BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

NAMA : KELAS : NO.ABSEN : TGL LAHIR :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 20 dari 33 siswa tidak tuntas (KKM 75) dengan rata-rata kelas

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PAKEM DENGAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DASAR POKOK BAHASAN MEKANIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER

LAMPIRAN LAMPIRAN 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung. Alasan peneliti memilih kelas 3B MIN Tunggangri

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada tanggal 11 Maret Observasi awal ini digunakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Saptosari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. motivasi belajar siswa dengan metode billboard ranking pada pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga yang terdiri dari 30 siswa. Rata-rata usia siswa antara 12-14 tahun. Siswa kelas VII belum pernah mendapatkan materi bimbingan berpikir divergen. Siswa juga belum mengetahui tentang arti kemampuan berpikir divergen serta metode mind map yang akan diterapkan oleh penulis. Data awal yang diperoleh penulis tentang berpikir divergen di kelas VII B adalah sebagian besar kategori rendah. Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis akan menerapkan metode mind mapping pada siswa kelas VII B. Data awal siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga tentang berpikir divergen sebelum diberikan tindakan atau hasil pre test yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 7 Februari 2013. Hasil pre test pada lampiran tabel, menunjukan bahwa ada 7 (23,3%) siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir divergen tinggi. Sedangkan yang masuk kategori kemampuan berpikir divergen sedang sebanyak 11 (36,7%) siswa. Sisanya yaitu 12 (40%) anak masuk kategori kemampuan berpikir divergen rendah. Berdasarkan data tersebut siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga sebagaian besar yaitu 40% mempunyai tingkat kemampuan berpikir divergen rendah sebelum mendapat tindakan. 41

4.2. Siklus I 4.2.1. Rencana Tindakan Siklus I Penulis menyiapkan materi pengantar tentang kemampuan berpikir divergen ini dengan tujuan agar siswa mengetahui apa itu berpikir divergen dan pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyiapkan materi pengantar tentang mind map. Materi yang disampaikan yaitu tentang pengertian mind map, kegunaan mind map dan prinsipprinsip membuat mind map. Penulis memberikan contoh mind map serta membagikan peralatan yang digunakan dalam pembuatan mind map. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map dengan topik yang telah ditentukan selama empat kali pertemuan. 4.2.2. Tindakan siklus I 4.2.2.1. Pertemuan Pertama Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Sabtu, 16 Februari 2013. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama. Tindakan yang dilakukan pertama kali pada kelas VII B pada pertemuan pertama yaitu peneliti memberikan materi pengantar tentang berpikir divergen. Peneliti memberikan materi pengantar tentang berpikir divergen ini dengan tujuan agar siswa mengetahui apa itu kemampuan berpikir divergen dan pentingnya kemampuan berpikir divergen bagi seseorang atau bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan pada saat menyampaikan materi tentang kemampuan berpikir 42

divergen ini adalah tanya jawab dan ceramah dan kemudian siswa diminta mendiskusikan dalam kelompok, materi yang penulis berikan kemudian salah satu mempresentasikan di depan kelas. Peneliti memberikan gambaran tentang pentingnya kemampuan berpikir divergen dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja dalam memecahkan masalah yang dialami siswa, agar siswa tidak salah mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dia hadapi. Peneliti memberikan gambaran tentang pentingnya kemampuan berpikir divergen dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja dalam memecahkan masalah yang dialami siswa, agar siswa tidak salah mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dia hadapi. Berdasarkan hasil observasi, para siswa terlihat penasaran dan duduk dengan sikap yang baik ketika mendengarkan tentang materi tentang berpikir divergen meskipun sebelumnya siswa belum mendapat materi tentang kemampuan berpikir divergen. Ada pula siswa yang menyiapkan buku catatan dan mencatat setiap materi yang disampaikan oleh penulis. Penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang kreativitas yang pernah dilakukan siswa. Siswa sangat antusias dalam menjawab dan menceritakan kegiatan kreatif yang pernah dilakukan. 4.2.2.2. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Februari 2013. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ini adalah penulis memberikan 43

