SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

43. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

Kegiatan Pembelajaran

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016DAFTAR ISI

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA)

34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP

SILABUS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

SILABUS MATA PELAJARAN ANTROPOLOGI (PEMINATAN ILMU BAHASA DAN BUDAYA)

D. Antropologi Materi Pembelajaran. Alokasi Waktu. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar

12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

45. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

E. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 3 : SILABUS 136

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN GEOGRAFI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS PEMBELAJARAN

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS MATA PELAJARAN PRAKARYA (KERAJINAN)

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TEKNIK PENYIARAN RADIO SMALB TUNADAKSA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

B. KOMPETENSI DASAR 3.1 Memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan seharihari.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 03. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

I. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP AKUNTANSI KEUANGAN MATERI : PROSES DAN METODE REKONSILIASI BANK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

56. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA KOREA SMA/MA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

: Rekayasa Alokasi Waktu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

4. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK (PEMINATAN)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

KompetensiInti KompetensiDasar Materi Ajar Indikator

50. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI SMA/MA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. : Iman kepada Kitab-kitab suci Allah Swt.

Transkripsi:

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 i

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Rasional B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Pendidikan dan Menengah C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah E. Pembel dan Penilaian F. Kontekstualisasi Pembel Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta Didik II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kelas X B. Kelas XI C. Kelas XII ii

I. PENDAHULUAN A. Rasional Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia tersebut, proses pembel pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kompetensi, materi, dan pembel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembel dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembel, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Sang Hyang Widhi Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya, disebutkan bahwa Pendidikan Agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2). Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat menumbuhkan budaya-budaya baru kehidupan berbangsa dan bernegara.perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan perilakuperilaku yang tidak baik mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.pendidikan agama merupakan pendidikan yang berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa.pendidikan Agama dan Budi Pekerti memiliki berbagai konsep yang dapat memberikan kendali atau kontrol pada umatnya untuk mengendalikan diri dari pengaruh negatif perkembangan zaman. Sebagai warga negara umat memiliki konsep Dharma Negara dan Dharma Agama, yang telah tertuang pesamuhan agung Parisadha Dharma Indonesia, tersurat dan tersirat baik secara langsung maupun tidak langsung, mendukung keusang Hyang Widhi NKRI, diantaranya : 1

1. Agama selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan antara manusia dengan Sang Hyang Widhi, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungan. 2. Agama selalu menekankan Tat Twam Asi (Saling menyayangi, menghargai, tolerensi antar sesama ciptaan Sang Hyang Widhi) 3. Agama menanamkan sifat-sifat kejujuran (Satya)dan persaudaraan (Vasudaiva Kutumbhakam). 4. Dengan demikian Agama tidak mengajarkan radikalisme dan fanatisme. Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembel, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembel, kegiatan pembel. Uraian pembel yang terdapat silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembel tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pel. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif pengembangan materi, pengelolaan proses pembel, penggunaan metode dan model pembel, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Pendidikan dan Menengah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Adapun kompetensi pendidikan Agama pada Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut: 2

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, menumbuhkankembangkan dan meningkatkan kualitas Sraddha, bhaktii, berilmu, percaya diri, rasa ingin tahu, santun, disiplin, jujur, mandiri, peduli, toleransi, bersahabat, dan bertanggung jawab hidup bermasyarakat, serta mencerminkan pribadi yang berbudi pekerti luhur dan cinta tanah air. Mencerminkan sikap bersyukur, ksama (pemaaf), disiplin, Satya (jujur), Ahimsa (tidak melakukan kekerasan), Karuna (menyayangi), Sraddha (keyakinan) rajin, bertanggungjawab, tekun, mandiri, mampu bekerjasama, gotong royong dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual, konseftual, dan prosedural dengan cara mengamati(, mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu. Melalui materi tentang Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Susila (etika), Acara dan Sejarah secara konseptual, dan prosedural ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang universal. Keterampilan Memiliki kemampuanpikir dan tindak yang efektif dan kreatif ranah abstrak dan konkret, berdoa, bersembahyang, berdharmagita (menyanyi, mekidung, bhajan, kirtan), bermeditasi, membuat sarana upakara, melaksanakan tirtayatra ketempat suci, beryoga, berdharma wacana, berdharma tula, dan berjapa. C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Kompetensi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Atas yaitu: Kelas X Kelas XI Kelas XII Menerapkan Yoga Asanas menurut Susastra kehidupan sehari-hari; Menghayati dan bertanggung jawab terhadanilai-nilai Yajňa yang terkandung kitab Memahami Upaveda sebagai Memahami hakekat Yajňa yang terkandung Memahami Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum ; Memahami sejarah perkembangan 3

