ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.XYZ) Priyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Tingginya permintaan pasar terhadap kendaraan roda dua membuat perusahaan wajib meningkatkan kapasitas jumlah produksinya, namun kadangkala pengendalian kualitas terhadap produk masih kurang maksimal, sehingga sering kali muncul masalah terhadap kualitas produk yang berdampak pada tingginya jumlah reject, penambahan cycle time repair, dan tidak tercapainya target produksi. Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah mengaplikasikan konsep dari Six Sigma DMAIC. Six Sigma dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi jenis reject dan mencari factor penyebab masalah. Metode yang digunakan adalah Six Sigma DMAIC, dimana DMAIC merupakan tahapan tahapan dari Define, Measure, Analysis, Improve, dan Control. Dari masing masing tahapan tersebut Define, Measure, Analysis merupakan tahapan awal yang harus diselesaikan secara beruntun,dan tahapan selanjutnya merupakan improve dari hasil analysis dan langkah terakhir adalah menjaga dan mengendalikan dari hasil improve yang 1
disebut dengan langkah control. Didalam tahapan DMAIC tersebut tools yang dapat digunakan adalah diagram pareto, fault tree analysis, diagram SIPOC, dan SPC. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisa reject pada proses assembly unit sepeda motor dengan metode fault tree analysis dan Six Sigma. Hasil dari analisa didapatkan reject dari proses assembly unit yaitu brake pedal ngayun. Dalam analisa brake pedal ngayun didapatkan nilai DPMO 1795 dan berada pada sigma level 4,42. Penyebab dominan brake pedal ngayun berdasarkan hasil analisa berada pada part spoke, dimana proses pengencangan spoke masih diluar batas spesifikasi yang telah diijinkan, yaitu didapat nilai Cp 0.60 dan Cpk 0,01. Dimana dalam kualitas yang ditentukan nilai tersebut berada dalam kategori proses tidak baik. Kata kunci : kualitas, Six Sigma, fault tree analysis, define, measure, analysis, improve, control (DMAIC), brake pedal ngayun 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan dan munculnya produsen baru yang memaksa untuk meningkatkan kualitas produk. Pengendalian kualitas terhadap produk atau part kurang maksimal. Sehingga sering kali muncul masalah terhadap kualitas part ataupun proses yang berdampak pada semakin tingginya tingkat repair, penambahan cycle time repair, biaya dan tidak tercapainya target produksi. 2
2. Metodologi 2.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian 2.2 Langkah Langkah Penelitian Tahapan tahapan yang dilakukan untuk mengarahkan dan memudahkan dalam penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut : 2.2.1 Genba Melakukan studi kasus pada proses assembly unit untuk mendapatkan data pendukung pembuatan penelitian. Data yang diperoleh yaitu : 3
1. Masalah 10 besar data reject tipe KYL yang terjadi di proses assembly unit. Brake pedal ngayun merupakan temuan masalah terbesar selama bulan Januari 2012~Juni 2012 yaitu sebesar 462 temuan dari 2124 masalah 10 besar. 2. Voice of customer dalam hal ini adalah final inspection. 3. Keterkaitan antar proses satu dengan proses yang lain pada proses assembly unit. Dalam,hal yang berkaitan dengan brake pedal ngayun adalah assembly wheel. 2.2.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan melalui pengamatan aliran proses assembly unit dan proses terkait dalam hal ini proses assembly wheel. Berdasarkan hasil studi pada PT XYZ ditemukan banyaknya reject yang terjadi, kapabilitas proses yang dihasilkan oleh proses tersebut, dan pencegahan reject tersebut. 2.2.3 Tujuan Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini adalah untuk memperoleh / mendapatkan : Jenis reject yang paling dominan dan faktor faktor penyebab pada proses yang akan diteliti dengan metode Six Sigma DMAIC. Kapabilitas proses, sigma level yang meliputi tingkat Cp, Cpk, PPM (Part Per Million) berdasarkan banyaknya reject yang terjadi. Identifikasi penyebab yang menjadi terjadinya reject dan mencari solusi untuk mengurangi dan mencegah reject pada proses assembly unit. 4
2.2.4 Pengumpulan Data Pengumpulan kerja dilakukan pada proses assembly unit dan proses terkait masalah yaitu assembly wheel. Data yang diambil yaitu flow process assembly wheel dan proses assembly unit. Selain itu data temuan masalah 10 besar dari proses assembly unit dan data sampling pengukuran part dari masing masing part yang diindikasikan sebagai penyebab masalah brake pedal ngayun. 2.2.5 Analisis dan Pengolahan Data 2.2.5.1 Define Beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab terjadinya gangguan pada brake pedal ngayun dapat dilihat pada tree diagram dibawah ini. Gambar 2.2 Tree diagram brake pedal ngayun Secara teknis beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya brake pedal ngayun adalah part-part sebagai berikut: 5
