TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

LOGIKA DAN ALGORITMA

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

BAB 2 LANDASAN TEORI

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Graf Berarah (Digraf)

Gambar 6. Graf lengkap K n

Matematik tika Di Disk i r t it 2

BAB II LANDASAN TEORI

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GUNADARMA

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah

BAB II LANDASAN TEORI

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

NASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan Sistem Lalu Lintas dengan Graf Ganda Berarah Berbobot

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

BAB II LANDASAN TEORI

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

BAB II LANDASAN TEORI

Kode MK/ Matematika Diskrit

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Lecture Note Logika & Algoritma. Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

7. PENGANTAR TEORI GRAF

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Pohon (Tree) Contoh :

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

UNIVERSITAS GUNADARMA

Pohon (Tree) Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2012/2013

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LOGIKA DAN ALGORITMA (MI/D3) KODE: IT SKS: 3 SKS. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BAB II LANDASAN TEORI

`BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah

Pertemuan 12. Teori Graf

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Pertemuan 15 REVIEW & QUIS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

Transkripsi:

TEORI SR GRF 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. i Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad, di Uni Soviet) mengalir sebuah sungai bernama sungai Pregel. i tengah sungai tersebut terdapat dua buah pulau. ari kedua pulau tersebut terdapat jembatan yang menghubungi ke tepian sungai dan diantara kedua pulau. Jumlah jembatan tersebut adalah 7 buah seperti gambar berikut : Sungai Pregel di Kalilingrad (Uni Soviet)

Secara singkat, dalam tulisannya, Euler menyajikan keadaan jembatan Konigsberg tersebut seperti gambar berikut : alam masalah di atas, daratan (tepian dan, serta pulau dan ) disajikan sebagai titik dan jembatan disajikan sebagai ruas garis. Euler mengemukakan teoremanya yang mengatakan bahwa perjalanan yang diinginkan di atas (yang kemudian dikenal sebagai perjalanan Euler) akan ada apabila graf terhubung dan banyaknya garis yang datang pada setiap titik (derajat simpul) adalah genap. Problema & Model Graf Secara umum, langkah-langkah yang perlu dilalui dalam penyelesaian suatu masalah dengan bantuan komputer adalah sebagai berikut : Problema Model Yang Tepat lgoritma Program Komputer ontoh problema graf : 1. Petugas kantor telepon yang ingin mengumpulkan koin-koin dari telepon umum. erangkat dari kantor & kembali ke kantornya lagi. Yang diharapkan suatu rute perjalanan dengan waktu minimal. Masalah di atas dikenal sebagai Travelling Salesman Problem Sebagai contoh :

1 7 2 11 8 12 9 11 9 5 4 11 10 8 3 * waktu dalam menit 1 = Kantor Untuk menyelesaikan masalah di atas dapat dipakai lgoritma Tetangga Terdekat (yakni menggunakan Metode Greedy)

2. Perancangan Lampu Lalu Lintas. Yang diharapkan pola lampu lalu lintas dengan jumlah fase minimal. Sebagai contoh : E F F F E E E F E Untuk menyelesaikan masalah di atas dapat dipakai lgoritma Pewarnaan Graf (juga dikenal sebagai Graph oloring, yakni menggunakan Metode Greedy)

ontoh : G 1 G 2 e4 e1 e5 e6 e8 E e7 e2 e4 e1 e2 e3 e10 e3 e9 G 1 G 2 e1 e5 e6 e4 e2 e8 E e7 e3 e10 e9 F G 1 G 2 e1 e4 e2 e3 G 1 G 2 e5 e6 e8 E e7 e10 e9 G 1 - G 2 G 2 G 1 e5 e6 e8 E e7 e10 e9

Graf Null / Hampa da beberapa pengertian tentang graf null/hampa. i sini akan dipakai pengertian bahwa suatu graf dikatakan graf null/hampa bila graf tersebut tidak mengandung ruas. ontoh : G : V 1 V dan E = V 2 V 3 Suatu graf G dikatakan dikomposisikan menjadi K dan L bila G = K L dan K L = ontoh : K G L Penghapusan / eletion Penghapusan dapat dilakukan pada simpul ataupun ruas. 1) Penghapusan Simpul. Notasinya : G {V}