tuntunan hidup Mahābhārata; kebudayaan di dunia Memahami hakekat Wariga kehidupan; Memahami pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut Menerapkan Yantra, Tantra dan Mantra; Memahami Dharsana agama Mengamalkan pola hidup sesuai dengan tingkatan dan ranah yang diamanatkan Catur Asrama; Menjalankan pola hidup gotong royong dan kerjasama, serta berinteraksi secara efektif sesuai dengan tatanan Catur Warna agama Memahami esensi Bhakti sejati Memahami perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah Memahami Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Mengamalkan Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha pergaulan hidup D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai SMA/SMK sebagai mata pel. nilai-nilainya terintegrasi proses pembel di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkondisian aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pada jenjang SMA/SMK kurikulum Pendidikan Agama dan Budi Pekertimengembangkan dasar dasar agama dan budi pekerti secara rasional. Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama dan Budi Pekerti Kelas X sd XII mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensdi yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas X sd XII yaitu: KI Kelas X Kelas XI Kelas XII KI 1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya dianutnya KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan berinteraksi secara Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan berinteraksi secara Menghayati dan mengamalkan agama yang Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan berinteraksi secara 4

KI 3 efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan dunia Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan dunia Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, dan menyaji ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan dunia Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Ruang Lingkup Agama dan Budi Pekerti Pendidikan dan Menengah mengajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan keyakinan agama peserta didik. Konsep-konsep tersebut yakni; Kitab Suci, Tattwa, Suśīla, Acara, dan Sejarah Agama 5

Aspek-aspek Pendidikan Agama dan Budhi Pekerti pada Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) sebagaimana tertuang Kurikulum 2013, meliputi: 1. Memahami Kitab Suci Veda yang menekankan kepada pemahaman Veda sebagai Kitab suci melalui pemahaman akan Kitab Upaveda,, Mahābhārata, Yantra, Tantra dan Mantra, Sumbersumber hukum 2. Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha dan Bhakti agama meliputi memahami, Moksha, Nawa Widha Bhakti, Dharsana, Yoga Asanas. 3. Suśīla yang penekanannya pada penguasaan tentang Catur Asrama, Catur Warna, Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha, sehingga memiliki etika, moral yang baik sehingga tercipta insaninsan yang Sadhu. 4. Acara yang penekanannya pada sikap dan praktik beryajňa seperti melakukan Panca Yajña dan Wiwaha, Wariga, sehingga kehidupan menjadi harmonis. 5. Sejarah Agama yang menekankan kepada Sejarah perkembangan kebudayaan di dunia. Peta Materi Pendidikan Agama dan Budhi Pekerti pada Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) Kelas X Kelas XI Kelas XII 1. Hakekat dan nilainilai Yajňa yang terkandung kitab ; 2. Ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 3. Hakekat Wariga kehidupan; 4. Ajaran Dharsana agama ; 5. Pengetahuan konseptual tentang Catur Asrama; 6. Pengetahuan konseptual Catur Warna sesuai susastra ; E. Pembel dan Penilaian 1. Pembel 1. Yoga Asanas menurut Susastra ; 2. Hakekat Yajňa yang terkandung Mahābhārata; 3. Pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama ; 4. Esensi Bhakti sejati ; 5. Perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah; 1. Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum ; 2. Sejarah perkembangan kebudayaan di dunia; 3. Ajaran Yantra, Tantra dan Mantra; 4. Ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha; 5. Ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha kehidupan sehari-hari; Kerangka Pembel Pendidikan Agama dan budi Pekerti, mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kerangka dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang tertuang Kompetensi Inti 3 (KI-3) harus diimplementasikan kompetensi Inti 4 (KI-4) disesuaikan dengan materi pokok yang diajarkan di setiap jenjang sesuai dengan Silabus Kurikulum 2013. Pendidik agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang tertuang Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan 2 (KI-2) yang berkaitan dengan 6

materi pokok yang diajarkan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan dan jenjang masing-masing kelas a. Mengamati yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan dilingkungan sekitar sesuai materi pokok pembel. b. Menanya yaitu pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi pembel yang sedang dibahas, maupun hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibahas. c. Mengeksplor yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai dengan materi pembel. d. Mengasosiasi yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menganalisis materi pembel yang sedang dibahas. e. Mengkomunikasikan yaitu peserta didik dapat menyampaikan hasil proses pembel dari materi pembel tertulis maupun lisan. f. Pembel kontekstual (contextual teaching and learning) g. Pembel kooperatif (cooperative learning) h. Pembel langsung (direct learning) i. pembel berbasis masalah (problem based learning) j. Pembel berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning) Selain metode di atas, menyampaikan materi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada jenjang SMA menggunakan metode 6D. Adapun keenam metode tersebut antara lain: a. Metode Dharma Wacana atau Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan diperkuat dengan menggunakan mediavisual. Pendidik berperan sebagai sumber pengetahuan utama atau dominan. Belajar dengan strategi Dharma Wacana dapat memperoleh ilmu agama. Metode Dharma Wacana termasuk ranah pengetahuan dimensi Kompetensi Inti 3. b. Metode Dharma Gītā adalah metode mengajar dengan pola menyanyi atau melantunkan sloka, palawakya, dan tembang. Pendidik proses pembel melibatkan rasa seni yang dimiliki setiap peserta didik, terutama seni suara atau menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi pekerti dan dapat memahami Agama. c. Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode mengajar dengan melibatkan dua atau lebih peserta didik, untuk berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan saling mempertahankan pendapat pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara mereka. Metode Dharma Tula digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan strategi Dharma Tula, peserta didik dapat memberikan kontribusi pembel. d. Metode Dharma Yatra atau karya wisata adalah metode pembel dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu tempat guna menambah wawasan peserta didik, kemudian membuat laporandan membukukan hasil kunjungan tersebut bentuk tugas. Mengunjungi tempat-tempat suci atau pergi ke tempat-tempat yang dianggap terkait perkembangan Agama 7

