PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

Suplemen Rencana Strategis

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA KATA PENGANTAR

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KATA PENGANTAR. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013.

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

SUPLEMEN RENSTRA TAHUN

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

Ringkasan Eksekutif Memuaskan

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF

BPKP. Rencana strategis. Perubahan

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Jawa Timur disusun

KATA PENGANTAR. Kepala Perwakilan, Sudiro NIP LAKIP 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI

PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI NTT

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I P E N D A H U L U A N

P.T. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Panijo

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

Kepala, Ardan Adiperdana

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1


Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAKIP 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHINSTAN L L PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT

aporan Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Transkripsi:

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Nomor. : LAP- 34 /PW09/1/2015 Tanggal : 19 Januari 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota ( DKI) Jakarta menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2011-2014, yang selanjutnya dijabarkan setiap tahunnya dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 2014. Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011-2014 dirancang mengikuti restrukturisasi perencanaan dan penganggaran karena demi keselarasan program dan kegiatan dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional ( RPJMN) Tahun 2010-2014. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP. Mengikuti peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 di atas, dan menindaklanjuti Surat Menteri PAN dan RB tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012, program dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2011 2014 disesuaikan dengan menambah perspektif sasaran strategis beserta Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan maksud agar dapat dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran. Penyusunan LAKIP telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Monitoring dan Evaluasi Rencana Kegiatan

- ii - Tahunan (SIM Mo nevrkt), sedangkan pengelolaan data keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual(SAIBA). LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2014 dengan Tapkin Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 dan capaian kinerja tahun 2013, serta Evaluasi dan Analisis untuk setiap Sasaran Strategisnya mencakup pula pengukuran efisiensi penggunaan sumber daya. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja BPKP telah memuaskan, dengan tercapainya 8 dari 8 sasaran strategis dan tercapainya 25 dari 32 IKU. Capaian sebanyak 32 IKU tersebut jika dikaitkan dengan program BPKP, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sebanyak 17 dari 21 IKU pada Program Pengawasan Intern mencapai predikat memuaskan; 2. Sebanyak 8 dari 11 IKU pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya serta Program Sarana dan Prasarana Aparatur Negara mencapai predikat memuaskan. Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 diharapkan dapat menjadi sarana akuntabilitas keuangan negara dalam berkontribusi mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik. Jakarta, 19 Januari 2015 Kepala Perwakilan, TTD Bonny Anang Dwijanto NIP 19600825 198703 1 001

- iii - Kebenaran isi LAKIP ini merupakan tanggung jawab para Penanggung Jawab Program terkait, dengan membubuhkan tanda tangan di bawah ini. Kepala Perwakilan TTD Bonny Anang Dwijanto NIP 19600825 198703 1 001 1. Kepala Bagian Tata Usaha TTD Didi Junaedi NIP 19581003 198703 1 001 4. Kepala Bidang Akuntan Negara TTD 2. Kepala Bidang IPP TTD Rizal NIP196312251985031002 5. Kepala Bidang Investigasi TTD 3. Kepala Bidang APD TTD Michael Rolandi CB NIP 19690203 198903 1001 6. Kasubbag Prolap TTD Osman Syarif NIP 19670409 198703 1 001 7. Kasubbag Keuangan TTD Agustina Arumsari NIP19701109 199103 2 001 8. Kasubbag Umum TTD Chairun Chaidirsyah NIP19631222 198402 1 001 9. Kasubbag Kepegawaian TTD Deza SophiaSuleiman NIP19601223 198203 2 001 Jetro P Sagala NIP 19680907 199203 1 001 Dindin Syafrudin NIP 19620324 198303 1 001

- iv - DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii RINGKASAN EKSEKUTIF... v I. PENDAHULUAN...1 A. TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG ORGANISASI... 1 B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI... 2 C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI... 3 D. STRUKTUR ORGANISASI... 4 E. SISTEMATIKA PENYAJIAN... 5 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA...7 A. RENCANA STRATEGIS 2011 2014... 7 1. Pernyataan Visi... 8 2. Pernyataan Misi... 8 3. Tujuan... 14 4. Sasaran Strategis... 14 5. Indikator Kinerja Utama... 15 6. Program dan Kegiatan... 18 B. PERJANJIAN KINERJA 2014... 21 III. AKUNTABILITAS KINERJA... 25 A. CAPAIAN KINERJA... 25 B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA... 29 Sasaran Strategis 1... 42 Sasaran Strategis 2... 47 Sasaran Strategis 3... 47 Sasaran Strategis 4... 53 Sasaran Strategis 5... 64 Sasaran Strategis 6... 70 Sasaran Strategis 7... 72 Sasaran Strategis 8... 84 C. REALISASI ANGGARAN... 85 IV. PENUTUP... 90 LAMPIRAN

RINGKASAN EKSEKUTIF Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (B PKP) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 201 1-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai. serta rencana pendanaan dalam tahun 2011-2014, yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Visi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014. Untuk mewujudkan visinya, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta memiliki empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan DKI Jakarta; (2) membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan DKI Jakarta; (3) mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan DKI Jakarta; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan DKI Jakarta. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2011-2014, yaitu : (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah.

- vi - RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor B/3293/M.PAN- RB/11/2012 tanggal 30 November 2012 tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP. Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2014. LAKIP ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta seluruhnya telah tercapai. Delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1. Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran 1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu LKPD. Tercapai 100,07% 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar Tercapai 133,33% 87,50%. 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Tercapai 103,85% satu Pemda dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD. 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, Tercapai 113,97% BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%. 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di satu Pemda. Tercapai 0% 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten satu Pemda. 7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%. 8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan. Tercapai 100% Tercapai 155,01% Tercapai 111,11% Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran

- vii - RINGKASAN EKSEKUTIF strategis meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 32 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014. Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan satu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Indikator Kinerja Utama Dominan Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan, dimana sebanyak 15 dari IPP yang ditargetkan dalam Tapkin 2014 untuk diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah dilaksanakan pendampingan penyusunan laporan keuangan, atau mencapai 105,26%, % dari target sebesar 90%. b. Indikator Kinerja Utama Dominan Jumlah Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak satu IPD dari satu IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, mencapai 100%, sesuai dengan target sebesar 100%. c. Indikator Kinerja Utama Persentase hasil pengawasan lintas sektor, persentase jumlah laporan yang tepat waktu dikirim ke BPKP Pusat terkait dengan pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat dalam tahun 2014 sebanyak 100 laporan yang disampaikan tepat waktu kepada BPKP Pusat dari 90% laporan yang ditargetkan sebesar 117 laporan sehingga capaian kinerja pada tahun 2014 sebesar 94,97% 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Persentase peningkatan penerimaan negara dari hasil pengawasan, yang diukur berdasarkan Jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD. Capaian IKU ini pada tahun 2014 adalah dari 5 rekomendasi yang seluruhnya telah ditindaklanjuti, sedangkan target IKUnya pada tahun 2014 adalah sebesar 75% sehingga capaian kinerja pada tahun 2013 adalah sebesar 133,33%.

- viii - RINGKASAN EKSEKUTIF 3. Terselenggaranya SPM pada satu Pemda dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Atas IKU Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta melakukan audit kinerja Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan dan Kesehatan atas satu IPD untuk mendorong seluruh IPD tersebut mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan. Apabila dibandingkan dengan targetnya sebanyak satu IPD, maka diperoleh capaian IKU sebesar 100%. b. Atas IKU Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI., Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi, assessment penerapan Good Corporate Governance (GCG), Key Performance Indicator (KPI), dan audit kinerja pada BUMN/BUMD/BUL untuk meningkatkan tata kelola perusahaan. Dari hasil evaluasi/sosialisasi/asistensi terhadap 42 BUMN/BUMD/BUL, atau mencapai 107,69% dibandingkan dengan targetnya sebesar 65% dari Tapkin 2014 sebanyak 60 Badan Usaha atau 39 Badan Usaha. 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN (Perhitungan Kerugian Keuangan Negara )/PKA (Pemberian Keterangan Ahli), yang diukur berdasarkan Jumlah laporan audit investigasi/pkkn/pka dibagi dengan permintaan audit investigasi/pkkn/pka dari instansi penegak hukum. Dalam tahun 2014, telah dilaksanakan audit investigasi /PKKN/PKA terhadap kasus berindikasi Tindak Pidana Korupsi. Dari 160 permintaan audit investigasi/pkkn /PKA telah dilakukan penerbitan Surat Tugas dan diselesaikan laporan sebanyak 155 Penugasan dan seluruhnya telah diterbitkan laporannya oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, dari target sebanyak 85% dari 160 laporan, sehingga capaian IKU adalah sebesar 113,97%.

- ix - RINGKASAN EKSEKUTIF 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di satu Pemda Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Realisasi persentase K/L dan Pemda yang telah menyelenggarakan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, yang diukur berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini WTP sebanyak satu dari jumlah seluruh Pemda sebanyak satu Pemda dengan realisasi 0%, dengan capaian 0% atas target sebesar 100%. 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada satu Pemda Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Realisasi jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA, yang diukur dari jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA. Sampai dengan tahun 2014, jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA adalah 1 APIP dari target sebanyak 1 APIP, atau realisasi sebesar 100%, dengan capaian 100% atas target sebesar 70%. 7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. IKU Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi, diukur dengan membandingkan antara tingkat realisasi penugasan terhadap rencana capaian yang ditetapkan. Pada tahun 2014, jumlah realisasi penugasan adalah 671 Penugasan atau 210,02% dari target kinerja sebesar 85% atas 307 rencana penugasan, sehingga capaian kinerja tahun 2013 adalah sebesar 210,02%. b. IKU Tingkat Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPKP diukur 100% jika predikat opini BPK RI adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun 2014, opini dari BPK RI atas Laporan Keuangan BPKP Tahun Anggaran 2013 adalah WTP sehingga mencapai 100% dari target. 8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan, Terimplementasinya sistem informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal (manajemen BPKP) yang telah direalisasikan dengan penerapan sistem informasi, sistem data warehouse, aplikasi transaksi, aplikasi lanjutan, dan infrastruktur teknikal, mencapai

- x - RINGKASAN EKSEKUTIF 100% dari dari target 90% pada tahun 2014 sehingga capaian kinerja sebesar 111,11%. Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp27.911.378.000,00 atau 93,25% dari anggaran sebesar Rp29.929.531.000,00, serta Dana Mitra Kerja sebesar Rp1.610.793.500,00 untuk membiayai 64 kegiatan pengawasan. Secara umum sebagian besar sasaran strategis dalam tahun 2014 telah tercapai sesuai dengan yang ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis dan IKU yang masih perlu dipertajam. Untuk itu, diperlukan upaya dan kerja yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain: 1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan yang dapat secara dini memetakan permasalahan kegiatan lintas sektoral dan permasalahan stakeholder lainnya sehingga dapat lebih efektif memberikan rekomendasi strategis; 2. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pengukuran kinerja; 3. Penyusunan dokumen perencanaan kinerja tahun 2015 sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada BPKP; 4. Peningkatan penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda, antara lain melalui: a. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan K/L/Pemda untuk percepatan implementasi SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. 5. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian IKU. 6. Mengusulkan perbaikan perhitungan Indeks distribusi Dana DIPA kepada Biro Perencanaan Pengawasan, sehingga dana pengawasan dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan tugas. 7. Mengusulkan penambahan tenaga auditor sesuai dengan kebutuhan dalam rangka kebutuhan pelaksanaan tugas.

I. PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi P erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berkedudukan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota(DKI) Jakarta berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Hal ini sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor Kep-06.00.00-286/K/2001, yang terakhir diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas pokok sebagai berikut: Melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku Tugas pokok tersebut di atas selanjutnya dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut: 1. Penyiapan Rencana dan Program Kerja Pengawasan; 2. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan pengurusan Barang Milik/Kekayaan Negara; 3. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pengurusan Barang Milik/Kekayaan Pemerintah Daerah atas permintaan daerah; 4...Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan atau lintas departemen/lembaga /wilayah; 5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pusat dan daerah; 6. Evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP) pusat dan pemerintah daerah; 7. Pemeriksaan terhadap BUMN, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bln yang diterima pemerintah pusat, dan BUMD atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; 8. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan Laporan Akuntabilitas Kinerja pada BUMN, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMRINTAH

BAB I. PENDAHULUAN - 2-9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, BUMN, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya; 10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; 11. Evaluasi dan fasilitasi peningkatan kapabilitas tata kelola Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; 11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. B. Aspek Strategis Organisasi BPKP merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia, dalam pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Lingkup tugas BPKP meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan maupun penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai Kantor Perwakilan BPKP berkedudukan di wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki posisi strategis karena berada di Ibukota Negara sehingga menjadi barometer kemajuan demokratisasi, keamanan, perekonomian, kelembagaan maupun birokrasi. Dalam perannya sebagai quality assurance, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mendukung visi dan misi BPKP Pusat dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik, meningkatkan kinerja program pemerintah, dan menciptakan iklim untuk pencegahan KKN di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dalam peran sebagai juru bicara bidang pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui pengkomunikasian hasil pengawasan di wilayahnya. Sedangkan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil pengawasan nasional, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mendukung BPKP Pusat untuk berperan dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terintegrasi dan sinergi antar Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Mandat PP No.60/2008 mengenai SPIP kepada BPKP dapat tercapai jika seluruh komponen, sumber daya dan energi BPKP difokuskan kepada upaya penciptaan dan implementasi SPIP yang menyeluruh sebagai suatu sistem. Dalam kaitan hal tersebut, maka Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta harus memiliki proses internal yang unggul, struktur dan proses pengendalian intern yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan demikian, peran Quality Assurance yang diberikan kepada segenap instansi pemerintah harus terjamin kualitasnya. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta juga harus mampu menjadi pendamping pemerintah daerah terkait dengan auditor eksternal dan mampu mengkomunikasikan hasil pengawasan secara efektif kepada publik. Proses internal yang unggul tersebut harus didukung dengan pertumbuhan dan pembelajaran atas seluruh sumber daya Perwakilan BPKP Provinsi DKI

BAB I. PENDAHULUAN - 3 - Jakarta berupa human capital (struktur dan kompetensi SDM yang tepat), information capital (sistem informasi yang andal, teknologi informasi yang terpadu, penyempurnaan SOP) dan organization capital (iklim kerja yang kondusif: struktur organisasi yang tepat, kepemimpinan, budaya kerja dll), serta dukungan dari seluruh fungsi pendukung lainnya. C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut: 1. Pre-emptif Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten. 2. Preventif Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi. 3. Represif Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif, audit dalam rangka perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi dan pemberian keterangan ahli. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan berindikasi Tindak Pidana Korupsi yang merugikan Keuangan Negara. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta juga menghasilkan produk unggulan antara lain: 1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan; 2. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 3. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement Program); 4. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik; 5. Program Pengembangan GCG pada BUMN/BUMD; 6. Program Pengembangan Internal Control pada BUMN/BUMD berbasis COSO; 7. Program Anti Korupsi (PAK); 8. Fraud Control Plan (FCP);

BAB I. PENDAHULUAN - 4 - D. Struktur Organisasi Susunan organisasi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan pasal 4 Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 tahun 2014 tanggal 19 September 2014, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, dengan bagan sebagai berikut: Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta KEPALA PERWAKILAN KABAG TATA USAHA KASUBBAG PROLAP KASUBBAG KEPEGAWAIAN KASUBBAG UMUM KASUBBAG KEUANGAN KABID PIPP KABID APD KABID AKUNTAN NEGARA KABID INVESTIGASI PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR Keterangan: Ka Bag = Kepala Bagian Ka Bid = Kepala Bidang Ka Subbag = Kepala Subbagian Prolap = Program dan Pelaporan PIPP = Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat APD = Akuntabilitas Pemerintah Daerah BAN = Bidang Akuntan Negar PFA = Pejabat Fungsional Auditor Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 175 pegawai per tanggal 31 Desember 2013. Dalam jumlah tersebut di atas termasuk 2 orang Auditor yang diperbantukan/dipekerjakan pada unit kerja lain yaitu: - Pengadilan Tipikor Denpasar 1 orang Jumlah 1 orang Rincian SDM tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN - 5 - KELOMPOK PEGAWAI JUMLAH Kepala Perwakilan : 1 Orang Kepala Bagian : 1 Orang Kepala Bidang : 4 Orang Kepala Sub Bagian : 4 Orang Pejabat Fungsional Auditor : 108 Orang Pejabat Fungsional Arsiparis : 2 Orang Pejabat Fungsional Kepegawaian : 1 Orang Pejabat Fungsional Paramedis : 1 Orang Pegawai Fungsional Umum : 36 Orang Jumlah 154 Orang E. Sistematika Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini pada dasarnya adalah suatu media untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Perwakilan Provinsi DKI Jakarta selama Tahun 2014. Capaian Kinerja Tahun 2014 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja Tahun 2014 yang telah diselaraskan dengan Penetapan Kinerja (TAPKIN) Tahun 2014, merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di masa datang. Artinya, terhadap capaian yang telah mencapai atau melebihi target (sudah baik) agar tetap dipertahankan, sedangkan terhadap capaian kinerja yang masih di bawah target untuk masa mendatang dapat dilakukan perbaikan melalui strategi-strategi yang lebih baik. Dengan pola pikir seperti tersebut di atas, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 dapat diilustrasikan dalam bagan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN - 6 - Gambar 1.2. Sistematika Penyajian LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 2014 Referensi Bab PENDAHULUAN Bab I PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RencanaStrategis 2011-2014 PerjanjianKinerja/Penetapan Kinerja 2014 Bab II AKUNTABILITAS KINERJA Bab III PENUTUP Bab IV

