Lampiran 1 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri JS dan HS

dokumen-dokumen yang mirip
Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini berada di lereng Gunung Merbabu di ketinggian 1307 meter

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

LAMPIRAN. I. Pedoman Wawancara Pertanyaan Umum : 1. Siapa nama lengkap anda? 2. Ibu kandung anda boru apa?

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pedoman Wawancara Proses Komunikasi Antarpribadi Efektif Pegawai P2TP2A Kabupaten Serdang Bedagai dengan Anak Korban Kekerasan Seksual

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

PEDOMAN WAWANCARA. No. Isu Sub Isu Pertanyaan 1. Apakah anda selalu. Pola Keseimbangan. 2. Apakah anda selalu jujur dalam

HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan yang sama. Jenis kelamin dari anak kembar ini bisa sama, tapi bisa

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

Keindahan Seni Pendatang Baru

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

BAB V HASIL PENELITIAN

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

Lampiran Hasil Wawancara No Informan Wawancara

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh

Lika-liku Mencari Pasangan Hidup yang Seiman. Ditulis oleh Krismariana Senin, 30 Januari :02

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya

SAAT TERJADI KONFLIK

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II PROFIL INFORMAN

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris

Aku dan adik kelasku.

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

BIODATA INFORMAN. : Muhammad Ali Akbar Syihab. Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Beringin, 23 Desember : 4 (Empat) Dari: 6 (Enam) Bersaudara

Awalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 4. Verbatim Subjek 2. Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 PENELITI (P) SUBJEK2 (A)

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

G. Paradigma Penelitian

Universitas Sumatera Utara

yang putih. Cukuplah menutupi kulit Bayu yang sedikit hitam. Karena saking pemalunya, jangankan untuk minta nomor hp Fivin, ngajak kenalan aja Bayu

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

ART OF THE TRIOMPE. Oleh: Dwi Wulandari

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI. Nama : Donna Ayu Anggraeny. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 24 Juli 1993

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

Written by Daniel Ronda Saturday, 08 February :22 - Last Updated Wednesday, 29 October :08

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA. 1. Pemahaman pernikahan

INSTRUMEN PENCATAT DATA. No. Informan Komponen Indikator Data Metode Guru BK Pelaksanaan program BK

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Sang Pangeran. Kinanti 1

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

It s a long story Part I

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir

Eh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal.

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015

: Dina Simbolon. Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006) Waktu wawancara : 29 April 2016, WIB. P : Kenapa Ibu memutuskan untuk pindah kemedan?

Transkripsi:

Lampiran 1 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri JS dan HS : Selamat siang bu, boleh diperkenalkan nama ibu siapa, umur nya berapa dan alamatnya dimana? : Suku ibu apa? : Saya suku Batak : Agama ibu apa? : Saya Kristen Protestan : Pendidikan terkahir ibu apa ya? : Akademik Perawat di Medan : Terus sekarang pekerjaan ibu apa ya? : PNS di Puskesmas Sei Agul : Jadi, waktu menikah berapa usia ibu? : Jalan 25 tahun : Terus alasan ibu menikah di usia segitu apa ya? : Karena memang sudah pantas menikah di usia segitu : Masih ingat gak tanggal pernikahan ibu? : 23 Mei 2003 : Lalu bagaimana proses awal perkenalan bapak/ibu? : Ya perkenalannya dari family lah satu gereja sama suami saya dan kami pun diperkenalkan. Jadi kakak nya suami saya satu gereja dengan adiknya mamak saya, ya jadi kami di perkenalkan lah dan ketemu disitu lah, ngomong ngomong gitu untuk menjodohkan kami. : Jadi yang berperan disitu keluarga ibu dan suami ibu lah ya? : Iya dari keluarga kami, ya keluarga dari mamak saya dan suami saya, gitu : Berapa lama proses perkenalan sampai pada akhirnya menikah?

: Ya pertemuan awalnya cuman 3 hari pada bulan Januari saya pergi liburan ke Batam sekalian bertemu dengan suami saya, lalu setelah itu kami martupol dan menikah bulan Mei, jadi kira-kira prosesnya itu kurang lebih 4 bulan lah sampai ke menikah : oh menikahnya gak di Medan bu? : Tidak, suami saya yang kebetulan kerja disana, kalo kami menikah ya di Medan : Berarti dari bulan Januari kenalan sampai ke bulan 5 belum pernah ketemu sebelumnya? : Ya pernah, itu tadi lah saya pas liburan ke Batam 3 hari ketemu dia disana, lalu saya balik ke Medan komunikasinya cuman melalui hp aja. : Berarti selama dari bulan Januari sampai ke bulan Mei ibu menikah dengan bapak tidak ada pacaran lah ya? : Kami tidak ada pacaran sama sekali, ya berjalan begitu saja, namun kami berkeyakinan ya pasti memang ini jodohnya. : Bagaimana pandangan pertama bapak/ibu dan penilaian saat pertama kali bertemu? : Ya biasa-biasa aja sih, gak ada yang terlalu membuat saya gimana lah, tapi yakin aja dalam hati : Apa sih yang membuat bapak/ibu yakin kalau ini lah memang jodoh saya, padahal kan tidak berpacaran sebelumnya? : Ada juga dorongan dari orang tua masing-masing, karena kan orang tua itu melihat kakak sudah oke dan mau, lalu orang tua suami saya yang bilang ke suami saya ya lanjut saya perjodohannya. : Jadi yang paling membuat ibu yakin bapak jodoh ibu, karena orang tua? Atau ada alasan lain bu?

: Yang paling utama ya orang tua, karena ga mungkin orang tua memberi yang buruk kepada anaknya. Ya saya pun yakin kan saja memang itu jodoh saya dan berdoa berserah kepada Tuhan : jadi keluarga dari pihak ibu dan bapak sebelumnya memang sudah kenal dekat? : Sebenarnya belum, cuman karena tante saya adiknya mamak yang mengenalkan, ya jadi kenal lah, dan cocok juga mereka rasa, makanya saya pun ikut juga yakin karena orang tau kami. : Saat ini sudah berapa lama usia pernikahan bapak/ibu? : Sudah 10 tahun : Lalu bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pernikahan yang sudah sekian tahun dibina? : Suami saya sangat bertanggung jawab sekali dengan keluarga, baik dan perhatian dengan keluarga. : Waktu sebelum menikah kan pastilah kita punya harapan-harapan pengennya punya suami/istri yang seperti ini dan itu. Ketika sudah menikah gimana perasaan bapak/ibu? Apakah sesuai dengan harapannya? : Ya walaupun ada yang ga sesuai harapan pengen ini itu, tapi sejauh ini ya saya nyaman dengan suami saya, sesuai dengan harapan lah. : Lalu bagaimana komunikasi bapak/ibu dalam rumah tangga, apakah cukup bagus lancar atau biasa saja? : komunikasi kami lancar, ya suami saya kalau sudah pulang kerja malam hari menceritakan dia bagaimana di kantor, dan saya pun begitu bercerita juga ke dia, lalu bercerita tentang anak-anak gimana disekolah dan yang lainnya lah : Oh ya, bagaimana perasaan bapak/ibu ketika saat berbicara, misalnya pada saat bertukar pikiran dengan suami/istri?

