Bab 2. Landasan Teori. meneliti makna dalam lagu Tears. Peneliti akan menggunakan berbagai teori yang

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

Bab 2. Landasan Teori. berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu sosio dan linguistik, kata sosio berasal dari

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB 2. Tinjauan Pustaka

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 2. yang digunakan untuk menganalisis data untuk bab selanjutnya. Teori-teori

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini penulis akan membagi menjadi beberapa sub bab sesuai dengan

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

Bab 2 Landasan Teori. Pada bab dua, penulis akan membahas teori-teori yang akan digunakan untuk

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Bab II. Landasan Teori. Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori Bab dua ini akan membahas landasan landasan teori yang akan digunakan untuk meneliti makna dalam lagu Tears. Peneliti akan menggunakan berbagai teori yang berkaitan dengan lagu Tears karya Yoshiki. 2.1 Teori Semantik Untuk lebih memahami dan menemukan makna yang terdapat dalam suatu lirik lagu, diperlukan pemahaman tentang arti makna sebagai dasar dari suatu analisis. Karena itu diperlukan pemahaman mengenai teori semantik untuk mendukung analisis tersebut. Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique). Menurut Saussure dalam Parera (2004 : 136), tanda lingustik terdiri dari : 1) Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa. 2) Komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent atau acuan atau hal yang ditunjuk. Jadi, Ilmu Semantik adalah : 1) Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.

2) Ilmu tentang makna atau arti. Hiejima (1991 : 1-3), seorang ahli semantik modern, mengemukakan bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dari kata, frase, dan kalimat. Menurutnya, bila melihat sebuah makna dengan sudut pandang secara objektif maupun secara fisik, banyak hal yang berbeda dan tidak sesuai. Dalam melihat sebuah makna dalam kondisi seperti itu, lebih baik menggunakan sudut pandang secara subjektif. Hal ini dikarenakan kata atau kalimat merupakan sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dari setiap individu akan lahir makna-makna yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 2.2 Analisis Medan Makna Konsep mengenai medan makna awalnya dipelopori oleh Saussure dalam Parera (2004 : 137). Pada awal analisis linguistik struktural, para linguistik sangat dipengaruhi oleh psikologi asosionistik dalam pendekatan mereka terhadap makna. Ferdinand de Saussere memberikan gambaran tentang hubungan asosiatif makna dengan contoh kata enseignement. Ia membedakan ada (1) kesamaan formal dan semanti, (2) similaritas semantik (butir umum), (3) similaritas sufiks-umum biasa (4) similaritas kebetulan. Diagram analisis asosiasi makna Saussere dapat dilihat di bawah ini.

Skema 2.1 Skema Asosiasi Makna Saussure Enseignement Enseigner Element Enseignons Justement Apprentissage Changement etc etc Educaton etc Anmement etc (1) Similaritas formal dan semantik (2) Similaritas semantik (3) Surfiks biasa (umum) (4) Similaritas kebetulan Sumber : Parera (2004 : 138) Bally, seorang murid Saussere, memasukkan konsep medan asosiatif dan menganalisisnya secara mendetail dan terperinci ( Parera, 2004 : 138 ). Ia melihat medan asosiatif sebagai satu lingkaran yang mengelilingi satu tanda dan muncul ke dalam lingkungan leksikalnya. Hal ini digambarkan dalam diagram dibawah ini.

Skema 2.2 Skema Medan Asosiatif Bally STRENGTH Plough Cow Tilling Patient walk Calf Bull Endurance Horn Yoke Slowness Sumber : Parera (2004 : 139 ). Ia menggambarkan kata ox : ox menyebabkan seseorang berpikir tentang kata seperti cow, lalu makin jauh orang akan berpikir tentang plow, dan akhirnya tentang strength, dan sebagainya. Misalnya, medan asosiatif ini terjadi dalam kata kerbau bahasa Indonesia. Dengan kata kerbau mungkin seseorang akan berpikir tentang kekuatan atau kebodohan. Maka, medan makna adalah salah satu jaringan asosiasi yang rumit berdasarkan pada similaritas/kesamaan, kontak/hubungan, dan hubungan-hubungan asosiatif dengan penyebutan satu kata. Trier dalam Parera (2004 : 139), salah satu patokan utama linguistik abad dua puluh asumsi bahasa terdiri dari sistem atau satu rangkaian subsistem yang berhubungan. Oleh karena itu, analisis bahasa dipecah pecah atas subsistem fonologi, morfologi, sintaksis,

