SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial Harga terus meningkat Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan I-2005 yang menggambarkan perkembangan harga rumah baru di 14 kota besar Indonesia termasuk wilayah Jabotabek, mengindikasikan terjadinya kenaikan harga hingga indeks tercatat sebesar 124,97. Secara triwulanan, indeks tumbuh sebesar 1,80% (qt-q), peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,78%). Dilihat berdasarkan tipe rumah, secara q-t-q pertumbuhan indeks tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah yakni sebesar 2,36%, diikuti oleh rumah tipe kecil dan tipe besar masing-masing sebesar 1,81% dan 1,24%. Berdasarkan wilayah, secara q-t-q kota Manado merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi (sebesar 6,26%), terutama karena pertumbuhan indeks harga rumah tipe menengah. Sementara itu, pertumbuhan harga terendah terjadi di kota Medan (sebesar 8%) dan harga rumah di kota Palembang relatif tetap. Sedangkan untuk harga rumah wilayah Jabotabek mengalami pertumbuhan sebesar 2,87%, terutama disebabkan oleh pertumbuhan sebesar 4,31% pada tipe kecil. Grafik 1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Gabungan 14 Kota Besar Di Indonesia (q-t-q) (Indeks) (%) 135 130 4,5 3,5 2,5 1,5 0,5 IHPR Metodologi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2003. Dan pada triwulan 1 2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah (tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar) dan selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1
Pada triwulan mendatang diprakirakan terjadi kenaikan harga dengan laju pertumbuhan yang lebih rendah Para pengembang (developer) mengekspektasikan harga properti residensial pada triwulan II-2005 akan mengalami kenaikan sehingga indeks diperkirakan menjadi sebesar 126,03. Secara triwulanan, indeks diperkirakan tumbuh sebesar 0,84% (q-tq), lebih rendah dibandingkan peningkatan indeks pada triwulan I-2005. Pertumbuhan indeks pada triwulan II-2005 diperkirakan terutama didorong oleh kenaikan harga pada rumah tipe kecil sebesar 8% sedangkan rumah tipe besar dan menengah mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,73% dan 0,71% (q-t-q). Secara triwulanan, kota yang diprakirakan mengalami kenaikan harga rumah tertinggi adalah kota Medan (2,25%). Sedangkan wilayah yang diperkirakan tidak mengalami kenaikan harga adalah Palembang. khusus untuk wilayah Jabotabek diprakirakan hanya mengalami kenaikan sebesar 4%(q-t-q). 135 130 Grafik 2 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil (q-t-q) 6,0 IHPR - Tipe Kecil Grafik 3 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah (q-t-q) 80 60 40 20 0 7,0 6,0 IHPR - Tipe Menengah Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 2
Grafik 4 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar (q-t-q) 3,5 2,5 1,5 0,5 IHPR - Tipe Besar Harga Harga barang sub kelompok tempat tinggal biaya tempat pada triwulan tinggal IHK I-2004 pada triwulan meningkat I-2005 meningkat (inflasi) (inflasi) Dari hasil pengamatan terhadap indeks harga jenis sub kelompok biaya tempat tinggal pada IHK-BPS pada triwulan I-2005 (Maret 2005) memberikan indikasi searah kenaikan harga properti residensial dengan indeks sebesar 126,65. Secara triwulanan, indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal menunjukkan peningkatan sebesar 2,37% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,61%. Sementara itu, pada Maret 2005 sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0,72% (m-t-m). (%) 0 4,50 0 3,50 0 2,50 0 1,50 0 0,50 0 Grafik 5 Perkembangan IHPR dan Indeks Harga Biaya Tempat Tinggal (qt-q) Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II* Perubahan IHPR Perubahan IHK Sub Kel. Biaya Tempat Tinggal Pertumbuhan IHPR secara tahunan mengalami peningkatan Secara tahunan (y-o-y), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2005 mencatat kenaikan sebesar 5,45%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (4,61%). Meningkatnya angka pertumbuhan tahunan tersebut terjadi pada keseluruhan tipe rumah dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada tipe rumah menengah (6,10%), diikuti oleh rumah tipe kecil (5,28%) dan tipe rumah besar (4,96%). Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Surabaya (9,%) dan terendah terjadi Denpasar (0,68%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 5,23%. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 3
pada triwulan II-2005 diprakirakan kembali melambat. Sementara pada triwulan II-2005, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) secara tahunan diprakirakan sebesar 4,73%, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan indeks pada triwulan sebelumnya (5,45%). Melambatnya pertumbuhan tahunan tersebut diperkirakan terjadi pada semua tipe rumah, dimana rumah tipe menengah, kecil dan besar masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 5,32%, 5,11% dan 3,76%. Menurut wilayah, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Surabaya (9,56%) dan terendah terjadi di kota Bandar Lampung (1,38%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 3,96%. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 4
NO KOTA Tabel 1 Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan I-2005 Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG 5 0,23 1,59 0,96 4,44 5,37 7,91 5, 2 BANDAR LAMPUNG 4 0,89 0,55 0,49 0,46 7,43 12, 6,93 3 BANJARMASIN 2,55 4,39 2,21 5 8,39 4,55 3,74 5,57 4 DENPASAR 1,94 0,52-0,75 0,57-8 2,36-0,27 0,68 5 PALEMBANG 0 0 0 0 7,28 9,40 1,25 5, 6 SEMARANG 3,30 2,33 1,85 2,49 14 14 3,97 8,32 7 YOGYAKARTA 2 0,38 1,10 0,83 5,55 3,37 12,59 7,14 8 PADANG -0,60 0 2,56 0,65 2,76 0 2,56 1,78 9 MEDAN 0,28-0,18 0,15 8 1,57-0,16 6 0,83 10 MAKASSAR 5,82 4,38 0 3,40 14,89 8,82-0 7,44 11 MANADO 2,52 10-6,26 2,52 17,33-9,80 12 SURABAYA 2,33 4,61 4,65 3,86 5,53 9,30 14,92 9, 13 PONTIANAK 0,75 3,42 0 1,39 1,97 4,46 0 2,48 14 JABOTABEK 4,31 8 2,23 2,87 8,12 3,36 4,22 5,23 Gabungan 14 Kota 1,81 2,36 1,24 1,80 5,28 6,10 4,96 5,45 Tabel 2 Ekspektasi Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan II-2005 NO KOTA Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG 1 1,19 0,49 0,56 3,70 5,89 8,23 5,93 2 BANDAR LAMPUNG 0 0 0,30 0,10 0,46 2,84 0,86 1,38 3 BANJARMASIN 1, 0,68 8 0,89 7,28 6, 3,82 6,00 4 DENPASAR 3,11 0,23 6 1,80 2,89 2,10 1,29 2,12 5 PALEMBANG 0 0 0 0 7,28 9,40 1,25 5, 6 SEMARANG 7 0,55 0 0,54 8,55 6,57 2,55 5,87 7 YOGYAKARTA 0,47 1,15 0,62 0,74 4,23 2,97 6,20 4,47 8 PADANG 1,27 2,87 2,37 2,17 2,64 2,87 4,99 3,51 9 MEDAN 4,56 2,12 6 2,25 4,88 1,96 1,30 2,72 10 MAKASSAR 0 0,33 0 0,11 14,15 8,56-0 7,12 11 MANADO 0-1,52 - -0,76 2,52 8,33-5,46 12 SURABAYA 2,37 2,38 1,22 1,99 4,75 9,30 14,73 9,56 13 PONTIANAK 0,38 0 2,25 0,88 2,36 3,42 2,25 2,69 14 JABOTABEK 0 3 8 4 5,92 5 2,93 3,96 Gabungan 14 Kota 8 0,71 0,73 0,84 5,11 5,32 3,76 4,73 Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 5