SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd

KUESIONER 7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Petani Kepada Yth. Ibu/Bapak/Saudara Responden Di tempat

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR.

V. GAMBARAN UMUM KPJI

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

PENANGANAN PASCA PANEN

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

PELUANG BISNIS JAMUR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB IV METODE PENELITIAN

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG.

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI PEMASOK BAHAN BAKU PLYWOOD DI PERUSAHAAN MEUBEL CV. BINTANG TERANG SEMARANG

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

III. METODOLOGI PENELITIAN


ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR. Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2.

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

BUDIDAYA JAMUR TIRAM. Oleh : NILA ANGGRAENI PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Transkripsi:

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah produk termasuk jamur tiram adalah pemilihan saluran pemasaran yang tepat. Saluran pemasaran merupakan sekelompok organisasi yang saling bergantung dan memiliki beragam fungsi serta terlibat dalam proses menghasilkan suatu produk sehingga siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Sebagai produsen yang menghasilkan jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri juga melakukan pemilihan saluran pemasaran yang akan mereka gunakan untuk memasarkan jamur tiram. Untuk itu akan dilihat saluran pemasaran jamur tiram yang digunakan P4S Cijulang Asri dan bagaimana keuntungan yang diperoleh P4S Cijulang Asri dengan memilih saluran pemasaran tersebut melalui kegitan PKPM. Kegiatan PKPM ini dilakukan 2,5 bulan atau 10 minggu mulai pada tanggal 14 April 2016 21 Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. P4S Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar, Kp. Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kec. Cisarua, Kab. Bogor. Berdasarkan hasil kegiatan PKPM tersebut diketahui bahwa P4S Cijulang Asri memasarkan produknya berupa jamur tiram segar melalui dua saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran langusng sebanyak 40% dan saluran pemasaran melalui pedagang pengumpul sebanyak 60%. Dengan melakukan pemasaran secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul diperoleh beberapa keunggulan sehingga dapat menguntungkan usaha budidaya jamur tiram di P4S Cijulang Asri diantaranya sediktnya kontak dengan konsumen yang harus dilakukan produsen, tidak perlunya produsen menyediakan fasilitas penyimpanan, resiko produk yang tidak terjual yang akan ditanggung oleh pedagang pengumpul, penjualan yang stabil karena seluruh produk akan dibeli oleh pedagang pengumpul dan biaya pemasaran yang lebih rendah. Kata Kunci : Jamur tiram, Saluran distribusi, P4S Cijulang Asri, Keuntungan. 1 Mahasiswa Program studi Agribisnis BP 1301361017. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 1

