PENYELESAIAN MASALAH GELOMBANG PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI ANGGRAENI PUTRISIA

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

PENYELESAIAN PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES ORDE TINGGI DENGAN METODE EKSPANSI RESTY BANGUN PRATIWI

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BURGERS DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH ARUS LALU LINTAS CHRISTOPHER DANNY

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS NOVIA YULIANI

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

MODIFIKASI METODE EKSPANSI-F UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BOUSSINESQ ORDE EMPAT VINA APRILIANI

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA SPESIES DENGAN METODE HOMOTOPI YULI RAHMAWATI

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN ALIRAN BUSA CAIR RISA SAWITRI

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

PENGGUNAAN METODE ANALISIS HOMOTOPI PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER-KdV DINI FITRI

PERHITUNGAN MASSA KLASIK SOLITON

EKSISTENSI SOLITON PADA PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES

REFORMULASI DARI SOLUSI 3-SOLITON UNTUK PERSAMAAN KORTEWEG-de VRIES. Dian Mustikaningsih dan Sutimin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

PENYELESAIAN MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI HANI ASRI GUARDIANI

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

PENGARUH ARUS PADA GERAK GELOMBANG SOLITER INTERNAL STUDI KASUS PADA FLUIDA DUA LAPISAN RIDZAN DJAFRI

PENYELESAIAN MASALAH ROTASI ALIRAN FLUIDA KENTAL VON KARMAN MENGGUNAKAN METODE HOMOTOPI RANDITA GUSTIAN PUTRI

Tinjauan Aliran Fluida dengan Menggunakan Metode Homotopi

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

SOLUSI NUMERIK PADA PERSAMAAN FORCED KORTEWEG DE VRIES

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

PENENTUAN SOLUSI GELOMBANG NONLINIER KORTEWEG DE VRIES MENGGUNAKAN METODE HIROTA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

PEMBAHASAN. (29) Dalam (Grosen 1992), kondisi kinematik (19) dan kondisi dinamik (20) dapat dinyatakan dalam sistem Hamiltonian berikut : = (30)

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL FRAKSIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. homogen yang dikenal sebagai persamaan forced Korteweg de Vries (fkdv). Persamaan fkdv yang dikaji dalam makalah ini adalah

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA JENIS KEDUA. Edo Nugraha Putra ABSTRACT ABSTRAK 1.

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG SOLITER DIMENSI TIGA DI PERMUKAAN LAUT ROMA ULI PANGARIBUAN G

METODE ANALISIS HOMOTOPI PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR TAK HOMOGEN ORDE SATU. (Skripsi) Oleh ATIKA FARADILLA

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

APLIKASI METODE TRANSFORMASI ANALISIS HOMOTOPI (HATM) PADA PERSAMAAN + =

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PAM 573 Persamaan Diferensial Parsial Topik: Metode Beda Hingga pada Turunan Fungsi

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam berberapa tingkatan, gelombang pada atmosfir yang berotasi

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TAK LINEAR DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama

METODE ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL DAN INTEGRO-DIFERENSIAL VOLTERRA LINEAR DAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER ADVANCE-DELAY

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA DENGAN METODA DEKOMPOSISI ADOMIAN

BAB IV SIMULASI NUMERIK

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 8, No. 1 Juli 2009 ISSN: X

KEKONVERGENAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ITERASI VARIASIONAL

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

KLASIFIKASI INTERAKSI GELOMBANG PERMUKAAN BERTIPE DUA SOLITON. Sutimin dan Agus Rusgiyono Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PENDAHULUAN

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

OPTIMASI PENGGUNAAN AIR CONDITIONER (AC) PADA SUATU RUANGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI LAMTIUR SIMBOLON

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH ALIRAN FLUIDA SISKO PADA PIPA LURUS ISNA ALDILLA

Transkripsi:

PENYELESAIAN MASALAH GELOMBANG PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI ANGGRAENI PUTRISIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyelesaian Masalah Gelombang Permukaan dengan Menggunakan Metode Perturbasi Homotopi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Anggraeni Putrisia NIM G54090069

