POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

Reduksi data gravitasi

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

8. Fungsi Logaritma Natural, Eksponensial, Hiperbolik

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER. Bab 2 Teori Dasar

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

Bab 1 Ruang Vektor. I. 1 Ruang Vektor R n. 1. Ruang berdimensi satu R 1 = R = kumpulan bilangan real Menyatakan suatu garis bilangan;

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

ISOMORFISMA PADA GRAF P 4

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pengaruh Gamma Ray terhadap Evaluasi Porositas Batuan Menggunakan Pengukuran Well Log

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

1. Proses Normalisasi

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

PENGANTAR METODE MAGNETOTELLURIK (MT)

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V


SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

ANATOMI HELAIAN DAUN MURRAYA SPP. (RUTACEAE) DI JAWA* [The Anatomical of Murraya spp. (Rutaceae) Leaflet in Java]

+ = R R γ P II.3 Beberapa Percobaan dengan Soap Films Soap film yang diregangkan sepanjang kawat. Berbentuk planar, karena tekanan di kedua

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

BAB III TEORI DASAR ANTENA SLOT DAN ANTENA ARRAY

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KEADAAN/KONDISI PEMONDOKAN DAN KEBERADAAN MAHASISWA DI PEMONDOKAN MARGOSARI

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

PENDUGAAN SEBARAN LAMA PERAWATAN NASABAH ASURANSI KESEHATAN (STUDI KASUS: ASURANSI KESEHATAN P.T. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA) NOVALIA

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

e Mempunyai fasilitas jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, baik

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

IDE - IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

Tinjauan Termodinamika Pada Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL

ANALISIS KOMBINASI PRELOADING MEKANIS DAN ELEKTROKINETIK TERHADAP PEMAMPATAN TANAH LUNAK PONTIANAK

DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL PADA TANAH LUNAK DI BAWAH TRIAL EMBANKMENT DI KENDAL, KALIWUNGU, SEMARANG

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

BAB VII SISTEM DAN JARINGAN PIPA

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGKLASIFIKASIAN STATUS GIZI SKRIPSI. Oleh: INDA SAFITRI NIM

PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

ADSORPSI FENOL DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM TERKALSINASI

SIMULATOR SISTEM PROTEKSI KATODIK JARINGAN PERPIPAAN (PROTEKSI KATODIK-2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Transkripsi:

POSITRON, ol. II, No. 1 (1), al. 3-8 ISSN : 31-497 Pndugaan Potnsi Bijih Bsi Di Dsa Bulik Kcamatan Nanga Bulik Kabupatn Lamandau Kalimantan Tngah Dngan Mtod Gomagnt Joko Sampurno *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Univrsitas Tanjungpura Email : jks_fisika@yahoo.com Abstrak Tlah dilakukan ksplorasi bijih bsi (iron or) di Dsa Bulik Kcamatan Nanga Bulik Kabupatn Lamandau Kalimantan Tngah. Tujuan ksplorasi ini adalah untuk mngidntifikasi sbaran dan jnis jnis bijih bsi. Eksplorasi dilakukan mnggunakan mtod gomagnt yang mmanfaatkan nilai mdan magnt bumi untuk mngidntifikasi nilai susptibilitas minral yang trdapat di krak bumi. asil pnltian mnunjukan adanya kbradaan bijih bsi brjnis hmatit di mpat titik lokasi pngndapan. Kata Kunci: Dsa Bulik, bijih bsi, gomagnt, susptibilitas 1. Pndahuluan Brdasarkan pngamatan di lapangan, diprolh informasi bahwa kawasan pdataran yang trltak di Dsa Bulik Kcamatan Nanga Bulik Kabupatn Lamandau Kalimantan Tngah mmiliki potnsi bijih bsi brupa batuan bsi brwarna hitam kmrahan yang diduga sbagai hmatit. Olh sbab itu, prlu dilakukan survi gofisika shingga dapat diprkirakan jnis batuan, sbaran maupun cadangan bijih bsi di kawasan trsbut. Kbanyakan bijih bsi sprti magntit (F 3O 4), ilmnit (FTiO 3), pirit (FS), dan hmatit (FO ) mrupakan jnis minral frrimagntik yang mmiliki susptibilitas tinggi. Minral trsbut trinduksi olh mdan magnt bumi dan mnimbulkan mdan skundr. Mdan skundr ini akan mnimbulkan prbdaan kontras susptibilitas pada tubuh cbakan dari darah sklilingnya. Karna alasan ini maka mtod gofisika yang paling akurat untuk ksplorasi bijih bsi adalah mtod gomagnt. Mtod ini tlah banyak diaplikasikan olh para pnliti diantaranya yang dilakukan olh Sharma (1987), Savray,dkk (6), dan Ramakrishna, T.S.(1).. Landasan Tori Batuan di dalam bumi mngandung minral-minral yang sbagian juga mmiliki sifat kmagntan. Minral trsbut trinduksi mdan magnt bumi dan mnimbulkan mdan magnt skundr (Bakri, 8). al inilah yang mnjadi dasar mtod gomagnt. Mtod gomagnt didasarkan pada pngukuran variasi intnsitas magntik di prmukaan bumi yang disbabkan adanya variasi distribusi (anomali) bnda trmagntisasi di bawah prmukaan bumi. Pola anomali ini dicirikan olh prgantian antara anomali positif ngatif dan sjajar dngan sumbu pmkarannya (Gambar 1). Gambar 1. Induksi magnt bumi pada minral magntik (Bakri, 8) Intnsitas mdan magnt di prmukaan bumi diukur mnggunakan magntomtr. asil pngukuran magntomtr brupa pnjumlahan dari mdan magnt bumi utama, variasi mdan magnt bumi yang brhubungan dngan variasi krntanan magnt batuan, mdan magnt rmann dan variasi harian akibat aktivitas matahari. Pnybab timbulnya anomali mdan magntik pada suatu wilayah dapat diilustrasikan pada gambar brikut (Gambar ). 3