: Nyambung lah, ya kami kalau ada masalah atau apa gitu dibicarakan lah, mencari solusinya apa jalan keluarnya gimana. : Terus respon bapak/ibu ketika berbicara gimana? : Ya responnya baik, bagus gitu lah. Ya sama-sama nyambung lah dek. Karena memang ya pembicaraan kami nyambung dan selalu ada solusi jalan keluar setiap apa yang dibicarakan. : Lalu masalah keterbukaan antara bapa/ibu gimana? Apakah semua bapak/ibu ceritakan satu sama lain? : Saling terbuka semua kami, apalagi kalo masalah dalam keluarga tidak ada yang disembunyikan, apalagi misalnya dalam hal keuangan juga kami selalu terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi. : Bagaimana tingkat kepercayaan bapak/ibu terhadap satu sama lain? : Ya saling percaya la dek, klo gak percaya satu sama lain gak bisa bertahan rumah tangga kami, pasti selalu cek cok. Intinya kan disitu : Kalau misalnya memiliki waktu luang, biasanya bapak/ibu melakukan hal apa?kegiatannya apa? : Ya kadang kami kumpul dirumah aja sama suami dan anak-anak, kadang jalanjalan juga lah. : Lalu yang biasa sering dalam hal mengambil keputusan itu siapa ya, bapak/ibu? : Biasanya selalu suami saya yang ambil keputusan : Kan dalam pernikahan kan wajar sering ada masalah-masalah. Terus bagaimana bapak/ibu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada? : Ya kami saling membicarakan nya gak didiamkan. Biasanya kalo memang lagi sama-sama marah, biasanya kami tidak bicara dulu, karena kalo semakin kami

bicara pada saat emosi bisa tambah masalah lagi. Tunggu sudah reda emosinya sudah tenang baru kami sama-sama bicara dan menyelesikan masalah. : Terus bagaimana menurut bapak/ibu pengaruh adanya suatu masalah itu dalam rumah tangga? : ya paling kalo ada masalah dalam rumah tangga bisa buat kami kayak lebih dewasa aja menghadapinya : Sekarang kita beralih ke masalah financial ya pak/bu. Bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap ekonomi keluarga bapak/ibu saat ini? : Ya keadaan ekonomi kami cukup untuk kami semua tidak kurang dan tidak lebih juga. Bisa menyekolahkan anak-anak : Yang mengelola keuangan biasanya siapa? : Suami saya selalu menyerahkan masalah keuangan itu kepada saya : Bapak/ibu percaya istri yang mengelola keuangan keluarga? : Ya sangat percaya sekali : Jadi sekarang kan udah menikah yak kan pak/bu, pasti sudah punya keluarga baru dan keluarga semakin bertambah dari kedua belah pihak. Terus bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga dari pihak bapak/ibu? : Kami kan setiap minggu pergi berkunjung ke rumah mertua saya di Marindal, karena kami saat ini tinggal dirumah mamak saya. Ya jadi harus imbang lah dalam berkeluarga tidak ada yang lebih dominan kemana : Bagaimana perasaan bapak/ibu dalam menjalin hubungan silaturahmi dengan kedua belah pihak keluarga? : Perasaan senang lah karena semua memang kami damai jadi kalau ketemu bahagia

: Lalu setelah menikah bagaimana hubungan bapak/ibu dengan kerabat. Temanteman lama apakah baik hubungannya? : Kalau dengan teman-teman lama sudah tidak bertemu lagi, ya palingan temanteman dilingkungan kantor, dan lingkungan rumah, dan teman-teman di perkumpulan marga, tu aja sih : Beralih ke masalah seksualitas, bagaiaman perasaan bapak/ibu dalam hal seksualitas bapak/ibu? : perasaan bahagia dan berjalan dengan baik tidak ada masalah : Bagaimana kesetiaan antara bapak dengan ibu? : Saling setia lah dek, itu tadi gunanya keterbukaan dan kepercayaan satu sama lain. : Terus bagaiaman hubungan bapak/ibu sebelum memiliki anak dan setelah memiliki anak?apakah ada perbedaan nya? : ya hubungannya tetap baik, mungkin kalau sebelum punya anak perhatiannya lebih ke istri kalau sudah punya anak kan sudah terbagi-bagi perhatiannya. Ya tapi tetap sayang semua lah : anak ibu sekarang berapa bu? : anak saya sudah 3 masih sekolah SD paling besar paling kecil umur 5 tahun : Setelah menikah berapa lama ibu baru punya anak? : Sebulan kemudian : Kemudian, bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap kepribadian pasangan bapak/ibu? : suami saya baik dan penyayang sama keluarga.

: Bapak/ibu menikah tanpa proses pacaran ya kan dan perkenalannya juga cukup singkat. Terus bagaimana cara bapak/ibu dalam menyesuaikan diri di awal-awal pernikahan? : ya gimana la ya dek, kami setelah menikah bulan 5 beberapa hari kemudian kami langsung ke Batam, ya kami jauh dari orang tua, ya sama-sama merasakan benar-benar harus dewasa, saling terbuka. Ya disitu lah kami harus benar-benar mandiri dan memang disitu keterbukaan kami terjalin. Ya tapi pas awal memang ada rasa canggung juga lah, tapi ya kami tetap berkomunikasi,ngobrol saling menceritakan satu sama lain.

Lampiran 2 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri VP dan RS : Suku bapak/ibu apa? (Ibu) : Kami suku Batak (Ibu) : Pendidikan terkahir bapak/ibu apa ya? : Aku dulu sempat menjalankan sekolah SMEA cuman karena orang tua gak mampu mau PKL jadi ya putus sekolah aja. : Kalau bapak lulusan apa pak? (Bapak) : Aku cuman lulusan SD. (Ibu) : Jadi, waktu menikah berapa usia bapak/ibu? : Aku 19 tahun : Kalau bapak usia berapa menikah? (Bapak) : Umur 20 tahun (Ibu) : Terus alasan bapak/ibu menikah di usia segitu apa ya? : Ya aku dulu sebenarnya pernah menjalani pekerjaan aku melamar pekerjaan di PT Sendok Tebing Tinggi lalu gak di panggil-panggil lalu aku melamar pekerjaan sarung tangan Belawan lalu aku juga gak dipanggil-panggil. Namun aku dulu memang pernah berpacaran namun putus cinta jadi akhirnya aku dikenalkan dari mertua ku sekarang, mereka datang ke Tebing Tinggi untuk mencari wanita untuk dikenalkan ke anaknya, lalu aku dikenalkan lah sama suami ku yang sekarang ini. Lagian aku berpikir melamar pekerjaan kemana-mana pun aku gak dipanggilpanggil lebih baik lah aku nikah. : Masih ingat gak tanggal pernikahan bapak/ibu? (Ibu) : Tanggal 17 bulan 7 1997 (Ibu) : Lalu bagaimana proses awal perkenalan bapak/ibu? : Perkenalan antara aku dengan suamiku itu lah ada pesta di tempat mamakku karena mamakku ada sodara juga dari keluarga suamiku mertua yang kakak beradik masih satu kampung dengan mamakku dibilangnya ada nya perempuan yang cocok untuk anakku? Ada boru regar disana baik katanya. Tapi disitu aku masih baru putus cinta dari pacarku, jadi selama itu aku melamar pekerjaan gak dapat-dapat yauda mungkin ini lah jodohku. Yauda tapi disitu aku belum ketemu

dengan suamiku, masih kedua orang tua kami aja yang cakap untuk menjodohkan, tapi disitu aku belum bisa terima untuk dijodohkan tapi orang tua ku bilang aku bakalan senang kalau menikah dengan suamiku karena udah ada rumahnya dan sarung pernikahan dan kalung pernikahan pun akan dibelikan mertuaku dan sinamotku dulu pun bisa dibilang banyak lah. Akhirnya datang lah mertua ku dengan suami ku pada saat itu ke Tebing datang lah anaknya untuk menjumpai aku, namun disitu aku belum bisa terima aku dijodohkan dan aku belum tertarik dengan dia tapi mungkin itu lah jodoh itu. Jadi pertemuan kami cuman baru sekali aja lalu menikah. (Ibu) (Ibu) (Ibu) : Siapa yang berperan pada saat berkenalan, suami / istri? Siapa yang lebih dominan dalam proses perkenalan pada saat itu? : Yang paling dominan dalam perjodohan ini mertua ku sama mamakku juga. : Berapa lama proses perkenalan sampai pada akhirnya menikah? : Gak lama sih, paling itu pun 3 hari. Gak nyampe sebulan langsung ngomong sinamot dan persiapan pernikahan. : Bagaimana pandangan pertama bapak/ibu dan penilaian saat pertama kali bertemu? : Pandangan pertama sih gak pala tertarik sama dia, namun karna udah ngomong mertuaku sama mamakku mungkin udah itu lah jodoh itu. Yauda gitu aja : Kalau abang gimana pertama kali melihat kakak? (Bapak) : Ya gitu lah langsung suka aku sama dia (Ibu) : Apa sih yang membuat bapak/ibu yakin kalau ini lah memang jodoh saya, padahal kan tidak berpacaran sebelumnya? : Ya aku mikir kalau ini lah memang jodohku ya kujalani aja lah, aku jalani aja sampai kami pesta dan berumah tangga dan udah siap aku jadi istrinya di dalam rumah tangga. : Kalau abang gimana apa yang buat abang yakin kakak ini jodoh abang?