materi tentang mind map. Materi yang disampaikan yaitu tentang pengertian mind map, kegunaan mind map dan prinsip-prinsip membuat mind map. Penulis membagikan fotokopi materi tentang mind map kepada siswa agar siswa dapat lebih memahami materi mind map yang diberikan. Penulis kemudian memberikan contoh mind map sederhana tentang kegiatan keluarga yang digambarkan dalam skema mind map dalam ukuran karton yang besar. Agar siswa dapat memahami bagaimana gambaran tentang mind map dan bagaimana mind map dapat berhubungan satu dengan yang lainnya dan kemudian siswa diminta mendiskusikan dalam kelompok, materi yang penulis berikan kemudian salah satu mempresentasikan di depan kelas. Obervasi pada kegiatan ini, siswa dapat mengikuti dengan baik pemberian materi tentang mind map, para siswa mendengarkan dan menyimak materi fotokopi yang diberikan. Beberapa siswa bertanya tentang materi yang telah disampaikan. Misalkan UK bertanya apakah mind map dapat digunakan dalam setiap pelajaran? 4.2.2.3. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Februari 2013 dan Kamis, 28 Februari 2013 Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan lempar spidol untuk pemanasan sebelum kegiatan dimulai kemudian Penulis menjelaskan lagi tentang cara pembuatan mind map. Penulis membagi kelompok menjadi 4, masing-masing 44

beranggotakan 7-8 siswa. Penulis membagi kelompok agar nanti mudah dalam memberikan pertanyaan dan agar siswa mudah dalam pembagian spidol untuk mengerjakan mind map. Penulis kemudian menggambarkan contoh mind map di papan tulis jadwal kegiatan keluarga selama seminggu. Penulis memulai gambar dari awal dengan menggambar rumah di tengah. Kemudian membagi menjadi 7 anak cabang. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map sederhana dengan tema jadwal pelajaran. Siswa menggambar jadwal pelajaran selama satu minggu dalam bentuk mind map. Setelah selesai membuat mind map dengan tema jadwal pelajaran, penulis menunjuk empat siswa untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas, yaitu HH, RS, NK dan JAS. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil mind mapnya dan bercerita tentang gambar-gambar atau simbol-simbol yang dia buat dalam mind mapnya. Misalnya NK yang menggambar gambar kitab suci dalam pelajaran pendidikan agama dan HH yang menggambar bola dalam pelajaran olahraga. Obervasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Siswa juga dapat bekerjasama dalam kelompok masing-masing ketika saling tukar warna spidol, meskipun suasana menjadi ramai tapi hal ini menunjukan antusias siswa yang tinggi. Hampir semua siswa aktif mengikuti kegiatan ini, namun ada beberapa anak yang malas-malasan untuk mengerjakan. Beberapa siswa juga bertanya kepada 45

siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti MI yang bertanya kepada JAS ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan kelas. 4.2.2.4. Pertemuan Keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Maret 2013 dan Kamis, 7 Maret 2013 Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan semut gajah untuk melatih konsentrasi siswa sebelum kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan lagi tentang cara pembuatan mind map. Penulis kemudian memperlihatkan benda cat air, tali sepatu dan gambar roda sepeda. Roda sepeda hanya gambar saja karena penulis tidak menemukan roda sepeda yang praktis untuk dibawa ke kelas. Penulis meminta siswa untuk memikirkan apa saja kegunaan lain dari benda-benda yang telah penulis siapkan. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map dengan menuliskan kegunaan lain dari benda-benda yang telah penulis sipakan. Kegunaan tersebut bukan kegunaan yang lazim, misalnya saja tali sepatu untuk mengucir rambut. Setelah selesai membuat mind map dengan menuliskan kegunaan lain dari benda cat air, tali sepatu dan roda sepeda, penulis menunjuk empat siswa untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas, yaitu BW, SF, MJ, dan JS. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil mind mapnya dan bercerita tentang kegunaan lain dari benda cat air, tali sepatu, dan roda 46

