BAB 3 METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Univesitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden terdiri dari 101 orang yang terdiri dari 26 laki-laki (25,74 %), dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERSEPSI SEKURITI, PERSEPSI PRIVASI, PERSEPSI INTEGRITAS, PERSEPSI KOMPETENSI TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN DALAM BELANJA ONLINE

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat hiburan yang dinamakan QYU-QYU Karaoke ini terbentuk berkat

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

Responden yang terhormat, saya Gery Try Enasya, mahasiswa Universitas Bina

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN. : Laki-Laki Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 4 ANALISIS HASIL

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan


BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kesehatan, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas

LAMPIRAN 1 VALIDITAS ITEM SKALA SIKAP PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

Kepada Yth. Bapak / Ibu Pegawai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Nama :. 2. Usia : Jenis kelamin :...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Univesitas Bina Nusantara. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Dengan teknik ini, semua populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena bagian tertentu yang secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Cara ini sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu oleh peneliti (Umar, 2009). Dalam hal ini, peneliti memilih calon responden berdasarkan keanggotaan akun facebook pada groups Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) Binus di facebook. Selain itu, peneliti juga memilih sampel dari daftar nama yang didapatkan dari organisasi HIMPSIKO Binus. Karena itu, ada kemungkinan tidak semua populasi memiliki peluang menjadi sampel karena tidak semua mahasiswa psikologi Binus tercatat dalam daftar nama yang dimaksud. Walaupun begitu, peneliti menganggap daftar nama dan akun facebook yang terdaftar dalam groups HIMPSIKO Binus cukup mewakili karena jumlah datanya meliputi sebagian besar populasi. Daftar nama tersebut berisi data lengkap mahasiswa jurusan psikologi Binus yang meliputi nama, alamat, nomor telepon dan surel. Dari daftar nama tersebut, didapatkan sebanyak 386 data mahasiswa psikologi Binus. Dengan informasi alamat 14

surel yang diperoleh dari daftar nama tersebut, peneliti mengirimkan link kuisioner ke alamat surel calon responden. Setelah dilakukan pengambilan data, diketahui bahwa responden terdiri dari 101 orang yang terdiri dari 26 laki-laki (25,74 %), dan 75 wanita (74,25 %) Persebaran rentang usia responden antara 18 sampai 25 tahun dan semuanya belum menikah. 3.2. Desain Penelitian Karena tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua buah variabel, maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian korelasi. Menurut Arikunto (2010), penelitian korelasi merupakan salah satu bentuk penelitian non eksperimen. 3.3 Setting Lokasi & Instrumen Penelitian Karena pengambilan data dilakukan secara online, partisipan dapat mengisi kuisioner di mana ada koneksi internet. Alat ukur atau instrumen yang dipakai adalah: 1. Kuisioner Kualitas Pertemanan Alat ukur ini disusun berdasarkan uraian mengenai kualitas pertemanan dari Mendelson dan Aboud (1999). Kualitas pertemanan terdiri dari enam dimensi yaitu stimulating companionship, help, intimacy, reliable alliance, self validation, dan emotional stability. Alat ini bertujuan untuk mengukur keenam aspek tersebut. Kuisioner kualitas pertemanan berisi 40 butir pertanyaan yang mengevaluasi kualitas pertemanan berdasarkan enam dimensi yang telah disebutkan. Butir soal 15