(Bapak) : Ya karna orang tua juga yang buat yakin sama dia selain suka sama dia. (Ibu) (Ibu) : Saat ini sudah berapa lama usia pernikahan bapak/ibu? : 14 tahun lah : Lalu bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pernikahan yang sudah sekian tahun dibina? : Sebenarnya dalam pernikahan kami selalu baik-baik aja. Cuman permasalahan pernikahan pasti selalu ada. Namun yang membuat pernikahan kami agak gimana mertua ku yang selalu mencampuri dan kakak kakak iparku. : Sekarang penilaian bapak/ibu terhadap pasangan masing-masing seperti apa? : Dia sih baik dia juga perhatian sama anak-anak dan istrinya. : Kalau penilaian abang gimana dengan kakak? (Bapak) : Ya sama dia perhatian juga sama aku. (Ibu) : Waktu sebelum menikah kan pastilah kita punya harapan-harapan pengennya punya suami/istri yang seperti ini dan itu. Ketika sudah menikah gimana perasaan bapak/ibu? Apakah sesuai dengan harapannya? : Ya gimana lah sesuainya ya, cuman kita jalani aja karena memang udah jodoh kita. Ya karena memang kami gak berkenalan lama kami langsung menikah. : Kalau abang gimana harapannya dulu? (Bapak) : Ya sama gitu juga. : Lalu bagaimana komunikasi bapak/ibu dalam rumah tangga, apakah cukup bagus lancar atau biasa saja? (Ibu) : Komunikasi kami sih baik gak ada apa-apa, cuman karena masalah mertuaku dan kakak-kakak iparku yang membuat kami kadang mau ribut.

(Ibu) (Ibu) (Ibu) : Oh ya, bagaimana perasaan bapak/ibu ketika saat berbicara, misalnya pada saat bertukar pikiran dengan suami/istri? : cuman sih kalau aku bertukar pikiran dengan suamiku ku akuilah memang kurang nyambung karena kayak mana lah ya suami ku kan cuman tamat dari SD dia kurang bisa berkomunikasi, cuman itu lah paling pelan-pelan aja paling aku lah yang memotivasi dia untuk mendorong dia. : Terus respon bapak/ibu ketika berbicara gimana? : Ya itu tadi kalo ngomong sama suamiku memang kurang bisa nyambung karena dia agak sulit berkomunikasi : Lalu masalah keterbukaan antara bapa/ibu gimana? Apakah semua bapak/ibu ceritakan satu sama lain? :Selalu terbuka sih cuman ya karna aku pengen kerja cuman suami ku selalu menghambat jadi ya kututup-tutupi aja lah dia selalu cemburu dengan aku. Pokoknya dia pengen aku cuman dirumah aja. Cuman memang diantara kami selalu terbuka kok : Kalo abang selalu terbuka gak dengan abang? (Bapak) : samalah kami juga terbuka (Ibu) : Bagaimana tingkat kepercayaan bapak/ibu terhadap satu sama lain? : Saling percaya lah cuman suami ku aja yang suka cemburu : Kalau abang percaya sama kakak? (Bapak) : Kalau aku percaya percaya ajanya sama istriku ini : Kalau misalnya memiliki waktu luang, biasanya bapak/ibu melakukan hal apa? kegiatannya apa?

(Ibu) (Ibu) : Dirumah aja lah terus. Aku jujur aja lah yah udah tujuh anak ku cuman aku rindu maunya aku dibawa jalan-jalan sama anakku, cuman kayak mana lah keadaan suamiku gak ada. : Lalu yang biasa sering dalam hal mengambil keputusan itu siapa ya, bapak/ibu? : Biasanya aku, tapi ya kami bicarakan dulu lah satu sama lain : Kan dalam pernikahan kan wajar sering ada masalah-masalah. Terus bagaimana bapak/ibu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada? : Ya menyelesaikan itu gimana la ya, ya sabar la, ya penuh dengan kepercayaan dan kekuatan Tuhan. Cuman aku selalu didorong kalau aku bertengkar dengan mertua dan kakak-kakak iparku tapi selalu suami membela aku dan diselesaikan sama-sama. : kalau abang gimana dalam menyelesaikan masalah dengan kakak? (Bapak): Dia suka ngambil tindakan sendiri, misalnya langsung mau pigi ke sana dan udah ku larang pulang kerumah mertuaku. (Ibu) (Ibu) : Terus bagaimana menurut bapak/ibu pengaruh adanya suatu masalah itu dalam rumah tangga? : ya kadang jadi tau aku gimana sifatnya : Sekarang kita beralih ke masalah financial ya pak/bu. Bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap ekonomi keluarga bapak/ibu saat ini? : Bagaimana la ya, pendapatan dia kan gak pala memungkinkan tetapi aku sabar, ya ku bagi-bagi lah pendapatan dia segitu. : Yang mengelola keuangan biasanya siapa? (Ibu) : Aku lah : Abang percaya istri yang mengelola keuangan keluarga?

(Bapak): ya percaya, karena kuncinya itu perempuan (Ibu) (Ibu) (Ibu) (Ibu) (Ibu) : Jadi sekarang kan udah menikah yak kan pak/bu, pasti sudah punya keluarga baru dan keluarga semakin bertambah dari kedua belah pihak. Terus bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga dari pihak bapak/ibu? : Antara keluarga ku dengan suami gak ada masalah cuman mertua ku selalu gak cocok dengan aku selalu nuduh kalo aku sering ngasih-ngasih uang ke mamakku, kayak manalah aku mau ngasih sama orang tua ku, aku pun susah. Itu lah selalu bertengkar, jadi gak terlalu baik hubungannya. : Bagaimana perasaan bapak/ibu dalam menjalin hubungan silaturahmi dengan kedua belah pihak keluarga? : Ya gimana la ya gak terlalu baik baik kali : Lalu setelah menikah bagaimana hubungan bapak/ibu dengan kerabat. Temanteman lama apakah baik hubungannya? : Antara aku dengan teman-teman baik, cuman gak pala komunikasi lagi. Karena suamiku cemburu kali jadi kujaga juga rumah tanggaku : Beralih ke masalah seksualitas, bagaiaman perasaan bapak/ibu dalam hal seksualitas bapak/ibu? :Ya lumayan bagus lah. Kami selalu berbicara dulu kalo mau sama mau : Bagaimana kesetiaan antara bapak dengan ibu? : Ya gimana la yah, ku berikan juga kesetiaan ku sama dia. Karena sayang juga aku sama dia karena udah ada anak-anak itu yang buat itu sih. Tapi kalau dia setia kali sama aku. : Terus, bagaimana perasaan bapak/ibu dengan hadirnya anak dalam pernikahan bapak/ibu? : senang juga lah, karena diberikan Tuhan anak