a. Latar belakang Jamur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang saat ini banyak diminati dan dibudidayakan di Indonesia. Pada umumnya jamur hidup liar di hutan, kebun, ataupun pekarangan rumah. Dari 70.000 jamur yang saat ini sudah dikenal terdapat jamur yang bermanfaat bagi manusia dan jamur yang merugikan. Pada awal perkembangannya masyarakat hanya memanfaatkan jamur yang tumbuh liar untuk dikonsumsi. Namun, seiring meningkatnya permintaan terhadap jamur maka masyarakat sudah mulai membudidayakan jamur tersebut. Diantara beberapa jenis jamur yang dapat dikonsumsi, jamur tiram paling banyak dibudidayakan. Di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Barat jamur tiram sangat potensial untuk dikembangkan dengan skala komersial karena permintaan pasar yang masih tinggi. Berdasarkan keterangan dari perusahaan katering terkenal di Bandung, dibutuhkan sedikitnya 200 kg jamur tiram setiap minggu. Dan dibeberapa rumah makan sunda sedikitnya 50 bungkus pepes jamur tiram laku setiap hari (Suriawiria, 2010) Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah produk termasuk jamur tiram adalah pemilihan saluran distribusi yang tepat. Fungsi utama saluran distribusi adalah untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen sesuai dengan sasaran pemasaran atau target pemasaran dan target penjualan yang telah ditetapkan oleh produsen. Dengan adanya saluran distribusi produk yang dihasilkan oleh PENDAHULUAN produsen akan lebih mudah disalurkan kepada konsumen. Keputusan dalam menentukan saluran distribusi yang dipilih merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh produsen. Hal ini dikarenakan pemilihan saluran distribusi akan mempengaruhi keputusan pemasaran yang lainnya seperti biaya produksi, biaya pemasaran, harga jual dan tentunya juga akan mempengaruhi penjualan dan keuntungan yang akan diperoleh. Disamping itu pemilihan saluran distribusi juga bertujuan untuk menjaga kelancaran distribusi sebuah produk sehingga produk tersebut selalu tersedia saat dibutuhkan dan dapat peroleh dengan mudah serta dekat dengan konsumen. Maka pemilihan saluran pemsaran yang tepat sangatlah penting untuk menjaga kelancaran distribusi barang. Salah satu penghasil jamur tiram di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Cisarua adalah P4S Cijulang Asri. Kegiatan budidaya jamur tiram di P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan media tanam jamur tiram (baglog) sampai dengan kegiatan panen dan pemasaran. Sebagai produsen yang menghasilkan jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri juga melakukan pemilihan saluran distribusi yang akan mereka gunakan untuk memasarkan jamur tiram. Berdasarkan hal diatas maka akan dilihat bagaimana saluran distribusi jamur tiram yang dilakukan di P4S Cijulang asri dan alasan atau keunggulan dari saluran distribusi yang dipilih oleh P4S Cijulang Asri tersebut. 2

b. Tujuan 1. Mengetahui saluran distribusi yang digunakan untuk memasarkan jamur tiram di P4S Cijulang Asri 2. Mengetahui keunggulan pemasaran jamur tiram melalui pedagang perantara dalam meningkatkan keuntungan METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan tempat pelaksanaan Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan kegiatan PKPM ini dilakukan 2,5 bulan atau 10 minggu mulai pada tanggal 14 April 2016 21 Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. P4S Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar, Kp. Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kec. Cisarua, Kab. Bogor. b. Ruang lingkup P4S Cijulang Asri yang bergerak dalam bidang budidaya tanaman hortikultura khusunya jamur tiram menggunakan saluran distribusi langsung dan tidak langsung dalam memasarkan produknya yaitu berupa jamur tiram segar. Pemasaran jamur tiram segar lebih banyak dilakukan melalui pemasaran secara tidak langsung kepada pedagang pengumpul yang setiap hari menerima pasokan jamur tiram segar dari petani yang ada di Kecamatan Cisarua khususnya Desa Kopo. Pemilihan saluran distribusi ini dikarenakan jamur tiram yang memiliki daya tahan yang tidak terlalu lama sehingga tingginya resiko kegagalan yang dihadapi jika dipasarkan seluruhnya secara langsung. Dan dengan dipasarkan kepada pedagang pengumpul resiko tersebut dapat dihindari. Ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada laporan ini adalah mengetahui jenis saluran distribusi jamur tiram yang digunakan di P4S Cijulang Asri dan mengetahui keunggulan atau kelebihan yang diperoleh oleh P4S Cijulang Asri dengan memilih saluran distribusi melalui pedagang pengumpul dalam memasarkan jamur tiram. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cijulang Asri yang beralamat di Kampung Cijulang, Desa Kopo Rt 03/05, Kec. Cisarua Kab. Bogor merupakan lembaga pendidikan pertanian di pedasaan yang mewadahi petani yang memiliki keahlian dibidang pertanian untuk dapat dilatih dan memberikan pelatihan kepada masyarakat terutama dalam budidaya jamur tiram. P4S ini mulai dibentuk pada tanggal 6 Juni 2007 oleh 20 orang petani yang pada saat itu bersepakat untuk membentuk sebuah lembaga yang dapat mewadahi potensi dan keahlian yang beragam yang dimiliki oleh masyarakat terutama dalam bidang pertanian di Desa Kopo khususnya Kampung Cijulang. P4S ini kemudian di SK-kan pada tahun 2010 dari Mentri Pertanian (ESDM) no. 137/sm 440.p- 137/j/10/2010. Saat ini P4S Cijulang Asri mewadahi 5 kelompok tani yang berada di Desa Kopo yaitu kelompok tani Cijulang Asri, Kelompok tani Cijulang Asri II, Kelompok tani Krisantum, Kelompok tani Lamelang Bada dan Kelompok tani Berkah Alam dengan total luas lahan kelompok tani sebesar 67 ha. Adapun untuk budidaya jamur tiram putih dilakukan oleh kelompok tani Cijulang Asri. Rata-rata penerimaan P4S Cijulang Asri dari kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih adalah Rp 250.000,- atau Rp 7.500.000,- per bulan atau Rp. 90.000.000,- per tahun. 3