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Meningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra 2011 2014. Program pada Renstra BPKP periode 2011-2014 berbeda dari Renstra periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program BPKP dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP. Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga mulai tahun 2012, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2011 2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis. A. RENCANA STRATEGIS 2011-2014 Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan Perwakilan BPKP

- 8 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Provinsi DKI Jakarta dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah. 1. Pernyataan Visi Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011-2014 mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010. Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011-2014 yang disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berisi Visi sebagai berikut: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, visi ini telah searah dengan visi BPKP. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. 2. Pernyataan Misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai Instansi vertikal BPKP di wilayah Provinsi DKI Jakarta, berusaha untuk mewujudkan segala Visi dan Misi dari BPKP, sehingga dirumuskan Misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan dan dicapai oleh seluruh Bidang/Bagian/Pegawai untuk mencapai visi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Perumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor

- 9 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Tugas dan Kewenangan BPKP sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya didelegasikan kepada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berdasarkan PER-955/K/SU/2011 tentang Nama, Lokasi dan Wilayah Kerja Perwakilan BPKP, juncto Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-06.00.00-286/K/2001. Oleh karena itu maka dirumuskan empat misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang searah untuk mewujudkan Misi BPKP adapun Misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. b. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut: MISI 1 Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

- 10 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Misi ini berkaitan dengan aktualisasi peran dan mandat BPKP di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai Auditor Presiden, dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara untuk membantu Presiden dalam rangka terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Fungsi utama dari peran Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Pelaksanaan Mandat BPKP oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi DKI Jakartasemakin jelas dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: 1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral; 2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan 3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan. Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (B UN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya. Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-

- 11 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani ( current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden/Pemerintah. Peran dari BPKP selaku Auditor Presiden dalam rangka mendukung dan mendorong terciptanya Tata Kepemerintahan yang baik dan bersih serta bebas dari prkatik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dilaksanakan melalui kegiatan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Melalui upaya bersifat Preventif dan Represif. MISI 2 Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008. Oleh sebab itu maka Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merumuskan misi kedua ini dalam rangka terwujudnya Misi BPKP sebagai Instansi Pembina SPIP di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup: 1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; 2) Sosialisasi SPIP; 3) Pendidikan dan pelatihan SPIP; 4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta

- 12 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi kepada seluruh instansi pemerintah. Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten. MISI 3 Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Perumusan misi ini didasarkan kepada amanah yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada BPKP sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor, dalam rangka mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non -BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai pelaksana dari misi BPKP di wilayah Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk menumbuhkembangkan kapasitas dari auditor di wilayah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup: 1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008); 2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008); 3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan; 4) Pendukung/fasilitasi pengawasan; 5) Sinergi dengan APIP lain.

- 13 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA MISI 4 Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Misi ini dirumuskan dari aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden yang dilaksanakan di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali ( control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh ( integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu. Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masingmasing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (p usat dan daerah) sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk memonitor dan mengendalikan kemajuan ( progress) masingmasing program/agenda Pemerintah. Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

- 14 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3. Tujuan Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta; 2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta; 3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta; 4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta; 5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta; 6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian

- 15 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu LKPD; 2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%; 3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada satu Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD; 4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%; 5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di satu Pemda; 6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada satu Pemda; 7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%. 8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan sebesar 80%. Sehubungan wilayah kerja dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berada pada wilayah Provinsi DKI Jakarta, dimana dalam wilayah tersebut hanya terdapat satu Pemda, maka indikator sasaran strategis yang terkait dengan pengawasan Pemerintah Daerah adalah satu Pemda. Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2011-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1. 5. Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur

- 16 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Perubahan Indikator kinerja utama tahun 2014 Sehubungan dengan ditetapkan Peraturan Kepala BPKP nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep- 34/K/SU/2010 tentang Rencana Strategis BPKP tahun 2010 2014, dimana dengan dasar pertimbangan bahwa indikator kinerja utama sasaran strategis BPKP tahun 2010 2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP, maka terjadi perubahan terhadap target kinerja BPKP tahun 2014 pada 11 (sebelas) indikator kinerja utama, cara penilaian pada 2(dua) IKU, dan menghapus 1(satu) IKU, maka Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selaku instansi/ unit kerja vertikal dari BPKP Pusat di wilayah kerja Provinsi DKI Jakarta, yang mendukung dan melaksanakan kegiatannya untuk tercapainya indikator kinerja utama sasaran strategis BPKP, maka dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi DKI nomor KEP-298/PW09/1/2014 tanggal 28 Agustus 2014, mengubah 3 (tiga) IKU dan menghapus 1(satu) IKU. Dengan demikian terdapat penurunan IKU tahun 2014 menjadi sebesar 30 (tiga puluh) IKU, menurun sebesar 2(dua) IKU jika dibandingkan dengan IKU tahun 2013 sebesar 32(tiga puluh dua). Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta No. INDIKATOR KINERJA UTAMA Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara. Sasaran Strategi 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu LKPD. 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan. 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP. 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar. 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat. 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat. 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders. Sasaran Strategis 1.2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%.

- 17 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA No. INDIKATOR KINERJA UTAMA 7 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti. 8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat. Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik. Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada satu Pemda dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD. 9 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal. 10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI. 11 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja. Tujuan 3: Terciptanya Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan Keuangan Negara. Sasaran strategis 3.1. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%. 12 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. 13 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP 14 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 15 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 16 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA 17 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Tujuan 4: Tercapainya Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas penerapan SPIP di satu Pemda. 18 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 19 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan Kompeten Sasaran strategis 5.1.: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada satu Pemda. 20 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan Jabatan Fungsional Auditor

- 18 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA No. INDIKATOR KINERJA UTAMA Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 21 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 22 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 23 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 24 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur 25 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa 26 Persentase Pemanfaatan asset 27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 28 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 29 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tujuan 6: Terselenggaranya Sistem dukungan Pengambilan Keputusan yang andal bagi Presiden/ Pemerintah Sasaran strategis 6.1. : Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan 30 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif 6. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas. Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayan an eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2.

- 19 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan No Kegiatan 1 Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan satu LKPD 1. Pendampingan Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan pada K/L /Pemda 2. Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis Penyusunan APBD, Asistensi SAKD, dan Asistensi SIMDA kepada Pemerintah Daerah 3. Audit Keuangan PHLN 4. Audit Kinerja PPIP 2. Sasaran Strategis: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% 1. Pemeriksaan PNBP 2. Audit Tujuan Tertentu (cost saving) 3. Sasaran Strategis: Terselenggaranya SPM pada satu Pemda dan Terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD 1. Audit Kinerja Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan 2. Evaluasi/Pengembangan/Penyusunan Sistem terkait Pengelolaan BUMN/ BUMD/BUL 3.Bimbingan teknis, konsultasi, sosialisasi, asistensi, pendampingan dan kajian mengenai Penerapan GCG dan KPI pada BUMN/BUMD/BUL 4. Assessment Penerapan GCG di BUMN/BUMD/BUL 5. Penyusunan Profil BUMN/BUMD/BUL 4. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 1. Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) 2. Asistensi fraud control plan 3. Audit Investigatif 4. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara 5. Pemberian Keterangan Ahli

- 20 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA No Kegiatan 6. Kajian peraturan yang berindikasi KKN 7. Audit penyesuaian harga dan klaim 8. Penyelesaian hambatan pembangunan 5. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di satu Pemda 1.Penyusunan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP 2. Sosialisasi SPIP 3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP 4. Pembimbingan Teknis dan Konsultansi SPIP Program 2: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 6. Sasaran strategis Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada satu Pemda 1. Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Pedoman Tata Kelola, Pedoman Quality Assurance, Pedoman Konsultansi dan APIP, 7. Sasaran Strategis: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% 1. Penyusunan dan Evaluasi Rencana; 2. Pengelolaan Kepegawaian dan Organisasi; 3. Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah; 4. Pembinaan Hukum dan Pengelolaan Kehumasan; 5. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan Serta Pembayaran Gaji/Tunjangan; 6. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan; 7. Fasilitasi Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP. 8. Penunjang 1. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana

- 21 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA B. PERJANJIAN KINERJA 2014 Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome. Pada tahun 2014, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat 30 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 No. URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2014 Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategi 1.1. Meningkatnya Kualitas 95 Persentase LKKL, dan satu LKPD 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase 95 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase 90 Persentase 85 Persentase 90 Persentase 70

- 22 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA No. URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2014 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase 95 Sasaran Strategis 1.2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75 Persentase 7 Persentase hasil pengawasan optimalisasi Persentase 75 penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti 8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik. Persentase 87 Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada satu Pemda dan terselenggaranya GG pada 65 Persentase BUMN/BUMD. 9 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase 100 Persentase 65 11 Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja Persentase 55 Tujuan 3: Terciptanya Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan Keuangan Negara Sasaran strategis 3.1. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80 Persentase 12 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Kelompok Masyarakat 1 13 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP 14 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 15 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Instansi 4 Instansi 1 Persentase 85

- 23 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA No. URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2014 16 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persentase 85 17 Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang Persentase 100 Tujuan 4: Tercapainya Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas penerapan SPIP di satu Pemda. 18 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persentase 60 19 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Pemda 1 Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan Kompeten Sasaran strategis 5.1.: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada satu Pemda. 21 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Persentase 100 Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90, Persentase dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100 Persentase. 22 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 23 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persentase 90 Persentase 100 24 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 25 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA 26 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur 27 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Skala likert 1-10 8,00 Persentase 100 Skala likert 1-10 7,50 Jumlah berita 25 28 Persentase Pemanfaatan asset Persentase 100

- 24 - BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA No. URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2014 29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 30 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 31 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Skala likert 1-10 8,00 Persentase 95 Instansi APIP 1 Tujuan 6: Terselenggaranya Sistem dukungan Pengambilan Keputusan yang andal bagi Presiden/ Pemerintah Sasaran strategis 6.1. : Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan 32 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Persentase 80

III. AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA P engukuran capaian kinerja tahun 2014 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2014 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja 2014. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 dan nomor 53 Tahun 2014, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2015 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement). Sesuai dengan Renstra Perwakilan BPKP Perwakilan DKI Jakarta 2011 2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai bidang kerja terkait. Demikian juga halnya dengan capaiannya. Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan BPKP Perwakilan DKI Jakarta. Capaian atas 32 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini: TAHUN 2013

- 26 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama URAIAN INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN No. SATUAN KINERJA UTAMA 2014 2014 2014 (%) 2013 (%) 2012 (%) 1 2 3 4 5 6=5/4 7 8 Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategi 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu LKPD 1 Persentase IPP/IPD yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan % 95.00 100.00 105.26 458.55 300.00 2 3 4 5 6 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Sasaran Strategis 1.2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75,00% 7 8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat % 90.00 100.00 111.11 100.00 100.00 % 85.00 96.36 113.37 130.23 120.48 % 90.00 85.47 94.97 276.82 207.41 % 70.00 97.30 139.00 241.19 129.87 % 95.00 67.57 71.12 814.81 141.18 % 75.00 100.00 133.33 156.25 133.33 % 80.00 100.00 125.00 729.17 422.22

- 27 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA No. URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 2014 REALISASI 2014 CAPAIAN 2014 (%) CAPAIAN 2013 (%) CAPAIAN 2012 (%) 1 2 3 4 5 6=5/4 7 Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada satu Pemda dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD 9 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan % sesuai Standar Pelayanan 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Minimal 10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan % 65.00 70.00 107.69 181.54 219.25 sosialisasi/asistensi GCG/KPI 11 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja BUMD 1.00 1.00 100.00 100.00 100.00 Tujuan 3: Terciptanya Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan Keuangan Negara Sasaran strategis 3.1. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 12 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Kelompok Masyarakat 1.00 1.00 1.00 3.00 2.00 13 14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU /BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/eval uasi FCP Instansi 4.00 3.00 3.00 2.00 5.00 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Instansi 1.00 3.00 3.00 1.00 1.00 15 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga % 85.00 100.00 117.65 100.00 100.00 16 Persentase pelaksanaan Audit Investigasi /PKKN/PKA % 85.00 96.88 113.97 140.64 100.00 17 Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

- 28 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA URAIAN INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN No. SATUAN KINERJA UTAMA 2014 2014 2014 (%) 2013 (%) 2012 (%) 1 2 3 4 5 6=5/4 7 Tujuan 4: Tercapainya Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas penerapan SPIP di satu Pemda 18 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 % 100.00 0 0 100.00 100.00 19 20 21 22 23 24 25 26 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur IPP/IPD 1.00 1.00 100.00 100.00 100.00 IPP/IPD 1.00 1.00 100.00 100.00 100.00 Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan Kompeten Sasaran strategis 5.1.: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada satu Pemda % 100.00 0 0 100.00 100.00 Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan % 90.00 189.01 210.02 160.55 94.43 % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Skala likert 1-10 8.00 7.10 88.75 101.44 107.57 % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Skala likert 1-10 7.50 7.10 94.67 103.67 106.77

- 29 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA No. TARGET 2014 1 2 3 4 5 6=5/4 7 27 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Jumlah berita 25.00 25.00 100.00 105.00 160.00 28 Persentase Pemanfaatan asset % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 29 30 31 32 URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif SATUAN Skala likert 1-10 REALISASI CAPAIAN 2012 (%) 8.00 6.85 85.63 90.72 101.40 % 90.00 100.00 111.11 123.46 117.65 Instansi APIP 1.00 1.00 100.00 100.00 - Tujuan 6: Terselenggaranya Sistem dukungan Pengambilan Keputusan yang andal bagi Presiden/ Pemerintah Sasaran strategis 6.1. : Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan 2014 CAPAIAN 2014 (%) CAPAIAN 2013 (%) % 90.00 100.00 111.11 100.00 100.00 Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1. B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap -tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan membandingkan capaian tahun 2014 dengan capaian tahun 2013,dan 2012 serta analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia yang diukur dengan indikator Orang Hari (OH) maupun dana yang berasal dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) yang diserap untuk kegiatan tersebut, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2 dan 3. Pada tahun 2014 terdapat perubahan pengukuran IKU Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagaimana diatur dalam Surat dari Biro Perencanaan Pengawasan nomor S-348/SU01/2/2014 tanggal 21 Juli 2014 hal : Penjelasan Pengukuran IKU Perwakilan BPKP, inti perbedaan pengukuran capaian kinerja tahun 2014 dengan pengukuran capaian kinerja tahun 2013 antara lain adalah : 1) Pengukuran bagi Sasaran Strategis 1, pada tahun 2014 yang diukur dari realisasi jumlah instansi vertikal / beberapa instansi vertikal yang sama yang mendapat pendampingan dihitung sebagai 1 penugasan dan

- 30 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA penugasan yang dihitung hanya penugasan tercantum dalam Rencana Kerja Tahunan 2014, sedang pada tahun 2013 diukur berdasarkan jumlah penugasan dan laporan yang terbit baik yang tercantum dalam Rencana Kerja Tahunan maupun tidak; 2) Pengukuran untuk Sasaran strategis 2, untuk unsur Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat, pada tahun 2014 diukur berdasarkan ketepatan waktu laporan ke BPKP Pusat, sedangkan dalam tahun 2013 diukur berdasarkan jumlah PP yang direncanakan dengan realisasi penugasan. Maka hal ini mengakibatkan capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2014 mengalami penurunan yang signifikan pada unsur tertentu jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, namun dilihat dari volume kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 189,01% dibanding dengan kegiatan yang direncanakannya pada awal Tahun 2014. Analisis dari capaian tujuan strategis dan sasaran strategis disajikan sebagai berikut: Tujuan Strategis 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Tujuan strategis pertama Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yaitu Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dirumuskan ke dalam dua sasaran strategis yaitu : a) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu LKPD; b) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75,00%. 1. Kondisi awal pada tahun 2010 sebagai milestone/baseline Tujuan strategis adalah kondisi yang ingin dicapai dalam periode lebih dari satu tahun atau pada akhir masa renstra. Sasaran strategis, program, dan kegiatan yang dirancang dalam renstra merupakan strategi untuk mencapai tujuan strategis tersebut. Untuk itu, perlu diungkapkan kondisi pada akhir tahun 2009 atau awal 2010 sebagai titik tolak pencapaian tujuan strategis

- 31 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA dan pelaksanaan misi. Kondisi yang diuraikan berikut merupakan sasaran strategis yang terkait langsung dengan pencapaian tujuan. Indikator semakin membaiknya pengelolaan keuangan pemerintah salah satunya adalah dengan semakin meningkatnya status Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). LKPP Tahun 2009 dan Tahun 2010 telah mendapatkan opini audit yang baik, yaitu opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) setelah lima tahun berturut -turut, yakni pada tahun 2004-2008, LKPP dinyatakan disclaimer oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Prestasi Pemerintah dalam meraih opini WDP atas LKPP tahun 2010 merupakan hasil kerja keras dalam menjaga kualitas akuntabilitas Keuangan Negara yang sejalan dengan kualitas Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN) dan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKK L). Tentu saja, kualitas ini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara, sehingga opini pada Kementerian Negara/lembaga (K/L) yang merupakan elemen utama LKPP menunjukkan kemajuan yang signifikan. Jumlah K/L yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) meningkat dari 35 pada tahun 2008, menjadi 45 pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 mencapai 53 K/L. Sedangkan LKBUN tahun 2010 yang untuk pertama kalinya diberikan opini, langsung mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (qualified opinion) 1. Namun demikian, Pemerintah tentu saja tidak puas dengan opini WDP yang diperolehnya. Opini WDP menunjukan bahwa masih terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikan dengan tuntas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas LKPP tahun 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan kepada jajaran pemerintah agar lebih meningkatkan tertib administrasi. Presiden bahkan mengatakan bahwa pada tahun 2012, untuk laporan keuangan tahun 2011 tidak boleh lagi ada menteri dan Kepala lembaga yang laporan keuangannya mendapatkan opini tidak memberikan pendapat apalagi tidak wajar di dalam LKKLnya. Sehingga Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, mengharapkan pada tahun 2014 sebagai tahun akhir dari Renstra 2011-2014 untuk tujuan ini dapat meraih 90% dari Laporan Keuangan K/L dapat meraih minimal Wajar Dengan Pengecualian. Upaya dalam meraih tujuan strategis ini 11 Sambutan Menteri Keuangan pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Rakernas Akuntansi) yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan pada tanggal 19 20 September 2011.

