Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PEMISAHAN CAMPURAN DENGAN METODE SUBLIMASI MELALUI EKSPERIMEN SEDERHANA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

*Korespondensi, tel : ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh Email : Airi_humairah@yahoo.com Abstrak Ketidaktersediaan laboratorium sebenarnya bisa diantisipasi dengan dilakukan demo didalam kelas, ketidaktersediaan alat dan bahan bisa dicarikan alternatif yang memungkinkan. Meskipun ada beberapa praktikum yang tidak mungkin dicarikan alternatif pengganti alat dan bahannya. Kegiatan praktikum alternatif dapat dilakukan dengan menggunakan bahan alam yang tersedia disekitar. Untuk mengatasi masalah tersebut sangat diperlukan implementasi pembelajaran IPA- Kimia dengan menggunakan percobaan sederhana berbasis bahan alam dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru IPA SMPN Muara Batu dalam mengantisipasi kemungkinan tidak adanya alat dan bahan praktikum yang memadai di sekolah dan penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA- Kimia dengan menggunakan percobaan sederhana berbasis bahan alam. Penelitian ini merupakan classroom action research (CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK) kola boratif dengan melibatkan guru yang mengajar bidang pelajaran yang sama, guru tersebut berfungsi sebagai kolaborator peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing -masing siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru IPA-Kimia atau guru yang mengajar bidang studi IPA-Kimia di SMPN Muara Batu. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dokumentasi, dan tes. Dari hasil penelitian pada Siklus 1didapat Aspek kognitif Pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 (pra siklus) menjadi 67,6 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % (pra siklus) menjadi 42,85 %, Pada pokok bahasan unsur senyawa dan campuran, nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 (pra siklus) menjadi 67,14 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81(pra siklus) menjadi 42,85 % sedangkan Pada pokok reaksi kimia, nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 (pra siklus) menjadi 67,14 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81(pra siklus) menjadi 38,1 %. Aspek afektif pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, tingkat keberhasilan siswa sebesar 60 % dengan kategori cukup, pada pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran, tingkat keberhasilan siswa sebesar 60,2 % dengan kategori cukup, sedangkan pada pokok bahasan reaksi kimia, tingkat keberhasilan siswa sebesar 61,8 % dengan kategori cukup. Aspek psikomotorik, pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, persentase ratarata keberhasilan siswa sebesar 57,15 % dengan kategori cukup, pada pokok bahasan unsur,senyawa dan campuran persentase rata-rata keberhasilan siswa sebesar 54 % dengan kategori cukup dan pada pokok bahasan reaksi kimia, persentase rata-rata keberhasilan siswa sebesar 55,9 % dengan kategori cukup. Sedangkan hasil yang penulis dapatkan pada Siklus 2 untuk Aspek kognitif, Pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, ketuntasan belajar meningkat sebesar 47,6 % dari 65% ( siklus 1) menjadi 90% (siklus 2). Pada pokok bahasan unsur,senyawa dan campuran, ketuntasan belajar meningkat sebesar 52,39 % dari 42,85 % ( siklus 1) menjadi 95,24 % (siklus 2). Pada pokok reaksi kimia, ketuntasan belajar meningkat sebesar 57,13 % dari 38,1 % ( siklus 1) menjadi 95,23% (siklus 2). Aspek afektif, pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, tingkat keberhasilan siswa 1

sebesar 82,86 % dengan kategori baik, pada pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran, tingkat keberhasilan siswa sebesar 80,1 % dengan kategori baik. Pada pokok bahasan reaksi kimia, tingkat keberhasilan siswa sebesar 79,43 % dengan kategori baik. Aspek psikomotorik, pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, persentase rata-rata keberhasilan siswa sebesar 73,24 % dengan kategori terampil, pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran persentase rata-rata keberhasilan siswa sebesar 73, 62 % dengan kategori terampil, pokok bahasan reaksi kimia, persentase rata-rata keberhasilan siswa sebesar 73,81 % dengan kategori terampil. Kata kunci : Pembelajaran IPA-Kimia, Percobaan sederhana, bahan alam, hasil belajar A. PENDAHULUAN IPA merupakan ilmu yang dibangun melalui proses berfikir, eksperimen yang didalamnya terdapat tahap mengamati, mengukur, menganalisis, dan mengambil kesimpulan. Mempelajari IPA tidak hanya dengan aktivitas mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, tetapi perlu melibatkan aktivitas siswa yang dapat merangsang kemampuan berfikir dan kemampuan memecahkan masalah, apabila proses belajar mengajar IPA masih menggunakan metode hafalan, akan membosankan dan tidak menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar IPA, sehingga siswa tidak menyukai IPA. Di dalam pembelajaran IPA siswa dituntut untuk bisa mandiri dalam belajar, karena dalam proses pembelajaran IPA yang diutamakan bukan hanya sekedar pengembangan kemampuan akademik saja, melainkan juga kemampuan praktik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum maupun eksperimen di laboratorium, dengan adanya praktikum dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan di kelas. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki laboratorium yang memadai, sehingga tidak semua konsep IPA-Kimia yang diajarkan oleh guru diikuti praktikum di laboratorium. Dalam melaksanakan praktikum yang berkaitan dengan materi yang diajarkan di kelas diperlukan seperangkat alat dan bahan yang kadang tidak tersedia di sekolah, sehingga ketiadaan alat dan bahan kimia sering menjadi kendala tidak dilakukannya praktikum, oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas guru dalam mencari alternatif bahan dan alat lain yang dapat digunakan agar praktikum tetap dapat dilaksakan. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti memperhatikan situasi dan kondisi belajar tempat penelitian rencana akan diadakan, berdasarkan hasil observasi awal, peneliti mewawancarai siswa tentang minatnya terhadap pembelajaran IPA, sebagian siswa berpendapat bahwa pelajaran IPA kurang diminati dan sulit dipahami, karena siswa hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja, siswa lebih banyak 2