Kegiatan produksi di P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan sarana produksi, kegiatan budidaya, sampai pada kegiatan panen dan pasca panen serta kegiatan pemasaran. Dalam pemasarannya, produk dikemas sesuai saluran distribusinya. Untuk produk yang dipasarkan secara tidak langsung dikemas dalam bentuk curah menggunakan kantong plastik sementara untuk pemasaran langsung dikemas dalam plastik hampa udara mengggunakan vacum sealer. b. Pembahasan 1. Analisis saluran distribusi 1. Saluran distribusi langsung Saluran distribusi langsung juga dikenal dengan saluran distribusi tingkat nol, dimana produk berupa jamur tiram dipasarkan oleh produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara. P4S Cijulang Asri pada awal perkembangnnya ditahun 2008 memasarkan produknya berupa jamur tiram secara langsung kepada konsumen. Dilakukannya pemasaran secara langsung adalah karena pada saat itu jamur tiram adalah komoditi baru yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Sehingga untuk memasarkan jamur tiram perlu dilakukan promosi secara langsung kepada konsumen. Pemasaran jamur tiram secara langsung dilakukan dengan menjual jamur tiram di pasar tradisonal. Kegiatan pemasaran ini dilakukan oleh salah satu anggota kelompok tani yang dibina oleh P4S Cijulang Asri. Saat ini pemasaran secara langsung masih dilakukan namun penjualan secara langsung bersifat pesanan. Jamur tiram tidak lagi dijual kepasar tradisonal melainkan diambil sendiri oleh pemesan atau diantar langsung kealamat pemesan. Jumlah jamur tiram yang dipasarkan secara langsung tidak tetap dan tidak dilakukan setiap hari. Persentase penjualan jamur tiram secara langsung adalah sekitar 40% dari total penjualan jamur tiram selama 1 periode (4 bulan) dengan ratarata penjualan 80-100 kg dari total produksi 250 kg untuk 500 baglog. Konsumen yang memesan jamur tiram kebanyakan adalah masyarakat yang membeli jamur tiram untuk kebutuhan konsumsi. Adanya pemasaran jamur tiram secara langsung dilakukan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan memenuhi permintaan konsumen. Untuk pemasaran jamur tiram secara langsung, jamur tiram dikemas menggunakan plastik vacum dan vacum sealer. Jamur tiram dikemas dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp. 15.000/ kg. Keuntungan adanya pemasaran secara langsung adalah konsumen dapat memeperoleh harga yang lebih rendah karena pendeknya rantai pemasaran. disamping itu, konsumen dapat memperoleh jamur tiram segar dengan kualitas yang bagus karena langsung diterima setelah pemanenan. Serta konsumen dapat menikmati produk yang dipesan dengan cepat. Namun, terdapat beberapa kelemahan bagi produsen diantaranya biaya produksi yang lebih tinggi karena jamur tiram yang dipasarkan secara langsung dikemas dengan kemasan khusus dan sealer khusus yang harganya lebih tinggi. Dan juga terdapat biaya tambahan seperti biaya transportasi dalam pengiriman jamur tiram yang dipesan serta dibutuhkannya tenaga pemasaran untuk melakukan pemasaran tersebut. Adapun bagan saluran distribusi secara langsung dapat dilihat sebagai berikut: Produsen (P4S) Konsumen Gambar 1. Bagan saluran distribusi jamur tiram secara langsung Sementara itu, produk jamur tiram yang dipasarkan secara langsung dapat dilihat pada gambar 4. 4