ontoh : V 1 V 2 V 5 V 1 V 5 V 4 V 3 V 7 V 6 V 4 V 3 V 7 V 6 Penghapusan Simpul V 2 2) Penghapusan Ruas. Notasinya : G {e} ontoh : e 1 e 1 e 2 e 3 e 4 e 2 e 4 e 5 e 5 Penghapusan Ruas e 3 Pemendekan / Shorting Pemendekan/Shorting adalah menghapus simpul yang dihubungkan oleh 2 ruas (simpul berderajat 2), lalu menghubungkan titik-titik ujung yang lain dari kedua ruas tersebut. ontoh :

pemendekan terhadap simpul dan erajat Graf erajat graf adalah jumlah dari derajat simpul-simpulnya. Sedangkan derajat simpul adalah banyaknya ruas yang incidence (terhubung) ke simpul tersebut. ontoh : F E d () = 2 d () = 5 d () = 3 d () = 3 d (E) = 1 d (F) = 0 Σ = 14 + = 2 x Size erdasarkan derajat simpul, sebuah simpul dapat disebut : Simpul Ganjil, bila derajat simpulnya merupakan bilangan ganjil

Simpul Genap, bila derajat simpulnya merupakan bilangan genap Simpul ergantung / khir, bila derajat simpulnya adalah 1 Simpul Terpencil, bila derajat simpulnya adalah 0 Keterhubungan alam keterhubungan sebuah graf, akan dikenal beberapa istilah-istilah berikut : 1. Walk : barisan simpul dan ruas 2. Trail : Walk dengan ruas yang berbeda 3. Path / Jalur : Walk dengan simpul yang berbeda 4. ycle / Sirkuit : Trail tertutup dengan derajat setiap simpul = 2 ontoh : b h E a d c g k e f F 1),,,, E, F,,,,, Walk 2),,,, E, F,, Trail 3),,, ycle 4),,,,,, E Walk 5),,,, E,, F Trail 6),,,, E, Trail 7),,, E, F,, ycle 8), E, F Path 9),,, ycle 10),,,,, E,, F, E Trail 11),,, E, F,, Trail

Graf yang tidak mengandung cycle disebut dengan cyclic ontoh : Suatu graf G disebut terhubung jika untuk setiap 2 simpul dari graf terdapat jalur yang menghubungkan kedua simpul tersebut. Subgraf terhubung suatu graf disebut komponen dari G bila subgraf tersebut tidak terkandung dalam subgraf terhubung lain yang lebih besar. Jarak antara 2 simpul dalam graf G adalah panjang jalur terpendek antara ke- 2 simpul tersebut. iameter suatu graf terhubung G adalah maksimum jarak antara simpulsimpul G. da Subgraf S dari graf terhubung G, yang bila kita ambil / pindahkan dari G, akan menyebabkan G tidak terhubung. Kalau tidak ada Subgraf sejati R dari S, yang pemindahannya juga menyebabkan G tidak terhubung, maka S disebut ut-set dari G. Graf Regular Sebuah graf dikatakan graf regular bila derajat setiap simpulnya sama. ontoh :

GRF TIK ERRH Obyektif : 4. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf tidak berarah 5. Mengerti mengenai Graf erlabel Graf Secara Formal Sebuah Graf G mengandung 2 himpunan : (1). Himp. V, yang elemennya disebut simpul Vertex / point / titik / node (2). Himp. E, yang merupakan pasangan tak terurut dari simpul-simpul, disebut ruas Edge / rusuk / sisi Sehingga sebuah graf dinotasikan sebagai G ( V, E ) ontoh : G ( V, E ) V = {,,, } E = { (, ), (, ), (, ), (, ), (, ) } Secara Geometri : e1 e2 e5 e3 e4 terdiri dari 4 simpul dan 5 ruas

Tidak ada ketentuan khusus dalam penyajian graf secara geometri, seperti dimana dan bagaimana menyajikan simpul dan ruas. erikut contoh penyajian Graf yang sama, tetapi disajikan berbeda. eberapa istilah lain dalam graf : erdampingan simpul U dan V disebut berdampingan bila terdapat ruas (U,V) Order banyaknya simpul Size banyaknya ruas Self-loop (loop) / Gelung ruas yang menghubungkan simpul yang sama ( sebuah simpul ) Ruas sejajar / berganda ruas-ruas yang menghubungkan 2 simpul yang sama

Sebuah graf dikatakan multigraf bila graf tersebut mengandung ruas sejajar atau gelung. Sedangkan graf yang tidak mengandung ruas sejajar atau gelung dikenal sebagai graf sederhana, atau yang disebut graf. dapun contoh multigraf adalah sebagai berikut. e2 e3 e1 e4 Multigraf e5 e6 Subgraf G (V, E ) adalah Subgraf dari G (V, E) bila : V V dan E E pabila E mengandung semua ruas di E yang kedua ujungnya di V, maka G adalah Subgraf yang dibentuk oleh V (Spanning Subgraph) ontoh :