menerima transfer ilmu dari guru dari pada - Untuk meningkatkan hasil belajar mencari dan menemukan sesuatu yang siswa dengan penerapan praktikum IPAberguna bagi dirinya serta mengembangkan Kimia dengan menggunakan percobaan ide-ide serta ketrampilan yang mereka sederhana berbasis bahan alam butuhkan, selain itu peneliti juga menemukan - Untuk membantu guru IPA SMP bahwa laboratorium kurang difungsikan dalam mengantisipasi kemungkinan tidak untuk kegiatan pembelajaran karena sarana adanya alat dan bahan praktikum yang dan prasarana laboratorium kurang memadai. Kegiatan pembelajaran IPA selama ini hanya memadai di sekolah terbatas, pada mencatat, latihan dan B. METODELOGI PENELITIAN menghafal saja, sehingga siswa sulit a. Subjek dan Lokasi Penelitian memahami IPA. Salah satu cara untuk Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa mengatasi permasalahan tersebut adalah dan guru IPA SMP Negeri Muara Batu. dengan implementasi pembelajaran IPA Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini Kimia dengan menggunakan percobaan adalah siswa kelas VII dimana kelas VII sederhana berbasis bahan alam untuk ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN Muara Batu. itu, guru yang dijadikan subjek penelitian ini adalah guru pengasuh mata pelajaran IPA. a. Rumusan Masalah b. Jenis Penelitian Adapun rumusan masalah yang ingin Penelitian ini merupakan classroom action dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan research (CAR) atau penelitian tindakan sebagai berikut (1) Apakah pembelajaran IPA-Kimia dengan menggunakan percobaan kelas (PTK) kolaboratif (kerjasama) dengan melibatkan guru yang mengajar bidang sederhana berbasis bahan alam dapat pelajaran yang sama, sehingga peneliti tidak meningkatkan kualitas hasil belajar IPA mengganggu tugas pokok guru dalam siswa? (2) Bagaimana respon siswa terhadap melaksanakan proses pembelajarannya. pembelajaran IPA-Kimia dengan Dalam pelaksanan tindakan di dalam kelas, menggunakan percobaan sederhana berbasis maka kerjasama (kolaborasi) antara guru bahan alam? dengan peneliti menjadi hal yang sangat b. Tujuan Penelitian penting. Guru dan peneliti secara bersama Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam menggali dan mengkaji permasalahanpermasalahan penelitian ini adalah : yang timbul didalam kelas. c. Desain Penelitian dan Tahapan Penelitian 3

Menurut Kemmis dan Mc Taggart ada beberapa tahapan dalam penelitian, terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi (Wiriaatmadja,R. penelitian adalah sebagai berikut : 2005:66). Alur perencanaan pelaksanaan Siklus I pengamatan refleksi pelaksanaan perencanaan Siklus II pengamatan refleksi Gambar 1. Alur pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas Model Kemmis dan Mc Taggart Penelitian ini direncanakan terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dimana setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan.alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran (80 menit), jadi siklus 1 membutuhkan waktu 4 jam pertemuan (160 menit). 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan 1 jam pembelajaran digunakan untuk tes akhir siklus. Adapun rincian kegiatan pada setiap siklusnya diuraikan sebagai berikut : Tahapan penelitian siklus I Kegiatan yang dilakukan pada siklus I antara lain 1. Perencanaan a. Menyusun jadwal pertemuan tiap siklus dan refleksi. b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). c. Menyiapkan pedoman atau instrumen yang digunakan untuk penelitian, berupa lembar observasi aktivitas siswa, angket dan soal tes d. Menyiapkan sarana/media yang diperlukan e. Mengadakan pertemuan, guru dan peneliti berdiskusi tentang persiapan penelitian. 2. Pelaksanaan. Kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah 4

direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melaksanakan persiapan pembelajaran b. Guru memberikan informasi tujuan pembelajaraan yang ingin dicapai kepada peserta didik. c. Guru memberi motivasi kepada peserta didik d. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan e. Guru membagi kelompok dan memberikan instruksi cara kerja kelompok f. Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok untuk dapat diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok g. Peneliti meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS praktikum h. Guru bersama peneliti membimbing setiap kelompok secara proporsional i. Siswa membuat laporan sementara j. Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan 3. Observasi (Pengamatan) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi yang dilakukan adalah pengamatan terhadap kegiatan guru dan pengamatan terhadap kegiatan siswa. Peneliti telah menyiapkan lembar observasi sebelumnya. Dari hasil observasi kemudian dilakukan analisis proses kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan pada: Kegiatan aktivitas siswa. Kegiatan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Hasil belajar siswa.data yang diperoleh dianalisis untuk kemudian dilakukan refleksi. 4. Refleksi (reflection), pada tahap ini peneliti bersama dengan guru mengumpulkan data yang diperoleh kemudian di evaluasi. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran sklus berikutnya Tahapan penelitian siklus II Berdasarkan hasil tindakan yang telah dianalisis kemudian disusun rekomendasi dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya yang dipandang belum tuntas. Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, tahapan tindakan siklus II mengikuti tahapan-tahapan siklus I d. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 1. Observasi, dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi adalah untuk melihat aktivitas guru dan siswa, untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu 5

