ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYAJAMUR TIRAM PUTIH DI (P4S) NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

III. METODOLOGI PENELITIAN

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR.... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... Tanggal...

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

V. GAMBARAN UMUM KPJI

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

OLEH : ISNAWAN BP3K NGLEGOK


BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jamur Tiram Putih

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU

TUGAS AKHIR SB091358

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

PROSPEK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) STUDI KASUS : KECAMATAN CIAMPEA DAN CIAWI, KABUPATEN BOGOR IVAN WAHYU HIDAYAT E

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SIMPLE TECHNIQUES FOR MAKING BAGLOG HOUSEHOLD SCALE TEKNIK SEDERHANA PEMBUATAN BAGLOG UNTUK SKALA RUMAH TANGGA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU. Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

Transkripsi:

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu sentra produksi yang melakukan budidaya jamur tiram putih adalah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri di Bogor. Pengembangan usahatani jamur tiram pada P4S Cijulang Asri meliputi budidaya, penanganan dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses budidaya, besarnya biaya dan pendapatan serta kelayakan usaha pada budidaya jamur tiram putih di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri yang beralamat di Kampung Cijulang, Desa Kopo RT 03/05, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan PKPM dilakukan mulai tanggal 14 April 2016 21 Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung ke lapangan (observasi), wawancara dengan pihak yang terkait dan studi kepustakaan. Budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Produk jamur tiram putih yang dihasilkan oleh P4S Cijulang Asri dipasarkan ke pedagang pengumpul dan langsung dengan persentase 60 % banding 40 %. Kapasitas kubung jamur tiram di P4S Cijulang Asri adalah 5000 baglog. Hasil penulisan menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama periode tanam (4 bulan) di P4S Cijulang Asri adalah sebesar Rp. 22.450.994,- sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 30.000.000,- sehingga keuntungan yang diterima yaitu sebesar Rp. 7.549.006,- dan R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,34. Kata Kunci : Jamur tiram putih, biaya, pendapatan 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis Pertanian BP 1301361023. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

PENDAHULUAN a. Latar belakang Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pada awalnya jamur diperoleh dengan cara mengambil langsung dari alam. Seiring dengan perkembangan zaman, permintaan terhadap komoditas jamur semakin meningkat. Hal ini yang menyebabkan penyediaan jamur secara alami tidak dapat lagi memenuhi permintaan. Pilihan untuk membudidayakan jamur merupakan solusi yang dapat memenuhi permintaan komoditas jamur. Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat berkhasiat sebagai antitumor serta bertindak sebagai antioksidan, antiviral, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan (Hendritomo, 2010). Peluang untuk membudidayakan jamur tiram di Indonesia masih sangat terbuka. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Diperkirakan pada tahun 2015, dengan asumsi kenaikan pasar 5% per tahun maka kebutuhan jamur untuk wilayah Indonesia akan naik menjadi 21.900 ton/tahun. Padahal kemampuan petani untuk menyediakannya baru sekitar 10.000 12.500 ton/tahun. Peluang ini belum termasuk permintaan terhadap produk olahan jamur tiram itu sendiri. Seperti yang diketahui, jamur tiram memiliki banyak bentuk olahan yang nilai jualnya tinggi (Piryadi, 2013). Analisis Biaya dan pendapatan merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha. Biaya merupakan semua pengorbanan yang dilakukan untuk suatu proses produksi. Biaya yang dikeluarkan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan diperoleh. Sedangkan pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk kepada pelanggan. Salah satu sentra produksi yang melakukan budidaya jamur tiram putih adalah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cijulang Asri. Pengembangan usahatani jamur tiram pada P4S Cijulang Asri meliputi budidaya, penanganan dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Komoditi jamur tiram ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan. Sebagai produsen penghasil jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri mempunyai gambaran yang jelas mengenai kegiatan usahanya, terutama biaya yang dikeluarkan yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diterima dari penjualan jamur tiram. Sehingga untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur tiram maka dilakukanlah analisa biaya dan pendapatan budidaya jamur tiram. b. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengetahui proses budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri. 2. Menganalisis besar biaya dan pendapatan pada P4S Cijulang Asri dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram putih. 3. Mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri ditinjau dari analisa pendapatan atas biaya. 2

METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan tempat pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa pada Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar Kampung Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Periode pelaksanaan PKPM dimulai pada tanggal 14 April 21 Mei 2016. b. Ruang lingkup Penulisan Laporan Tugas Akhir ini mencakup teknik budidaya jamur tiram putih, serta jumlah biaya yang dikeluarkan, pendapatan yang diterima, tingkat keuntungan yang diperoleh dan kelayakan usaha jamur tiram putih segar pada P4S Cijulang Asri. c. Metode pengumpulan data Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yaitu dengan cara melakukan kegiatan budidaya jamur tiram putih, pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cijulang Asri. 2. Wawancara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing lapang, ketua kelompok tani, tenaga kerja dan masyarakat sekitar tentang P4S, teknik budidaya jamur tiram putih serta pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya jamur tiram putih tersebut. 3. Studi kepustakaan yaitu mepelajari teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan budidaya jamur tiram serta aspek finansial. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cijulang Asri merupakan lembaga pelatihan petani dalam bidang pertanian khususnya budidaya jamur tiram. Saat ini P4S Cijulang Asri mewadahi 5 kelompok tani yang berada di Desa Kopo yaitu Kelompok Tani Cijulang Asri, Kelompok Tani Cijulang Asri II, Kelompok Tani Krisantum, Kelompok Tani Lamelang Bada dan Kelompok Tani Berkah Alam dengan total luas lahan kelompok 67 ha. P4S Cijulang Asri didirikan oleh Bapak Basir Baesuni, S.Pd yang saat ini juga menjabat sebagai ketua P4S. Saat ini yang menjabat sebagai sekretaris P4S adalah Bapak Wahyu Wibisana dan Bapak Zainal Arifin sebagai bendahara. P4S Cijulang Asri terdiri dari enam seksi yaitu seksi pelatihan dan magang dengan penanggung jawab Bapak Busairi Muslih, seksi wanita tani dengan penanggung jawab ibu Yaneu Ariani, seksi akomodasi dan konsumsi dengan penanggung jawab Dayat Hidayat, seksi HUTBUN dan pertanian dengan penanggung jawab Uyeh, seksi taruna tani dengan penanggung jawab Muhammad Umar dan seksi HUMAS dan promosi dengan penanggung jawab Tanjudin Sumintapura. P4S Cijulang Asri membina 5 kelompok tani yang anggotanya terdiri dari 50 orang. Kelompok Tani Cijulang Asri melakukan budidaya jamur tiram putih, Kelompok Tani Krisantum melakukan budidaya krisan, Kelompok Tani Cijulang Asri II melakukan budidaya jagung manis, ubi jalar, mentimun, wortel, dan sawi. Sedangkan Kelompok Tani Lamelang Bada melakukan budidaya ubi jalar, padi dan pisang. Selanjutnya Kelompok Tani Berkah Alam melakukan budidaya kambing. Rata-rata penerimaan P4S Cijulang Asri untuk sepuluh komoditi yang dibudidayakan adalah Rp. 425.062.000,- per tahun. Selain itu, P4S 3