dan semantik. Hubungan antar unsur dalam sub sistem sub sistem itu menentukan nilai dan fungsi masing-masing unsur. Dengan demikian, para linguis pun ingin mencari hubungan antara unsur-unsur dalam sistem semantik sebuah bahasa. Trier dalam Parera ( 2004 : 140 ) melukiskan vokabulari sebuah bahasa tersusun rapi dalam medan-medan dan dalam medan itu setiap unsur yang berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas sehingga tidak ada tumpang tindih antarsesama makna. Ia mengatakan bahwa medan makna itu tersusun sebagai satu mosaik. Setiap medan makna itu akan selalu tercocokkan antarsesama medan sehingga membentuk satu keutuhan bahasa yang tidak mengenal tumpang tindih. Sebagai contoh dituturkan dua medan makna yang ditampilkan oleh Trier. Skema 2.3 Skema Medan Makna Trier pandai cerdik bijak terpelajar berpengalaman terdidik cendekiawan Sumber : Parera ( 2004 : 140 )

Dengan sebenarnya medan makna ini bertentangan dengan pendekatan medan asosiatif makna. Medan asosiatif makna menuntut asosiasi antara kata yang menjadi pusat dan beberapa kemungkinan kolokasinya. Misal dengan menyebutkan kata hitam seorang akan mengasosiasikannya dengan putih, negro, kotor, manis, keriting dan sebagainya. Sebalikanya pendekatan medan makna memandang bahasa sebagai satu keseluruhan yang tertata yang dapat dipenggal atas bagian-bagian yang saling berhubungan secara teratur pula. Dengan demikian kita melihat bahwa pendekatan asosiatif dalam medan makna bergerak naik ke atas sedangkan pendekatan medan makna bergerak dari atas ke bawah. Walaupun pendekatan medan makna yang dikemukakan oleh Trier dalam Parera ( 2004 : 140 ) telah mendapatkan beberapa kecaman dan hambatan, tetapi kepeloporannya telah memberikan beberapa pendekatan yang lebih luwes terhadap medan makna tersebut. Bagaimanapun juga, setiap kata dapat dikelompokkan sesuai dengan medan maknanya. Akan tetapi, perlu diketahui pula bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa. Misalnya, bahasa Indonesia membedakan medan makna melihat atas : melirik, mengintip, memandang, meninjau, menatap, melotot, dan sebagainya. Pendekatan yang luwes ini telah diusahakan oleh G. Matore dengan menggunakan pendekatan bersifat sosiologis. Di samping itu, ada pendekatan luwes yang dikemukakan oleh Lyons, yakni hubungan kemaknaan. Medan makna dapat dilakukan pada kelompok makna tentang tingkat jabatan yang mempunyai batas yang melekat, nasabah keluarga, tata warga. Beberapa studi tentang medan makna dalam bahasa Inggris telah disebutkan dalam bagian lain tulisan ini.