G : e2 e1 e5 e3 G : e4 G : e2 e1 e5 e1 e5 G subgraf dari G G spanning subgrapf dari G Graf berlabel Graf berlabel/ berbobot adalah graf yang setiap ruasnya mempunyai nilai/bobot berupa bilangan non negatif. ontoh : 3 12 F 3 2 2 2 6 3 8 H 4 19 13 E 3 G Isomorfisma G (V,E) dan G* (V*,E*) adalah 2 buah Graf.

f : V V * suatu fungsi satu-satu dan pada, sedemikian sehingga (u,v) adalah ruas dari G jika dan hanya jika (f (u),f(v)) adalah ruas dari G * Maka f disebut fungsi yang isomorfisma dan G & G * adalah graf-graf yang isomorfis ontoh : Graf yang berbentuk huruf & R, X & K, F & T, dan V & Z, di bawah ini adalah isomorfis. Homomorfis Jika G* dan G** diperoleh dari G dengan membagi beberapa ruas dari G oleh penambahan beberapa simpul pada ruas tersebut, maka kedua graf G* dan G** disebut homomorfis ontoh : G G* G**

Operasi pada Graf erdasarkan definisi graf (yang terdiri dari 2 himpunan) dan operasi pada himpunan, maka pada graf juga dapat dilakukan operasi-operasi. ila diketahui 2 buah graf : G 1 (V 1,E 1 ) dan G 2 (V 2,E 2 ), maka : 1. Gabungan G 1 G 2 adalah graf dengan himpunan V nya = V 1 V 2 dan himpunan E nya = E 1 E 2 2. Irisan G 1 G 2 adalah graf dengan himpunan V nya = V 1 V 2 dan himpunan E nya = E 1 E 2 3. Selisih G 1 - G 2 adalah graf dengan himpunan V nya = V 1 dan himpunan E nya = E 1 - E 2 Sedangkan Selisih G 2 G 1 adalah graf dengan himpunan V nya = V 2 dan himpunan E nya = E 2 E 1 4. Penjumlahan Ring G 1 G 2 adalah graf yang dihasilkan dari (G 1 G 2 ) (G 1 G 2 ) atau (G 1 - G 2 ) (G 2 - G 1 )

Graf Planar Obyektif : 6. Mengerti penyajian Graf dalam bentuk Matriks 7. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf Planar 8. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf Non Planar 9. Memahami Teorema Kuratowski Matriks dan Graf Graf dapat disajikan dalam bentuk matriks. Matriks-matriks yang dapat menyajikan model graf tersebut antara lain : Matriks Ruas Matriks djacency Matriks Incidence Sebagai contoh, untuk graf seperti di bawah ini : e5 V1 e4 V4 e8 V5 e1 e2 e6 e7 V2 e3 V3 Maka, Matriks Ruas : n x 2 1 2 1 3 1 4 1 5 2 3 3 4 3 5 4 5

tau : 2 x n 1 1 1 1 2 3 3 4 2 3 4 5 3 4 5 5 Matriks djacency : V1 V2 V3 V4 V5 V1 0 1 1 1 1 V2 1 0 1 0 0 V3 1 1 0 1 1 V4 1 0 1 0 1 V5 1 0 1 1 0 Matriks Incidence : e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8 V1 1 1 0 1 1 0 0 0 V2 1 0 1 0 0 0 0 0 V3 0 1 1 0 0 1 1 0 V4 0 0 0 1 0 1 0 1 V5 0 0 0 0 1 0 1 1 Graf Planar Sebuah graf dikatakan graf planar bila graf tersebut dapat disajikan (secara geometri) tanpa adanya ruas yang berpotongan. Sebuah graf yang disajikan tanpa adanya ruas yang berpotongan disebut dengan penyajian planar/map/peta. ontoh : K 4 Graf Planar Penyajian Planar

Graf yang termasuk planar antara lain : Tree / Pohon Kubus idang Empat idang elapan eraturan Tree / Pohon Kubus idang Empat idang elapan eraturan

Pada penyajian planar/map, dikenal istilah region. erajat dari suatu region adalah panjang walk batas region tersebut ontoh : r 4 r 2 E F r 1 r 3 r 5 d ( r1 ) = 3 d ( r2 ) = 3 d ( r3 ) = 5 d ( r4 ) = 4 d ( r5 ) = 3 + Σ = 18 = 2 x SIZE Region dengan batasnya gelung, maka d (r) = 1 Region dengan batasnya ruas sejajar, maka d (r) = 2 Formula Euler untuk Graf Planar Untuk Graf Planar berlaku Formula Euler berikut : V E + R = 2 imana p = jumlah simpul dan q = jumlah ruas

