BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD)

DAFTAR PUSTAKA. BPOM Peraturan Ka BPOM No.1. Jakarta : BPOM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Toserba Yogya Plaza Indah Bogor di Jalan KH.

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

3.1 Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELAYANAN SMU ISLAM YMI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

Grace Elizabeth

BAB I PENDAHULUAN I-1

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilimiah serta aturan aturan yang berlaku (Natsir,

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian populasi yang diteliti

PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

1 BAB III 2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

Bab 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran dan Penetapan Skala DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek. dikarenakan wholesaler di Kota Surabaya menjanjikan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

2.6.2 Nonprobability Sampling Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen...

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harapan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Terhadap Program Studi (Room 1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan April sampai dengan september 2015.

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 FlowChart Metodologi Penelitian. 3.1 Studi Lapangan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang digunakan berupa bahan baku dan bahan tambahan pangan. Bahan baku yang digunakan ialah air, susu bubuk, konsentrat protein whey, sereal (oat, quinoa, barley), gula, mineral dan vitamin. Sedangkan bahan tambahan pangan sebagai pendukung bahan baku antara lain penstabil dan perisa. Proses produksi minuman susu sereal UHT dibagi dalam 6 tahap yaitu tahap penyiapan barang, pencampuran bahan, pengadukan campuran, homogenisasi produk, sterilisasi produk menggunakan metode UHT dan pengemasan produk. 3.2.Langkah-langkah Penelitian Tahapan penelitian pada tugas akhir ini dilakukan dengan mengikuti langkah dalam Gambar 3.1 42

43 Mulai Studi Pendahuluan Studi Pustaka Observasi Lapangan Identifikasi Masalah Perumusan Masalah, Penetapan Tujuan, dan Manfaat Penelitian Pembuatan kuesioner : Penentuan atribut dan variabel Penyebaran kuesioner Pengumpulan Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tidak Ya Pengolahan Data Penggunaan Konsep QFD Fase 1: Penyusunan Matriks House of Quaity 1. Menyusun Persyaratan Pelanggan 2. Menyusun Persyaratan Teknik 3. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik 4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik 5. Penilaian Kompetitif 6. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Pelanggan 7. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Penjelasan hasil QFD Usulan produk Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 3.1 Kerangka Metode Penelitian

44 3.3.Jenis Data Data Primer: a. Data merek minuman susu/susu sereal yang sering dikonsumsi b. Data tingkat kepentingan pelanggan c. Data tingkat kepuasan terhadap produk minuman susu sereal UHT dan produk kompetitor d. Data tingkat kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan e. Data tingkat kepuasan produk hasil pengembangan Sedangkan untuk dara sekunder yaitu artikel maupun jurnal yang berkaitan dengan pembuatan produk minuman susu sereal UHT dan beberapa materi yang berkaitan dengan upaya pengembangan produk yang dilakukan. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan media kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang bekerja di pagi hari khususnya PT SHP dan pengisian kuesioner tersebut menggunakan wawancara langsung dengan target konsumen dan diskusi dengan tim RnD untuk pengisian matriks hubungan atribut. Data kuesioner merupakan data primer yang diperlukan untuk penyusunan HOQ, selain itu diperlukan data sekunder antara lain data konsumsi susu penduduk indonesia dan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan susu. Data sekunder dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik.

45 3.5.Menentukan Variabel Kuesioner Karakteristik kebutuhan dan keinginan konsumen (Voice of Customer) terhadap pengembangan produk minuman susu sereal UHT yang akan digunakan untuk penyusunan kuesioner mengacu pada kuesioner penelitian terdahulu yaitu analisis pengembangan produk susu oleh Okky Rizkia Yustian. Sehingga atribut-atribut produk yang akan digunakan untuk kuesioner sebagai berikut: Tabel 3.1. Atribut produk minuman susu sereal UHT No. Atribut 1 Aroma produk 2 Rasa produk 3 Mouthfeel (tekstur) produk 4 Warna produk 5 Kandungan Gizi 6 Klaim kesehatan 7 Jenis pemanis 8 Desain kemasan 9 Informasi Produk 10 Mudah disimpan 11 Volume produk 12 Tanggal Kadaluarsa 13 Keterangan Halal 14 Keterangan BPOM RI 15 Kemasan Mudah dibuka 16 Tidak ada cemaran 17 Harga Sumber : Yustian, 2014

