.206.519.986,00 Pemegang Saham dan Keluarga inti (Rp 77.019.222,00) 30% x Rp 256.730.740

53 Jumlah Rp 2.129.519.986,00. Pemberian natura atau kenikmatan terdapat dalam Undang-undang perpajakan Pasal 9 ayat 1 huruf e UU No. 36 tahun 2008. Sehingga biaya ini yang diakui secara fiskal adalah Rp 0. Setelah penulis teliti jika perusahaan menggunakan system ini maka biaya tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, akan tetapi jika perusahaan mengikutsertakan asuransi kesehatan setiap karyawannya, maka yang bersangkutan sakit klaim dapat dilakukan ke perusahaan asuransi. Keterangan Laporan Keuangan Setelah Tax Planning Rekonsiliasi Fiskal Laporan Keuangan Fiskal Pengobatan Karyawan Rp 2.206.519.986 Rp 77.019.222 Rp 2.129.500.764 Jadi, setelah penulis melakukan tax planning terhadap biaya pengobatan karyawan yang ditanggung oleh perusahaan menjadi sebesar Rp 2.129.519.986,00. d. Biaya Representatif dan Entertainment Biaya yang digunakan untuk menjamu tamu dan keperluan entertainment perusahaan. Entertainment Rp 198.950.257,00 Tanpa Daftar Nominatif (Rp 30.570.500,00) Jumlah Rp 168.379.757,00

54 Perusahaan mengeluarkan dana untuk biaya ini sebesar Rp 198.950.257,00. Terhadap biaya ini perusahaan melakukan koreksi sebesar Rp 30.570.500,00 karena tidak terdapat daftar nominatif, sehingga tidak dapat diakui sebagai biaya. Maka yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan fiskal adalah sebesar Rp 168.379.757,00. Menurut analisis penulis, terdapat peraturan perpajakan yang mengatur mengenai biaya entertainment, yaitu SE-27/PJ.22/1986, maka seharusnya perusahaan melakukan tax planning dengan membuat daftar nominative yang bisa dibuktikan disertai dengan nama data penerima,nomor pokok wajib pajak, alamat, tanggal bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya,dan bukti potong untuk transaksi tersebut sehingga biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Keterangan Laporan Keuangan Setelah Tax Planning Koreksi Fiskal Laporan Keuangan Fiskal Iuran dan sumbangan Rp 198.950.257 Rp 198.950.257 Jadi, setelah perusahaan melakukan tax planning maka biaya entertainment dan representative menjadi sebesar Rp 198.950.257,00. Menurut analisis penulis, tax planning yang dilakukan perusahaan sudah efisien, sehingga penulis tidak perlu lagi melakukan tax planning terhadap biaya tersebut.

55 e. Beban Konsultan Rumah Sakit Rumah Sakit menggunakan jasa Konsultan Rumah Sakit dari Singapura untuk meningkatkan system kinerja Rumah Sakit yaitu sebesar : Nilai Transaksi Rp 220.000.000,00 Pph 26 (15% x Rp 220.000.000,00 ) Rp 33.000.000,00 Jumlah Rp 253.000.000,00 Menurut analisis penulis Perusahaan bisa menggunakan system gross up yaitu sebagai berikut : Nilai Transaksi (100/98 x Rp 220.000.000,00) Rp 224.489.796,00 PPh pasal 26 (15% x Rp 224.489.795,00) Rp 4.489.796,00 Jumlah yang dikeluarkan memang lebih besar dari cara perusahaan, akan tetapi di sini ada penghematan pajak yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 4.489.796,00 x 30% = Rp 1.346.939,00. Dengan demikian pembayaran netto untuk transaksi ini adalah sebesar : Nilai Transaksi Rp 224.489.795,00 Penghematan pajak Rp 1.346.939,00 Jumlah Rp 223.142.856,00

