BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang ialah bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. bergantung dan berkelompok dengan anggota masyarakat lainnya. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BJ システムについて Mengenai BJ System

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui rangkaian kata-kata. Bahasa terangkai dari kalimat-kalimat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi diperlukan rangkaian kalimat untuk dapat

BAB 2. Landasan Teori

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi hinshi beserta

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian mengenai analisis penggunaan sentaku no setsuzokushi dalam novel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB 2. Landasan Teori

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat kalimat tersebut menjadi lebih mudah dimengerti. Dalam kalimat bahasa Indonesia, sering dijumpai pemakaian konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang ada di dalam kalimat. Menurut Badudu (1984 : 135) pengertian kata sambung adalah: Kata sambung dipakai untuk merangkaikan bagian-bagian kalimat. Ada kata sambung yang menghubungkan kalmat-kalimat setara yaitu induk kalimat dengan induk kalimat, ada pula yang menghubungkan kalimat yang tak setara yaitu induk kalimat dengan anak kalimat. Dalam menghubungkan kalimat, konjungsi tersebut menyatakan hubunganhubungan dalam kalimat, antara lain: hubungan sebab akibat, hubungan yang berlawanan, penegasan, dll, misalnya pada kalimat berikut: (1) Sudah terbukti bahwa dia bersalah, karena itu dia dihukum. (2) Ia pandai, tetapi bila mengerjakan sesuatu kurang teliti. (3) Dia tidak hanya mengejekku, malahan berani dia menghinaku di depan orang lain. (Pelik-pelik bahasa Indonesia, 1984:137) Pada kalimat (1) konjungsi karena itu menyatakan hubungan sebab akibat. Penggunaan konjungsi tetapi kalimat pada contoh (2) menyatakan hubungan yang 1

berlawanan, sedangkan pada kalimat (3) konjungsi malahan menyatakan hubungan penegasan. Dalam bahasa Jepang, kata sambung (konjungsi) disebut 接続詞 (setsuzokushi). Dalam Kojien (1973:1445) dinyatakan bahwa: 品詞の一 単語 連語 節または文を接続する語 日本語では 自立語で 活用語がない また そうして の類 Hinshi no hitotsu. Tango, rengo, setsu mata wa bun wo setsuzoku suru go. Nihongo dewa, jiritsu go de, katsuyou go ga nai. (mata, soushite) no rui. Salah satu jenis kelas kata. Kata yang menghubungkan kata tunggal, kata majemuk, klausa dan juga kalimat. Dalam bahasa Jepang, merupakan kata bebas dan tidak mengalami konjugasi, (misalnya: mata, soushite). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa setsuzokushi dapat menghubungkan kalimat dan tidak mengalami konjungasi, seperti yang tertulis pada contoh berikut: (4) 私たちは先生に日本語の文法を教えていただき また本までいただいた (STN : 41) Watakushitachi wa sensei ni Nihongo no bunpou wo oshiete itadaki, mata hon made itadaita. Kami diajari gramatika bahasa Jepang oleh guru, dan menerimanya dari buku. (5) 私の家へ 4 時ごろ友達が遊びに来た そうして 6 時ごろ帰った (STN : 42) Watashi no ie e yoji goro tomodachi ga asobini kita. Soushite, rokuji goro kaetta. Teman datang untuk bermain ke rumah saya pukul 4 dan pulang pukul 6. 2

Pada contoh (4) setsuzokushi mata menghubungkan klausa dengan klausa yang menunjukkan hubungan yang setara dalam kalimat. Soushite pada contoh (5) menghubungkan kalimat dengan kalimat, dan menunjukkan hubungan yang setara. Berdasarkan hubungan yang ditimbulkan dalam kalimat, setsuzokushi dalam bahasa Jepang terbagi menjadi beberapa jenis. Pengelompokkan jenis setsuzokushi menurut Terada (Dikutip oleh Sudjianto, 1995:94-105), antara lain: 並立接 (heiritsusetsu) yaitu setsuzokushi yang menyatakan hubungan setara, 選択 接 (sentakusetsu) yang menyatakan hubungan pilihan, 説明接 (setsumeisetsu) yang menyatakan penjelasan, dan 逆接 (gyakusetsu) yaitu yang menyatakan hubungan berlawanan. Tomita (1991:27) menyatakan bahwa gyakusetsu no setsuzokushi ialah 前の文の内容から考えられることと反対の内容を示す後の文をつなぐ場合に使われる接続詞 Mae no bun no naiyou kara kangaerareru koto to hantai no naiyou wo shimesu ato no bun wo tsunagu baai ni tsukawareru setsuzokushi. setsuzokushi yang digunakan untuk menunjukkan kalimat sebelumnya berlawanan dengan kalimat sesudahnya. Terdapat berbagai macam gyakusetsu no setsuzokushi, antara lain: shikashi, keredomo, shikaruni, ga, demo, daga, dan tokoroga. Walaupun semuanya memiliki arti yang sama, namun nuansa makna masing-masing gyakusetsu no setsuzokushi tersebut berbeda. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti shikashi, demo dan tokoroga. (6) 時間になったので 家を出た ところが 間に合わなかった (STN : 63) Jikan ni natta node, ie wo deta. Tokoroga, ma ni awanakatta 3