- 32 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA dilakukan melalui kegiatan dari 8 sasaran strategis sebagaimana diuraikan di bawah ini. 2. Capaian kinerja tujuan strategis Keberhasilan pencapaian kinerja tujuan strategis pertama ini diukur dari dengan menghitung jumlah instansi vertikal Kementerian/Lembaga (K/L) yang memperoleh pendampingan/ asistensi maupun bimbingan teknis tentang penyusunan laporan keuangan Kementerian/Lembaga/ dibanding Target dalam PKP2T Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Realisasi capaian kinerja tujuan strategis dari tahun 2011 hingga tahun 2014, menunjukkan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 300%, tahun 2013 sebesar 458,88%, dan tahun 2014 sebesar 105,26%, capaian kinerja ini membuktikan bahwa melimpah ruahnya permintaan dari Instansi Vertikal K/L di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang ingin memperoleh bimbingan teknis untuk mewujudkan opini laporan keuangan minimal WDP, dan kami telah melaksanakan komitmen untuk dapat mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang baik melalui mendorong terciptanya opini laporan keuangan yang memperoleh opini BPK minimal WDP. Dibandingkan dengan kondisi awal masa renstra, dimana terjadi peningkatan kondisi mengenai Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, kondisi akhir masa renstra menunjukkan bahwa kinerja yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta selama periode 2011-2014 telah berhasil mencapai tujuan strategisnya. Tergambar dengan Hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan mengungkapkan bahwa BPK memberikan opini WDP atas LKPP, meskipun jumlah LKKL Tahun 2013 yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) lebih dari 50% atau sebanyak 64 LKKL dari 86 LKKL. Selain itu, BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 19 LKKL, dan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) pada 3 LKKL 2. Adapun untuk LKPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 telah meraih opini WDP. Kondisi yang berhasil diwujudkan pada tahun 2014 atas 8 aspek sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut. 2 Badan Pemeriksa Keuangan,Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2014,Buku I, Jakarta, 2014,hlm 1

- 33 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan satu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meningkatnya kualitas laporan keuangan Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah merupakan tekad BPKP. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sehingga dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sasaran strategis Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan satu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini: Dalam tahun 2014, instansi vertikal K/L yang memperoleh pendampingan penyusunan laporan keuangan dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebanyak 15 instansi vertikal sedangkan sasaran dalam PKP2T sebanyak 15 instansi vertikal. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 95%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 105,26%, berarti dengan demikian telah seluruh Instansi Vertikal di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang kami rencanakan akan memohon untuk didampingi penyusunan laporan keuangan telah memohon dan dilayani oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

- 34 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 1. No Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KINERJA KINERJA KINERJA Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1 2 3 4 5 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan % 300,00 458,55 105,26 2. 3. 4. 5. 6. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders % 100,00 100,00 111,11 % 120,48 130,23 113,37 % 207,41 276,82 102,94 % 129,87 241,19 155,84 % 141,18 814,81 92,11 Dari tabel 3-2 tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah melampaui dari target tahun 2014. Secara keseluruhan IKU sasaran strategis 1 mempunyai rata-rata capaian kinerja tahun 2014 sebesar 113,44%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 dari sasaran strategis ini sebesar 336,93%, akan terlihat adanya suatu penurunan. Penurunan kinerja tersebut diakibatkan karena adanya perubahan pengukuran IKU sebagaimana diatur dalam Surat dari Biro Perencanaan Pengawasan nomor S-

- 35 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 348/SU01/2/2014 tanggal 21 Juli 2014 hal : Penjelasan Pengukuran IKU Perwakilan BPKP sebagaimana diuraikan di atas, Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Instansi Pemerintah Pusat ( IPP) yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan. IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan dengan target sebesar 95%,yaitu 95% dari Jumlah Instansi Vertikal yang ditargetkan untuk memperoleh pendampingan penyusunan Laporan Keuangan K/L dalam PKP2T tahun 2014 dapat direalisasikan. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta proaktif menjalin kerja sama baik melalui Memorandum of Understanding (MoU), maupun memenuhi permintaan pendampingan dari instansi vertikal / Pemerintah Daerah untuk menyusun laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan Instansi Pemerintah Pusat (IPP) menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal Kementerian/Lembaga (K/L) yang memperoleh pendampingan/ asistensi maupun bimbingan teknis tentang penyusunan laporan keuangan Kementerian/Lembaga/ dibanding Target dalam PKP2T Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Dalam tahun 2014, instansi vertikal K/L yang memperoleh pendampingan penyusunan laporan keuangan dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebanyak 15 instansi vertikal sedangkan sasaran dalam PKP2T sebanyak 15 instansi vertikal. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 95%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 105,26%, berarti dengan demikian telah seluruh Instansi Vertikal di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang kami rencanakan akan memohon untuk didampingi penyusunan laporan keuangan telah memohon dan dilayani oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Berdasarkan perbandingan Capaian kinerja IKU Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan dari tahun 2014 hingga tahun 2012 disajikan secara berurutan yaitu, pada tahun 2014 sebesar 105,26%, tahun 2013 sebesar 458,55%, dan capaian kinerja untuk IKU ini tahun 2012 sebesar 300%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dari tahun

- 36 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 2012 hingga 2014 senantiasa memenuhi apa yang telah direncanakan bahkan melebihi daripada yang telah direncanakan pada setiap awal tahunnya. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar,rp199.250.000 atau 125,85% dari anggaran sebesar 158.329.000,00 dengan menggunakan SDM, sebanyak 1.811 OH atau 248,76% dari rencana mempergunakan SDM sebanyak 728 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Keberhasilan dari pencapaian kinerja kegiatan ini adalah masih kuatnya kepercayaan dari Instansi Pemerintah/Daerah kepada kapasitas SDM Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk membimbing dan membina mencapai opini laporan keuangan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP. Selain IPP, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi target 100% IKU Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 seperti yang tertuang dalam Laporan 18.A/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.2/06/2014 tanggal 19 Juni 2014 menyatakan pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Opini tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara umum masih memerlukan perbaikan atas peningkatan akuntabilitas keuangan LKPD. Opini BPK tersebut menunjukkan adanya penurunan kualitas akuntabilitas keuangan LKPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dapat dipertahankan, karena opini atas laporan keuangan pada tahun

- 37 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA buku 2011 dan 2012 telah meraih predikat (WTP). Wajar Tanpa Pengecualian Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai mitra dalam upaya meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan kerja sama dalam upaya menuju opini WTP tersebut, merupakan prioritas penugasan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, dilaksanakan dengan kegiatan bimtek/pendampingan/asistensi penyusunan LKPD dan laporan keuangan pada SKPD di Pemprov DKI Jakarta. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP tahun 2014 sebesar 111,11% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 sebesar 100%, menunjukkan adanya peningkatan kinerja, hal ini disebabkan adanya perubahan target dari IKU ini yang semula capaian kinerja sebesar 95% menjadi 90% sesuai dengan Perubahan ke 2 Renstra BPKP. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai kinerja IKU ini di tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp63.106.000,00 atau 74,67% dari anggaran sebesar Rp84.513.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 2.915 OH atau 857,35% dari rencana sebanyak 340 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Keberhasilan dari pencapaian kinerja kegiatan ini adalah masih kuatnya kepercayaan dari Instansi Pemerintah/Daerah kepada kapasitas SDM Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk membimbing dan membina mencapai opini laporan keuangan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar Tanpa Pengecualian. IKU Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar tanpa pengecualian merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini WTP dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).

- 38 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta melakukan kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan Kualitas Akuntabilitas Laporan Keuangan atas program/proyek yang didanai PHLN yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta, untuk mendukung audit umum atas laporan keuangan konsolidasian program/proyek yang didanai PHLN oleh BPKP Pusat. Realisasi keluaran tahun 2014 IKU ini sebanyak 59 laporan PHLN yang diterbitkan, terdiri atas 18 laporan auditor independen konsolidasian, dan 41 laporan auditor dukungan. Berdasarkan hasil audit dukungan atas laporan keuangan yang dibiayai oleh PHLN kami memberikan opini WTP sebanyak 55 laporan, opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) sebanyak 1 laporan, dan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) sebanyak 1 laporan. Dengan demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 113,37% dari target tahun 2014 sebesar 85,00%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar Tanpa Pengecualian tahun 2014 adalah sebesar 113,37%, tahun 2013 sebesar 130,23%, tahun 2012 sebesar 120,48%, menunjukkan adanya penurunan kinerja pada tahun 2014. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp773.696.000,00 atau 87,94% dari anggaran sebesar Rp879.776.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 4.013 OH atau 105,69% dari rencana sebanyak 3.797 OH. No. Lender (Grant/Loan) Tabel 3.3 Daftar Opini LAI PHLN Tahun 2014 Jumlah Laporan Opini Audit WTP WDP TMP TW 1. World Bank (loan 26 24 1 1 - dan Grant 2. ADB 10 10 - - - 3. JBIC 3 2 - - - 4. UNDP 4 4 - - - 5. IFAD 6 6 - - - 6. USAID 3 3 - - - 7. IDB 7 4 - - - 8. Dukungan 0 - - - - Jumlah 59 53 1 1 -

- 39 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat. Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP. Kontribusi yang diberikan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai upaya dukungannya kepada IKU BPKP secara keeluruhan terkait dengan Program Pengawasan Lintas Sektoral, yaitu pelaksanaan pengawasan program/kegiatan yang melibatkan dua atau lebih Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah yang terkait dengan Program Prioritas Nasional. Dalam tahun 2014 telah terlaksana Pengawasan Program Lintas Sektoral yang terkait dengan pengawasan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan, Audit atas Klaim Dana Jamkesmas, Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi (TP) Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Audit atas Klaim Dana Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013. Kegiatan tersebut telah menghasilkan rekomendasi dalam rangka pengambilan kebijakan atau keputusan yang lebih komprehensif pada Program Prioritas Nasional. Semakin besarnya rekomendasi yang diperhatikan dan dipergunakan oleh stakeholders menunjukkan bahwa rekomendasi hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah tepat sasaran dalam memberikan perbaikan tata kelola Program Prioritas Nasional. Dalam rangka mendukung program pencapaian target Millenium Development Program Goals, yaitu 68,78% dari total penduduk Indonesia mendapat layanan air bersih pada tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah melakukan audit kinerja PDAM DKI Jakarta, yang memberikan dampak terhadap upaya perbaikan layanan air bersih di wilayah Provinsi DKI Jakarta. IKU Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat diukur dengan menghitung persentase jumlah laporan yang tepat waktu dikirim ke BPKP Pusat terkait dengan pengawasan lintas sektoral

- 40 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA dibandingkan target waktu penyampaian laporan ke BPKP Pusat terkait dengan pengawasan lintas sektoral. Dalam tahun 2014, jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan tepat waktu oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta kepada BPKP Pusat sebanyak 100 laporan sedang targetnya adalah sebanyak 117 laporan tepat waktu, maka capaian IKU ini adalah sebesar 94,97%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat tahun 2014 adalash sebesar 94,97%, tahun 2013 sebesar 276,82%, dan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 207,41%, menunjukkan terdapat penurunan kinerja pada tahun 2014. Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan cara pengukuran kinerja di tahun 2014. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp357.105.000,00 atau 76,73% dari anggaran sebesar Rp465.411.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 4.515 OH atau 253,65% dari rencana sebanyak 1.780 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Hasil analisis dari kurang tercapainya target kinerja kegiatan ini adalah kurangnya jumlah auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan tugas. 5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke BPKP Pusat. IKU Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan terkait dengan hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang dikirim tepat waktu ke BPKP Pusat dibandingkan target waktu penyelesaian laporan pengawasan atas permintaan Presiden yang ditetapkan oleh BPKP Pusat.

- 41 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Pada tahun 2014, Jumlah laporan terkait pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta kepada BPKP Pusat adalah sebanyak 37 laporan. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 70%, maka capaian Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk IKU ini di tahun 2014 sebesar 139,00%. a.analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke BPKP Pusat pada tahun 2014 adalah sebesar 139%, tahun 2013 sebesar 241,19%, dan tahun 2012 sebesar 129,87%, menunjukkan terdapat penurunan kinerja pada tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pengukuran kinerja. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp128.813.000,00 atau 50,81% dari anggaran sebesar Rp253.527.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.737 OH atau 144,27% dari rencana sebanyak 1.204 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Penurunan kinerja sasaran strategis ini diakibatkan adanya perubahan pengukuran kinerja yang asalnya diukur dari jumlah target menjadi ketepatan waktu penyampaian laporan. 6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders IKU Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 95,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4) kepada BPKP Pusat. Dalam tahun 2014, laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder, yang disampaikan tepat waktu sebanyak 25 laporan atau 71,12% dari target sebanyak 37 laporan. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh

- 42 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA stakeholders meraih kinerja sebesar 71,12%, sedang tahun 2013 sebesar 814,81%, serta dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 141,18%, menunjukkan terdapat penurunan kinerja pada tahun 2014, hal ini terjadi karena adanya perbedaan perhitungan kinerja. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 294.648.000,00 atau 121,26% dari anggaran sebesar Rp242.995.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 145,26% dari rencana sebanyak 760 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Penurunan kinerja untuk unsur sasaran strategis ini disebabkan adanya perubahan pengukuran kinerja dimana pada tahun 2013 diukur berdasarkan target jumlah laporan dibanding realisasi penerbitan laporan, sedang pada tahun 2014 diukur berdasarkan ketepatan waktu penyampaian kepada stakeholders. Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.4. Dikaitkan dengan Tabel 3.1, capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2014, seluruhnya melampaui target sasaran 100%.