sepeda. Jawaban dari masing masing siswa pun beragam dan lucu. Seperti BW yang menuliskan cat air berguna untuk pengganti darah dalam sandiwara atau drama dan MJ yang menuliskan roda sepeda untuk ayunan. Obervasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Para siswa sangat antusias dan ada juga yang menawarkan diri untuk mempresentasikan di depan kelas, namun ada juga yang malu-malu ketika penulis menunjuknya untuk presentasi. Beberapa siswa juga bertanya kepada siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti HH yang bertanya kepada SF ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan kelas. 4.2.2.5. Pertemuan Kelima Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2013 dan Kamis, 14 Maret 2013 Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan rumput bambu untuk melatih konsentrasi siswa sebelum kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan lagi tentang cara pembuatan mind map. Penulis kemudian memperlihatkan gambar orangorang sukses seperti gambar Bob Sadino. Siswa diminta memikirkan bagaimana cara agar menjadi orang sukses seperti yang ada dalam gambar. Sikap-sikap yang diperlukan agar menjadi orang yang sukses. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map dengan menuliskan sikap-sikap yang dimiliki 47

seseorang untuk meraih kesuksesan. Setelah selesai membuat mind map dengan menuliskan sikap-sikap yang dimiliki seseorang untuk meraih kesuksesan, penulis menunjuk empat siswa untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas, yaitu JA, UK, IL, dan DM. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil mind mapnya sikap-sikap yang dimiliki seseorang untuk meraih kesuksesan. Jawaban dari masing masing siswa pun beragam. Seperti IL yang menuliskan bahwa untuk meraih kesuksesan sikap yang dimiliki adalah berani, disiplin dan sabar. Sedangkan JA menuliskan untuk meraih kesuksesan sikap yang diperlukan yaitu syukur, komitmen, dan sabar. Obervasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ada siswa yang menawarkan diri untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas yaitu IL. Beberapa siswa bertanya kepada siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti VA yang bertanya kepada DM ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan kelas. 4.2.2.6. Pertemuan Keenam Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013 dan Kamis, 21 Maret 2013 Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan bom untuk pemanasan siswa sebelum kegiatan dimulai. Penulis kemudian memperlihatkan gambar manusia pendek atau manusia cebol, orang yang berambut sangat panjang dan gambar ilustrasi 48

binatang yang sedang berbicara. Kemudian siswa diminta membayangkan apa yang terjadi bila semua manusia di dunia ini cebol seperti pada gambar, apa yang terjadi bila semua manusia berambut panjang seperti pada gambar dan apa yang terjadi bila semua binatang dapat berbicara seperti pada gambar ilustrasi. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map dengan menuliskan apa yang terjadi bila semua manusia di dunia ini cebol seperti pada gambar, apa yang terjadi bila semua manusia berambut panjang seperti pada gambar dan apa yang terjadi bila semua binatang dapat berbicara seperti pada gambar. Setelah selesai membuat mind map dengan menuliskan sikap-sikap yang dimiliki seseorang untuk meraih kesuksesan, penulis menunjuk lima siswa untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas, yaitu DY, BA, SA, MA dan NW. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil mind mapnya dengan menuliskan apa yang terjadi bila semua manusia di dunia ini cebol seperti pada gambar, apa yang terjadi bila semua manusia berambut panjang seperti pada gambar dan apa yang terjadi bila semua binatang dapat berbicara seperti pada gambar. Jawaban dari masing masing siswa pun beragam dan sangat menarik. Seperti NW yang menuliskan bahwa akibat semua manusia cebol adalah susu peninggi badan laris. Sedangkan DY menuliskan akibat dari semua orang berambut panjang adalah banyak kutu dan BA yang menuliskan bahwa akibat dari semua binatang dapat berbicara adalah dunia ini berisik setiap saat. 49

Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Terdapat siswa yang terlihat malas dan ketika disuruh maju untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas terlihat tidak bersemangat dan hanya bicara sedikit. Namun beberapa siswa bertanya kepada siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti JS yang bertanya kepada BA ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan kelas. 4.2.3. Hasil Tindakan Siklus I Penerapan metode mind map pada siklus pertama pada awalnya siswa tidak begitu mengalami kesulitan, karena pada setiap tindakan yang diberikan oleh peneliti siswa mengikuti dengan baik dan sangat antusias. Pada pertemuan selanjutnya penulis juga telah memberikan fotokopi materi pengantar mind map dan contoh gambar mind map sederhana, sehingga dalam penyampaian materi oleh peneliti siswa sudah mempunyai panduan dan menyimak materi-materi yang diberikan. Penulis juga memberikan kesempatan bertanya agar suasana kelas lebih hidup. Pada pertemuan ke III sebelum memulai kegiatan penulis membagi kelompok menjadi 8 orang dan memberikan spidol satu set dan kertas gambar untuk masing-masing siswa. Siswa terlihat senang ketika siswa menerima peralatan menggambar yang diberikan. Pada saat pembuatan mind map peningkatan berpikir divergen siswa tidak begitu mengalami kesulitan siswa dapat membuat peta pikiran 50