mengajar, kegiatan diskusi siswa dan partisipasi siswa 2. Dokumentasi, diperoleh dari hasil quis siswa, catatan lapangan, daftar kelompok siswa, lembar observasi dan fotofoto selama proses pembelajaran 3. Angket, dalam penelitian ini, peneliti menyebar angket kepada siswa yang berisikan tentang minat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Observasi Awal Gambaran awal subjek penelitian diperoleh setelah peneliti melakukan kunjungan kesekolah, untuk melihat proses 4. Tes, digunakan untuk mengetahui nilai siswa setelah pembelajaran Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk tulisan (tes tertulis), Alat yangdigunakan untuk melakukan tes ini adalah berupa tes lembar evaluasi individu dan Lembar Kerja Siswa (LKS). pembelajaran didalam kelas. Peneliti melakukan wawancara kepada guru, siswa dan kepala sekolah, hasil wawancara tersebut sebagai berikut : Hasil belajar siswa diperoleh dari data hasil belajar pada pelajaran IPA sebelumnya, seperti yang terdapat pada tabel berikut ini : Tabel.1.Tabel belajar siswa pada mata pelajaran IPA No Kategori penilaian Hasil belajar kognitif 1 Nilai terendah 46 2 Nilai tertinggi 65 3 Nilai rata-rata 51,4 4 Persentase ketuntasan belajar klasikal 23,81 % Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan metode praktikum, ketuntasan hasil belajar IPA masih jauh dibawah ketuntasan hasil belajar yang diharapkan yaitu 70%. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kimia, menunjukkan bahwa srategi yang digunakan guru kurang tepat. Dalam hal ini peneliti berinisiatif menggunakan metode praktikum, agar siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan di SMPN 2 Muara Batu dimana penelitian ini 6

dirancang dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, pada masing masing siklus terdiri dari perncanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedangkan pokok bahasan yang di praktekkan terdiri dari tiga pokok bahasan yaitu : (1) perubahan materi dan pemisahan campuran, (2) unsur, senyawa dan campuran (3) rekasi kimia Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, diantaranya: - Membuat daftar nama peserta didik - Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan - Menyusun rencana program pembelajaran (RPP) - Membuat soal evaluasi siklus 1 - membuat kunci jawaban evaluasi siklus 1 - membuat lembar penilaian afektif - membuat lembar penilain psikomotorik - membuat lembar observasi peserta didik - menyiapkan alat dan bahan praktikum - menyiapkan lembar kerja (LKS) - membagi kelompok siswa - menyiapkan pendokumentasian b. Pelaksanaan Pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan pada hari selasa tanggal 3 maret dengan pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran. sebelum pelaksanaan siklus 1 dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : - Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa - Guru menyampaikan motivasi, apersepsi dan prasyarat pengetahuan - Guru menyampaikan tujuan pelajaran - Guru memberi soal mengenai materi tersebut dan siswa diminta untuk menjawabnya Pertemuan pada siklus 1 dilanjutkan pada hari jum at tanggal 6 maret, adapun kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut - Guru mengkodisikan fisik kelas melalui kegiatan : memberi salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang materi praktikum yang akan dilaksanakan - Guru menjelaskan langkah-langkah praktikum kepada siswa - Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum, sesuai dengan daftar yang telah tersediakan 7

- Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok - Peneliti meminta siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk dalam LKS - Peneliti meminta siswa mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS praktikum - Guru dan peneliti membimbing setiap kelompok secara proporsional - Siswa membuat laporan sementara - Siswa, peneliti dan guru membuat kesimpulan berdasarkan percobaan - Pada akhir pembelajaran diadakan tes siklus 1 Unsur, senyawa dan campuran Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan pada hari selasa tanggal 17 maret dengan pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran. sebelum pelaksanaan siklus 1 dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : - Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa - Guru menyampaikan motivasi, apersepsi dan prasyarat pengetahuan - Guru menyampaikan tujuan pelajaran - Guru memberi soal mengenai materi tersebut dan siswa diminta untuk menjawabnya Pertemuan pada siklus 1 dilanjutkan pada hari jum at tanggal 20 maret, adapun kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut - Guru mengkodisikan fisik kelas melalui kegiatan : memberi salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang materi praktikum yang akan dilaksanakan - Guru menjelaskan langkah-langkah praktikum kepada siswa - Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum, sesuai dengan daftar yang telah tersediakan - Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok - Peneliti meminta siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk dalam LKS - Peneliti meminta siswa mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS praktikum - Guru dan peneliti membimbing setiap kelompok secara proporsional - Siswa membuat laporan sementara - Siswa, peneliti dan guru membuat kesimpulan berdasarkan percobaan - Pada akhir pembelajaran diadakan tes siklus 1-8