Karena waktunya tiba, saya keluar rumah. Tetapi tidak bertemu. Kalimat (6) menunjukkan hubungan yang berlawanan. Gyakusetsu no setsuzokushi dalam kalimat tersebut menghubungkan hal yang alami dari kalimat sebelumnya, oleh karena itu, tokoroga dalam kalimat (6) dapat disulih dengan shikashi dan demo (7) 時間になったので 家を出た しかし 間に合わなかった (STN : 63) Jikan ni natta node, ie wo deta. Shikashi, ma ni awanakatta Karena waktunya bertemu tiba, saya keluar rumah. Tetapi tidak (8) 時間になったので 家を出た でも 間に合わなかった (STN : 63) Jikan ni natta node, ie wo deta. Demo, ma ni awanakatta Karena waktunya bertemu tiba, saya keluar rumah. Tetapi tidak Namun ketiga gyakusetsu no setsuzokushi itu pun ada kalanya tidak dapat saling bersulih. (9) 時間になったので家を出た しかし 私の留守の間に友達が遊びに来たらしい (STN : 63) Jikan ni natta node ie wo deta. Shikashi, watashi no rusu no aida ni tomodachi ga asobi ni kita rashii. Karena waktunya tiba, saya keluar rumah. Tetapi saat saya tidak berada di rumah, sepertinya teman-teman datang bermain. (10) 時間になったので家を出た でも 私の留守の間に友達が遊びに来たらしい (STN : 63) Jikan ni natta node ie wo deta. Demo, watashi no rusu no aida ni tomodachi ga asobi ni kita rashii. 4

Karena waktunya tiba, saya keluar rumah. Tetapi saat saya tidak berada di rumah, sepertinya teman-teman datang bermain. (11) 時間になったので家を出た ところが 私の留守の間に友達が遊びに来たらしい (STN : 63) Jikan ni natta node ie wo deta. Tokoroga, watashi no rusu no aida ni tomodachi ga asobi ni kita rashii. Karena waktunya tiba, saya keluar rumah. Tetapi saat saya tidak berada di rumah, sepertinya teman-teman datang bermain. Pada contoh (9), (10), dan (11), ketiga kalimat tersebut berterima secara struktur, namun pada kalimat (9) dan (10), kalimat setelah demo dan shikashi tidak menunjukkan makna perlawanan secara alami. Kalimat (9) dan (10) tidak berterima secara makna, sehingga tidak dapat menggunakan shikashi maupun demo. Sebaliknya, tokoroga dapat menghubungkan kalimat yang memiliki makna berlawanan secara tidak langsung (makna yang tidak alami), oleh sebab itu kalimat (11) berterima secara makna dan struktur. Kalimat yang telah dikemukakan pada contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa ada kalanya gyakusetsu no setsuzokushi shikashi, demo dan tokoroga tidak dapat saling menggantikan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti ketiga gyakusetsu no setsuzokushi tersebut. Sebelum penulis mengambil topik ini sebagai judul penelitian, penulis menemukan penelitian yang sejenis tetapi lebih menitikberatkan pada mata, matawa dan sunawachi. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang ingin dianalisis penulis, dirumuskan menjadi: 1. Satuan sintaksis apa saja yang dapat dihubungkan oleh 逆接の接続詞 shikashi, demo dan tokoroga dalam kalimat bahasa Jepang? 5

2. Makna apakah yang terdapat pada 逆接の接続詞 shikashi, demo dan tokoroga dalam kalimat bahasa Jepang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis lewat penelitian ini, yaitu: 1. Mendeskripsikan satuan sintaksis yang dapat dihubungkan oleh 逆接の接続詞 shikashi, demo dan tokoroga dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan makna yang terdapat pada 逆接の接続詞 shikashi, demo dan tokoroga dalam kalimat bahasa Jepang. 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian 1.4.1 Metode Penelitian Metode yang akan dipakai penulis dalam menganalisis penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan membuat deskripsi; yaitu membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. (Djajasudarma, 1993:8) Data dijaring dari berbagai sumber buku, cerpen dan novel, kemudian dianalisis untuk kemudioan diambil suatu kesimpulan yang menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini: 1. Membaca teori-teori 2. Pengumpulan data 3. Pemilihan data 6

4. Menganalisis data 5. Penyusunan laporan hasil penelitian 1.4.2 Teknik Kajian Penelitian akan dimulai dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data serta mempelajari buku-buku dan bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan teknik substitusi untuk mengetahui dalam konteks kalimat bagaimana shikashi, demo dan tokoroga dapat saling menggantikan dan dalam konteks kalimat yang bagaimana ketiganya tidak dapat saling menggantikan. 1.5 Organisasi Penulisan Penulisan hasil penelitian ini terbagi atas empat bab. Dalam Bab I (Pendahuluan) penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan teknik kajian serta organisasi penulisan. Bab II merupakan penjabaran kerangka teori yang digunakan untuk mendasari penelitian ini. Dalam Bab III, penulis akan menganalisis data terpilih, sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan yaitu shikashi, demo dan tokoroga. Yang terakhir dalam Bab IV, penulis akan mendeskripsikan kesimpulan analisis 逆接の接続詞 ( しかし でも ところが ). Penulis juga menyertakan daftar pustaka serta buku-buku yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian. Selain itu, penulis juga menyertakan daftar lampiran, yaitu lampiran data-data yang didapatkan serta data-data yang telah diklasifikasikan. Organisasi penulisan penelitian ini dipaparkan supaya pembaca lebih mengerti dan memahami penelitian ini. 7