(Ibu) : Terus bagaiaman hubungan bapak/ibu sebelum memiliki anak dan setelah memiliki anak?apakah ada perbedaan nya? : Kami punya anak 3 bulan setelah menikah. Ya baik-baik aja sih, ya cemana lah memang dia sudah jodoh kita dan karena udah punya anak ya baik-baik aja lah. : Kemudian, bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap kepribadian pasangan bapak/ibu? : kepribadian nya dia suka bekerja, tapi kalau harmonis rumah tangga kurang. Tapi baik sih dia gak pernah mukul istri : emang kurang harmonis gimana kak? : dia kurang bisa ngajak kami untuk jalan-jalan. Karena selalu kerja. : Kakak kan menikah tanpa proses pacaran ya kan dan perkenalannya juga cukup singkat. Terus bagaimana cara kakak dalam menyesuaikan, diri di awal-awal pernikahan? : penyesuain kayak mana la yah, kaku sih diawal. Tapi gimana lah langsung gitu aja lah terbuka sama dia. Kami gak ada ngobrol dan gak terlalu banyak cerita, jalani aja gitu aja. Karena memang suamiku kurang bisa bergaul dan berkomunikasi dengan baik. Ya gitu jalani aja. : Jadi tahap-tahap kakak mengenal abang lama la yah? : ya lama lah, setelah menikah pun mengerti dia pun lama karena dia pendiam. Cakap cakap sama istrnya pun jarang. : Bagaiamana keintiman bapak/ibu saat diawal pernikahan? Apakah langsung muncul diawal-awal pernikahan? : Ya kalo kedekatan dan kemesraan ya gitu dekat-dekat aja, cuman kurang intim memang kami. Aku memang yang deluan memulai keintiman. Dan romantis itu pun gak ada memang.

(Ibu) (Ibu) (Ibu) : Apakah sudah timbul perasaan cinta antara bapak/ibu pada saat itu? : Tapi kayak mana la ya, sebenarnya gak pala cuman karena udah ada anak-anak ya gitu lah : Kenapa gitu kak? : Ya karena memang dulu pun kami menikah gak pacaran dulu, jadi aku kurang apa kali, kurang bisa teriman. Cuman karena udah hadirnya anak ya timbul juga lah cinta : Nah, bagaiamana soal kemesraan diantara bapak/ibu pada saat itu?apakah langsung muncul?atau ada rasa malu-malu?atau kemesraan itu muncul setelah beberapa pernikahan berlangsung? : ya gak malu-malu sih, cuman aku mikir kenapa kok dapat jodoh yang kayak gini aku ya, kok kayak ada bodoh-bodohnya suamiku ini ya gitu. Ya aku aja lah yang deluan untuk memulai. : Bahagia sih kakak sebenarnya? : Ya bahagia, karena memang dia orang nya baik. Ya walaupun dia gak mesra dan gak pernah bawa kami jalan-jalan atau dia beri aku sesuatu. : Emangnya kakak gak pernah bilang ke abang kalau kakak pengen dibawa jalanjalan atau pengen dikasih sesuatu? : ya pernah, terbuka juga aku sama dia. Ya cuman kayak gini lah dia diam aja gak pernah respon apa-apa. Ya memang dia gitu orangnya kurang bisa buat suasana romantic. : Pernahkah Anda dengan pasangan pada saat memiliki konflik, justru menemukan informasi tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai pasangannya, sehingga informasi tersebut bermanfaat untuk menjaga hubungan perkawinan?

(Ibu) : taunya ya kayak gini, dia gak bisa lihat aku pegang hp. Langsung cemburu kali dia. : Emang kakak hubungin siapa kok abang bisa cemburu gitu? : Gak ada hubungin siapa-siapa cuman dia cemburu kali memang : Kenapa abang bisa cemburu sama kakak? Apa pernah dulu ada kejadian masa lalu kak? : dulu sih memang pernah, tapi karena ini memang karena faktor suami ku gak pernah bisa buat romantis dan harmonis, jadi aku pernah kenalan sama laki-laki lain. Dia yang hubungin aku, dia bisa buat aku bahagia dan senang beda dengan suamiku, ya kami kayak pacaran lah. : Itu kakak gitu pas udah punya anak keberapa kak? : Anak ke enam : Berapa lama lah kakak menjalin hubungan dengan laki-laki itu kak? : Cuman sebulan aja sih. Trus ketauan sama suamiku : Gimana ketauannya kak? : Karena aku sering pegang-pegang hp dan dia curiga diperiksanya ya langsung ketauan lah lalu kami bertengkar : Ada rasa nyesal gak kak kakak kayak gitu? : Nyesal sih. Cuman aku kepengen suamiku bisa bahagiakan aku romamtis bikin harmonis. : Trus kakak bilang gak ke abang kalo alasan kakak selingkuh ya karena gak dapat bahagia itu dari abang? : Ya ku bilang juga, ya tapi respon dia marah. Tapi yauda baikan lagi. Ya namanya juga bunga-bunga rumah tangga.

: Apakah Anda dengan pasangan pernah merasakan kebosanan dalam rumah tangga? : Bosan sih, ya karna kayak mana la yah dia gak punya keromantisan datar aja gitu-gitu aja : Ada gak usaha kakak supaya kakak gak bosan dalam rumah tangga kakak? : Makanya aku pengen dia bawa aku jalan-jalan cuman gak pernah terealisasi. Ya gitu lah. Aku pengen ke pajak dengan teman-teman ku pun gak bisa langsung cemburu dia. Gitu aja sih, : Nah, sekarang kan sudah menikah ya pak/bu. Bagaiaman perasaan bapak/ibu menjalani peran-perannya dalam rumah tangga baik sebagai ayah/ibu, bagaiaman perasaannya menjalani itu semua? : Menjalaninya ya gitu imbang lah aku ngurus anak dan rumah tangga. Ya sabar aja lah menjalaninya. : Terus menurut bapak/ibu bagaimana pengaruh pola asuh anak-anak terhadap bapak/ibu, adakah manfaatnya terhadap diri sendiri? : manfaatnya ada, karena aku ngurus anak-anakku bahagia,ini nya yang buat aku bahagia. : Emang kenapa bahagia kak dengan anak-anak? : anak-anak ku bisa ku atur, nurut semua : Terus kan, bapak/ibu sudah sekian lama menjalani rumah tangga. Bagaimana perasaan bapak/ibu menjalani pernikahan yang sudah terbina sekian tahun ini? : Perasaan ku ya senang juga lah. Senang nya karena udah dikasih anak, trus udah punya rumah juga kami, ya gitu lah : Apakah bapak/ibu merasa puas sampai saat ini dengan pernikahan yang dilakukan tanpa melalui proses pacaran?

: Puas sih enggak, karena keromantisan itu enggak ada di rumah tangga kami, tapi karena anak-anak semuanya tertutupi, aku cuman mandang anak-anak aja sekarang. : Lalu bagaiamana bapak/ibu menunjukkan rasa cinta dan kasih terhadap pasangan? : ya kutunjukkan juga walaupun gitu sama dia. Kutanya dia udah makan kau pak, capek kau pak? Ya gitu aku menunjukkan cintaku sama dia, kuurus semua kebutuhannya. : Ada gak sih saat-saat bapak/ibu timbul rasa semakin cinta dan sayang kepada bapak/ibu?misalnya pas lg ada masalah jadi malah masalah atau kesulitan itu yang membuat bapak/ibu semakin sayang satu sama lain? : ada sih, ya misalnya aku lagi bertengkar dengan mertuaku, dia selalu mendukung aku dari belakang. Ya aku mikir sayang juga nya ini sama aku, ya timbul langsung rasa sayangku sama dia. : trus waktu masalah kakak yang dengan laki-laki lain itu kakak langsung semakin sayang gak sama abang atau nyesal kali gak gitu lagi? : semakin sayang sih enggak, ya cuman nyesal aja. : Dari sekian tahun menikah, ada gak sih masa-masa dimana yang paling menyenangkan bagi bapak/ibu dalam pernikahan ini? : ya senangnya dia perhatian juga sih sama aku walaupun gitu, contohnya udah makan kau dek? Nanti mau dimasakkan nya itu aku indomie : Kalau yang tidak menyenangkan ada gak pak/bu? : Ya itu tadi gak pernah kami dibawa nya jalan-jalan hehe : Apakah bapak/ibu merasa puas dengan pernikahan tanpa pacaran?

