Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

dokumen-dokumen yang mirip
2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

Bab III Metodologi Penelitian

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

PENGARUH KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP SIFAT OPTOELEKTRONIK Mn 3O 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Metoda Penelitian

SINTESIS NANOPARTIKEL PbS MELALUI METODE SOL-GEL DENGAN EDTA SEBAGAI CAPPING AGENT

Bab III Metodologi Penelitian

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

Aristanto Wahyu Wibowo, A. K. Prodjosantoso & Cahyorini K.

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

PENGARUH PEMANASAN TERHADAP STRUKTUR DAN SIFAT OPTIK KRISTAL ZnO Hadria Zakaria, Paulus Lobo Gareso, Nurlaela Rauf

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

KAJIAN TENTANG APLIKASI NANOPARTIKEL SENG OKSIDA (ZNO) SEBAGAI TINTA PENGAMAN UNTUK DOKUMEN BERHARGA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

Penentuan Energi Celah Pita Optik Film TiO2 Menggunakan Metode Tauc Plot

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterangan Gambar 7 : 1. Komputer 2. Ocean Optic USB 2000 Spektrofotometer

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Metodologi Penelitian

PENGARUH VARIASI MASSA BAHAN TERHADAP KUALITAS KRISTAL SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 Te 0,8 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

Bab III Metodologi Penelitian

Synthesis and Characterization Titanium Dioxide (TiO 2 ) Doped Vanadium(V) Using Solid State Method

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB I PENDAHULUAN. Oksida konduktif transparan atau transparent conductive oxide (TCO)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka 1. Peranan Semikonduktor pada DSSC

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

Stefanus Haryo Nugroho Dosen Pembimbing : Diah Susanti, ST, MT, Ph.D Hariyati Purwaningsih, SSi, MSi

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

SINTESIS LAPISAN TiO 2 MENGGUNAKAN PREKURSOR TiCl 4 UNTUK APLIKASI KACA SELF CLEANING DAN ANTI FOGGING

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

Transkripsi:

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO Ira Olimpiani,*, Astuti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang-25163 *irahafidzhah@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang efek doping senyawa alkali terhadap celah pita energi nanopartikel ZnO telah dilakukan. Sintesis nanopartikel ZnO dilakukan dengan metode sol-gel dengan doping senyawa alkali yaitu Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan X-Ray Diffraction untuk mengetahui struktur dan ukuran kristal, UV-Vis Spectrometry untuk menentukan celah pita energi dan Scanning Electron Microscope untuk mengetahui morfologi. Struktur kristal yang terbentuk dari ZnO yang di-doping adalah hexagonal zincite. Ukuran kristal yang didapatkan dari ZnO tanpa doping adalah 84,31 dan ZnO yang di-doping senyawa alkali yaitu 37,76 nm; 26,57 nm dan 52,78 nm. ZnO yang didoping senyawa alkali memiliki nilai celah pita energi dengan nilai yang lebih kecil yaitu 3,46 ev; 3,54 ev; dan 3,46 ev. ZnO tanpa doping terlihat memiliki jumlah butiran partikel yang sedikit dan menggumpal, sedangkan ZnO yang di-doping dengan logam alkali memperlihatkan ukuran partikel yang tidak seragam dan bentuk partikel yang menggumpal. Kata kunci: celah pita energi, doping, senyawa alkali, ZnO ABSTRACT The research on the effects of alkali compound doped on the optical properties of ZnO nanoparticles has been performed. This research aims to synthesize ZnO nanoparticles used by sol-gel method doped by alkali compound was Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 and K 2 CO 3. Synthesis product was characterized by X-Ray Diffraction (XRD) to determine the structure and size of the crystal, UV-Vis spectrometry to determine the energy band gap and Scanning Electron Microscope (SEM) to determine the morphology. Crystal structure was formed from the ZnO doped by alkali metal is hexagonal zincite. The size of the crystals from the ZnO undoped is 84,31 nm and ZnO doped with alkali compound is 37.76 nm; 26.57 nm and 52.78 nm. ZnO doped by alkali compound has been the value of the energy band gap is smaller. The value are 3.46 ev; 3.54 ev; and 3.46 ev. ZnO without doping seems to have a little amount of granular particles and agglomerate, whereas the ZnO doping with alkali compound showing to have a many of a granular particles and particle size varied then form agglomerate. Keywords: alkali compound, doping, energy band gap, ZnO I. PENDAHULUAN Beberapa dekade terakhir material dengan berukuran nanometer telah banyak menarik perhatian peneliti. Perkembangan ini menimbulkan minat yang tinggi pada penelitian yang berhubungan dengan sifat optik material, seperti sifat luminisensnya. Zink oksida (ZnO) merupakan salah satu semikonduktor yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai nanomaterial luminisens. Luminisens adalah perpendaran atau pemancaran cahaya dari suatu bahan setelah dilakukan penyinaran. Panjang gelombang luminisens yang dipancarkan oleh ZnO dapat diatur dengan mengubah celah pita energinya. Besar celah pita energi ZnO tergantung pada ukuran partikelnya dalam orde nanometer. Pada ukuran besar ZnO memiliki celah pita energi 3,4 ev (Abdullah, dkk., 2002). Nilai celah pita energi ini kurang sesuai apabila diaplikasikan pada cahaya tampak (Coleman dan Jagadish, 2006). Oleh karena itu, untuk memaksimalkan sifat dari ZnO maka perlu dilakukan pen-doping-an untuk menurunkan nilai celah pita energinya. Doping adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menambahkan sejumlah kecil atom pengotor ke dalam struktur kristal semikonduktor. Pada penelitian kali ini akan digunakan ZnO yang di-doping dengan logam alkali yaitu litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K). Menurut Ardyanian dan Sedigh (2013) ZnO yang di-doping litium (Li) menggunakan metode spray pyrolisis dapat menurunkan celah pita energi. Hui, dkk (2014) juga melaporkan bahwa 115