. Strategi Dharma Yatra baik digunakan pada saat menjelaskan materi tempat suci, hari suci, budaya, dan sejarah perkembangan Agama. e. Metode Dharma Shanti adalah metode pembel untuk menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh yang penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma Shanti pembel memberikan kesempatan kepada peserta didik, untuk saling mengenali temannya, sehingga menumbuhkan rasa saling menyayangi. f. Metode Dharma Sadhana adalah metode pembel untuk menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik melalui pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya 2. Penilaian Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan dan Pendidikan Menengah, bahwa ruang lingkup penilain mencangkup ranah Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Penilaian Pendidikan Agama dan Budi Pekerti mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015. Adapun penilaian-penilaian tersebut antara lain: a. Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik proses pembel kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. 1) Sikap spiritual Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan melakukan sembahyang (puja Tri sandhya); (2) berperilaku sopan dan santun; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembel, serta konsentrasi saat proses pembel). 2) Sikap Sosial Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; (6) menghargai maksudnya menghargai pendapat orang lain dan berbagai perbedaan yang ada; (7) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan; (8) tekun yaitu sikap dan perilaku peserta didik yang selalu berusaha melakukan tugas dengan sungguh-sungguh; (9) mandiri yaitu perilaku yang dapat mengatur dirinya sendiri tanpa harus selalu diingatkan; dan (10) kerjasama yaitu perilaku peserta didik yang memperlihatkan semangat kebersamaan. 8

Penilaian sikap menggunakan tehnik observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada ranah sikap meliputi sikap bersembahyang, perilaku toleran, jujur berpikir, berkata, dan berbuat, menunjukkan ketaatan menjalankan Yajňa, selalu mengucapkan syukur kehadapan Sang Hyang Widhi. b. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian proses pembel berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembel (assessment for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian proses pembel (assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembel. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembel. Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya belum optimal. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan Penilaian pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada ranah kognitif meliputi aspek Kitab Suci, Tattva, Suśīla, Acara dan Sejarah, yang tertuang pembel Upaveda,, Mahābhārata, Yantra, Tantra dan Mantra Veda, Moksha, Nava Widha Bhakti, Dharsana, Yoga Asanas, Catur Asrama, Catur Warna, Bhakti Sejati, dan Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha, Panca Yajňa, Wiwaha, Wariga dan Sejarah perkembangan di Dunia c. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah 9

kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentangskor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi.teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut. 1) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik (praktik). Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik, melakukan pengamatan suatu obyek dengan menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan, puisi, dan sebagainya. 2) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas. 3) Penilaian Portofolio Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian. Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar, penghargaan, karya peserta didik bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik perkembangan peserta didik. Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik dan mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item portofolio harus memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas karya yang dikoleksi. Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang dibuat oleh guru bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. 10

Penilaian pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada ranah keterampilan meliputi keterampilan bercerita, menata sarana dan prasarana sembahyang, melantunkan slokasloka, berdharma wacana, bermeditasi, beryoga, berdharmatula, berdharmagita, dan berjapa. F. Kontekstualisasi Pembel Sesuai dengan Kondisi Lingkungan Peserta didik. Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Pembel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal. Pembel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup aspek materi yang diajarkan harus mampu menumbuhkan sikap nasionalisme, mampu berkomitmen, berkontribusi, dan mampu merancang cita-citanya sehingga berhasil hidup. Kontekstualisasi pel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sebagai berikut: 1. Pembel PAH-BP dilakukan dengan menyusun perencanaan dengan membuat RPP, membuat media pembel pendukung yang sesuai kebutuhan tempat pengajar mengajar, sehingga materi pel dapat terserap dengan baik sesuai kompetensi dasar. 2. Pembel PAH-BP diharapkan dapat membangun sikap bangga terhadap agamanya, sehingga tumbuh sikap toleran, sehingga terhindar dari sikap fanatisme sempit dan radikalisme. Guna menumbuhkan sikap toleran (tat tvam Asi) melalui ruang lingkup materi Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Suśīla (etika), Acara dan Sejarah. Pembel yang dikembangkan PAH-BP pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. 3. Pembel PAH-BP selalu berkomitmen untuk menumbuhkan perilaku yang anti radikalisme yang meyimpang dari Dharma, dengan memberikan porsi materi Suśīla atau etika sebesar 35% dari materi-materi yang lain. Dengan memberikan pembel etika yang lebih banyak, dapat menumbuhkan sikap toleran dan bersikap sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat. Peserta didik yang memiliki etika yang bagus dapat menciptakan keharmonisan di masyarakat. 4. Kontribusi PAH-BP mampu memberikan sumbangsih yang positif terhadap agama, bangsa dan negara. 11

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kelas X Alokasi Waktu : 3 jam pel/minggu Kompetensi 1.1 Menghayati nilai-nilai Yajňa yang terkandung kitab 2.1 Menghayati sikap bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Yajňa yang terkandung kitab 3.1 Memahami hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang terkandung kitab 4.1 Menyajikan nilai-nilai pelaksanaan Yajňa menurut kitab kehidupan. Materi Pembel Hakekat dan nilainilai Yajňa yang terkandung kitab Pengertian Yajňa Pembagian Yajňa Bentuk-Bentuk Pelaksanaan Yajňa Kehidupan Sehari-Hari Ringkasan Cerita Nilai-Nilai Yajňa Cerita Kegiatan Pembel Menghayati nilai-nilai Yajňa yang terkandung kitab melalui taat sembahyang dan berdoa Mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Yajňa yang terkandung kitab. Membaca buku teks pendidikan agama dan budi pekerti kelas X, tentang Nilai-nilai Yajňa cerita Mengamati tayang video dan mencatat karakter tokoh-tokoh yang baik dan yang tidak baik Melakukan study pustaka dan mencatat hal-hal yang penting yang berkaitan nilai-nilai Yajňa yang tertuang cerita Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber di lingkungan sekolah berkaitan dengan nilainilai Yajňa yang tertuang Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan tokohtokoh ceritera, nilai-nilai Yajňa yang terkandung ceritera, dan jenis-jenis Yajňa yang terdapat kitab Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi pemahaman Yajňa yang bersumber pada kitab Mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok Membuat ringkasan materi tentang tokoh-tokoh ceritera, nilai-nilai Yajňa yang terkandung ceritera, dan jenisjenis Yajňa yang terdapat kitab Peserta didik membuat kliping tentang jenis-jenis Panca Yajňa, 12

Kompetensi 1.2 Mengamalkan Upaveda sebagai tuntunan hidup; 2.2 Mengamalkan Upaveda sebagai tuntunan hidup; 3.2 Memahami Upaveda sebagai tuntunan hidup; 4.2 Menyajikan bagianbagian Upaveda sebagai tuntunan hidup; 1.3 Menghayati hakekat Wariga kehidupan 2.3Mengamalkan Wariga kehidupan sehari-hari; 3.3 Memahami hakekat Wariga kehidupan; 4.3Mempraktikka n cara menentukan Wariga kehidupan umat ; Materi Pembel Ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup Pengertian Upaveda Kedudukan Upaveda Veda Itihasa Purana Arthasastra Ayur Veda Gandharwa Veda Hakekat Wariga kehidupa Pengertian Wariga Hakekat Wariga Menentukan Wariga Macam-Macam Wariga Dampak dari Wariga Kegiatan Pembel Menunjukkan sikap riligius mengamalkan Upaveda kehidupan sehari-hari Menunjukkan rasa bhakti dan cinta kasih sebagai pegamalan Upaveda Membaca buku teks bab Upaveda Mengamati skema kodifikasi Veda Mengumpulkan tugas yang bersumber dari beberapa sumber seperti; buku reperensi, video, internet dsb Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah, membahas yang berkaitan Upaveda Mengidentifikasi tokoh penting yang terdapat dan Mahābhārata, serta yang berperilaku Dharma dan Adharma Mempresentasikan Upaveda Bermain peran seperti tokohtokoh yang berperilaku Dharma dan Adharma yang terdapat ceritera dan Mahābhārata Membuat, peta Konsep, Diagram bagian-bagian dari Upaveda Meyakini Wariga sebagai penuntun atau petunjuk menentukan padewasaan Menunjukkan akibat baik dan buruk penerapan padewasan Membaca buku teks pendidikan agama dan budi pekerti kelas X, tentang Pedewasan Belajar menggunakan kalender Bali untuk mengenal hari baik dan buruk setiap kegiatan Mewawancari beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan hakekat padewasan (wariga) dan cara menentukan padewasan (wariga) kehidupan umat Menghubungkan berbagai sumber yang dikumpulkan baik dari buku reperensi, kalender, majalah, internet, maupun dari narasumber Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas Peserta didik membuat tugas 13