56 Table 4.4 Gross Up Beban Konsultan Rumah Sakit Keterangan Sebelum Gross Up Sesudah Gross Up Selisih Dasar Pengenaan Pajak Rp 220.000.000 Rp 224.489.796 Rp 4.489.796 PPh Pasal 26 (15%xDPP) Rp 33.000.000 Rp 33.673.469 (Rp 673.469) PPh Badan terutang (28% x DPP) Rp 61.600.000 Rp 62.857.143 (Rp 1.257.143) Penghematan Pajak (PPh Badan- PPh 26) Rp 583.674 Sumber : Olahan Penulis Berdasarkan implementasi tax planning yang telah dilakukan Rumah Sakit Pondok Indah selama tahun berjalan, hal ini mampu mengurangi besarnya Penghasilan Kena Pajak (PhKP). Berikut adalah perhitungan dan perbandingan PhKP yang dikenakan terhadap RS Pondok Indah: Perhitungan PPh terutang setelah Tax Planning Perusahaan PhKP yang mendapat kompensasi (Rp 4.800.000.000,00 : Rp 40.788.398.601,00) x Rp 6.212.462.121,00) = Rp 731.085.779,00 PhKP tidak mendapat kompensasi (Rp 6.212.462.121,00 Rp 731.085.779,00) = Rp 5.481.376.342,00 PPh Terutang (50% x 25%) x Rp 731.085.779,00 = Rp 91.385.722,00 25% x Rp 5.481.376.342,00 = Rp 1.370.344.085,00 Total PPh Terutang = Rp 1.461.729.807,00

57 Kredit Pajak PPh Pasal 23 = Rp 753.967.537,00 PPh Kurang / Lebih Bayar = Rp 707.762.271,00 Berdasarkan perhitungan tersebut maka besarnya PPh terutang yaitu sebesar Rp 707.762.271,00. Sedangkan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PhKP) setelah dilakukan tax planning menurut hemat penulis adalah sebesar Rp 75.427.147.365,00. Berarti dengan penerapan tax planning menurut penulis maka Rumah Sakit dapat menghemat Penghasilan Kena Pajak (PhKP) sebesar Rp 785.314.756,00 (Rp 6.212.462.121,00 Rp 5.427.147.365) dan besarnya PPh terutang adalah sebagai berikut : Perhitungan PPh terutang setelah Tax Planning Penulis PhKP yang mendapat kompensasi (Rp 4.800.000.000,00 : Rp 40.788.398.601,00) x Rp 5.427.147.365,00) = Rp 638.669.647,00 PhKP tidak mendapat kompensasi (Rp 5.427.147.365,00 Rp 638.669.647,00) = Rp 4.788.477.718,00 PPh Terutang (50% x 25%) x Rp 638.669.647,00 = Rp 79.833.706,00 25% x Rp 4.788.477.718,00 = Rp 1.197.119.429,00 Total PPh Terutang = Rp 1.276.953.285,00

58 Kredit Pajak PPh Pasal 23 = Rp 753.967.537,00 PPh Kurang / Lebih Bayar = Rp 522.985.748,00 Jadi setelah dilakukan kembali tax planning oleh penulis didapatkan PPh terutang sebesar Rp 522.985.748,00 Tabel 4.5 Perbandingan Pajak Penghasilan RS Pondok Indah dengan Penulis Tahun 2010 MENURUT PENULIS PENGHASILAN KENA PAJAK SETELAH TAX PLANNING MENURUT PERUSAHAAN MENURUT PENULIS SELISIH Dengan Kompensasi Tanpa Kompensasi PPh TERUTANG Dengan Kompensasi Tanpa Kompensasi KREDIT PAJAK PPh Pasal 23 PPh KURANG / LEBIH BAYAR 731,085,779 638,669,647 92,416,132 5,481,376,342 4,788,478,718 692,897,624 6,212,462,121 5,427,148,365 785,313,756 91,385,722 79,833,706 11,552,016 1,370,344,085 1,197,119,679 173,224,406 1,461,729,808 1,276,953,385 184,776,423 753,967,537 753,967,537 707,762,271 522,985,848 184,776,423 Sumber : Olahan Penulis Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa selisih PPh terutang dengan penerapan tax planning menurut perusahaan dengan menurut penulis adalah sebesar Rp 184.776.423,00 (Rp 707.762.271,00 522.985.848,00). Berarti jika perusahaan mengupayakan penggunaan tax planning lebih efisien lagi, maka perusahaan akan menghemat PPh terutang sebesar Rp 184.776.423,00 atau sebesar 26.1%.