Reaksi kimia Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan pada hari selasa tanggal 31 maret dengan pokok bahasan reaksi kimia. sebelum pelaksanaan siklus 1 dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : - Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa - Guru menyampaikan motivasi, apersepsi dan prasyarat pengetahuan - Guru menyampaikan tujuan pelajaran - Guru memberi soal mengenai materi tersebut dan siswa diminta untuk menjawabnya Pertemuan pada siklus 1 dilanjutkan pada hari sabtu tanggal 4 april, adapun kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut : - Guru mengkodisikan fisik kelas melalui kegiatan : memberi salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi c. Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan pada aspek kognitif siswa, afektif siswa dan psikomotorik siswa sebagai berikut : Aspek kognitif siswa - Pada pokok bahasan : perubahan materi dan pemisahan campuran dan menjelaskan tentang materi praktikum yang akan dilaksanakan - Guru menjelaskan langkah-langkah praktikum kepada siswa - Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum, sesuai dengan daftar yang telah tersediakan - Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok - Peneliti meminta siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk dalam LKS - Peneliti meminta siswa mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS praktikum - Guru dan peneliti membimbing setiap kelompok secara proporsional - Siswa membuat laporan sementara - Siswa, peneliti dan guru membuat kesimpulan berdasarkan percobaan - Pada akhir pembelajaran diadakan tes siklus 1 Pada tahap ini dilakukan pengamatan kognitif siswa yang diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus 1, dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 9

Tabel. 2 Hasil Tes Kognitif Siswa Siklus 1, pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran No Keterangan Siklus 1 1 Nilai tertinggi 75 2 Nilai terendah 57 3 Nilai rata-rata 67,6 4 Persentase ketuntasan 42,85% Dari data hasil tes siswa pada siklus 1 pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, dimana nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 menjadi 67,6 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % menjadi 42,85 %. Penelitian siklus 1 ini belum mencapai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 70 %, maka proses pembelajaran ini dilanjutkan ke siklus 2 - Pada pokok bahasan: Unsur, senyawa dan campuran Pada tahap ini dilakukan pengamatan kognitif siswa yang diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus 1, dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Tes Kognitif Siswa Siklus 1, pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran No Keterangan Siklus 1 1 Nilai tertinggi 77 2 Nilai terendah 58 3 Nilai rata-rata 67,14 4 Persentase ketuntasan 42,85 Dari data hasil tes siswa pada siklus 1 pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran, didapat nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 menjadi 67,14 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % menjadi 42,85 %. Penelitian siklus 1 ini belum mencapai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 70 %, maka proses pembelajaran ini dilanjutkan ke siklus 2 - Pada pokok bahasan Reaksi kimia Pada tahap ini dilakukan pengamatan kognitif siswa yang diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus 1, dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 10

Tabel 4 Hasil Tes Kognitif Siswa Siklus 1, pokok bahasan Reaksi kimia No Keterangan Siklus 1 1 Nilai tertinggi 70 2 Nilai terendah 65 3 Nilai rata-rata 67,14 4 Persentase ketuntasan 38,1 Dari data hasil tes siswa pada siklus 1 nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 menjadi 67,14 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % menjadi 38,1 %. Penelitian siklus 1 ini belum mencapai dengan KKM yang ditetapkan yaitu 70 %, maka proses pembelajaran ini dilanjutkan ke siklus 2 Aspek afektif siswa - Pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Pengamatan afektif siswa diambil dari lembar observasi penilaian sikap dan kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran pada siklus 1. Hasil pengamatan aspek afektif siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : NO Tabel 5 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus 1 pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Aspek afektif siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat baik 0 siswa 2 Baik 1 siswa 3 Cukup 19 siswa 4 Kurang 1 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 60 % Kategori Cukup Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 diperoleh hasil sebesar 60 % dengan kategori cukup. Dengan rincian siswa yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori sangat baik berjumlah 0 siswa, kategori baik berjumlah 1 siswa, kategori cukup berjumlah 19 siswa, kategori kurang berjumlah 1 siswa, kategori sangat kurang berjumlah 0 siswa. 11

Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum terdapat kekurangan diantaranya: (1) Siswa masih kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatan praktikum, hal ini terlihat pada saat siswa melakukan - Pada pokok bahasan Unsur, senyawa dan campuran praktikum siswa kurang serius (2) Kerjasama dalam kelompok sangat baik, tetapi ada kelompok tertentu yang masih kurang dalam bekerjasama (3) Diskusi berjalan kurang efektif karena tidak semua anggota kelompok mau menghargai pendapat orang lain Tabel. 6. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus 1 pokok bahasan Unsur, senyawa dan campuran Aspek afektif siswa siklus 1 NO Kategori penilaian siswa 1 Sangat baik 0 siswa 2 Baik 0 siswa 3 Cukup 21 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 60,2 % Kategori Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 diperoleh hasil sebesar 60,2 % dengan kategori cukup. Dengan rincian siswa yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori sangat baik berjumlah 0 siswa, kategori baik berjumlah 0 siswa, kategori cukup berjumlah 21 siswa, kategori kurang berjumlah 0 siswa, kategori sangat kurang berjumlah 0 siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum terdapat Cukup kekurangan diantaranya: (1) Siswa masih kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatan praktikum, hal ini terlihat pada saat siswa melakukan praktikum siswa kurang serius (2) Kerjasama dalam kelompok sangat baik, tetapi ada kelompok tertentu yang masih kurang dalam bekerjasama (3) Diskusi berjalan kurang efektif karena tidak semua anggota kelompok mau menghargai pendapat orang lain. 12