ABSTRAK ANGGRAENI PUTRISIA. Penyelesaian Masalah Gelombang Permukaan dengan Menggunakan Metode Perturbasi Homotopi. Dibimbing oleh JAHARUDDIN dan ALI KUSNANTO. Gelombang permukaan merupakan fenomena yang ditemui ketika mengamati permukaan air laut. Secara umum, gerak gelombang permukaan dalam tiga dimensi dijelaskan secara matematis dalam bentuk persamaan Kadomtsev- Petviashvili (KP). Persamaan Kadomtsev-Petviashvili diselesaikan dengan metode perturbasi homotopi. Dalam metode ini, penyelesaian persamaan KP dimisalkan dalam bentuk deret pangkat, dengan suku pertama berupa penyelesaian pendekatan awal. Dikaji penyelesaian persamaan KP dengan dua jenis pendekatan awal, yaitu berupa penyelesaian gelombang soliter dan penyelesaian dalam bentuk fungsi rasional. Penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi mendekati penyelesaian eksak yang diperoleh Drazin dan Johnson (1989). Kata kunci: persamaan Kadomtsev-Petviashvili, metode perturbasi homotopi, gelombang soliter ABSTRACT ANGGRAENI PUTRISIA. Surface Wave Solution Using the Homotopy Perturbation Method. Supervised by JAHARUDDIN and ALI KUSNANTO. Surface wave is a phenomenon that is encountered at the sea surface. Generally, the motion of surface waves in three dimensions could be described mathematically in the form of Kadomtsev-Petviashvili (KP) equation. Kadomtsev-Petviashvili equation is solved using the homotopy perturbation method. In this method, the solution of the KP equation is assumed in the form of power series with the first term of the solution as the initial approach. The solution to the KP equation is studied using two initial approaches. Those are solitary wave solution and solutions in the form of rational functions. The solution of homotopy perturbation method is closed to the exact solution given by Drazin and Johnson (1989). Keywords: Kadomtsev-Petviashvili equation, homotopy perturbation method, solitary wave

PENYELESAIAN MASALAH GELOMBANG PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI ANGGRAENI PUTRISIA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Judul Skripsi : Penyelesaian Masalah Gelombang Permukaan dengan Menggunakan Metode Perturbasi Homotopi Nama : Anggraeni Putrisia NIM : G54090069 Disetujui oleh Dr Jaharuddin, MS Pembimbing I Drs Ali Kusnanto, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Berlian Setiawaty, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini juga tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1 Bapak Muhammad Yusuf dan ibu Siti Masfufah, beserta kakak Nina Kirana beserta suami, seluruh keluarga atas semua doa, dukungan, semangat, pengorbanan, nasihat, pendidikan, perhatian, cinta dan kasih sayangnya. 2 Dr Jaharuddin, MS dan Drs Ali Kusnanto, MSi masing-masing sebagai dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II atas semua ilmu, kesabaran, motivasi, dan bantuannya selama penulisan skripsi ini. 3 Dosen dan staf penunjang Departemen Matematika atas semua ilmu dan bantuannya. 4 Kakak Matematika 45 dan 44 atas bantuan, saran dan semua ilmunya, teman-teman Matematika 46 atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan motivasinya selama ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi penilitian-penilitian selanjutnya. Bogor, Juli 2013 Anggraeni Putrisia

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Karya Ilmiah 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Persamaan Kadomtsev-Petviashvilli 2 Penyelesaian Gelombang Soliter 5 Metode Perturbasi Homotopi 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Analisis Metode 9 Aplikasi Metode 10 Kasus Pertama 11 Kasus Kedua 15 SIMPULAN 17 Simpulan 17 DAFTAR PUSTAKA 18 LAMPIRAN 19 RIWAYAT HIDUP 25

DAFTAR TABEL 1 Galat antara penyelesaian kasus pertama dengan menggunakan MPH dan penyelesaian eksaknya untuk 12 2 Galat antara penyelesaian kasus pertama dengan menggunakan MPH dan penyelesaian eksaknya untuk dan 14 3 Galat antara penyelesaian kasus kedua dengan menggunakan MPH dan penyelesaian eksaknya untuk dan 16 DAFTAR GAMBAR 1 Perbandingan antara penyelesaian kasus pertama dengan MPH dan penyelesaian eksak 12 2 Grafik penyelesaian persamaan KP pada kasus pertama untuk variabel y tetap 13 3 Grafik penyelesaian persamaan KP pada kasus pertama untuk variabel y berubah 14 4 Perbandingan antara penyelesaian dengan MPH dan penyelesaian eksak pada kasus kedua 16 5 Grafik penyelesaian persamaan KP pada kasus kedua untuk t = 0.1 17 6 Grafik penyelesaian persamaan KP pada kasus kedua untuk t = 1 17 DAFTAR LAMPIRAN 1 Penurunan persamaan (34)-(37) 19 2 Penyelesaian kasus pertama (Variabel y tetap) 20 3 Penyelesaian kasus pertama (Variabel y berubah) 21 4 Penyelesaian kasus kedua 23