dengan baik meskipun ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi. Misalkan tentang pengunaan simbol-simbol dan penggunaan kata kunci lebih dari satu kata sehingga membuat beberapa siswa belum kesulitan dalam mengoptimalkan gambar. Gambar 4.1 mind map yang mengoptimalkan gambar dan simbol 51

Gambar 4.2 mind map yang kurang mengoptimalkan simbol Post test I diberikan untuk menilai keberhasilan tindakan pada siswa kelas VII B yang diberikan pada hari Senin, 1 April 2013 Hasil post test I, pada lampiran tabel, menunjukan bahwa ada 14 (60,87%) siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir divergen tinggi, sedangkan 9 (39,13%) siswa mempunyai kategori kemampuan berpikir divergen sedang. 4.2.4. Refleksi siklus I Hasil observasi tentang proses peningkatan kemampuan berpikir divergen dengan menggunakan metode mind mapping adalah sebagai berikut : 1. Siswa masih kurang menggunakan banyak simbol dalam pembuatan mind map. 2. Banyak siswa yang antusias dalam mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas maupun bertanya ketika temannya mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas. 52

3. Siswa lebih meningkatkan kerjasama sesama teman dalam tukar-menukar warna spidol. 4. Penulis berusaha secara optimal agar siswa dapat menerima materi maupun tugas dengan baik dan membuat suasana kelas menjadi tidak tegang. 5. Untuk tindakan selanjutnya penulis kembali mengingatkan kepada siswa dalam penggunaan simbol-simbol dalam pembuatan mind map, agar mind map peningkatan kemampuan berpikir divergen digambarkan secara optimal. Peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa dapat diketahui dengan cara membandingkan antara skor hasil prettest pada saat sebelum memberikan tindakan dengan hasil post test I setelah diberikan tindakan. Adapun perbandingan skor prettest dan post test I adalah sebagi berkut : 53

Tabel 4.1. Perbandingan Pre test dan Post test I PRE TEST POST TEST 1 NO NAMA PENINGKATAN SKOR KATEGORI SKOR KATEGORI SKOR 1 AA 135 TINGGI 2 BA 119 RENDAH 134 TINGGI 15 3 BW 116 RENDAH 142 TINGGI 26 4 CD 134 TINGGI 5 DM 127 SEDANG 134 TINGGI 7 6 DA 141 TINGGI 7 DY 127 SEDANG 134 TINGGI 7 8 DN 142 TINGGI 9 ES 132 TINGGI 10 HH 115 RENDAH 124 SEDANG 9 11 EP 121 SEDANG 141 TINGGI 20 12 IL 121 SEDANG 129 SEDANG 8 13 JAS 119 RENDAH 135 TINGGI 16 14 JA 112 RENDAH 126 SEDANG 14 15 JS 114 RENDAH 128 SEDANG 14 16 LM 135 TINGGI 17 MJ 117 RENDAH 132 TINGGI 15 18 MA 114 RENDAH 135 TINGGI 21 19 MI 148 TINGGI 20 ME 129 SEDANG 141 TINGGI 12 21 NW 118 RENDAH 144 TINGGI 26 22 NK 113 RENDAH 120 SEDANG 7 23 OA 120 RENDAH 134 TINGGI 14 24 RS 121 SEDANG 122 SEDANG 1 25 SA 127 SEDANG 120 SEDANG -7 26 UK 111 RENDAH 127 SEDANG 16 27 VA 129 SEDANG 143 TINGGI 14 28 YA 129 SEDANG 144 TINGGI 15 29 SF 122 SEDANG 128 SEDANG 6 30 ImJ 129 SEDANG 143 TINGGI 14 Hasil yang evaluasi yang diperoleh setiap subjek setelah pelaksanaan tindakan siklus I menunjukan tingkat kemampuan berpikir divergen yang lebih tinggi dibanding sebelum pelaksanaan tindakan. Hasil perbandingan pre test dan 54