- Pada pokok bahasan : Reaksi kimia NO Tabel 7 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus 1, pokok bahasan Reaksi kimia Aspek afektif siswa Kategori penilaian 1 Sangat baik 0 siswa 2 Baik 0 siswa 3 Cukup 21 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 61,8 % Kategori Cukup siklus 1 siswa Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 diperoleh hasil sebesar 61,8 % dengan kategori cukup. Dengan rincian siswa yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori sangat baik berjumlah 0 siswa, kategori baik berjumlah 0 siswa, kategori cukup berjumlah 21 siswa, kategori kurang berjumlah 0 siswa, kategori sangat kurang berjumlah 0 siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum terdapat kekurangan diantaranya: (1) Siswa masih kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatan praktikum, hal ini terlihat pada saat siswa melakukan praktikum siswa kurang serius (2) Kerjasama dalam kelompok sangat baik, tetapi ada kelompok tertentu yang masih kurang dalam bekerjasama (3) Diskusi berjalan kurang efektif karena tidak semua anggota kelompok mau menghargai pendapat orang lain Aspek psikomotorik siswa Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari lembar observasi kinerja dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada siklus 1. - Pokok bahasa perubahan materi dan pemisahan campuran Jenis percobaan yang dilakukan pada pokok bahasan ini adalah perubahan zat, sublimasi, kromatografi, filtrasi, destilasi. Pada aspek melakukan percobaan ini siswa telah melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja di LKS praktikum. Setelah siswa melakukan percobaan, kemudian siswa 13

merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan dalam kegiatan praktikum, setelah itu siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat laporan hasil akhir dari pada praktikum. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas psikomotorik diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 8 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 1 Pokok bahasa perubahan materi dan pemisahan campuran No Kategori penilaian Aspek psikomotorik siswa siklus 1 siswa 1 Sangat terampil 1 siswa 2 Terampil 13 siswa 3 Cukup 7 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 57,14 % Kategori Cukup Berdasarkan tabel analisis menunjukkan persentas rata-rata keberhasilan 57,15 % dengan kategori cukup. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran masih terdapat kekurangan yaitu : siswa belum terampil merangkai peralatan praktikum (percobaan), siswa belum berani menyampaikan pendapat dan masih malu bertanya. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan praktikum dan kalaupun dilakukan pembelajaran dengan praktikum, biasanya guru yang merangkai alat percobaan.sedangkan siswa hanya mengamati praktikum yang dilaksanakan. Hasil pada siklus 1 dapat dibuat acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam merangkai alat dan bahan serta meningkatkan kegiatan diskusi siswa pada siklus 2. - Pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran Jenis percobaan yang dilakukan pada pokok bahasan ini adalah campuran homogen dan heterogen. Pada aspek melakukan percobaan ini siswa telah melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja di LKS praktikum. Setelah siswa melakukan percobaan, kemudian siswa merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan dalam kegiatan praktikum, setelah 14

itu siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat laporan hasil akhir dari pada praktikum. Berdasarkan hasil analisis lembar NO observasi aktivitas psikomotorik diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 9 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 1, Pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran Aspek psikomotorik siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat terampil 1 siswa 2 Terampil 9 siswa 3 Cukup 11 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 54 % Kategori Cukup Berdasarkan tabel analisis menunjukkan persentas rata-rata keberhasilan 54 % dengan kategori cukup. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran masih terdapat kekurangan yaitu : siswa belum terampil merangkai peralatan praktikum (percobaan), siswa belum berani menyampaikan pendapat dan masih malu bertanya. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan praktikum dan kalaupun dilakukan pembelajaran dengan praktikum, biasanya guru yang merangkai alat percobaan.sedangkan siswa hanya mengamati praktikum yang dilaksanakan. Hasil pada siklus 1 dapat dibuat acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam merangkai alat dan bahan serta meningkatkan kegiatan diskusi siswa pada siklus 2. - Pokok bahasan reaksi kimia Jenis percobaan yang dilakukan pada pokok bahasan ini adalah pembentukan gas, reaksi batu kapur dengan air. Pada aspek melakukan percobaan ini siswa telah melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja di LKS praktikum. Setelah siswa melakukan percobaan, kemudian siswa merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan dalam kegiatan praktikum, setelah itu siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat laporan hasil akhir dari pada praktikum. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas psikomotorik diperoleh hasil sebagai berikut 15

NO Tabel. 10 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 1 Pokok bahasan reaksi kimia Aspek psikomotorik siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat terampil 1 siswa 2 Terampil 11 siswa 3 Cukup 9 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 55,9 % Kategori Cukup Berdasarkan tabel analisis menunjukkan persentas rata-rata keberhasilan 55,9 % dengan kategori cukup. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran masih terdapat kekurangan yaitu : siswa belum terampil merangkai peralatan praktikum (percobaan), siswa belum berani menyampaikan pendapat dan masih malu bertanya. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan praktikum dan kalaupun dilakukan pembelajaran dengan praktikum, biasanya guru yang merangkai alat percobaan.sedangkan siswa hanya mengamati praktikum yang dilaksanakan. Hasil pada siklus 1 dapat dibuat acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam merangkai alat dan bahan serta meningkatkan kegiatan diskusi siswa pada siklus 2. d. Refleksi Refleksi dilakukan Berdasarkan pada analisis hasil belajar siswa yang berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan tes kognitif siswa siklus 1 pada praktikum dengan pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran, pokok bahasan unsur senyawa dan campuran, pokok bahasan reaksi kimia. Untuk aspek kognitif, pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 menjadi 67,6 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % menjadi 42,85 %, pada pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 menjadi 67,14 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % menjadi 42,85 %, sedangkan pokok bahasan reaksi kimia nilai rata-rata kelas meningkat dari 51,4 menjadi 16