POSITRON, ol. II, No. 1 (1), al. 3-8 ISSN : 31-497 Gambar. Ilustrasi pnybab timbulnya mdan magntik anomali (Tlford, dkk, 1979) Brdasarkan Gambar, potnsial skalar mdan suatu matrial magntik pada suatu titik diluar matrial trsbut dinyatakan sbagai (Tlford, dkk, 1979): 1 A M d r r (1) dngan M = vktor magntisasi matrial magntik (A/m) r = vktor posisi dari sumbr dipol matrial magntik (m) = volum suatu sumbr dipol matrial magntik (m 3 ) A = potnsial skalar mdan matrial magntik (A) Intnsitas suatu matrial magntik dinyatakan dalam (Tlford, dkk, 1979): A(r ) () Jika Prsamaan (1) disubstitusikan k dalam Prsamaan () maka diprolh 1 r M r d r r ( ) ( ) (3) Jika M adalah vktor konstan dngan arah = li + mj + nk, maka M M M l m n x y z (4) dan A M Jika d r r (5) mrupakan mdan magnt bumi dan r ) mrupakan mdan matrial ( magntik di suatu prmukaan bumi maka mdan magntik totalnya dinyatakan dngan (Tlford, dkk, 1979): (6) ( r ) dan r ) Arah Jika r ) ( tidak msti sama. ( jauh lbih kcil dari atau dngan kata lain tidak ada matrial yang mnghasilkan magntisasi rsidu maka dan mmiliki arah yang sama. Apabila r ) ( mrupakan suatu fraksi nilai yang cukup bsar (5% atau lbih) dari dan mmiliki arah yang brbda maka komponn r ) arah D ( dalam mnjadi (Tlford, dkk, 1979) : A d f1 A M f f r r (7) yang mana f 1 mrupakan vktor unit dalam arah olh D. Jika magntisasi utama diinduksikan maka (Tlford, dkk, 1979): ( r ) M f d r r k f (8) d r r 3. Lokasi Pnlitian Lokasi pnlitian dilakukan di Dsa Bulik, Kcamatan Nanga Bulik Kabupatn Lamandau, Kalimantan Tngah. Lokasi pninjauan brjarak 5 km di bagian Barat dari Ibukota Kabupatn Lamandau. 4