46 3.6.Penyebaran Kuesioner Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi dan merupakan kumpulan semua elemen dimana sampel diambil. Sample terdiri dari sejumlah anggota populasi yang diambil (Sekaran,2006). Penyebaran kuesioner dilakukan kepada karyawan PT SHP di Cakung yang biasa mengonsumsi minuman susu /susu sereal. Penelitian ini menggunakan dua responden yaitu responden konsumen dan responden perusahaan. Untuk responden konsumen dipilih sebanyak 54 responden. Penentuan jumlah responden berdasarkan perhitungan slovin s method yaitu: Keterangan: N = 62 orang e = 5% (tingkat kesalahan)(0,05) Untuk responden perusahaan dipilih tim RnD dari pihak PT SHP khusunya departemen Liquid.

47 3.7. Penyusunan Kuesioner Kuesioner ini diberikan ke karyawan PT SHP yang biasa mengonsumsi minuman susu /susu sereal untuk mengetahui atribut-atribut apa yang diinginkan. Menurut Sugiyono (2015) tentang skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Pada penelitian ini menggunakan skala interval karena lebih memungkinkan dilakukannya operasi aritmetika terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Untuk menentukan tingkat kepentingan, kesukaan konsumen, skala interval yang dimodifikasi sebagai berikut: a. Penentuan skala tingkat kepentingan sebagai berikut: 1 = Sangat tidak penting 2 = tidak penting 3 = penting 4 = sangat penting b. Penentuan skala tingkat kesukaan sebagai berikut 1 = Sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = suka 4 = sangat suka

48 3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1.Uji Validitas Menurut Riduan (2008) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahian suatu alat ukut (kuesioner). Hasil penelitia yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu kuesioner dinyatakan dengan tingkat kemampuan butir-butir pernyataan dalam kuesioner (Purwanto, 2012). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan menggunakan software SPSS sehingga dapat meminimalisir tingkat kesalahan saat perhitungan. 3.8.2. Uji Reliabilitas Menurut Sekaran (2006) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Purwanto, 2016). Apabila koefisien Cronbach Alpha (r 11 ) 0,7 maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel (Johnson & Christensen, 2012). 3.9. Membuat QFD Fase 1 Penyusunan Matrik House of Quality (HOQ) Menurut Goetch dan Davis analogi untuk menggambarkan struktur QFD adalah suatu matriks yang berbentuk rumah. Istilah yang sering digunakan adalah House of Quality (HOQ). Tembok rumah sebelah kiri adalah persyaratan pelanggan. Pada langkah ini perusahaan berusaha menentukan segala persyaratan yang dikehendaki pelanggan yang berhubungan dengan produk. Agar dapat memenuhi persyaratan

49 pelanggan, perusahaan mengusahakan persyaratan teknik untuk menciptakan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan tersebut. Tembok rumah sebelah kanan merupakan penilaian kompetitif dan pengembangan prioritas persyaratan pelanggan. Penilaian kompetitif terdiri dari penilaian kompetitif persyaratan pelanggan dan penilaian kompetitif persyaratan teknik. Pengembangan prioritas persyaratan pelanggan terdiri dari tingkat kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut persyaratan pelanggan. Dibagian tengah rumah, perusahaan harus mencari hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik. Sedangkan pada bagian atap, langkah yang dilakukan adalah identifikasi trade-off dengan cara mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik. Pada bagian bawah rumah, perusahaan harus membuat prioritas persyaratan teknik agar bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan prioritas persyaratan pelanggan. Pengembangan prioritas teknik terdiri dari derajat kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut dan bobot relatif persyaratan teknik (Silvana, 2004). Analogi matriks House of Quality dapat dilihat pada Gambar 3.2.