Cijulang Asri juga memiliki banyak asset. b. Pembahasan Kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih yang menjadi fokus utama di P4S Cijulang Asri meliputi persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. a). Proses Produksi Jamur Tiram Putih di P4S Cijulang Asri Proses produksi di P4S Cijulang Asri pada budidaya jamur tiram dilakukan secara bertahap. Dimana satu kali proses produksi dapat menghasilkan 500 baglog. Sehingga untuk mengisi satu kubung dilakukan sebanyak 10 kali proses produksi dengan kapasitas kubung 5000 baglog. Tujuan dilakukan proses produksi bertahap ini adalah supaya panen kontinue dan panen tidak berlimpah. Jarak antara proses produksi pertama dengan proses produksi kedua adalah 4 hari. Proses produksi pembuatan jamur tiram putih terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Proses yang dilakukan terdiri dari tahap persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Uraian kegiatan yang dilakukan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut: 1. Persiapan bibit Bibit jamur tiram putih yang digunakan pada P4S Cijulang Asri merupakan bibit F3 yang berasal dari pedagang bibit yang berada di Cijulang. Bibit jamur tiram putih yang dibeli maksimal F3, belum ditumbuhi jamur, tidak terkontaminasi, tidak ditumbuhi bakal buah, berasal dari varietas unggul, miselium merata, umur optimal diatara 45 sampai 65 hari dan bibit tidak boleh terlalu tua. 2. Persiapan media tanam jamur tiram a. Pengayakan serbuk gergaji Serbuk gergaji yang digunakan untuk budidaya jamur tiram pada P4S Cijulang Asri adalah serbuk gergaji yang 4 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 berasal dari pohon albasiah. Serbuk gergaji tersebut tidak bergetah dan keras, sehingga cocok untuk menjadi media tanam bagi pertumbuhan jamur tiram putih yang akan dibudidayakan. Sebelum serbuk gergaji digunakan, maka dilakukan pengayakan terlebih dahulu. Kegiatan pengayakan ini bertujuan untuk mendapatkan serbuk gergaji yang halus. Pengayakan dilakukan dengan cara memasukkan serbuk gergaji pada alat pengayak yang kemudian diayak. Sisa serbuk gergaji yang kasar dibuang beserta sampahnya. b. Pencampuran bahan Komposisi campuran media tanam yang digunakan pada budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri dalam satu kali proses produksi adalah sebagai berikut : Tabel 5. Komposisi media tanam No Nama bahan Jumlah (Kg) 1 Serbuk gergaji 300 2 Dedak 25 3 Tepung jagung 3 4 Kapur (CaC03) 3 5 Gypsun (CaS04) 3 *). Menghasilkan 500 baglog Bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan komposisi yang tepat. Setelah itu, semua bahan tersebut dicampurkan dan kemudian diberi air hingga mencapai kadar air 55 % dapat ditandai bila dikepal tidak mengeluarkan air dan bila dibuka gumpalan serbuk kayu tidak serta merta pecah. Proses pencampuran dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seperti sekop. c. Pengomposan Setelah semua bahan pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) dicampur, kemudian bahan dikomposkan selama satu hari. Pengomposan dilakukan dengan cara menumpuk campuran media tanam dan menutupnya secara rapat dengan menggunakan terpal. Hal ini bertujuan untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana sehingga campuran media tanam mudah dicerna jamur tiram.

d. Pembuatan baglog Campuran media tanam yang sudah dikomposkan selama satu hari, kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik polipropile (PP) ukuran 20 x 35 x 0,05 cm. Sebelum dimasukkan campuran media tanam tersebut diaduk terlebih dahulu karena bagian luarnya sedikit lembab sedangkan bagian dalamnya basah. Media tanam yang telah dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian ditimbang dengan berat 1,5 kg per baglog. Media yang dimasukkan dipadatkan dengan menggunakan tangan. e. Sterilisasi Media tanam yang telah dibuat kemudian disterilkan dengan cara memasukkan baglog ke dalam alat pengukus (steamer). Langkah pertama yang dilakukan dalam sterilisasi ini yaitu penyusunan baglog ke dalam alat pengukus (steamer) dengan rapi. Kegiatan ini dilakukan pada suhu 80 0 C selama 8 jam. Suhu tidak boleh lebih dari 100 0 C karena dapat merusak plastik baglog, namun apabila suhu dibawah 50 0 C baglog tidak matang dengan sempurna akabitnya baglog mudah terkontaminasi. 3. Inokulasi Tahap selanjutnya yang dilakukan dalam budidaya jamur tiram adalah inokulasi. Kegiatan inokulasi dilakukan dengan cara taburan. Dimana bibit yang dibeli pada pedangang ditaburkan secara langsung pada media yang telah disediakan. Sebelum melakukan kegiatan inokulasi ruangan pembibitan harus disemprot terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol termasuk kaki dan tangan pelaksana untuk mematikan bibit penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jamur. Selanjutnya, persiapkan alat dan bahan seperti mengisi spritus dan menghidupkannya. Lalu semprot alkohol pada ujung botol bibit dan spatula. Setelah itu bakar spatula dan ujung botol bibit. Kemudian buka baglog dan masukkan bibit dengan menggunakan spatula. Usahakan bibit dalam baglog tersebar secara. merata. Selanjutnya, 5 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 tutup baglog dengan menggunakan cincin dan kertas koran serta ikat dengan karet. Sebelum menutup baglog panaskan kertas koran dan cincin terlebih dahulu. Susun baglog yang telah diberi bibit dengan rapi. 4. Inkubasi Baglog yang sudah diinokulasi dipindahkan dari ruangan pembibitan ke rak kubung. Untuk memudahkan pengangkutan maka baglog tersebut dimasukkan dalam keranjang yang dijadikan sebagai wadah pengangkutan. Usahakan baglog tersebut tetap berdiri, supaya miselianya cepat tumbuh. Kegiatan inkubasi ini dilakukan selama satu bulan. 5. Pemeliharaan jamur tiram Pemeliharaan jamur tiram setelah inkubasi adalah pembukaan tutup baglog yang telah berumur atau bulan, penyiraman yang dilakukan setiap hari dan pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman jamur. 6. Panen dan Pasca panen Ciri-ciri jamur yang siap panen adalah memiliki tudung yang tipis dan terbuka. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut semua rumpun jamur tiram kemudian dimasukkan dalam keranjang dan dilakukan pembersihan dan pengemasan. Gambar 1. Pengemasan jamur tiram yang dipasarkan secara langsung Gambar 2. Pengemasan jamur tiram yang dipasarkan secara langsung