67,14 dan ketuntasan belajar meningkat dari 23,81 % menjadi 38,1 %. Untuk aspek afektif, pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran tingkat keberhasilan sebesar 60 % dengan kategori cukup, pada pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran tingkat keberhasilan 60,2 % dengan kategori cukup, sedangkan pada pokok bahasan reaksi kimia tingkat keberhasilan 61,8 % dengan kategori cukup. Untuk aspek psikomotorik, pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran tingkat keberhasilan siswa 57,15 % dengan kategori cukup, pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran tingkat keberhasilan siswa 54 % dengan kategori cukup, untuk pokok bahasan reaksi kimia tingkat keberhasilan siswa sebesar 55,9 % dengan kategori cukup. Secara umum aktivitas pada siklus 1 sudah mengalami kenaikan dan hasil belajar juga mengalami peningkatan tetapi masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah selanjutnya peneliti melakukan analisa dan melakukan diskusi dengan guru untuk mengetahui kekurangan tindakan pada siklus 1 serta menyusun perencanaan untuk melakukan perbaikan pada siklus 2 diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Adapun kekurangan-kekurangan yang terlihat dalam pengamatan selama siswa melakukan percobaan yaitu : - Siswa belum terampil dalam merangkai alat dan bahan percobaan - Siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran - Siswa belum berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat - Siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan praktikum, hanya ada satu atau dua orang yang aktif - Diskusi kelompok kurang efektif karena tidak semua anggota kelompok dapat menghargai pendapat siswa lain Siklus II Pelaksanaan siklus 2 dilakukan untuk memperbaiki dari hasil refleksi siklus 1. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus 2 adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada proses praktikum, antara lain - Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran praktikum - Merancang materi kelanjutan dari siklus 1 - Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP) - Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) - Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum - Membuat lembar observasi aspek afektif dan psikomotorik 17

- Membuat soal evaluasi pembelajaran siklus 2 - Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus 2 - Membuat kisi-kisi angket tanggapan siswa b. Pelaksanaan Pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilakukan pada hari selasa tanggal 10 maret dengan pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran.sebelum pelaksanaan siklus 2 dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 2 adalah sebagai berikut : - Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran - Guru menjelaskan pembelajaran dengan metode praktikum kepada siswa - Guru menjelaskan materi secara singkat dan menjelaskan tujuan dari percobaan yang akan dilakukan - Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum yang telah ditentukan - Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompokpeneliti meminta siswa melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam LKS tersebut - Peneliti meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS - Guru dan peneliti membimbing siswa dalam melakukan praktikum - Siswa membuat laporan sementara - Pada akhir pembelajaran dilakukan tes akhir siklus Pertemuan pada siklus 2 dilanjutkan pada hari jum at tanggal 13 maret, adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : - Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan, memberi salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi, dan menjelaskan tentang pembelajaran yang dilakukan - Guru memberikan lembar angket tanggapan siswa terhadap metode praktikum - Guru menjelaskan cara pengisian angket - Guru meminta siswa mengisi angket sesuai dengan fakta Pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilakukan pada hari selasa tanggal 24 maret dengan pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran. sebelum pelaksanaan siklus 2 dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan 18

yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 2 adalah sebagai berikut : - Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran - Guru menjelaskan pembelajaran dengan metode praktikum kepada siswa - Guru menjelaskan materi secara singkat dan menjelaskan tujuan dari percobaan yang akan dilakukan - Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum yang telah ditentukan - Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok - Peneliti meminta siswa melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam LKS tersebut - Peneliti meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS - Guru dan peneliti membimbing siswa dalam melakukan praktikum - Siswa membuat laporan sementara - Pada akhir pembelajaran dilakukan tes akhir siklus Pertemuan pada siklus 2 dilanjutkan pada hari jum at tanggal 27 maret, adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : - Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan, memberi salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi, dan menjelaskan tentang pembelajaran yang dilakukan - Guru memberikan lembar angket tanggapan siswa terhadap metode praktikum - Guru menjelaskan cara pengisian angket - Guru meminta siswa mengisi angket sesuai dengan fakta Pokok bahasan reaksi kimia Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilakukan pada hari selasa tanggal 7 April dengan pokok bahasan reaksi kimia.sebelum pelaksanaan siklus 2 dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 2 adalah sebagai berikut : - Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran - Guru menjelaskan pembelajaran dengan metode praktikum kepada siswa - Guru menjelaskan materi secara singkat dan menjelaskan tujuan dari percobaan yang akan dilakukan - Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum yang telah ditentukan - Peneliti membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok 19

- Peneliti meminta siswa melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam LKS tersebut - Peneliti meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya kedalam LKS - Guru dan peneliti membimbing siswa dalam melakukan praktikum - Siswa membuat laporan sementara - Pada akhir pembelajaran dilakukan tes akhir siklus Pertemuan pada siklus 2 dilanjutkan pada hari jum at tanggal 10 April, adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : - Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan, memberi salam, mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi, dan menjelaskan tentang pembelajaran yang dilakukan - Guru memberikan lembar angket tanggapan siswa terhadap metode praktikum - Guru menjelaskan cara pengisian angket - Guru meminta siswa mengisi angket sesuai dengan fakta c. Pengamatan Pada tahap pengamatan dilakukan tes akhir belajar siklus 2, aktivitas siswa (ranah psikomotorik) penilaian sikap (afektif) dan angket tanggapan siswa, dari pengamatan siklus 2 diperoleh hasil sebagai berikut : Pengamatan aspek kognitif - Pada pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Data pengamatan kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus 2, dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel. 11 Hasil Aspek Kognitif Siswa Siklus 2 pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran No Keterangan Siklus 2 1 Nilai tertinggi 90 2 Nilai terendah 67 3 Nilai rata-rata 79,86 4 Persentase ketuntasan 90,45 % Hasil belajar Siswa meningkat dan telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 90,45 % serta telah memenuhi indikator yang ditetapkan dalam penelitian, ketuntasan belajar pada aspek kognitif meningkat sebesar 47,6% yaitu dari 42,85 % pada siklus 1 menjadi 90,45% pada siklus 2. - Pada pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran 20

