TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi

dokumen-dokumen yang mirip
TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENINGKATAN HARGA DIRI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI

b Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Jiwa Daerah Provsu Medan. Oleh. Sulastri Pasaribu

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

Koping individu tidak efektif

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1


PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

HUBUNGAN PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN PENGENDALIAN DIRI PASIEN HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRE PLANING TAKS ULAR BERNOMER DAN PESAN BERANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN:

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

Aristina Halawa ABSTRAK

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. perilaku adaptif (Keliat, 2004). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kondisi Awal Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Depresi pada Lansia. Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG BIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

Transkripsi:

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi DI SUSUN OLEH: 1. Ana Setyani Hadi (14.401.15.005) 2. Anggi Setyawan (14.401.15.009) 3. Bayu Dahroni (14.401.15.015) 4. Dhidin Hartiningsih (14.401.15.028) 5. Dimas Viki Hidayatullah (14.401.15.030) 6. Haiva Rustiana Dewi (14.401.15.039) AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI 2017

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Terai Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi halusinasi tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat berada di zaman terang benderang ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kami mengucapkan terimakasih kepada : 1. Sumarman.S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah keperawatan jiwa 2. Siswoto,AMK.,S.Pd.Msi dosen mata kuliah keperawatan jiwa 3. Eko Prabowo.S.Kep.,NS.,M.Kes selaku pjmk mata kuliah Keperawatan jiwa dan pembimbing makalah ini 4. Hendrik P.S.,S.Kep.,Ns.,MM selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa Yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini dengan sabar. Kami berharap makalh ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk pembaca.kami menyadarai bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif. Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005) TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi? 2. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi? 3. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi?

C. Tujuan 1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi 2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi 3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi D. Manfaat 1. Bagi Penulis Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi Bagi Pembaca 2. Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi untuk lebih menambah wawasan 3. Bagi Instituti Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi dengan menambah referensi bagi Akes Rustida

BAB II PEMBAHASAN A. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi 1. Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011) Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015) 2. Tujuan Tujuan Umum Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Tujuan khusus: a. Pasien dapat mengenal halusinasi b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik. c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal. e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat. 3. Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Senin, 20 Februari 2017 Jam : 09.00 wib

Tempat : R. Perkutut V RS. Jiwa Sehat 4. Metode Diskusi dalam Kelompok 5. Media dan Alat a. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK. b. Whiteboard c. Spidol d. Formulir/jadwal kegiatan e. Contoh obat 6. Setting Tempat P P F P P L O CL P P F P P OP Keterangan Gambar L : Leader CL : Co Leader F : Fasilitator O : Observer P : Pasien

Op : Operator 7. Pembagian Tugas a. Peran Leader 1) Memimpin jalannya kegiatan 2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan 3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan 4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien 5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan 6) Memberi reinforcement positif pada klien 7) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011) b. Peran Co-Leader 1) Membantu tugas leader 2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader 3) Mengingatkan leader tentang kegiatan 4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan c. Peran Observer 1) Mengobservasi jalannya acara 2) Mencatat jumlah klien yang hadir 3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung 4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien 5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas 6) Membuat laporan hasil kegiatan d. Peran Fasilitator 1) Memfasilitasi jalannya kegiatan 2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif 3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara 4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

8. Peran Pasien Kriteria Pasien: a. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi b. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat berinteraksi dengan orang lain c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas d. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya. f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011)

9. Proses Keperawatan TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI I : Mengenal Halusinasi A. Tujuan 1. Klien mengenal halusinasi 2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi 3. Klien mengenal frekuensi halusinasi 4. Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi B. Setting 1. Kelompok berada diruang yang tenang 2. Klien duduk melingkar C. Alat 1. Sound system 2. Spidol 3. Papan tulis (white borad) D. Metode 1. Diskusi 2. Tanya jawab E. Langkah langkah kegiatan 1. Persiapan a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi; halusinasi b. Membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini

c. Kontrak : 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan 2) Terapis menjelaskan aturan main: a) masing masing klien memperkenalkan diri nama, nama panggilan b) jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada terapis c) lama kegiatan 45 menit d) setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir 3. Kerja a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam. b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan : 1) Isi halusinasi 2) Waktu terjadinya 3) Frekuensi halusinasi 4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi. c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam. d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelah cerita selesai terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan. e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran. f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasiny, terapis memberikan pujian.

4. Terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain. c. Kontrak yang akan datang 1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi. 2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK berikutnya. F. Evaluasi dan dokumentasi no Aspek yang dinilai Nama peserta TAK 1 Menyebutkan isi halusinasi 2 Menyebutkan waktu halusinasi 3 Menyebutkan frekuensi halusinasi 4 Menyebutkan perasaan bila halusinasi timbul Petunjuk dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI I I: Mengontrol Halusinasi: menghardik A. Tujuan 1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan mangatasi halusinansi. 2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi. 3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi. 4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi. B. Setting 1. Klien duduk melingkar. 2. Kelompok di tempat yang tenang. C. Alat 1. Sound system D. Metode 1. Diskusi 2. Tanya jawab. 3. Stimulasi. E. Langkah langkah kegiatan 1. Persiapan a. mempersiapkan alat b. mempersiapkan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam. b. Evaluasi/validasi: 1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini. 2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi c. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan 2) Terapis menjelaskan atusan main:

a) Lama kegiatan 45 menit. b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir. c) Jika akan meninggalkan kelompok,klien harus meminta izin. 3. Kerja a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan searah dengan jarum jam menceritakan pa yang dilakukan jika mangalami halusinasi dan apakah itu bisa mengatasi halusinasinya. b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis memberikan pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan. c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat halusinasi muncul. d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan menghardik halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi 4. Terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Rencana tindak lanjut 1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika halusinasi muncul c. Kontrak yang akan datang 1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain

2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK F. Evaluasi dan Dokumentasi NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK 1. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasi 2. Menyebutkan efektifitas cara 3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik 4. Memperagakan menghardik halusinasi

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI III: Menyusun jadwal kegiatan A. Tujuan 1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah munculnya halusinasi 2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam B. Setting 1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja 2. Lingkungan tenang dan nyaman C. Alat 1. Kertas HVS sejumlah peserta 2. Pensil 3. Spidol 4. White board D. Metode 1. Diskusi 2. Latihan E. Langkah langkah kegiatan 1. Persiapan a. Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK b. Terapis membuat kontrak dengan klien 2. Orientasi a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam b. Evaluasi / validasi : 1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini 2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi c. Kontrak: 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapis menjelaskan aturan peraminan a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis c) Waktu TAK adalah 90 menit 3. Kerja a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing masing sebuah pensil untuk masing masing klien c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah terjadinya halusinasi d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya dipapan tulis e. Terapis meminta masing masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun pagi sampai dengan tidur malam f. Terapis membimbing masing masing klien sampai berhasil menyusun jadwal g. Terapis memberikan pujian kepada masinng masing klien setelah berhasil menyusun jadwal 4. Terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun jadwal 2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut c. Kontrak yang akan datang 1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya 2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

F. Evaluasi dan Dokumentasi NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK 1. Menyebutkan pentingnya aktivitas mencegah halusinasi 2. Membuat jadwal kegiatan harian

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI IV: Cara minum obat yang benar A. Tujuan 1. Klien dapat mengetahui jenis jenis obat yang harus diminumnya 2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur 3. Klien mengetahui 5 benar minum obat 4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat 5. Klien mengetahui akibat jika putus obat B. Setting 1. Klien duduk melingkar 2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman C. Alat 1. Contoh obat obatan 2. Spidol white board 3. White board D. Metode 1. Diskusi 2. Tanya jawab 3. Simulasi E. Langkah langkah kegiatan 1. Persiapan a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat b. Terapis membuat kontrak dengan klien 2. Orientasi a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam kepada klien b. Evaluasi / validasi : 1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini 2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya).

c. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan TAK 2) Terapis menjelaskan aturan main TAK a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis c) Lama waktu TAK 60 menit 3. Kerja a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing masing klien b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis d. Terapis mejelaskan akibat jikan tidak minum obat secara teratur e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum obat secara teratur f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis. g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai contoh obat yang yang ada pada klien. h. Terapi meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing masing obat, cara penggunakan, waktu dan efek obat (efek terapi dan efek samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien masing-masing. Secara berurutan secara jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapi. i. Terapi memberikan pujian dan mengajar klien bertepuk tangan setiap kali klien menyebutkan dengan benar.

4. Terminasi a. Evaluasi 1) Menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok. b. Tindak lanjut 1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur 2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat menghubungi perawat yg saat itu bertugas. c. Kontrak yang akan datang 1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya. 2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAk F. Evalusi dan dokumentasi No Aspek yang dinilai 1 Menyebutkan pentingnya minum obat secara teratur 2 Menyebutkan akibat jika tidak minum obat secara teratur 3 Menyebutkan jenis obat 4 Menyebutkan dosis obat 5 Menyebutkan Nama peserta TAK

waktu minum obat 6 Menyebutkan cara minum obat yang tepat 7 Menyebutkan efek terapi obat 8 Menyebutkan efek samping obat

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI V: Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap A. Tujuan 1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain 2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami halusinasi B. Setting 1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyeman. 2. Klien duduk melingkar C. Alat 1. Spidol 2. White board D. Metode 1. Diskusi kelompok 2. Simulasi E. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK b. Terapis membuat kontrak dengan klien 2. Orientasi a. Salam; terapi mengucapkan salam ke klien b. Evalusi/validasi; 1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini; 2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menerapkan 3 cara lainya c. Kontrak 1) Terpi menjelaskan tujuan TAK 2) Terapi menjelaskan waktu kegiatan 3) Terapi menjelaskan aturan maen

3. Kerja a. Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan orang lain untuk mengatasi halusinasi. b. Terapi meminta kepada klien setiasi yang sering dialami sehingga mengalami halusinasi. Klien secara bergantian bercerita c. Terapi memperagakan becakap cakap dangan orang lain jika ada tanda halusinasi muncul d. Klien meminta memperagakan hal yang sama secara bergantian. e. Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan 4. Terminasi a. Evalusi; 1) Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK 2) Terapi memberikan pujian atas kebersihan kelompok b. Tindak lanjut 1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap cakap dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi 2) Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap bila ada klien lain yang mulai mengalami halusinasi c. Kontrak yang akan datang; 1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya 2) Terapi menyapakati tempat dan waktu TAK berikutnya.

F. Evaluasi dan dokumentasi No Aspek yang dinilai 1 Menyebutkan pentingnya bercakapcakap ketika halusinasi muncul 2 Menyebutkan cara bercakapcakap 3 Memperagakan saat mulai percakapan Nama peserta TAK

DAFTAR PUSTAKA Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC. Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-14. Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.