: Ya kayak gimana la yah, puas-puas gitu lah karena udah punya anak. Karena kan aku menikah langsung punya anak. : Bagaiamana harapan anda untuk pernikahan kedepannya?itu : Harapannya ya aku semakin baik baik aja sama suamiku, bisa ku sekolahkan anakku. Itu aja sih.

Lampiran 3 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri ES dan OS (Bapak) (Ibu) (Bapak) : Berapa usia bapak dan ibu saat menikah dan tahun berapa? : Usia saya saat menikah sudah di atas matang yaitu berumur 34 tahun. Dan kami menikah pada 10 Oktober 1987. : Saya menikah berumur 24 tahun. Saya dan suami saya beda nya 10 tahun :Bagaimana proses perkenalan anda dengan pasangan sebelum menikah? : Proses pertemuan kami sebelum bertemu, sebenarnya saya berusaha untuk mencari sendiri calon istri saya tapi mungkin sudah suratan tangan dan takdir, karena keluarga dan terutama ibu saya tiap saat bertanya dan mendesak harus menikah dan pada saat itu saya belum ketemu yang namanya jodoh akhirnya saya serahkan kepada ibu saya untuk mencarikan jodoh dan saya yakin setiap pilihan orang tua adalah yang terbaik. Namun demikian, saya memberi syarat kepada ibu saya untuk mencarikan jodoh yang sesuai dengan saya. Syarat yang pertama karena saya berkulit hitam maka saya menginginkan istri yang berkulit putih. Kemudian karena saya hanya tamatan SMA dan pegawai negeri dengan golongan 2A pada saat itu dan karena ekonomi yang semakin susah maka saya menginginkan istri seorang guru, kalaupun guru paling tidak guru SMP, jadi ini lah salah satu syarat yang saya berikan kepada ibu saya. Ternyata Tuhan mengabulkan doa saya dan ibu saya mempertemukan dengan wanita yang sekarang sedang duduk disamping saya ini. Dan pada saat itu ibu saya menyuruh saya untuk mengirimkan sebuah surat untuk gadis yang sama sekali belum pernah saya temui untuk memperkenalkan diri saya dan menceritakan kondisi saya. Dan sambutan istri saya ini juga sangat baik dan menyerahkan saja kepada Tuhan, lalu saya memberitahukan kepada ibu saya tentang balasan suratnya. Lalu ibu saya langsung menghubungi orang tua istri saya tentang kelanjutan hubungan kami agar lebih lanjut ke tahap

pernikahan. Namun disaat kami surat-suratan kami juga saling bertukar photo pada saat itu agar tau bagaimana bentuk calon kami masing-masing. (Bapak) : Siapa yang berperan pada saat berkenalan, suami / istri? Siapa yang lebih dominan? : Yang berperan memperkenalkan saya dengan istri saya ini adalah ibu saya sendiri. : Kapan dan dimana pertama kali Bapak dan Ibu bertemu? (Bapak) : Kami bertemu pada tanggal 2 Oktober 1987, karena pada saat itu lah diadakan acara martupol dalam adat batak atau bisa disebut dengan tunangan. Jadi kami bertemu pada saat martupol itu lah. Dimana pada tanggal 10 Oktober 1987 akan dilangsungkan pernikahan kami. Karena pada saat itu saya sedang merantau di Kota Bengkulu dan saya meminta untuk cuti menikah dan pulang kampung ke Kota Pematang Siantar untuk bertemu calon istri saya sekaligus untuk melangsungkan martupol dan pernikahan. :Bagaimana pandangan pertama Anda saat pertama kali bertemu dengan pasangan Anda? (Bapak) (Ibu) : Memang jujur saya akui pandangan pertama saya melihat yang disamping saya ini memang tidak sesuai dengan yang dihati saya hehe tapi saya sudah pasrah saja karena saya yakin dengan pilihan ibu saya dan itu lah yang terbaik ini lah memang jodoh saya. Tapi semakin saya jalani semakin tua, cinta itu luar biasa sekali : Kayaknya sama aja kayak perasaan suami saya ini ya, karena mungkin dari bayangan kita selama ini dapat calon suami yang begini ternyata dari yang kita inginkan gak sesuai. Ya tapi bukan berarti menolak ya pasti akan

diterima karena dari hati kecil itu sudah harus diyakini karena beliau adalah jodoh saya. Apapun adanya itu harus diterima. (Bapak) (Bapak) (Ibu) : Berapa lama proses perkenalan yang anda jalani hingga sampai pada pernikahan? : Perkenalan kami tidak sampai 4 atau 5 bulan saja dan langsung membicarakan ke tahap pernikahan : Bagaimana hubungan anda dengan pasangan saat masa perkenalan sebelum menikah? : Hubungan kami sama sekali tidak pernah ada kata pacaran. Kami bertemu tatap muka saat mau martupol saja lalu menikah 11 hari kemudian. : Sudah berapa lama usia pernikahan anda saat ini? : Kami sudah 28 tahun membina rumah tangga. : Bagaimana hubungan anda dengan pasangan di masa-masa awal pernikahan, adakah hambatan yang terjadi dalam tahap awal, apakah ada rasa canggung diantara anda dengan pasangan? : Tidak ada rasa canggung. Karena sebelum saya menikah sudah punya prinsip memang ini lah jodoh saya di tunjukkan sama Tuhan apapun yang terjadi pasti diberikan yang terbaik sama Tuhan, ya jadi tidak ada canggung diantara kami kayak memang sudah pacaran sebelumnya makanya tidak ada rasa canggung walaupun baru kenal jadi memang udah diniatkan gitu memang ini lah suami ku kenapa mesti canggung. Dan keluarga kami pun saling kenal hubungan keluarga baik, kedua belah pihak baik, jadi kedepannya pasti akan berjalan dengan baik. Terutama itu memang sudah keyakinan saya kalau memang ini lah jodoh saya yang terbaik walaupun dengan tidak pacaran saya yakin ini jodoh yang ditunjukkan oleh Tuhan. : Bagaimana pola komunikasi anda dengan pasangan?

(Ibu) (Ibu) (Bapak) (Ibu) : Pola komunikasi kami berjalan dengan baik tidak terjadi hambatan dan tidak ada rasa canggung sama sekali. Karena memang diantar kami bisa saling menerima. : Apakah kemesraan anda dengan `pasangan muncul diawal pernikahan atau biasa-biasa saja? Apakah kemesraan tersebut muncul setelah berapa lama usia pernikahan? : Ya kalau dibilang keintiman atau kemesraan karena bapak ini kurang begitu mesra orangnya agak gimana gitu. Jadi kalau dibilang kemesraan sepertinya kakuh tapi ini hanya pada suami saya saja, kalau saya berupaya untuk mesra. Tapi memang dari pihak suami saya memang orangnya kakuh tidak suka mesra-mesra atau malu. Tapi kalau didepan umum memang kami tidak sama sekali mesra karena faktor suami saya yang kakuh dan pemalu. Tapi memang seiring berjalannya waktu kemesraan itu muncul juga. Dan sebenarnya ini tidak menjadi hambatan bagi kami. : Romantika itu bagi saya memang tidak muncul bukan saya buat-buat memang begitu lah saya dari lahir, romantisme itu memang tidak ada bagi saya.mungkin orang berpandangan kepada saya kolot atau bagaimana tapi memang beginilah adanya, tapi ya itu lah saya tidak dibuat-buat. Tapi kalau menurut saya pada saat itu saya dengan istri saya langsung intim dan akrab dengan cara saya mengakrabkan diri dengannya walaupun sebelumnya belum pernah berpacaran. Tapi pada intinya saya dengan istri saya sih langsung intim dengan istri saya pada awal pernikahan kami. Tapi memang pada awal pernikahan tidak langsung muncul kemesraan itu karena memang kan kami menikah tanpa pacaran, butuh penyesuaian. Dan seiring berjalannya waktu kemesraan itu juga muncul diantara kami. : Apakah sudah timbul perasaan cinta kepada pasangan Anda? : Ya pasti tumbuh cinta. Kalau tidak ada cinta mungkin kami gak menyatu.