- 43 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 No INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KINERJA Tahun 2012 KINERJA Tahun 2013 KINERJA Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 1. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase 133,33 125,00 133,33 2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persentase 422,22 583,33 125,00 Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP menetapkan Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target pada tahun 2014 sebesar 75% dari rekomendasi hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah ditindaklanjuti. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan. Kinerja IKU ini diukur berdasarkan Jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD. Realisasi IKU ini pada tahun 2014 adalah sebesar 5 rekomendasi yang telah ditindaklanjuti dan seluruhnya telah ditindaklanjuti atau 133,33%, dari target tahun 2014 sebesar 75% rekomendasi yang ditindaklanjuti. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Perbandingan Capaian kinerja IKU Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 adalah sebesar 133,33%, tahun 2013 sebesar 125%, dan

- 44 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA capaian kinerja tahun 2012 sebesar 133,33%, menunjukkan capaian kinerjanya dapat dipertahankan. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp15.290.000,00 atau 30,39% dari anggaran sebesar Rp 50.318.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 172,00 OH atau 130,30 % dari rencana sebanyak 132,00 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Berdasarkan analisis perbandingan capaian kinerja selama tahun 2012 hingga 2014 maka dapat disimpulkan bahwa IKU Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti telah tercapai. 2. Persentase hasil pengawasan Bendahara Umum Negara (BUN) yang disampaikan ke Pusat Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, BPKP membentuk IKU berupa Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan Umum Negara yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh Menteri Keuangan. Maka Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta menetapkan IKU nya adalah Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan kepada BPKP Pusat. Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan terkait dengan hasil pengawasan BUN yang dikirim kepada BPKP Pusat dibandingkan target laporan pengawasan BUN dari BPKP Pusat. Realisasi IKU ini pada tahun 2014 adalah sebanyak 4 laporan pengawasan BUN yang ditugaskan dari BPKP Pusat dan seluruhnya telah ditindaklanjuti dengan telah terbit laporannya sehingga capaian kinerja tahun 2014 sebesar 125% dari target tahun 2014 sebesar 75% laporan diselesaikan. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Perbandingan capaian kinerja IKU Persentase hasil pengawasan Bendahara Umum Negara (BUN) yang disampaikan ke Pusat pada

- 45 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA tahun 2014 adalah sebesar 125%, tahun 2013 sebesar 583,33%, dan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 422,22%, menunjukkan terdapat peningkatan kinerja pada tahun 2013. Berdasarkan analisis di atas terkesan adanya penurunan kinerja pada tahun 2014 sebesar 458,33 %, hal ini terjadi karena adanya perbedaan cara pengukuran IKU ini pada tahun 2014 dimana cara pengukurannya adalah realisasi laporan RKT maupun non RKT dibandingkan dengan target laporan RKT maupun non RKT, sedangkan di tahun 2013 cara pengukuran IKU adalah realisasi laporan RKT maupun non RKT dibandingkan dengan target laporan RKT saja. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp27.620.000,00 atau 54,62% dari anggaran sebesar Rp 50.571.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 209 OH atau 110,58% dari rencana sebanyak 189 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Berdasarkan analisis perbandingan capaian kinerja IKU ini dari tahun 2012 hingga tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa IKU ini telah berhasil memenuhi capaian kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Tujuan Strategis 2: Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Tujuan strategis kedua Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yaitu Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik, merupakan perwujudan dari Misi Pewakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta pertama yaitu Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta selanjutnya dirumuskan ke dalam satu sasaran strategis yaitu Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal ( SPM)

- 46 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA pada Satu Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah. 1. Kondisi awal pada tahun 2010 sebagai milestone/baseline Sejumlah langkah pembenahan telah dilakukan oleh BPKP hingga tahun 2009 dan beberapa hasil signifikan juga telah diperoleh. Namun, mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam manajemen pemerintahan, ternyata masih terdapat permasalahan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, tata kelola pemerintahan dan pemberantasan KKN salah satunya adalah belum semua Kementerian/Lembaga (K/L), Pemerintah Daerah membuat dan menerapkan standar pelayanan minimal (SPM) yang berdampak pada Pemerintah belum dapat sepenuhnya memberikan pelayanan publik secara cepat, mudah, murah, manusiawi, transparan, dan tidak diskriminatif. Oleh karena itu Pemerintah melalui Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mewajibkan kepada para penyelenggara pelayanan publik untuk menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal. Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta meliputi satu wilayah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga dalam Renstra 2011-2014 mengharapkan agar satu Pemerintah Provinsi di wilayah kerjanya dapat menerapkan Standar Pelayanan Minimal dalam melaksanakan kegiatan pelayanan publiknya. Kekayaan Negara tidak saja berada di Instansi Pemerintah namun ada Kekayaan Negara yang dipisahkan untuk dikelola dan dimanfaatkan pada Korporasi Publik atau Badan Usaha Milik Negara, harapan dari Pemerintah pada pengelolaan atas kekayaan yang dipisahkan tersebut dikelola berlandaskan kepada Tata Kelola Perusahaan yang baik, BPKP dimana kompetensi SDMnya mumpuni dalam upaya penguatan tata kelola BUMN yang baik, sudah selayaknya BPKP membina tata korporasi yang baik atau Good Corporate Governance berupaya untuk mewujudkan penguatan akuntabilitas keuangan negara yang dilaksanakan oleh BUMN. 2. Capaian kinerja tujuan strategis Keberhasilan capaian kinerja tujuan strategis diukur berdasarkan keberadaan dari penerapan Standar Pelayanan Minimal atas pelayanan publik yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada warganya, serta prosentase dari BUMN/D yang diberikan Sosialisasi/ Workshop/ Asistensi/ Pendampingan / Asessmen/Evaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).

- 47 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Capaian kinerja tujuan strategis ini pada tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa tujuan telah tercapai yaitu telah dilaksanakan penerapan Standar Pelayanan Minimal pada satu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Serta telah dilaksanakan Sosialisasi/ Workshop/ Asistensi/ Pendampingan / Asessmen/Evaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada 70% BUMN/ D di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dari target tujuan strategis sebesar 65%. Kondisi yang berhasil diwujudkan pada tahun 2014 atas 3 aspek sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut. Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada Satu Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tata Kelola Perusahaan yang baik (G ood Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP

- 48 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Sasaran Strategis Terselenggaranya SPM pada satu Pemerintah Daerah dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik. Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 disajikan dalam Tabel 3.5. No Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA SATUAN UTAMA Tahun 2012 Tahun 2013 TH 2014 1 2 3 4 5 1. 2. 3. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja Persentase 100,00 100,00 100,00 Persentase 219,25 181,54 107,69 BUMD 1 1 1 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 telah mencapai dan atau melampaui target. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010 2014, yang mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh

- 49 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Kementerian Teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Jakarta telah mencapai target sebesar 100% dari IKU Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerapkan SPM yaitu pada bidang pelayanan Kesehatan dan Pendidikan. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Perbandingan capaian kinerja IKU Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima pada tahun 2014 telah meraih capaian sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 100%, sedang capaian kinerja tahun 2012 sebesar 100,00%, menunjukkan kinerja pada tahun 2014 dapat dipertahankan. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp0,00 atau 0% dari anggaran sebesar Rp29.424.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 68 OH atau 45,33% dari rencana sebanyak 150 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Tercapainya dari sasaran strategis ini hasil dari komitmen dan usaha bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang terlaksana berkat adanya Nota Kesepahaman Nomor MoU-1422/K/D4/2012 dan Nomor 28 Tahun 2012 tanggal 30 Oktober 2012 tentang Kerja Sama Dalam Rangka Penguatan Tata Kelola Pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. 2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang

- 50 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD. Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU untuk BPKP secara keseluruhan berupa BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI Mendapat Skor Baik. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat skor minimal baik atas penerapan GCG atau KPI, dibandingkan dengan jumlah BUMN/BUMD/BUL/ BLUD yang dievaluasi oleh BPKP. Sedangkan untuk IKU bagi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh BPKP Pusat berupa IKU Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI. IKU bagi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta ini dihitung dengan cara persentase dari jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKP2T. Dalam tahun 2014, BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat layanan sosialisasi/ asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 42 badan usaha atau sebesar 65% dari 60 badan usaha yang ditargetkan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Bila dibandingkan dengan target IKU tahun 2014 sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 107,69%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI pada tahun 2014 adalah sebesar 107,69% dari target, pada tahun 2013 sebesar 181,54 %, dan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 219,25%, menunjukkan adanya penurunan capaian kinerja, hal ini terjadi sehubungan dengan adanya penugasan dari Kementerian BUMN yaitu penilaian BUMN Bersih, serta adanya kekurangan jumlah auditor. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp351.685.000,00 atau 69,17% dari anggaran sebesar Rp508.444.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 4.456 OH atau 61,79% dari rencana sebanyak 7.212 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Penurunan kinerja atas sasaran strategis ini sebesar 73,85% dari capaian kinerja pada tahun 2013 disebabkan adanya pelaksanaan program

- 51 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA penilaian BUMN Bersih sesuai dengan permohonan dari Kementerian BUMN. Namun secara keseluruhan meski terjadi penurunan kinerja, capaian atas sasaran strategis ini pada tahun 2014 sebesar 107,69% telah tercapai di atas target yang telah ditetapkan. 3. Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja. Penetapan IKU Jumlah Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) yang dilakukan audit kinerja, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan tata kelola BUMD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dibandingkan target PKP2T. Dalam tahun 2014, BUMD di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang memperoleh layanan audit kinerja sebanyak 1 BUMD atau 100% dari 1 BUMD yang diaudit, sehingga capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 100% dari target sebesar 1 BUMD yang dilaksanakan audit kinerja. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja pada tahun 2014 adalah sebanyak satu BUMD, pada tahun 2013 sebanyak satu BUMD, dan capaian kinerja tahun 2012 sebanyak satu BUMD, menunjukkan capaian kinerja yang konsisten sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta 2011 2014. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp27.240.000,00 atau 126,48% dari anggaran sebesar Rp21.537.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 89 OH atau 57,05% dari rencana sebanyak 156 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Konsistensi pencapaian sasaran strategis IKU Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja terlaksana karena kemanfaatan yang diperoleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menilai kinerja BUMD.

- 52 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tujuan Strategis 3: Terciptanya Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan Keuangan Negara Tujuan strategis ketiga dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yaitu Terciptanya Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan Keuangan Negara, merupakan perwujudan dari misi Pewakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang pertama yaitu Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. a. Kondisi awal pada tahun 2010 sebagai milestone/baseline Keberhasilan mengatasi tindak pidana korupsi telah menuai berbagai apresiasi dari sejumlah lembaga internasional. Laporan UNDP bertajuk Report on Corruption for 2008 menyatakan bahwa untuk ketiga indeks persepsi korupsi, yaitu Control Corruption Index (CCI), International Country Risk Guide (ICRG) Corruption Score, dan Corruption Perception Index (CPI), kondisi di Indonesia dinyatakan telah menunjukkan banyak perbaikan. Untuk Indeks CCI, terjadi peningkatan dari -1,01 pada tahun 2000 menjadi -0,77 pada tahun 2006 untuk skala antara -2,50 2,50. Demikian pula indeks ICRG, nilai korupsi Indonesia untuk tahun 2006 berada pada skala 2,33, naik dari 1,92 di tahun 2000 untuk skala 0-6, dengan skala 6 adalah nilai untuk potensi korupsi paling kecil. Sedangkan indeks CPI, Indonesia memperoleh nilai 2,30 pada tahun 2007, meningkat dari 1,70 di tahun 2000 untuk skala 1-10, dengan 10 adalah nilai untuk potensi korupsi paling kecil. Di sisi lain, pemerintah terus melakukan reformasi birokrasi secara bertahap dan terencana. Reformasi birokrasi, bertujuan untuk memperbaiki pelayanan publik, karena jajaran birokrasi adalah pelayan dan pelindung kepentingan masyarakat. Langkah yang telah dan terus dilakukan mencakup perbaikan sistem dan budaya kerja, pengukuran kinerja, penerapan disiplin, dan remunerasi yang memadai. Termasuk di dalamnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemerintahan. Inilah esensi dari penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance).

- 53 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Di sisi lain, Indeks persepsi korupsi terus membaik secara signifikan. Hal ini memberikan indikasi bahwa upaya keras pemerintah dalam memperbaiki tatakelola pemerintahan selama tahun 2004 s.d. 2008 telah berada dalam arah yang benar. Meskipun demikian capaian selama periode sebelumnya masih belum memadai. Perlu upaya yang lebih keras dan sistematis untuk memperbaiki praktik tatakelola pemerintahan ini. b. Capaian kinerja tujuan strategis Sebagai upaya yang lebih keras dan sistematis untuk memperbaiki praktik tatakelola pemerintahan, maka Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam Renstra 2011 2014 menetapkan tujuan strategis Terciptanya Iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan Keuangan Negara yang selanjutnya dituangkan dalam satu sasaran strategis yaitu Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%. Kemudian dari sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 5 Indikator Kinerja Utama. Capaian kinerja dari IKU dominan dari tujuan strategis ini adalah Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN (Perhitungan Kerugian Keuangan Negara )/PKA (Pemberian Keterangan Ahli), yang diukur berdasarkan Jumlah laporan audit investigasi/pkkn/pka dibagi dengan permintaan audit investigasi/pkkn/pka dari instansi penegak hukum. Realisasi dari IKU dominan ini selama tahun 2012 hingga 2014 menunjukkan capaian kinerja di atas target yang telah ditetapkan yaitu capaian kinerja pada tahun 2014 sebesar 113,97%, tahun 2013 sebesar 140,64%, dan capaian sebesar 100% pada tahun 2012 dari target yang ditetapkan. Uraian dari masing-masing capaian kinerja IKU dari sasaran strategis yang termasuk dalam tujuan strategis kinerja ini disajikan di bawah ini. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi

- 54 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA jangka panjang 2012-2025 adalah Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas. Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu: 1. Pencegahan tindak pidana korupsi; 2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi; 3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan; 4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor; 5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi; 6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi. Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. Sasaran Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2012 disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut.:

- 55 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA No SATUAN UTAMA Tahun 2012 Tahun 2013 TH 2014 1 2 3 4 5 6 1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Kelompok Masyarakat 3 3 1 2. 3. 4. 5. 6. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/ BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/ evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B LUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Instansi 5 2 3 kajian 1 1 3 Persentase 100 100 117,65 Persentase 100 119.54 113.97 Persentase 100 100 100 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 113,97%. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sasaran strategis Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi pada tahun 2014 tercapai di atas target kinerja. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi sehingga diharapkan terwujudnya peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari jumlah Kelompok Masyarakat yang

- 56 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) dengan Focus Group Pelajar SMAN Unggulan MH Thamrin Jakarta. Capaian kinerja atas IKU ini di tahun 2014 telah tercapai tepat sejumlah target yang ditetapakan yaitu satu kegiatan Sos-Pak pada satu kelompok masyarakat a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Analisis perbandingan atas capaian kinerja IKU ini yaitu capaian kinerja pada tahun 2012, 2013 dan 2014 telah mencapai target yang telah ditetapkan dalam Renstra yaitu pada tahun 2012 tercapai Sos-Pak pada 3 kelompok masyarakat, pada tahun 2012 ditargetkan dan dicapai Sos-Pak pada 3 Kelompok Masyarakat, dan pada tahun 2014 ditargetkan dan direalisasian kegiatan Sos-Pak pada 1 Kelompok Masyarakat. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp42.046.000,00 atau 119,63% dari anggaran sebesar Rp35.148.000,00 dan dengan SDM sebanyak 113 OH atau 91,13% dari rencana sebanyak 124 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini diperoleh berkat komitmen dan upaya dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dapat meyakinkan kelompok masyarakat meningkatkan kesadaran dan keterlibatannya dalam upaya pemberantasan korupsi,kolusi dan Nepotisme. 2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP(Fraud Control Plan). Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

- 57 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin. IKU Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP dalam upaya perbaikan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pembinaan FCP yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Realisasi IKU atas Implementasi FCP pada tahun 2014 adalah 3 BLUD dan jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 4 instansi, maka capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 75%. Pada tahun 2014, Instansi/BUMN/BUMD yang telah menerima sosialisasi FCP sebanyak tiga Instansi, yaitu RS Fatmawati, RSIB Harapan Kita dan LPP RRI DKI Jakarta. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi Fraud Control Plan (FCP) tahun 2014 sebesar 75% dari target 4 Instansi dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 50% dari target sebanyak 4 Instansi menunjukkan adanya peningkatan kinerja capaian IKU ini, meskipun secara keseluruhan IKU ini direalisasi di bawah target yang ditetapkan dalam Renstra. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 2.500.000,00 atau sebesar 11,55% dari anggaran sebesar Rp21.652.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 61 OH atau 45,52% dari rencana sebanyak 134 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Pencapaian kinerja untuk IKU ini yang di bawah target yang telah ditetapkan berdasarkan analisis kami dapat disimpulkan bahwa capaian di bawah kinerja ini disebabkan oleh kekurangan jumlah auditor dan

- 58 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA belum tumbuh kesadaran dari Instansi Pemerintah/ BUMN/BUMD akan pentingnya penerapan FCP. 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur Instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN. Untuk merealisasikan IKU, BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berpotensi TPK. Dalam tahun 2014 realisasi IKU ini adalah penyusunan kajian dan pemberian rekomendasi atas peraturan /kebijakan pada tiga instansi. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2014 sebanyak 1 kajian pada 1 Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 300,00%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK pada tahun 2014 sebanyak 3 kajian dengan target sebanyak 1 kajian, pada tahun 2013 dan 2012 direalisasikan sebanyak 1 kajian Instansi dibandingkan dengan target sebanyak 1 kajian Instansi, menunjukkan kinerjanya melampaui target yang telah ditetapkan dalam Renstra. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp15.591.000,00 atau 265,97% dari anggaran sebesar Rp5.862.000,00 dan dengan SDM sebanyak 97 OH atau 161,67% dari rencana sebanyak 60 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja IKU ini adalah kesadaran akan kebutuhan akan kajian peraturan yang berpotensi TPK dari mitra kerja.

- 59 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 4. Persentase pelaksanaan kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP dibandingkan dengan permintaan audit Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim. Capaian kinerja pada tahun 2014 terdapat 5 permintaan audit HKP, audit penyesuaian harga, dan audit klaim, dan seluruhnya telah dilaksanakan sedang target pada tahun 2014 adalah 85% dari permintaan audit kasus HKP, audit penyesuaian harga, dan audit klaim dilaksanakan, dengan demikian capaian kinerja pada tahun 2014 adalah sebesar 117,65% di atas targetnya. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Berdasarkan analisis perbandingan realisasi capaian kinerja IKU ini dari tahun 2012, 2013, dan 2014 menunjukkan realisasi masing-masing sebesar 100%, 100%, dan 117,65% dari targetnya, maka dapat disimpulkan bahwa target capaian kinerja IKU ini telah mencapai di atas target yang dditetapkan pada Renstra. b. Analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp47.793.000,00 atau 91,52% dari anggaran sebesar Rp52.222.000,00 dan dengan SDM sebanyak 227 OH atau 68,79% dari rencana sebanyak 330 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Keberhasilan atas pencapaian kinerja IKU ini di atas targetnya karena adanya kompetensi dan komitmen dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta untuk melaksanakan IKU ini.