PENDAHULUAN Latar Belakang Gelombang permukaan merupakan fenomena yang ditemui ketika mengamati permukaan air laut. Gelombang tersebut terjadi karena perbedaan rapat massa air dan udara. Salah satu gelombang permukaan yang akan dikaji dalam karya ilmiah ini adalah gelombang soliter. Gelombang soliter adalah gelombang yang hanya memiliki satu puncak dan bergerak tanpa mengalami perubahan bentuk dan kecepatan. Partikel-partikel air pada gelombang soliter bergerak hanya dalam arah penjalaran gelombang sehingga tidak ada aliran balik. Pengamatan gelombang soliter pertama kali terdokumentasi oleh ilmuwan Skotlandia pada tahun 1834, John Scott-Russel. Ia mengamati gerak sebuah perahu dari kudanya. Ketika perahu tiba-tiba berhenti, timbullah gelombang air dengan sebuah puncak yang bergerak menjauh dari perahu. Pergerakan gelombang air tersebut kemudian diamati dan ditelusuri olehnya hingga sekitar 2 mil. Bentuk dan kecepatan gelombang air itu nyaris tidak berubah hingga akhirnya menghilang dari pandangan karena masuk ke dalam terowongan air (Newel 1985). Sebagai suatu fenomena alam, gelombang soliter dapat dijelaskan secara matematis. Salah satu ilmuan yang memformulasikan fenomena ini adalah Korteweg dan de Vries dan menemukan persamaan Korteweg-de Vries (KdV). Persamaan ini menjelaskan tentang fenomena gelombang soliter dimensi dua. Persamaan ini yang menjadi awal motivasi dari studi mengenai gelombang soliter. Secara matematis, penurunan persamaan KdV didasarkan pada persamaan dasar fluida. Penurunan persamaan dasar fluida didasarkan pada hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan momentum. Dalam karya ilmiah ini, fluida yang ditinjau tak mampat (incompressible) dengan rapat massa konstan dan gerak partikel fluida yang tak berotasi (irrotasional), serta tidak adanya efek kekentalan (inviscid). Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini diasumsikan bahwa fluida yang ditinjau adalah fluida ideal yang tak berotasi. Pada tahun 1970, Kadomtsev dan Petviashvili memperumum persamaan KdV untuk dimensi tiga yang dikenal dengan persamaan Kadomtsev-Petviashvili (KP) (Mirgolbabaei, Ganji, Taherian 2009). Sejumlah penelitian telah banyak dilakukan menggunakan persamaan KP dengan berbagai pendekatan. Salah satu yang menarik dari persamaan ini adalah memiliki penyelesaian eksplisit yang berupa penyelesaian secan hiperbolik dan penyelesaian rasional. Persamaan KP ini telah banyak menarik minat para ilmuan dalam beberapa tahun terakhir. Metode dasar telah digunakan oleh Grubaum (1989) untuk memperoleh penyelesaian dari persamaan KP dengan berbagai asumsi. Metode yang sama juga digunakan oleh Latham (1990) untuk mendapatkan penyelesaian eksplisit dari persamaan KP berdasarkan operator turunan. Bratsos dan Twizell (1998) menggunakan metode beda hingga untuk mendapatkan penyelesaian numerik dari persamaan KP dan menjelaskan fenomena soliton. Dalam karya ilmiah ini, persamaan KP akan diselesaikan dengan menggunakan metode perturbasi homotopi.