50 Gambar 3.2 House of Quality (Rawlings & Quinn, 2000) Berdasarkan gambar 3.2, langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ adalah sebagai berikut menurut Besterfield et al..(silvana, 2004): a. Mendaftarkan Persyaratan Pelanggan (What) Pada penyusunan matriks HOQ langkah pertama dimulai dari penyusunan persyaratan pelanggan. Untuk mengetahui persyaratan pelanggan terhadap sebuah produk dimulai dengan membuat daftar tujuan. Daftar ini sering disebut sebagai APA yang dibutuhkan oleh pelanggan terhadap sebuah produk. Daftar persyaratan pelanggan terdiri dari dua yaitu persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder. Daftar persyaratan pelanggan primer ini

51 biasanya bersifat umum. Definisi lebih jauh dilakukan dengan mendefinisikan sebuah daftar persyaratan pelanggan baru yang lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung persyaratan pelanggan primer, yang disebut dengan persyaratan pelanggan sekunder. Pada langkah ini digunakan kuesioner yang harus diisi oleh responden (konsumen). Hasil dari kuesioner ini adalah daftar persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan primer ditentukan berdasarkan pada karakter dan sifat minuman susu sereal UHT yang sudah ada di pasaran. Kriteria yang akan menjadi persyaratan pelanggan terdiri dari kemasan (jenis kemasan), volume (volume produk), kesehatan (kandungan zat gizi, vitamin, mineral), sensori (warna, aroma, rasa sesuai flavour dan tekstur), safety (kandungan mikroba dan kandungan kimia), dan harga. Persyaratan pelanggan akan menyusun rumah sebelah kiri dari sebuah matriks HOQ. b. Mendaftarkan Persyaratan Teknik (How) Tujuan pembuatan HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain dari sebuah produk agar memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Setelah persyaratan pelanggan dibuat, selanjutnya adalah penyusunan karateristik teknik. Tim QFD harus menyusun karakteristik teknik atau persyaratan teknik (BAGAIMANA) yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan pelanggan. Persyaratan teknik ini akanmenempati bagian atap rumah dari matriks House of Quality. Persyaratan teknik ini terbagi menjadi dua yaitu persyaratan teknik primer dan persyaratan teknik sekunder. Persyaratan teknik primer

52 biasanya bersifat umum. Sedangkan persyaratan teknik sekunder biasanya yang lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung persyaratan teknik primer. Untuk memperoleh persyaratan teknik dilakukan diskusi dengan pihak RnD PT SHP dengan mengacu kepada standar untuk minuman susu sereal UHT yaitu sesuai AKG 2016 kategori umum dan mengandung 3 jenis sereal atau grain. Untuk pengembangan persyaratan teknik lainnya, beberapa persyaratan teknik diperoleh dari mengidentifikasi beberapa merek produk minuman susu sereal UHT yang sudah beredar di pasaran dan merupakan kompetitor bagi pihak perusahaan. c. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik Langkah selanjutnya yaitu membandingkan persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik, dan menentukan hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik bisa menjadi sangat membingungkan karena setiap persyaratan pelanggan mungkin mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan sebaliknya. Pembuatan matriks hubungan dilakukan oleh tim QFD perusahaan. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukan dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik dan setiap persyaratan pelanggan. Pada penyusunan matriks hubungan digunakan simbol untuk menyatakan derajat hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik. Contoh simbol yang digunakan:

53 = Sebuah lingkaran penuh menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9. o = Sebuah lingkaran kosong menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3. = Sebuah segitiga menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1. Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan yang terjadi. Matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan Dan Persyaratan Teknik d. Mengembangkan Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik Matriks hubungan antar persyaratan teknik digunakan untuk mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan yang

saling bertentangan satu sama lain. Untuk menunjukan kekuatan hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik digunakan simbol sebagai berikut: 54 = Sebuah lingkaran penuh menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9. o = Sebuah lingkaran kosong menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3. = Sebuah segitiga menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1. Kotak dibiarkan kosong bila tidak ada hubungan, bernilai 0 Matriks hubungan antar persyaratan teknik dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Matriks hubungan antar persyaratan teknik e. Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif merupakan tabel bobot (atau grafik) yang melukiskan penilaian produk kompetitor. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian kompetitif pelanggan dan penilaian kompetitif teknik.