- 60 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 5. Persentase pelaksanaan audit investigasi / Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)/Pemberian Keterangan Ahli (PKA) Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA terhadap kasus-kasus yang berindikasi KKN dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Prov DKI Jakarta dalam rangka penerapan strategi represif penanganan masalah KKN. Dengan demikian, Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA menjadi salah satu IKU Dominan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan audit investigasi/pkkn/pka dibagi dengan permintaan audit investigasi/ PKKN/PKA dari instansi penegak hukum. Dalam tahun 2014, telah dilaksanakan audit investigasi/pkkn/pka terhadap kasus berindikasi Tindak Pidana Korupsi. Dari 160 permintaan audit investigasi/pkkn /PKA telah dilakukan penerbitan Surat Tugas dan dihasilkan laporannya sebanyak 155 buah diterbitkan laporannya oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, dari target 85% dari permohonan audit investigasi/pkkn/pka terhadap kasus berindikasi Tindak Pidana Korupsi selama tahun 2014 atau sebanyak 136 laporan, sehingga capaian kinerja IKU tahun 2014 adalah sebesar 113,97%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase pelaksanaan audit investigasi / Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)/Pemberian Keterangan Ahli (PKA) selama periode tahun 2014, 2013, dan 2014 menunjukan capaian kinerja masing-masing sebesar 113,97% dari targetnya, tahun 2013 sebesar 140,64% dari targetnya, dan pada tahun 2012 sebesar 100% dari targetnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh capaian Renstra untuk IKU ini tercapai di atas targetnya. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp623.279.000,00 atau 89.40% dari anggaran sebesar Rp697.179.000,00 dan dengan SDM sebanyak 3,759.00 OH atau 101,10% dari rencana sebanyak 3.718 OH.

- 61 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Tercapainya kinerja di atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra disebabkan kesungguhan komitmen dan kompetensi dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI untuk dapat menyelesaikan audit investigasi / Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)/Pemberian Keterangan Ahli (PKA). 6. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan pengaduan kepada Instansi Pengawasan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan fungsi pengawasan intern pemerintah. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat pengaduan, yang diterima secara langsung melalui Kepala Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dilakukan penelaahan untuk dapat menentukan apakah kasus yang diadukan oleh masyarakat tersebut telah memenuhi kriteria yang cukup untuk dapat ditindaklanjuti dalam suatu audit invetigasi. Oleh sebab itu untuk mendukung sasaran strategis ini maka ditetapkan IKU yaitu Telaahan Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah hasil telaahan dibandingkan dengan jumlah pengaduan yang masuk. Dalam tahun 2014, telah dilaksanakan telaahan terhadap seluruh surat pengaduan dari masyarakat yang diterima oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, sehingga capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 100%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Berdasarkan analisis perbandingan capaian kinerja IKU Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat dari tahun 2014, 2013, dan 2012 masing-masing menunjukkan besaran 100% jumlah pengaduan masyarakat yang masuk telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan target capaian kinerja untuk IKU ini pada Renstra telah tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp2.566.000,00 atau 54,49% dari anggaran sebesar Rp4.709.000,00 dan

- 62 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA dengan SDM sebanyak 38 OH atau 146,15% dari rencana sebanyak 26 OH. c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Tercapainya kinerja IKU ini adalah disebabkan dari salah satu nilai luhur BPKP yaitu Responsif, sehingga seluruh pengaduan masyarakat yang masuk ke Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta akan diproses dan ditindaklanjuti. Tujuan Strategis 4: Tercapainya Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Tujuan strategis ke-empat dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yaitu Tercapainya Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, merupakan perwujudan dari misi Pewakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang ke-dua yaitu Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, tujuan strategis ini diuraikan kedalam satu sasaran strategis yaitu Meningkatnya Kualitas penerapan SPIP di satu Pemda kemudian diuraikan menjadi 3 IKU yaitu : 1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008; 2. Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008; 3. Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern. Adapun uraian dari capaian kinerja atas tujuan kinerja ini adalah sebagai berikut: a. Kondisi awal pada tahun 2010 sebagai milestone/baseline Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP memiliki mandat sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan SPIP. Sistem

- 63 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk memperkuat dan menunjang efektifitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern itu dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern. Permasalahan yang dihadapi Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi DKI Jakarta pada awal tahun Renstra terkait dengan tujuan kinerja ini salah satunya adalah masih lemahnya pemahaman dan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, termasuk masih lemahnya sistem pengelolaan dan pencatatan aset negara, salah satu bukti adalah opini yang diberikan oleh BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2009 adalah Tidak Memberikan Pendapat. b. Capaian kinerja tujuan strategis Tujuan strategis adalah kondisi yang ingin dicapai dalam periode lebih dari satu tahun atau pada akhir masa renstra. Sasaran strategis, program, dan kegiatan yang dirancang dalam renstra merupakan strategi untuk mencapai tujuan strategis tersebut. Untuk itu, perlu diungkapkan kondisi pada akhir tahun 2009 atau awal 2010 sebagai titik tolak pencapaian tujuan strategis dan pelaksanaan misi. Kondisi yang diuraikan berikut merupakan sasaran strategis yang terkait langsung dengan pencapaian tujuan. Capaian kinerja tujuan strategis tercapainya Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diukur berdasarkan raihan dari IKU Dominan yaitu Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 yang diukur berdasarkan jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Capaian kinerja tujuan strategis ini pada tahun 2014 adalah 0% sehubungan dengan Jumlah Pemerintah Daerah di Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebanyak satu Pemda, dan opini Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 adalah Wajar Dengan Pengecualiaan Dibandingkan dengan kondisi awal masa renstra, dimana terjadi peningkatan kondisi mengenai opini Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi Wajar Dengan Pengecualian pada tahun 2013

- 64 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA namun raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian telah diraih pada tahun 2011 dan 2012 maka kinerja tujuan secara keseluruhan masa renstra menunjukkan bahwa kinerja yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta selama periode 2011-2014 telah berhasil mencapai tujuan strategisnya. Uraian atas ketiga IKU dari sasaran strategis ke-lima adalah sebagai berikut: Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada satu Pemerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masingmasing menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 No INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KINERJA Tahun 2012 KINERJA Tahun 2013 KINERJA Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Persentase 100 100 0 IPP/IPD 1 1 1 IPP/IPD 1 1 1 Sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas

- 65 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014, 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 disajikan dalam Tabel 3.7. Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 di bawah target. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian sasaran 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 Penilaian terhadap penyelenggaraan SPIP di Pemda yang sesuai dengan PP 60 Tahun 2008 dilakukan melalui penilaian tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian intern Pemda. Dalam tahun 2014, Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah Wajar Dengan Pengecualian maka pencapaian IKU ini adalah sebesar 0%. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 pada tahun 2014 menunjukkan capaian sebesar 0% sedangkan capaian pada tahun 2013 dan tahun 2012 adalah sebesar 100% menunjukkan bahwa Pemda di wilayah Provinsi DKI Jakarta telah menyelenggarakan SPIP kurang sesuai dengan PP 60 tahun 2008. b.analisis Efisiensi penggunaan sumber daya Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp216.895.000,00 atau 81,52% dari anggaran sebesar Rp266.052.000,00 dan dengan SDM sebanyak 1.684 OH atau 146,43% dari rencana sebanyak 1.150 OH.

- 66 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA c. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Kurang tercapainya kinerja IKU ini pada tahun 2014 berdasarkan analisis kami, karena kurang komitmen dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya penerapan SPIP terutama belum mengimplementasikan sistem informasi manajemen keuangan yang bersifat terintegrasi mulai dari perencanaan/penganggaran, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban yang digunakan pada seluruh SKPD/UKPD dan PPKD, serta penyusunan langkah untuk melakukan persiapan pelaporan keuangan berbasis accrual baik dari sisi SDM maupun perangkat TI sebagaimana yang kami telah rekomendasikan. 2. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2013 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bagi Fasilitator dan Nomor PER 687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan tujuan Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah. Upaya yang telah dilakukan dalam tahun 2013 dan dilanjutkan untuk tahun 2013 adalah berupa pendampingan dan workshop penyelenggaraan SPIP pada Pemprov DKI Jakarta. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi target 100% IKU Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada tahun 2014,

- 67 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 2013 dan 2012 sebesar 100% menunjukkan bahwa 100% Pemda di wilayah Provinsi DKI Jakarta telah diberikan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sehingga secara keseluruhan capaian tujuan kinerja yang ditetapkan dalam Renstra telah tercapai. b.analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Tercapainya kinerja IKU ini adalah disebabkan adanya komunikasi yang intens antara Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehubungan dengan kebutuhan akan sistem pengendalian intern yang handal. 3. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Pemerintah BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi target 100% IKU Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern dari satu Pemda di wilayah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. a. Analisis Perbandingan Realisasi Kinerja 2014 hingga 2012 Capaian kinerja IKU Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada tahun 2014, 2013 dan 2012 sebesar 100% menunjukkan bahwa 100% Pemda di wilayah Provinsi DKI Jakarta telah dilakukan pemantauan SPIP. b.analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian kinerja Tercapainya kinerja IKU ini adalah disebabkan adanya komunikasi yang intens antara Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehubungan dengan kebutuhan akan sistem pengendalian intern yang handal.

- 68 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tujuan Strategis 5: Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan Kompeten Tujuan strategis ke-lima dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yaitu Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan Kompeten, merupakan perwujudan dari misi Pewakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang ke-tiga yaitu Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, tujuan strategis ini diuraikan kedalam dua sasaran strategis yaitu : 1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada satu Pemda ; 2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Kemudian diuraikan menjadi 11 IKU sebagaimana diuraikan di bawah ini, adapun uraian dari capaian kinerja atas tujuan kinerja ini adalah sebagai berikut: a. Kondisi awal pada tahun 2010 sebagai milestone/baseline Kondisi pada akhir tahun 2009 atau awal 2010 sebagai titik tolak pencapaian tujuan strategis dan pelaksanaan misi. Kondisi yang diuraikan berikut merupakan sasaran strategis yang terkait langsung dengan pencapaian tujuan. 1) Kepegawaian dan Organisasi Aspek pengelolaan kepegawaian diindikasikan oleh persentase jumlah pegawai Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang kompeten dan profesional di setiap bidang kompetensi yang dibutuhkan. Indikator ini mengukur tinggi rendahnya persentase jumlah pegawai yang kompeten dan profesional, yang akan mendukung penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pengembangan kompetensi, baik melalui tugas belajar, diklat, dan

- 69 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA sertifikasi. Pada tahun 2010, kondisi sumber daya manusia Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta BPKP diasumsikan telah mencapai tingkat kompetensi dan profesionalisme tertentu yang siap untuk ditingkatkan selama periode 2010-2014. 2) Perencanaan Pengawasan Aspek perencanaan pengawasan diindikasikan oleh persentase penugasan pengawasan yang dapat direalisasikan. Indikator ini menggambarkan perencanaan pengawasan harus selaras dengan koordinasi, pemantauan, dan evaluasinya sehingga pengawasan yang direncanakan untuk menghasilkan dampak tertentu terhadap RPJMN sesuai kebijakan pengawasan tahunan dapat direalisasikan sesuai dengan target. Persentase rencana penugasan pengawasan yang dapat direalisasikan sebesar 114,68% atau dari rencana sebesar 13.615 Penugasan Pengawasan (PP) terealisasi sebesar 15.614 PP (termasuk realisasi PP Non PKPT). Dengan demikian, indikator ini tercapai sebesar 127,42%. Capaian tersebut menunjukkan bahwa perencanaan penugasan pengawasan yang diawali dari renstra dan dijabarkan dalam renja/jakwas dan dioperasionalkan dalam RKT telah berhasil dilaksanakan sepenuhnya sehingga diyakini bahwa pengawasan intern oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta telah memberi dampak sebagaimana direncanakan. 3) Keuangan Aspek pengelolaan keuangan diindikasikan oleh Laporan keuangan BPKP yang dinilai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK. Indikator ini menggambarkan keandalan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan serta ketaatan pada standar akuntansi pemerintahan yang berlaku. Opini WTP adalah predikat tertinggi yang menunjukkan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan telah terlaksana dengan baik. Opini WTP atas laporan keuangan BPKP Tahun 2008 menunjukkan bahwa kondisi akuntablitas keuangan BPKP telah memenuhi kriteria pelaporan keuangan yang sepenuhnya sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. 4) Sarana dan Prasarana Aspek pengelolaan sarana dan prasarana diindikasikan oleh persepsi atas penyediaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur negara. Indikator ini menggambarkan tingkat kepuasan penerima layanan yang berkaitan dengan peningkatan sarana dan prasarana.

- 70 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Realisasi sebesar 86,80% dari target 83% atau mencapai 104,58% menunjukkan bahwa para responden yang merupakan penerima layanan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta merasa puas dengan pengelolaan sarana dan prasarana. Adapun uraian lebih lanjut atas capaian kinerja sasaran strategis sebagai berikut: Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada satu Pemerintah Daerah Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan J abatan Fungsional Auditor sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai. Sasaran Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada satu Pemda diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JF Auditor, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

- 71 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA selaku instansi Pembina JF Auditor dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-bpkp. Tabel 3.8. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA No SATUAN UTAMA Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JF Auditor Persentase 100 100.00 0 1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan Jabatan Fungsional Auditor. Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi. Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JF Auditor sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JF Auditor dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-bpkp. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pus at) dan Pemda (APIP Daerah) non -BPKP yang mengimplementasikan JF Auditor sampai dengan tahun berjalan.

- 72 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JF Auditor APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor. Sedangkan IKU yang ditetapkan untuk mendukung sasaran strategis di Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JF Auditor. IKU ini dihitung dengan cara menghitung persentase jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JF Auditor di bandingkan jumlah seluruh Pemda Pada tahun 2014, sehubungan seluruh APIP dilingkungan Pemprov DKI Jakarta telah dilakukan asistensi penerapan JF Auditor pada tahun 2012 dan 2013, maka di tahun 2014 tidak dilaksanakan kegiatan pembinaan auditor di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga capaian indikator ini adalah sebesar 0%. Capaian kinerja IKU Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada tahun 2014, 2013 dan 2012 sebesar 0%, 100%, dan 100% menunjukkan bahwa 100% Pemda di wilayah Provinsi DKI Jakarta telah telah dilakukan asistensi penerapan JF Auditor serta menunjukkan telah mencapai 100,00% dari target akhir periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2014 sebesar 100%. Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan Sumber daya Manusia (S DM), penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. Dalam kerangka keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24

- 73 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP secara keseluruhan yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Sasaran Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama dua belas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2012 disajikan dalam Tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 No INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KINERJA Tahun 2012 KINERJA Tahun 2013 KINERJA Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase 94.43 136.47 210.02 Persentase 100.00 100.00 100.00 Skala likert 1-10 7.53 7.61 94.67 Persentase 100.00 100.00 100.00 Skala likert 1-10 6.94 7.26 94.67 Jumlah berita 24.00 21.00 100.00 7. Persentase Pemanfaatan asset Persentase 100.00 100.00 100.00 8. 9. 10. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP Skala likert 1-10 7.08 6.80 85.63 Persentase 117.65 111.11 111.11 Instansi APIP - 1.00 100.00

- 74 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 210,02% dan 100%. Secara keseluruhan, uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi IKU Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013 sebesar 85%. Rencana penugasan yang tertuang dalam jumlah PKP2T tahun 2014 adalah sebanyak 355 Penugasan, sehingga target kinerja untuk IKU ini pada tahun 2014 sebesar 85% dari 355 penugasan atau 301 penugasan, pada tahun 2014 telah dilaksanakan penugasan sebanyak 671 penugasan, sehingga realisasi output kinerja adalah sebesar 210,02% sehingga capaian kinerja terhadap dari target tahun 2014, dengan rincian yang tampak pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi Kelompok Penugasan Rencana Penugasan Realisasi Penugasan Capaian (% realisasi sasaran) Target sasaran (%) thn 2014 Capaian Sasaran (%) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2)x100 (5) (6)=(4)/(5)x100 Assurance 243 517 212.76 85.00 250.30 Consulting 64 154 240.63 85.00 283.09 Jumlah 307 671 218.57 85.00 257.14 Perkembangan target dan realisasi Indikator Kinerja Utama dari tahun 2011 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada grafik berikut.