2 Metode perturbasi homotopi merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah taklinear. Metode ini memberikan pendekatan dari penyelesaian dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas penyelesaian persamaan KP dengan menggunakan metode peturbasi homotopi dengan pendekatan awal berupa penyelesaian gelombang soliter dan penyelesaian dalam bentuk fungsi rasional. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode ini akan dibandingkan dengan penyelesaian eksak yang diperoleh pada (Drazin dan Johnson 1989). Tujuan Karya Ilmiah Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a Menggunakan metode perturbasi homotopi untuk menyelesaikan persamaan KP dan membandingkan penyelesaian metode tersebut dengan penyelesaian eksak yang diperoleh pada (Drazin dan Johnson 1989). b Menganalisis penyelesaian dalam bentuk gelombang soliter dan penyelesaian dalam bentuk fungsi rasional. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah. Teori-teori tersebut meliputi penurunan persamaan KP (Kadomtsev- Petviashvili) dan penyelesaian eksaknya yang disarikan dari (Pangaribuan 2008) dan (Drazin dan Johnson 1989), konsep dasar metode perturbasi homotopi (He 2000), serta contoh masalah yang diselesaikan dengan metode perturbasi homotopi. Persamaan Kadomtsev-Petviashvili Pada bagian ini akan diuraikan secara singkat penurunan persamaan KP berdasarkan sistem Hamiltonian. Bukti penurunan didasarkan pada (Pangaribuan 2008). Domain fluida dibatasi oleh batas bawah di - dan di atas oleh simpangan Energi total yang dimiliki gelombang terdiri dari energi potensial yang dihasilkan dari ketinggian permukaan air dan energi kinetik yang dihasilkan dari pergerakan partikel fluida. Misalkan Hamiltonian H adalah energi total pada fluida yang didefinisikan sebagai penjumlahan energi kinetik K dan energi potensial P, yaitu, dengan K dan P masing-masing adalah

3 Fungsi adalah penyelesaian masalah nilai batas berikut : pada dengan * + Sistem Hamilton untuk fluida tersebut dapat dinyatakan oleh. /. / dengan dan masing-masing turunan variasi H terhadap dan (Pudjaprasetya 1996). Jika dan persamaan (1) diturunkan terhadap x, maka diperoleh. / Untuk mendapatkan hampiran yang memenuhi sistem Hamilton pada persamaan (2), maka diasumsikan bahwa gelombang yang ditinjau mempunyai panjang gelombang yang cukup panjang dan amplitudo yang cukup kecil. Oleh karena itu diperkenalkan suatu parameter kecil ɛ yang memenuhi sehingga diperoleh hampiran berikut : - -. - / (3) dengan F(X,Y,T) merupakan nilai pada orde terendah dan tanda topi telah dihilangkan. Karena dengan pada persamaan (3), maka diperoleh persamaan ( ) Sehingga berdasarkan sistem Hamilton (2), maka diperoleh sistem Hamilton berikut :. / ( ) dengan memenuhi persamaan (4). Persamaan (5) merupakan sistem Hamilton untuk gelombang yang bergerak dalam dua arah. Jika digunakan persamaan (4), maka persamaan (5) dapat dinyatakan dalam bentuk Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Boussinesq yang menggambarkan gelombang yang merambat ke dua arah.

4 Misalkan didefinisikan variabel r dan s sebagai berikut : dengan dimana r dan s masing-masing menyatakan bentuk gelombang yang merambat ke arah kanan dan ke kiri, dan merupakan kecepatan gelombang linear. Persamaan (5) dapat dinyatakan sebagai sistem Hamilton dalam peubah r dan s berikut :. / Diasumsikan bahwa gelombang yang ditinjau hanya merambat dalam satu arah, misalnya ke arah kanan saja, maka. Sehingga sistem Hamilton pada persamaan (6) memberikan persamaan untuk yang merupakan sistem Hamilton untuk gelombang yang bergerak dalam satu arah sebagai berikut : - (7) dengan dan Berdasarkan, persamaan (7) menjadi Persamaan (8) merupakan persamaan Kadomtsev-Petviashvili (KP) yang dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan melakukan transformasi. Untuk itu, misalkan sehingga persamaan (8) menjadi ( Kemudian misalkan ) dan - lalu disubstitusikan ke dalam persamaan (9) dan dibagi dengan dihilangkan semua tanda garis pada Y, maka diperoleh dan