Kompetensi 1.4 Mengamalkan Dharsana agama 2.4 Mengamalkan kebenaran yang tertuang Dharsana; 3.4 Memahami Dharsana agama ; 4.4 Menyajikan bagian-bagian Dharsana sabagai bagian filsafat Materi Pembel Ajaran Dharsana agama Sistem Filsafat Sad Darsana Kegiatan Pembel yang bertema manfaat padewasan (wariga) kehidupan sehari-hari Mengamalkan Dharsana agama Menunjukkan sikap disiplin, jujur, dan bertanggungjawab di menegakan kebenaran yang tersirat Dharsana Agama dan Budi Pekerti Kelas X,tentang Dharsana Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber seperti; buku reperensi, kalender, majalah, internet dan lain-lain Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan persamaan dan perbedaan pandangan dari masing-masing bagian sad Dharsana Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi yang berkaitan dengan Dharsana Mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi di depan kelas 1.5 Menghayati Catur Asrama sebagai tingkatan hidup masyarakat 2.5Mengamalkan pola hidup sesuai dengan tingkatan dan ranah yang diamanatkan Catur Asrama 3.5 Memahami pengetahuan konseptual tentang Catur Asrama 4.5 Menyajikan Catur Asrama Pengetahun konseptual tentang Catur Asrama 1. Pengertian Catur Asrama 2. Bagian-Bagian Catur Asrama dan Kewajibannya Membiasakan diri mentaati aturan Catur Asrama sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup Menunjukkan sikap disiplin di menjalankan catur asrama Agama dan Budi Pekerti Kelas X,tentang Catur Asrama Menagamati tingkatan hidup manusia di masyarakat sesuai dengan Catur Asrama Berkunjung ke Perpustakaan mengamati buku yang berkaitan dengan Catur Asrama Mengumpulkan beberbagai informasi dari berbagai sumber buku, majalah, video, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Catur Asrama Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah yang 14

Kompetensi tatanan hidup 1.6 Menghayati Catur Warna sesuai susastra 2.6Menjalankan pola hidup gotong royong dan kerjasama, serta berinteraksi secara efektif sesuai dengan tatanan Catur Warna 3.6 Memahami pengetahuan konseptual Catur Warna sesuai susastra 4.6 Menyajikan masingmasing fungsi Catur Warna masyarakat Materi Pembel Pengetahuan konseptual Catur Warna sesuai susastra Pengertian Catur Warna Bagian-bagian Catur Warna Kewajiban Masing-Masing Warna Catur Warna dan Profesionalisme Kegiatan Pembel berkaitan dengan Catur Asrama Mencari informasi di masyarakat tentang kewajiban-kewajiban yang dilaksanakan pada masa Grhastha Mendiskusikan kewajiban dan tanggung jawab dari bagian Catur Asrama Menganalisa hubungan masingmasing bagian Catur Asrama kehidupan masyarakat Menceritakan implementasi a jaran Catur Asrama kehidupan. Membiasakan diri untuk menjalankan hidup sesuai dengan keahlian masing-masing dengan mendasarkan catur warna Menunjukkan sikap kerjasama dan gotong royong sesuai dengan keahlian bidang masingmasing sehingga tercapai keharmonisan Agama dan Budi Pekerti Kelas X,tentang Catur Warna sesuai susastra Mengamati tatanan masyarakat sesuai dengan Catur Warna Mengamati keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh teman sekelasnya seperti; menonjol mata pel ekonomi, agama, kepemimpinan (nitisastra) dan lain sebagainya Mengumpulkan beberbagai informasi dari berbagai sumber buku, majalah, video, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Catur Warna Mencari informasi di masyarakat tentang hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing bagian Catur Warna Menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh terkait dengan konsep Catur Warna Mendiskusikan konsep Catur Warna di Indonesia dengan di India dilihat dari budaya adat istiadat, dan kehidupan global Menganalisis berbagai macam 15

Kompetensi Materi Pembel Kegiatan Pembel hal yang dihadapi penerapan Catur Warna masyarakat Menyampaikan bentuk tulisan peranan dan tanggungjawab masing-masing Warna sesuai Catur Warna masyarakat, adat budaya, hidup berbangsa dan bernegara Membuat tugas projek bentuk kliping yang bertema tugas dan fungsi Catur Warna dilengkapi dengan keterangan gambar-gambar/ foto B. Kelas XI Alokasi Waktu: 3 jam pel/minggu Kompetensi 1.1 Menghayati Yoga Asanas secara teori dan praktik menurut Susastra ; 2.1Mengamalkan perilaku disiplin melaksanaka n Yoga Asanas kehidupan; 3.1 Menerapkan Yoga Asanas menurut Susastra 4.1 Menyajikan Yoga Asanas kehidupan sehari-hari Materi Pel Yoga Asanas menurut Susastra Pengertian dan Hakikat Yoga Sejarah Yoga Ajaran Mengenal dan Manfaat Ajaran Yoga Yogãsana dan Etika Mempraktikkan Sikap-sikap Yogãsana Kegiatan Pembel Membiasakan diri hidup sehat jasmani dan rohani dengan melakukan yoga asanas Menunjukkan sikap disiplin melaksanakan aturan yoga asana untuk mencapai kehidupan yang harmonis sehat jasmani dan rohani Agama dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang Yoga Asanas menurut Susastra Mengamati beberapa gambar yoga asana yang dilengkapi dengan keterangan arah gerakan anggota tubuh Mengamati tayangan audio visual salah satu gerakan surya namaskar melalui video Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber berkaitan yoga asana, astangga yoga, cara melatih yoga yang baik, dan manfaat latihan yoga Mengumpulkan data-data atau beberapa informasi yang berkaitan manfaat melaksanakan Astangga Yoga kehidupan Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan Astangga Yoga dan Yoga Asana Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi 16