POSITRON, ol. II, No. 1 (1), al. 3-8 ISSN : 31-497 Lokasi Pnlitian Gambar. Lokasi Pnlitian Brdasarkan Pta Gologi Rgional yang ditrbitkan P3G Bandung (rmanto, dkk.,1994, Margono,dkk.,1995) Kabupatn Lamandau mrupakan bagian Timur dari Paparan Sunda dan brbatasan dngan ckungan barito. Sjarah Gologi lmbar Pangkalan Bun di mulai pada Trias. Pada waktu itu darah ini mngalami pngangkatan disrtai dngan kgiatan gunungapi yang mnghasil Formasi Kuayan. Lokasi pnlitian yang ditinjau scara gologi rgional trltak di Formasi Kuayan. Formasi Kuayan (TRvk), trdiri dari brksi dngan komposisi andsit dan basal, aliran lava, batupasir tufaan dan tuf. Di lokasi pnlitian satuan batuan tidak trlihat scara jlas, lapisan pnutup yang tbal dan topografi brglombang yang landai mnyulitkan dalam mnmukan singkapan yang lbih sgar. Batuan batuan yang trsingkap diprbukitan mmprlihatkan adanya satuan brksi-brksi dari andsit dan trminralisasikan bijih bsi magntit dan hmatit dan di bagian pdataran lbih dominan ditmukan bijih-bijih limonit. Di bbrapa tmpat ditmukan satuan batuan andsit dan basal. 4. Mtodologi Pnlitian ini dilakukan dngan tahapan-tahapan: studi pustaka, pmodlan sintsis, akuisisi data, pngolahan data dan intrprtasi. Studi pustaka mliputi studi gologi darah pnlitian baik scara rgional maupun lokal. Pmodlan sinttik dilakukan untuk mngstimasi rspon anomali magntik di darah pnlitian dngan mngadopsi bsaranbsaran yang diktahui dari studi pustaka. Rspon anomali bnda magntik prlu dimodlkan karna rspon anomali ini tidak hanya brgantung pada batuan bawah prmukaan saja ttapi dipngaruhi olh dklinasi dan inklinasi suatu darah. pmodlan sinttik dilakukan dngan pndkatan objk yang brbntuk tipis dan tbal. Pross akuisisi data mnggunakan magntomtr, satu brpran sbagai bas yang brfungsi sbagai pngukur variasi harian mdan total magnt di bas station, smntara satu alat lagi brpran sbagai roovr magntomtr yang brfungsi untuk mngukur total mdan magnt di stiap stasiun pngukuran. Intnsitas mdan magntik obsrvasi (obs) diukur pada stiap stasiun yang trsbar di ara pnlitian. Mdan magnt IGRF adalah nilai rfrnsi mdan magnt di suatu tmpat. Mdan magnt IGRF mrupakan nilai kuat mdan magntik idal suatu tmpat di prmukaan bumi tanpa adanya pngaruh anomali magntik batuan. 5

POSITRON, ol. II, No. 1 (1), al. 3-8 ISSN : 31-497 ariasi mdan magnt harian disbut korksi harian (diurnal corrction) diukur di bas station. Scara umum anomali magntik suatu tmpat dapat dirumuskan sbagai (Tlford,dkk., 1979) : (9) T M A dngan : = mdan magntik total yang trukur T = mdan magntik utama bumi M = mdan anomali magntik A = variasi harian mdan magntik bumi punggungan bukit umumnya cukup sgar yang dibatasi olh granit fin grain dan granit. asil pmtaan scara mapping darah pnlitian mnghasilkan distribusi mdan magnt yang tlah dikorksi ditampilkan pada Gambar 4. 5. asil dan Diskusi asil pngamatan gologi di darah pnlitian mnunjukan adanya singkapansingkapan batu bsi brjnis hmatit di bbrapa titik. Gambar 4. Distribusi Intnsitas mdan magnt dalam koordinat UTM 49 M dan lintasan AA dan BB Gambar 3. Singkapan Bijih Bsi matit-limonit Singkapan yang ditmukan di darah pnlitian mnunjukkan sifat sbagai bijih bsi dngan kmagntan kuat (Gambar 3). Dari hasil pngamatan lapangan, ukuran dari bijih yang ada di darah Bulik dapat dibdakan mnjadi dua tip yaitu: sbagai bordr yang trlpas, ditmukan di banyak tmpat dngan ukuran dari sntimtr sampai bbrapa mtr. Singkapan ini ditmukan di lrng-lrng bukit, srta di aliran anak sungai. Pada umumnya yang brada di lrng bukit dan aliran anak sungai sbagian mrupakan bouldr-bouldr bijih bsi yang sudah mngalami plapukan, Singkapan di Dari pta distribusi mdan magnt maka dibuatlah buah lintasan yang mmotong darah anomali untuk mlihat distribusi vrtikal batuan spanjang darah lintasan yakni lintasan AA dan lintasan BB. asil pngolahan data dngan mnggunakan prangkat lunak (frwar) magdc mnghasilkan modl distribusi susptibilitas batuan pada lintasan AA dngan nilai korlasi,99 dan lintasan BB dngan nilai korlasi,99 juga. Pnampang distribusi susptibilitas batuan pada lintasan AA dapat dilihat pada Gambar 5. 6