- 75 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Grafik 3.1 PerkembanganTarget dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi Tahun 2010 2014 2011 2012 2013 2014 Target(%) 80% 90% 85% 85% Realisasi(%) 149% 161,24% 116% 210,02% Dari grafik 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa realisasi IKU tahun 2014 sebesar 210,02% mengalami peningkatan sebesar 94,02% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 116%, disebabkan adanya peningkatan kepercayaan mitra kerja kepada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Upaya strategis yang mendukung pencapaian IKU ini adalah penyusunan rencana dan evaluasi, berupa: a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam rangka menyamakan persepsi diantara bidang kerja. b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) BPKP. Hasil penerapan SAKIP BPKP dalam tahun 2013 didokumentasikan dalam bentuk SOP Rencana Kinerja, Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014, Rencana Kerja Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014, Petunjuk Teknis Penetapan Kinerja (Juknis Tapkin) Tahun 2014, Tapkin BPKP Tahun 2014, Rencana Kegiatan Tahunan Kinerja Perwakilan BPKP

- 76 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014, LAKIP Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Penilaian kinerja unit kerja Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp179.156.000,00 atau 43,28% dari anggaran sebesar Rp413.970.000,00 dan SDM sebanyak 841 OH atau 67,93% dari rencana sebanyak 1.238 OH. 2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU Tingkat Opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Pada tataran Perwakilan BPKP ditetapkan IKU adalah Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Kinerja sasaran dinilai berdasarkan tingkat Hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah. Capaian kinerja untuk IKU ini pada tahun 2014 sebesar 100% adalah sama dengan capaian kinerja yang ditetapkan dalam Renstra. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp166.610.000,00 atau 76,17% dari anggaran sebesar Rp148.494.000,00,00 dan SDM sebanyak 541 OH atau 68,48% dari rencana sebanyak 790 OH. 3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian dan Organisasi Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik ( good

- 77 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut. Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para pegawai bidang di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Target IKU Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan organisasi pada tahun 2014 adalah sebesar 8,00 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; serta penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai. Capaian kinerja IKU Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian dan Organisasi pada tahun 2014 adalah sebesar 7,10 dari skala likert 1-10 sedangkan target kinerja pada tahun 2014 adalah 8,00 dari skala likert. Dengan demikian capaian kinerja untuk IKU ini pada tahun 2014 adalah sebesar 88,75% dari target kinerja tahun 2014. Perbandingan dengan kinerja IKU pada tahun 2013 sebesar 7,61 dari skala Likert 1-10, dan jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 7,53 dari skala Likert 1-10 menunjukkan adanya penurunan kinerja pada tahun 2014. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp104.603.000,00 atau 143,80% dari anggaran sebesar Rp72.740.000,00 dan SDM sebanyak 961 OH atau 58,92% dari rencana sebanyak 1.631 OH. 4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta

- 78 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap. Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA. Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 sebesar Rp29,929,531.000,00 dan tidak ada dana DIPA tahun 2014 yang diblokir. Target IKU sebesar 100%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Capaian kinerja IKU Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA tahun 2014 sebesar 100% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 dan 2012 sebesar 100% menunjukkan kinerjanya dapat dipertahankan pada tahun 2014. Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub kegiatan penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp39.424.000,00 atau 244,66% dari anggaran sebesar Rp16.114.000,00 dan SDM sebanyak 91 OH atau 62,33% dari rencana sebanyak 146 OH. 5. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- 79 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2014 adalah sebesar 7,10 dari skala likert 1-10 sedangkan target kinerja pada tahun 2014 adalah sebesar 7,50 skala likert, sehingga kinerja tahun 2014 adalah sebesar 94,67% dari target tahun 2014, sedangkan capaian kinerja tahun 2013 sebesar 7,26 dari skala likert 1-10 atau mencapai 103,67% dari target tahun 2013 sebesar 7,00 dari skala likert 1-10, atau mencapai 82,35%. Dengan demikian capaian target kinerja untuk IKU ini secara keseluruhan tidak memenuhi dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,50 dari skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur tahun 2013 sebesar 7,26 dari skala likert 1-10 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 6,94 dari skala likert 1-10 menunjukkan adanya peningkatan kinerjanya pada tahun 2014. Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana (termasuk pembayaran gaji dan tunjangan) sebesar Rp21.249.628.000,00 atau 93,87% dari anggaran sebesar Rp22.636.910,00 dan SDM sebanyak 1.166 OH atau 70,45% dari rencana sebanyak 1.655 OH. 6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi BPKP yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP. Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengidentifikasikan dan mengevaluasi terhadap pandangan, opini, dan persepsi publik yang bernuansa positif terhadap BPKP dibandingkan dengan jumlah seluruh opini yang terkait dengan persepsi publik terhadap BPKP. Pada tataran Perwakilan BPKP

- 80 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ditetapkan IKU adalah Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa, yang diukur melalui Jumlah Berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa. Target Indikator Kinerja Utama Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa pada tahun 2014 adalah sebesar 25 kegiatan dengan target kinerja sebesar 25 kegiatan, sehingga capaian kinerja telah mencapai 100%, sedang tahun 2013 sebesar 20 kegiatan sedangkan capaian kinerjanya dalam tahun 2013 adalah sebanyak 21 kegiatan. Hasil pengukuran atas indikator tersebut menunjukkan telah mencapai 105% dari target tahun 2013. Tercapainya target tersebut antara lain disebabkan meningkatnya efektivitas kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam membangun jejaring dengan instansi/pemangku kepentingan. Capaian kinerja IKU Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa tahun 2013 sebesar 21 kegiatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 24. Secara keseluruhan kinerja atas IKU ini telah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Renstra Kegiatan untuk mencapai IKU ini menyerap dana sebesar Rp5.127.000,00 atau 24,85% dari anggaran sebesar Rp20.630.000,00. Dari sisi SDM, pencapaian IKU tersebut didukung penggunaan SDM sebanyak 16 OH atau 10,06% dari rencana sebanyak 159 OH. 7. Persentase pemanfaatan asset IKU Persentase pemanfaatan asset merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.. Dalam tahun 2014, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah 100% dari target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aset yang diadakan pada tahun 2014 telah didistribusikan dan dimanfaatkan pada tahun 2014 juga sebanyak 37 unit. IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating

- 81 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada BPKP. Realisasi IKU tahun 2014, 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan akan terus dipertahankan hingga akhir periode renstra tahun 2014. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp281,438.000,00 atau 70,96% dari anggaran sebesar Rp396.650.000,00 dengan menggunakan SDM, 248 OH atau 54,03% dari rencana sebanyak 459 OH. 8. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarana Prasarana (Sarpras) Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP. IKU Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarpras merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7, pada tahun 2014 meraih sebesar 6,85 dari skala likert 1-10 sedangkan target capaian kinerja adalah sebesar 8,00 dengan demikian capaian kinerja IKU ini pada tahun 2014 adalah sebesar 85,63% dari target capaian kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Renstra, sedangkan target pada tahun 2013 sebesar 7,50 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras. Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2013, capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 6,804 dari skala likert 1-10 atau 90,72% dari target sebesar 7,50. Jika dibandingkan dengan hasil survei layanan pengelola sarpras pada tahun 2012 terdapat penurunan terhadap tingkat kepuasan dari skala 7,08 di tahun 2012 sedangkan di tahun 2013 sebesar skala 6,8 hal ini terkait beberapa kendala ketersediaan infrastruktur yang kurang memadai sehingga mempengaruhi pencapaian IKU. Dengan demikian secara keseluruhan capaian IKU ini masih dibawah nilai yang ditetapkan dalam Renstra. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp2.667.247.000,00 atau 114,09% dari anggaran sebesar

- 82 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Rp2.337.824.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 3.877 OH atau 131,33% dari rencana sebanyak 2.952 OH. 9. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP. IKU Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 90,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit. Pada tahun 2014 jumlah rekomendasi Inspektorat yang ditindaklanjuti oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah sebanyak 5 Rekomendasi dari 5 Rekeomendasi Inspektorat, dengan demikian Capaian Kinerja IKU ini untuk tahun 2014 adalah 100%, sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 26 rekomendasi atau 100% dari 26 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2013 sebesar 90%, maka capaian IKU sebesar 111,11%. Jika dibandingkan dengan capaian realisasi kinerja pada tahun 2012 sebesar 117,65 hal ini menunjukkan bahwa kinerja IKU ini dapat dipertahankan karena pada tahun 2012 termasuk tindak lanjut atas temuan di tahun 2011. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 111,11%Jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 116,96% dari target sebesar 90%. 10. Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional

- 83 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JF Auditor menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas ( quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan. Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas. IKU Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 40,00%. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JF Auditor dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-bpkp. Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2012 adalah berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM). Realisasi IKU pada tahun 2014 adalah 100% sedangkan capaian tahun 2013 sebesar 100% atau mencapai 100,0% dari target sebesar 100%. Realisasi sebesar 100% adalah jumlah unit APIP yang telah melakukan tata kelola APIP yang baik sampai dengan tahun 2014. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp9.460.000,00 atau 27,47% dari anggaran sebesar Rp34.440.000,00. dengan menggunakan SDM sebanyak 63 OH atau 143,18% dari rencana sebanyak 44 OH.

- 84 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP yaitu Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan maka ditetapkan hanya satu IKU bagi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012, dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 INDIKATOR KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA No SATUAN UTAMA Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 1. Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Persentase 100.00 100.00 100.00 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.12, terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis pada tahun 2014 tercapai 100%. Dengan tersedianya Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif, diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah dapat terwujud. Capaian IKU adalah sebagai berikut:

- 85 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 1. Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem informasi yang dikembangkan oleh BPKP Pusat untuk menghasilkan/menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. IKU ini diukur berdasarkan tingkat Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG) Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau mencapai 100,00% dari target sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2014, 2013, dan 2012 sebesar 100%, atau 100% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%. Namun demikian, pemenuhan dari target Renstra tidak berarti bahwa pengembangan sistem informasi tidak diperlukan lagi. Dalam periode 2014 masih, banyak kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta yang memerlukan dukungan sistem informasi, sesuai dengan Arsitektur Sistem Informasi BPKP. Selain itu, dilihat dari tingkat kematangannya, sistem informasi yang telah dikembangkan BPKP saat ini rata-rata baru mencapai angka 3 ( defined). Artinya, masih banyak sistem informasi yang sudah dibangun, namun belum dimanfaatkan dengan optimal dan memerlukan perbaikanperbaikan. Capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp19.562.000,00 atau 81,17% dari anggaran sebesar Rp24.100.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 273 OH atau 235,34% dari rencana sebanyak 116 OH. C. REALISASI ANGGARAN Dalam rangka mewujudkan tujuan serta sasaran kinerja selain dibutuhkan Sumber Daya Manusia, Peralatan sebagaimana diuraikan di atas, maka sesuai ketentuan maka akuntabilitas penganggaran/ pendanaan yang diperoleh untuk membiayai kegiatan akan diuraikan secara singkat di bawah ini: 1. Program Uraian singkat akuntabilitas keuangan menurut program /sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2014 adalah sebagai berikut :

- 86 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.12 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Tahun 2014 Per Sasaran Strategis No Uraian Program / Sasaran Strategis / IKU ANGGARAN REALISASI 1 Mengarahkan dan mengendalikan meningkatnya kualitas LKPP, LKKL, dan LKPD 2.084.551 1.816.618 2 Mengarahkan dan mengendalikan tercapainya optimalisasi penerimaan negara 100.889 42.910 3 Mengarahkan dan mengendalikan agar terselenggaranya SPM pada IPD dan terselenggaranya GG pada BUMN/BUMD 559.405 378.925 4 Mengarahkan dan mengendalikan agar meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya 816.762 733.775 pemberantasan korupsi 5 Mengarahkan dan mengendalikan agar meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L, Pemda 266.052 216.895 6 Mengelola dan mengawasi efektifitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan 26.101.872 24.722.255 Jumlah anggaran kegiatan pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP 3.862.099 3.198.583 Jumlah anggaran kegiatan fasilitasi dukungan manajemen 25.861.582 24.431.357 Jumlah anggaran kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana 205.850 281.438 Jumlah anggaran dan Realisasi 2014 29.929.531 27.911.378 Berdasarkan tabel 3.12 di atas maka pada tahun 2014 terdapat penghematan anggaran sebesar Rp2.018.153.000,00 atau 6,74% dari Jumlah anggaran yang dialokasikan kepada Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, rincian terhadap masing-masing indikator kinerja dapat dilihat pada lampiran 6. 2. Jenis Belanja Uraian singkat terhadap akuntabilitas keuangan dari sasaran strategis per mata anggarannya selama tahun 2014 disajikan sebagai berikut:

- 87 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.13 Rincian Sasaran Strategis Per Mata Anggaran 522151 - Jasa PERJALANAN GAJI DAN BELANJA 521211- Bahan No Uraian Program / Sasaran Strategis / IKU Profesi DINAS TUNJANGAN MODAL Jumlah 1 Mengarahkan dan mengendalikan meningkatnya kualitas LKPP, LKKL, dan LKPD 189.553-1.705.763 - - 1.895.316 2 Mengarahkan dan mengendalikan tercapainya optimalisasi penerimaan negara 1.438-24.750 - - 26.188 3 Mengarahkan dan mengendalikan agar terselenggaranya SPM pada IPD dan terselenggaranya GG pada BUMN/BUMD 52.993-305.951 - - 358.944 4 Mengarahkan dan mengendalikan agar meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya 61.949 39.000 578.643 - - 679.592 pemberantasan korupsi 5 Mengarahkan dan mengendalikan agar meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L, Pemda 36.886-201.657 - - 238.543 6 Mengelola dan mengawasi efektifitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan 2.700.262-655.401 21.163.282 193.850 24.712.795 Jumlah anggaran dan Realisasi 2014 3.043.081 39.000 3.472.165 21.163.282 193.850 27.911.378 Jumlah anggaran kegiatan pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP 342.819 39.000 2.816.764 - - 3.198.583 Jumlah anggaran kegiatan fasilitasi dukungan manajemen 2.700.262-655.401 21.163.282-24.518.945 Jumlah anggaran kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana - - - - 193.850 193.850 Jumlah anggaran dan Realisasi 2014 3.043.081 39.000 3.472.165 21.163.282 193.850 27.911.378 Rincian atas penggunaan anggaran menurut IKU dapat dilihat pada lampiran 7 3. Dana Mitra Selama tahun 2014, beberapa pelaksanaan kegiatan penugasan pengawasan dan pendampingan pembiayaannya berasal dari anggaran mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta disebut dengan Dana Mitra Kerja. Pembiayaan tersebut dalam bentuk biaya Perjalanan Dinas, Biaya Transport, Biaya Penginapan, Uang Harian, Uang Representasi, dan Biaya Transport Lokal.

- 88 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Dana Mitra Kerja bukan merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak bagi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sesuai dengan PP Nomor 47 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Tata cara, prosedur dan pelaksanaan penggunaan anggaran mitra kerja untuk kegiatan pengawasan dan pendampingan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berpedoman dan taat pada ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam : 1. Surat Edaran Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor SE-1/K/SU/03/2013 tanggal 9 Juli 2013 tentang Tindak Lanjut Management Letter BPK tahun 2012. 2. Surat Edaran Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor SE-2/K/SU/2013 tanggal 23 Agustus 2013 tentang Penggunaan anggaran pengawasan untuk pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pendampingan di lingkungan Kementerian / Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD/BHMN/BLU dan Badan atau Lembaga lainnya. 3. Surat Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah Nomor S-268/D4/02/2013tanggal 26 Agustus 2013 Perihal Penegasan atas Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-1265/K/D4/2010 tentang Prosedur Kegiatan Baku (SOP) Kegiatan Asistensi Perwakilan BPKP Pada Pemda. 4. Surat Deputi Bidang Akuntan Negara Nomor S-889/D5/2013 tanggal 26 Agustus 2013 hal Penggunaan Anggaran Kegiatan Pengawasan dan Pendampingan yang berasal dari Dana Mitra Kerja di Lingkungan Kedeputian Akuntan Negara. 5. Surat Bersama Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Polsoskam Nomor S-486/D1/2013 dan S-510/D2/2013 tanggal 30 Agustus 2013 perihal Penggunaan Dana Mitra Kerja untuk kegiatan pengawasan dan pendampingan di lingkungan Deputi PIP Bidang Perekonomian dan Deputi PIP Bidang Polsoskam. Hingga 31 Desember 2014 penggunaan Dana Mitra Kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar Rp1.610.793.500,00 dalam rangka membiayai 64 kegiatan pengawasan maupun pendampingan. Dengan rincian sebagai berikut:

- 89 - BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3-14 Rincian Dana Mitra Tahun 2014 No Bidang ST LHP Jumlah 1 PIPP 21 21 366.155.500 2 APD 3 3 410.225.000 3 AN 40 40 834.413.000 Jumlah 64 64 1.610.793.500 Dalam pelaksanaan penggunaan dana mitra kerja, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta tidak mengelola dana mitra kerja, pengelolaan dana mitra dilakukan oleh mitra kerja. Uraian keterangan dan penjelasan lebih lanjut dari akuntabilitas keuangan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada Laporan Keuangan dan Catatannya Tahun 2014.

IV. PENUTUP Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern. Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan dalam LAKIP BPKP. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2014, juga mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi. Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta 2011 sampai tahun 2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran. Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun berjalan.