Pendekatan medan makna secara asosiatif berguna dalam penelitian psikolinguistik. Sedangkan pendekatan medan makna yang sesuai dengan masing-masing bidang berguna dalam studi sosiolinguistik. Menurut Chaer (2007 : 315 ), kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kesamaan ciri semantik yang dimiliki kata-kata. Umpamanya, kata-kata kuning, merah, hijau, biru, dan ungu berada dalam satu kelompok, yaitu kelompok warna. Sebaliknya, setiap kata atau leksem dapat pula dianalisis unsur-unsur maknanya untuk mengetahui perbedaan makna antara kata tersebut dengan kata lainnya yang berada dalam satu kelompok. Misalnya, mayat dan bangkai berada dalam satu kelompok, yang perbedaannya terletak pada bahwa mayat memiliki unsur makna /+manusia/ sedangkan bangkai memiliki unsur makna /-manusia/, alias bukan manusia. Kata kata yang berada dalam satu kelompok lazim dinamai kata kata yang berada dalam satu medan makna atau satu medan leksikal. Sedangkan usaha untuk menganalisis kata atau leksem atau unsur-unsur makna yang dimilikinya disebut analisis komponen makna atau analisis ciri-ciri makna, atau juga disebut analisis ciri-ciri leksikal. Yang dimaksud medan makna (semantic domain, semantic field) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu ( Chaer, 2007 : 316 ). Misalnya nama-nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan, yang masing-masing merupakan satu medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkatian erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. Medan warna dalam bahasa Indonesia

mengenal nama-nama merah, coklat, biru, hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam; dengan catatan menurut fisika, putih adalah campuran berbagai warna, sedangkan hitam dalah tak berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan, seperti, merah darah, merah jambu, dan merah bata. Bahasa Inggris mengenal sebelas nama warna dasar, yaitu white, red, green, yellow, blue, brown, purple, pink, orange, dan grey. Sedangkan dalam bahasa Hunanco, salah satu bahasa daerah Filipina, hanya terdapat empat warna, yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya; (ma) langit, yakni warna putih dan warna cerah lainnya; (ma) rarar, yakni kelompok warna merah; dan (ma) latuy, yakni warna kuning, hijau muda, dan coklat muda. 2.3 Majas atau Gaya Bahasa Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis (Keraf, 2007 : 112). Gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan yaitu pilihan kata secara individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Jangkauan gaya bahasa sebenarnya sangat luas, tidak hanya mencakup unsur-unsur kalimat yang mengandung corak corak tertentu, seperti yang umum yang terdapat dalam retorika-retorika klasik. Sedangkan majas atau gaya bahasa dalam bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang menyembunyikan subjek atau tidak menampilkan subjek dalam struktur kalimat. Karena itu penutur dan petutur dianggap sudah memahami posisi masing-masing

Contoh : a. Objek, Predikat ( ご飯を食べます ) b. Keterangan, Predikat ( 明日行きます ) c. Keterangan, Objek, Predikat ( 昨日 新聞を読みました ) Terjemahan : a. Sudah makan b. Besok pergi c. Kemarin membaca buku Sehubungan dengan kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek orang pertama watashi 私 disembunyikan karena dianggap petutur atau pendengar sudah mengetahuinya. Keraf (2007 : 113) mendefinisikan gaya bahasa atau majas sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Majas memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. 2.4 Majas Metafora Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung atau pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya kata tulang punggung dalam kalimat Ayah adalah tulang punggung keluarga.

Ayah dan tulang punggung adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Titik persamaan antara ayah dan tulang punggung adalah sama-sama punya fungsi menopang. Tulang punggung menopang agar badan manusia tegak berdiri, ayah menopang keluarga agar tegak berdiri. Inilah sebabnya kata tulang punggung digunakan sebagai metafora untuk menyebut fungsi ayah selaku kepala keluarga yang menopang tegaknya keluarga. Secara etimologis, kata Majas metafora berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata metaphorá transfer. Kata metaphorá transfer berasal dari kata kerja metaphero memindahkan, mentransferkan. Kata tersebut berasal dari kata meta antara + phero membawa, menggerakkan. Majas metafora sering digunakan untuk memahami konsep suatu entitas dengan cara memahami entitas yang lain dan untuk mendeskripsikan sesuatu secara indah karena mengandung muatan nilai rasa tertentu. Dalam contoh berikut kita dapat merasakan nilai rasa yang tersirat dalam majas metafora matahari, tulang punggung, dan tikus (Julius, 2009) Searle (1986 : 76) mengungkapkan bahwa metafora adalam makna maksud. Pembicara bermaksud yang lain ketika ia mengujarkan satu kata atau kalimat. Jika seorang mengatakan Sally is a block of ice, tentulah pembicara itu mempunyai maksud yang lain terhadap makna kata dan kalimat tersebut. Metafora adalah salah satu majas yang sering digunakan di Jepang. Karena dalam karya sastra Jepang cukup sering ditemui dalam bentuk majas metafora. Menurut Sato (1992) : 古代から 現喩ひゆはつねにレトリックの中心的な関心のまとである 一九世紀後半に古典レトリックがすっかり見捨てられたのちも 隠喩だけはいつも哲学者 時人たちの卿味をひきつづけている かぞえてみることなどとても不司研究され書かれてきた隠喩かれてき