lengkap dari kuisioner ini dapat dilihat pada lampiran 8, nomor 10-49. Contoh-contoh dari butir soal, dilihat dari dimensinya adalah sebagai berikut: a. Stimulating companionship, contohnya: Saya dan teman sering melakukan kegiatan yang seru bersama-sama. Dimensi ini diukur pada butir soal nomor 10-15. b. Help, contohnya: Saya dapat mengandalkan teman saya untuk meminta bantuan. Dimensi ini diukur pada butir soal nomor 16-21. c. Intimacy, contohnya: Saya dan teman saling menceritakan masalah masing-masing. Dimensi ini diukur pada butir soal nomor 22-28. d. Reliable alliance, contohnya: Saya tetap berhubungan dengan teman saya meskipun lama tidak bertemu. Dimensi ini diukur pada butir soal nomor 29-35. e. Self validation, contohnya: Teman saya membuat saya nyaman terhadap ide-ide saya. Dimensi ini diukur pada butir soal nomor 36-42. f. Emotional stability, contohnya: Teman saya membela saya jika saya terancam. Dimensi ini diukur pada butir soal nomor 43-49. Skala pertanyaan ada 5 poin, dari 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju sampai 5 = sangat setuju. Cara melakukan skoring terhadap alat ukur ini adalah memberikan nilai sesuai dengan urutan jawaban pada skala tersebut. Misalnya, jika subjek menjawab sangat tidak setuju, maka akan diberikan skor 5, jika menjawab tidak setuju maka skor yang diberikan 2, dan seterusnya. Pengecualian cara skoring diberlakukan bagi butir yang pernyataan soalnya berlawanan dengan sesuatu yang ingin diukur, yaitu pada butir nomor 37 yang berbunyi tidak ada teman yang menemani jika saya menghadapi situasi yang baru dan asing. Pada butir ini, skoring dilakukan dengan cara sebaliknya dari yang 16

telah dijelaskan. Misalnya, jika subjek menjawab sangat tidak setuju, maka diberi skor 5, jika menjawab tidak setuju diberi skor 4 dan seterusnya. 2. Satisfaction With Life Scale (SWLS) SWLS adalah alat ukur berjumlah 5 butir yang didesain untuk mengukur penilaian individu terhadap kepuasan hidupnya (Diener, Larsen & Griffin, 1985). Skor total didapatkan dengan menjumlahkan nilai dari semua butir yang ada. Pengukuran menggunakan skala 7 poin dari 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak seuju, 3 = agak tidak setuju, 4 = ragu-ragu, 5 = agak setuju, 6 = setuju sampai 7 = sangat setuju. Skor total didapatkan dengan menjumlahkan poin dari semua butir. Rentang skor total adalah antara 5-35 poin. Cara memahami skor total dari SWLS adalah sebagai berikut (Diener, 2006): a. 30-35 (Sangat Tinggi) : Responden yang mendapatkan skor dalam rentang ini mencintai kehidupan mereka dan merasa bahwa segala sesuatu berjalan dengan sangat baik. Mereka merasa hidup menyenangkan dan aspek-aspek penting kehidupan mereka seperti sekolah/kerja, keluarga, pertemanan, waktu senggang, dan pengembangan diri mereka berjalan dengan baik. b. 25-29 (Tinggi) : Responden yang mendapatkan skor dalam rentang ini mencintai kehidupan mereka dan merasa bahwa hemapir segala sesuatunya berjalan dengan baik. Mereka merasa hidup menyenangkan dan aspekaspek penting kehidupan mereka seperti sekolah/kerja, keluarga, pertemanan, waktu senggang, dan pengembangan diri mereka berjalan dengan baik. c. 20-24 (Rata-rata) : Tingkat kepuasan hidup rata-rata pada negara berkembang berada pada rentang ini. Secara umum, orang-orang merasa 17

puas, tapi ada beberapa aspek kehidupan yang ingin ditingkatkan. Biasanya, orang-orang yang berada pada level ini ingin meningkatkan kepuasan hidupnya ke level yang lebih tinggi. d. 15-18 (Agak di bawah rata-rata) : Orang-orang yang berada pada level ini biasanya memiliki masalah kecil namun signifikan pada beberapa aspek kehidupan mereka, atau memiliki kehidupan yang baik dalam sebagian besar aspek, tapi ada satu masalah besar dalam salah satu aspek kehidupan mereka. Ketidakpuasan dalam salah satu atau beberapa aspek ini akan membuat gangguan ataupun perasaan yang tidak nyaman. e. 10-14 (Tidak Puas) : Orang-orang pada level ini umumnya tidak puas dengan hidup mereka. Mereka biasanya memiliki beberapa aspek kehidupan yang tidak berjalan dengan baik, sebagian diantaranya sangat buruk. Bila ketidakpuasan hidup ini disebabkan oleh kejadian yang baru terjadi seperti perceraian atau kematian dari anggota keluarga, mungkin orang yang mengalaminya dapat kembali ke tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi seiring berjalannya waktu. Namun, bila ketidakpuasan hidup ini menghinggapi hingga menjadi kronis, maka orang yang mengalaminya perlu untuk merubah sikap, cara berpikir, dan aktivitas sehari-hari. Untuk membantu keluar dari masalah, dapat dilakukan cara seperti berbincang dengan sahabat, atau mendatangi konselor untuk konsultasi. Namun, hasilnya tergantung dari orang yang bersangkutan. f. 5-9 (Sangat tidak puas) : Orang yang berada pada rentang ini sangat tidak puas dengan hidup mereka. Hal ini bisa disebabkan karena kejadian buruk yang baru saja dialami seperti perceraian atau mengalami pemecatan dari tempat kerja. Dalam kasus lain, hal ini bisa terjadi karena pengaruh dari 18