55 Penilaian kompetitif pelanggan membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan dari matriks hubungan. Sedangkan penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris hubungan dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah matriks hubungan. Untuk penilaian kompetitif pelanggan dan kompetitif teknik digunakan skala Likert empat tingkat dengan bobot sebagai berikut: 1 = Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Baik 4 = Sangat Baik f. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Pelanggan Prioritas persyaratan pelanggan membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif pelanggan. Prioritas persyaratan pelanggan ini terdiri dari kolom untuk kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut. Setiap persyaratan pelanggan diberi rating berdasarkan tingkat kepentingannya bagi pelanggan. Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan membuat keputusan trade-off. Untuk menyusun kolom kepentingan pelanggan digunakan skala Likert empat tingkat, yaitu: 1 = Sangat Tidak Penting 2 = Tidak Penting

56 3 = Penting 4 = Sangat Penting Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan pelanggan dan membuat penilaian baru yang mempertahankan produk tidak berubah atau memperbaiki produk sehingga lebih baik dari produk pesaing. Nilai sasaran menggunakan skala Likert empat tingkat, yaitu: 1 = Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Baik 4 = Sangat Baik Faktor skala kenaikan merupakan rasio antara nilai sasaran dengan rating produk dalam penilaian kompetitif pelanggan. Semakin tinggi nilainya semakin banyak usaha yang harus dilakukan untuk pengembangan produk. Poin penjualan menunjukan sebarapa baik persyaratan pelanggan akan menjual. Nilai yang digunakan untuk poin penjualan yaitu: 1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = Cukup menolong dalam penjualan produk 1,5 = Menolong dalam penjualan produk Bobot absolut diperoleh dari perkalian antara kepentingan bagi pelanggan, faktor skala kenaikan dan poin penjualan untuk setiap persyaratan pelanggan. Setelah menjumlahkan semua bobot absolut, kemudian dihitung persentase ranking untuk setiap persyaratan pelanggan.

57 g. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris berhubungan untuk setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik terdiri dari derajat kesulitran teknik, nilai sasaran serta bobot absolut dan relatif. Derajat kesulitan membantu mengevaluasi kemampuan untuk mengimplementasikan perbaikan kualitas. Derajat kesulitan menempati baris pertama dari prioritas persyaratan teknik. Derajat kesulitan dibuat menggunakan skala Likert empat tingkat, yaitu: 1 = Sangat Mudah 2 = Mudah 3= Sulit 4 = Sangat Sulit Nilai sasaran persyaratan teknik ditentukan oleh tim QFD pengembangan produk. Nilai sasaran persyaratan teknik merupakan sebuah ukuran objektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknik. Untuk penentuan nilai sasaran persyaratan teknik digunakan skala Likert empat tingkat, yaitu: 1 = Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Baik 4 = Sangat Baik Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut dan bobot relatif. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ditentukan dengan

58 mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik, dengan kepentingan pelanggan untuk setiap persyaratan pelanggan, kemudian dijumlahkan. Untuk bobot absolut persyaratan teknik ke-j digunakan rumus: dimana: aj = vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik (j=1,,m) Rij = bobot yang ditunjukan oleh matriks hubungan (i=1,,n, j=1,,m) ci = vektor kolom dari kepentingan bagi pelanggan untuk persyaratan pelanggan (i=1,,n) m = nomor persyaratan teknik n = nomor persyaratan pelanggan Dengan cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan teknik ke-j diberikan dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan pelanggan dengan bobot absolut untuk persyaratan pelanggan, yaitu: dimana: bj = vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratan teknik (j=1,,m) di = vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan pelanggan (i=1,,n)

59 3.10. Penjelasan Hasil QFD Pada tahap ini dijelaskan hasil penelitian yang sudah diolah menggunakan metode QFD. Penjelasan yang diberikan merupakan jabaran dari HOQ. Kemudian bisa diperoleh usulan produk dan posisi produk yang sedang dikembangkan, sehingga dapat dilakukan perbaikan atau tambahan untuk meningkatkan nilai serta posisi produk dibandingkan kompetitor. 3.11. Usulan Produk Pada tahap ini diberikan beberapa usulan produk guna meningkatkan produk pada pengembangan selanjutnya untuk meningkatkan kualitas dan nilai produk dibandingkan kompetitor. 3.12. Kesimpulan dan Saran Langkah terakhir yang dilakukan ialah menarik kesimpulan secara umum dan menyeluruh yang dilakukan setelah seluruh langkah analisa diselesaikan. Kesimpulan merupakan tahap akhir yang dilaksanakan untuk menjawab tujuan penelitian. Selain itu diberikan saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang ketika pengambilan keputusan.