(Bapak) (Ibu) (Bapak) (Ibu) (Bapak) : Tumbuh cinta tapi mungkin kadarnya masih sedikit, tapi semakin bertahun tahun bersama sama semakin bertumbuh rasa cinta itu. : Kegiatan apa saja yang anda lakukan dengan pasangan bila memiliki waktu luang? : Kalau sedang dirumah kami sering mengobrol cerita-ceritain tentang keluarga, saling bertukar pikiran, cerita tentang anak-anak, liburan bersama. : Bagaimana cara anda dan pasangan menyikapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga anda? : Kalau saya setiap ada masalah kami memilih untuk diam, tidak pernah kami bertengkar atau adu mulut. Nanti pasti ada saja waktu untuk kami menyelesaikan itu secara baik-baik setelah emosi sudah reda disitu lah kami menyelesaikan masalah kami. : Jadi disaat itu kita tidak cocok ya kami diam saja, tidak kami lanjutkan. Beberapa hari kemudian emosi kami sudah reda, ya disitu baru kami bicarakan baik-baik. Jadi tidak pernah bertengkar adu mulut. Tapi selalu aja suami saya yang memulai deluan untuk berbicara kepada saya. Dan kalau boleh ditanya sama anak-anak, mereka hampir tidak pernah tau kalau papa mamanya sedang bertengkar, karena memang kami tidak pernah bertengkar dan selalu diam. Emosi reda dulu baru kami selesaikan. : Pernahkah Anda dengan pasangan pada saat memiliki konflik, justru menemukan informasi tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai pasangannya, sehingga informasi tersebut bermanfaat untuk menjaga hubungan perkawinan? : Menurut saya istri saya ini ada darah tingginya jadi gampang temperamental. Sehingga saya kalau mau ngomong sesuatu saya pikirpikir dulu, kalau saya bilang begini apa resikonya apa dia marah atau enggak, sering saya begitu. Nanti kalau saya asal ngomong suka langsung

naik dan memuncak emosinya, itu lah sifatnya yang saya rasa belum berkurang dan masih utuh. Makanya dari situ saya tau kedepannya kalau mau ngomong sesuatu sama dia harus pikir-pikir dulu jangan langsung ngomong. (Ibu) (Bapak) (Ibu) : Suami saya ini suka plin plan suka berubah-ubah pendiriannya. Tidak konsekuen dengan omongannya. Ya dia orangnya dari pada timbul masalah mending dia mengikut saja. : Apakah Anda dengan pasangan menjunjung tinggi komitmen dalam berumah tangga, walaupun tidak romantis atau mesra tetapi tetap memegang komitmen tersebut? : Ya kami memang sangat menjunjung tinggi komitmen, kalau tidak ada komitmen mungkin sudah gak menyatu lah rumah tangga kami. Ya kami memang tidak begitu menjunjung romantismen tapi kami sangat menjungjung tinggi komitmen. : Bagaimana anda menilai kondisi ekonomi keluarga saat ini? : Ya puji Tuhan kami bisa menyekolahkan anak-anak kami sampai sekarang bisa berjalan sesuai dengan porsinya. : Bagaimana hubungan seksualitas anda dengan pasangan? : Hubungan seksualitas kami baik. : Apakah Anda dengan pasangan pernah merasakan kebosanan dalam rumah tangga? : Kalau kebosanan saya rasa gak ada, ya cuman memang cek cok pasti ada tapi kalau bosan itu sepertinya menurut saya sudah sekian puluh tahun gak ada rasa bosan itu walaupun ada cek cok. : Bagaimana hubungan anda dengan keluarga pasangan anda?

(Bapak) (Bapak) (Ibu) (Ibu) (Ibu) : Hubungan kami antar keluarga bagus dan harmonis. Malah saya menjadi menantu kesayangan mertua saya. Misalnya dalam hal pemberian kalau kami mau memberikan bantuan kepada keluarga saya otomatis istri saya yang memutuskan jumlah yang akan diberikan. Begitu juga dengan sebaliknya apabila kami mau memberikan bantuan kepada pihak keluarga istri saya, ya otomatis saya yang menentukan jumlahnya. Dan ini sebenarnya bukan aturan yang kami sepakati tetapi timbul dengan sendirinya aturan yang tidak tersurat tetapi tersirat. Jadi tidak ada dusta diantara kita saling terbuka dan transparan. : Bagaimana hubungan anda dengan teman dan sahabat pasangan anda setelah menikah? : Cukup bagus. Dan pada umumnya teman-teman dilingkungan kami selalu memberikan pujian yang sangat bagus dalam kehidupan rumah tangga kami yang tergolong harmonis tidak pernah terdengar ribut. : Kami menjadi panutan, karena orang-orang pada tau walaupun kami tidak pernah pacaran dulu orang gak yakin dan gak percaya tentang awal hubungan pernikahan kami yang tidak pernah pacaran. Kami cerita kalau kami menikah pada saat mau martupol tapi sampai sekarang begini lah adanya berjalan dengan baik dan harmonis. : Bagaimana perasaan anda dengan pasangan dengan hadir/sebelum hadirnya anak dalam rumah tangga anda? : Kami dikaruniai seorang anak setengah tahun setelah pernikahan, dan pada saat itu kami memang kepingin cepat memiliki seorang anak, karena mengingat usia suami saya sudah sangat matang. Dan kami pun gak ada menunda untuk memiliki anak. : Bagaimana pola pengasuhan anak dengan pasangan anda? : Kami lebih kerja sama mengurus anak-anak. Karena kebetulan kami juga tidak punya pembantu ya kerjasamalah. Misalnya saya yang mengasuh

anak suami saya menyuci baju, saya masak bapak mencuci baju, itu sih diawal pertama menikah karena memang susah mencari pembantu pada saat itu. (Ibu) (Bapak) (Ibu) : Bagaimana anda menyikapi perbedaan-perbedaan baik sifat, karakter ataupun kebiasaan antara anda dengan pasangan? : Kalau yang dominan tidak ada ya, dan tidak ada misalnya yang mesti dipaksakan untuk berubah. Palingan misalnya si bapak ngorok ya saya harus bisa menerima kebiasaan itu. : Kalau perbedaan itu pasti ada. Masalah besar sih tidak ada. Paling dulu dia tidak senang kalau saya merokok hanya itu saja yang saya ingat. Tapi saya tetap merokok saja didepan istri saya tidak ada sembunyi-sembunyi. : Bagaimana perasaan anda dan pasangan dalam menjalani peranperannya? : Kami sangat enjoy dalam menjalani peran kami masing-masing. Dari awal sampe sekarang tidak ada masalah. Apalagi sekarang kami hanya tinggal berdua memang rasa kasih itu semakin erat diantara kami apalagi anak-anak kami semakin jauh. Malah sekarang suami saya terganggu kesehatannya sudah pasang ring dijantungnya jadi kami semakin lebih perhatian satu sama lain. Dan kasih semakin bertumbuh diantara kami. : Apakah dari pernikahan tanpa pacaran ini ada rasa penyesalan? : Kami tidak menyesal. Jadi jangan takut untuk dijodohkan malah saran saya lebih bagus pilihan orang tua itu lah yang lebih tepat biasanya menurut saya.

