ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK PERSEBARAN HUTAN BERDASARKAN FUNGSINYA DI PAPUA PADA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Angger Satrio Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Muhamad Annas Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan Ramlan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Tujuan penelitian adalah menganalisa dan merancang suat u Sistem Informasi Geografi yang digunakan sebagai alat bant u unt uk mengetahui persebaran hutan berdasarkan fungsi di Papua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis berupa wawancara, observasi dan menganalisis data, sedangkan metode perancangan sistem menggunakan DFD (Data Flow Diagram ), STD (State Transition Diagram) dan perancangan layar, perancangan basis data ber upa ERD (Entity Relationship Diagram ) dan kamus data. Hasil yang dicapai adalah pengguna dapat mengetahui lokasi persebaran hutan di Papua. Kesimpulan yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sistem ini dapat memudahkan pihak Kementerian Kehutanan dalam mengamati hutan berdasarkan fungsi di Papua dan menampilkan informasi mengenai data-data sebaran hutan di Papua beserta beberapa informasi pendukung lainnya. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografi, Hutan Papua, Kementerian Kehutanan
1. Pendahuluan Hutan sebagai karunia dan amanah T uhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariaannya karena memberikan manfaat serba guna kepada umat manusia. Oleh karena itu hutan dikuasai oleh negara dan diselenggarakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat bagi generasi sekarang maupun yang mendatang. Pengurusan hutan yang berkelanjutan dan berdimensi perencanaan, pengelolaan, peningkatan profesionalisme dan pengawasan, harus berwawasan global, serta menampung dinamika aspirasi, adat dan budaya, serta tata nilai masyarakat yang berdasarkan pada norma hukum nasional. Laju tingkat pembangunan yang terjadi membuat sebagian fungsi hutan yang ada di Indonesia khususnya di Papua beralih fungsi. Kementerian Kehutanan yang mempunyai tugas penuh untuk menjaga kelestarian hutan membutuhkan suatu sistem untuk mengetahui sebaran hutan berdasarkan fungsinya di wilayah Papua. Guna mendukung pelestarian hutan tersebut penulis berupaya meningkatkan sistem terdahulu dengan menambahkan informasi secara lengkap, m udah digunakan dan informatif yang pada akhirnya juga membantu masyarakat mengetahui informasi yang ada. Upaya untuk mempermudah Kementerian Kehutanan Republik Indonesia mengetahui persebaran hutan berdasarkan fungsinya di Papua, penulis membuat suatu aplikasi Sistem Informasi Geografi yaitu pemetaan sebaran hutan berdasarkan fungsinya di Papua yang berada di bawah naungan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan menampilkan informasi secara lengkap, mudah dan cepat. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat mempermudah menyelesaikan berbagai masalah yang ada dan mempercepat dalam pengambilan suatu keput usan guna mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya.
2. Metodologi Mengingat banyaknya hutan yang berada dibawah naungan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, maka pembahasan ini hanya berfokus pada persebaran hutan berdasarkan fungsinya di wilayah Papua Ruang lingkup pada penulisan skripsi ini dibatasi pada : a) Sebaran hutan berdasarkan fungsinya yang berada di Papua. b) Informasi berupa luas, suhu udara, serta attribut yang ada di dalamnya. 2.1. Perancangan Berdasarkan analisa mengenai sistem yang sedang berjalan di Kementerian Kehutanan Republik Indonesia masih terdapat kekurangan dalam menyajikan informasi, dan juga melengkapi informasi di dalam web Kementerian Kehutanan Republik Indonesia yang tidak memiliki informasi hutan secara keseluruhan di Pulau Papua. Kebutuhan instansi yang terkait semakin meningkat sehingga diperlukan tampilan data informasi yang lebih lengkap dan akurat, seperti luas daerah, suhu udara, potensi flora, fauna, hasil bumi dan lain lainnya yang berhubungan dengan kondisi hutan terkini. Sistem yang akan dibuat adalah sebuah sistem yang dapat mengintegrasikan data spasial dan non-spasial untuk membantu instansi tersebut dalam mengamati perkembangan hutan berdasarkan fungsinya secara berkala, tidak seperti sekarang yang masih terpisah antara data spasial dan non-spasial. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis berinisiatif membuat suatu aplikasi yang berbasiskan Sistem Informasi Geografi. Aplikasi ini nantinya akan dapat menampilkan suatu Pendataan komputerisasi yang menyediakan informasi spasial berupa seperti luas daerah, suhu udara, potensi flora, fauna, hasil bumi dan atribut lainnya yang berhubungan dengan kondisi hutan terkini.
