BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan industri. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB 2 LANDASAN TEORI

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding Manajemen ISSN:

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB 1 PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan atau jasa sesuai

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry ( 2003) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan suatu perusahaan, selain ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Juga ditentukan oleh dapat tidaknya produk yang dihasilkan diterima oleh konsumen. Dalam masyarakat modern dimana orang akan sadar nilai uang yang dibelanjakannya, maka mereka akan selalu menuntut dan mengharapkan adanya barang/ jasa yang bernilai setimpal dengan uang yang dikeluarkannya. Apabila terjadi ketidakseimbangan yang mencolok dari kedua nilai tersebut maka akan terjadilah reaksi-reaksi dari para konsumen terhadap perusahaan yang menghasilkan produk tersebut, baik reaksi terbuka maupun reaksi secara tertutup atau diam-diam (Gitosudarmo,00:7). Mengingat kedua hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan dan menjaga kualitas produknya, karena kualitas merupakan faktor penting dalam mencapai kepuasan dan loyalitas konsumen. Dalam era global competition sekarang ini telah terjadi kecenderungan proses pengembangan produk-produk yang lebih baik, lebih canggih, dan lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi dan informasi. Sistem operasi perusahaan dalam era globalisasi ini

dituntut untuk menjadi unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas produk. Kualitas suatu produk adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen yang terlihat atau yang tersamar (Heizer dan Render, 00: 9). Semakin tinggi kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen berarti semakin berkualitas produk tersebut dan suatu produk dikatakan berkualitas tinggi jika dapat memenuhi tujuan untuk apa produk itu diciptakan. Apabila kualitas produk atau jasa itu tidak sesuai dengan harapan konsumen, konsumen akan menuntut atau membatalkan pembelian. Adanya produk yang kurang berkualitas misalnya cacat, akan menjadi salah satu pemborosan dalam biaya operasional, sehingga membuat peluang menjadi terbuang sia-sia. Untuk dapat mengeliminasi jumlah produk yang cacat, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas (produk dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan (Ahyari,99:9). Perusahaan perlu melakukan pengendalian secara intensif dan terus menerus, sehingga setiap penyimpangan akan segera diketahui dan tindakan perbaikan pun akan lebih cepat dilakukan sebelum menimbulkan kerusakan atau kerugian yang lebih besar. Penerapan Quality Control ini diharapkan mampu membantu membantu perusahaan dalam meminimumkan

produk cacat dan dapat meningkatkan serta menjaga mutu produk seperti yang diinginkan konsumen. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk pengendalian kualitas dan proses produksi adalah Statistical Process Control. SPC merupakan penerapan teknik statistik untuk mengendalikan proses dan kualitas produksi. SPC melakukan pengawasan standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. SPC berfungsi untuk mengukur kualitas sekarang dari produk atau jasa dan mendeteksi apakah proses barang dan jasa tersebut mengalami perubahan yang akan mempengaruhi kualitas (Prasetya dan Fitri,009:90). Alat analisis yang dapat digunakan dalam dalam metode SPC adalah Diagram Pareto, P_Chart(control chart), diagram fishbone. Diagram pareto adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan, masalah atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada penyelesaian masalah. Sedangkan P_Chart merupakan cara utama untuk mengendalikan atribut yang dikategorikan dalam dua kondisi. Analisis P_Chart menggunakan sampel dalam beberapa pengamatan. Alat analisis lain yang dapat digunakan dalam metode SPC adalah diagram fishbone. Diagram fishbone merupakan sebuah diagram yang berbentuk menyerupai tulang ikan yang menjabarkan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan produk. CV Putra Makmur Abadi (PMA) Temanggung adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kayu lapis yang berkembang di daerah Temanggung tepatnya di Jalan Wonosobo Km Temanggung. Jenis produk

yang dihasilkan oleh CV Putra Makmur Abadi Temanggung adalah Albasia Falcata Bare Core dengan bahan baku utamanya adalah kayu sengon. Daerah pemasarannya lebih berorientasi ekspor sebesar 9% dengan tujuan seperti Taiwan, Cina, dan Hongkong. Sedangkan % sisanya untuk pemasaran lokal. Kepuasan konsumen merupakan faktor utama yang mendorong perusahaan ini terus berusaha melakukan perbaikan kualitas yang ada sekarang, mengingat persaingan yang semakin ketat dalam industri kayu lapis di Temanggung. Apalagi perusahaan lain yang sejenis memiliki produk yang lebih beragam, sedangkan CV Putra Makmur Abadi Temanggung hanya memiliki satu jenis produk saja yaitu Albasia Falcata Bare Core (AFCB). Sistem pengendalian produksi pada CV Putra Makmur Abadi berdasarkan sistem manual (inspeksi dari manusia) yang dilakukan oleh kepala unit dari tiap tahap produksi yang akan menginspeksi produk. Apabila memungkinkan untuk diperbaiki maka akan dikembalikan ke tahap produksi sebelumnya. Pengendalian kualitas yang diterapkan pada CV Putra Makmur Abadi Temanggung sudah berjalan cukup baik. Produk yang telah selesai diproses, akan diperiksa pada bagian packing. Di mana pada tahap packing ini terdapat bagian revisi yang bertugas merevisi/memperbaiki produk (Bare Core) yang kurang memenuhi standar kualitas dari perusahaan. Prosedur pengendalian kualitas yang semakin baik diharapkan dapat mempertahankan kualitas produknya sehingga kepuasan konsumen tetap terjaga. Penerapan Quality Control bertujuan untuk meningkatkan serta menjaga kualitas produknya, karena kualitas merupakan faktor penting dalam

meningkatkan kepuasan pelanggan. Penerapan konsep Quality Control yang baik diharapkan mampu membantu perusahaan dalam meminimumkan produk cacat dan dapat meningkatkan serta menjaga kualitas produk seperti yang diinginkan konsumen sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi yang pada akhirnya diharapkan loyalitas konsumen dapat tercapai. Dengan memperhatikan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN Statistical Process Control PADA CV PUTRA MAKMUR ABADI TEMANGGUNG B. RUMUSAN MASALAH Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi dan pengendalian kualitas yang baik maka Perusahaan ini perlu mengerti, memahami dan memecahkan masalah-masalah sebagai berikut:. Bagaimana identifikasi kualitas produk akhir kayu lapis pada CV Putra Makmur Abadi Temanggung?. Bagaimana pengendalian kualitas yang diterapkan oleh CV Putra Makmur Abadi Temanggung?. Bagaimana penerapan pengendalian kualitas produk cacat dengan menggunakan Statistical Process Control?