(Ibu) (Bapak) : Apakah Anda dengan pasangan merasa puas sampai saat ini dengan pernikahan yang dilakukan tanpa melalui proses pacaran? : Iya kami merasa puas dengan pernikahan kami yang seperti ini tanpa pacaran. Tapi sih kita tidak bisa lihat juga orang lain bagaimana yang seperti kita tanpa pacaran, apakah bahagia juga. : Kalau saya pikir, pacaran terlalu lama pun tidak bagus juga karena mungkin bisa bosan di awal dan makin pudar mungkin kebahagiaannya baru mereka menikah, saya yakin kalau menikah tanpa pacaran kebahagiaannya lebih terasa dan kasih sayang nya itu juga sangat muncul pada awal-awal. Makanya saran saya, kalau pacaran jangan terlalu lama, begitu kenal dan cocok langsung menikah saja lah karena benih cinta itu belum sempat habis tapi itu menurut analisa saya. : Dari sekian tahun menikah, ada gak sih masa-masa dimana yang paling menyenangkan bagi bapak/ibu dalam pernikahan ini?\ : Masa-masa yang menyenagkan ya ini kami bisa menikmati masa masa berdua kami seperti pacaran lagi, apalagi anak-anak sudah besar jadi udah gak susah diatur lagi sudah dewasa dan kami bisa menikmati masa-masa berdua kami : Kalau yang tidak menyenangkan ada gak pak/bu? : Kalau yang tidak menyenang kan sepertinya gak ada yang paling spesifik, cuman suami saya sekarang kan lagi sakit jantung dan dia perlu perhatian yang khusus jadi saya suka khawatir sama dia, takut kehilangan. : Apakah bapak/ibu merasa puas dengan pernikahan tanpa pacaran? : Ya kami sangat merasa puas sekali dengan pernikahan kami yang tanpa pacaran dulu, karena memang kepuasan nya itu dimiliki setelah menikah.

: Bagaiamana harapan anda untuk pernikahan kedepannya? : Harapan kami untuk pernikahan kami kedepannya, semoga kami tetap harmonis, sehat-sehat dan anak-anak kami bisa membahagiakan kami.

Lampiran 4 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri SS dan NM : selamat siang ibu bisa diperkenlkan diri tanggal lahir dan pendidikan terakhirnya apa? : 21 Maret 1966, suami saya lahir 19 September 1964. Pendidikan terkahir SMA jurusan keguruan di jalan Wahidin, kalau suami saya pendidikan terakhirnya SLTA di Sidikalang. Pekerjaan saya Kepala Sekolah TK di Methoda Tj. Sari pekerjaan sampingan saya bekerja di agen asuransi MNC Life, kalau suami saya bekerja sebagai supir tangki minyak Pertamina dan membawa truk dan sekarang suami saya tinggalnya di sidikalang berladang membuka usaha disana kami tinggal di Medan sama anak-anak sebulan sekali suami saya pulang ke Medan. Kami agama Kristen Protestan dan bersuku Batak : Jadi, waktu menikah berapa usia bapak/ibu? : jalan 23 tahun jalan 26 tahun : Terus alasan bapak/ibu menikah di usia segitu apa ya? : Karena saya sudah ancang ancang menikah jalan 23 karena kalau saya usia bertamabah tua kondisinya untuk melahirkan semakin berkurang : Masih ingat gak tanggal pernikahan bapak/ibu? : 2 Februari 1991. : Lalu bagaimana proses awal perkenalan bapak/ibu? : dulu kami dikenalkan sama tetangga belakang rumah, ketepatan tetangga saya itu melihat saya cocok dijodohkan dengan adik kandungnya, jadi dia nanya kamu mau gak sama adik saya. Lalu dua minggu kemudian laki-laki yang bakal jadi suami saya datang menjumpai saya, saya lihat saat itu suami saya orangnya pemalu lalu agak segan dan menjaga jarak. Lalu saya diajak untuk jalan-jalan kerumah saudara-sauranya yang ada di Medan, lalu pas di mau pulang ke kampung dia meminta poto saya untuk ditunjukkannya ke orang tuanya di

Sidikalang, singkat cerita orang tua saling setuju lalu dia ngajak saya untuk menikah. : Siapa yang berperan pada saat berkenalan, suami / istri? Siapa yang lebih dominan dalam proses perkenalan pada saat itu? : Kakak ipar saya lah yang menjodohkan kami tetangga saya itu : Berapa lama proses perkenalan sampai pada akhirnya menikah? : Berkenalannya bulan 8 menikahnya bulan 1 ya jarak dari berkenalan ke menikah 5 bulan dan kami pun itu jarak jauh kan dia kerjanya di luar kota jadi ga ada pacaran, kalau dia ke Medan lah kami baru ketemu, modal yakin aja lah : Bagaimana pandangan pertama bapak/ibu dan penilaian saat pertama kali bertemu? : ya biasa biasa aja belum terlalu tertarik sih. Kalau si bapak sih katanya dia langsung tertarik sama saya hehe dan pada saat itu pun sebenarnya aku udah punya pacar namun pacarku ini gak jelas gak ngajak saya menikah jadi saya lebih milih suami saya yang sepertinya saat itu serius. : Apa sih yang membuat bapak/ibu yakin kalau ini lah memang jodoh saya, padahal kan tidak berpacaran sebelumnya? : karena kita kan sudah berkomunikasi dengan keluarga dan berdiskusi juga dengan keluarga yang sudah di tua kan mereka sangat mendukung dengan hubungan kami, lagian pun saat itu suami saya sayang sama saya, menjaga saya dan saya lihat dia serius itu juga yang buat saya semakin yakin mau menikah dengan dia. Karena kalau bisa laki-laki lah yang mencintai wanita deluan jangan pertama-tama wanita yang sangat mencintai itu nanti susah kedepannya : Saat ini sudah berapa lama usia pernikahan bapak/ibu? : Sudah 23 tahun

: Lalu bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pernikahan yang sudah sekian tahun dibina? : ya kalau semakin kemari kami semakin susah karena keadaan ekonomi kami yang semakin sulit, dan kebetulan anak-anak pun semakin besar kebutuhan semakin banyak jadi saya dengan suami saat ini bekerja keras untuk mencari nafkah, makanya suami saya sampe bela-belain di Sidikalang mengurus usaha dan ladang kami. Dan saat ini kami saling bisa untuk menerima dan tidak egois karena kami sama-sama mencari dan sama-sama bisa saling menerima lah. Tapi di balik semua itu pernikahan kami sangat bahagia, karena memang suami saya orangnya baik dan pengertian : Sekarang penilaian bapak/ibu terhadap pasangan masing-masing seperti apa? : Suami saya keras kepala dan egois tapi ada baiknya juga kalau dalam hal keuangan dia itu gak pelit. Kalau suami saya menilai saya katanya sih saya egois juga gak mau mengalah hehe tapi kami sama-sama saling perhatian dan pengertian kok : Waktu sebelum menikah kan pastilah kita punya harapan-harapan pengennya punya suami/istri yang seperti ini dan itu. Ketika sudah menikah gimana perasaan bapak/ibu? Apakah sesuai dengan harapannya? : Ya gimana la yah, sesuai sih ga ada yang terlalu gimana kali, saya dan suami saya pun ga ada terlalu banyak nuntut sana sini : Lalu bagaimana komunikasi bapak/ibu dalam rumah tangga, apakah cukup bagus lancar atau biasa saja? : Kalau komunikasi sering lah, apalagi suami saya kan di sidikalang ya telepon dia, nanyain keadaanya melalui telepon, bercerita tentang keadaan disana, pekerjaan dan bercerita tentang anak-anak. : Oh ya, bagaimana perasaan bapak/ibu ketika saat berbicara, misalnya pada saat bertukar pikiran dengan suami/istri?