Aplikasi tersebut dapat di edit sesuai kebutuhan, sehingga instansi terkait dapat mengetahui keadaan hutan terkini dan mempermudah pengam bilan keputusan. 2.2. Implementasi Instalasi ini akan menggunakan ArcGIS sebagai soft ware utama untuk merancang sistem, dan Visual Basic for Application di dalam Ar cgi S sebagai pendukung interface. Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah ILWIS, Map Info, Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya, tetapi ArcGIS lebih mudah digunakan, lebih user friendly, memiliki platform yang bagus dan stabil untuk pengembangan. 2.3. Evaluasi Aplikasi Sistem Informasi Geografi yang dibuat telah diuji dan dilakukan evaluasi oleh Direktorat Jaringan Data Spasial Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dengan cara mempresentasikan hasil aplikasi ini kepada Instansi yang diwakilkan oleh Penelaah Jaringan Data Spasial Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Aplikasi yang dibuat telah membantu proses kerja dalam menampilkan suatu pendataan komputerisasi yang menyediakan informasi spasial berupa peta wilayah yang dilengkapi layer propinsi, kabupaten, hutan, potensi flora, fauna, suhu udara dan hasil bumi beserta informasi-informasi non spasial untuk mengetahui perkembangan jenis-jenis hutan berdasarkan fungsinya yang berada di wilayah papua dan papua barat.
Gambar 1- Rancangan Layar Untuk menunjang pengoperasian aplikasi, user telah diberikan pelatihan mengenai penggunaan dan pemanfaatan aplikasi ini sehingga user bagian pengolahan data dapat dengan mudah mengelola aplikasi ini.. 3. Kesimpulan Setelah melakukan perancangan, implementasi dan evaluasi maka dapat disimpulkanbahwa aplikasi SIG di Kementerian Kehutanan Republik Indonesia sebagai berikut: 1. Permasalahan yang dihadapi Kementerian Kehutanan Republik Indonesia saat ini adalah belum adanya informasi dalam menampilkan sebaran hutan berdasarkan fungsinya di wilayah Papua beserta atributnya. Sistem yang berjalan sekarang menggunakan geodatabase 2008. Dengan adanya aplikasi sistem informasi geografi ini memudahkan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dalam menampilkan, mengamati dan pengambilan keput usan dalam satu aplikasi.
2. Perancangan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk penelusuran sebaran hutan berdasarkan fungsinya di Papua dibuat sebagai alat bantu untuk menampilkan informasi mengenai lokasi beserta informasi non spasial. Aplikasi ini dapat membantu Kementerian Kehutanan untuk mengamati dan mengambil keput usan. 3. Sistem Informasi Geografi yang dibuat dapat menampilkan sebaran hutan dengan menggunakan beberapa fitur yaitu, search hutan untuk mencari lokasi hutan, search kabupaten unt uk mencari kabupaten dan identify untuk menampilkan data non spasial.
Daftar Pustaka [1] Burrough, P. A. (1986). Principles of geographical information systems for land resources assessment. California : Clarendon Press. [2] Chaldun, Achmad. (2010). Sekolah Lanjutan : Atlas Indonesia dan Dunia. (Edisi Revisi). Surabaya : PT. Karya Pem bina Swajaya [3] Coad, Peter., & Edward Yourdon. (1989). Object-Oriented Analysis. New York: McGraw Hill Companies. [4] Connolly, Thomas. M., Professor Thomas Connolly., & Carolyn E. Begg. (2002). Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation, and Management. (3 rd edition). London: Addison-Wesley. [5] Eaglestone, Barry., & Mick Ridley. (2001). Web Database Systems. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. [6] Ladjamudhin, bin Al-Bahra. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. [7] McLeod, Raymond., & George P. Schell. (2004). Management information systems. (9 th edition). Virgiinia: Pearson/Prentice Hall. [8] O Brien, James. A., & George M. Marakas. (2005). Management Information System. (7 th edition). New York: McGraw-Hill Irwin. [9] O Brien, James. A., & George M.Marakas (2007). Introduction to Information Systems. (13 th edition). New York: McGraw Hill. [10] O Brien, James. A., & George M.Marakas (2008). Management Information System. (8 th edition). New York: McGraw Hill. [11] Prahasta, Eddy. (2001). Konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.
[12] Prahasta, Eddy. (2005). Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar. Bandung: Informatika. [13] Prahasta, Eddy. (2007). Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. (4 th edition). Bandung: Informatika. [14] Pressmen, Roger. S. (2001). Software Engineering: A Practitioner's Approach. (5 th edition). New York: McGraw Hill. [15] Turban, Efraim., Rex Kelly Rainer., & Richard E. Potter (2003). Introduction To Information Technology. (2 nd edition). Pennsylvania: John Wiley & Sons, Inc., Danvers. [16] Turban., McLean., & Wetherbe. (2003). Information Technology for Management: Transforming Organizations in the Digital Economy. (4 th edition). Australia: John Wiley & Sons Australia. [17] Whitten, Jeffrey L., Lonnie D. Bentley., & Kevin C. Dittman. (2004). System Analysis and Design Methods. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. [18] Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Peta Penyebaran Potensi Tanaman Kehutanan dan Perkebunan. 10-18-2011 dari www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1289 [19] Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Latar Belakang Terbentuknya Departemen Kehutanan. 11-08-2011 dari www.dephut.go.id/index.php?q=id/profil [20] Jaringan Data Spasial Kementerian Kehutanan. 2009. Jaringan Data Spasial Kementerian Kehutanan. 11-15-2011 http://www.spasialdephut.blogspot.com/