Gambar 2. Jamur tiram yang dipasarkan secara langsung 2. Saluran distribusi tidak langsung Saluran distribusi secara tidak langsung yang digunakan oleh P4S Cijulang Asri adalah saluran distribusi tingkat 2. Dimana, dalam memasarkan jamur tiram terdapat dua perantara sebelum jamur tiram tersebut diterima oleh konsumen akhir. P4S Cijulang Asri saat ini menggunakan perantara yaitu pedagang pengumpul untuk memasarkan sebagian besar produksi jamur tiram (60%). Saat ini jamur tiram telah banyak dikenal oleh masyarakat dan diminati. Meningkatnya minat masyarakat tersebut tentunya juga meningkatkan permintaan terhadap jamur tiram tersebut. Peningkatan permintaan jamur tiram juga diikuti dengan peningkatan jumlah petani yang membudidayakan jamur tiram sehingga penawarnnya juga bertambah. Namun, jamur tiram tidak memiliki daya tahan yang lama yaitu hanya satu hari setelah panen. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan resiko kegagalan dan kerugian bagi petani jamur tiram jika jamur tiram tidak laku terjual dalam satu hari. Sehingga petani jamur tiram perlu memikirkan cara untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satunya adalah melalui pemilihan saluran distribusi yaitu melalui pedagang perantara seperti pedagang pengumpul. Pemilihan saluran distribusi melalui pedagang perantara untuk memasarkan jamur tiram disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya petani jamur tiram dapat kehilangan sebagian sumber keuangannya apabila melakukan pemasaran langsung ataupun melalui pedagang pengecer disebabkan daya tahan jamur tiram yang tidak terlalu lama. Pedagang perantara juga membantu dalam pencarian konsumen, kegiatan promosi, penyediaan informasi, pengepakan dan pembungkusan serta dalam penyortiran. Disamping itu, pedagang perantara membantu dalam kegiatan distribusi, menyediakan peralatan, transportasi, dan dalam kegiatan penyimpanan produk sehingga produk yang diterima konsumen terjaga kualitasnya. Oleh karena itu, dalam pemasaran jamur tiram di P4S Cijulang Asri lebih banyak dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui perantara seperti pedagang pengumpul. Hasil produksi jamur tiram di P4S Cijulang Asri dipasarkan melalui pedagang pengumpul yang berada disekitar lokasi produksi. Kegiatan pemasaran dilakukan setiap hari karena panen jamur tiram yang juga dilakukan setiap hari. Dalam pemasaran melalui pedagang pengumpul tersebut tidak menggunakan tenaga khusus pemasaran dan tidak adanya biaya transportasi atau biaya pengangkutan pemasaran. Hal ini dikarenakan pedagang pengumpul yang memasok jamur tiram akan menjemput langsung hasil panen ketempat produksi (kubung jamur tiram) di P4S Cijulang Asri. Jamur tiram tersebut dijual secara curah dan dikemas menggunakan kantong plastic dengan berat 5 kg per kemasannya. Harga jual jamur tiram 5