No Part Indikasi Masalah 1 Hub ~ Run out keluar dari batas spesifikasi 2 Rim ~ Run out keluar dari batas spesifikasi 3 Spoke ~ Pengencangan spoke keluar dari batas spesifikasi 2.2.5.2 Measure Adapun kemampuan proses yang akan dihitung adalah : 1. Run out dari hub Berdasarkan pengukuran yang dilakukan didapatkan nilai proses: Cp : 1.32, Cpk : 1.28, PPM total : 1775.15 Hasil : Proses baik 2. Run Out rim Berdasarkan pengukuran yang dilakukan didapatkan nilai proses: Cp : 1,15, Cpk : 0.81, PPM total : 16933,10 Hasil : Proses baik. 6
3. Pengencangan spoke Berdasarkan pengukuran yang dilakukan didapatkan nilai proses: Cp : 0,63, Cpk : 0,01, PPM total : 488.575,69 Hasil : Proses tidak baik 4. Pengukuran Defect Per Million Opportunities (DPMO) 7
Defect per Million Opportunities (DPMO) DPMO = DPO x 1000000 DPMO = 0.0018 x 1000000 = 1795.07 1795 Dari perhitungan bahwa level sigma berada pada tingkat 4.42 dengan DPMO sebesar 1795. 2.2.5.3 Analysis Dari hasil pengukuran proses yang terkait dengan brake pedal ngayun didapatkan analisa sebagai berikut: Tabel 2.1 Analisa teknis penyebab brake pedal ngayun Dari hasil analisa didapatkan proses pengencangan spoke berada pada proses yang tidak baik, dan langkah selanjutnya adalah membuat fault tree analysis pada proses pengencangan spoke diluar batas standard. 8
Gambar 4.3 Fault Tree Analysis pengencangan spoke Dari hasil fault tree analysis dibuatkan failure mode and effect analysis (FMEA). Adapun hasil dari FMEA adalahsebagai berikut: Tabel 2.2 Cause Failure Mode Effect untuk pengencangan spoke 9
Didapatkan Risk Priority Number (RPN) tertinggi sebesar 252 dan kedua sebesar 216, yaitu pada setting impact, setting regulator angin dan operator yang mengalami kelelahan. 2.2.5.4 Improve Perbaikan yang direncanakan untuk mengatasi masalah adalah sebagai berikut : Setting tools yang bervariasi yaitu terlalu besar atau kecil yaitu dengan membuatan checkseet untuk pengecekan kondisi tools dan equipment, preventif maintenance, dan dibuatkan indicator lamp pada regulator jika setting / kran angin yang dibuka tidak sesuai dengan standard yang diijinkan Gambar 2.3 Checksheet control tools dan equipment Operator yang kelelahan, over loading terhadap pekerjaanya dan kurangnya minat untuk mengetahui standar torsi. Yaitu dengan melakukan balancing man power terhadap pekerjaanya, Refreshmen training, dan dibuatkan standard operational procedure (SOP) untuk pengencangan spoke 10
Gambar 4.5 Standard operational procedure pengencangan spoke 2.2.5.5 Control Tools yang digunakan adalah dari SPC (Statistical Process Control), dengan menggunakan X-R Control Chart. Poin yang akan dikontrol meliputi besarnya variasi torsi terhadap hasil kerja proses assembly wheel. 11
3. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Reject yang paling dominan pada proses assembly unit dari bulan Januari ~ Juni 2011 adalah brake pedal ngayun pada tipe KYL dan dipengaruhi oleh proses pengencangan spoke pada proses assembly wheel. 2. Kapabilitas proses yang terjadi pada proses pengencangan spoke adalah: Cp : 0,60, Cpk : 0,01, PPM total : 488.575,69, Hasil : Proses tidak baik Sedangkan pencapain level sigma pada proses assembly unit yang berkaitan dengan reject brake pedal ngayun berada pada tingkat 4.42 dengan DPMO sebesar 1795. 12
Daftar Pustaka [1] Gasperst, Vincent. (2008). The Executive Guide To Implementing Lean Six Sigma-. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. [2] Gasperst, Vincent. (2008). Total Quality Management (TQM)-. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. [3] Drs. Amin Widjaya Tunggal, AK, MBA. (2011). Dasar Dasar Managemen Mutu Principlies Of Quality Management. Jakarta : Harvarindo. [4] M, Teguh Anggoro dan Yusuf Handoko. ( 2009). Failure Mode and Effect Analysis. Jakarta : Quality Technology Division. PT Astra Honda Motor. [5] Montgomery, Douglas C.Six Edition. (2006). Statistical Quality Control. USA : International Student Version. [6] Park, Sung H. (2003). Six Sigma For Quality And Productivity Promotion. Japan : Asian Productivity Organization. [7] S, Nunung dan Bambang DY. (2009). Statistical Process Control. Jakarta : Quality Technology Division. PT Astra Honda Motor. [8] Wahyudi, Imam. (2007). Whorkshop On Six Sigma DMAIC - Six Sigma Yellow Belts Training Six Training. Jakarta: Production Division. PT Astra Honda Motor. 13