Kompetensi 1.2 Mengamalkan nilainilai Yajňa sesuai dengan Mahābhārata 2.2 Mengamalkan nilainilai Yajňa sejalan Mahābhārata kehidupan sehari-hari 3.2 Memahami hakekat Yajňa yang terkandung Mahābhārata 4.2 Menyajikan pelaksanaan Yajňa menurut Mahābhārata kehidupan 1.3 Menghayati Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama 2.3 Menghayati Moksha sebagai Materi Pel Hakekat Yajňa yang terkandung Mahābhārata Pengertian dan Hakikat Yajña Yajña Mahābhārata dan Masa Kini Syarat-syarat dan Aturan Pelaksanaan Yajña Mempraktikkan Yajña Menurut Kitab Mahābhārata Kehidupan Pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Ajaran Moksha Jalan Menuju Moksa Mewujudkan Tujuan Hidup Kegiatan Pembel penerapan Astangga Yoga maupun praktik-praktik Yoga Mempratikkan cara melakukan gerakan surya namaskar Membuat hasil laporan pelaksanaan yoga baik kelompok maupun perorangan dan membuat kesimpulan manfaat Yoga terhadap kesehatan jasmani dan rohani Menerapkan nilai-nilai Yajňa kehidupan sehari-hari yang tertuang Mahābhārata Menunjukkan sikap disiplin menerapkan nilai-nilai Yajňa yang tertuang Mahābhārata Agama dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang hakekat Yajňa yang terkandung Mahābhārata Mengamati pelaksanaan upacara Yajňa yang tertuang Mahābhārata melalui tayangan audio visual Mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber terkait dengan hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang tertuang Mahābhārata Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah terkait dengan hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang tertuang Mahābhārata Membuat anilsa hubungan panca Yajňa dengan nilai-nilai Yajňa terkandung Mahābhārata Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi pelaksanaan Yajňa Menerapkan dharma, artha, kama sebagai sarana untuk mencapai kesempurnaan atau kebebasan Menunjukkan sikap disiplin menjalan Catur Marga untuk mencapai kesempurnaan Agama dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang Moksa sebagai 17

Kompetensi tujuan akhir menurut agama 3.3 Memahami pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama 4.3 Menalar Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama 1.4Mengamalkan esensi Bhakti sejati yang tertuang pada kehidupan sehari-hari 2.4 Mengamalkan esensi Bhakti sejati yang tercantumdal am di lingkungan terdekat 3.4 Memahami esensi Bhakti sejati 4.4 Menyajikan esensi Bhakti sejati Materi Pel Manusia dan Tujuan Agama Tantangan dan Hambatan Dalam Mencapai Moksha Sesuai Dengan Zamannya Globalisasi Upaya-upaya Dalam Mengatasi Hambatan dan Tantangan Untuk Mencapai Moksha Menurut Zamannya Contoh-contoh Orang yang Dipandang Mampu Mencapai Moksha Esensi Bhakti sejati Ajaran Bhakti Sejati Bagian-bagian Ajaran Bhakti Sejati Çloka Ajaran Bhakti sejati Bentuk penerapan Bhakti Sejati kehidupan Ajaran Bhakti Sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur zaman Global Kegiatan Pembel tujuan akhir agama Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber baik dari majalah, Koran, internet dan lain sebagainya Mewawancarai beberapa narasumber (orang suci) yang berkaitan dengan Moksa, tingkatan Moksa, dan jalan untuk mencapai Moksa Menganalisa Moksha dan mengkorelasikan dengan Catur Marga Membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi terkait tentang Moksa, tingkatan Moksa, dan jalan untuk mencapai Moksa Menyimpulkan dari hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi upaya mencapai Moksa Membuat karya tulis dengan tema Catur Marga sebagai jalan untuk mencapai Moksa Mengembangan perbuatan Nawa Wida Bhakti sehingga tercipta kedamaian dan keharmonisan Menunjukkan sikap disiplin menjalan Nawa Wida Bhakti dengan meneladani prilaku Rama Agama dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang esensi Bhakti sejati Mengamati tayangan audio visual yang berkaitan dengan Nawa Widha Bhakti Mengumpulkan beberapa informasi dari beberapa sumber terkait dengan esensi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara untuk melaksanakan Nawa Widha Bhakti Membentuk beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang untuk mendiskusikan esensi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara melaksanakan Nawa Widha Bhakti Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi penerapan Nawa Widha Bhakti Menyampaikan hasil belajar bentuk tulisan hakekat 18