yang dipasarkan kepada pedagang pengumpul adalah Rp. 10.000/ kg. Jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung adalah seluruh hasil panen jamur tiram pada hari tersebut dikurangi jumlah jamur tiram yang dipasarkan secara langsung. Pemasaran jamur tiram secara langsung tidak dilakukan setiap hari atau hanya pada saat ada pesanan dari konsumen. Sehingga jumlah jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul adalah sebesar 60% dari total penjualan atau sebanyak 150-170 kg jamur tiram dari total produksi 250 kg jamur tiram dari 500 baglog dalam 1 periode (4 bulan). Bagan alir pemasaran jamur tiram secara tidak langsung adalah sebagai berikut: Produsen Pedagang pengumpu l Pengecer Konsumen Gambar 3. Saluran distribusi jamur tiram secara tidak langsung Disamping itu, produk jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul dapat dilihat pada Gambar 6: Gambar 4. Jamur tiram yang dipasarkan secara tidak langsung Sebelum sampai ketangan konsumen jamur tiram yang telah dibeli oleh pedagang pengumpul akan dijual kepada pedagang pengecer yang berada di beberapa wilayah seperti Bogor, Bandung dan Jakarta. Kemudian pedagang pengecer akan menjual jamur tiram tersebut kepada konsumen akhir Harga jamur tiram ditingkat konsumen akhir bisa mencapai Rp 20.000/ kg Adapun dalam menentukan perantara yang digunakan, P4S Cijulang Asri menggunakan strategi distribusi selektif, dimana P4S Cijulang Asri selaku produsen jamur tiram putih memilih dan menggunakan pedagang pengumpul sebagai perantara dalam pemasaran jamur tiram putih tersebut. Dengan menggunakan strategi ini P4S tidak perlu menggunakan tenaga pemasaran, biaya lebih rendah, meraih ruang lingkup pasar yang lebih besar dan terciptanya hubungan baik dengan perantara tersebut. 2. Faktor pemilihan saluran distribusi jamur tiram di P4S Cijulang Asri Menurut Dwiyanto (2005) pemilihan saluran distribusi sebuah produk dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik produk, karakteristik perusahaan dan karakteristik perantara. Berdasarkan karakteristik produknya jamur tiram merupakan produk pertanian yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk produk dengan karakteristik tersebut jenis saluran distribusi yang sebaiknya digunakan adalah saluran distribusi secara langsung. Karena jika dipasarkan secara tidak langsung maka resiko produk diterima dalam kondisi rusak oleh konsumen lebih besar. Hal ini sehubungan dengan kemungkinan 6

keterlambatan dalam penanganannya yang berpindah-pindah. Berdasarkan uraian diatas produk P4S Cijulang Asri berupa jamur tiram putih segar selayaknya dipasarkan secara langsung. Namun, dalam prakteknya lebih dari 50% hasil panen dipasarkan secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik perusahaan sendiri yang masih termasuk dalam kategori perusahaan skala kecil dengan hasil produksi 5-7 kg jamur tiram/ hari. Akan lebih aman bagi perusahaan untuk memasarkan produknya melalui perantara berupa pedagang pengumpul karena pedagang perantara memiliki karakteristik yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas atau kekuatan-kekuatan yang menjamin semua hasil panen jamur tiram putih terjual. Adapun alasan P4S Cijulang Asri melakukan pemasaran jamur tiram melalui pedagang pengumpul adalah sebagai berikut: Sifat produk Sifat produk yaitu jamur tiram yang tidak tahan lama dan mudah rusak justru menjadi alasan dilakukannya pemasaran melalui pedagang pengumpul. Karena jika dilakukan pemasaran secara lngausng dan produk tidak terjual maka akan menimbulkan kerugian disebabkan tidak adanya fasilitas penyimpanan yang memadai. Sementara dalam pemasaran melalui pedagang pengumpul berapapun hasil panen akan diterima oleh pedagang pengumpul dan terdapat beberapa pengumpul yang akan menerima hasil panen jika satu pengumpul sudah tidak dapat menerima hasil panen. Skala produksi Skala produksi dalam budidaya jamur tiram di P4S cijulang Asri masih tergolong skala kecil dimana dalam satu hari rata-rata hasil panen adalah 5 7 kg jamur tiram. Dengan skala ini akan sulit melakukan pemasaran secara langsung karena biaya produksinya akan bertambah sementara produk jamur tiram yang akan dipasarkan jumlahnya sedikit. Sehingga pertambahan biaya tersebut akan mengurangi kuentungan yanga akan diperoleh. Disamping itu, permintaan jamur tiram segar untuk kebutuhan konsumsi oleh masyarakat relatif lebih sdikit diabndingkan kebutuhan jamur tiram untuk industri makanan. Skala produksi yang kecil ini juga tidak memungkinkan P4S untuk menjalin kerjasama dengan restoran maupun industri yang membutuhkan jamur tiram. Karena rata-rata kebutuhan jamur tiram sebagai bahan baku makanan di satu restoran adalah sebanyak 200 kg jamur tiram/ minggu Biaya produksi Jika dipasarkan secara langusng maka akan menimbukan biaya tambahan berupa plastik kemasan dan alat pengemas berupa vacum sealer. Penggunaan vacum selaer bertujuan untuk mempertahankan mutu dan kesegaran jamur tiram sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama yaitu 5 7 hari. Namun, harga jual jamur tiram secara langsung dan melalui pedagang pengumpul hanya memiliki sedikti perbedaan yaitu Rp. 10.000/ kg melalui pedagang pengumpul dan Rp. 12.000 15.000/ kg secara langsung. Sehingga produsen akan lebih diuntungkan jika pemasaran jamur tiram dilakukan secara tidak langsung. Pelayanan yang diberi perantara 7

Pedagang pengumpul memberikan beberapa pelayanan bagi petani jamur tiram diantaranya: o menerima berapapun hasil panen, o menetapkan harga jual yang tetap dan tidak dipengaruhi harga pasar, sehingga jika harga pasar jamur tiram mengalami penurunan pedagang pengumpaul akan tetap membeli hasil panen dengan harga yang telah disepakati, o kerugian jika produk tidak laku terjual ditanggung oleh pedagang pengumpul 3. Perantara dalam pemasaran jamur tiram Dalam memasarkan jamur tiram di P4S Cijulang Asri terdapat 3 pedagang pengumpul selaku perantara. Berikut adalah pedagang pengumpul yang memasok jamur tiram dari P4S Cijlang Asri. Tabel 1. Daftar pedagang pengumpul yang memasok jamur tiram dari P4S Cijulang Asri No Nama pedagang pengumpul Alamat Waktu 1 Ujang Cijulang Pagi 2 Saragih Cijulang Siang 3 H. Ahmad Gadog Sore Adapun dalam memasarkan jamur tiram kepada pedagang pengumpul terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang telah dibuat dan disepakati oleh pihak P4S Cijulang Asri dan pedagang pengumpul. Syarat dan ketentuan tersebut adalah: 1. Waktu dan pemilihan pemasok Penentuan pedagang pengumpul yang digunakan dalam memasarkan jamur tiram di P4S Cijulang Asri adalah berdasarkan waktu panen. Jika panen dilakukan pada pagi hari maka jamur tiram tersebut akan dipasarkan kepada Bapak Ujang, sementara jika panen dilakukan pada siang hari maka jamur tiram dipasarkan pada Bapak Saragih dan kepada H. Ahmad jika panen dilakukan pada sore hari. Pada P4S Cijulang Asri sendiri, panen dilakukan pada pagi hari. Sehingga jamur tiram lebih sering dipasarkan melalui Bapak Ujang. 2. Jumlah jamur tiram yang dapat dipasok Dalam memasok jamur tiram di P4S Cijulang Asri pedagang pengumpul tidak membatasi jumlah pasokannya. Berapapun hasil panen jamur tiram akan diterima karena jmaur tiram tersebut akan dipasarkan ke berbagai daerah seperti Jakarta. Namun, pedagang pengumpul hanya akan membayar jamur tiram per 1 kg. Jika hasil panen memiliki kelebihan beberapa gram maka jumlah tersebut tidak akan dibayar. 3. Kemasan jamur tiram Jamur tiram yang dijual ke pedagang pengumpul dikemas dalam kemasan plastik berukuran 40 x 60 cm atau kemasan plastik ukuran 45 x 65 cm tergantung jumlah panen pada hari tersebut. Cara pengemasan jamur tiram adalah dengan menyusun jamur tiram dalam posisi terbalik dimana tudung jamur menghadap kebawah dan tangkainya diatas. Kemudian pada bagian luarnya jamur tiram disusun dalam posisi tudung menghadap keluar sehingga memiliki tampilan yang rapi dan menarik. Plastik kemasan tersebut diikat dengan menyisakan ruang udara didalamnya 4. Mutu dan kualitas jamur tiram Jamur tiram yang dijual kepada pedagang pengumpul harus memiliki mutu dan kualitas yang baik. Adapun syarat jamur tiram yang dapat dikemas dan dijual kepedagang pengumpul adalah : 8

a. Jamur tiram harus sudah dibersihkan dari sisa baglog dan dipotong bagian akarnya b. Saat dibersihkan, jamur tiram tidak dipisahkan dari rumpunnya c. Jamur tiram yang dikemas haruslah jamur tiram yang tudungnya tidak mengandung banyak air atau lembab karena dapat mempercepat pembusukan. 4.Keunggulan distribusi melalui pedagang perantara d. Jamur tiram harus dalam kondisi baik, tidak cacat, warna putih bersih dan tidak kekuningan, tudung tidak keriting dan bebas dari hama dan penyakit e. Saat dijual jamur tiram sudah dalam kondisi dikemas dengan rapi Untuk dapat melihat keunggulan pemasaran jamur tiram melalui pedagang pengumpul maka dapat dilihat tabel perbandingan berikut : Tabel 2. Perbedaan keunggulan pemasaran jamur tiram secara langsung dan tidak langsung No Pembeda Pemasaran langsung 1 Kontak produsen dengan konsumen Banyak 2 Fasilitas penyimpanan Harus tersedia 3 4 Waktu produk sampai ketangan konsumen akhir Resiko produk tidak terjual 5 Harga jual 6 Penjualan 7 Biaya Cepat Ditanggung petani Rp. 15.000 20.000/ kg (tergantung harga pasar) Tidak terjamin: produk belum tentu terjual habis Adanya tambahan biaya kemasan (biaya lebih tinggi) Tambahan biaya alat pengemasan seperti vacum sealer Sedikit Pemasaran tidak langsung Tidak harus tersedia (disediakan pedangan pengumpul) Lambat Ditanggung pedagang pengumpul Rp. 10.000 /kg (harga stabil) Terjamin: berapapun hasil panen diterima pedagang pengumpul Biaya lebih rendah Tidak menggunakan alat dalam pengemasan 9

KESIMPULAN 1. P4S Cijulang Asri dalam memasarkan produknya berupa jamur tiram segar dilakukan melalui dua saluran distribusi yaitu: saluran distribusi langsung sebanyak 40 %. Dimana jamur tiram tersebut dikemas dalam kemasan vacum dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp. 12.000 - Rp.15.000/ kg saluran distribusi tidak langsung melalui pedagang pengumpul sebanyak 60%. Jamur tiram yang dipasarkan secara tidakjamur tiram yang dipasarkan kepada pedagang pengumpul dikemas dengan kantong plastik PP ukuran 40 x 60 cm dengan berat 5 kg atau kemasan plastik ukuran 45 x 65 cm tergantung julah panen pada hari tersebut 2. Dengan melakukan pemasaran secara tidak langsung melalui pedagang pengumpul diperoleh beberapa keunggulan sehingga dapat menguntungkan usaha budidaya jamur tiram di P4S Cijulang Asri. Keunggulan tersebut seperti: Sedikitnya kontak yang dilakukan produsen dengan konsumen Produsen tidak harus menyediakan fasilitas penyimpanan jamur tiram Resiko produk yang tidak terjual ditanggung oleh pedagang pengumpul Seluruh produk jamur tiram dijamin akan terjual habis karena adanya kesepakatan dimana pedagang pengumpul akan menerima berapapun hasil panen janur tiram, dan Biaya produksi yang lebih rendah DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, W. 2005. Evaluasi saluran distribusi pada perusaahaan roti sari royal di Banyudono Boyolali. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Suriawiria, U. 2010. Sukses beragrobisnis jamur kayu. Penebar Swadaya, Jakarta 10