Pedologi. Batasan Pedologi Bidang Terapan. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

dokumen-dokumen yang mirip
KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

NORMAL, ABNORMAL, KLASIFIKASINYA DALAM PSIKOLOGI KLINIS

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FORMULASI KASUS 4P. Dedi Prasetiawan, S.Psi., Psikolog Surabaya, 11 Februari 2017

1. Ggg mental krn memperoleh Pengobatan Psikiatris, org yg terganggu mentalnya ad org yg memperoleh pengobatan (treatment) psikiatris. 2.

PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Tujuan farmakoekonomi...27 c. Aplikasi farmakoekonomi...28 d. Metode farmakoekonomi Pengobatan Rasional...32

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Classification and Diagnosis. Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Pengantar Psikologi Abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Kesenjangan. tenaga non-medis seperti dukun maupun kyai, (Kurniawan, 2015).

Bab I Pendahuluan. Setiap individu memiliki berbagai gagasan-gagasan mengenai dirinya, dimana gagasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan setiap manusia sejak mulai meninggalkan masa kanak-kanak

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

CLINICAL CHILD PSYCHOLOGY ISU UNIK PADA PSIKOLOGI KLINIS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Seorang wanita yang mengalami kesulitan tidur dan kehilangan konsentrasi setelah kematian suaminya. Seorang wanita muda mencoba memanjakan dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

kesehatan fisik-jiwa-ruhani dan secara lebih rinci, normal dan abnormal dibahas dalam psikologi kesehatan Islami. Di dalam psikologi kesehatan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Psikodiagnostik

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

DETEKSI DINI HAMBATAN dalam PERKEMBANGAN

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ

BAB IV PENUTUP. awal penulisan ini. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut:

Kuliah 1 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

Tes Inventory. Pengertian tes 16 PF, Proses Asesmen, Aspek yang diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

STUDI KASUS DALAM PSIKOLOGI

KONSEP DASAR GANGGUAN TINGKAH LAKU

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. objek dalam suatu penelitian. Konsep bersifat umum, kata-kata kunci yang perlu

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

Penggolongan gangguan jiwa pada PPDGJ-III menggunakan pendekatan ateoretik dan deskriptif.

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di

Empati di mahasiswa kedokteran yang terkait dengan kinerja akademik, kompetensi klinis dan jenis kelamin

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATAKULIAH: PSIKOLOGI ABNORMAL KODE MATAKULIAH/SKS = IT /3 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab I Pendahuluan. perkuliahan tentunya akan seringkali mempelajari hal-hal baru, yang mungkin berkaitan

PENGARUH COG CO NITIV

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. sesuatu yang berkaitan dengan jalannya penelitian. Penelitian

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR

Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, (F) Validitas dan Reliabiltas Alat Ukur, (G) A. Tipe Penelitian

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

ILMUWAN PSIKOLOGI DAN PSIKOLOG. Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si, Psikolog

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Gangguan Perilaku dan Perkembangan Perilaku Antisosial. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikoterapi Singkat Pada Pasien Dengan Kondisi Medis Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KODE ETIK PSIKOLOGI. Bab III. Kompetensi (Pasal 7-12) Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna,

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

Efektivitas Program Pelatihan Rehabilitasi Kognitif Berbasis Komputerisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Penderita Skizofrenia

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan teknik komunikasi terapeutik, respon penerimaan, dan tingkat kecemasan

PSIKOLOGI ABNORMAL Rencana Mutu Pembelajaran

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Pedologi Modul ke: Batasan Pedologi Bidang Terapan Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Pengertian Pedologi Psikologi abnormal atau sering juga disebut perilaku abnormal (abnormal behaviour) adalah perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya : - mental disorder - psychopathology - emotional discomfort - mental illness atau gangguan mental.

Pengertian Pedologi Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental (psikologis). Studi gangguan mental umumnya diasosiasikan dengan perspektif model medis (medical model) yang menganggap bahwa perilaku abnormal merupakan simtom dari penyakit atau gangguan yang mendasarinya.

Untuk memahami perilaku abnormal, psikolog menggunakan acuan DSM (diagnostic and statistical manual of mental disorder). DSM adalah sistem klasifikasi gangguan-gangguan mental yang paling luas di terima.

DSM menggunakan criteria diagnostic specific untuk mengelompokkan pola-pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dan suatu sistem evaluasi yang multiaksial. Sistem aksial terdiri dari 5 klasifikasi.

Penilaian perilaku abnormal dapat di telaah menggunakan berbagai cara (metode), salah satunya metode-metode asesmen yang harus reliabel dan valid yang dapat diukur melalui beberapa cara yang tetap memperhitungkan faktorfaktor budaya dan etnik yang juga penting untuk dilakukan.