6. Bagaimana perbandingan penerapan pengendalian kualitas dengan menggunakan Statistical Process Control dengan pengendalian kualitas yang selama ini diterapkan perusahaan? C. BATASAN PENELITIAN Mengingat proses produksi yang terdapat pada CV Putra Makmur Abadi ada shift, yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam, di mana ketiga shift tersebut memiliki tingkat produktivitas dan volume produksi yang sama, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan penelitian pada shift pagi. Selain alasan tersebut, terkait pula dengan peraturan dan kebijaksanaan dari perusahaan dalam melakukan penelitian, sampel data jenis kecacatan produk Albasia Falcata Bare Core diambil berdasarkan inspeksi dari perusahaan. Analisis pun dilakukan berdasarkan data yang diberikan dari perusahaan. D. TUJUAN PENELITIAN Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:. Untuk mengetahui identifikasi kualitas produk akhir kayu lapis pada CV Putra Makmur Abadi Temanggung.. Untuk mengetahui pengendalian kualitas yang diterapkan oleh CV Putra Makmur Abadi Temanggung.

7. Untuk mengetahui penerapan pengendalian kualitas produk cacat dengan menggunakan Statistical Process Control.. Untuk mengetahui perbandingan penerapan pengendalian kualitas dengan menggunakan Statistical Process Control dengan pengendalian kualitas yang selama ini diterapkan perusahaan. E. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:. Bagi perusahaan Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam menetapkan kebijaksanaan perusahaan dalam hal pengendalian kualitas untuk meningkatkan serta menjaga mutu produk perusahaan. Bagi peneliti Salah satu media utuk mempraktekkan teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah dan kenyataan yang dihadapi, dan juga untuk menambah pengetahuan mengenai masalah pengendalian kualitas dalam aktifitas nyata yang dilakukan perusahaan.. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah referensi atau wawasan sekaligus sebagai masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Proses Produksi Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber yang ada memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan/ utilitas suatu barang atau jasa (Assauri, 999: ). Berdasarkan pengertian dari proses dan produksi dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa dari sumber-sumber yang ada. Pada dasarnya sebelum perusahaan melaksanakan kegiatan pengendalian terhadap proses produksi, manajemen perusahaan harus mengetahui jenis proses produksi yang akan dilakukan oleh perusahaan, untuk menerapkan jenis pengendalian tersebut sesuai dengan jenis proses produksi yang dijalankan perusahaan. Dalam hubungan dengan pengendalian kualitas proses, maka proses produksi dalam perusahaan pada umumnya dibagi menjadi macam:. Proses produksi tipe A Merupakan proses produksi dimana setiap tahap proses akan dapat diperiksa dengan mudah. Artinya di dalam proses produksi semacam ini pemeriksaan akan dilakukan pada tahap kapan saja pada saat dikehendaki oleh manajer perusahaan bersangkutan untuk dilaksanakan pemeriksaan.

9. Proses produksi tipe B Merupakan proses produksi dimana masing-masing tahap proses produksi terdapat ketergantungan yang kuat, dengan demikian maka pemeriksaan proses produksi untuk mengendalikan kualitas proses hanya dapat dilakukan pada tahap-tahap tertentu saja.. Proses produksi tipe C Merupakan proses produksi assembling atau proses penggabungan atau perakitan. Di dalam pelaksanaannya, proses produksi ini melaksanaan penggabungan atau perakitan dari komponen-komponen bahan yang telah diproduksi oleh perusahaan lain, sehingga menjadi produk perusahaan.. Proses produksi tipe D Merupakan proses produksi dengan mempergunakan mesin dan peralatan produksi yang bersifat otomatis. Mesin dan peralatan produksi ini dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan.. Proses produksi tipe E Merupakan proses produksi untuk perusahaan-perusahaan perdagangan dan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan jasa. Pengendalian kualitas pada kelompok perusahaan ini sering dilupakan, karena terdapat anggapan bahwa tidak berproduksi secara fisik.

0 B. Pengertian Kualitas Kualitas produk merupakan fokus utama perusahaan saat ini. Dilihat dari sudut manajemen operasi, kualitas produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing yang akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Dari sudut manajemen pemasaran, kualitas produk merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing-mix), yaitu produk, harga, tempat dan promosi yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan. Kualitas produk mencakup sifat-sifat yang harus dimiliki oleh produk itu, karena konsumen membeli manfaat dari produk itu, bukan produk itu sendiri. Menurut American Society for Quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi (Heizer dan Render, 00:9). Menurut Deming kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Davis mendefinisikan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Philip B Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat/ zero defect, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan (Yamit: 00). Di lain pihak, Feigenbaum (99) mengemukakan bahwa kualitas produk dan jasa adalah gabungan dari seluruh karakteristik produk dan jasa dari sudut pemasaran, teknik mesin, manufaktur dan pemeliharan produk dan

jasa yang telah digunakan untuk memenuhi harapan konsumen. Dari definisidefinisi tersebut terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan.. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Garvin (Besterfield, 00) mendefinisikan 9 macam dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk sebagai berikut:. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.. Features merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.. Konformitas berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap standar spesifikasi yang telah ditetapkan.. Keandalan (reability) berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu, dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.. Daya tahan (durability) merupakan masa pakai dari suatu produk, termasuk perbaikan.

6. Pelayanan (service) merupakan karakteristik yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan keluhan serta akurasi dari perbaikan. 7. Respon (response) merupakan karakteristik yang berkaitan dengan interaksi antara produsen dan konsumen, seperti kesopanan dalam penjualan. 8. Estetika merupakan karakteristik yang terkait dengan keindahan. Karakteristik ini menjadi subyektif, sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. 9. Reputasi (reputation) berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk di waktu lampau dan hal-hal intangible lainnya. C. Pengertian Pengendalian Kualitas Dalam proses produksi diperlukan adanya kegiatan pengendalian atau pengawasan kualitas untuk mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya produk cacat dan usaha memperbaiki proses yang dapat menyebabkan produk cacat tersebut. Pengendalian kualitas adalah merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas (produk dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan (Ahyari, 99: 9). Definisi yang lebih teknis diungkapkan (Subagyo: 000), pengendalian kualitas adalah proses pengaturan melalui pengukuran kinerja kualitas aktual, membandingkan dengan standar dan bertindak berdasarkan perbedaan itu.

Seperti telah dikatakan bahwa maksud dari pengendalian kualitas adalah agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam hasil akhir. Besterfield (00:6) mendefinisikan pengendalian kualitas: Quality control is the use of techniques and activities to achieve, and improve the quality of product. Pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik dan aktivitas untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas produk. D. Tujuan Pengendalian Kualitas Tujuan pengendalian kualitas pada akhirnya adalah spesifikasi produk yang telah ditetapkan dalam standar dapat tercermin dalam produk atau hasil akhir. Tujuan pengendalian kualitas adalah (Assauri, 999:8):. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi sekecil mungkin. E. Total Quality Manajemen Selain pengendalian kualitas, perusahaan perlu menerapkan manajemen mutu terpadu (TQM) yang menggambarkan penekanan mutu pada seluruh organisasi mulai dari pemasok sampai pada konsumen. Bila penekanan

manajemen mutu tidak mendarah daging di suatu organisasi tersebut, tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermutu (Render,00) Total Quality Manajemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing suatu organisasi melalui perbaikan yang terus menerus dari produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Pendekatan Quality Control hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM sebagai berikut:. Fokus pada pelanggan baik pelanggan internal maupun eksternal.. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.. Memiliki komitmen jangka panjang.. Membutuhkan kerjasama tim (teamwork). 6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan. 7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 8. Memberikan kebebasan yang terkendali. 9. Memiliki kesatuan tujuan. 0. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Manfaat yang didapat perusahaan dan pihak yang terkait dalam penerapan TQM antara lain adalah (Yamit :00) :. Bagi pelanggan a. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.

b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik. c. Kepuasaan pelanggan terjamin.. Bagi perusahaan a. Terdapat perubahan terhadap kualitas produk dan pelayanan. b. Staff lebih termotivasi. c. Produktivitas meningkat. d. Biaya menurun. e. Produk cacat berkurang. f. Pemasalahan dapat diselesaikan.. Bagi perusahaan di masa yang akan dating a. Membuat perusahaan sebagai pemimpin. b. Membantu terciptanya teamwork. c. Membantu perusahaan lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan. d. Membuat perusahaan siap menghadapi perubahan. e. Hubungan antar staff departemen lebih mudah. F. Prosedur Pengendalian Kualitas. Inspeksi Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan. Pemeriksaan produk selama proses produksi juga menghindarkan dari pengerjaan satuan-satuan yang sebenarnya telah rusak. Tujuan utama dari inspeksi adalah menghentikan pembuatan

6 kumpulan yang rusak. Adapun beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilakukan: a. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang-barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada barangbarang rusak. b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang rusak. c. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin menghentikan dan akan memacetkan mesin-mesin. d. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup kerusakan-kerusakan seperti pengecatan. e. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan seperti: pengelasan komponen, pencampuran warna. f. Pada mesin-mesin automatic dan semi automatic inspeksi dilakukan pada unit pertama dan unit terakhir. g. Inspeksi komponen-komponen terakhir. h. Inspeksi sebelum penggudangan. i. Inspeksi dan pengujian produk jadi.. Acceptance Sampling Acceptance sampling berarti penerimaan atau penolakan keseluruhan kumpulan produk jadi atas dasar jumlah cacat dalam sampel. Para inspector diberitahu berapa unit produk yang diperiksa dan berapa banyak yang rusak diperbolehkan, bila melebihi jumlah yang telah

7 ditentukan, kesimpulan produk ditolak. Acceptance sampling biasanya lebih merupakan pemeriksaan sifat-sifat barang (atribut) daripada pemeriksaan variabel. G. Teknik Pengendalian Kualitas Dalam proses pengendalian kualitas, diperlukan suatu perhitungan secara statistik. Menurut Deming (Yamit: 00), pengendalian kualitas secara statistik adalah penerapan prinsip dan teknik statistik pada setiap tahap produksi yang diarahkan untuk menuju pembuatan sebuah produk dengan cara yang paling ekonomis sehingga mencapai manfaat semaksimal mungkin dan memiliki pasar. Berikut ini adalah teknik-teknik dasar yang dapat digunakan untuk mengukur pengendalian kualitas:. Diagram Pareto (Pareto Chart) Diagram pareto ini merupakan suatu grafik yang menunjukkan frekuensi tiap-tiap problem (jenis kerusakan) dengan urutan menurun dari kiri ke kanan. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang paling penting untuk segera diselesaikan sampai pada masalah yang tidak harus diselesaikan (Ariani, 00: 9). Analisis pareto berpedoman pada aturan 80-0 yang menyatakan bahwa sekitar 80% masalah disebabkan oleh hanya sekitar 0% faktor.

8. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Chart) Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Diagram ini sering digunakan untuk merinci faktor apa saja yang menyebabkan suatu masalah sehingga dapat segera diambil tindakan perbaikan. Gambar diagram sebab-akibat ditunjukkan seperti di bawah ini: kurang perawatan mesin manusia pengaruh upah akibat kesalahan di bawah standar perusahaan material metode kerja tidak efisien Adapun cara membuat diagram sebab-akibat ini adalah dengan menggunakan kategori (metode, material, manusia, mesin). Adapun manfaat diagram sebab-akibat antara lain: a. Dapat dipergunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efisisen dalam penggunaan sumber daya dan dapat mengurangi biaya. b. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan. c. Dapat dibuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan.

9 d. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.. Peta Kendali (Control Chart) Peta kendali adalah alat statistik yang digunakan untuk menganalisis dan memahami variabel-variabel proses, untuk menentukan kemampuan proses dengan penampilan variabel tersebut, dan untuk memonitor pengaruh variabel tersebut terhadap perbedaan antara kebutuhan konsumen dan performansi proses. Control chart berguna untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam statistik kontrol atau tidak. Manfaat dari metode ini: a. Mengatur kualitas barang atau jasa dari suatu proses. b. Mendeteksi proses apakah terjadi perubahan spesifikasi yang mempengaruhi kualitas produk. c. Mengetahui rata-rata kerusakan produk dan besarnya penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Dalam metode control chart terdapat tipe pengendalian kualitas yaitu: a. Pengendalian kualitas untuk variabel, yaitu pengendalian kualitas untuk hal-hal yang sifatnya dapat diukur. Variabel adalah karakteristik yang memiliki dimensi berkesinambungan. Bagan yang digunakan adalah: ) R-chart : nilai R mengisyaratkan terjadinya kelebihan atau kekurangan dari keseragaman. Dirumuskan sebagai berikut:

0 UCLR =D. R LCLR = D. R ) X -chart : nilai X rata-rata menunjukkan apakah terjadi perubahan pada kecenderungan umum dari proses. Dirumuskan sebagai berikut: UCL x = X + A R LCL x = X A R Peta kendali untuk rata-rata proses (x) dan range (r) digunakan untuk memonitor proses dan dimensi tersebut. b. Pengendalian kualitas untuk atribut, yaitu pengendalian kualitas yang ditekankan pada atribut-atribut yang diawasi. Dalam pengawasan ini keputusannya hanya didasarkan pada keputusan ya atau tidak pada setiap sample. Peta kendali atribut dibedakan menjadi jenis yaitu: ) Diagram yang mengukur persentase kerusakan dalam sampel (pchart). Dalam hal statistik peristiwa kerusakan adalah obyek penelitian yang hanya berdasar kemungkinan-kemungkinan saja. Dengan control chart kita menentukan berbagai kemungkinan. Apabila terjadi variasi yang ditimbulkan oleh sebab-sebab tertentu maka peristiwanya dapat diketahui dan bahwa sesuatu hal telah berubah drastis. Secara umum dapat ditolerir variasi ± Sp pengawasan dengan control chart.

Untuk sifat-sifat barang menggunakan apa yang disebut p- chart yaitu control chart untuk proporsi atau bagian rusak yang terjadi dengan didasarkan pada distribusi binominal. Dirumuskan sebagai berikut: a) Menghitung proporsi kerusakan p = x n dimana p = mean proporsi kerusakan x = banyaknya barang rusak n = banyaknya barang yang diobservasi b) Menghitung standar deviasi dari proporsi produk yang rusak Sp = p ( p) n c) Menentukan batas pengawasan atas dan bawah Batas pengawasan = ± Sp Dalam distribusi normal ditetapkan batas-batas pengendalian sebagai berikut: i) Batas penerimaan ± Sp Batas penerimaan ± Sp berarti mengharapkan 68% dari produk akhir yang diteliti berada dalam batas pengawasan.

ii) Batas penerimaan ± Sp Batas penerimaan ± Sp berarti mengharapkan 9% dari produk akhir yang diteliti berada dalam batas pengawasan. iii) Batas penerimaan ± Sp Batas penerimaan ± Sp berarti mengharapkan 99% dari produk akhir yang diteliti berada dalam batas pengawasan. ) Diagram yang menghitung jumlah yang rusak (C-chart) Diagram ini digunakan untuk mengendalikan jumlah yang rusak per unit dari hasil suatu proses. Peta kendali ini berguna untuk memonitor proses dimana bisa terjadi sejumlah besar kemungkinan kesalahan, tetapi jumlah yang terjadi relatif kecil. Menurut Ariani (00: ) langkah-langkah dalam analisis ini dijabarkan sebagai berikut: a) Menentukan garis pusat (center line) dirumuskan: c g i= = g C i Dimana c C i g = garis pusat = jumlah produk rusak = banyaknya observasi yangdilakukan b) Menentukan batasan pengawasan Batas atas (Upper Control Limit) UCL = c + c

Batas bawah (Lower Control Limit) LCL = c c Batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) merupakan batasan pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila kerusakan turun lebih rendah dari batas bawah, merupakan prestasi yang baik untuk sedapat mungkin memperoleh kerusakan atau penolakan sampai mendekati nol. Apabila sampel berada di luar batas atas berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasilkan. Bila demikian harus segera dilakukan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut. H. Kerangka Pemikiran berikut Secara garis besar, kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai produk Kebikjasaan Kebikjasanaan pengawasan kualitas Pengawasan produk (standar kualitas produk) Produk rusak Evaluasi pengendalian kualitas(spc): - Diagram pareto - P_Chart - Diagram sebab akibat Produk baik

Untuk dapat menghasilkan produk yang dapat memenuhi kepuasaan konsumen, perusahaan perlu untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkannya, dengan cara menerapkan sistem pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas terhadap produk dilakukan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Dari data kerusakan produk, perusahaan dapat mengetahui apakah pengendalian kualitas yang telah diterapkan perusahaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Apabila ditemukan banyak kerusakan, perusahaan perlu mengadakan kebijakan ulang untuk melakukan pengawasan terhadap produknya.untuk itu perlu dievaluasi dengan menggunakan Statistical Process Control,yang mana dalam penelitian ini alat analisisnya diantaranya adalah diagram P-chart, diagram pareto dan diagram sebab-akibat. Hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam pengendalian kualitas selanjutnya untuk mengantisipasi kerusakan di masa yang akan datang. Sehingga diharapkan tingkat kerusakan produk dapat diminimumkan dan kerusakan tetap berada dalam batas pengendalian. I. Penelitian Terdahulu Pengendalian kualitas dilakukan untuk mencegah adanya kerusakan produk, baik pada saat penerimaan bahan baku, proses produksi sedang berlangsung, maupun pada saat produk akhir. Pengendalian kualitas bertujuan untuk mengendalikan produk agar masih dalam batas pengendalian, sehingga kerusakan produk dapat dihindari agar tidak semakin banyak.

Penelitian sebelumnya (Santoso dan Atmadji, 006), diperoleh beberapa kesimpulan. Dari analisis P-Chart dapat diketahui bahwa pengendalian kualitas produk yang dilakukan pada sebuah perusahaan pemintalan di Secang belum baik, karena pada minggu ke-6 dan minggu ke- 7 proporsi produk ditolak di luar batas kendali yang mencapai,6% dan,% dimana UCL adalah,%. Dari analisis Diagram Pareto diketahui komposisi produk ditolak yang terjadi adalah Crossing 0%, Ring 0%, Gembos %, Kotor %, Rebond % dan Overslah %. Hal ini menunjukkan persentase produk ditolak terbesar adalah karena Crossing. Dari analisis Diagram Sebab- Akibat diketahui faktor paling dominan penyebab produk ditolak adalah karena faktor mesin. Umur mesin yang sudah sangat tua beroperasi dengan intensitas sangat tinggi menyebabkan banyak komponen mesin yang aus ataupun rusak sehingga tidak beroperasi dengan baik. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode yang digunakan statistical control yaitu dengan menggunakan diagram P-chart, diagram pareto, dan diagram sebab-akibat. Dimana dengan P-chart akan ditunjukkan frekuensi kerusakan produk, dengan diagram pareto akan dihasilkan jenis-jenis kerusakan yang terjadi, dan dengan diagram sebab-akibat akan didapat faktor-faktor penyebab kerusakan produk sehingga dapat dicari solusi yang tepat. Perbedaannya adalah pada obyek penelitiannya. Penelitian ini akan dilakukan pada CV Putra Makmur Abadi Temanggung yang memproduksi produk kayu lapis berorientasi ekspor.

6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode studi kasus (case study) yaitu dengan melakukan penelitian tentang pengendalian kualitas pada CV Putra Makmur Abadi Temanggung (PMA). B. Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada CV Putra Makmur Abadi yang berlokasi di Jalan Wonosobo Km Temanggung. CV Putra Makmur Abadi (PMA) adalah perusahaan yang memproduksi kayu lapis. C. Sumber Data. Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh langsung tersebut berupa jenis produk yang dihasilkan perusahaan, dan jawabanjawaban dari manajer maupun karyawan dalam wawancara yang dilakukan mengenai masalah-masalah dalam proses produksi.

7. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang berupa data hasil produksi dari bulan Januari 009 sampai Mei 009, data produk cacat dari bulan Januari samapai Mei 009, jurnal, serta berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut:. Observasi Yaitu mengadakan pengamatan pada departemen produksi perusahaan secara langsung pada produk akhir di tahap Packaging, diambil satu shift saja yaitu shift pagi, karena menurut perusahaan dari tiga shift memiliki tingkat ketelitian dan produktivitas yang sama. Disamping itu volume produksi yang dihasilkan sama oleh setiap shift per harinya yaitu sebanyak 00 Pcs. Observasi yang dilakukan adalah: a. Mengamati secara langsung proses produksi. b. Mengamati secara langsung pengendalian kualitas yang diterapkan perusahaan. c. Mengamati produk yang rusak.. Studi pustaka Yaitu mengumpulkan materi atau data dari sumber-sumber kepustakaan atau literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

8 Diantaranya data mengenai jumlah produksi dari bulan Januari Mei 009, data jumlah produk yang rusak selama bulan Januari-Mei 009, data layout produksi, data jumlah karyawan dan jam kerja karyawan CV Putra Makmur Abadi Temanggung (PMA). E. Teknik Analisis Data. Identifikasi kualitas. Untuk dapat mengetahui identifikasi kualitas produk Albasia Falcata Bare Core, dilakukan pengamatan dan wawancara dengan karyawan pada tahap packaging terutama pada proses pengemasan, di mana proses pengemasan adalah proses akhir dari tahap packaging. Selain melakukan pengamatan mengenai bagaimana proses pengemasan produk, pada proses ini juga dilakukan identifikasi dan pengamatan klasifikasi kualitas produk yang siap ekspor sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.. Menentukan batas produk cacat. Untuk menentukan klasifikasi produk yang dikategorikan ke dalam jenis produk yang cacat, dilakukan pengamatan dan identifikasi produk yang telah selesai menjalani proses produksi. Tahap packaging terdapat beberapa proses. Yang pertama adalah proses pendempulan, pada proses ini dilakukan pengamatan kategori produk dengan klasifikasi yang bagaimana sajakah yang masuk proses pendempulan. Selanjutnya proses revisi, yaitu proses pengawasan dan perbaikan produk kualitas sebelum

9 dikemas. Pada pengamatan tahap ini dapat diketahui jenis kerusakan apa saja yang terdapat pada produk AFBC, mengidentifikasi kategori produk yang masuk ke dalam batas produk cacat dikatakan untuk kemudian diperbaiki sesuai dengan jenis kerusakannya.. Metode analisis dengan menggunakan Diagram Pareto Untuk mengetahui persentase frekuensi jumlah dan jenis kecacatan, menggunakan diagram pareto yang diurutkan berdasarkan tingkat proporsi kerusakan terbesar sampai yang terkecil. Diagram pareto ini akan membantu untuk lebih memfokuskan pada masalah kerusakan produk yang sering terjadi, yang mengisyaratkan masalah-masalah mana yang jika ditangani dapat memberi manfaat balik terbesar. Langkahlangkah pembuatan diagram pareto sebagai berikut: a. Tentukan metode pengklasifikasian data, misal menurut masalah, sebab, ketidaksesuaian dan lain-lain. b. Tentukan karakteristik ranking yang akan digunakan, misal mata uang, frekuensi atau keduanya. c. Mengumpulkan data menurut interval atau waktu tertentu atau menggunakan data historis. d. Mencatat data dan meranking kategori mulai yang terbesar menuju yang terkecil.

0. Metode analisis dengan menggunakan P-Chart. P-Chart merupakan bagan pengawasan atribut atau sifat-sifat produk yang didasarkan pada distribusi binominal (Heizer dan Render, 00: 97). Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Menghitung proporsi atau rata-rata kerusakan (p) p = x n b. Menghitung standar deviasi dari produk yang rusak (Sp) Sp = p ( p) n c. Menentukan batasan pengendalian Batas pengendalian yang digunakan tergantung dari kebijaksanaan perusahaan. Namun pada hakekatnya semakin diperketat, yang dimaksudkan untuk menekan kerusakan produk. Berdasarkan data historis, dalam penelitian ini, penulis menggunakan variasi batas pengendalian sigma dan sigma. UCL = P + Sp LCL = p Sp UCL = P + Sp LCL = p Sp d. Plot ke dalam grafik Memplot batas atas dan batas bawah, dan kemudian dapat diketahui apakah kerusakan produk yang terjadi masih berada pada

batas kendali. Batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) merupakan batasan pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila kerusakan turun lebih rendah dari batas bawah, merupakan prestasi yang baik untuk sedapat mungkin memperoleh kerusakan atau penolakan sampai mendekati nol. Apabila sampel berada di luar batas atas berarti perusahaan harus berusaha lebih keras karena terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasilkan.. Metode analisis dengan menggunakan diagram Sebab-Akibat Diagram sebab-akibat adalah gambar yang terdiri dari garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Dalam diagram ini akan diketahui faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan suatu produk dan kemudian dapat disimpulkan solusi yang tepat untuk meminimumkan kerusakan produk yang terjadi. Cara untuk membuat diagram sebab akibat dimulai dengan menggunakan kategori, yaitu: material, mesin, manusia, dan prosedur. Adapun diagram tersebut dapat dilihat seperti gambar di bawah ini: alat/mesin manusia kurang teliti kinerja kurang maksimal kurang konsentrasi akibat kesalahan di bawah standar penempatan tidak efisien perusahaan salah material prosedur SOP yang kurang tegas

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah perusahaan CV. Putra Makmur Abadi adalah salah satu perusahaan kayu lapis di Temanggung yang berbentuk perseroan komanditer. CV Putra Makmur Abadi didirikan pada hari Selasa, Oktober Tahun 00 oleh Bambang Dwiyanto, Haryadi dan Marwoto berdasarkan akta Notaris Betty Listyowati No.6. Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih lima hektar, perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha produksi kayu lapis berorientasi ekspor. Para pendiri merupakan sekaligus menjadi pemegang saham serta pemilik perusahaan. Modal setoran pertama setoran sebesar Rp. 00.000.000,00 (Lima ratus Juta Rupiah) yang terdiri atas.000 lembar saham. Adapun pembeli saham sekaligus pemilik perusahaan adalah : a. Bambang Dwiyanto sebanyak.000 lembar saham dengan jumlah uang Rp. 00.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah). b. Haryadi sebanyak.000 lembar saham dengan jumlah uang Rp. 00.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah). c. Marwoto sebanyak.000 lembar saham dengan jumlah uang Rp. 00.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah).

perusahaan. Sisa saham yang belum terjual akan dikeluarkan menurut keperluan. Visi dan Misi Sebuah visi memiliki gambaran yang jelas dan mendorong, yang menawarkan cara yang inovatif untuk memperbaiki, yang mengakui dan berdasar tradisi serta terkait dengan tindakan-tindakan yang dapat diambil orang untuk merealisasikan perubahan. Visi dari CV. Putra Makmur Abadi adalah menjadi perusahaan kayu lapis ekspor yang berdaya saing tinggi. Sedangkan Misi adalah tujuan akhir suatu organisasi. Tujuan adalah kondisi atau keadaan jangka panjang, yang bila dicapai akan membantu misi organisasi (Gibson et al, 990). Misi dari CV. Putra Makmur Abadi adalah: a. Memproduksi dan memasarkan produk kayu lapis ke pasar internasional pada khususnya dan pasar domestik pada umumnya. b. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produknya. c. Pelatihan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. d. Membangun kerjasama yang baik dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.. Lokasi perusahaan CV. Putra Makmur Abadi tepatnya berlokasi di Jl. Raya Wonosobo Km. Dusun Catgawen, Desa Caturanom, Kecamatan Parakan,

Kabupaten Temanggung dengan nomor telepon (09) 970. Penentuan lokasi suatu perusahaan mempunyai tujuan agar perusahaan dapat mempertahankan kontinuitas usahanya dalam jangka panjang, selain itu juga agar semua aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar dalam mencapai tujuan. Begitu pula CV. Putra Makmur Abadi, dalam menentukan lokasi perusahaan mempunyai beberapa pertimbangan antara lain : a. Aspek Historis Kabupaten Temanggung dikenal sebagai perusahaan industri kayu lapis, tercatat lebih dari 0 perusahaan kayu lapis yang telah berdiri sampai saat ini. Sehingga sebagian warganya sendiri telah memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan kayu lapis. b. Aspek Bahan Baku Bahan baku yang diperlukan adalah balken atau kaso sengon yang sudah berbentuk balok. Sumber bahan baku dapat diperoleh dari Temanggung sebesar 0% sedangkan Jawa Tengah dan sekitarnya sebesar 80%. c. Aspek Tenaga Kerja Sudah tersebarnya lembaga pendidikan seperti adanya sekolah kejuruan (STM) Temanggung dan balai pelatihan kerja, menjadi pendukung terpenuhinya tenaga kerja yang cakap dan terampil d. Aspek Transportasi Lokasi perusahaan strategis karena terletak diantara jalan raya Wonosobo-Semarang. Dimana terdapat sarana angkutan umum dan

jalan raya yang luas sehingga mempermudah perusahaan untuk mendatangkan bahan baku dan memasarkan hasil produksi. e. Aspek Ekonomi Adanya kemudahan tenaga kerja, transportasi, dan bahan baku, maka pabrik bisa lebih cepat berproduksi sehingga biaya produksi dapat dihemat.. Produk yang Dihasilkan CV. Putra Makmur Abadi sebagai perusahaan kayu lapis menghasilkan produk yang dinamakan Albasia Falcata Bare Core. Albasia Falcata adalah nama latin dari kayu sengon. Sedangkan Bare Core adalah kayu kecil berukuran ( x 0 x 0) millimeter, yang disusun dengan menggunakan lem sehingga berbentuk papan. Perusahaan menggunakan satu departemen produksi dalam menghasilkan produknya. Aliran proses produksi Albasia Falcata Bare Core disajikan dalam gambar VI. Adapun penjelasan dari proses produksi secara singkat adalah sebagai berikut: a. Kaso (bahan baku kayu yang sudah dipotong berlapis-lapis dengan ukuran 0cm x 0cm x cm) dimasukkan ke dalam mesin pengering (air dry) kurang lebih hari. b. Setelah kering, kaso dimasukkan ke dalam gudang air dry untuk selanjutnya dilakukan proses produksi. c. Pada mesin jumping saw kaso sepanjang kurang lebih 0 cm dipotong menjadi ukuran 0-0 cm.

6 d. Pada permukaan kaso bagian atas dan bawahnya diserut 0, cm menggunakan mesin Double Planner. e. Kaso kemudian dibelah menjadi kepingan-kepingan, kaso dibelah menjadi sekitar keping menggunakan mesin gangrip. f. Kepingan kaso disortir, yang belum sesuai ukuran dimasukkan ke proses mulai dari jumping saw lagi untuk disesuaikan. g. Kepingan kaso yang sudah sesuai ukuran ditata miring dalam conveyor, dan dipotong dengan ukuran.0 mm. h. Kemudian kepingan dimasukkan dalam loyang dan disambung dengan lem sehingga akan berbentuk papan. Adapun perbandingannya adalah m Albasia Falcata Bare Core membutuhkan - Kg lem i. Setelah di lem selanjutnya dimasukkan mesin press dan keluar menjadi ukuran ( x 0 x 0) mm. j. Bare core yang belum sesuai ukuran, atau cacat dalam produknya diperbaiki dalam unit revisi. k. Bare core yang jadi sesuai ukuran dan tidak cacat, dimasukkan ke dalam gudang barang jadi dan siap dijual atau diekspor.

7 Gambar IV.. Aliran Proses Produksi Albasia Falcata Bare Core Gudang Bahan Baku kaso yang dibeli masuk gudang bahan baku Air Dry kaso masuk ke air dry kurang lebih hari Gudang Kaso yang sudah kering masuk ke gudang Air Dry Jumping Saw Kaso sepanjang 0 cm dipotong menjadi bagian Tidak Double Planner Kaso yang sudah dipotong, diserut 0. cm bagian atas dan bawah Gang Rip Setelah diserut, dibelah menjadi keping Grader Kepingan kaso diukur, yang tidak sesuai masuk jumping saw Ya Conveyor Kepingan yang sesuai ukuran disatukan, ditata miring, dipotong dengan ukuran.0 mm Loyang Kepingan disambung dengan lem di atas loyang Press Setelah dilem, direkatkankan dan dipress sebanyak 9 lembar revisi tidak Packing Ya Keluar dari press menjadi ukuran ( x.0 x.0) mm, yang sesuai ukuran dipacking, yang tidak masuk ke revisi Gudang Bahan Jadi Masuk ke gudang dan siap ekspor

8. Sistem Pemasaran Sistem Pemasaran Bare Core ada macam, yaitu: a. Sistem Pemasaran Ekspor Ekspor dilaksanakan seminggu dua kali. Hampir 9% pemasaran berorientasi ekspor. Bare core dipasarkan ke luar negeri dengan presentase 70% ke Taiwan, 0% ke Cina dan sisanya 0% ke Malaysia, b. Sistem Pemasaran Lokal Perusahaan juga melayani penjualan untuk lokal sebanyak %. Sistem pemasaran lokal ini ditujukan untuk pemasaran ke Banjarmasin, Surabaya, Banjarnegara, dan Semarang. 6. Struktur Organisasi Organisasi dapat diartikan sebagai kesatuan yang memungkinkan suatu kelompok mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara sendiri-sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah pola formal tentang cara pengelompokan orang dan pekerjaan dalam suatu organisasi (Gibson, 990: 0). Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi seringkali diilustrasikan dengan suatu bagan organisasi. Bagan struktur organisasi CV. Putra Makmur Abadi disajikan dalam gambar IV.:

0 Gambar IV. Struktur Organisasi CV. PUTRA MAKMUR ABADI Jl. Raya Wonosobo KM. Catgawen KOMISARIS DIREKTUR ASST DIREKTUR I / ASST DIREKTUR II KA BAG Pengadaan Bahan Baku KA BAG Pengadaan Non Bahan Baku KA BAG Teknik KA BAG Produksi KA BAG Ekspor KA BAG Keuangan KA BAG Personalia Grader Kaso Administrasi Gudang Teknik Umum Ka. Shift Prod I, II, III Staf Ekspor Keuangan I,II, III Administrasi Personalia Administrasi Kaso Saw Doctor Ka. Unit Prod I, II, III Pajak Satpam 9

0 Struktur organisasi yang digunakan oleh CV Putra Makmur Abadi adalah struktur organisasi lini dan staf. Sistem orgasnisasi dimana Direktur sebagai atasan berfungsi memimpin dan mengawasi seluruh aktivitas perusahaan dan membawahi Kepala Bagian yang langsung bertanggung jawab kepada Direktur. Tugas dan wewenang masing-masing bagian pada struktur organisasi CV Putra Makmur Abadi adalah sebagai berikut: a. Dewan Komisaris Tugas dan wewenang dari Dewan Komisaris adalah mengawasi dan menerbitkan pelaksanaan tujuan perusahaan berdasarkan kebijakan umum perusahaan yang telah ditetapkan, mengatur dan mengkoordinasi kepentingan para pemegang saham sesuai dengan anggaran dasar perusahaan dan menerbitkan penilaian dan mewakili para pemegang saham, atau pengesahan neraca perhitungan laba rugi tahunan yang disampaikan oleh Direksi. b. Direktur Tugas dan wewenang direktur adalah sebagai pejabat tinggi yang memimpin perusahaan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. c. Asisten Direktur Tugas dan tanggung jawab dari asisten direktur adalah memimpin, merencanakan, dan mengkoordinasikan tugas para Kepala Bagian agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan yang terarah, terkendali, dan terpadu secara efektif dan efisien. Asisten direktur bertanggung jawab langsung kepada direktur.

d. Kepala Bagian Pengadaan Bahan Baku Tugas dari Kepala Bagian Pengadaan Bahan Baku antara lain membantu asisten direktur dengan memimpin bagian Grader Kaso dan bagian Administrasi Kaso untuk melakukan pengelolaan dalam bidang pengadaan bahan baku, mengkoordinir penyusunan petunjuk pelaksanaan pengadaan barang, dan mengendalikan pengadaan bahan baku sampai dengan penyimpanan bahan baku. ). Grader Kaso Grader kaso bertanggung jawab atas pengadaan kaso dan pengukuran kaso sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan perusahaan. ). Administrasi Kaso Administrasi kaso bertugas mencatat setiap bahan baku kaso yang masuk dan keluar dari gudang bahan baku. e. Kepala Bagian Pengadaan Non Bahan Baku Tugas dari Kepala Bagian Pengadaan Non Bahan Baku antara lain membantu asisten direktur dengan memimpin Bagian Administrasi Gudang untuk melakukan koordinasi dan melakukan pengendalian pada pengadaan mesin-mesin produksi dan peralatan perusahaan. Administrasi Gudang Tugas dari administrasi gudang adalah mencatat dan melakukan pengendalian atas pengadaan maupun pengeluaran non bahan baku.

f. Kepala Bagian Export Tugas dari Kepala Bagian Export antara lain membantu Asisten Direktur dengan memimpin Bagian Staff Export untuk mengelola pelaksanaan tugas penjualan eksport, mengkoordinasi penyusunan anggaran yang menyangkut eksport, menyusun jadwal rencana penjualan eksport, dan mengkoordinasi pembuatan laporan penjualan sesuai dengan periode yang telah ditetapkan. Staff Ekspor Tugas Staff Ekspor adalah melakukan pencatatan penjualan ekspor, membuat laporan penjualan, mencatat pemesanan yang dilakukan oleh pihak luar, serta melakukan transaksi penjualan pada bank. g. Kepala Bagian Keuangan Tugas dari Kepala Bagian Keuangan adalah membantu asisten direktur dengan memimpin Bagian Kasir dan Bagian Pajak untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan keuangan, mengatur sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran keuangan, mengelola kebutuhan dan penggunaan dana, serta penyelenggaraan pembukuan keuangan pada perusahaan. ). Kasir Tugas dari bagian kasir adalah melakukan pencatatan kegiatan keuangan, mencatat kegiatan penerimaan dan pengeluaran keuangan, serta membuat laporan keuangan dari kegiatan yang dilakukan.

). Pajak Tugas dari bagian pajak adalah melakukan perhitungan dan pencatatan atas hal-hal yang berhubungan dengan pengeluaran pajak seperti pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai, dan pajak penghasilan dari para karyawan. h. Kepala Bagian Personalia Tugas dari Kepala Bagian Personalia antara lain membantu Asisten Direktur dengan memimpin Bagian Administrasi Personalia dan Satpam untuk mengelola kegiatan perusahaan di bidang personalia dan ketenagakerjaan, peningkatan produktivitas, kesejahteraan karyawan, hukum dan agraria, kegiatan rumah tangga perusahaan, serta kehumasan dan keamanan CV. Putra Makmur Abadi. ). Administrasi Personalia Tugas dan wewenang dari administrasi personalia adalah melakukan perekrutan dan penyeleksian karyawan, membuat data karyawan, serta mengurusi semua masalah yang berhubungan dengan karyawan maupun orang luar yang masuk ke perusahaan. ). Satpam Tugas dari satpam adalah menjaga keamanan lingkungan pabrik, mengawasi setiap orang yang masuk dan keluar, mengawasi keluar masuknya kendaraan bahan baku maupun kendaraan umum, serta melakukan pencatatan atas semua kegiatan tersebut.

i. Kepala Bagian Produksi Tugas dari Kepala Bagian Produksi adalah memimpin bagian Kepala Shift Produksi dan Kepala Unit Produksi untuk melakukan pengelolaan kegiatan bagian produksi, menyelenggarakan pengendalian atas kuantitas dan kualitas produksi, dan menyusun rencana kebutuhan bahan baku untuk produksi. ). Kepala Shift Produksi Kepala shift produksi memimpin kepala unit produksi dan bertugas mengkoordinasikan setiap kepala unit, memantau kegiatan produksi, dan merencanakan kegiatan produksi yang selanjutnya. ). Kepala Unit Produksi Tugas kepala unit produksi adalah mengawasi kegiatan karyawan serta melakukan penilaian kepada setiap karyawan pada unit produksi yang dipimpinnya. j. Kepala Bagian Teknis Tugas dari Kepala Bagian Teknis adalah memimpin Bagian Teknik Umum dan Bagian Saw Doctor untuk melakukan pengelolaan dalam bidang teknik mesin / listrik, bangunan dan jalan, mengkoordinir kegiatan operasional mesin dan instalasi pada perusahaan. ). Teknik Umum Tugas bagian teknik umum meliputi pengelolaan dan perbaikan pada bagian seperti listrik, bangunan dan instalasi perusahaan.

). Saw Doctor Tugas bagian saw doctor yaitu melakukan pengecekan terhadap mesin-mesin produksi, melakukan perbaikan bila ada kerusakan dan melakukan pengasahan pada gergaji maupun penyerut. 7. Personalia Sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja pada tahun 006 untuk menunjang pelaksanaan kegiatan produksi perusahaan, maka diatur formasi pegawai sebanyak 707 orang. Rincian lengkapnya tercantum pada lampiran. B. ANALISIS DATA. Identifikasi kualitas produk kayu lapis pada CV Putra Makmur Abadi Temanggung Produk kayu lapis yang dihasilkan oleh CV Putra Makmur Abadi Temanggung diberi nama Albasia Falcata Bare Core. Nama tersebut diambil dari nama bahan baku utamamya yaitu kayu sengon yang nama ilmiahnya Albasia Falcata, sedangkan Bare Core diambil dari jenis hasil produksinya yang berupa kepingan/ triplek dengan ukuran ( X.0 X.0) mm. Albasia Falcata Bare Core dikatakan berkualitas dan memenuhi standar untuk diekspor bila :