た論の書物や論文は 何百 いや何千か 数知れず 隠喩にかかわる問題はもう出つくしているのではないかとさえ思われるありまだ. Terjemahan : Sejak zaman dahulu, bahkan sampai sekarang, metafora selalu menjadi titik perhatian dalam retorika. Pada paruh kedua abad kesembilan belas, retorika klasik telah benar-benar ditinggalkan, namun hanya metafora yang terus menarik minat para filsuf dan penyair. Jika dihitung, memang tidak mungkin, namun, buku-buku dan disertasi mengenai teori metafora yang telah diteliti terdapat ratusan, ribuan, bahkan tidak terhitung. Pertanyaan mengenai metafora pun telah muncul, bahkan masih dipikirkan hingga sekarang. Pengunaaan majas metafora juga sering terdapat dalam haiku atau puisi Jepang. Seperti contoh haiku karya Hitomaro Kashu (1294) : あさずくひ迎いの山に月建てるみゆ (Bulan yang baru akan segera datang, kemudian matahari akan terbit bersinar terang dibalik gunung). 月建てるみゆ yang dimaksud disini bukan berarti mendirikan bulan, tapi berarti bulan yang baru akan segera datang, yang bisa berarti pula akan berganti bulan (Brower, 1997 : 5) Hiroshi (2001) menjelaskan mengenai majas metafora sebagai berikut : 読みやすく 分かりやすい文章には比喩やたとえ話が欠かせません 抽象的で理解しにくい内容でも 適切な比喩があれば 読者はすっきりと理解できます しかし 適切な比喩を見つけるのは難しいものです 例えば と言えばいいというものではありません 適切な比喩を使うには以下のような注意が必要です 読者が理解しやすい内容であること 説明したい内容よりも難しい比喩を使ってはいけません また 読者がよく知らない分野からたとえ話

を引いてきてはいけません 読者のことを考える という大原則を忘れてはいけません Terjemahan : Untuk lebih mudah memahami suatu kalimat maka pengertian mengenai majas metafora dan perumpamaan adalah hal yang penting. Bahkan untuk tingkat bacaan yang abstrak, jika pembaca memiliki pemahaman tentang majas metafora yang baik maka akan dapat memahami suatu kalimat dengan jelas. Walaupun begitu terkadang sulit memahami atau menentukan suatu metafora dengan tepat. Misalnya tidak menemukan kata yang pas untuk mengekspresikan kalimat tersebut. Walaupun begitu ada beberapa cara supaya pembaca lebih mudah memahami metafora tersebut. Seperti penulis tidak perlu menggunakan metafora yang sangat susah di dalam tulisannya. Karena pembaca terkadang berasal dari daerah atau bidang pekerjaan yang berbeda-beda, karena itu sebaiknya penulis tidak menggunakan perumpamaan yang sulit. Prinsip dalam memperhatikan pembaca tidak boleh dilupakan. Berdasarkan kutipan yang di atas maka majas metafora lah yang akan dijadikan landasan teori untuk menganalisis makna yang terdapat dalam lagu Tears karya Yoshiki.