post test I, pada lampiran tabel 4.1, menunjukan bahwa menunjukan bahwa ada 14 (60,87%) siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir divergen tinggi, sedangkan 9 (39,13%) siswa mempunyai kategori kemampuan berpikir divergen sedang yaitu. Hasil tindakan I masih menunjukan ada 9 siswa yang masuk dalam kategori tingkat kemampuan berpikir divergen sedang, sedangkan yang lain masuk dalam kategori tinggi. Oleh karena itu penerapan metode mind mapping ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga, akan tetapi perlu dilakukan tindakan pada sikus II, agar indikator keberhasilan mencapai 70-80% dari semua siswa kelas VII B yang mendapat tindakan. 4.3. Siklus II 4.3.1. Rencana tindakan siklus II Dalam rancangan rencana tindakan siklus II ini, siswa lebih dilatih membuat mind map untuk memecahkan masalah yang lebih rumit, agar siswa lebih mengembangkan imajinasinya yang para siswa gambarkan dalam mind map. Perbedaan siklus II dari siklus I ini adalah siswa lebih ditekankan untuk memecahkan masalah yang lebih rumit. Agar siswa membuat perbaikan mind map untuk meningkatkan kemampuan berpikir divergen, peneliti memberikan arahan dalam masingmasing siswa dalam pembuatan mind map agar siswa lebih jelas dan mengutamakan penggunaan warna dan simbol. 55

4.3.2. Tindakan Siklus II 4.3.2.1. Pertemuan Pertama Tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 4 April 2013. Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan lempar spidol untuk pemanasan sebelum kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya penggunaan simbol dan warna-warna yang berbeda dalam masing-masing cabang mind map, agar siswa dapat lebih mengetahui dan mengembangkan mind map siswa secara optimal dan dapat lebih mengembangkan daya imajinasi siswa. Penulis mempraktikkan soal cerita yang menjadi masalah yang harus diselesaikan siswa dengan media boneka anak kecil, boneka anjing dan boneka kucing. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa dalam kelompok, terdiri dari 3 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 9 siswa untuk membuat mind map dengan memecahkan soal cerita Soal cerita tersebut adalah :ada seorang lak-laki membawa anjing, kucing, dan anak kecil ingin menyeberang sengai menggunakan perahu kecil, yang hanya muat untuk 2 macam barang. Untuk menyeberang orang itu hanya bisa membawa satu barang bawaan, laki-laki itu bingung karena jika dia menyeberangkan kucing dulu, anak kecil yang ditinggal dengan anjing takut dengan anjing. Kalau menyeberangkan anak kecil 56

dulu, anjing dan kucing yang akan ditinggal akan berkelahi. Jika begitu, maka yang mana dulu yang akan menemani anjing di seberang sana, kalau kucing yang menemani anjing maka diseberang kucing dan anjing akan berkelahi, tetapi jika anak kecil yang menemani anjing diseberang sungai anak kecil itu akan menangis karena takut dengan anjing, bagaimana caranya agar semuanya aman untuk diseberangkan? Setelah selesai membuat mind map, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas. Jawaban dari masing masing siswa pun beragam dan seisi kelas menjadi aktif bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi. Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas secara kelompok yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi aktif di dalam kelompok maupun dalam presentasi. Siswa begitu antusias dalam mengerjakan tugas dan dalam presentasi. 4.3.2.2. Pertemuan Kedua Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 April 2013 Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan tebak tokoh untuk pemanasan sebelum kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya penggunaan simbol dan warna-warna yang berbeda dalam masing-masing cabang mind map, agar siswa dapat lebih mengetahui dan 57