5 atau Persamaan tersebut merupakan bentuk baku dari persamaan Kadomtsev- Petviashvili (KP) yang akan diselesaikan dengan metode perturbasi homotopi. Penyelesaian Gelombang Soliter Berikut ini persamaan Kadomtsev-Petviashvili akan diselesaikan secara analitik dengan penyelesaian dimisalkan dalam bentuk gelombang soliter, yaitu gelombang berjalan yang dimisalkan dalam bentuk : dengan - dengan masing-masing merupakan kecepatan phase gelombang, panjang gelombang dalam arah X, dan panjang gelombang dalam arah Y. Jika u pada persamaan (11) disubstitusikan ke dalam persamaan (10), kemudian diintegralkan dua kali terhadap, maka diperoleh dengan K adalah konstanta integrasi. Karena yang akan ditinjau adalah gelombang soliter, maka bentuk dan semua turunannya di sama dengan nol mengakibatkan K = 0 sehingga persamaan (12) menjadi Jika persamaan (13) dikalikan dengan kemudian integralkan terhadap maka diperoleh atau Jika kedua ruas pada persamaan di atas diintegralkan, maka diperoleh atau ( ) Jika pada persamaan (11) disubstitusikan ke persamaan (14), maka diperoleh penyelesaian soliter bagi persamaan Kadomtsev-Petviashvili (KP) sebagai berikut :

6 ( ) atau dengan ( - ) (15) Dari persamaan (16), diperoleh Berdasarkan persamaan (15) diperoleh bahwa gelombang soliter bergantung pada parameter amplitudo a, kecepatan phase gelombang, panjang gelombang k dalam arah X, dan panjang gelombang l dalam arah Y. Metode Perturbasi Homotopi (MPH) Berikut ini diberikan ilustrasi konsep dasar metode perturbasi homotopi berdasarkan pada He (2000). Misalkan diberikan persamaan diferensial sebagai berikut:, - (17) dengan suatu operator turunan taklinear dan fungsi yang akan ditentukan yang bergantung pada. Operator secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu dan yang masing-masing merupakan operator linear dan taklinear. Jadi persamaan diferensial (17) dapat ditulis:, -, - Misalkan pendekatan awal dari penyelesaian dan, - suatu parameter. Didefinisikan suatu fungsi homotopi sebagai berikut: Berdasarkan persamaan (18), maka untuk ( - ) [ - ], - (18) memberikan persamaan H - dan untuk p = 1 memberikan persamaan ( ), - Berdasarkan persamaan (17), maka penyelesaian persamaan H dan ( ) masing-masing diperoleh v dan v Deret Taylor dari fungsi terhadap di sekitar adalah

7 Misal dinotasikan Karena, maka Jadi untuk dari persamaan (19), diperoleh Karena, maka diperoleh Hasil ini menunjukkan hubungan antara penyelesaian eksak dari persamaan (17) dengan pendekatan awal dan diperoleh dengan menggunakan metode perturbasi. Dalam metode perturbasi homotopi, fungsi yang dinyatakan pada persamaan (19) merupakan penyelesaian dari persamaan atau ( - )[ - ], - (20) Jika persamaan (19) disubstitusikan ke dalam persamaan (20), maka diperoleh dengan cara menyamakan koefisien perpangkatan dari. Untuk lebih memahami metode perturbasi homotopi yang telah dibahas, misalkan diberikan suatu masalah nilai awal yang dinyatakan oleh persamaan berikut : dengan syarat awal Penyelesaian eksak masalah nilai awal (21) adalah Berikut ini akan dicari penyelesaian dari masalah nilai awal persamaan (21) dan (22) dengan menggunakan metode perturbasi homotopi. Didefinisikan operator sebagai berikut: dan, -, -

8 Berdasarkan persamaan (20), maka diperoleh persamaan berikut : Diasumsikan penyelesaian dari persamaan (23) dinyatakan dalam persamaan berikut: Jika persamaan (24) disubstitusikan ke dalam persamaan (23), kemudian dipisahkan berdasarkan derajat kepangkatan maka koefisien, masing-masing memberikan persamaan (25) Misalkan, maka diperoleh penyelesaian persamaan (25) sebagai berikut : Jadi penyelesaian masalah nilai awal persamaan (21) dan (22) dengan metode perturbasi homotopi diperoleh sebagai berikut : Penyelesaian pada persamaan (26) dapat ditulis * + Deret di ruas kanan merupakan deret geometri terhadap t, sehingga deret (26) konvergen ke fungsi yang merupakan penyelesaian eksak masalah nilai awal persamaan (21) dan (22). Hasil ini menunjukkan bahwa penyelesaian dengan menggunakan metode perturbasi homotopi dari masalah nilai awal (21) dan (22) mendekati penyelesaian eksaknya dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa metode perturbasi homotopi dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial dengan syarat awal yang diberikan.