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 litium (Li), natrium (Na) dan kalium (K) yang di-doping dengan ZnO menggunakan metode solid-state reaction dapat menaikkan kristalinitas material dan menurunkan celah pita energi. Pita konduksi Elektron E: Celah pita energi Pita valensi Hole Gambar 1 Struktur Pita Energi Semikonduktor Gambar 1 menjelaskan bahwa elektron pada pita valensi pindah menuju pita konduksi, sehingga meninggalkan hole pada pita valensi. Celah pita energi yang semakin kecil, menyebabkan semakin mudahnya eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi (Ningsih, 2012). Metode yang digunakan untuk mensintesis nanopartikel ZnO adalah metode larutan cair (liqud solution) khususnya metode sol gel. Keuntungan dari metode ini adalah memiliki tingkat stabilitas termal yang baik, stabilitas mekanik yang tinggi, dan daya tahan pelarut yang baik (Yuwono, 2011). II. METODE 2.1 Sintesis Nanopartikel ZnO Sintesis nonopartikel ZnO dilakukan dengan metode sol-gel. Pada metode ini ZnO disintesis dalam larutan etanol dan LiOH.H 2 O sebagai agen hidrolisisnya. Zink asetat dihidrat {Zn(CH 3 COOH) 2.2H 2 O} sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 42 ml etanol, setelah itu diaduk menggunakan magnetic stirrer dan dipanaskan pada suhu 65 o C selama 30 menit. Secara terpisah litium hidroksida monohidrat (LiOH.H 2 O) berat 0,28 gram dicampur dengan 23 ml etanol dengan pengadukan dalam ultrasonic bath selama 16 menit hingga diperoleh larutan homogen. Senyawa alkali disiapkan untuk pen-doping-an yaitu Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 sebesar 10% mol terhadap Zn(CH 3 COOH) 2.2H 2 O. Selanjutnya, larutan Zn(CH 3 COOH) 2.2H 2 O dan LiOH.H 2 O dicampur disertai dengan penambahan senyawa alkali sebagai pen-doping-nya menggunakan magnetic stirrer dengan suhu 65 o C sampai larutan berubah menjadi warna putih susu. Larutan ini sudah terbentuk dalam sol. Selanjutnya dilakukan proses ageing (pematangan) selama satu hari. Setelah itu, untuk mendapatkan ZnO dalam bentuk gel dilakukan sentrifugasi 4000 rpm selama 10 menit. ZnO dalam bentuk gel akan dikeringkan pada suhu 140 o C untuk memperoleh serbuk ZnO. Serbuk ZnO dikarakterisasi dengan XRD dan SEM untuk menentukan struktur dan ukuran kristal serta morfologi partikel. 2.2 Karakterisasi Nanopartikel ZnO 2.2.1 X-Ray Diffraction (XRD) dan Scaning Electron Microscope (SEM) XRD digunakan untuk menentukan ukuran dan struktur Kristal dan SEM untuk mengetahui morfologi dari partikel ZnO. Sampel yang digunakan untuk analisis XRD dan SEM berbentuk serbuk (powder). Fase serbuk dari ZnO diperoleh dengan cara mengeringkan gel ZnO menggunakan oven pada temperatur 140 0 C selama 2 jam. 2.2.2 UV-Vis Spectrometry UV-Vis Spectrometry digunakan untuk menentukan celah pita energi. Sampel yang digunakan untuk analisis Uv-Vis Spectrometry berbentuk fase larutan dengan konsentrasi 0,1 M larutan dan disimpan dalam ultrasonic bath dengan temperatur 27 0 C selama 30 menit. 116