mengembangkan mind map siswa secara optimal dan dapat lebih mengembangkan daya imajinasi siswa. Penulis meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk mempraktikkan berjalan kaki dan tiba-tiba tali sepatunya putus, siswa yang lain memperhatikan dan mencari gambaran penyelesaian dari masalah yang dihadapi. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa dalam kelompok, terdiri dari 6 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa untuk membuat mind map dengan memecahkan masalah yaitu jika sedang berjalan sendirian dan kemudian tali sepatunya putus. Setelah selesai membuat mind map, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas. Jawaban dari masing masing siswa pun beragam dan seisi kelas menjadi aktif bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi. Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas secara kelompok yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi aktif di dalam kelompok maupun dalam presentasi. Siswa begitu antusias dalam mengerjakan tugas dan dalam presentasi. 4.2.3.3. Pertemuan Ketiga Tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2013. Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan cari yang lain untuk pemanasan sebelum kegiatan 58

dimulai. Penulis menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya penggunaan simbol dan warna-warna yang berbeda dalam masing-masing cabang mind map, agar siswa dapat lebih mengetahui dan mengembangkan mind map siswa secara optimal dan dapat lebih mengembangkan daya imajinasi siswa. Penulis menyiapkan gambar suasana pesta ulang tahun, selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map dengan merencanakan pesta ulang tahun yang meriah. Setelah selesai membuat mind map, beberapa siswa ditunjuk untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil mind mapnya. Siswa tersebut adalah EP, ME, dan YA. Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi aktif di dalam kelompok maupun dalam presentasi. Siswa begitu antusias dalam mempresentasikan hasil mind mapnya. 4.3.2.4. Pertemuan Keempat Tindakan siklus II pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 April 2013 Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan melakukan permainan tebak gaya untuk pemanasan sebelum kegiatan dimulai. Penulis menyiapkan gambar akibat jika orang tidak kreatif, kemudian siswa diminta membayangkan jika semua orang tidak kreatif. Selanjutnya siswa diskusi dalam kelompok dengan mendiskusikan 59

bagaimana cara meningkatkan kreativitas yang akhir-akhir ini menurun. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi aktif di dalam kelompok maupun dalam presentasi. Beberapa siswa antusias dalam diskusi dan mau bertanya saat teman yang lain sedang presentasi. 4.3.3. Hasil Tindakan Siklus II Pada siklus kedua, siswa antusias mengikuti kegiatan peningkatan berpikir divergen. Siswa lebih mudah memahami penggunaan simbol-simbol dan cabangcabang yang terdapat dalam mind map, karena dalam pertemuan ini siswa membuat mind map bersama anggota kelompok masing-masing atau secara individu. Sehingga siswa dapat mengembangkan daya kreativitasnya dalam pembuatan mind map. Masing-masing siswa juga telah membuat mind map dengan berbagai warna dan bentuk serta dapat membuat kombinasi warna yang lebih menarik dan gambar-gambar yang sesuai dengan cabang-cabang yang ditulis oleh siswa. Beberapa siswapun bertanya dan lebih antusias dalam mempresentasikan hasil karya mind mapnya didepan kelas. Peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa dapat diketahui dengan cara mengetahui hasil post test II. Pelaksanaan post test II dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 Berikut ini adalah hasil post test II : 60

Hasil Post test 2 pada lampiran tabel post test II menunjukan ada17 siswa yang masuk dalam kateori kemampuan berpikir divergen tinggi, sedangkan 6 siswa lainnya mempunyai kemampuan berpikir divergen sedang. 4.3.4. Refleksi siklus II Tindakan ini sudah dilakukan sesuai dengan rencana revisi I yang berdasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus II ini perhatian dan antusias siswa lebih meningkat dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis. Hampir semua siswa mampu membuat mind map peningkatan kemapuan berpikir divergen sesuai dengan kata kunci dan memanfaatkan simbol dan warna-warna yang lebih menarik dari pada siklus I. 61