b). Analisis Biaya dan Pendapatan Budidaya Jamur Tiram Putih di P4S Cijulang Asri 1. Biaya 1). Biaya Investasi Biaya invetasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 di bawah ini : Tabel 6. Biaya investasi atas tanah dan bangunan budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri No Komponen Biaya Investasi Luas Biaya (Rp) 1 Ruang budidaya 35 m 69.000.000 2 Ruang inokulasi 6 m 5.000.000 3 Ruang pengomposan 8 m 15.000.000 4 Ruang sterilisasi 16 m 10.000.000 5 Tanah 65 m 3.250.000 TOTAL 102.250.000 Tabel 7. Biaya investasi alat budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri No Jenis Alat Satuan Jumlah Alat Harga (Rp) Pembelian Alat 1 Sekop unit 1 50.000 50.000 2 Terpal M 30 9.000 270.000 3 Pengayak unit 1 50.000 50.000 4 Ember unit 3 20.000 60.000 5 Selang air M 6 10.000 60.000 6 Timbangan 50 kg unit 1 225.000 225.000 7 Timbangan 10 kg unit 1 90.000 90.000 8 Pisau unit 3 1.000 3.000 9 Box plastik unit 1 125.000 125.000 10 Steamer unit 1 3.500.000 3.500.000 11 Tabung gas 3 kg unit 4 150.000 600.000 12 Keranjang unit 4 300.000 1.200.000 13 Cincin bambu unit 5.000 100 500.000 14 Spatula unit 3 30.000 90.000 15 Hand sprayer unit 1 112.500 112.500 16 Lampu busen unit 2 30.000 60.000 17 Mesin vacum unit 1 1.600.000 1.600.000 18 Rak budidaya M 120 50.000 6.000.000 Jumlah 14.595. 500 Dari Tabel 6 dan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa, Total biaya investasi untuk budidaya jamur tiram putih adalah sebesar Rp. 116.845.500,-. 6 2). Biaya Budidaya Jamur Tiram Putih Menurut Widyatama (2013), Biaya adalah nilai pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang untuk memperoleh barang atau jasa yang telah terjadi dan berguna untuk masa yang akan datang untuk

memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba. Biaya dibedakan menjadi 2, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Menurut Patarianto dan Lartik (2012), Biaya tetap adalah biaya yang sebagai keseluruhan tidak berubah dengan perubahan volume produksi. Komponen biaya tetap dalam usaha budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri adalah penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai keuangan dari aktiva tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut, biaya tenaga kerja dan sewa tanah. 1. Biaya penyusutan Berikut adalah biaya penyusutan yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) : Tabel 8. Biaya penyusutan bangunan N o Komponen Biaya Biaya Investasi Umur ekonomis (Tahun) Nilai Sisa (10%) Penyusutan / Tahun Penyusutan / Periode 1. Ruang budidaya 69.000.000 30 6.900.000 2.070.000 690.000 2. Ruang inokulasi 5.000.000 30 500.000 150.000 50.000 3. Ruang pengomposan 15.000.000 30 1.500.000 45.000 150.000 4. Ruang sterilisasi 10.000.000 30 1.000.000 300.000 100.000 Tabel 9. Biaya penyusutan alat N o Komponen Biaya Total Penyusutan Bangunan 990.000 Biaya Investasi Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Sisa Penyusutan / Tahun Penyusutan / Periode 1. Sekop 50.000 5 0 10.000 3.333 2. Terpal 270.000 5 13.500 51.300 17.100 3. Pengayak 50.000 5 0 10.000 3.333 4. Ember 60.000 5 0 12.000 4.000 5. Selang air 60.000 5 0 12.000 4.000 6. Timbangan 50 kg 225.000 10 11.250 21.375 7.125 7. Timbangan 10 kg 90.000 10 0 9.000 3.000 8. Pisau 3.000 2 0 1.500 500 9. Box plastik 125.000 5 6.250 23.750 7.917 Steamer 350.00 3.500.000 15 210.000 10 0 70.000 11 Tabung gas 3 kg 600.000 10 30.000 57.000 19.000 12 Keranjang 1.200.000 10 60.000 114.000 38.000 13 Cincin bambu 500.000 1.5 0 333.333 111.111 14 Spatula 90.000 5 0 18.000 6.000 15 Hand sprayer 112.500 5 5.625 21.375 7.125 16 Lampu busen 60.000 5 0 12.000 4.000 Mesin vacum 160.00 10 144.000 17 1.600.000 0 48.000 Rak budidaya 600.00 10 540.000 18 6.000.000 0 180.000 Total Penyusutan Peralatan 533.544 7

Keterangan : *) alat dengan harga beli lebih dari Rp 100.000 diasumsikan memiliki nilai sisa 5% dari harga beli, sedangkan alat dengan harga beli lebih dari Rp 1.000.000 diasumsikan memiliki nilai sisa 10 % dari harga beli. 2. Biaya Tenaga Kerja Tabel 10. Biaya tenaga kerja No Tenaga kerja (TK) Total (Rp) 1. TK pria tetap 852.000 2. TK wanita tetap 1.425.000 3. TK wanita tidak tetap 150.0000 Total 2.427.000 a. Biaya Variabel (Variable Cost) Menurut Patarianto dan Lartik (2012), biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya selalu berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Sesuai dengan penjelasan tersebut, yang termasuk kedalam biaya tidak tetap dalam usaha budidaya jamur tiram putih ini antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan). 1. Biaya Bahan Baku Dalam budidaya jamur tiram putih yang dilakukan pada P4S Cijulang Asri ini, biaya pembelian bahan yang digunakan untuk budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) adalah sebagai berikut : Tabel 11. Biaya bahan baku No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Serbuk gergaji Kg 3.000 4.000 12.000.000 2 Dedak Kg 250 3.000 750.000 3 Tepung jagung Kg 30 6.000 180.000 4 Kapur (CaCo3) Kg 30 200 6.000 5 Gypsum (CaSo4) Kg 30 1.250 37.500 6 Bibit Botol 500 2.500 1.250.000 Total Biaya 14.223.500 2. Biaya overhead pabrik Tabel 12. Biaya overhead pabrik No Jenis Pembiayaan Satuan Jumlah Harga Biaya (Rp) (Rp) 1 Plastik PP ukuran 20 x 35 x 0,05 cm Lbr 5.000 183 915.000 2 Karet Buah 5.000 46 230.000 3 Tali rafia M 500 60 30.000 4 Kertas koran 7 x 12 cm Lbr 5.000 3.5 17.500 5 Bahan bakar (gas) tabung 40 20.000 800.000 6 Alkohol 70 % L 5 25.000 125.000 7 Spritus L 2.5 22.000 55.000 8 Plastik kemasan PP 45 X 65 Lbr 150 563 84.450 9 Plastik Vacum Lbr 2.000 800 1.600.000 10 Listrik dan Air 400.000 11 Transportasi 15.000 12 Obat pengendalian hama dan penyakit 5.000 Total Biaya 4.276.950 8