Kompetensi 1.5 Menghayati 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah untuk menciptakan keluarga yang rukun bahagia sejahtera, dan damai 2.5 Mengamalkan 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah menuju keluarga yang rukun bahagia sejahtera, dan damai 3.5 Memahami perilaku bertanggungj awab untuk menciptakan keluarga Sukhinah 4.5 Menyajikan perilaku bertanggungj awabuntuk menciptakan keluarga Sukhinah Materi Pel Perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah Pengertian dan hakekat Keluarga Sukhinah Tujuan Wiwaha menurut Syarat Sah suatu Pawiwahan menurut Lima Pilar Keluarga Sukhinah Kegiatan Pembel Nawa Widha Bhakti Membuat ringkasan tentang materi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara melaksanakan Nawa Widha Bhakti Menghayati lima pilar keluara sukhinah kehidupan sehari hari Menunjukkan sikap disiplin menjalan lima pilar keluarga sukhinah dan selalu menjaga kesehatan repruduksi Agama dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah Mengamati tayangan audio visual prosesi sakralisasi wiwaha (pernikahan) secara Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tanggungjawab, keluarga yang rukun bahagia dan sejahtera sesuai Wiwaha Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber yang berkaitan dengan Keluarga Sukhinah Menganalisa masing-masing kewajiban suami,istri dan anak Wiwaha (Perkawinan) Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi Wiwaha (Perkawinan) Menceritakan hasil belajar bentuk tulisan manfaat pelaksanaan Wiwaha (pernikahan) C. Kelas XII Alokasi Waktu: 3 jam pel/minggu Kompetensi 1.1 Menghayati Veda sebagai sumber Hukum yang tertuang Materi Pembel Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Perkembangan Hukum Sumber-Sumber Kegiatan Pembel Meningkatkan keyakinan terhadap kebenaran Veda Sruti dan Smerti sebagai sumber hukum agama hindu Menunjukkan sikap disiplin mempelajari Veda Sruti 19

Kompetensi Veda Sruti dan Smrti 2.1 Menghayati perilaku disiplin Veda sebagai sumber Hukum 3.1 Memahami Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum 4.1 Menyajikan klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum 1.2 Menghayati perkembang an kebudayaan di dunia 2.2 Mengamalka n perilaku peduli terhadap perkembang an sejarah kebudayaan di dunia 3.2 Memahami sejarah perkembangan kebudayaan di dunia 1.2 Menguraika n sejarah perkembang an kebudayaan di dunia Materi Pembel Hukum Sloka Kitab Suci yang Menjelaskan Sumber Hukum Hubungan Hukum Dengan Budaya, Adat-Istiadat, dan Kearifan Daerah Setempat Sejarah perkembangan kebudayaan di dunia Kebudayaan Prasejarah dan Sejarah Agama di Dunia Teori-teori Masuknya Agama ke Indonesia Bukti-bukti Menumental Peninggalan Prasejarah dan Sejarah Perkembangan Agama di Dunia Pelestarian Peninggalan Budaya Agama di Dunia Kontribusi Kebudayaan Pembangunan Nasional dan Parawisata Indonesia Menuju EraGlobalisasi Kegiatan Pembel dan Smerti untuk mencapai kedamaian hidup Agama dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Mencari informasi dari berbagai sumber seperti; majalah, internet, dan reperensi lain yang berkaitan dengan klasifikasi Veda Mewawancarai beberapa narasumber (tokoh agama) di lingkungan terdekat terkait dengan klasifikasi Veda Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Veda sebagai sumber hukum Menganalisis persamaan dan perbedaan hukum dengan hukum Nasional Menyajikan klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Membiasakan diri untuk menghormati dan menghargai para leluhur sebagai pelaku sejarah dan hasil kebudayaan Menunjukkan sikap sisiplin dan bertanggungjawab melestarikan perkembangan kebudayaan di dunia Agama dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang sejarah perkembangan kebudayaan di dunia Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber seperti; majalah, buku reperensi, internet dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kebudayaan di dunia Menganalisis perkembangan sejarah sebelum dan sesudah masuknya agama di Indonesia serta perkembangannya di zaman sekarang ini Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi mendapatkan bukti-bukti masuknya dan peradaban sejarah agama di Indonesia dan dunia 20