kecanduan obat dan alkohol. Selain itu, kehilangan orang yang dicintai bisa juga menjadi penyebab. Seringkali ketidakpuasan pada level ini disebabkan karena mengalami ketidakpuasan dalam beberapa aspek kehidupan. Orang yang berada pada level ini membutuhkan bantuan orang lain-keluarga, sahabat, konselor atau psikolog- untuk membantu mengatasi masalah hidupnya. Bila ketidakpuasan hidup ini menghinggapi hingga menjadi kronis, maka orang yang mengalaminya perlu untuk merubah sikap, cara berpikir, dan aktivitas sehari-hari. Butir soal lengkap dapat dilihat pada lampiran 8 (Bagian 2), nomor 50-54. 3. SPANE (Scale of Positive and Negative Feeling) SPANE (Diener, Wirtz, Tov, Kim-Prieto, Choi, & Oishi, et al, 2009) adalah alat ukur mengukur afek positif dan afek negatif dan keseimbangan diantara keduanya (SPANE B). Alat ini terdiri dari 12 butir dimana 6 butir mengukur afek positif (SPANE P), dan 6 butir mengukur afek negatif (SPANE N). Untuk masingmasing afek positif dan negatif, tiga dari butir pernyataan bermakna umum (cth: positif, negatif), dan lainnya lebih spesifik (cth: bahagia, sedih). Alat ini memakai skala 5 poin dari dari 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju sampai 5 = sangat setuju. Cara melakukan skoring terhadap alat ukur ini adalah memberikan nilai sesuai dengan urutan jawaban pada skala tersebut. Misalnya, jika subjek menjawab sangat tidak setuju, maka akan diberikan skor 5, jika menjawab tidak setuju maka skor yang diberikan 2, dan seterusnya. Cara mendapatkan nilai SPANE P dan SPANE N adalah dengan menjumlahkan skor semua butir. Cara untuk mengdapatkan nilai SPANE B adalah dengan mengurangi 19

nilai SPANE P dengan SPANE N. Butir soal lengkap dapat dilihat pada lampiran 8 (Bagian 3), nomor 55-66. 3.4 Pengukuran Pengukuran terhadap alat ukur dilakukan dua kali, yaitu pada studi uji coba (pilot study) dan studi lapangan (field study). Studi uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang akan dipakai memiliki internal consistency yang baik. Studi lapangan bertujuan untuk mendapatkan data yang dipakai untuk analisis utama penelitian. Untuk menguji validitas, dilakukan uji validitas konten. Validitas konten terkait dengan isi dari alat ukur yang akan bisa mendapatkan respon yang representatif dan sesuai dengan keseluruhan domain yang ingin diukur (Aiken & Groth-Marnat, 2006). Untuk mengujinya, peneliti meminta expert judgement kepada dosen pembimbing yang akan mengevaluasi isi dari alat ukur. Setelah alat ukur dianggap baik, peneliti akan menyebarkannya kepada calon responden. 3.4.1 Uji Korelasi Antar Butir Untuk menguji keakuratan butir pada alat ukur, dilakukan uji coba dengan menyebarkan kuisioner awal secara online. Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan corrected item total correlation menggunakan software SPSS dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan batas korelasi minimal 0,30. Menurut Azwar (dalam Priyatno, 2010), butir yang mencapai koefisien korelasi mencapai 0,30 dianggap memuaskan. Jadi, butir dapat dianggap valid bila nilai hitung butir sama atau lebih besar dari 0,30. 20