3. Total Biaya (Total Cost) Total biaya adalah hasil penjumlahan dari total biaya tidak tetap (variable cost) ditambah dengan total biaya tetap (fixed cost). Gambaran mengenai total biaya usaha budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini: Tabel 13. Total Biaya No Jenis Biaya Total (Rp) 1 Biaya Tetap - Biaya Penyusutan Alat - Biaya Tenaga Kerja 1.523.544 2.427.000 2 Biaya Variabel - Biaya Bahan - Biaya Overhead Pabrik 14.223.500 4.276.950 Jumlah 22.450.994 3). Pendapatan Pendapatan diperoleh dari hasil perkalian panen jamur tiram putih dengan harga jual per kg. Satu baglog jamur tiram akan menghasilkan rata-rata 0,5 kg jamur tiram selama satu periode atau selama 4 bulan. Sehingga dalam satu periode 5000 baglog akan menghasilkan 2500 kg jamur tiram putih. Namun tidak semua baglog menghasilkan jamur tiram putih dalam satu hari. Rata-rata jamur tiram putih yang dipanen setiap hari adalah 5-7 kg. Jamur tiram putih hasil panen dijual secara langsung dan melalui pedagang pengumpul. Harga penjualan jamur tiram putih secara langsung yaitu Rp. 15.000,- / kg. Sedangkan jamur tiram putih yang dijual pada pedagang pengumpul harganya yaitu Rp 10.000,- / kg. Harga yang ditawarkan pedagang pengumpul tetap, meskipun harga dipasar berubah. Perbandingan penjualan jamur tiram putih secara langsung dan melalui pedagang pengumpul adalah 60 % banding 40 %. Sehingga jamur tiram putih yang dipasarkan secara tidak langsung adalah : 60% x 2.500 kg = 1.500 kg. Dan jamur tiram putih yang dipasarkan secara langsung adalah : 40 % x 2.500 kg = 1.000 kg. Tabel 14. Pendapatan untuk budidaya jamur tiram putih No Keterangan Penjualan Jumlah Produksi Harga per Pendapatan (Rp) per periode (Kg) Kg (Rp) 1. Langsung 1.000 15.000 15.000.000 2. Pedangang pengumpul 1.500 10.000 15.000.000 Jumlah 2.500 30.000.000 c). Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio) 1. Keuntungan : Pendapatan = Rp. 30.000.000 Biaya = Rp. 22.450.994 Keuntungan = Rp. 7.549.006 Pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) adalah Rp.30.000.000,- biaya untuk satu periode adalah Rp. 22.450.994,- dan keuntungan Rp. 7.549.006,-. 9 2. Revenue/Cost Ratio : R/C ratio = Pendapatan/ periode Total Biaya/ periode 30.000.000 = 22.450.994 = 1,34 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh R/C ratio sebesar 1,34. R/C ratio 1,34 ini menggambarkan bahwa dengan mengeluarkan Rp. 1 akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 1,34 berarti keuntungan adalah Rp. 0,34 atau 34 %. Dari nilai R/C ratio yang diperoleh yaitu sebesar 1,34 menunjukkan bahwa usaha budidaya jamur tiram putih yang dilakukan P4S

Cijulang Asri menguntungkan. Usaha jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri dapat dikatakan efisien karena memiliki nilai rasio pendapatan atas biaya yang lebih dari satu (R/C ratio > 1) sehingga kegiatan usaha jamur tiram putih layak karena memberikan pendapatan lebih besar dari pada pengeluarannya. KESIMPULAN Piryadi. T. U. 2013. Bisnis Jamur Tiram. Agromedia Pustaka, Jakarta. 122 hal. Widyatama.2014. http://repository. widyatama. ac.id / xmlui/ bitstream/handle/123456789/3041/ Bab%202.pdf?sequence=7Diakses pada tanggal 21 Juli 2016. Berdasarkan Laporan Tugas Akhir yang dibuat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Proses budidaya jamur tiram putih yang dilakukan di P4S Cijulang Asri terdiri dari beberapa tahap mulai dari persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. 2. Biaya yang dikeluarkan dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama periode tanam (4 bulan) di P4S Cijulang Asri adalah sebesar Rp. 22.450.994,- sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp. 30.000.000,- sehingga keuntungan yang diterima yaitu sebesar Rp. 7.549.006,- 3. Hasil dari analisa kelayakan usaha jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri, maka usaha ini layak untuk dijalankan karena R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,34. DAFTAR PUSTAKA Hendritomo, H. I. 2010. Jamur Konsumsi Berkhasiat Obat. Lily Publisher. Yogyakarta. Patarianto. P. dan Lartik. 2012. Penggunaan Analisis Biaya Variabel Dalam Pengambilan Keputusan Produksi Pada Pt. Ptj Kantor Wilayah Sidoarjo. http://www.stiemahardhika.ac.id/w p-content/uploads/2013/05 /vol10- no3-2012-pierre.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juni 2016. 10