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam karya ilmiah ini akan dibahas penggunaan metode perturbasi homotopi untuk menyelesaikan persamaan Kadomtsev-Petviashvili dengan syarat awal berupa gelombang soliter dan gelombang dengan penyelesaian berupa fungsi rasional. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode ini akan dibandingkan dengan penyelesaian eksak untuk gelombang soliter pada persamaan (15) dan fungsi rasional pada (Drazin dan Johnson 1989). Analisis Metode Berikut ini dibahas perluasan dari konsep dasar metode perturbasi homotopi seperti yang diuraikan pada tinjauan pustaka. Misalkan diberikan persamaan diferensial A, - (27) Misalkan pendekatan awal dari penyelesaian dan didefinisikan suatu fungsi H sebagai berikut : H ( - ) [ - ] (28) Berdasarkan persamaan (28), maka untuk dan masing-masing memberikan persamaan berikut : H [ - ] dan H Berdasarkan persamaan (27), maka penyelesaian dari persamaan H dan H masing-masing adalah dan Deret Taylor dari fungsi di sekitar adalah Misalkan dinotasikan Karena, maka Jadi untuk, dari persamaan (29) diperoleh (

10 Karena, maka diperoleh Hasil ini menunjukkan hubungan antara penyelesaian eksak dari persamaan (27) dengan pendekatan awal dan yang akan ditentukan. Persamaan untuk menentukan diperoleh dengan menggunakan metode perturbasi homotopi. Dalam metode perturbasi homotopi, fungsi yang diberikan pada persamaan (29) merupakan penyelesaian dari persamaan atau H( ), -, - Aplikasi Metode Pada bagian ini metode perturbasi homotopi yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya akan diaplikasikan untuk menyelesaikan persamaan Kadomtsev-Petviashvili (10) yang dituliskan sebagai berikut : (30) Didefinisikan operator: dan, -, - Berdasarkan persamaan (30) dan persamaan (31) diperoleh : * + dengan, - suatu parameter dan merupakan pendekatan awal dari penyelesaian. Misalkan penyelesaian dari persamaan (32) dinyatakan dalam deret pangkat berikut: (33) Jika persamaan (33) dan turunan-turunannya disubstitusi ke dalam persamaan (32), maka koefisien memberikan persamaan Koefisien memberikan persamaan

11 Koefisien memberikan persamaan Koefisien memberikan persamaan Penurunan persamaan (34)-(37) dapat dilihat pada lampiran 1. Penyelesaian persamaan (34)-(37) bergantung pada yaitu pendekatan awal dari penyelesaian. Dalam karya ilmiah ini, dibahas dua bentuk yaitu penyelesaian dalam bentuk gelombang soliter dan penyelesaian dalam bentuk fungsi rasional. Kasus pertama : Penyelesaian dalam bentuk gelombang soliter Dalam kasus ini akan ditinjau situasi dimana variabel y tetap dan variabel y berubah. Variabel y tetap Misalkan diasumsikan bentuk gelombang pada arah sumbu y adalah sama sehingga dipilih pendekatan awal berupa gelombang soliter pada t = 0 berikut Berdasarkan persamaan (34)-(37) diperoleh penyelesaian,i = 0,1,2,3,4 sebagai berikut: Jadi penyelesaian dari persamaan KP dengan pendekatan awal pada persamaan (38) hingga orde keempat sebagai berikut : Penurunan dapat dilihat pada lampiran 2.