3.4.1.1 Uji Korelasi Antar Butir Kualitas Pertemanan Alat ukur kualitas pertemanan untuk studi uji coba ini memiliki butir-butir soal yang mengukur enam dimensi : stimulating companionship (6 butir), help (7 butir), intimacy (7 butir), reliable alliance (7 butir), self validation (8 butir), dan emotional stability (7 butir) dengan total butir ada 42. Ada 4 buah butir yang sifatnya unfavorable, yaitu butir nomor 9, 29, 37 dan 39. Untuk studi uji coba, hasil data yang dapat diolah berjumlah 39 kuisioner. Setelah melakukan perhitungan corrected item total correlation, didapatkan hasil bahwa ada dua butir pernyataan yang tidak valid yaitu butir nomor 9 yang mengukur help, nomor 29 yang mengukur self validation. Ada satu butir yang direvisi yaitu butir nomor 37 yang mengukur emotional stability. Butir-butir yang tidak valid tersebut semuanya merupakan butir yang sifatnya unfavorable. Dengan demikian, hanya ada satu butir unfavorable yang valid, yaitu butir nomor 39. Butir-butir lainnya memiliki nilai korelasi yang baik jadi dianggap valid. Data selengkapnya dipaparkan pada lampiran 3. Tahap selanjutnya adalah membuang butir yang tidak valid dan merevisi butir yang masih bisa diperbaiki. Setelah melakukan revisi terhadap satu butir soal, total butir pernyataan yang dapat dipakai sebanyak 40 butir. Kemudian, penyebaran kuisioner dilakukan secara online. Dari penyebaran kuisioner online sebanyak 160, hasil yang masuk ke dalam database sebanyak 120. Dari data yang masuk tersebut, data partisipan yang dapat diolah sebanyak 101. Sisanya tidak dapat diolah karena isian kuisioner yang tidak lengkap. Hasil perhitungan corrected item total correlation dengan software SPSS menunjukkan bahwa sebagian besar butir memiliki nilai di atas 0,3 oleh karena itu 21

dianggap valid. Ada satu butir yang memiliki nilai dibawah 0,3 yaitu butir nomor 37 yang memiliki nilai korelasi 0,295 pada domain emotional stability. Namun, peneliti memutuskan untuk tetap memakai butir tersebut, karena nilai korelasinya terhadap total kualitas pertemanan adalah 0,38. Selain itu, nilai korelasi butir tersebut pada domain emotional stability juga hampir mendekati 0,30. Penjabaran hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran. 3.4.1.2 Uji Korelasi Antar Butir Satisfaction with Life Scale (SWL) Hasil uji corrected item correlation dengan software SPSS untuk SWL menunjukkan bahwa semua butir valid karena nilai korelasi lebih besar dari 0,30, baik pada studi uji coba, maupun pada studi lapangan. Data selengkapnya terdapat pada lampiran 4. 3.4.1.3 Uji Korelasi Antar Butir Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) Hasil uji corrected item correlation dengan software SPSS untuk SPANE dibagi dua, yaitu untuk SPANE P (Postitive) dan SPANE N (Negative). Perhitungan hasil studi uji coba menunjukkan bahwa semua butir pada SPANE P maupun SPANE N memiliki nilai di atas 0,30 kecuali pada butir takut yang bernilai 0,239. Butir ini direvisi menjadi khawatir, dan pada studi lapangan menunjukkan nilai korelasi yang cukup baik (0,485). Oleh karena itu, pada studi lapangan, semua butir pada SPANE valid. Data selengkapnya terdapat pada lampiran 5. 22

3.4.2 Uji Reliabilitas Uji realibilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan teknik sekali ukur, yaitu pengukuran hanya diberikan satu kali pada kelompok subjek (Nisfiannoor, 2009). Dengan teknik ini, didapatkan informasi mengenai konsistensi butir internal dengan rumus Alpha Cronbach. Nilai dari Alpha Cronbach akan menunjukkan koefisien realibilitas. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software SPSS. 3.4.2.1 Uji Realibilitas Kualitas Pertemanan Dari hasil perhitungan SPSS diketahui nilai Alpha Cronbach untuk alat ukur Kualitas Pertemanan adalah 0,944. Perhitungan realibilitas juga dilakukan terhadap domain-domain kualitas pertemanan, dan diapatkan nilai Alpha Cronbach sebagai berikut (tabel 3.1). Tabel 3.1 Realibilitas Domain KP Domain Alpha Cronbach Stimulating Companionship 0,804 Help 0,839 Intimacy 0,861 Reliable Alliance 0,841 Self Validation 0,816 Emotional Stability 0,767 KP Total 0,944 Sumber: Hasil Olah Data SPSS 23

Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2010) realibilitas yang dapat diterima adalah 0,7 dan di atas 0,8 adalah baik, sedangkan kurang dari 0,6 adalah kurang baik. Dengan demikian, berdasarkan data pada tabel 4.5, realibilitas keseluruhan maupun masing-masing domain pada alat ukur Kualitas Pertemanan adalah baik. Hasil perhitungan lengkap dari SPSS terdapat pada lampiran 3. 3.4.2.2 Uji Reliabilitas Satisfaction with Life Scale (SWL) Hasil perhitungan realibilitas terhadap SWL menunjukkan nilai Alpha Cronbach 0,801. Dengan demikian, realibilitas SWL dianggap baik. Hasil perhitungan lengkap dari SPSS terdapat pada lampiran 4. 3.4.2.3 Uji Reliabilitas Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) Tabel 3.2 Realibilitas SPANE Alpha Cronbach SPANE P 0,771 SPANE N 0,745 Sumber: Hasil Olah Data SPSS Dari Tabel 3.2 di atas dapat diketahui bahwa realibilitas SPANE P adalah 0,771, sedangkan untuk SPANE N 0,745. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa realibilitas untuk SPANE dapat diterima. 3.4.3 Uji Normalitas Sebelum dilakukan uji hubungan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran data normal. Uji normalitas dihitung dengan 24

SPSS. Persebaran data dikatakan normal bila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno,2010). Tabel 3.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KP SWL SPANEP SPANEN SPANEB SWB N 101 101 101 101 101 101 Normal Parameters a Mean 1.5788E2 22.9010 22.0792 17.2970 4.7822.00000 Std. Deviation 1.69760E1 5.75240 3.12948 3.54555 5.85082 1.719657E0 Most Extreme Differences Absolute.090.091.098.098.097.067 Positive.055.056.091.098.058.053 Negative -.090 -.091 -.098 -.064 -.097 -.067 Kolmogorov-Smirnov Z.903.915.983.982.978.676 Asymp. Sig. (2-tailed).389.373.289.289.295.750 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Olah Data SPSS Dari tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.) pada semua KP 0,389; SWL 0,373; SPANE P 0,289; SPANE N 0,289; SPANE B 0,295 dan SWB 0,750. Nilai signifikansi semua variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki persebaran data yang normal. 25

3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Persiapan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti menggunakan tiga alat ukur yaitu kuisioner Kualitas Pertemanan, Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE). Butir-butir dalam kuisioner Kualitas Pertemanan disusun oleh peneliti berdasarkan teori mengenai kualitas pertemanan. Sedangkan dua alat ukur lainnya (SPANE dan SWLS) merupakan terjemahan dari alat ukur yang sudah ada yang berbahasa Inggris. Untuk mempersiapkan kuisioner Kualitas Pertemanan, pertama-tama peneliti membuat draf awal yang berisi butir butir soal yang mengukur kualitas pertemanan. Draf awal ini berjumlah 42 butir. Kemudian, peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk memberikan pendapatnya (expert judgement) mengenai keterbacaan (face validity) dan juga isi dari butir-butir tersebut. Persiapan awal pada alat ukur yang berbahasa Inggris (SWLS dan SPANE) adalah dengan menerjemahkan butir-butir soal ke dalam Bahasa Indonesia. Pertama-tama, peneliti menerjemahkan sendiri alat ukur tersebut. Kemudian, untuk mendapatkan hasil terjemahan yang lebih meyakinkan, peneliti menguji terjemahan tadi dengan memberikannya kepada seorang lulusan Sastra Inggris dari Universitas Bina Nusantara (yang dianggap sebagai expert judgement), untuk diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah terjemahan yang dilakukan oleh peneliti mengalami perubahan makna atau tidak. Setelah melakukan expert judgement terhadap terjemahan, tidak ditemukan perubahan makna yang signifikan. Dengan demikian, hasil terjemahan sudah dianggap baik. 26