Graf Non-Planar Sebuah graf yang tidak dapat disajikan (secara geometri) tanpa adanya ruas yang berpotongan dikenal sebagai graf non planar. ontoh : K 3, 3 Utility Graph K 5 = intang Teorema Kuratowski ( 1930 ) Suatu graf adalah Non-Planar jika dan hanya jika mengandung subgraf yang Homomorfis ke K 3, 3 atau ke K 5

Pewarnaan pada Graf Obyektif : 10. Memahami pewarnaan simpul graf 11. Memecahkan permodelan masalah pewarnaan simpul graf Pewarnaan Graf Pewarnaan graf adalah pemberian warna terhadap simpul-simpul graf dimana 2 buah simpul yang berdampingan tidak boleh mempunyai warna yang sama. G berwarna n artinya graf tersebut menggunakan n warna. ilangan kromatis dari G = K(G) adalah jumlah minimum warna yang dibutuhkan. lgoritma yang dapat digunakan untuk mendapatkan bilangan kromatis dari sebuah graf adalah lgoritma Welch-Powell. dapun langkah-langkahnya adalah : 1. Urutkan simpul-simpul berdasarkan derajatnya. ari besar ke kecil. 2. Warnai. ontoh : E F G H

Langkah 1 : urutan simpulnya dari besar ke kecil adalah : E,, G,,,, F, H Langkah 2 : mewarnai : warna Merah : E, warna Putih :,, H warna iru : G,, F Sehingga bilangan kromatis graf di atas adalah 3. Teorema : Pernyataan berikut adalah ekivalen : (1) G berwarna 2 (2) G adalah bipartisi (3) Setiap sirkuit dalam G mempunyai panjang genap Graf Lengkap k dengan n simpul membutuhkan n warna Teorema : Suatu graf planar G adalah berwarna 5 Pewarnaan Region Pewarnaan region dapat dilakukan (seperti pemberian warna pada wilayahwilayah di peta) dengan cara membuat dual dari map tersebut. Gambarkan sebuah simpul baru pada masing-masing region suatu map M, kemudian buat sebuah ruas yang menghubungkan simpul pada 2 buah region yang berdampingan bila terdapat ruas sebagai batas / persekutuan kedua region tersebut. uatlah tanpa adanya ruas baru yang berpotongan, maka akan terbentuk suatu map M*, yang disebut dual dari map M. Setelah ualnya terbentuk, dapar dilakukan pewarnaan terhadap simpulsimpulnya. Simpul-simpul tersebut mewakili region sebelumnya, sehingga

warna yang digunakan untuk suatu simpul berarti warna yang dapat digunakan untuk pewarnaan region yang diwakilinya. Teorema : suatu map M adalah berwarna 5 Setiap graf planar adalah berwarna (simpul) 4 ibuktikan oleh pple & Haken (1976) 2000 Graf, jutaan kasus.

POHON Obyektif : 12. Mengerti apa yang dimaksud dengan Tree (Pohon) 13. Mengerti Pohon Rentangan 14. Mengerti Pohon Rentangan Minimal Pohon Tree atau pohon adalah graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Untuk itu perlu diingat kembali bahwa : Suatu Graf G disebut terhubung apabila untuk setiap dua simpul dari graf G selalu terdapat jalur yang menghubungkan kedua simpul tersebut. Sirkuit atau cycle adalah suatu lintasan tertutup dengan derajat setiap simpul dua. ontoh :

Sifat : Suatu Graf G adalah Pohon jika dan hanya jika terdapat satu dan hanya satu jalur diantara setiap pasang simpul dari Graf G. Teorema : Suatu Graf G dengan n buah simpul adalah Pohon jika : (1) G terhubung dan tak mengandung sirkuit, atau (2) G tidak mengandung sirkuit dan mempunyai n-1 buah ruas, atau (3) G mempunyai n-1 buah ruas dan terhubung Pohon Rentangan Suatu spanning tree atau pohon rentangan adalah suatu subgraf dari graf G yang mengandung semua simpul dari G, dan merupakan suatu pohon. GRF G n simpul m ruas SPNNING TREE n simpul n 1 ruas RNH (NG) ontoh : m ( n 1) HOR Keterangan ranch hord ontoh :

