III. BAHAN DAN METODE A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia ii dilaksaaka pada bula April 014 di BBPTU-HPT Baturrade, Purwokerto. B. Baha da Alat Peelitia Baha peelitia ii yaitu rekordig produksi susu laktasi I da II dari iduk sapi perah FH da PFH masig-masig sebayak 39 ekor. Alat yag diguaka yaitu kertas da program komputer microsoft office excel. C. Metode Peelitia Metode yag diguaka pada peelitia ii adalah studi kasus. Data yag diambil berupa data sekuder meliputi produksi susu per laktasi dari setiap idividu baik sapi perah FH maupu PFH yag telah megalami dua kali masa laktasi, umur sapi, lama laktasi, da maajeme pemeliharaa. D. Prosedur Peelitia Prosedur peelitia ii sebagai berikut : 1. melakuka survei ke BBPTU-HPT Baturrade, Purwokerto utuk mecatat data-data yag terdapat dalam kartu rekordig yag dimiliki;
17. meetuka sapi perah FH da PFH yag aka diguaka sebagai sampel; 3. meyali data rekordig utuk diaalisis sesuai tujua peelitia; 4. melakuka tabulasi data; 5. melakuka koreksi terhadap data produksi susu sapi perah FH da PFH berdasarka lama laktasi da umur produksi; 6. meghitug produksi susu sapi perah FH FH da PFH; 7. meghitug estimasi ilai ripitabilitas; 8. meghitug ilai MPPA produksi susu sapi perah FH da PFH; 9. membadigka ilai MPPA produksi susu atara sapi perah FH da PFH; 10. meetuka iduk sapi perah FH da PFH yag berpotesi geetik terbaik utuk dikembagka lebih lajut berdasarka ilai MPPA produksi susu. E. Peubah yag Diamati Peubah yag diamati pada peelitia ii sebagai berikut: 1. umur produksi produksi (tahu) adalah umur pada saat sapi perah beraak da mulai memasuki masa laktasi (Aggraei, 000);. produksi susu laktasi pertama da kedua Produksi susu laktasi pertama da kedua (kg) merupaka bayakya susu yag dihasilka setiap ekor sapi perah selama laktasi pertama da kedua (Aggraei, 000). Berat jeis air susu adalah 8 kg/l, sehigga 1 kg air susu sama dega 0,973 l air susu (Bada Stadardisasi Nasioal, 1998).
18 3. lama laktasi Lama laktasi (hari) adalah jumlah hari sapi diperah utuk memproduksi susu yaitu dari awal sapi beraak sampai dega awal masa kerig, dalam peelitia ii diukur berdasarka jumlah hari dimaa sapi memproduksi susu atau catata produksi yag ada; 4. maajeme pemeliharaa Pola pemeliharaa meliputi frekuesi pemeraha, ragsaga masalah pemeraha, jarak melahirka, da pecegaha terhadap peyakit (Saleh, 004). F. Aalisis Data Data produksi susu sapi perah FH da PFH laktasi I da II yag diperoleh dimasukka ke dalam tabel koreksi sehigga aka diketahui besarya produksi susu setelah dikoreksi terhadap lama laktasi 305 hari serta umur setara dewasa (mature equivalet). Faktor koreksi lama laktasi da umur setara dewasa megguaka rekomedasi Hardjosubroto (1994) sebagaimaa pada Tabel 3, 4, da 5. Tabel 3. Faktor koreksi utuk lama laktasi kurag dari 305 hari Lama laktasi (hari) 150 160 170 180 190 00 10 0 30 Faktor koreksi umur iduk < 36 bula 36 bula 1,77 1,64 1,67 1,55 1,58 1,48 1,51 1,41 1,44 1,35 1,38 1,30 1,3 1,6 1,7 1, 1,3 1,18
19 Tabel 3. (lajuta) Lama laktasi (hari) 40 50 60 70 80 90 300 Faktor koreksi umur iduk < 36 bula 36 bula 1,19 1,15 1,1 Sumber : Hardjosubroto (1994) Tabel 4. Faktor koreksi utuk lama laktasi lebih dari 305 hari Lama laktasi (hari) 305--308 309--31 313--316 317---30 31--34 35--38 39--33 333--336 Faktor koreksi Lama laktasi Faktor koreksi (hari) 337--340 0,9 0,99 341--344 0,91 0,98 345--348 0,90 0,97 349--35 0,89 0,96 353--356 0,88 0,95 357--360 0,87 0,94 361--364 0,86 0,93 365 0,85 Sumber : Hardjosubroto (1994) Tabel 5. Faktor koreksi utuk umur sapi perah FH ke arah umur dewasa tubuh --0 --1 -- --3 --4 --6 --7 --8 --9 --10 --11 3--0 3--1 1,31 1,30 1,9 1,8 1,6 1,4 1,3 1, 1,1 1,0 1,19 1,18 1,17 4--11 4--1 5--1 5-- 5--3 5--4 5--5 5--6 5--7 5--9 5--10 5--11 6 0 9--10 9--11 10--0 10--1 10-- 10--3 10--8 10--9 10--10 10--11 11--0 11--1 11--
0 Tabel 5. (lajuta) 3--3 3--4 3--5 3--6 3--7 3--8 3--9 3--10 3--11 3--1 4--1 4-- 4--3 4--4 4--5 4--6 4--7 1,15 1,13 1,1 1,1 1,07 6--1 -- -- 8--5 8--6 8--7 8--8 8--9 8--10 8--11 9--0 9--1 9-- 9--3 9--4 9--5 9 6 11--3 11--6 11--7 11--10 11--11 1-- 1--3 1--6 1--7 1--10 1--11 1--1 13-- 13--3 13--6 13--7 13--11 14--0 1,07 1,07 1,1 1,1 1,1 1,13 1,13 1,15 Sumber : Hardjosubroto (1994) Setelah itu, data dihitug utuk meetuka ilai ripitabilitas dega meg- guaka metode korelasi atarkelas (Warwick, dkk., 1990). r x xy x x y y y Keteraga : r : ripitabilitas x : produksi susu laktasi I (l) y : produksi susu laktasi II (l) : bayakya sampel (ekor) Nilai ripitabilitas yag diperoleh diguaka utuk meghitug ilai MPPA dega rumus sesuai rekomedasi Hardjosubroto (1994) :
1 r MPPA 1 ( 1) r (P - P) P Keteraga : MPPA : most probable producig ability : bayakya laktasi r : ripitabilitas P : rerata produksi susu sapi yag diukur (l) P : rerata produksi susu sapi populasi (l) Data yag telah diperoleh aka diaalisis dega megguaka uji t-studet meurut Nazir (1988) yaitu t = x 1 -x S x1-x Keteraga : x 1 x S x1-x : ilai rata-rata MPPA produksi susu sapi perah FH : ilai rata-rata MPPA produksi susu sapi perah PFH : stadar error dari beda Rumus stadar error dari beda: S x1-x = SS SS 1 1 1 1 1 Keteraga : S x1-x : stadar error dari beda (l) SS 1 : jumlah kuadrat dari sampel 1(l) SS : jumlah kuadrat dari sampel (l) 1 : besar sampel 1(ekor) : besar sampel (ekor) Rumus jumlah kuadrat: SS = ( xi ) xi Keteraga : xi SS : pegamata variabel ke-i : besar sampel (ekor) : jumlah kuadrat