- 91 - BAB IV. PENUTUP Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi. Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk kategori Memuaskan dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2014. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 32 IKU, telah dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2014, seluruh sasaran strategis dan seluruh IKU dominan telah mencapai/melampaui target yang dirinci sebagai berikut: Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2, capaian rata-rata sebesar 100,07 % Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan tercapai sebesar 133,33% Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian rata-rata sebesar 103,85% Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian sebesar 113,97% Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan tercapai sebesar sebesar 0% Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan tercapai sebesar sebesar 100% Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian rata-rata sebesar 155,01% Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian sebesar 111,11% Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. K/L/Pemda belum sepenuhnya menerapkan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah sesuai dengan PP 60/2008 disebabkan: a. Penerapan SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi, namun baru pada tahap pengenalan terhadap SPIP berupa sosialisasi, dan workshop SPIP yang perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menapak kepada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP); b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda. 2. Keterbatasan jumlah dan komposisi tenaga auditor untuk melaksanakan penugasan serta potensi jumlah permintaan dari para pemangku kepentingan sehingga banyak permintaan pengawasan dari para pemangku kepentingan yang tidak dapat terlayani. 3. Keterbatasan jumlah dana untuk membiayai pelaksanaan tugas operasional, akibat dari salah perhitungan indeks distribusi dana DIPA dari Biro Perencanaan Pengawasan BPKP, dimana indeks tersebut hanya mengasumsikan proses pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP

- 92 - BAB IV. PENUTUP Provinsi DKI Jakarta terbatas berlokasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta, padahal dalam prakteknya proses pengawasan dilaksanakan di lokasi yang meliputi seluruh wilayah Indonesia. 4. Keterbatasan jumlah infrastruktur yang mendukung pelaksanaan tugas operasional. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain: 1. Untuk kegiatan Perencanaan kinerja, perlu disusun dokumen perencanaan kinerja tahun 2015 sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada BPKP. 2. Untuk kegiatan pengukuran kinerja perlu dilakukan : a. Penyusunan mekanisme pengumpulan data kinerja b. Pelaksanaan pengukuran kinerja individu sesuai dengan form Sistem Kinerja Individu yang berisi indikator kinerja individu. 3. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan yang secara dini dapat memetakan permasalahan lintas sektoral dan permasalahan stakeholder lainnya sehingga dapat lebih efektif mengarahkan perumusan rekomendasi yang relevan dan strategis. 4. Mengusulkan perbaikan perhitungan Indeks distribusi Dana DIPA kepada Biro Perencanaan Pengawasan, sehingga dana pengawasan dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan tugas. 5. Mengusulkan penambahan tenaga auditor sesuai dengan kebutuhan dalam rangka kebutuhan pelaksanaan tugas. 6. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian IKU. 7. Peningkatan penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda, antara lain melalui: a. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan K/L/Pemda untuk percepatan implementasi SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. Akhirnya dengan disusun LAKIP tahun 2014, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara

- 93 - BAB IV. PENUTUP internal LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi BPKP dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Lampiran 1 :1-3 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN refere nsi ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Meningkatnya Kualitas 1 Persentase IPP yang mendapat LKPP, 95% LKKL, dan pendampingan penyusunan 95% LKPD laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar INDIKATOR KINERJA UTAMA % Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam % Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD % Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN %TARGET 2014 Target Output 2014 Realisasi Realisasi s.d Trw 4 output s.d (%) dr Trw 4 Rencana 2014 LHA Capaian (%) s.d Trw 4 2014 PROGRAM KEUANGAN SDM (OH) Pengawasa n Intern 95,00 14 14 100,00 105,26 Akuntabilit as Keuangan Negara dan 95,00 1 1 100,00 105,26 Pembinaan Penyelengg araan Sub total 95,00 15 15 100,00 105,26 1.1.4 158.329,00 199.250,00 125,85 728,00 1.811,00 248,76 Sistem Pengendalia 90,00 4 39 975,00 100,00 n Intern Pemerintah 100,00 4 39 975,00 100,00 1.1.4 84.513,00 63.106,00 74,67 340,00 2.915,00 857,35 85,00 61 65 91,89 108,11 879.776,00 773.696,00 87,94 3.797,00 4.013,00 105,69 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat 85,00 61 65 91,89 108,11 1.1.8 % Laporan hasil pengawasan lintas 90,00 117 100 85,47 94,97 465.411,00 357.105,00 76,73 1.780,00 4.515,00 253,65 sektor Laporan hasil pengawasan lintas 0,00 0 - - - sektor bidang Sub total 90,00 117 100 85,47 94,97 1.1.1 % Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden 70,00 37 36 97,30 139,00 253.527,00 128.813,00 50,81 1.204,00 1.737,00 144,27 70,00-70,00 - Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 2 Tercapainya Optimalisasi Persentase hasil pengawasan Penerimaan Negara optimalisasi penerimaan sebesar 87,50% negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat 3 Terselenggaranya SPM Persentase IPD yang melaksanakan pada 300 IPD dan pelayanan sesuai Standar terselenggaranya GG Pelayanan Minimal Sub total 70,00 37 36 97,30 139,00 1.1.3 % Laporan hasil pengawasan atas 95,00 37 25 67,57 71,12 242.995,00 294.648,00 121,26 760,00 1.104,00 145,26 permintaan stakeholder Sub total 95,00 37 25 67,57 71,12 1.1.7 TOTAL 1 - % Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara 75,00 4 3 100,00 100,00 50.318,00 15.290,00 30,39 132,00 172,00 130,30 Bidang Perekonomian Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara 75,00 1 2 100,00 100,00 bidang Polsoskam Sub total 75,00 5 5 100,00 133,33 1.1.6 #DIV/0! #DIV/0! % Laporan hasil pengawasan atas 75,00 0 0 - - Penerimaan Negara Laporan hasil pengawasan BUN 75,00 4 4 - - 50.571,00 27.620,00 54,62 189,00 209,00 110,58 Sub total 75,00 4 4 100,00 100,00 1.1.2 TOTAL 2 9 9 100 100,00 % Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan 100,00 2 3 100,00 100,00 1.1.9 29.424,00-150,00 68,00 45,33 Lampiran 1 : 1-3

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Lampiran 1 :2-3 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN INDIKATOR KINERJA UTAMA %TARGET 2014 Target Output 2014 Realisasi Realisasi s.d Trw 4 output s.d (%) dr Trw 4 Rencana 2014 LHA refere nsi KEUANGAN ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 terselenggaranya GG Persentase BUMN/D/BLU/D yang pada 75% BUMN/BUMD dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja 4 Meningkatkan Kesadaran Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BL UD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/ dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% asistensi/evaluasi Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ FCP BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Capaian (%) s.d Trw 4 2014 % Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor 65,00 60 42 70,00 107,69 BUMD Laporan hasil pengawasan atas 1 1 100,00 1,00 kinerja TOTAL BUMD 3 0 Kelompok Laporan hasil Masyarakat sosialisasi masalah Instansi Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Instansi Laporan hasil kajian pengawasan 1,00 1 1 1,00 3,00 4 4 3 3,00 3,00 1 1 3 3,00 1,00 PROGRAM 1.1.10 1.1.11 1.1.15 1.1.16 1.1.17 SDM (OH) 508.444,00 351.685,00 69,17 7.212,00 4.456,00 61,79 21.537,00 27.240,00 126,48 156,00 89,00 57,05 35.138,00 42.046,00 119,66 124,00 113,00 91,13 21.652,00 2.500,00 11,55 134,00 61,00 45,52 5.862,00 15.591,00 265,97 60,00 97,00 161,67 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA % Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim % Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik 85,00 5 5 100,00 117,65 1.1.18 52.222,00 47.793,00 91,52 330,00 227,00 68,79 0 85,00 155 150 96,77 113,85 606.920,00 604.024,00 99,52 2.968,00 3.559,00 119,91 85,00 5 5 100,00 117,65 90.259,00 19.255,00 21,33 750,00 200,00 26,67 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Sub total 85,00 160 155 96,88 113,97 1.1.19 697.179,00 623.279,00 89,40 3.718,00 3.759,00 101,10 % Jumlah hasil telaahan dibandingkan dengan jumlah pengaduan 100,00 2 2 100,00 100,00 4.709,00 2.566,00 54,49 26,00 38,00 146,15 yang masuk TOTAL 4 0 5 Meningkatnya Kualitas Persentase Pemda yang % Persentase Pemda yang 100,00 1 2 - - Penerapan SPIP di 70% menyelenggarakan SPIP sesuai PP menyelenggarakan 1.2.1 266.052,00 216.895,00 81,52 1.150,00 1.684,00 146,43 K/L Pemda Sebesar Nomor Jumlah 60 Pemda Tahun Yang 2008dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP IPP/IPD SPIP Jumlah sesuai Pemda PP 60/2008 yang dilakukan Asistensi Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 1 1 7 1,00 100,00 #DIV/0! #DIV/0! 2008 1.2.5 Jumlah Pemda Yang dilakukan IPP/IPD Jumlah Pemda yang monitoring Sistem Pengendalian dilakukan monitoring Intern Sistem Pengendalian 1 1 1 1,00 100,00 Intern 1.2.3 TOTAL 5 0 6 Meningkatnya kapasitas Persentase Pemda yang dilakukan % Jumlah sosialisasi dan 0,00 0 aparat pengawasan intern asistensi penerapan JFA bimtek penerapan JFA 0 - - 1.1.23 pemerintah yang APIP TOTAL Daerah 6 0 7 Meningkatnya efektifitas Persentase jumlah rencana % Dukungan 90,00 355 671 189,01 210,02 perencanaan pengawasan penugasan pengawasan yang Manajemen 2.1.76 413.970,00 179.156,00 43,28 1.238,00 841,00 67,93 sebesar 90% dan kualitas terealisasi Persentase kesesuaian laporan % 100,00 0 100,00 100,00 dan pengelolaaan keuangan 148.494,00 166.610,00 112,20 790,00 541,00 68,48 keuangan Perwakilan BPKP Pelaksanaan 2.1.83 sebesar 100%. dengan SAP Lampiran 1 : 2-3 Tugas

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Lampiran 1 :3-3 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN INDIKATOR KINERJA UTAMA %TARGET 2014 Target Output 2014 Realisasi Realisasi s.d Trw 4 output s.d (%) dr Trw 4 Rencana 2014 LHA Capaian (%) s.d Trw 4 2014 PROGRAM refere nsi KEUANGAN SDM (OH) ANGGARAN REALISASI % RENCANA REALISASI % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 Pelaksanaan sebesar 100%. Persepsi kepuasan pegawai Skala likert 8,00 8,00 7,100 7,10 7,61 Tugas 72.740,00 104.603,00 143,80 1.631,00 961,00 58,92 perwakilan terhadap layanan 1-10 Teknis 2.1.78+ kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak % 100,00 0 100,00 100,00 Lainnya- 16.114,00 39.424,00 244,66 146,00 91,00 62,33 Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Skala likert BPKP Perwakilan atas Pencairan 1-10 Anggaran yang Diajukan sesuai 7,50 7,50 7,1 7,10 7,26 22.636.910,00 21.249.628,00 93,87 1.655,00 1.166,00 70,45 Prosedur Jumlah publikasi kegiatan Jumlah 25,00 25 25 25,00 21,00 perwakilan BPKP di media masa berita 2.1.84 20.630,00 5.127,00 24,85 159,00 16,00 10,06 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 100 100 100,00 100,00 3.1 396.650,00 281.438,00 70,95 459,00 248,00 54,03 8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata Jumlah kelola Sistem APIPInformasi yang dimanfaatkan secara efektif Skala likert 1-10 8,00 8,00 6,85 6,85 6,80 2.337.824,00 2.667.247,00 114,09 2.952,00 3.877,00 131,33 % Instansi APIP % Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah 90,00 90,00 100,00 111,11 111,11 - - - - 1,00 1 1 100,00 1,00 34.440,00 9.460,00 27,47 44,00 63,00 143,18 100,00 100 100,00 100,00 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP 24.100,00 19.562,00 81,17 116,00 273,00 235,34 30.626.710,00 28.534.657,00 34.898,00 38.904,00 pkpt 3.862.099,00 3.198.583,00 oh pkau 9146 8014 pkau 26.067.432,00 24.712.795,00 oh pkpt 22034 27131 selisih 697.179,00 623.279,00 31180 35145 (3.718,00) (3.759,00) Lampiran 1 : 3-3

Lampiran 2 : 1-4 PERBANDINGAN REALISASI IKU DENGAN TAHUN 2013, dan 2012 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN CAPAIAN IKU Tahun 2012 CAPAIAN IKU Tahun 2013 CAPAIAN IKU Tahun 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu LKPD Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan % 300,00 458,55 105,26 (353,29) Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat % 100,00 100,00 111,11 11,11 % 120,48 130,23 113,37 (16,86) % 207,41 276,82 94,97 (181,85) Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders % 129,87 241,19 139,00 (102,19) % 141,18 814,81 71,12 (743,69) 2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat % 133,33 156,25 133,33 (22,92) % 422,22 729,17 125,00 (604,17) Lampiran 2 :1-4

Lampiran 2 : 2-4 PERBANDINGAN REALISASI IKU DENGAN TAHUN 2013, dan 2012 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN CAPAIAN IKU Tahun 2012 CAPAIAN IKU Tahun 2013 CAPAIAN IKU Tahun 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 3 Terselenggaranya SPM pada Persentase IPD yang % 100,00 100,00 100,00 0,00 satu Pemda dan melaksanakan pelayanan sesuai terselenggaranya GG pada Standar Pelayanan Minimal 75% BUMN/BUMD 4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. % 219,25 279,29 107,69 (171,60) BUMD 1,00 1,00 100,00 99,00 Kelompok Masyarakat 3,00 3,00 1,00 (2,00) IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B LUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B LUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Instansi 5,00 2,00 3,00 1,00 Instansi 1,00 1,00 3,00 2,00 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga % 100,00 100,00 117,65 17,65 Lampiran 2 :2-4

Lampiran 2 : 3-4 PERBANDINGAN REALISASI IKU DENGAN TAHUN 2013, dan 2012 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN CAPAIAN IKU Tahun 2012 CAPAIAN IKU Tahun 2013 CAPAIAN IKU Tahun 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 Persentase pelaksanaan audit % 100,00 140,64 113,97 (26,67) investigasi /PKKN/PKA 5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di satu Pemda Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 % 100,00 100,00 100,00 0,00 % 100,00 100,00 - (100,00) IPP/IPD 1,00 1,00 100,00 99,00 6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda 7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP IPP/IPD 1,00 100,00 100,00 0,00 % 100,00 100,00 - (100,00) % 94,43 160,55 210,02 49,47 % 100,00 100,00 100,00 0,00 Lampiran 2 :3-4

Lampiran 2 : 4-4 PERBANDINGAN REALISASI IKU DENGAN TAHUN 2013, dan 2012 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN CAPAIAN IKU Tahun 2012 CAPAIAN IKU Tahun 2013 CAPAIAN IKU Tahun 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 Persepsi kepuasan pegawai Skala likert 1-7,53 7,61 7,10 (0,51) perwakilan terhadap layanan 10 kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa % 100,00 100,00 100,00 0,00 Skala likert 1-10 6,94 7,26 7,10 (0,16) Jumlah berita 24,00 21,00 25,00 4,00 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 100,00 100,00 0,00 8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Skala likert 1-10 7,08 6,80 6,85 0,05 % 117,65 111,11 111,11 0,00 Instansi APIP 0,00 1,00 1,00 0,00 % 100,00 100,00 111,11 11,11 Lampiran 2 :4-4

Lampiran 3 : 1 dari 4 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN IKU TAHUN 2011 SAMPAI Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya Persentase IPP yang mendapat % 85 90 95 255,00 412,70 100,00 300,00 458,55 105,26 (353,29) Kualitas 95% LKKL, pendampingan penyusunan dan satu LKPD laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 111,11 11,11 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat % 83 84 85 100,00 109,40 96,36 120,48 130,23 113,37 (16,86) % 75 85 90 155,56 235,29 85,47 207,41 276,82 94,97 (181,85) % 70 70 70 90,91 168,83 97,30 129,87 241,19 139,00 (102,19) Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders % 85 90 95 120,00 733,33 67,57 141,18 814,81 71,12 (743,69) 2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti % 75 80 87.5 100,00 125,00 100,00 133,33 156,25 133,33 (22,92) 3 Terselenggaranya SPM pada satu Pemda dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal % 75 80 87 316,67 583,33 100,00 422,22 729,17 125,00 (604,17) % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -

Lampiran 3 : 2 dari 4 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN IKU TAHUN 2011 SAMPAI Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 Persentase BUMN/D/BLU/D % 55 65 75 120,59 181,54 70,00 219,25 279,29 107,69 (171,60) yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Jumlah BUMD yang dilakukan audit kinerja Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU /BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evalu asi FCP BUMD 1 1 1 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 100,00 99,00 Kelompok Masyarakat 2 1 1 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 1,00 (2,00) Instansi 3 4 4 5,00 2,00 3,00 5,00 2,00 3,00 1,00 5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di satu Pemda Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Instansi 1 1 1 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 3,00 2,00 % 100 100 85 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 117,65 17,65 % 100 85 85 100,00 119,54 96,88 100,00 140,64 113,97 (26,67) % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - % 100 100 100 100,00 100,00-100,00 100,00 - (100,00) IPP/IPD 1 1 1 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 100,00 99,00 IPP/IPD 1 1 1 1,00 1,00 1,00 1,00 100,00 100,00 -

Lampiran 3 : 3 dari 4 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN IKU TAHUN 2011 SAMPAI Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 6 Meningkatnya Persentase Pemda yang % 100 100 100 100,00 100,00-100,00 100,00 - (100,00) kapasitas aparat dilakukan asistensi penerapan pengawasan intern JFA pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda 7 Meningkatnya Persentase jumlah rencana efektifitas penugasan pengawasan yang perencanaan terealisasi pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. % 80 85 90 84,98 136,47 189,01 94,43 160,55 210,02 49,47 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Skala likert 1-10 7 7.5 8 7,53 7,61 7,10 7,53 7,61 7,10 (0,51) Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - Skala likert 1-10 6.5 7 7.5 6,94 7,26 7,10 6,94 7,26 7,10 (0,16) Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media Jumlah berita 15 20 25 24,00 21,00 25,00 24,00 21,00 25,00 4,00 masa Persentase Pemanfaatan asset % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 - Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Skala likert 1-10 7.0 7.5 8.0 7,08 6,80 6,85 7,08 6,80 6,85 0,05 % 85 90 95 100,00 111,11 100,00 117,65 111,11 111,11 -