2.3 Analisis Data output dari XRD yang disebut sebagai difraktogram dianalisis dengan membandingkannya dengan pola difraksi standar yang terdapat pada data International Center for Diffraction Database (ICDD) dalam Powder Diffraction File (PDF), sedangkan untuk ukuran kristal ZnO didapatkan dari persamaan Scherrer (Persamaan 1). K D (1) Bcos dengan D adalah ukuran kristal, K adalah nilai konstanta ZnO, λ adalah panjang gelombang radiasi sinar-x, B adalah lebar penuh garis difraksi pada saat intensitas setengah maksimum dan θ adalah sudut Bragg. Hasil karakterisasi UV-Vis Spectrometry akan memperlihatkan spektrum absorbsi larutan nanopartikel ZnO yang terdiri dari sumbu x menerangkan panjang gelombang (nm) dan sumbu y menerangkan absorbansi (a.u). Penentuan nilai energi celah pita optik dianalisis menggunakan metode Touch plot. Metode ini ditentukan dengan menggunakan nilai transmitasi yang dihasilkan dari UV-Vis Spectrometry dengan menarik ekstrapolasi pada daerah linier dari grafik hubungan hυ dan (Ahv) 2 hingga memotong sumbu energi. h adalah konstanta Planck, υ adalah frekuensi dengan v =c/λ dan A adalah nilai absorbansi. Dari grafik hubungan hυ dan (Ahv) 2 dapat ditarik garis yang bersinggungan dengan titik belok pada kurva, serta nilai hυ dari sumbu horizontal adalah nilai celah pita energinya. III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Analisis Struktur dan Ukuran Kristal 3.1.1 Analisis Struktur Kristal Pola difraksi hasil karakterisasi XRD dari ZnO tanpa dan yang di-doping dengan Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 dapat dilihat pada Gambar 2. Pola difraksi yang didapatkan dari hasil karakterisasi dibandingkan dengan pola difraksi standar yang terdapat pada data International Center for Diffraction Database (ICDD) dalam Powder Diffraction File (PDF). Gambar 2 Spektrum ZnO tanpa dan yang di-doping dengan Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 Gambar 2 menjelaskan bahwa ZnO tanpa doping dengan puncak yang tertinggi berada pada sudut 2θ yaitu 29,4 o dan senyawa yang terbentuk adalah zincite. Hasil sintesis ZnO tanpa doping ini dibandingkan dengan data ICDD dengan kode referensi 96-900-4181. Data ICDD menunjukkan bahwa puncak tertinggi senyawa zincite berada pada sudut 2θ yaitu 36,3 o. Hal ini menandakan adanya pergeseran puncak difraksi dari hasil karakterisasi ZnO tanpa doping ke intensitas yang lebih rendah. 117