Data pengamatan kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus 2, dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 12. Hasil Aspek Kognitif Siswa Siklus 2 pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran No Keterangan Siklus 2 1 Nilai tertinggi 90 2 Nilai terendah 69 3 Nilai rata-rata 70 4 Persentase ketuntasan 95.24 % Hasil belajar Siswa meningkat dan telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 95,24 % serta telah memenuhi indikator yang ditetapkan dalam penelitian, ketuntasan belajar pada aspek kognitif meningkat sebesar 52,39 % yaitu dari 42,85 % pada siklus 1 menjadi 95,24 % pada siklus 2. - Pada pokok bahasan reaksi kimia Data pengamatan kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa pada akhir pembelajaran siklus 2, dari tes yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 13. Hasil Aspek Kognitif Siswa Siklus 2 pokok bahasan reaksi kimia No Keterangan Siklus 2 1 Nilai tertinggi 90 2 Nilai terendah 70 3 Nilai rata-rata 79,33 4 Persentase ketuntasan 95,23 % Hasil belajar Siswa meningkat dan telah mencapai ketuntasan belajar yaitu 95,23 % serta telah memenuhi indikator yang ditetapkan dalam penelitian, ketuntasan belajar pada aspek kognitif meningkat sebesar 57,13 % yaitu dari 38,1 % pada siklus 1 menjadi 95,23 % pada siklus 2. Pengamatan aspek afektif 21

Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar observasi penilaian sikap dan kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran pada siklus 2, berdasarkan analisis hasil NO lembaran observasi aktivitas afektif diperoleh hasil sebagai berikut - Pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Tabel 14 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus 2 Pokok bahasan perubahan materi dan pemisahan campuran Kategori penilaian 1 Sangat baik 6 siswa 2 Baik 15 siswa 3 Cukup 0 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata Aspek afektif siswa siklus 1 21 siswa Persentase 82,86 % Kategori Baik siswa Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 2 diperoleh hasil sebesar 82,86 % dengan kategori baik. Dengan rincian siswa yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori sangat baik berjumlah 6 siswa, kategori baik berjumlah 15 siswa, kategori cukup berjumlah 0 siswa, kategori kurang berjumlah 0 siswa, kategori sangat kurang berjumlah 0 siswa. dengan demikian kegiatan NO pembelajaran dengan metode praktikum dari sklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 22,86 %. Dimana hasil yang terlihat bahwa siswa sudah mengikuti pelajaran dengan tertip, siswa sudah bisa bekerja sama, siswa sudah bisa menghargai pendapat orang lain. - Pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran Tabel 15 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus 2 Pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran Aspek afektif siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat baik 1 siswa 2 Baik 20 siswa 22

3 Cukup 0 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 80,1 % Kategori Baik Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 2 diperoleh hasil sebesar 80,1 % dengan kategori baik. Dengan rincian siswa yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori sangat baik berjumlah 1 siswa, kategori baik berjumlah 20 siswa, kategori cukup No berjumlah 0 siswa, kategori kurang berjumlah 0 siswa, kategori sangat kurang berjumlah 0 siswa. dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum dari sklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 19,9 %. - Pokok bahasan reaksi kimia Tabel 16 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus 2 Pokok bahasan reaksi kimia Aspek afektif siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat baik 2 siswa 2 Baik 19 siswa 3 Cukup 0 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 79,43 % Kategori Baik Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 2 diperoleh hasil sebesar 79,43 % dengan kategori baik. Dengan rincian siswa yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori sangat baik berjumlah 62 siswa, kategori baik berjumlah 19 siswa, kategori cukup berjumlah 0 siswa, kategori kurang berjumlah 0 siswa, kategori sangat kurang berjumlah 0 siswa. dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum dari sklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 17,63 %. Dimana hasil yang terlihat bahwa siswa sudah mengikuti pelajaran dengan tertip, 23

siswa sudah bisa bekerja sama, siswa sudah bisa menghargai pendapat orang lain. siswa Pengamatan aspek psikomotorik Data pengamatan psikomotorik diambil dari lembar observasi kerja dan aktivitas siswa - Pada pokok bahasan : perubahan materi dan pemisahan campuran pada saat pembelajaran pada siklus 2. peneliti mengamati kinerja siswa selama melakukan praktikum. Dari pengamatan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel. 17 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 2 pokok bahasan : perubahan materi dan pemisahan campuran Aspek psikomotorik siswa siklus 1 NO Kategori penilaian siswa 1 Sangat terampil 0 siswa 2 Terampil 18 siswa 3 Cukup 3 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 73,24 % Kategori Terampil Dari hasil psikomotorik siswa pada siklus 2 menunjukkan hasil dengan kategori terampil dengan persentase sebesar 73,24 %, hasil pada siklus 2 ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada siklus 1, hal ini terlihat dengan terampilnya siswa dalam No merangkai alat percobaan, mengisi lembar LKS serta saling bekerjasama dalam kelompok - Pada pokok bahasan : unsur, senyawa dan campuran Tabel 18 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus2 pokok bahasan unsur, senyawa dan campuran Aspek psikomotorik siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat terampil 0 siswa 2 Terampil 18 siswa 24