NO NAMA Tabel 4.2. Perbandingan nilai skor pre test, post test I dan post test II PRE TEST POST TEST 1 PNGKTN POST TEST 2 SKOR KTGR SKOR KTGR SKOR SKOR KTGR 1 AA 135 TINGGI PNGKTN SKOR 2 BA 119 RENDAH 134 TINGGI 15 141 TINGGI 7 3 BW 116 RENDAH 142 TINGGI 26 144 TINGGI 2 4 CD 134 TINGGI 5 DM 127 SEDANG 134 TINGGI 7 135 TINGGI 1 6 DA 141 TINGGI 7 DY 127 SEDANG 134 TINGGI 7 141 TINGGI 7 8 DN 142 TINGGI 9 ES 132 TINGGI 10 HH 115 RENDAH 124 SEDANG 9 129 SEDANG 5 11 EP 121 SEDANG 141 TINGGI 20 146 TINGGI 5 12 IL 121 SEDANG 129 SEDANG 8 132 TINGGI 3 13 JAS 119 RENDAH 135 TINGGI 16 143 TINGGI 8 14 JA 112 RENDAH 126 SEDANG 14 128 SEDANG 2 15 JS 114 RENDAH 128 SEDANG 14 128 SEDANG 0 16 LM 135 TINGGI 17 MJ 117 RENDAH 132 TINGGI 15 135 TINGGI 3 18 MA 114 RENDAH 135 TINGGI 21 142 TINGGI 7 19 MI 148 TINGGI 20 ME 129 SEDANG 141 TINGGI 12 146 TINGGI 5 21 NW 118 RENDAH 144 TINGGI 26 146 TINGGI 2 22 NK 113 RENDAH 120 SEDANG 7 133 TINGGI 13 23 OA 120 RENDAH 134 TINGGI 14 142 TINGGI 8 24 RS 121 SEDANG 122 SEDANG 1 126 SEDANG 4 25 SA 127 SEDANG 120 SEDANG -7 129 SEDANG 9 26 UK 111 RENDAH 127 SEDANG 16 132 TINGGI 5 27 VA 129 SEDANG 143 TINGGI 14 146 TINGGI 3 28 YA 129 SEDANG 144 TINGGI 15 147 TINGGI 3 29 SF 122 SEDANG 128 SEDANG 6 128 SEDANG 0 30 ImJ 129 SEDANG 143 TINGGI 14 147 TINGGI 4 Rata-rata : 124,56 Rata-rata : 133,08 Rata-rata : 137,65 62

Berdasarkan hasil post test pada siklus II terdapat enam siswa yang tidak bisa mencapai kemampuan berpikir divergen tingkat tinggi, hanya mampu dalam kategori sedang, sedangkan yang lain sudah dalam kategori tinggi. Peningkatan kemampuan berpikir divergen dapat diketahui dengan cara membandingkan dari hasil sebelum tindakan dan sesudah diberi 2 kali tindakan (pre test, post testi, post testii). 4.4. Analisis Hasil Penelitian Skor kemampuan berpikir divergen masing-masing siswa VII B SMP Negeri 8 Salatiga menunjukan hasil yang meningkat,meskipun masih ada beberapa siswa yang kemampuan berpikir divergennya dalam kategori sedang. Peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa melalui metode mind mapping, dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.3. Kategori peningkatan skor kemampuan berpikir divergen siswa No Peningkatan skor Nama Siswa Jumlah 1 0-10 DM, RS, SA, SF 4 2 11-20 DY, HH, IL, JA, JS, MJ, ME, NK, VA, YA, ImJ, 3 21-30 BA, BW, EP, JAS, MA, NW, OA, UK Jumlah 23 11 8 Hasil rata-rata peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa sebelum diberi tindakan, hasil post test I dan post test II adalah sebagai berikut : 63

Tabel 4.4 Hasil peningkatan rata-rata siswa pre test, post test I dan II No Skor Kemampuan Berpikir Siswa Rata-rata Kriteria 1. Pre test 124,56 SEDANG 2. Post test I 133,08 TINGGI 3. Post test II 137,65 TINGGI Gambar 4.3. Histogram peningkatan skor kemampuan berpikir divergen siswa 140 135 130 125 120 115 pretest posttest I posttest II rata-rata Histogram peningkatan skor rata-rata kemampuan berpikir divergen siswa pada gambar menunjukan hasil pre test dengan dengan post test I mengalami peningkatan. Pada hasil pre test rata-rata skor kelas adalah 124,56 dengan kategori sedang, dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasil post test I menjadi 133,08 dengan kriteria tinggi. Pada siklus I penulis memberikan contoh mind map peningkatan kemampuan berpikir divergen. Penyampaian materi ini memudahkan siswa untuk memahami materi tentang berpikir divergen dan contoh mind map secara langsung yang digambarkan dalam skema ukuran karton. Setelah dilakukan tindakan siklus I dan siswa diberikan post test I, siswa menunjukan rata-rata 64