: Nyambung sih, kalau lagi ada masalah ya kami bicarakan dan nemu solusi, ya sama-sama dewasa lah nyambung dengan apa yang kita bicarakan. : Terus respon bapak/ibu ketika berbicara gimana? : Ya responnya baik walaupun kadang ada pertentangan dengan ide-ide kita sendiri tanpa dia tahu dia pasti marah karena harus kasih tau dia dulu baru bertindak. : Lalu masalah keterbukaan antara bapa/ibu gimana? Apakah semua bapak/ibu ceritakan satu sama lain? : Kalau dikatakan ya terbukalah, contohnya keuangan ya misalnya ada saudara yang mau minjam uang harus kita ceritakan jangan diam-diam dikasih pinjam tanpa tau suami atau istri. Suami saya juga terbuka dengan saya soal pekerjaannya dan kami saling bercerita dan berdiskusi. : Bagaimana tingkat kepercayaan bapak/ibu terhadap satu sama lain? : kami saling percaya, apalagi saat ini kondisinya kami berjauhan ya harus saling percaya lah, kalau gak percaya hancur rumah tangga nya. : Kalau misalnya memiliki waktu luang, biasanya bapak/ibu melakukan hal apa?kegiatannya apa? : Berkunjung kerumah orang tua kami lah atau ke rumah saudara-saudara, atau di rumah lah ngobrol sama anak-anak, kebetulan suami saya orangnya humoris jadi kami lebih sering ngumpul dirumah sama anak-anak. : Lalu yang biasa sering dalam hal mengambil keputusan itu siapa ya, bapak/ibu? : Yang paling sih suami saya, tapi ya kami bicarakan dulu sama-sama biar samasama enak. Contohnya masalah pembelian tanah ya sama-sama kami bicarakan jadi di beli apa gak : Kan dalam pernikahan kan wajar sering ada masalah-masalah. Terus bagaimana bapak/ibu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada?

: Ya kalau pas lagi ada masalah gitu kalau bisa anak jangan sampai ada yang tau lah, ya di omongin sama-sama, tapi biasanya kami gak cakapan kalo lagi samasama emosi tunggu sudah reda dulu baru kami bicarakan baik-baik. Ya biasanya diam-diamannya 3 hari lah karena gak tahan juga satu rumah gak cakapan : Terus bagaimana menurut bapak/ibu pengaruh adanya suatu masalah itu dalam rumah tangga? : kayaknya ga ada ngaruh sih palingan ya kami jadi sama-sama tau tentang kesalahan masing-masing,itu aja : Sekarang kita beralih ke masalah financial ya pak/bu. Bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap ekonomi keluarga bapak/ibu saat ini? : Saat ini keadaan ekonomi kami terbilang cukup sulit karena memang kebutuhan semakin bertambah. Makanya kami sama-sama giat bekerja. : Yang mengelola keuangan biasanya siapa? : Ya saya yang mengelola. : Bapak/ibu percaya istri yang mengelola keuangan keluarga? : Ya percaya : Jadi sekarang kan udah menikah yak kan pak/bu, pasti sudah punya keluarga baru dan keluarga semakin bertambah dari kedua belah pihak. Terus bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga dari pihak bapak/ibu? : Ya akur rukun dan tidak ada ribut dari keluarga saya atau keluarga suami saya sama-sama harmonis, kami saling menghormati dan menjaga sikap. Saya dengan mertua saya pun cocok dan harmonis. Perasaan nya senang kalau menjalin hubungan silaturahmi. : Lalu setelah menikah bagaimana hubungan bapak/ibu dengan kerabat. Temanteman lama apakah baik hubungannya?

: Sama teman-teman lama masih tetap kontak juga, sama teman dilingkungan rumah dan lingkungan pekerjaan masih tetap berhubungan karena itu memang penting. : Beralih ke masalah seksualitas, bagaiaman perasaan bapak/ibu dalam hal seksualitas bapak/ibu? : Dalam berhubungan seksualitas kami selalu bahagia : Bagaimana kesetiaan antara bapak dengan ibu? : Kesetiaan langgeng tidak ada masalah apa-apa, sama-sama jaga komitmen, ya ga pernah ada yang macam-macam sih : Terus, bagaimana perasaan bapak/ibu dengan hadirnya anak dalam pernikahan bapak/ibu? : Kami punya anak dua bulan setelah menikah. Perasaanya ya senang lah punya anak. : Terus bagaiaman hubungan bapak/ibu sebelum memiliki anak dan setelah memiliki anak?apakah ada perbedaan nya? : ya ga ada sih sama aja hubungannya setelah punya anak dan sebelum punya anak. : Kemudian, bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap kepribadian pasangan bapak/ibu? : kepribadiannya baik, nurut, sayang sama anak-anak dan istri, keluarga, dan bertanggung jawab : Bapak/ibu menikah tanpa proses pacaran ya kan dan perkenalannya juga cukup singkat. Terus bagaimana cara bapak/ibu dalam menyesuaikan diri di awal-awal pernikahan?

: penyesuaiannya dia memperhatikan kita gimana sehari-hari kita. Ya di awal ada malu-malu juga sih, tapi ga ada gombal-gombal ya jalani apa adanya, tidak ada romantis, tapi ya baik. Kalau saya di awal-awal harus menyesuaikan sama dia langsung cocok sama dia. : Bagaiamana keintiman bapak/ibu saat diawal pernikahan? Apakah langsung muncul diawal-awal pernikahan? : ya langsung intim sih kami, trus kami saling terbuka dengan cerita kami masing-masing. : Apakah sudah timbul perasaan cinta antara bapak/ibu pada saat itu? : Ya langsung timbul cuman gak terlalu banyak, semakin sering bersama semakin timbul cinta. : Nah, bagaiamana soal kemesraan diantara bapak/ibu pada saat itu?apakah langsung muncul?atau ada rasa malu-malu?atau kemesraan itu muncul setelah beberapa pernikahan berlangsung? : Ya gak langsung mesra masih ada malu-malu untuk memulai sentuhan fisik, tapi seiring berjalannya waktu mesra juga, tapi ya beberapa waktu kemudian. : Pernahkah Anda dengan pasangan pada saat memiliki konflik, justru menemukan informasi tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai pasangannya, sehingga informasi tersebut bermanfaat untuk menjaga hubungan perkawinan? : pernah sih, contohnya pas saya hamil saya ngidam main judi lalu saya menang karena saya sangat senang pas menang saya langsung bilang ke suami saya, lalu suami saya langsung marah besar. Nah dari situ saya tau kalau suami saya tidak suka saya terlalu seperti nakal diluar. : Apakah Anda dengan pasangan pernah merasakan kebosanan dalam rumah tangga?

: ya gak pernah, karena memang rumah tangga kami harmonis sih. : Nah, sekarang kan sudah menikah ya pak/bu. Bagaiaman perasaan bapak/ibu menjalani peran-perannya dalam rumah tangga baik sebagai ayah/ibu, bagaiaman perasaannya menjalani itu semua? : kalau dikatakan menjalankan peran-perannya ya lumayan lah terjalani. Perasaanya ya memang harus di jalani : Terus menurut bapak/ibu bagaiaman pengaruh pola asuh anak-anak terhadap bapak/ibu, adakah manfaatnya terhadap diri sendiri? : manfaatnya kami jadi bisa mengatur anak-anak dan membimbing mereka ke jalan yang baik. Dan buat kami menjadi dewasa. : Terus kan, bapak/ibu sudah sekian lama menjalani rumah tangga. Bagaimana perasaan bapak/ibu menjalani pernikahan yang sudah terbina sekian tahun ini? : Perasaan bahagia lah, ya walaupun banyak tantangan dan rintangan, kebetulan suami saya baik sekali sama saya. Dan saya makin sayang dengan suami saya karena kondisi dia yang sekarang sakit dan harus bekerja. : Apakah bapak/ibu merasa puas sampai saat ini dengan pernikahan yang dilakukan tanpa melalui proses pacaran? : puas juga lah karena saya lihat teman-teman yang pacarannya lama pernikahannya ga bertahan, lalu hubungan keluarga kami pun harmonis jadi memang puas lah dengan menikah tanpa pacaran. : Lalu bagaiamana bapak/ibu menunjukkan rasa cinta dan kasih terhadap pasangan? : ya mengatur dan memenuhi kebutuhan dia, menyambut dia sewaktu pulang kerja, buatin minumannya sepulang kerja, dan melayani dia dengan baik lah.