POSITRON, ol. II, No. 1 (1), al. 3-8 ISSN : 31-497 Gambar 5. distribusi susptibilitas batuan pada lintasan AA. Gambar 5. dapat diintrprtasikan bahwa trdapat tiga buah batu bsi yang brada di spanjang lintasan AA. Batu bsi prtama brbntuk bordr mmiliki nilai susptibilitas,8 SI brada pada posisi 63,4m hingga 71,8m dari posisi awal lintasan dan kdalaman 4m hingga 6,4m dari prmukaan. Brdasarkan nilai susptibilitasnya maka dapat diduga bahwa pada batuan trsbut brjnis hmatit. Batu bsi yang kdua brbntuk bordr mmiliki nilai susptibilitas,69si brada pada posisi 54,5m hingga 6,3m dari posisi awal lintasan dan kdalaman 5,6m hingga 57,9m dari prmukaan. Brdasarkan nilai susptibilitasnya maka dapat diduga bahwa batuan trsbut brjnis hmatit. Batu bsi ktiga brbntuk bordr mmiliki nilai susptibilitas,36 SI brada pada posisi 43,7m hingga 49,8m dari posisi awal lintasan dan kdalaman 5,9m hingga 35,3m dari prmukaan. Brdasarkan nilai susptibilitasnya maka dapat diduga bahwa pada batuan trsbut brjnis hmatit. Sdangkan hasil pngolahan untuk lintasan BB mnghasilkan distribusi susptibilitas sbagai brikut: 7

POSITRON, ol. II, No. 1 (1), al. 3-8 ISSN : 31-497 Gambar 6. distribusi susptibilitas pada lintasan. Gambar 6. dapat diintrprtasikan bahwa hanya ada satu buah batu bsi yang brada di spanjang lintasan BB. Batu bsi trsbut brbntuk bordr dngan nilai susptibilitas,33 SI brada pada posisi 53,1m hingga 89,m dari posisi awal lintasan dan kdalaman 4,6m hingga 5,m dari prmukaan. Brdasarkan nilai susptibilitasnya maka dapat diduga bahwa pada batuan trsbut brjnis hmatit yang mmiliki urat magntit. 6. Ksimpulan asil pngamatan gologi dan pmtaan distribusi intnsitas mdan magnt mnunjukkan kbradaan potnsi bijih bsi di bagian tngah wilayah pnlitian. Brdasarkan distribusi nilai susptibilitas batuan di darah potnsial trsbut diduga trdapat mpat lokasi pngndapan batu bsi brjnis hmatit. Pustaka Ramakrishna, T.S., 1, Gravity and Magntic Mthods in Gological Studis: Principls, Intgratd Exploration and Plat Tctonics, Journal of th Gological Socity of India, 8(4), pp 584-585 Savray, R.A., Makarov, A.., Pyshmintsv, I.Yu., Uimin, M.A.,6, Us of a magntic mthod for stimating th dformation stability of rtaind austnit in sht high-strngth conomically alloyd stls usd in th automotiv industry, Russian Journal of Nondstructiv Tsting, 4(3), pp. 7 78, Sharma, P.., Magntic mthod applid to minral xploration, Or Gology Rviws, (4), pp. 33-357 Tlford, W.N., Gldard, L.P., Shrrif, R.E., and Kys, D.A., 1979, Applid Gophysics, Cambridg Univrsity Prss, Cambridg, London,Nwyork, Mlbourn. Bakri, O., 8, Th Goldn Compass (Mtod Gomagnt),http://imags.googl.co.id/im grs?imgurl=http://grandis.fils.wordprs s.com/8/3/magnt1.gif&imgrfurl, diakss pada tanggal 13 Agustus 8. rmanto, B., Bachri, S., dan Atmawinata, S., 1994, Pta Gologi lmbar Pangkalan Bun Skala 1:5. Margono, U., Sojitno, T., Santoso, T., 1995; Pta Gologi lmbar Tumbang Manjul skala 1: 5. 8