Lampiran 3 : 4 dari 4 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN IKU TAHUN 2011 SAMPAI Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 KENAIKAN/ PENURUNAN 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Instansi APIP yang Instansi APIP 1 1 1-1,00 1,00-1,00 1,00 - telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP 8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif % 100 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 111,11 11,11

Lampiran 4 : 1 dari 2 PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI OUTPUT 2013 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta No SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2013 Kenaikan/ Penurunan Realisasi 1 1 2 3 4 5 6 = 4-5 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan satu Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL Laporan 53,00 52,00 1,00 LKPD Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 39,00 39,00 - Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Laporan 65,00 68,00 (3,00) Laporan 117,00 51,00 66,00 Laporan 46,00 13,00 33,00 Laporan 37,00 33,00 4,00 Laporan 0,00 0,00-2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% 3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN Laporan 5,00 9,00 (4,00) Laporan 3,00 28,00 (25,00) Laporan 79,00 0,00 79,00 Laporan - 0,00-4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan hasil kajian pengawasan Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Laporan 2,00 1,00 1,00 Laporan 8,00 0,00 8,00 Laporan 3,00 1,00 2,00 Laporan 4,00 8,00 (4,00) Laporan 5,00 2,00 3,00 Laporan 155,00 2,00 153,00 Laporan 5,00 6,00 (1,00)

Lampiran 4 : 2 dari 2 PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI OUTPUT 2013 Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta No SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan Realisasi 2014 Realisasi 2013 Kenaikan/ Penurunan Realisasi 1 2 3 4 5 6 = 4-5 15 Meningkatnya Kualitas Laporan pembinaan Laporan 39,00 58,00 (19,00) Penerapan SPIP di 70% penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda 6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah Kegiatan - 5,00 (5,00) 7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan 60,00 60,00 - Kegiatan - 12,00 (12,00) Laporan 2,00 1,00 1,00 8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait SI) Laporan 60-60 731 1,00

Lampiran 5 DAFTAR BUMN YANG DILAKUKAN ASSESSMENT GCG No. Urut ST No. Tanggal Penugasan SKOR GCG PREDIKAT 2 1012 01/10/2014 3 1145 11/11/2014 Narasumber Self Assessment Penerapan GCG Pada PT Nindya Karya (Persero ) Tahun 2013 Asistensi Self Assessment Penerapan Good Corporate Governance Pada Perum BULOG Tahun 2013 77,743 BAIK 76,7 CUKUP BAIK 4 1332 12/12/2014 Assessment Penerapan GCG PT BHANDA GHARA REKSA ( Persero ) 5 1338 15/12/2014 Assessment Penerapan GCG Pada PT Rajawali Nusindo Tahun 2014 6 1343 16/12/2014 Asistensi Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Surveyor Indonesia ( Persero ) Baru Pengumpulan Data 7 1344 16/12/2014 Asistensi Self Assessment Penerapan GCG Tahun 2014 Pada PT GMF AEROASIA 8 1355 17/12/2014 Assessment GCG Pada PT WIJAYA KARYA GEDUNG Tahun 2014 9 150 07/02/2014 Assessment Penerapan GCG Pada PT PP ( Persero ) Tbk Tahun 2013 84,142 BAIK 10 156 07/02/2014 Assessment Penerapan GCG Pada PERUM PERHUTANI Tahun 2013 77,21 BAIK 11 157 10/02/2014 12 162 10/02/2014 Assessment Penerapan GCG Pada PT REKASAYA INDUSTRI Tahun 2013 Assessment Penerapan GCG Pada PT INHUTANI I ( Persero ) Tahun 2013 78,2 BAIK 70,702 CUKUP BAIK 13 175 13/02/2014 Assessment GCG Pada PT WIJAYA KARYA REALTY Tahun2013 77,105 BAIK 14 176 13/02/2014 32 530 07/05/2014 33 61-AN 10/02/2014 34 63 10/02/2014 35 664 19/06/2014 Diagnostic Assessment Penerapan GCG Pada PT INHUTANI III (Persero ) Tahun 2013 Diagnostic Assessment Penerapan GCG Pada PT Rumah Sakit Pelabuhan Tahun 2013 Assessment Penerapan GCG Pada PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk Tahun 2013 Assessment Penerapan GCG Pada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero ) Tahun 2013 Pendampingan Self Assessment Penerapan GCG Pada PT Kawasan Berikat Nusantara ( Persero ) 53,962 KURANG BAIK 50,116 KURANG BAIK 75,00 BAIK 78,12 BAIK 77,883 BAIK 36 758 17/07/2014 ASSESSMENT Penerapan GCG Pada TPK Koja Tahun 2013 62,638 CUKUP BAIK 37 853 20/08/2014 Assessment Penerapan GCG di PT GAPURA ANGKASA 66,072 CUKUP BAIK

Lampiran 6 Penandatanganan Pakta Integritas seluruh Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, 15 Januari 2014 Penandatanganan Pakta Integritas seluruh Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, 15 Januari 2014 Pelantikan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, 12 Februari 2014 Pemaparan Entry Meeting di PT Rekayasa Industri, 20 Februari 2014 Penandatanganan MOU dengan Manajemen RS Persahabatan, 20 Maret 2014 Workshop Penerapan SPIP RSUP Dr.Ciptomangunkusumo, 12 Juni 2014

Lampiran 6 Pelantikan Kasubbag Keuangan, 6 Agustus 2014 Percepatan Tindak lanjut dengan Itjen Kemenkeu, 12 September 2014 Pelantikan Kabid Investigasi dan Kasubbag Umum, 17 September 2014 Pengkajian Pelaksanaan Kegiatan Management Consulting Services (MCS) untuk MRT, 17 Oktober 2014 FCP LPP RRI, 30 Oktober 2014 MOU dengan PT JIEP, 18 November 2014

Lampiran 7 : 1 dari 6 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STATEGIS 1.1.2 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan 1.1.3 proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor 1.1.4 yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas 1.1.5 permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan 1.1.6 bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Output Laporan Hasil Bimbingan 1.1.1.1 Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Perekonomian 1.1.1.2 1.1.2.1 1.1.2 INDIKATOR KINERJA OUTPUT 1 2 1.1 Meningkatnya Kualitas 1 Outcome LKPP, 95% 1.1.1 LKKL, dan 95% LKPD Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam MAK 521.211 522.151 PERJALANAN GAJI dan BELANJA DINAS TUNJANGAN MODAL Jumlah Bahan PROFESI (000) 4.314 61.460 65.774 18.694 88.618 107.312 Laporan Hasil Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKPD 8.484 63.324 71.808 sub jumlah capaian 95% - - Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP - 1.1.3.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas Proyek PHLN 84.842 509.577 594.419

Lampiran 7 : 2 dari 6 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2014 MAK SASARAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT PERJALANAN GAJI dan BELANJA STATEGIS 521.211 522.151 Jumlah DINAS TUNJANGAN MODAL 1 2 Bahan PROFESI (000) - 1.1.4.1 Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian 1.438 59.568 61.006 1.1.4.2 Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Polsoskam 11.504 195.181 206.685 1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah 2.426 107.157 109.583 1.1.4.4 Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Akuntan Negara 841 100.850 101.691 sub jumlah capaian 90% - - Laporan Hasil Pengawasan Atas 1.1.5.1 Permintaan Presiden Bidang 95.307 96.847 Perekonomian 1.540 1.1.5.2 Laporan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam 30.800 81.851 112.651 1.1.5.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan 3.100 34.310 37.410 Daerah sub jumlah capaian 70% - - 1.1.6.2 Laporan Hasil Pengawasan Atas Permintaan Stakeholder Bidang Polsoskam 21.570 308.560 330.130 Jumlah sasaran strategis 1 189.553-1.705.763 - - 1.895.316 1.2 Tercapainya Outcome Optimalisasi Penerimaan Negara 1.2.1 1.2.2 Output 1.2.1.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Laporan Hasil Pengawasan Atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam 1.438 24.750 26.188

Lampiran 7 : 3 dari 6 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2014 MAK SASARAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT PERJALANAN GAJI dan BELANJA STATEGIS 521.211 522.151 Jumlah DINAS TUNJANGAN MODAL 1 2 Bahan PROFESI (000) Laporan Hasil Pengawasan BUN Bidang 1.2.2.1 - Perekonomian Jumlah sasaran strategis 2 1.438-24.750 - - 26.188 Outcome 2.1 Persentase IPD yang melaksanakan 2.1.1 pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Terselenggara nya SPM pada 300 IPD dan terselenggaran ya GG pada 75% BUMN/BUM 2.1.2 2.1.3 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Output 2.1.1.1 Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik 3.080 16.344 19.424 2.1.2.1 Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat 48.373 229.667 278.040 2.1.3.1 Laporan Hasil Pengawasan Atas Kinerja BUMD 1.540 59.940 61.480 Jumlah sasaran strategis 3 52.993-305.951 - - 358.944 3.1 Meningkatka Outcome n Kesadaran Kelompok Masyarakat yang mendapatkan dan 3.1.1 Sosialisasi Program Anti Korupsi. Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUM D Dalam 3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP Upaya Jumlah Pencegahan IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD dan 3.1.3 yang dilakukan kajian peraturan yang Pemberantas berpotensi TPK. an Korupsi Persentase pelaksanaan penugasan HKP, Menjadi 80% 3.1.4 klaim dan penyesuaian harga

Lampiran 7 : 4 dari 6 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT 1 2 Persentase pelaksanaan audit investigasi 3.1.5 /PKKN/PKA Persentase TL hasil audit investigasi non 3.1.6 TPK oleh instansi berwenang Output MAK 521.211 522.151 PERJALANAN GAJI dan BELANJA DINAS TUNJANGAN MODAL Jumlah Bahan PROFESI (000) 3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi 5.118 39.000 26.915 71.033 3.1.2.1 Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi FCP 3.412 39.430 42.842 3.1.3.1 Laporan Hasil Kajian Pengawasan 857 5.656 6.513 3.1.4.1 Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Klaim, dan Penyesuaian Harga 4.422 51.810 56.232 3.1.5.1 Laporan Hasil Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli Atas 42.746 435.933 478.679 Permintaan Instansi Penyidik 3.1.6.1 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya 3.685 18.899 22.584 3.1.6.2 Laporan Hasil Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat 1.709 1.709 Jumlah sasaran strategis 4 61.949 39.000 578.643 - - 679.592 4.1 Meningkatnya Outcome Persentase Pemda yang 4.1.1 menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Kualitas Penerapan SPIP di K/L, Pemda Sebesar 70% 4.1.2 4.1.3 Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Output 4.1.2.1 Jumlah Peserta Diklat SPIP 7.611 29.300 36.911

Lampiran 7 : 5 dari 6 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT 1 2 4.1.2.2 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan Konsultasi dan Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP MAK 521.211 522.151 PERJALANAN GAJI dan BELANJA DINAS TUNJANGAN MODAL Jumlah Bahan PROFESI (000) 4.1.2.3 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan Sosialisasi SPIP - 4.1.1.1 Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Polsoskam - 4.1.1.1 Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah 8.485 53.041 61.526 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan 5.2.12.1 tatakelola APIP Daerah 2.466 18.420 20.886 Laporan Evaluasi Penerapan Tatakelola 5.2.12.2 APIP Daerah 18.324 100.896 119.220 Jumlah sasaran strategis 5 36.886-201.657 - - 238.543 5.2 Meningkatny Outcome 5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 33.805 99.755 133.560 a efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. 5.2.2 5.2.3 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 13.256 119.823 133.079 24.020 62.095 86.115 5.2.4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA 5.857 5.857 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan 5.2.5 atas Pencairan Anggaran yang Diajukan 21.163.282 21.163.282 sesuai Prosedur 5.2.7 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa - 5.2.8 Persentase Pemanfaatan asset 193.850 193.850 5.2.9 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 2.621.024 367.871 2.988.895 -

Lampiran 7 : 6 dari 6 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2014 MAK INDIKATOR KINERJA OUTPUT PERJALANAN GAJI dan BELANJA 521.211 522.151 DINAS TUNJANGAN MODAL Jumlah 1 2 Bahan PROFESI (000) 5.2.10 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 8.157 8.157 Jumlah Instansi APIP yang telah 5.2.12 disosialisasi dan atau di-assessment tata - kelola APIP Output - 5.2.1.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP - SASARAN STATEGIS - Jumlah sasaran strategis 6 2.700.262-655.401 21.163.282 193.850 24.712.795 Jumlah Anggaran 3.043.081 39.000 3.472.165 21.163.282 193.850 27.911.378 Jumlah anggaran kegiatan pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan 342.819 39.000 2.816.764 - - 3.198.583 penyelenggaraan SPIP Jumlah anggaran kegiatan fasilitasi dukungan manajemen 2.700.262-655.401 21.163.282-24.518.945 Jumlah anggaran kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana - - - - 193.850 193.850 Jumlah Anggaran 3.043.081 39.000 3.472.165 21.163.282 193.850 27.911.378 -

Lampiran 8 : 1-1 ANGGARAN DAN REALISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA PER PROGRAM (ribuan rupiah) No Uraian Program / Sasaran Strategis / IKU ANGGARAN REALISASI 1 Mengarahkan dan mengendalikan meningkatnya kualitas LKPP, LKKL, dan LKPD - 1.1 Mengelola pemberian pendampingan kepada IPP dalam penyusunan laporan keuangan 158.329 199.250 1.2 Mengelola pemberian pendampingan kepada IPD dalam penyusunan laporan Keuangan 84.513 63.106 1.3 Mengendalikan pelaksanaan pemeriksaan atas Laporan keuangan proyek PHLN 879.776 773.696 1.4 Mengendalikan pelaksanaan Pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke BPKP Pusat 465.411 357.105 1.5 Mengendalikan pelaksanaan Pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke BPKP pusat 253.527 128.813 1.6 Mengendalikan pelaksanaan pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan keputusan 242.995 294.648 2 Mengarahkan dan mengendalikan tercapainya optimalisasi penerimaan negara - 2.1 Mengendalikan pelaksanaan pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah 50.318 15.290 2.2 Menyelenggarakan pengawasan BUN yang disampaikan ke BPKP pusat 50.571 27.620 3 Mengarahkan dan mengendalikan agar terselenggaranya SPM pada IPD dan terselenggaranya GG pada BUMN/BUMD 3.1 Mengendalikan pelaksanaan pengawasan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 29.424 3.2 Mengelola pemberian sosialisasi /asistensi GCG/KPI pada BUMN/D/BLU/D 508.444 351.685 3.3 Mengendalikan pelaksanaan audit kinerja pada BUMD 21.537 27.240 4 Mengarahkan dan mengendalikan agar meningkatnya kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pemberantasan korupsi 4.1 Mengelola pemberian sosialisasi program anti korupsi kepada Kelompok masyarakat 35.138 42.046 4.2 Mengelola pemberian Sos/DA/Ass/Eva FCP pada IPP/IPD/BUMN/BLU/BUMD beresiko fraud 21.652 2.500 4.3 Menyelenggarakan kajian peraturan pada IPP/IPD/BUMN/BLU/BLUD 5.862 15.591 4.4 Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan penugasan HKP, klaim, penyesuaian harga 52.222 47.793 4.5 Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan audit investigasi/pkkn/pka 606.920 604.024 4.6 Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 94.968 21.821 5 Mengarahkan dan mengendalikan agar meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L, Pemda 5.1 Mengarahkan dan menetapkan pemberian pembinaan penyelengaraan SPIP sesuai PP 60/2008 pada Pemda 137.896 175.734 5.2 Mengarahkan dan Mengendalikan asistensi penyelenggaraan SPIP pada Pemda 43.063 33.550 5.3 Mengelola penyelengaraan diklat SPIP 42.250 7.611 5.4 Mengarahkan dan mengendalikan monitoring SPI dari Pemda 42.843-6 Mengelola dan mengawasi efektifitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan 6.1 Mengelola dan mengawasi jumlah rencana penugasan yang terealisasi 394.000 179.156 6.2 Mengawasi kesesuaian LK Perwakilan BPKP dengan SAP 8.060 166.610 6.3 Mengawasi penyelengaraan survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 105.000 104.603 6.4 Mengelola pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA 8.057 39.424 6.5 Mengawasi penyelengaraan survei persepsi kepuasan pegawai atas pencairan anggaran 22.617.662 21.249.628 6.6 Menyelengarakan permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti oleh Biro Hukum dan Humas - 6.7 Mengelola publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa 10.000 5.127 6.8 Mengelola dan mengawasi Pemanfaatan asset 205.850 281.438 6.9 Mengawasi penyelengaraan survei persepsi kepuasan pegawai terhadap layanan sarpras 2.668.803 2.678.652 6.10 Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil audit inspektorat 50.000 8.157 6.11 Mengelola Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas - - 6.12 Mengarahkan dan mengendalikan assessment dan atau sosialisasi tata kelola APIP 34.440 9.460 Jumlah anggaran kegiatan pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPI 3.862.099 3.198.583 Jumlah anggaran kegiatan fasilitasi dukungan manajemen 25.861.582 24.431.357 Jumlah anggaran kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana 205.850 281.438 Jumlah anggaran dan Realisasi 2014 29.929.531 27.911.378