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 ZnO yang di-doping dengan Li 2 CO 3 dengan puncak tertinggi berada pada sudut 2θ yaitu 35,9 o dan senyawa yang terbentuk adalah zincite. Perbedaan sudut 2θ antara hasil sintesis dan data ICDD tidak terlalu signifikan, sehingga sampel ZnO yang di-doping dengan Li 2 CO 3 mempunyai struktur kristal hexagonal. Puncak tertinggi difraksi sinar-x dari ZnO yang di-doping dengan Na 2 CO 3 berada pada sudut 2θ yaitu 36,2 o. Sudut 2θ antara hasil sintesis dan data ICDD kode referensi 96-901-1663 sangat cocok. ZnO yang di-doping dengan Na 2 CO 3 mempunyai struktur kristal hexagonal. Selain senyawa zincite, ZnO yang di-doping dengan Na 2 CO 3 membentuk senyawa nahcolite (natrium bikarbonat). Nahcolite tergolong ke dalam struktur kristal monoclinic. Pola difraksi dari data ICDD kode referensi 96-91-1049 dengan puncak tertinggi berada pada sudut 2θ 30,3 o. Hal ini menandakan adanya pergeseran puncak difraksi pada senyawa nahcolite ke intensitas yang lebih rendah. ZnO yang di-doping dengan K 2 CO 3 dengan puncak tertinggi berada pada sudut 2θ 36,2 dan senyawa yang terbentuk adalah zincite. Sudut 2θ antara hasil sintesis dan data ICDD kode referensi 96-901-1663 sangat cocok. ZnO yang di-doping dengan K 2 CO 3 mempunyai struktur kristal hexagonal. 3.1.2 Analisis Ukuran Kristal Ukuran kristal ZnO tanpa doping dan ZnO yang di-doping dengan Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K2CO3 yang ditentukan menggunakan persamaan Scherrer (Persamaan 1) dapat dilihat dalam Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa ukuran kristal ZnO yang di-doping dengan logam alkali mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari jari-jari ion penyusun kristal. ZnO yang di-doping Na 2 CO 3 terbentuk 2 fasa kristal yang mengakibatkan jari-jari ion yang dimilikinya lebih kecil. Jari-jari ion yang kecil mengakibatkan ukuran kristal yang dihasilkan lebih kecil. Kristal yang berukuran kecil atau nano disebut dengan nanokristal yang mana memiliki area permukaan yang besar daripada kristal berukuran besar. Hal ini dapat meningkatkan reaktifitas kimia dan meningkatkan kekuatan sifat optiknya. Tabel 1 Ukuran kristal ZnO tanpa dan yang di-doping dengan Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 Variasi λ (nm) B (rad) Cos θ D (nm) ZnO tanpa doping 0,15406 0,0017 0,9673 84,31 ZnO doping dengan Li 2 CO 3 ZnO doping dengan Na 2 CO 3 ZnO doping dengan K 2 CO 3 0,15406 0,00386 0,9512 37,76 0,15406 0,00549 0,9504 26,57 0,15406 0,00275 0,9499 52,78 3.2 Analisis Celah Pita Energi Berdasarkan data UV-Vis Spectrometry diperoleh panjang gelombang (λ) dengan absorbansi. Spektrum UV-Vis Spectrometry yang diperoleh diolah menggunakan metode Touch Plot untuk mendapatkan celah pita energi. 118

Gambar 2 Hasil UV-Vis Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa pada rentang nilai panjang gelombang 370-700 nm, nilai absorbansi semakin turun, dimana panjang gelombang ini terdapat pada daerah sinar cahaya tampak (Visible). Nilai panjang gelombang pada panjang gelombang terpanjang dari ZnO tanpa dan yang di-doping dengan Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 berturut-turut adalah 258 nm, 258,03 nm, 272,60 nm dan 267 nm. Artinya, terjadinya pergeseran puncak absorbsi sampel ke panjang gelombang yang lebih panjang, dalam rentang gelombang ultraviolet yang mendekati panjang gelombang cahaya tampak. (a) (b) (c) (d) Gambar 3 (a) ZnO Tanpa doping, (b) ZnO yang di-doping Li 2 CO 3, (c) ZnO yang di-doping Na 2 CO 3 (d) ZnO yang di-doping K 2 CO 3 Gambar 3 menjelaskan bahwa nilai celah pita energi yang didapatkan dari ZnO tanpa doping adalah 3,56 ev, sedangkan ZnO yang di-doping dengan Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 adalah 3,46 ev; 3,52 ev dan 3,46 ev. Pertambahan doping menyebabkan terjadinya penurunan celah pita energi atau energi gap. Penurunan celah pita energi yang dihasilkan diakibatkan oleh pengaruh nilai celah pita energi yang dimiliki oleh pen-doping dalam keadaan murni. Dimana pen-doping memiliki celah pita energi yang lebih kecil dari ZnO yaitu 2,8 ev. Penurunan celah pita energi material luminisens, dapat memperbesar aplikasinya baik dalam bidang optik, 119

ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 optoelektronik maupun untuk sel surya. Celah pita energi yang kecil dapat mempermudah elektron tereksitasi, karena energi yang dibutuhkan lebih kecil. (a) (b) (c) (d) Gambar 4 Cahaya luminisens sampel (a) ZnO tanpa doping, (b) ZnO yang di-doping dengan Li 2 CO 3, (c) ZnO yang di-doping dengan Na 2 CO 3 (d) ZnO yang di-doping dengan K 2 CO 3 Semua sampel diberi paparan lampu UV. Setelah di beri paparan, ZnO yang di-doping menghasilkan cahaya luminisens yang lebih terang, seperti yang terlihat pada Gambar 4. Hal ini disebabkan oleh mudahnya terjadi eksitasi dan emisi e - oleh lampu UV terhadap sampel ZnO yang mempunyai celah pita energi yang lebih kecil. 3.3 Analisis Morfologi Pengamatan morfologi partikel ZnO hasil sintesis dilakukan menggunakan Scanning Electon Microscope (SEM) dengan perbesaran 5000 x. Hasil uji SEM dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 memperlihatkan adanya perbedaan bentuk dan ukuran partikel yang dihasilkan oleh masing-masing sampel. ZnO tanpa doping terlihat memiliki jumlah butiran partikel yang sedikit dan menggumpal serta memiliki ukuran yang tidak seragam. ZnO yang didoping dengan senyawa alkali memperlihatkan jumlah butiran yang lebih banyak dan ukuran partikel yang tidak seragam serta menggumpal. Hal ini mengakibatkan sulitnya mengukur ukuran butiran partikel dari masing-masing sampel. (a) (b) (c) (d) Gambar 5 Hasil uji SEM perbesaran 5.000 x (a) ZnO tanpa doping (b) ZnO yang di-doping dengan Li 2 CO 3 (c) ZnO yang di-doping dengan Na 2 CO 3 (d) ZnO yang di-doping dengan K 2 CO 3 IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur kristal yang terbentuk dari hasil pen-doping-an ZnO dengan senyawa alkali (Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 ) adalah hexagonal dan puncak difraksi terdapat pada sudut 2 : 36,2 o. ZnO tanpa doping terlihat memiliki jumlah butiran partikel yang sedikit dan menggumpal serta memiliki ukuran yang tidak seragam. ZnO yang di-doping dengan senyawa alkali memperlihatkan jumlah butiran yang lebih banyak dan ukuran partikel yang tidak seragam serta menggumpal. ZnO yang di-doping dengan senyawa alkali memiliki celah pita energi yaitu 3,56 ev dan ZnO yang di-doping Li 2 CO 3, Na 2 CO 3 dan K 2 CO 3 berturut-turut adalah 3,46 ev; 3,52 ev dan 3,46 ev. 120

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M., Lenggoro, I.W., Okuyama, K. dan Shi, F.G., Journal of The Electrochemical Society, 149, 107-112 (2002). Ardyanian, M. dan Sedigh, N., Heavy Lithium Doped ZnO Thin Films Prepared by Spray Pyrolysis Method, Skripsi S1, Damghan University, 2013. Coleman, V. A., dan Jagadish, C., Basic and Properties ZnO, in Zinc Oxide Bulk, Thin Film and Nanostructures diedit oleh Jagadish, C. dan Pearton, S. (Elsevier Science, Canberra, 2006), hal. 1-17. Hui, L.H., Xia, H.Y., Min, L.Z. Hua, Y.Y. dan Yuan, Z.S, Journal Central University, 21, 3449-3455 (2014). Ningsih, T.S., Sintesis dan Karakteristik Fotokatalis Ni 2+ -ZnO Berbasis Zeolit Alam, Skripsi S1, Universitas Indonesia, 2012. Yuwono, A. H., Jurnal Material dan Energi Indonesia, 01, 127-140 (2011). 121