peningkatan skor dalam peningkatan kemampuan berpikir siswa, melalui metode mind mapping. Peningkatan hasil post test I dan post test II tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut karena tidak ada perbedaan antara siklus I dan siklus II. 4.5. Pembahasan Berdasarkan hasil tabel 4.2. peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa mengalami peningkatan dari awal tindakan pertama sampai dengan tindakan kedua. Hal tersebut dikarenakan metode mind mapping bekerja sesuai dengan otak manusia. Bobi de Potter dan Mike Hernacki (2001) menyatakan mind mapping (peta pikiran) adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Siswa yang menunjukkan peningkatan paling tinggi yaitu peningkatan skor diatas 20, ada 9 siswa. Siswa-siswa tersebut termasuk siswa yang aktif, dan kreatif di kelas siswa-siswa ini selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh penulis dalam hasil mind mapnya juga terlihat banyak warna dan banyak symbol yang digambarkan, ketika presentasi pun juga lancar menceritakan apa yang siswa gambarkan dalam mind map serta mau bekerjasama dalam mengerjakan tugas pada siklus II. Siswa yang menunjukkan peningkatan rata-rata atau perubahan skor antara 10-19 ada 10 siswa. Siswa-siswa tersebut termasuk dalam siswa yang antusias mengikuti kegiatan, mengerjakan tugas sesuai yang diperintahkan penulis, namun ada beberapa diantara para siswa yang sering ramai di kelas, mengobrol dengan teman yang lain sehingga kurang maksimal dalam 65

mengerjakan tugas. Siswa yang mengalami peningkatan paling rendah, yaitu dengan perubahan skor kurang dari 10 ada 4 siswa. Siswa-siswa tersebut cenderung siswa yang tidak mau mengerjakan apa yang diperintahkan oleh penulis, ada yang maunya gaduh dikelas, namun ada yang hanya berdiam diri, walaupun tidak setiap pertemuan malas, namun sudah menunjukkan peningkatan skor walaupun hanya sedikit. Peningkatan hasil post test I dan post test II tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut karena tidak ada perbedaan antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II penulis hanya memberikan penekanan kreativitas siswa (lebih banyak memecahkan masalah melalui metode mind map). Penulis lebih menekankan siswa memecahkan masalah-maslah yang lebih rumit dalam dinamika kelompok. Pada kelompok tersebut, siswa juga bekerjasama, berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya. Sedikitnya peningkatan hasil skor post test II siswa juga dimungkinkan adanya kejenuhan dalam mengerjakan test dan juga minimnya waktu. Penelitian ini menggunakan tes kemampuan berpikir divergen yang sama pada saat pre test, post test I dan II sehingga pengisian tes kemungkinan dipengaruhi oleh hasil pengisian sebelumnya. Selain itu jarak pemberian test juga terlalu dekat. Hasil post test II tidak mengalami peningkatan dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi, akan tetapi penelitian tindakan ini sudah mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan oleh penulis, yaitu skor rata-rata perencanaan kelas VII B sudah mencapai kategori baik dengan skor 137,65 dan 16 siswa atau 73,91% siswa 66

semua siswa yang mendapatkan tindakan sudah mempunyai berpikir divergen kategori tinggi. Menurut Buzan, (2004), berpikir divergen yaitu berpikir ke berbagai dan dari berbagai arah sehingga menghasilkan berbagai macam jawaban atau alaternatif penyelesaian. Proses berpikir divergen ini dapat dituangkan dalam bentuk mind map sehingga membantu untuk berpikir secara exspansif dan berpikir secara kreatif. Dengan penggunaan gambar, simbol dan warna penggunaan metode mind mapping akan mempermudah siswa mencari ide-ide kreatif dari pemecahan suatu masalah, karena siswa dapat mengeksplorasi potensinya secara menyeluruh. Dari hasil peningkatan yang diperoleh masing-masing siswa dan gambaran kondisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir divergen siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga. 67