3 Cukup 3 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 73,62 % Kategori Terampil Dari hasil psikomotorik siswa pada siklus 2 menunjukkan hasil dengan kategori terampil dengan persentase sebesar 73,62 %, hasil pada siklus 2 ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada siklus 1, hal No ini terlihat dengan terampilnya siswa dalam merangkai alat percobaan, mengisi lembar LKS serta saling bekerjasama dalam kelompok - Pada pokok bahasan : reaksi kimia Tabel. 19 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 2 pokok bahasan reaksi kimia Aspek psikomotorik siswa siklus 1 Kategori penilaian siswa 1 Sangat terampil 0 siswa 2 Terampil 18 siswa 3 Cukup 3 siswa 4 Kurang 0 siswa 5 Sangat kurang 0 siswa Rata-rata 21 siswa Persentase 73,81 % Kategori Terampil Dari hasil psikomotorik siswa pada siklus 2 menunjukkan hasil dengan kategori terampil dengan persentase sebesar 73,81 %, hasil pada siklus 2 ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada siklus 1, hal ini terlihat dengan terampilnya siswa dalam merangkai alat percobaan, mengisi lembar LKS serta saling bekerjasama dalam kelompok d. Refleksi Setelah peneliti menganalisa hasil belajar siswa, kemudian peneliti melakukan diskusi dengan guru untuk membandingkan hasil 25

belajar pada siklus I dan 2. Pada siklus 2 kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum menunjukkan hasil yang sangat baik, dimana kekurangan-kekurangan pada siklus 1 telah dapat diselesaikan pada siklus 2. Adapun perbaikan yang dilakukan pada siklus 2 diantaranya terlihat dimana siswa telah terampil dalam merangkai alat praktikum, siswa telah berani mengemukakan pendapat dan mengkomunikasikan hasil percobaan praktikum, kerjasama siswa dengan anggota kelompok semakin meningkat, diskusi sudah berjalan dengan Tabel. 20 Hasil Analisa Data Angket Tanggapan Siswa No pertanyaan lancar, siswa sudah mulai menghargai pendapat anggota kelompok lainnya. Hasil yang didapatkan sangat baik dimana siklus 2 ini sudah sesuai dengan yang diharapkan ANGKET TANGGAPAN SISWA Untuk mengetahui seberapa besar tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran praktikum, maka siswa diberikan angket tanggapan siswa sesudah melakukan pembelajaran, data hasil analisa angket tanggapan siswa dapat dilihat pada lampiran Siswa yang menjawab Ya tidak 1 20 1 2 19 2 3 0 21 4 4 17 5 19 2 6 16 5 7 3 18 8 2 19 9 19 2 10 5 16 11 5 16 12 21 0 Dari data di atas dapat diketahui bahwa tanggapan siswa terhadap metode praktikum cukup baik. Hal ini terlihat dari : - Ada 20 siswa yang menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran 26

praktikum sesuai dengan materi pembelajaran yang dipelajari - Ada 19 siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik dengan menggunakan metode praktikum - Ada 4 siswa yang menyatakan bahwa mereka tidak senang dengan metode praktikum - Ada 19 siswa yang menyatakan mereka terbantu dengan metode praktikum - Ada 16 siswa yang menyatakan menyukai kelas saat pembelajaran praktikum - Ada 3 siswa yang menyatakan bahwa mereka belum memahami materi yang dipelajari dengan menggunakan metode praktikum - Ada 2 siswa yang menyatakan mereka lebih tertarik dengan menggunakan metode sebelumnya - Ada 19 siswa yang menyatakan senang dengan metode pembelajaran praktikum Berdasarkan hasil angket diatas dapat disimpulkan bahwa semua siswa menyatakan mereka lebih menyukai suasana kelas ketika diadakan praktikum, walaupun ada sebagian siswa belum tertarik dengan metode praktikum 3. Pembahasan a. Pra Siklus Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada pembelajaran sebelum dilakukannya tindakan pada siklus 1, didapatkan bahwa pembelajaran IPA- kimia di SMPN 2 Muara Batu masih sering menggunakan metode ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal, sehingga kurangnya penguasaan materi siswa serta kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam memecahkan persoalan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA-Kimia. Berdasarkan permasalahan diatas, maka metode pembelajaran praktikum merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. b. Siklus 1 Siklus 1(satu) terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan, Adapun jenis percobaan yang di praktikumkan pada siklus ini terdiri dari : perubahan zat, Sublimasi, kromatografi, filtrasi, destilasi, campuran homogen dan heterogen, pembentukan gas, reaksi batu kapur dengan air. Dalam pembelajaran praktikum siswa belajar dalam sistem kelompok. Pada siklus 1 (s atu ) ini pembelajaran praktikum masih kurang maksimal, hal ini terlihat, siswa selalu bertanya bagaimana cara melakukan praktikum, walaupun setiap kelompok sudah mendapatkan lembar kerja siswa (LKS). 27