12 Tabel 1 Galat antara penyelesaian kasus pertama dengan menggunakan MPH dan penyelesaian eksaknya untuk x = 20 t exact MPH 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 0 6.21983 7 3.91580 1.90518 5 8.44504 5 3.58142 1.48453 6.08205 2.47762 1.00665 4.08533 Tabel 1 menunjukkan galat antara penyelesaian persamaan KP dengan pendekatan awal pada persamaan (38) menggunakan metode perturbasi homotopi (MPH) dan penyelesaian eksak yang dibentuk pada persamaan (15) untuk x=20 pada selang waktu [0,1]. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh bahwa galat yang ditimbulkan sangat kecil dengan rata-rata galat. Gambar 1 Perbandingan antara penyelesaian kasus pertama dengan MPH dan penyelesaian eksak Gambar 1 menunjukkan perbandingan antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dan penyelesaian eksak untuk t = 0.01. Berdasarkan Gambar 1 diperoleh bahwa hasil penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi mendekati penyelesaian eksak dengan sangat baik.

15 Kasus kedua: Penyelesaian dalam bentuk fungsi rasional Penyelesaian eksak persamaan KP dalam bentuk fungsi rasional adalah dengan - - (Drazin dan Johnson 1989). Misalkan dipilih a =1 sehingga pendekatan awal dipilih berbentuk : Berdasarkan persamaan (34)-(37) diperoleh penyelesaian, i = 0,1,2,3 sebagai berikut : (. /. /. /. /. / ], (. /. /. /. /. /. /. /. / ) Jadi penyelesaian dari persamaan KP pada kasus kedua dengan pendekatan awal pada persamaan (41) hingga orde ketiga sebagai berikut : Penurunan dapat dilihat pada lampiran 4.

16 Tabel 3 Galat antara penyelesaian kasus kedua dengan menggunakan MPH dan penyelesaian eksaknya untuk x=100 dan y=100 t exact MPH 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 0 1.16413 2.32833 3.49266 4.65719 5.82197 6.98708 8.15258 9.31853 1.04850 5 1.16520 5 Tabel 3 menunjukkan galat antara penyelesaian persamaan KP dalam bentuk fungsi rasional dengan menggunakan metode perturbasi homotopi dan penyelesaian eksak pada persamaan (40) untuk x=100 dan y=100 pada selang waktu [0,1]. Berdasarkan Tabel 3 diperoleh bahwa galat yang ditimbulkan cukup kecil dengan rata-rata galat. Pada Tabel 3 terlihat bahwa pada kasus ini metode perturbasi homotopi baik digunakan untuk selang waktu t yang sangat kecil. Gambar 4 Perbandingan antara penyelesaian dengan MPH dan penyelesaian eksak pada kasus kedua Gambar 4 menunjukkan perbandingan antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dan penyelesaian eksak untuk y =0,5 dan t =0,1. Berdasarkan Gambar 4 diperoleh bahwa hasil penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi mendekati penyelesaian eksak dengan sangat baik untuk x yang cukup besar.

18 waktu [0,1]. Kemudian kekonvergenan metode perturbasi homotopi pada kasus pertama (pendekatan awal berupa fungsi secan hiperbolik) cepat tercapai. Hal ini disebabkan karena pendekatan awal yang diberikan berupa gelombang soliter. Berdasarkan metode ini pula diperoleh bahwa untuk pendekatan awal berupa gelombang soliter, gelombang yang dihasilkan bergerak tanpa mengalami perubahan bentuk dan kecepatan sesuai dengan sifat gelombang soliter. Untuk pendekatan awal berupa fungsi rasional, diperoleh bahwa gelombang yang dihasilkan bukan berupa gelombang soliter. DAFTAR PUSTAKA Bratsos A, Twizell. 1998. An explicit finite difference scheme for the solution of Kadomtsev-Petviashvili. International Journal of Computer Mathematics. 68:175-187. doi: 10.1080/00207169808804685. Drazin PG, Johnson RS. 1989. Solitons : an Introduction. Cambridge Texts in Applied Mathematics. New York (US): Cambridge University Press. Grubaum F. 1989. The Kadomtsev-Petviashvili equation : an alternative approach rank tw solutions of Krichever and Novikof. Physics Letters A. 139:146-150. doi: 10.1016/0375-9601(89)90349-6. He JH. 2000. A coupling method of homotopy technique and perturbation technique for nonlinear problems. International Journal of Nonlinear Mechanic. 1:37-43. Latham G. 1990. Solutions of the KP equation associated to rank-three commuting differential operators over a singular elliptic curve. Journal Physica D. 41:55-66. doi: 10.1016/0167-2789(90)90027-M. Mirgolbabaei H, Ganji DD, Taherian H. 2009. Soliton solution of the Kadomtsev- Petviashvili equation by homotopy perturbation method. World Journal of Modelling and Simulation. 1: 38-44. Newell AC. 1985. Solitons in Mathematics and Physics. Society for Industrial and Applied Mathematics. Philadelphia (US): University of Arizona. Pangaribuan RU. 2008. Formulasi hamiltonian untuk menggambarkan gerak gelombang soliter dimensi tiga di permukaan laut [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pudjaprasetya SR. 1996. Evolution of waves above slightly varying bottom: a variational approach [disertasi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.