Pengelompokkan Definisi Abnormal 1. Pendekatan statistik, di atas atau di bawah normal disebut anormal bukan abnormal. Istilah ini sering dipakai pada aliran behaviourisme dan kuantitatif. 2. Pendekatan fungsional, fungsi-fungsi kepribadian yang ada pada orang yang bersangkutan berada pada taraf yang optimal/tidak. 3. Pendekatan kultural, pendekatan yang melihat abnormalitas dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat tertentu.

Multiaxial Diagnosis Sistem multiaksial yang melibatkan penilaian pada beberapa axis, masing-masing mengacu pada daerah yang berbeda dari berbagai informasi, yang dapat membantu clinician dalam merencanakan pengobatan serta memprediksi hasilnya. Sistem multiaksial menyediakan sebuah format yang mudah digunakan, untuk mengatur dan mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis, dan untuk mendeskripsikan keanekaragaman individu dengan menyajikan diagnosis yang sama.

Multiaxial Diagnosis Axis I (Gangguan Klinis) Axis I melaporkan berbagai gangguan atau kondisi klinis seseorang, kecuali gangguan kepribadian dan retardasi mental (yang dilaporkan pada Axis II). Axis I juga melaporkan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis.

Multiaxial Diagnosis Axis II (Gangguan Kepribadian, Retardasi Mental) Axis II melaporkan gangguan kepribadian dan retardasi mental. Hal ini juga dapat digunakan untuk mencatat kepribadian maladatif yang menonjol dan mekanisme pertahanan diri. Pencatatan gangguan kepribadian dan retardasi mental pada axis terpisah, untuk menguatkan dugaan kemungkinan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental yang mungkin akan diabaikan ketika perhatian diarahkan pada Axis I. Pengkodean gangguan kepribadian pada Axis II tidak harus diambil untuk menyiratkan bahwa patogenesis atau berbagai pengobatan yang tepat secara fundamental berbeda dari gangguan yang dikodekan pada Axis I.

Multiaxial Diagnosis Axis III (Kondisi Medis secara Umum) Axis III melaporkan kondisi medis secara umum, yang berpotensi relevan dengan gangguan mental individu. Kondisi medis secara umum dapat dikaitkan dengan gangguan mental dalam berbagai hal. Beberapa kasus, jelas bahwa kondisi medis secara langsung beretiologi terhadap perkembangan atau memburuknya gejala mental secara fisiologis. Ketika gangguan mental dinilai menjadi konsekuensi fisiologis langsung dari kondisi medis, haruslah mendiagnosis gangguan kejiwaan pada Axis I dan kondisi medis harus dicatat pada Axis III.

Multiaxial Diagnosis Axis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan) Axis IV melaporkan masalah psikososial dan lingkungan yang dapat mempengaruhi diagnosis, pengobatan, dan prognosis gangguan mental (Axis I dan II). Masalah psikososial atau lingkungan dapat menjadi peristiwa hidup yang negatif, gangguan lingkungan, stres interpersonal keluarga atau lainnya, adanya keterbatasan dukungan sosial atau sumber daya pribadi, atau masalah lain yang berkaitan dengan konteks di mana masalah seseorang telah berkembang. Stres positif, seperti promosi jabatan, harus dicatat jika menyebabkan masalah seseorang memiliki kesulitan beradaptasi dengan situasi baru. Ketika seseorang memiliki masalah psikososial atau lingkungan ganda, clinician dapat mencatat peristiwa-peristiwa yang dinilai relevan. Secara umum, clinician harus mencatat masalah psikososial dan lingkungan yang hadir selama beberapa tahun sebelumnya.

Multiaxial Diagnosis Axis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan) Clinician dapat memperhatikan masalah psikososial dan lingkungan yang terjadi jika jelas memberikan kontribusi pada gangguan mental atau telah menjadi fokus perawatan. Masalah dikelompokkan dalam kategori berikut: masalah dengan kelompok pendukung utama, masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah perumahan, masalah ekonomi, masalah dengan akses pelayanan perawatan kesehatan, masalah yang berkaitan dengan interaksi dengan sistem hukum/kejahatan, masalah psikososial dan lingkungan lainnya.

Multiaxial Diagnosis Axis V (Fungsi secara Umum) Axis V melaporkan penilaian klinis dari keseluruhan tingkat fungsi individu. Informasi ini berguna dalam perencanaan pengobatan dan mengukur dampaknya, dalam memprediksi hasilnya. Pelaporan secara keseluruhan pada Axis V dapat dilakukan dengan menggunakan Penilaian Fungsi Global (GAF Skala). Skala GAF sangat berguna dalam mengetahui kemajuan klinis dari individu secara umum, dengan menggunakan ukuran skala. Skala GAF dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi psikologis, sosial, dan pekerjaan

Terima Kasih Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog