BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru lebih aktif daripada siswa dan siswa menjadi pasif serta cenderung bosan. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku dan berdampak pada hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1 rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa pra siklus berikut: Grafik 1 Nilai Siswa Pra Siklus 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 pra siklus 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 KKM pra siklus Apabila dilihat berdasarkan ketuntasan belajar siswa maka berikut adalah tabel dan grafiknya 21

22 Tabel 1 Hasil belajar siswa pra siklus Nilai Pra siklus Nilai tertinggi 89 Nilai terendah 40 Rata-rata 64 Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Persentase(%) 28% (10 siswa) 72% (26 siswa) Grafik 2 Hasil belajar siswa pra siklus 80% 72% 60% 40% 38% 20% 0% TT T nilai Berdasarkan hasil diatas disebabkan karena cara guru mengajar masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana guru hanya berceramah, sehingga diperlukan adanya suatu pemecahan masalah. Pemecahan masalah dapat diatasi dengan pemilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1.

B. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika matematika dengan model Pembelajaraan Kooperatif tipe Jigsaw. RPP digunakan guru sebagai acuan selama kegiatan pembelajaran. RPP dikonsultasikan kepada guru yang mengajar di kelas X Akuntansi 1. Langkah kedua menyusun dan menyiapkan lembar observasi siswa dan guru selama proses pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu membuat lembar soal dan lembar evaluasi tes siklus I. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus I dalam kegiatan pembelajaran, guru berusaha menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkahlangkah pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X Akuntansi 1. Siklus I pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan, 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes. Pertemuan dilaksanakan pada hari Selasa, berlangsung selama 2 x 45 menit, pada hari rabu berlangsung selama 2 x 45 menit, dan pada hari kamis berlangsung selama 2 x 45 menit. Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut. a) Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan ini mengenai pernyataan dan bukan pernyataan. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain 23

memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari ini. b) Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan hari rabu tanggal 23 Mei 2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini yaitu ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi, dan ingkarannya. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi jawaban masingmasing). Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan. Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan meminta siswa untuk belajar karena pertemuan berikut ada tes. c) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Pertemuan ini mengadakan tes untuk siklus 1 dan siswa diminta untuk memasukan buku matematika. Guru juga mengatur posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur. 3. Observasi Observasi pelaksanaan tindakan I dilakukan oleh observer selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran terutama pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar observasi guru dan siswa, berikut penjabarannya. 24

a) Pertemuan Pertama Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok masih kurang, hal itu dibuktikan dengan skor 20 atau 55,56% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi dan soal yang seharusnya dikerjakan bahkan terdapat siswa main Hp. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok belum terjalin dengan maksimal. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah dengan perolehan skor 45 atau 56,25% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. b) Pertemuan kedua Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan walaupun masih kurang, hal itu dibuktikan dengan skor 23 atau 68,89% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah dengan perolehan skor 46 atau 57,5% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan guru mulai melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. c) Pertemuan ketiga Siswa mengerjakan soal tes sedikit ribut dan guru memberi peringatan terhadap siswa tersebut. Guru mengawasi siswa dengan berkeliling diantara tempat duduk siswa. 25

4. Refleksi Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut. a) Pertemuan pertama Siswa belum terbiasa suasana pembelajaran yang mengarah pada model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang hanya mencapai skor skor 20 atau 55,55% dari skor idealnya 36 atau 100%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru hanya mencapai 45 atau 56,25% dari skor idealnya 80 atau 100%. Rendahnya nilai yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. b) Pertemuan kedua Siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran hanya mencapai skor 23 atau 68,89% dan dari hasil observasi terhadap aktivitas guru hanya mencapai skor 46 atau 57,5%. Rendahnya nilai yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. c) Pertemuan ketiga Hasil tes evaluasi pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut. 26

27 Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Pra siklus Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 60 Rata-rata 80 Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Persentase(%) 89% (32 siswa) 11% (4 siswa) Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran seperti tampak pada gambar berikut Grafik 3. Diagram Hasil Belajar Siklus I 100% 80% 60% 40% 20% 0% 11% TT 89% T nilai Berdasarkan hasil tabel 2 dan grafik 3 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 32 siswa atau 89% dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak 80% atau lebih dari 29 siswa.

28 Guru dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I, yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru hendaknya lebih tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran berlangsung. Guru pada saat menerangkan materi secara perlahan dan dengan suara yang lebih keras serta memaksimalkan penggunaan papan tulis. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar ahli yang dimiliki siswa. C. Deskripsi siklus II 1. Perencanan Tahap ini berisi kegiatan merencanakan tindakan pada siklus II sesuai dengan hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun rencana tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama pelaksanaan siklus I. Perubahan pada tahap perencanaan tindakan yaitu pengelompokkan siswa secara heterogen yang akan dibentuk oleh guru, pengelompokkan ini berdasarkan nilai ulangan harian pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi adanya kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar soal dan kesenjangan siswa berkemampuan kurang dan tinggi. Perencanan tindakan siklus II meliputi pembuatan Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, lembar observasi guru dan siswa selama pelaksanaan siklus II, lembar soal, dan soal evaluasi tes siklus II. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dalam kegiatan pembelajaran, guru berusaha menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X Akuntansi 1. Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Juni 2012, berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Selasa tanggal 12 Juni 2012, berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Juni 2012, berlangsung selama 2 x 45 menit. Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut. a) Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan hari Senin tanggal 11 Juni 2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan ini mengenai invers, konvers, dan kontraposisi. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari ini. b) Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan hari Selasa tanggal 12 Juni 2012 pukul 10.00-12.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini yaitu penarikan kesimpulan. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam 29

kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan. Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan meminta siswa untuk belajar karena pertemuan berikut ada tes c) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga siklusi II dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 pukul 09.00-11.00 WIB. Pertemuan ini guru memberikan penguatan materi sebelumnya dan siswa diminta untuk memasukan buku matematika karena akan ada tes siklus II. Guru juga mengatur posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur. 3. Observasi Observasi pelaksanaan siklus II dilakukan oleh observer selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran terutama pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar observasi guru dan siswa. a) Pertemuan Pertama Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus II menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok cukup baik, hal itu dibuktikan dengan skor 25 atau 69,44% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong cukup dengan perolehan skor 54 atau 67,5% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum bisa memahami kondisi disekitarnya. Guru memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh siswa 30

b) Pertemuan kedua Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus II menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan walaupun tidak banyak, hal itu dibuktikan dengan skor 27 atau 75% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong baik dengan perolehan skor 66 atau 82,5% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru mulai terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw c) Pertemuan ketiga Siswa mengerjakan soal dengan tenang. Guru mengawasi siswa dengan berkeliling diantara tempat duduk siswa. 4. Refleksi Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut. a) Pertemuan pertama Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa hanya mencapai skor 25 atau 69,44%, sedangkan aktivitas guru dalam proses pembelajaran hanya mencapai skor 54 atau 67,5% nilai tersebut dinilai karena guru belum bisa memahami kondisi disekitarnya. Guru memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh siswa. b) Pertemuan kedua Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa hanya mencapai skor 27 atau 75% dan dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran hanya mencapai skor 66 atau 82,5% dikarenakan guru mulai terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan melatih 31

32 siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. c) Pertemuan ketiga Hasil tes evaluasi pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai Pra siklus Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 75 Rata-rata 87,5 Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas Persentase(%) 100% (36 siswa) 0% (0 siswa) Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran seperti tampak pada gambar berikut Grafik 4 Diagram Hasil Belajar Siklus II 0% 100% Tuntas Tidak Tuntas Berdasarkan hasil tabel 3 dan grafik 4 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 36 siswa atau 100% dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak 100% atau 36 siswa tuntas.

33 Guru sudah memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I, yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru sudah tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran berlangsung. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar materi yang dimiliki siswa. D. Pembahasan Antar Siklus dan Tiap Siklus Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan menggunakan 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Siklus I membahas materi mengenai pernyataan dan bukan pernyataan serta konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. Siklus II membahas materi mengenai invers, konvers dan kontraposis serta penarikan kesimpulan. Pembelajaran tiap siklus mengikuti model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif dalam diskusi kelompok, ditunjukkan dengan masih ada beberapa siswa yang masih mengobrol sendiri ketika sedang berdiskusi. Berdasarkan hasil tes siklus I menunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas dari 36 siswa. Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif dibandingkan pada silkus I, lebih fokus dalam diskusi kelompok ataupun dalam mengerjakan tes individu. Hasil tes tiap siklus dapat dilihat sebagai berikut.

34 Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Kondisi Awal Siklus I Siklus II Keterangan Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase Tidak Tuntas 26 72% 4 11% 0 0% Tuntas 10 28% 32 89% 36 100% Jumlah 36 100,00% 36 100,00% 36 100,00% Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran seperti tampak pada gambar berikut Grafik 5 Diagram Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus 100% 80% 60% 40% 20% 0% 28% 89% 100% 72% 11% 0% Kondisi Awal Siklus I Siklus II Belum Tuntas Tuntas

Tabel 4 maupun grafik 5 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa mulai dari kondisi awal sampai siklus II setelah diterapkannya model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hasil belajar siswa pada siklus I yakni 32 siswa atau 89% dari 36 siswa tuntas pada nilai KKM 70. Hasil tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal siswa, dimana hanya 10 siswa atau 28% dari 36 siswa yang tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai pada siklus I yakni sebesar 71%. Hasil belajar siswa pada siklus II yakni 36 siswa atau 100% dari 36 siswa tuntas pada nilai KKM 70. Berdasarkan hasil pada siklus I dan II tersebut, maka terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 11%, sedangkan hasil belajar siswa jika dibandingkan dari kondisi awal sampai pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 72%. Penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X Akuntansi 1. E. Pembahasan hasil penelitian Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil penelitian dan catatan penelitian selama melakukan penelitian. Pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 1 cukup baik. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam siklus 1 ini yaitu bimbingan guru dan pujian yang semangat kepada kelompok yang hasil diskusinya baik, terkompak, dan teraktif, serta penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Pengelolaan waktu di dalam kelas oleh guru pada siklus 1 sudah cukup baik, hal ini terlihat dari pembelajaran yang sudah dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Jadi, guru sudah bisa mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang diberikan karena siswa dapat saling bertukar materi. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam diskusi cukup baik. Terlihat dari hasil diskusi, hampir semua jawaban dari soal yang diberikan benar semua. Dari hasil ini, hampir semua kelompok menjawab semua soal dengan baik. Meskipun ada beberapa kelompok yang masih kesulitan dalam memahami maksud dari soal yang diberikan. Hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 70 sudah memenuhi batas tuntas yaitu 89%. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 2 lebih baik. Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1. 35

Bimbingan yang dilakukan guru kepada siswa sudah merata, dan pujian terhadap kelompok yang hasil diskusinya baik juga sudah diberikan dengan semangat. Pengelolaan waktu oleh guru pada pembelajaran siklus 2 sudah baik. Kesempatan presentasi yang diberikan oleh guru juga sudah cukup banyak, terbukti dari semua kelompok yang ada semuannya telah mempresentasikan hasil pekerjaan mereka tanpa rasa malu-malu lagi. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dalam diskusi sudah baik, hanya kebenaran jawaban yang diberikan masih sedikit buruk. Hal ini dikarenakan siswa masih perlu penjelasan lagi dari guru mengenai materi logika. Setelah presentasi hasil diskusi kelompok, guru membahas kembali mengenai soal-soal yang terkait dalam diskusi. Dengan melihat hasil penelitian tindakan kelas, menurut guru semua indikator kinerja sudah tercapai pada siklus 2. Hambatan juga terjadi pada diri siswa yaitu dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa membutuhkan waktu relatif lama dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa untuk memahami materi bersama dengan teman dalam kelompok, penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw belum pernah dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya di kelas X Akuntasnsi 1 SMK Negeri 1 Salatiga. Siswa juga belum terbiasa mengajarkan materi kepada teman sebayanya, sehingga mereka terlihat canggung saat mengajarkan materi yang mereka dapat pada anggota kelompoknya dan kelompok lain Selain itu membutuhkan waktu yang lama, juga membutuhkan kesabaran yang lebih dari guru dalam membimbing siswa saat belajar kelompok. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar siswa lebih bersemangat saat belajar kelompok dan memiliki keberanian menjelaskan materi yang didapat. 36