Kompetensi 1.3 Mengamalkan Yantra, Tantra dan Mantra konsep Veda 2.3 Mengamalkan Yantra, Tantra dan Mantra kehidupan nyata 3.3 Menerapkan Yantra, Tantra dan Mantra 4.3 Menyajikan Yantra, Tantra dan Mantra Materi Pembel Ajaran Yantra, Tantra dan Mantra Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra Kehidupan dan Penerapan Ajaran Bentuk-bentuk Tantra,Yantra, dan Mantra yangdipergunakan DalamPraktik Kehidupan Sesuai AjaranAgama Cara Mempraktikkan Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra Kegiatan Pembel Menyampaikan hasil belajar bentuk tulisan pengaruh perkembangan agama dan peran serta masyarakat terhadap pembangunan Nasional Membuat Kliping tentang sejarah perkembangan agama di dunia Mengembangan perbuatan dharma dengan penghayatan terhadap Yantra, Tantra dan Mantra sehingga tercipta keharmonisan Menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab menjalan yantra, tantra dan mantra untuk mencapai kedamaian Agama dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang Yantra, Tantra dan Mantra Mengamati tayangan audio visual, dimana Indrajita melaksanakan upacara tantra pada saat berperang melawan Laksmana Mencatat hal-hal penting dari pengamatan tayangan Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti, buku reperensi, majalah, Koran, internet dan lain sebagainya, berkaitan dengan Yantra, Tantra, dan Mantra Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber yang ada di lingkungan sekolah terkait materi Yantra, Tantra, dan Mantra Mendiskusikan materi yang berkaitan dengan Yantra, Tantra, dan Mantra Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan terkait Yantra, Tantra, dan Yantra Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi pemahaman Yantra, Tantra dan Mantra Menyampaikan/mempresentasik an hasil diskusi dari perwakilan kelompok, dan kelompok yang lain memberi tanggapan Membuat tugas kelompok 21

Kompetensi 1.4 Menghayati konsep Astangga Yoga upaya mencapai Moksha 2.4 Mengamalkan Astangga Yoga upaya mencapai Moksha; 3.4 Memahami Astangga Yoga untuk mencapai Moksha; 4.4 Menyajikan Astangga Yoga untuk mencapai Moksha. 1.5 Mengahayati konsep yang tertuang Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha Materi Pembel Ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Ajaran Astangga Yoga Bagian-bagian Astangga Yoga Hambatan dan Tantangan Penerapan Astangga Yoga Manfaat Ajaran Astangga Yoga untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani Penerapan Astangga Yoga Mencapai Moksha Astangga Yoga sebagai Pembentukan Budi Pekerti Luhur Dalam Zaman Globalisasi Ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha kehidupan seharihari Ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Bagian-bagian Dasa Yama Kegiatan Pembel bentuk peper dengan tema Manfaat Yantra, Tantra, dan Mantra Menghayati Astangga Yoga sebagai media untuk mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi Menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab menjalankan Astangga Yoga agar dapat mewujudkan kehidupan sehat jasmani dan rohani Agama dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Mengamati tokoh-tokoh atau orang yang melaksanakan Astangga Yoga Mengamati tayangan audio visual seorang Yogi melaksanakan meditasi Mengamati gambar-gambar masing-masing bagian Astangga Yoga Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber, terkait Astangga Yoga Mencari informasi kepada orang yang menekuni (pelaku Yoga) Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan Astangga Yoga Menjelaskan contoh masingmasing bagian Astangga Yoga Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi penerapan Astangga Yoga maupun praktek-praktek Yoga Mempraktikan salah satu gerakan Astangga Yoga Membuat hasil laporan manfaat melaksanakan Yoga terhadap kesehatan jasmani dan rohani Meningkatkan kualitas diri dengan melaksanakan Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Menunjukkan sikap disiplin melaksanakan Dasa Yama dan Dasa Nyama untuk mencapai kedamaian yang abadi 22

Kompetensi 2.5 Mengamalkan Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha pergaulan hidup 3.5 Menerapkan Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha kehidupan sehari-hari 4.5 Menguraikan contohcontoh Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha kehidupan sehari-hari. Materi Pembel Bratha dan Dasa Nyama Bratha Tujuan dan Manfaat Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Pembentukan Kepribadian dan Budi Pekerti yang Luhur Penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Dalam kehidupan Kegiatan Pembel Agama dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha Mengamati tayangan audio visual Mahābhārata, yang berkaitan dengan sabarnya panca pandawa terhadap hinaan Korawa Mencatat hal-hal penting tayangan Mahābhārata Mengamati sikap perilaku temannya yang sesuai dengan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Mengumpulkan data contoh sikap hidup sesuai dengan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Mengumpulkan sumbersumber/ buku untuk mendukung terwujudnya Dasa Yama Bratha dan Nyama Bratha dan Nyama Bratha Berkunjung ke Perpustakaan mencari materi yang berkaitan dengan Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas berkaitan dengan manfaat mempelajari Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Membuat kliping berkaitan dengan Dasa Yama Brathha dan Dasa Nyama Bratha 23