Graf G : Pohon Rentangan dari Graf G : Pohon Rentangan Minimal pabila G suatu Graf berbobot (Suatu Network); maka pohon rentangan minimal dari graf adalah pohon rentangan dengan jumlah bobot terkecil. Minimal spanning tree

ontoh :. 8 17.. 12 19 13. 11. 10. 14... 18 15 9 16 Untuk mendapatkan pohon rentangan minimal dapat digunakan lgoritma berikut : Solin Kruskal Prim s SOLIN 1. Urutkan ruas dari G menurut bobotnya; dari besar ke kecil. 2. Lakukan penghapusan ruas berdasarkan urutan yang sudah dilakukan; dengan ketentuan bahwa penghapusan ruas tersebut tidak menyebabkan graf menjadi tidak terhubung. KRUSKL 1. Urutkan ruas dari G menurut bobotnya; dari kecil ke besar. 2. Lakukan penambahan ruas berdasarkan urutan yang sudah dilakukan; dengan ketentuan bahwa penambahan ruas tersebut tidak menyebabkan adanya sirkuit.

PRIM S = Kruskal + menjaga graf tetap terhubung Untuk mencari pohon rentangan maksimal, dapat dilakukan dengan dengan cara merubah bobot tiap ruas menjadi (bobot yang lama) efinisi : Hutan atau foresi adalah graf yang tidak mengandung sirkuit. Pohon adalah hutan yang terhubung ontoh :

Graf erarah Obyektif : 15. Memahami konsep graf berarah Suatu graf berarah (irect graf disingkat igraf) terdiri atas 2 himpunan : (1) Himpunan V, anggotanya disebut simpul. (2) Himpunan, merupakan himpunan pasangan terurut, yang disebut ruas berarah atau arc. Graf berarah diatas, kita tulis sebagai (V, ) pabila arc dan/atau simpul suatu graf berarah menyatakan suatu bobot, maka graf berarah tersebut dinamakan suatu jaringan atau Network eberapa definisi pada graf berarah : Misalkan suatu graf berarah. Kita menyebut arc a = (u, v) adalah mulai pada titik awal u, dan berakhir pada titik terminal v. erajat keluar(out degree) suatu simpul adalah banyaknya arc yang mulai/keluar dari simpul tersebut. erajat kedalam (in degree) suatu simpul adalah banyaknya arc yang berakhir / masuk ke simpul tersebut. Sumber (source) adalah simpul yang mempunyai derajat kedalam = 0. Sink (muara) adalah simpul yang mempunyai derajat keluar = 0.

Mesin Stata Hingga dan utomata Hingga Obyektif : 16. Memahami Mesin State Hingga 17. Memahami utomata Hingga Mesin State Hingga Mesin State Hingga merupakan suatu struktur abstrak yang didefinisikan terdiri atas : (1) Himpunan hingga, berisi simbol input (2) Himpunan hingga S, berisi internal state (3) Himpunan hingga Z, berisi simbol output (4) Sebuah fungsi f : S x S, disebut fungsi next-state (5) Seubuah fungsi g : S x Z disebut fungsi output M (, S, Z, f, g) M (, S, Z, q0, f, g) INPUT : Untai OUTPUT : Untai ontoh : M (, S, Z, f, g) dengan : (1) = (a,b) (2) S = (q0, q1, q2) (3) Z = ( x, y, z) (4) f : S x S, yang didefinisikan sebagai : f (qo, a) = q1 f (q0, b) = q2 f (q1, a) = q2 f (q1, b) = q1 f (q2, a) = qo f (q2, b) = q1 (5) g : S x Z, yang didefinisikan sebagai : g (q0, a) = x g (q0, b) = y g (q1, a) = x g (q1, b) = z g (q2, a) = z g (q2, b) = y

utomata Hingga utomata Hingga merupakan suatu struktur abstrak yang didefinisikan terdiri atas : (1) Himpunan hingga, berisi simbul input (2) Himpunan hingga S, berisi internal state (3) Himpunan T (dimana T S), elemennya disebut state penerima (4) State awal (biasanya q0), anggota S (5) Fungsi next-state f : S x S M (, S, T, qo, f) INPUT OUTPUT : Untai : iterima atau ditolak ontoh : M (, S, T, qo, f) dengan : (1) = { a, b } (2) S = { q0, q1, q2 } (3) T = { qo, q1 } (4) State awal = q0 (5) Fungsi next-state f : S x S, yang didefinisikan sebagai tabel berikut : f a b q0 q1 q2 q0 q0 q2 q1 q2 q2