19 Lampiran 1 Penurunan persamaan (34)-(37) Berdasarkan persamaan (30) dan persamaan (31), diperoleh * + Misalkan penyelesaian persamaan (32) dinyatakan dalam bentuk berikut : Jika persamaan (33) dan turunan-turunannya disubstitusi ke dalam persamaan (32), maka diperoleh * ( ) atau + ( ) ( ) ( ) ( )

20 Koefisien memberikan persamaan berikut : Koefisien memberikan persamaan berikut : Koefisien memberikan persamaan berikut : Koefisien memberikan persamaan berikut : Lampiran 2 Penyelesaian kasus pertama (Variabel y tetap) Berikut ini akan ditentukan penyelesaian,,, dan pada persamaan (34)-(37) dengan pendekatan awal berikut : Dari persamaan (34) diperoleh persamaan Sehingga penyelesaian untuk sebagai berikut : Dari persamaan (35) diperoleh persamaan Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Dari persamaan (36) diperoleh persamaan

21 Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Dari persamaan (37) diperoleh persamaan Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Persamaan masalah nilai batas untuk yaitu Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Jadi penyelesaian dari persamaan KP dengan syarat awal pada persamaan (38) hingga orde keempat sebagai berikut : ( Lampiran 3 Penyelesaian kasus pertama (Variabel y berubah) Berikut ini akan ditentukan penyelesaian,,, dan 5 pada persamaan (34)-(37) dengan pendekatan awal berikut : = Dari persamaan (34) diperoleh persamaan Sehingga penyelesaian untuk yaitu Dari persamaan (35) diperoleh persamaan

22 Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Dari persamaan (36) diperoleh persamaan Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Dari persamaan (37) diperoleh persamaan Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Persamaan masalah nilai batas untuk yaitu Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Persamaan masalah nilai batas untuk 5 yaitu Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh Jadi penyelesaian dari persamaan KP dengan pendekatan awal pada persamaan (39) hingga orde kelima sebagai berikut :

23 Lampiran 4 Penyelesaian kasus kedua Berikut ini akan ditentukan penyelesaian,, dan pada persamaan (34)-(37) dengan pendekatan awal dalam bentuk fungsi rasional berikut : Dari persamaan (34) diperoleh persamaan Sehingga penyelesaian untuk yaitu Dari persamaan (35) diperoleh persamaan Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh ( Dari persamaan (36) diperoleh persamaan Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh. /. /. /. /. / ]. Dari persamaan (37) diperoleh persamaan

24 Jika bentuk dan turunan-turunannya digunakan kemudian diintegralkan terhadap x dan t, maka diperoleh (. /. /. /. /. /. /. /. / ) Jadi penyelesaian dari persamaan KP pada kasus kedua dengan pendekatan awal pada persamaan (40) hingga orde ketiga sebagai berikut :

25 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Mei 1991 sebagai anak kedua dari dua bersaudara, anak dari pasangan Muhammad Yusuf dan Siti Masfufah. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu di TK Islam Annuriyah lulus pada tahun 1997, SD Kartini 1 Jakarta Pusat lulus pada tahun 2003, SMP Negeri 10 Jakarta Pusat lulus pada tahun 2006, SMA Negeri 3 Depok lulus pada tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur UTMI di Departmen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan Gugus Mahasiswa Matematika (GUMATIKA) sebagai staf divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) pada tahun 2011, dan sebagai staf divisi Math Event pada tahun 2012. Selain itu penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Kalkulus III pada semester ganjil tahun 2012. Berbagai kegiatan kepanitiaan penulis ikuti selama menjadi mahasiswi matematika seperti Masa Perkenalan Departemen (MPD) sebagai Komisi Disiplin, Matematika Ria 2011 dan Matematika Ria 2012 sebagai staf Divisi Acara.