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan uji coba (pilot study) kuisioner untuk menguji kualitas alat ukur. Uji coba dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Data yang terkumpul dan dapat diolah sebanyak 39 dan dianggap cukup. Dari hasil perhitungan, diputuskan bahwa ada dua butir dari kuisioner kualitas pertemanan yang dihapus, dan satu butir direvisi. Dari alat ukur SPANE butir takut direvisi menjadi khawatir. Pembahasan lebih lengkap terhadap hasil pilot study dapat dilihat pada bab 3.4. Hasil pilot study yang pertama menyimpulkan bahwa alat ukur sudah cukup baik dan siap untuk dipakai pada field study. 3.5.2 Pelaksanaan Untuk menyebarkan kuisioner (baik pilot study maupun field study), dilakukan secara online. Pilot study dilakukan dari 30 Juni sampai 16 Juli 2011. Uji field study dilakukan dari 16 Juli sampai 26 Juli. Untuk menyebarkan kuisioner (baik pilot sudy maupun field study), dilakukan secara online dengan bantuan layanan survey online bernama kwiksurveys (www.kwiksurveys.com). Kwiksurveys memungkinkan peneliti untuk membuat kuisioner yang dapat disebarkan lalu diisi oleh responden secara online. Penyebaran kuisioner dengan bantuan melalui internet (online) memiliki keuntungan yaitu efisien dan tidak banyak memakan biaya. Selain itu, kuisioner online tidak memerlukan kertas sehingga lebih ramah lingkungan. Dengan bantuan internet, partisipan dapat mengisi kuisioner ketika kondisi mereka sedang nyaman tanpa harus meninggalkan ruangan mereka. Kekurangan dari metode ini adalah terjadinya selection bias karena responden hanya berasal dari golongan yang memiliki akses internet. Selain itu, metode ini juga memiliki kontrol yang kurang 27

terhadap lingkungan responden. (Shaughnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2006). Peneliti memilih metode ini dengan mempertimbangkan keuntungan dari metode online yaitu efisien dan murah. Untuk mengatasi kontrol yang kurang, peneliti melengkapi kuisioner dengan sistem yang akan mengingatkan partisipan apabila ada butir yang belum diisi. Sistem dalam kwiksurveys didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan hal tersebut dilakukan. Dengan sistem ini, partisipan harus mengisi semua butir untuk menyelesaikan survey. Dengan demikian semua kuisioner yang masuk ke database adalah kuisioner yang lengkap terisi. Selain itu peneliti menganggap metode online ini cocok diterapkan pada subjek yang merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Hal ini karena pertimbangan bahwa Universitas Bina Nusantara merupakan kampus yang berbasis teknologi informasi. Seperti yang dijelaskan di atas, peneliti menggunakan kwiksurveys sebagai alat bantu. Kuisioner yang telah dibuat dalam kwiksurveys akan memiliki alamat yang dapat diakses melalui link kuisioner. Peneliti mengirim link kuisioner kepada calon responden melalui akun social media (facebook) dan surel. Mengakses link tersebut akan memunculkan halaman suryey penelitian. Kuisioner penelitian berisi soal-soal yang mengevaluasi kebahagiaan dan kualitas pertemanan responden. Selain itu, di awal kuisioner, responden juga diwajibkan mengisi data kontrol seperti jenis kelamin, umur. Setelah responden selesai mengisi kuisioner, hasilnya akan terkirim langsung secara otomatis ke database. 28

3.5.3 Olah Data Pertama-tama, pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai skor total SWL dan SPANE B. Keduanya dijumlahkan untuk mendapatkan skor SWB. Kemudian, skor total Kualitas Pertemanan didapatkan dengan menjumlahkan nilai dari semua domain. Kemudian, skor total Kualitas Pertemanan diuji korelasinya dengan skor total SWB untuk mengetahui korelasi diantara keduanya. Untuk melakukan uji korelasi, peneliti menggunakan rumus Pearson Correlation yang dihitung dengan software SPSS versi 16.0. Rumus Pearson Correlation digunakan untuk mengetahui keeratan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi (Priyatno, 2010). Sedangkan untuk mencari tahu realibilitas alat ukur, digunakan rumus Alpha Cronbach yang dihitung dengan bantuan software SPSS versi 16.0 29